Reproduksi
Farsya Hamidah | Feby Kinanti S | Hafiz Agung M | Hersendro Sulistyo | Nisrina Abiyu W | Zahra Putri S
SISTEM
REPRODUKSI
LAKI-LAKI
Organ Reproduksi
PENIS
Berfungsi Sebagai Organ Kopulasi,dan
pengeluaran urine dan semen.
Terdiri atas bagian akar,badan,dan glans penis
S K R O T U M (KANTUNG TESTIS)
adalah pelipatan dinding berupa kantung longgar dari kulit didalamnya berisi testis.
Fungsinya adalah untuk menjaga suku testis supaya tidak terlalu panas. Di skrotum
terdapat otot polos yang disebut otot dartos. Otot inilah yang membuat testis dapat
mengerut dan mengendur.
Organ Reproduksi
TESTIS
Berbentuk oval, berjumlah sepasang, diameter
sekitar 5 cm, ditutupi oleh skrotum, dan tersusun
atas pembuluh-pembuluh halus yang disebut
tubulus seminiferus.
• Epididimis
Menyimpan sperma ( sekitar 6 minggu) hingga menjadi
dewasa,motil,dan fertile.
• Vas Deferens
Saluran lurus kelanjutan epididimis.
• Duktus Ejakulatorius
Menerima Sperma dari Vas Deferens,dan menyalurkan sekresi
vesikula seminalis
• Uretra
Saluran Kelamin dari kantung semen,saluran pembuangan urine.
Kelenjar Aksesori
• V e s i k u l a S e m i n a l i s (Kantung Semen)
memberi nutrisi pada sperma serta turut berperan dalam
suksesnya proses reproduksi.serta memberi 60%
Semen.
• Kelenjar Prostat
penghasil cairan basa untuk melindungi sperma dari
gangguan luar.memberi 30% dari total volume sperma.
• K e l e n j a r C o w p e r (bulbouretral)
Menghasilkan cairan Basa yang berfungsi menetralkan
sisa urine di uretra.member 5% dari total volume sperma
HORMON
KELAMIN
LAKI-LAKI
HORMON HIPOFISIS
Hormon Pria
1. FSH (Follicle Stimulating Hormone)
Memiliki reseptor pada sel tubulus
seminiferous yang berperan dalam
H O R M ON T E S T I S K U L A R spermatogenesis
2. LH (Luiteinizing Hormone) atau ICSH (Interstitial
1. Testosteron cell stimulating Hormone)
Pada janin : untuk diferensiasi saluran kelamin Memiliki reseptor pada sel-sel interstisial
internal dan genitalia luar,serta menstimulasi yang berfungsi merangsang sel-sel interstisial
penurunan testis ke dalam skrotum di dalam testis untuk berkembang dan
Saat Pubertas : Untuk pertumbuhan,pengembangan menyekresikan testosteron
dan pemeliharaan ciri-ciri seks sekunder.
2. Androstenedion : Sebagai Pekusor untuk hormone
HORMON HIPOTALAMUS
estrogen pada laki-laki GnRH (Gonadotropin Releasing Hormone)
3. Dihidrotestosteron (DHT) : Untuk pertumbuhan prenatal Merangsang kelenjar hipofisis
dan diferensiasi genitalia pada laki-laki mengeluarkan LH dan FSH,serta
4. Inhibin dan protein pengikat androgen : Dihasilkan oleh mengatur mekanisme umpan balik
sel-sel sertoli dan berfungsi untuk merespons sekresi FSH negative dalam sintesis dan sekresi
testosterone.
GAMETOSIS
PADA
LAKI-LAKI
Gametogenesis
STRUKTUR
OVARIUM
T U B A F A L L O P I (TUBA UTERINA/OVIDUK)
Berjumlah sepasang dan berukuran panjang 10 cm dengan
diameter o,7 cm. Tuba fallopi memiliki bagian:
• infundibulum
(ujung terbuka berbentuk corong
dengan fimbria untuk menyapu
oosit yang terovulasi)
• ampula (segmen tengah)
• ismus (segmen dekat uterus)
VAGINA
Vagina merupakan tabung fibromuskular yang
panjangnya sekitar 8-10 cm. Dinding vagina berlipat
lipat, elastis dan dilapisi oleh epitel pipih berlapis banyak
yang memiliki reseptor untuk estrogen. Vagina berfungsi
sebagai organ kopulasi serta jalan aliran menstruasi dan
jalan lahir bayi.
Sebelum pubertas dan setelah menopause, Pada masa reproduktif, konsentrasi estrogen
konsentrasi estrogen rendah sehingga lapisan meningkat sehingga lapisan vaggina tebal. Akumulasi
vagina tipis, akumulasi glikogen pada sel sel glikogen yang tinggi pada sel-sel mukosa akan
mukosa sedikit, dan pH menjadi basa. dimetabolisme oleh bakteri normal vagina menjadi
asam laktat sehingga vagina bersifat asam
VOrgan
U L V A Reproduksi
(PUDENDUM)
Dihasilkan oleh ovarium (folikel dan Dihasilkan oleh ovarium (korpus luteum) dan
korpus luteum) dan plasenta. Estrogen plasenta. Berfungsi untuk merangsang
berpengaruhpada pertumbuhan organ pertumbuhan endometrium uterus untuk
reproduksi, kelenjar mamae, sekresi persiapan implantasi zigot, menghambat
cairan pada serviks yang memudhkan kontraksi uterus, merangsang pertumbuhan
sperma masuk ke uterus, dan proses sel sel alveolar mamae, meningkatkan
kelahiran viskositas mukus serviks sehingga
menghambat masuknya sperma, dan sedikit
menghangatkan tubuh.
LH FSH
3 (Luteinizing Hormone) 4 (Follicle Stimulating Hormone)
Dihasilkan oleh hipofisis, Dihasilkan oleh hipofisis, berfungsi
berfungsi merangsang ovarium untuk merangsang ovarium untukmemproduksi
memproduksi estrogen & progesteron, estrogen & progesteron,serta memacu
serta memacu pertumbuhan korpusm pertumbuhan dan perkembangan folikel
luteum dan ovulasi (sel telur)
Hormon Wanita
HCG
5 (Human Chorionic Gonadotropin)
6 RELAKSIN
Disekresi oleh sel-sel embrionik mulai dari Disekresikan oleh korpus luteum kehamilan
hari ke-10 setelah fertilisasi. Berfungsi pada ovarium dan plasenta serta berfungsi
mempertahankan produksi progesteron dan untuk merelaksasi serviks dan fibrokartilago
estrogen oleh ovarium pada simfisis pubis sehingga memudahkan
kelahiran
7 PROLAKTIN 8 OKSITOSIN
Dihasilkan oleh hipofisis serta berfungsi Dihasilkan oleh hipotalamus dan disimpan
merangsang pertumbuhan duktus dan di hipofisis posterior. Berfungsi merangsang
alveolus pada kelenjar amae saat kontraksi otot polos uterus selama proses
kehamilan dan produksi air susu selama kelahiran dan merangsang kelenjar mamae
untuk pengeluaran air susu.
menyusui
Hormon Wanita
9
CRH
11 TIROTROPIN KORIONIK 12 (Corticotropin Releasing Hormone) 13 PROSTAGLANDIN
Disekresikan oleh plasenta. Dihasilkan oleh plasenta. Dihasilkan oleh uterus. Berfungsi
Berfungsi meningkatkan laju Berfungsi memacu produksi memengaruhi robeknya folikel saat
metabolisme pada ibu hamil estrogen plasenta dan ovulasi dan merangsang kontraksi
perubahan paru-paru janin uterus saat kelahiran
untuk menghirup udara
GAMETOSIS
PADA
WANITA
Hormon Wanita
2. OOGENESIS PASCALAHIR
Selama kehamilan, estrogen merangsang perkembangan duktus (saluran) kelenjar, dan progesteron
merangsang pembentukan alveolus lobulus dalam payudara. Sejak bulan ke-2 kehamilan, plasenta
mengeluarkan banyak HPL (human placental lactogen) yang berperan dalam pertumbuhan
payudara, putting, dan areola. Prolaktin dan somatomamotropin korionik merangsang perkembangan
kelenjar mamae dan menyintesis enzim-enzim untuk memproduksi susu.
Dismenore
Rasa nyeri pada saat haid tanpa
tanda-tanda infeksi, disebabkan oleh
sekresi prostaglandin yang
berlebihan sehingga merangsang
kontraksi otot polos miometrium dan
konstriksi (penyempitan) pembuluh
darah uterus Penyakit radang panggul
PRP
Radang saluran genitalia (uterus, tuba Fallopi, dan
ovarium) akibat infeksi bakteri seperti Escherichia coli,
Neisseria gonorrhoeae, dan Chlamydia trachomatis
Gangguan Reproduksi Aminore primer
Gejala tidak terjadinya menstruasi hingga
usia 17 tahun
Aminore sekunder
Tidak terjadinya mensruasi selama 3-6 bulan pada wanita
yang telah mengalami siklus menstruasi sebelumnya
Ovarium polikistik
Gangguan berupa terdapat banyak kista berdiameter
sekitar 10 mm pada ovarium. Kista adalah tummor jinak
berisi cairan yang terbungkus oleh selaput semacam
jaringan
Gangguan Reproduksi
Endometriosis
Gangguan berupa terdapat jaringan endometrium
di luar uterus, misalnya di ovarium atau tuba Fallopi
Mola hidatidosa
(hamil anggur))
Kegagalan dalam pembentukan janin sehingga tidak ada
janin yang tumbuh dalam rahim, melainkan hanya
gelembung (mola) dan darah yang membeku. Penyakit ini
diduga terjadi akibat kurang gizi atau gangguan sistem
peredaran darah rahim
Gangguan Reproduksi Penyempitan tuba Fallopi
Menyebabkan terhalangnya jalan masuk sperma
sehingga sulit mendapatkan keturunan. Hal
tersebut dapat disebabkan oleh faktor genetik
atau infeksi kuman
Kanker serviks
Terjadi pertumbuhan sel abnormal pada lapisan
epitel mulut rahim
Gangguan Reproduksi
Kanker Ovarium
Ditandai dengan rasa pegal pada
panggul yang luar biasa dan pendaharan
Kanker Payudara
Dipengaruhi oleh faktor genetik, hormon, dan
lingkungan. Umumnya, diderita oleh wanita berusia
45-64 tahun
GANGGUAN
SISTEM
REPRODUKSI
Gangguan Reproduksi Gonore
• Gonore adalah infeksi bakteri yang mungkin tidak selalu
menyebabkan tanda dan gejala dan dapat tetap tidak
terdiagnosis.
2. Koitus interuptus
Pengeluaran penis dari vagina sebelum
terjadi ejakulasi.
3. Kontrasepsi kimiawi
Menggunakan jeli, busa, krim dan supositoria
spermisida (pembunuh sperma). Zat zat ini
bersifat toksik bagi sperma.
Metode Sawar Mekanis
Yaitu mencegah pergerakkan sperma ke tuba Fallopi. Contohnya penggunaan kondom pada laki-
laki/perempuan serta sterilisasi. Sterilisasi merupakan metode permanen untuk mencegah
penyatuan sperma dengan ovum melalui operasi.
Jenis Sterilisasi
a. Vasektomi, pemotongan vas deferens, kemudian
kedua ujung saluran diikat agar sperma tidak dapat
mengalir, sehingga cairan semen tidak mengandung
sperma.
Dengan cara
memblokade implantasi,
contohnya IUD
(intrauterine device) atau
AKDR (alat kontrasepsi
dalam rahim) yang
bekerja mencegah sel
telur yang telah dibuahi
menempel pada dinding
rahim
Terimakas
ih