Anda di halaman 1dari 34

FISIOLOGI SISTEM REPRODUKSI

DISUSUN OLEH: KELOMPOK 6


ANNA ETTY
GRACE YULINDA
ADE SUWARYO
ANGGIE DWIJAYANTI
LANJAR ENGGO WINARUM
Sistem Reproduksi Manusia

Sistem reproduksi merupakan salah satu


komponen sistem tubuh yang penting
meskipun tidak berperan dalam homeostasis
dan esensial bagi kehidupan sesorang.
Fungsi Sistem Reproduksi
• Fungsi organ reproduksi pada pria : menghasilkan
sperma (gametogenesis) dan menyalurkan sperma ke
wanita
• Fungsi organ reproduksi pada wanita : memproduksi
sel telur dan sebagai tempat janin berkembang
hingga proses persalinan
Struktur Organ Reproduksi Pria
Alat Kelamin Luar
• Penis berfungsi sebagai alat penetrasi pada vagina wanita saat
kopulasi (persetubuhan).
• Uretra adalah saluran yang mengantarkan urin dan sperma.
• Skrotum (zakar) merupakan suatu kantong kulit yang membungkus
testis dan epididimis.
Alat Kelamin Dalam
• Testis : Pada pria berjumlah sepasang, berbentuk oval, dan terletak
di skrotum. Di dalam testis terjadi proses pembuatan sel kelamin
jantan dan hormon kelamin. Pada testis terdapat pembuluh halus
(vas seminiferus) yang mengandung calon sperma pada bagian
dindingnya. Diantara vas seminiferus terdapat sel bernama sel
interstitial yang berfungsi menghasilkan hormon kelamin, misalnya
testosteron. Selain itu, terdapat sel besar, sel Sertoli yang berguna
untuk memberikan makanan bagi sperma.
• Epididimis : merupakan saluran reproduksi yang berfungsi
sebagai tempat pematangan sperma. Selain itu, epididimis
dibentuk oleh saluran berlekuk-lekuk yang tidak teratur dan
juga menjadi tempat penyimpanan sperma sementara. Saluran
yang menghubungkan antara epididimis dan testis disebut
duktus eferen testis.
• Vas deferens : Saluran ini merupakan lanjutan dari epididimis.
Fungsinya adalah mengangkut sperma menuju vesikula
seminalis (kantong sperma). Vas deferens dan saluran dari
kelenjar kantong sperma akan bersatu membentuk duktus
ejakulatorius yang akhirnya bermuara di uretra.
• Kelenjar Kelamin, yang meliputi :
• Vesikula seminalis: sepasang kelenjar yang berfungsi
menghasilkan 50-60% dari volume total cairan semen yang
berwarna jernih dan kental. Komponen terpenting didalamnya
adalah fruktosa dan prostaglandin.
• Kelenjar prostat: kelenjar kelamin terbesar pada
pria yang menyumbang 15% dari volume total
cairan semen dengan komponen pentingnya
adalah asam fosfatase, seng, sitrat, dan protease.
Kandungan tersebut membuat cairan semen
menjadi lebih encer.
• Kelenjar bulbouretral (Cowper): sepasang
kelenjar kecil yang mengeluarkan cairan sebelum
penis mengeluarkan sperma dan semen.
Hormon Reproduksi Pria
 Hormon gonadotropin : Saat anak laki-laki memasuki masa
pubertas, tubuhnya akan memproduksi lebih banyak hormon
gonadotropin. Hormon ini dihasilkan oleh kelenjar
hipotalamus pada otak. Kenaikan hormon gonadotropin
kemudian akan merangsang produksi hormon luteinizing
hormone dan hormon perangsang folikel (follicle-stimulating
hormone) yang dihasilkan oleh kelenjar pituitari.
 Hormon perangsang folikel (follicle-stimulating hormone) :
Hormon ini sangat penting agar organ reproduksi pria dapat
menghasilkan sperma. Setiap hari produksi sperma yang
dihasilkan bisa mencapai 300 juta, dengan masa pembentukan
tiap sperma sekitar 65–75 hari.
 Luteinizing hormone : Saat hormon ini dilepaskan ke
dalam darah, akan terjadi produksi dan pelepasan
hormon testosteron sebagai hormon utama pada
pria.
 Hormon testosteron : Produksi testoteron pada masa
pubertas memicu berbagai perubahan fisik, seperti
pembesaran testis dan skrotum, penis yang semakin
memanjang, suara yang semakin berat, serta
tumbuhnya rambut di sekitar alat kelamin, wajah, dan
ketiak.
Struktur reproduksi pada wanita
Genetalia interna
1. Vagina
2. Uterus
3. Tuba Fallopi
4. Ovarium

Genetalia eksterna
1. Mons pubis
2. Labia majora
3. Labia minora
4. Clitoris
5. Bulbus vestibulum
6. Glandula vestibularis
major dan minor
7. Vulva (pudendum)
Genetalia Interna Wanita

• Ovarium, disebut indung telur. Ovarium adalah sepasang organ


berbentuk oval yang terletak di rongga perut. Ovarium memiliki
struktur berbentuk bulatan-bulatan yang disebut folikel. Tiap
folikel mengandung sel telur (oosit) yang berada pada lapisan
tepi ovarium. Fungsinya adalah memproduksi telur matang
untuk pembuahan dan produksi hormon steroid dalam jumlah
besar
• Oviduk (Tuba Fallopi) : Oviduk merupakan saluran penghubung
antara ovarium dan rahim (uterus). Di ujungnya terdapat
fimbria yang menyerupai jari-jari untuk menangkap telur yang
matang. Oviduk ini berfungsi untuk membawa sperma dan telur
ke tempat terjadinya pembuahan, yaitu ampula tuba.
• Rahim (Uterus) : Rahim pada wanita hanya ada satu dan tersusun
atas otot yang tebal. Rahim bagian bawah memiliki ukuran yang
lebih kecil dan biasa disebut sebagai leher rahim (cervix). Bagian
yang besar dari uterus disebut dengan corpus uteri. Terdapat tiga
lapsan utama uterus, yaitu perimetrium, miometrium, dan
endometrium. Endometrium merupakan lapisan yang akan
mengalami penebalan dan pengelupasan apabila tidak ada
pembuahan. Fungsi utamanya adalah tempat menunjang
pertumbuhan dan perkembangan janin.
• Vagina : merupakan alat kelamin wanita yang menghubungkan alat
kelamin luar dengan rahim. Vagina terdiri atas otot yang membujur
ke arah belakang. Dinding vagina banyak memiliki lipatan meskipun
lebih tipis dari rahim. Selain itu, lendir yang dihasilkan dari
dindingnya berfungsi mempermudah persalinan. Fungsi vagina
adalah jalan keluarnya darah ketika wanita mengalami menstruasi,
jalan lahir bayi pada proses persalinan, dan jalan masuknya sperma
ke rahim pada proses pembuahan.
Genetalia eksterna wanita
 Mons Pubis : merupakan alat reproduksi wanita di bagian
paling luar. Bagian ini adalah bagian yang ditumbuhi
rambut kemaluan ketika sudah beranjak dewasa.
 Labia Mayora adalah kedua lipatan bulat jaringan lemak
yang memiliki bentuk seperti bibir, berada di bawah mons
veneris dan memanjang hingga perineum (daerah kulit
anatara lubang vagina dan anus).
 Labia Minora adalah dua lipatan jaringan gepeng
berwarna kemerahan letaknya berada didalam labia
mavora dan tidak ditumbuhi rambut
 Klitoris adalah struktur keil yang mengandung jaringan
erektil yang terletak dibagian atas labia minora.
 Vestibulum : Area berbetuk kacang mete yang ditutupi
oleh labia minora, terdiri atas muara uretra, kelenjar
skene, vagina dan kelenjar Bartolin. Berala dibagian
bawah, terdapat saluran kencing atau uretra dan muara
vagina.
 Bulbus Vestibulum : massa jaringan erektil berpasangan
yang ada di sekitar orificium vagina
 Glandula vestibularis major dan minor : kelenjar ini
mensekresi mucus ke dalam vestibule saat terjadi
rangsangan seksual
 Vulva (pudendum) : jaringan erektil dan sensoris untuk
rangsangan seksual dan hubungan seksual, mengarahkan
aliran urin, dan mencegah masuknya bahan asing ke
dalam tractus urogenitalis.
Hormon Reproduksi wanita
 Gonadotropin Releasing Hormone (GnRh) : hormon yang
diproduksi oleh hipotalamus di otak. Fungsi GnRh adalah
menstimulasi hipofisis anterior untuk memproduksi dan
melepaskan hormon gonadotropin. yaitu Folicle Stimulating
Hormone (FSH), Lutheinizing Hormone (LH) dan hCG.
 Follicle Stimulating Hormon (FSH) : Merupakan hormon
gonadotropin yang diproduksi pada sel-sel basal hipofisis
anterior sebagai respon terhadap GnRh yang berfungsi dalam
pertumbuhan dan pematangan folikel granulosa di ovarium
wanita. FSH terikat dengan reseptor spesifik pada membran
plasma sel targetnya, yaitu sel folikel di ovarium dan sel sertoli
di testis. Kenaikan atau penurunan kadar FSH merupakan
indikasi kegagalan gonad akibat disfungsi hipofisis. Oleh karena
itu gangguan ketidaksuburan dapat dipastikan melalui
pengujian kadar FSH.
 Lutheinizing Hormon (LH) : Hormon ini diproduksi di sel-sel kromofob
hipofisis anterior. Hormon ini bersama FSH berfungsi memicu
perkembangan folikel dan menyebabkan ovulasi di pertengahan
siklus. Selama fase lutheal, LH berfungsi mempertahankan korpus
luteum pasca ovulasi. LH terikat pada reseptor membran plasma yang
spesifik dan menstimulasi progesteron oleh sel korpus luteum
 Estrogen dihasilkan oleh ovarium. Terdaaat berbagai jenis estrogen,
akan tetapi yang paling umum untuk reproduksi adalah estradiol.
Estrogen berguna untuk pembentukan ciri-ciri perkembangan seksual
pada wanita, membentuk ketebalan endometrium saat siklus
menstruasi, menjaga kualitas dan kuantitas cairan serviks dan vagina,
membantu mengatur temperatur suhu. Estrogen alami diproduksi
oleh sel teka interna folikel di ovarium secara primer dan dalam
jumlah lebih sedikit diproduksi di kelenjar adrenal melalui konversi
hormon androgen.
 Progesteron diproduksi oleh korpus luteum, sebagian diproduksi di
kelenjar adrenal, dan pada masa kehamilan diproduksi di plasenta.
Fungi progesteron adalah mempertahankan endometrium sehingga
dapat menerima implantasi zigot
• Human Chorionic Gonadotrophin (hCG) merupakan
glikoprotein yang disintesis di sel sinsitiotrofoblas plasenta.
Kadar hCG meningkat dalam darah dan urin segera setelah
implantasi ovum yang sudah dibuahi. hCG berfungsi
meningkatkan dan mempertahankan fungst korpus luteum
dan produksi hormon-hormon steroid terutama pada masa
kehamilan awal
• Prolaktin diproduksi di hipofisis anterior. Fungsi prolaktin
adalah memicu produksi dan sekresi air susu oleh kelenjar
payudara. Di ovarium prolaktin ikut mempengaruhi
pematangan sel telur dan mempengaruhi fungsi korpus
luteum. Pada masa kehamilan prolaktin diproduksi di plasenta.
Prolaktin memiliki efek inhibisi terhadap GnRh hipotaamus,
schingga jika kadar berlebihan dapat terjadi gangguan
pematangan folikel, gangguan ovulasi, dan gangguan
menstruasi berupa amenorea.
PROSES TERJADINYA KEHAMILAN

• Kehamilan adalah merupakan suatu proses


merantai yang berkesinambungan dan terdiri
dari ovulasi pelepasan sel telur, migrasi
spermatozoa dan ovum, konsepsi dan
pertumbuhan zigot, nidasi (implantasi) pada
uterus, pembentukan plasenta, dan tumbuh
kembang hasil konsepsi sampai aterm
• Ovulasi : proses pelepasan ovum yang dipengaruhi oleh
sistem hormonal yang kompleks. Selama masa subur
yang berlangsung 20 sampai 35 tahun, hanya 420 buah
ovum yang dapat mengikuti proses pematangan dan
terjadi ovulasi. Dengan pengaruh LH yang semakin besar
dan fluktuasi yang mendadak, terjadi proses pelepasan
ovum yang disebut ovulasi.
• Spermatozoa : Sebagian besar spermatozoa mengalami
kematian dan hanya beberapa ratus yang dapat
mencapai tuba fallopi. Spermatozoa yang masuk ke
dalam alat genitalia wanita dapat hidup selama tiga
hari, sehingga cukup waktu untuk mengadakan
konsepsi.
 Konsepsi : Pertemuan inti ovum dengan inti
spermatozoa disebut konsepsi atau fertilisasi dan
membentuk zigot. Ovum yang dilepaskan dalam proses
ovulasi. Konsepsi terjadi pada pars ampularis tuba.
Ovum siap dibuahi setelah 12 jam dan hidup selama 48
jam. Kedua inti ovum dan inti spermatozoa bertemu
dengan membentuk zigot.
 Proses Nidasi tau Implantasi : Setelah pertemuan
kedua inti ovum dan spermatozoa, terbentuk zigot yang
dalam beberapa jam telah mampu membelah dirinya
menjadi dua dan seterusnya. Nidasi tau implantasi
terjadi pada hari ke-6 sampai 7 setelah konsepsi. Pada
saat tertanamnya blastula ke dalam endometrium,
mungkin terjadi perdarahan yang disebut tanda
Hartman.
 Pembentukan Plasenta : Sel trofoblas
menghancurkan endometrium sampai terjadi
pembentukan plasenta yang berasal dari primer
vili korealis. Ruangan amnion dengan cepat
mendekati korion sehingga jaringan yang
terdapat di antara amnion dan embrio padat dan
berkembang menjadi tali pusat.
MANAJEMEN LAKTASI

• Manajemen laktasi adalah segala upaya yang


dilakukan untuk menunjang keberhasilan
meyusui. Ruang lingkup manajemen laktasi
dimulai dari masa kehamilan, setelah
persalinan, dan masa menyusui selanjutnya
Anatomi Payudara
• Areola : Letaknya mengelilingi puting susu dan kegelapan
yang disebabkan oleh penipisan dan penimbunan
pigmen pada kulitnya. Selama hamil warna akan menjadi
lebih. Pada daerah ini ada Kelenjar lemak. ini akan
menghasilkan suatu bahan dan dapat melicinkan kalang
payudara selama menyusui.
• Papilla mammae (Puting susu) : terdapat lubang-lubang
kecil yang merupakan muara dari duktus laktiferus,
ujung-ujung serat saraf, pembuluh darah, pembuluh
getah bening, serat serat polos yang tersusun secular
sirkuler.
• Alveoli (Lobus) : unit yang membantu memproduksi
susu. Bagian dari alveolus adalah sel Aciner, jaringan
lemak, sel plasma, sel otot polos dan pembuluh darah.
 Ductus lactiferous : saluran sentral yang merupakan
muara beberapa tubulus laktifer.
 Ampula : bagian duklus lactifer yang melebar,
merupakan tempat menyimpan air susu terletak di
bawah areolla.
 Jaringan lemak dan penyangga ada di sekeliling alveoli
dan duktus laktiferus yang menentukan besar kecilnya
ukuran payudara. Payudara kecil atau besar
mempunyai alveoli dan sinus laktiferus yang sama,
sehingga dapat menghasilkan ASI sama banyak. Di
sekeliling alveoli juga terdapat otot polos, yang akan
berkontraksi dan memeras keluar ASI. Keberadaan
hormon oksitosin menyebabkan otot tersebut
berkontraksi.
Hormon pada payudara
• Hormon Estrogen + deposit lemak : Merangsang
pertumbuhan kelenjar mammaria payudara untuk
memberikan massadan ini akan meningkat selama
keadaaan estrogen tinggi pada kehamilan.
• Hormon Progesteron : Perkembangan akhir payudara
menjadi organ yang menyekresi air susu juga
memerlukan progesteron. Dan ini akan secara sinergistik
dengan estrogen.
• Hormon pertumbuhan, Prolaktin, Insulin dan
Glukokortikoid adrenal : Berfungsi memperlancar
pembentukkan ASI (Produksi ASI --- > Hormon Prolaktin,
dan Pengeluaran ASI --- > Hormon Oksitoksin).
1. Produksi ASI (Prolaktin)
• Hisapan bayi akan merangsang puting susu
dan kalang payudara. Rangsangan ini
dilanjutkan ke hipotalamus melalui medulla
spinalis hipotalamus dan mengeluarkan
faktor pemacu sekresi prolaktin. Faktor
pemacu sekresi prolaktin akan merangsang
hipofise anterior sehingga keluar hormon
prolaktin. Hormon ini merangsang sel-sel
alveoli yang berfungsi untuk membuat air
susu.
2. Refleks aliran ( let down refleks)
 Refleks tangkap (refleks rooting): Refleks ini memungkinkan bayi
baru lahir untuk menemukan puting susu saat diletakkan di
payudara.
 Mengisap refleks, saat bayi mengganti langit yang keras dengan
puting atau puting dan bagian belakang lidah mengisi mulut. Refleks
ini melibatkan lidah dan pipi.
 Pengeluaran ASI (Oksitosin) Pembentukan Oksitosin berasal dari
rangsangan hisapan bayi dilanjutkan ke hipofise posterior yang
kemudian menghasilkan oksitosin. Melalui aliran darah hormon ini
menuju uterus untuk merangsang kontraksi. Kontraksi dari sel akan
memeras susu yang telah diproduksi keluar dari alveoli dan masuk ke
sistem duktus lactiferus kemudian masuk ke mulut bayi. Pengeluaran
oksitosin selain dipengaruhi oleh hisapan bayi, juga dipengaruhi
reseptor yang terletak pada duktus. Bila duktus melebar, maka
secara reflek oksitosin dikeluarkan oleh hipofisis.
Asuhan Keperawatan Dengan Gangguan Sistem Reproduksi Post Op Histerektomi
Indikasi Mioma Uteri

• Anamnesis
1. Umur : mioma uteri terjadi pada wanita usia
sekitar 30-40 tahun
2. Keluhan utama : Keluhan Yang diakibatkan mioma
uteri tergantung lokasi dan jenisnya. Biasanya
mengeluh perut terasa keras (menorrhagia)
3. Keluhan kesehatan sekarang : Keluhan yang
dirasakan yaitu nyeri pada panggul, dan mengalami
konstipasi
4. Riwayat kesehatan dahulu : Pernah melakukan
operasi secar karena mengalami kehamilan sungsang
5. Riwayat kesehatan keluarga : Anggota keluarga tidak
ada yang mengalami penyakit yang dialami klien
6. Riwayat menstruasi : Akan mengalami menorrhagia
dan ada gangguan selama menstruasi
• Pemeriksaan fisik
1. Abdomen : Setelah dilakukan operasi ada jahitan di
sekitar bawah pusar. Dan nyeri tekan pada perut
Diagnosa keperawatan

1. nyeri akut (D.0077) berhubungan dengan agen


pencedera fisik dibuktikan dengan klien mengatakan
nyeri pada daerah luka jahitan post operasi
2. konstipasi (D.0049) berhubungan dengan defekasi
kurang dari 2 kali seminggu dibuktikan dengan klien
mengeluh sudah 2 hari setelah post operasi susah
bab.
3. Gangguan pola tidur (D.0055) berhubungan dengan
hambatan lingkungan dibuktikan dengan klien
mengatakan susah tidur karena kebisingan
dilingkungan sekitar
Intervensi Keperawatan
1. nyeri akut (D.0077) berhubungan dengan agen
pencedera fisik dibuktikan dengan Klien mengatakan
nyeri pada daerah luka jahitan post operasi
Tujuan : Setelah dilakukan tindakan keperawatan
pada klien diharapkan tingkat nyeri menurun
(L.08066) dengan kriteria hasil:
 Keluhan nyeri menurun
 Meringis menurun
 Sikap protektif menurun
• Intervensi: manajemen nyeri (1.08238)
• Observasi
1. Identifikasi skala nyeri
2. indentifikasi lokasi, karakteristik, durasi,
Frekuensi,kualitas, intensitas nyeri
• Terapeutik
1. Berikan teknik non farmakologis untuk mengurang rasa
nyeri
2. Kontrol lingkungan yang memperberat rasa nyeri
• Edukasi
1. Jelaskan penyebab, periode dan pemicu nyeri
2. Ajarkan teknik non farmakologis untuk mengurangi rasa
nyeri
• Kolaborasi
1.Kolaborasi pemberian analgetik
TERIMA KASIH

Anda mungkin juga menyukai