Anda di halaman 1dari 19

SISTEM REPRODUKSI MANUSIA

TUGAS ILMU BIOMEDIK DASAR

KELOMPOK 10

Zaki Muhammad rizki

Wahyu renaldi

Farhan suhadi

Zhifa eka

Wuzdan hilba

Dinda rahma
 Sistem Reproduksi Pria

Organ reproduksi pria adalah sekumpulan organ yang terlibat dalam suatu reproduksi dan
dibagi menjadi dua bagian, yaktu organ internal dan eksternal. Dalam proses pembuahan,
diperlukan hormon tertentu yang dapat membantu kinerja organ reproduksi.

Organ reproduksi laki-laki dimiliki sejak lahir, akan tetapi kemampuan dalam hal reproduksi
baru dimulai saat masa pubertas. Adapun masa pubertas dialami mulai usia 9-15 tahun.

Jika dilihat dari letaknya, organ reproduksi pria terbagi menjadi dua jenis, yakni organ
eksternal dan organ internal. Adapun penjelasannya yaitu sebagai berikut:

1. Organ Eksternal

Organ eksternal merupakan organ terluar yang ada pada organ reproduksi. Tiga bagian luar
tersebut yaitu mencakup penis, skrotum dan testis. Selain sebagai organ seksual, penis
memiliki fungsi sebagai jalan keluarnya urin melalui saluran uretra.

Skrotum memiliki fungsi untuk mengontrol suhu pada testis. Suhu testis memiliki peran
sentral dalam membentuk sperma yang sehat. Selain dapat memproduksi sperma, testis juga
mampu menghasilkan hormon testosteron.

2. Organ Internal

Organ internal merupakan organ reproduksi laki-laki yang berada di bagian dalam. Organ
internal terdiri dari epididimis, kelenjar bulbouretral, kelenjar prostat, vas deferens, uretra dan
vesikula seminalis.

Epididimis berguna untuk menyimpan sel sperma yang dihasilkan dari testis dan membawa
sperma yang belum matang ke bagian vas deferens. Hal ini bertujuan agar sperma tersebut
dapat berubah menjadi matang.

Vasdeferens merupakan tabung yang berguna untuk membawa sperma matang menuju uretra.
Uretra itu sendiri merupakan saluran yang mengangkut sperma maupun urin ke bagian luat
tubuh.

ADVERTISEMENT

Sedangkan kelenjar prostat merupakan bagian alat reproduksi pria yang berfungsi untuk
memberi cairan tambahan dalam proses ejakulasi. Cairan prostat juga mampu merawat
sperma agar tetap dalam kondisi sehat. Adapun fungsi dari kelenjar bulbourethral yaitu
sebagai penghasil cairan pelumas uretra dan penetralisir keasaman yang mungkin terdapat
pada sisa urin.

bagian bagian sistem reproduksi pria

Berikut adalah nama-nama serta fungsi dari tiap organ.


1. Penis berfungsi sebagai saluran kencing atau urine sekaligus tempat keluarnya sperma.

2. Skrotum berperan untuk menjaga suhu testis agar sesuai untuk memproduksi sperma. Pada
skrotum terdapat dua buah testis.

3. Testis adalah alat kelamin bagian dalam. Fungsinya adalah untuk memproduksi sperma
dan hormon testosteron.

4. Epididimis merupakan saluran yang keluar dari testis. Fungsinya adalah sebagai tempat
penyimpanan sperma sementara.

5. Saluran uretra adalah saluran yang terdapat dalam penis dan merupakan akhir dari saluran
reproduksi. Perannya adalah sebagai saluran keluarnya sperma dan urine.

6. Vesikula seminalis merupakan kelenjar yang menghasilkan zat yang berisi basa (alkali),
fruktosa (gula monosakarida), hormon prostaglandin, dan protein pembekuan.

7. Kelenjar prostat terletak di bawah kandung kemih. Fungsinya adalah menghasilkan cairan
yang bersifat asam.

8. Kelenjar Cowper menghasilkan lendir dan cairan bersifat basa. Fungsinya adalah untuk
melindungi sperma dengan cara menetralkan urine yang memiliki pH asam yang tersisa
dalam uretra. Cairan tersebut juga melapisi uretra untuk mengurangi kerusakan pada sperma
selama ejakulasi.

 Sistem reproduksi wanita

Sistem reproduksi wanita adalah sistem biologis yang terdiri dari organ dan jaringan yang
digunakan untuk reproduksi atau berkembangbiak pada perempuan. Terdapat sejumlah organ
sistem reproduksi wanita yang berbeda dengan laki-laki.

Fungsi sistem reproduksi wanita dirancang untuk menghasilkan sel telur atau disebut ovum.
Sistem reproduksi akan mengangkut sel telur ke tempat pembuahan yang biasanya terjadi di
saluran tuba.

Sel telur yang sudah dibuahi akan menuju ke dinding rahim membentuk janin. Proses ini
merupakan tahap awal kehamilan.

Jika pembuahan tidak terjadi, sistem reproduksi pada wanita akan melakukan peluruhan
lapisan rahim atau dikenal juga dengan menstruasi.

Selain itu, sistem reproduksi wanita juga menghasilkan hormon seksual yang menjaga siklus
reproduksi.

Anatomi reproduksi wanita terdiri dari bagian dalam (internal) dan luar tubuh (eksternal).
Fungsi organ bagian luar adalah untuk memungkinkan sperma masuk ke dalam sistem
reproduksi bagian dalam dan melindungi organ genital dari organisme atau penyakit menular.
A. Berikut struktur reproduksi wanita bagian luar:

Labia Mayora

Labia mayora atau bibir besar adalah bagian yang membungkus dan melindungi organ
reproduksi eksternal lainnya. Labia mayora mengandung kelenjar keringat dan kelenjar
penghasil minyak. Setelah masa pubertas, labia mayora ditutupi dengan rambut.

Labia Manora

Secara harfiah, labia manora diterjemahkan sebagai bibir kecil. Labia manora terletak tepat di
dalam labia mayora dan mengelilingi bukaan ke vagina dan uretra.

Kelenjar Bartholin

Kelenjar ini terletak di samping lubang vagina dan menghasilkan sekresi cairan (lendir).

Klitoris

Kedua labia minora bertemu di klitoris yaitu tonjolan kecil dan sensitif. Klitoris ditutupi oleh
lipatan kulit yang disebut preputium yang mirip dengan kulup di ujung penis.

B. Berikut organ reproduksi internal pada wanita:

Fungsi sistem reproduksi wanita salah satunya adalah untuk berkembang biah. Sistem
reproduksi membentuk sel telur dan saat terjadi pembuahan akan terjadi kehamilan. (Foto:
StockSnap/Freestocks.org)

Vagina

Vagina adalah saluran yang menghubungkan serviks ke bagian luar tubuh. Vagina juga
dikenal sebagai jalan lahir bayi.

Rahim

Rahim adalah organ berongga berbentuk buah pir yang merupakan tempat bagi janin yang
sedang berkembang.

Rahim dibagi menjadi dua bagian yaitu serviks yang merupakan bagian bawah dan tubuh
utama dari rahim yang disebut korpus.

Korpus dapat dengan mudah mengembang untuk menopang bayi yang sedang berkembang.

Ovarium

Ovarium adalah kelenjar kecil berbentuk oval yang terletak di kedua sisi rahim. Ovarium
menghasilkan telur dan hormon.
Saluran tuba atau tuba falopi

Saluran tuba adalah saluran sempit yang melekat pada bagian atas rahim dan berfungsi
sebagai terowongan bagi ovum untuk melakukan perjalanan dari ovarium ke rahim.
Pembuahan sel telur oleh sperma juga terjadi di saluran tuba. Telur yang telah dibuahi
kemudian bergerak ke rahim dan ditanamkan ke dalam lapisan dinding rahim.

Berikut adalah nama-nama organ beserta fungsinya.

1. Vagina adalah saluran yang menghubungkan lingkungan luar dengan rahim sekaligus
tempat mengalirnya darah menstruasi dan saluran keluarnya bayi.

2. Servis merupakan struktur rahim bagian bawah yang menyempit dan membuka ke arah
vagina.

3. Saluran telur atau tuba fallopi atau oviduk terdapat sepasang di tiap tubuh perempuan,
yaitu di kanan dan kiri. Oviduk memanjang ke arah samping dari uterus. Fungsinya adalah
membawa sel telur dari infundibulum ke rahim. Pada saluran inilah terjadi fertilisasi atau
pembuahan.

4. Indung telur merupakan tempat kumpulan sel yang disebut folikel. Di dalam folikel, sel
telur atau ovum dikembangkan. Folikel juga menghasilkan hormon perempuan, yaitu
estrogen dan progesteron.

5. Rahim berfungsi sebagai tempat berkembangnya janin setelah sel telur dibuahi oleh sel
sperma. Dinding rahim (endometrium) berperan dalam pembentukan plasenta.

Sel telur yang dihasilkan di indung telur disebut juga sebagai ovum. Ovum termasuk ke
dalam alecithal (tanpa kuning telur) dan mengandung butiran kortikal dan trombosit kuning.
Struktur ovum terdiri dari membran vitelin, zona pelusida, dan korona radiata.

Membran vitelin adalah selaput tipis transparan yang membungkus sel telur. Sementara itu,
zona pelusida adalah membran transparan tebal yang terletak di atas membran vitelin. Korona
radiata adalah membran tebal terluar yang dibentuk oleh sel-sel folikel. Kista berisi cairan
tempat ovum berkembang dikenal sebagai folikel Graffian.

Organ sex primer dan sekunder

Pengertian

“Pubertas adalah sebuah periode dimana kematangan fisik berlangsung cepat, yang
melibatkan perubahan hormonal dan tubuh, yang terutama berlangsung dimasa remaja awal”.

"Pubertas adalah proses pencapaian kematangan fisik dan seksual dan berkembangnya
karakteristik dari salah satu gender seperti perubahan fisik, ciri seks primer dan sekunder".
lalu apa batasan usia pubertas ?

Perkembangan seks primer dan sekunder dapat diketahui dari perkembangan organ
reproduksi (primer) dan perubahan fisik (sekunder).

Contoh dari perkembangan primer yaitu :

Pada laki-laki

• Organ reproduksi mulai berfungsi, testis menghasilkan hormon testosteron

• Mengalami mimpi basah

Pada perempuan

• Organ reproduksi mulai berfungsi, ovarium menghasilkan hormon esterogen dan


progesteron

• Mengalami menstruasi

Pembahasan

Perkembangan masa pubertas dapat diketahui dengan mengamati ciri perubahan primer dan
sekunder, yaitu adanya perkembangan pada organ reproduksi dan perubahan fisik. Masa
pubertas berlangsung pada usia 10 – 15 tahun untuk perempuan, dan 11 – 16 tahun untuk
laki-laki.

Berikut penjelasan mengenai Perkembangan primer dan sekunder pada masa pubertas

Perkembangan primer : adalah perkembangan yang terjadi pada organ reproduksi.

Organ reproduksi mulai berfungsi

• Pada laki-laki, testis mulai menghasilkan hormon testosteron, yang berfungsi agar
testis menghasilkan sperma.

• Pada perempuan, ovarium mulai memproduksi hormon esterogen dan progesteron,


yang mempengaruhi proses ovulasi.

Mengalami mimpi basah dan menstruasi

• Pada laki-laki, akan mengalami mimpi basah. Hal ini terjadi karena peningkatan
produksi sperma. Peristiwa mimpi basah menandakan bahwa seorang anak laki-laki telah
mengalami pubertas atau akil balig.

• Pada perempuan, akan mengalami menstruasi. Hal ini terjadi karena kerja ovarium
mulai aktif dan telah mampu menghasilkan ovum.

Perkembangan sekunder: adalah perkembangan pada ciri fisik, yaitu ditandai dengan
adanya perubahan fisik.
Pada Perempuan

• Payudara tumbuh membesar

• Tumbuh rambut pada ketiak dan sekitar alat kelamin

• Pinggul semakin lebar

• Terjadi menstruasi

• Kulit semakin halus

• Suara semakin nyaring

Pada laki-laki

• Tumbuh kumis, janggut, rambut pada dada dan ketiak, serta rambut pada sekitar alat
kelamin.

• Mulai tumbuh jakun

• pundak melebar

• mulai muncul jerawat

• otot-otot tubuh mulai berkembang dan membesar

• dada menjadi bidang

Gamate formation

Sistem reproduksi manusia biasanya melibatkan fertilisasi internal dengan hubungan seksual.
Dalam proses ini, laki-laki memasukkan penis ke dalam vagina dan berejakulasi semen yang
mengandung sperma. Sebagian kecil dari sperma melewati leher rahim ke dalam rahim,
kemudian ke saluran telur untuk pembuahan ovum. Hanya satu sperma yang dibutuhkan
untuk membuahi ovum. Setelah berhasil pembuahan, ovum dibuahi atau zigot, berjalan
keluar dari tuba falopi ke rahim, di mana ia berimplan di dinding rahim. Ini merupakan tanda-
tanda awal kehamilan, yang berlangsung selama sekitar sembilan bulan bagi janin untuk
berkembang. Ketika janin telah berkembang ke titik tertentu, kehamilan diakhiri dengan
proses persalinan, yang melibatkan tenaga kerja. Selama persalinan, otot-otot rahim
berkontraksi dan melebarkan leher rahim selama berjam-jam, dan bayi melewati keluar dari
vagina. Bayi manusia yang hampir tak berdaya membutuhkan pengasuhan. Bayi akan
bergantung pada pengasuh mereka untuk kenyamanan, kebersihan, dan makanan. Makanan
dapat diberikan melalui ASI atau susu formula.
Sistem reproduksi wanita memiliki dua fungsi: untuk memproduksi sel telur, dan untuk
melindungi dan memelihara janin hingga lahir. Sistem reproduksi laki-laki memiliki satu
fungsi: untuk produksi dan penyimpanan sperma. Manusia memiliki tingkat diferensiasi
seksual yang tertinggi. Selain perbedaan di hampir setiap organ reproduksi, ada banyak
perbedaan ciri-ciri seks sekunder yang khas.

Struktur

Laki-laki

Sistem reproduksi laki-laki

Sistem reproduksi laki-laki adalah serangkaian organ yang terletak di luar tubuh dan di
sekitar panggul seorang laki-laki yang berkontribusi terhadap proses reproduksi. Fungsi
utama langsung dari sistem reproduksi laki-laki adalah untuk menghasilkan sperma untuk
fertilisasi ovum.

Organ reproduksi laki-laki yang utama dapat dikelompokkan ke dalam tiga kategori. Kategori
pertama memproduksi dan menyimpan sperma (spermatozoa). Hal ini diproduksi di testis,
yang disimpan di skrotum yang dapat mengatur suhu; sperma yang belum matang kemudian
berjalan ke epididimis untuk pengembangan dan penyimpanan. Kategori kedua adalah cairan
ejakulasi yang memproduksi kelenjar, yang meliputi kelenjar Cowper, vesikula seminalis,
prostat, dan vas deferens. Kategori terakhir adalah bagian yang digunakan untuk kopulasi dan
deposisi sperma dalam wanita. Bagian yang termasuk di dalamnya adalah penis, uretra, vas
deferens.

Karakteristik seksual sekunder utama mencakup: tubuh lebih besar dan berotot, suara menjadi
keras, tumbuh rambut di wajah dan tubuh, bahu menjadi lebar, dan tumbuhnya jakun.
Hormon seksual laki-laki yang terpenting adalah androgen, terutama testosterone.

Testis memproduksi hormon yang mengontrol perkembangan sperma. Hormon ini juga
berfungsi dalam pengembangan karakteristik fisik pada laki-laki seperti rambut wajah dan
suara yang lebih dalam.

Perempuan
Sistem reproduksi wanita

Sistem reproduksi wanita adalah serangkaian organ yang terletak di dalam tubuh dan di
sekitar panggul perempuan, yang bertugas terhadap proses reproduksi. Sistem reproduksi
wanita terdiri dari tiga bagian utama: vulva, yang mengarah ke vagina, lubang vagina, rahim;
Rahim, yang menahan janin yang sedang berkembang; dan ovarium. Payudara terlibat dalam
tahap reproduksi pengasuhan, tetapi dalam sebagian besar klasifikasi payudara tidak
dianggap sebagai bagian dari sistem reproduksi wanita.

Vagina terletak di luar vulva, meliputi labia, klitoris dan uretra. Selama hubungan seksual
daerah ini dilumasi oleh lendir yang disekresikan oleh kelenjar Bartholin Vagina melekat ke
dalam rahim melalui leher rahim, sedangkan rahim melekat pada ovarium melalui tuba falopi.
Masing-masing ovarium mengandung ratusan sel telur atau ovum.

Kira-kira setiap 28 hari, kelenjar pituitary melepaskan hormone yang merangsang beberapa
sel telur untuk berkembang dan tumbuh. Satu ovum dilepaskan dan melewati tuba falopi ke
rahim. Hormon yang dihasilkan oleh ovarium membuat uterus dapat menerima ovum.
Lapisan rahim, yang disebut endometrium, dan ovum tidak dibuahi adalah gudang setiap
siklus melalui proses menstruasi. Jika ovum dibuahi oleh sperma, ia akan menempel pada
endometrium dan membuat janin berkembang.

Reproduksi

Produksi gamet

Gamet diproduksi dalam gonad melalui sebuah proses yang dikenal sebagai gametogenesis.
Hal ini terjadi ketika jenis tertentu dari sel-sel germinal menjalani meiosis untuk membagi
diploid normal dengan jumlah kromosom (n=46) menjadi sel haploid yang hanya berisi 23
kromosom.

Anatomi testis

Pada laki-laki, proses ini dikenal sebagai spermatogenesis, dan hanya terjadi setelah masa
pubertas dalam tubulus seminiferus testis. Spermatozoa dewasa atau sperma kemudian
dikirim ke epididimis, di mana mereka mendapatkan ekor, sehingga mengaktifkan motilitas.
Masing-masing sel-sel germinal diploid asli atau spermatocytes primer membentuk empat
gamet fungsional yang masing-masing selamanya muda. Produksi dan kelangsungan hidup
sperma membutuhkan suhu di bawah normal suhu tubuh inti. Skrotum, yang terletak di luar
rongga tubuh, menyediakan suhu sekitar 3 °C di bawah suhu tubuh normal.

Anatomi ovarium

Pada wanita, gametogenesis dikenal sebagai oogenesis ; hal ini terjadi di ovarium folikel
ovarium. Proses ini tidak menghasilkan sel telur matang sampai masa pubertas. Berbeda
dengan laki-laki, masing-masing sel-sel germinal diploid asli atau oosit primer akan
membentuk hanya satu sel telur matang, dan tiga badan polar yang tidak mampu berbuah. Hal
ini telah lama diketahui bahwa pada wanita, seperti laki-laki, semua oosit primer yang pernah
ditemukan pada wanita yang akan tercipta sebelum kelahiran, dan tahap akhir dari produksi
sel telur tidak akan melanjutkan sampai masa pubertas. Namun, baru-baru ini penelitian
ilmiah menentang hipotesis tersebut.[3] Penelitian baru menunjukkan bahwa setidaknya
beberapa spesies mamalia, oosit terus diisi ulang pada wanita setelah melahirkan.

Penyakit

Seperti semua organ kompleks sistem, sistem reproduksi manusia dipengaruhi oleh banyak
penyakit. Ada empat kategori utama dari penyakit reproduksi pada manusia, di antaranya:

• genetik atau kelainan bawaan,

• kanker,

• infeksi, yang sering menjadi penyakit menular seksual,

• masalah fungsional yang disebabkan oleh faktor lingkungan, kerusakan fisik, masalah
psikologis, gangguan autoimun, atau penyebab lainnya. Yang paling terkenal fungsional
mencakup masalah disfungsi seksual dan infertilitas, yang berkaitan dengan berbagai
gangguan dengan banyak penyebab.
Penyakit reproduksi khusus merupakan gejala penyakit dan penyakit gangguan lainnya, atau
memiliki beberapa penyebab yang tidak diketahui sehingga membuat mereka sulit untuk
mengklasifikasikan penyakit-penyakit tersebut. Contoh gangguan yang tidak terklasifikasi
adalah penyakit Peyronie pada laki-laki dan endometriosis pada wanita. Banyak kondisi
bawaan yang menyebabkan kelainan reproduksi, tetapi lebih dikenal dengan gejala lainnya.
Termasuk di antaranya sindrom Turner, sindrom Klinefelter, Cystic fibrosis, dan sindrom
Bloom.

Siklus Hormonal Perempuan

1. Penjelasan

Ovarium seorang perempuan mampu memproduksi sel telur (ovum), yaitu setelah masa
puber hingga dewasa subur (antara usia 12 hingga 50 tahun). Setelah sel telur habis
diovulasikan, seorang perempuan tidak lagi mengalami menstruasi. Keadaan ini disebut
menopause. Pada masa menopause alat reproduksi tidak berfungsi lagi dan mengecil, karena
tidak adanya produksi hormon kelamin. Proses pembentukan sel kelamin atau mekanisme
produksi sel telur oleh folikel diatur oleh hormon yang dihasilkan kelenjar hipofisis. Hormon
tersebut mulai aktif pada waktu selaput lendir rahim menipis setelah selesai menstruasi.

Menstruasi atau haid adalah pendarahan uterus secara periodik dan siklus yang normal
terjadi pada wanita yang telah puber. Proses ini pun terjadi dengan disertai pelepasan
endometrium. Umumnya, durasi siklus menstruasi adalah 28 hari, dengan lama menstruasi
adalah 4 hingga 6 hari. Jumlah darah yang keluar pun rata-rata sebanyak 20-60 mililiter.

2. Hormon yang mempengaruhi siklus menstruasi

Empat hormon yang bertanggung jawab untuk siklus menstruasi adalah hormon estrogen,
progesteron, follicle-stimulating hormone atau hormon perangsang folikel (FSH), dan
hormon luteinizing (LH).

A. Estrogen

Sebagian besar hormon estrogen diproduksi di ovarium atau indung telur. Selain itu,
hormon ini juga diproduksi oleh kelenjar adrenal dan plasenta, tetapi hanya dalam jumlah
yang sedikit. Hormon estrogen berfungsi untuk membantu perkembangan dan perubahan
tubuh saat pubertas, termasuk perkembangan fungsi organ seksual, dan memastikan proses
ovulasi dalam siklus menstruasi bulanan.

B. Progesteron
Saat perempuan mengalami ovulasi atau sedang berada di masa subur, hormon
progesteron akan membantu mempersiapkan lapisan dalam rahim yang disebut endometrium
untuk menerima sel telur yang telah dibuahi oleh sperma.

C. Follicle-stimulating hormone (FSH)

Hormon FSH juga diproduksi di kelenjar hipofisis dan berperan penting dalam sistem
reproduksi. Hormon ini membantu mengendalikan siklus menstruasi dan produksi sel telur di
ovarium.

D. Luteinizing hormone (LH)

LH pada wanita bertugas untuk membantu tubuh mengatur siklus menstruasi dan ovulasi.
Oleh karena itu, hormon ini juga berperan dalam masa pubertas. Hormon ini diproduksi oleh
kelenjar hipofisis di otak.

3. Fase Siklus Menstruasi

Proses menstruasi dibagi ke dalam empat fase, antara lain:

A. Fase Menstruasi

Pada fase ini, lapisan dinding dalam rahim yang mengandung darah, sel-sel dinding rahim,
dan lendir atau dikenal dengan endometrium akan luruh dan keluar melalui vagina. Fase ini
akan dimulai sejak hari pertama siklus menstruasi dimulai dan dapat berlangsung dari selama
4 hingga 6 hari.

B. Fase Folikular

Tahapan ini berlangsung sejak hari pertama menstruasi sampai memasuki fase ovulasi.
Pada tahapan ini, ovarium akan memproduksi folikel yang berisi sel telur.

Pertumbuhan folikel ovarium kemudian akan menyebabkan endometrium menebal. Fase ini
biasanya terjadi pada hari ke-10 dari 28 hari dalam sebuah siklus menstruasi.

C. Fase Ovulasi

Pada fase ovulasi, sel telur kemudian akan dilepaskan untuk dibuahi. Sel telur yang telah
matang kemudian akan bergerak ke tuba fallopi dan menempel di dinding rahim.
D. Fase Luteal

Setelah fase ovulasi, folikel yang telah pecah akan mengeluarkan sel telur akan
membentuk korpus luteum, yang kemudian akan memicu peningkatan hormon progesteron
untuk mempertebal lapisan dinding rahim. Ini juga dikenal dengan fase pramenstruasi. Pada
tahap ini, biasanya akan terjadi beberapa gejala yang terjadi, mulai dari payudara membesar,
muncul jerawat, badan terasa lemas, menjadi mudah marah atau emosional.

4. Siklus Menstruasi

Berikut ini adalah penjelasan terkait mekanisme produksi sel telur dan siklus menstruasi:

• Kelenjar hipofisis depan (pituitari) mengasilkan hormon follicl stimulating hormone


(FSH).

• Hormon ini berfungsi untuk mamacu folikel dalam ovarium untuk tumbuh.

• Satu di antara folikel ini ada yang tumbuh paling cepat, sedangkan yang lainnya
terhenti perkembangannya.

• Calon sel telur dan folikel membesar dan pindah ke permukaan ovarium.

• Folikel yang sedang tumbuh itu memproduksi hormon estrogen.

Kerja hormon estrogen adalah sebagai berikut.

1. Merangsang pertumbuhan endometrium dinding rahim.

2. Menghambat produksi FSH oleh pituitari.

3. Memacu pituitari untuk memproduksi hormon LH. Keluarnya LH dari pituitari


menyebabkan sel telur masak, kemudian keluar dari folikel ke ovarium. Perisriwa ini disebut
ovulasi.

• Setelah sel telur masak dan meninggalkan ovarium, LH mengubah folikel menjadi
badan berwarna kuning yang disebut korpus luteum.

• Sekarang folikel tidak mampu memproduksi estrogen lagi, tetapi mampu


memproduksi hormon progesteron.

• Fungsi hormon progesteron adalah mempercepat pertumbuhan selaput lendir rahim


dan mempercepat pertumbuhan pembuluh darah pada selaput lendir rahim.

• Pada siklus menstruasi terjadi perubahan-perubahan di dalam ovarium dan uterus.


• Masa menstruasi berlangsung kira-kira selama 5 hari, selama masa ini epitelium
permukaan lepas dari dinding uterus dan terjadi pendarahan.

• Masa sesudah menstruasi adalah tahap perbaikan dan petumbuhan yang berlangsung
selama 9 hari ketika selaput terlepas untuk diperbarui.

• Tahap ini dikendalikan oleh estrogen yang disekresikan oleh ovarium, sedangkan
pengeluaran estrogen dikendalikan oleh FSH.

• Ovulasi terjadi pada 14 hari pertama, kemudian disusul 14 hari tahap sekretorik,
dikendalikan oleh progesteron yang dikeluarkan korpus luteum.

• Jika sel telur yang keluar dari ovarium tidak dibuahi, produksi estrogen terhenti. Hal
ini menyebabkan kadar estrogen dalam darah sangat rendah, sehingga akibatnya aktivitas
pituitari untuk memproduksi LH akan menurun.

• Penurunan produksi LH menyebabkan korpus luteum tidak dapat memproduksi


progesteron.

• Tidak adanya progesteron dalam darah akan menyebabkan penebalan dinding rahim
tidak dapat dipertahankan, sehingga akan luruh dan terjadilah pendarahan.

• Peristiwa inilah yang disebut menstruasi

Fertilisasi dan Kehamilan

1. Pengertian Fertilisasi

Fertilisasi adalah proses ketika sel telur bertemu sel sperma dan bersatu membentuk zigot,
lalu berkembang menjadi embrio sebagai cikal bakal pembentukan janin. Fertilisasi atau
proses pembuahan disebut juga sebagai konsepsi dan menjadi awal terjadinya kehamilan.
Untuk mengetahui dan menghitung usia kehamilan biasanya dimulai dari hari pertama haid
terakhir (HPHT), yaitu sekitar 2 minggu sebelum proses pembuahan terjadi.

2. Proses pembuahan (Fertilisasi) pada manusia.

A. Ovulasi

Sebelum proses pembuahan berlangsung, harus terjadi ovulasi terlebih dahulu. Ovulasi yaitu
keluarnya sel telur dari ovarium (indung telur) yang normalnya terjadi setiap bulan. Seperti
dijelaskan disini: proses terjadinya menstruasi. Di dalam ovarium wanita, ada banyak sel
telur, namun dalam setiap bulannya ada satu sel telur yang berada dalam sebuah kantung
(folikel) yang dipersiapkan untuk menjadi matang. Proses pematangan ini terutama
dipengaruhi oleh hormon FSH (folikel stimulating hormone).
Setelah matang, sel telur keluar dari folikel sehingga terjadilah ovulasi yang dicetuskan oleh
hormon LH (Leutenizing hormone). Proses ovulasi umumnya terjadi sekitar 2 minggu
sebelum haid berikutnya. Pada kondisi tertentu, sel telur yang matang dan berovulasi tidak
hanya satu, dan hal inilah yang menjadi alasan terjadinya hamil kembar.

B. Sel telur berpindah ke saluran tuba falopi.

Setelah keluar dari indung telur, sel telur berada di tuba falopi dan perlahan menuju rahim.
Umur sel telur di dalam tuba falopi hanya 24 jam sehingga ia akan mati dan kehamilan tidak
terjadi jika tidak ada yang membuahinya.

C. Meningkatnya hormon

Setelah sel telur meninggalkan folikel, folikel dalam ovarium kemudian berkembang menjadi
korpus luteum. Korpus luteum ini menghasilkan hormon progesteron yang bertugas
menebalkan lapisan dinding rahim dengan nutrisi dan aliran darah sehingga siap sebagai
‘rumah' bagi sel telur yang sudah dibuahi.

D. Jika sel telur tidak dibuahi

Jika tak ada sperma yang membuahi sel telur, sel telur akan berpindah ke rahim dan hancur.
Pada saat ini, korpus luteum mengecil dan kadar hormon dalam tubuh kembali normal seperti
biasanya. Lapisan dinding rahim yang menebal tadi mulai mengalami proses peluruhan
sehingga keluarlah yang namanya darah haid.

E. Jika ada proses fertilisasi (konsepsi).

Kalau ada satu saja sperma yang berhasil sampai di saluran tuba falopi dan menerobos masuk
dalam sel telur, proses pembuahan bisa terjadi. Sel telur akan mengalami perubahan sehingga
tak ada sperma lain yang dapat masuk. Pada saat ini jugalah gen dan jenis kelamin bayi
ditentukan. Jika spermanya mengandung kromosom Y, bayinya laki-laki. Sebaliknya, jika
spermanya berkromosomkan X, yang lahir nanti adalah bayi perempuan.

F. Implantasi: perpindahan sel telur yang sudah dibuahi ke rahim

Tahapan dalam proses fertilisasi selanjutnya adalah implantasi. Namun, sel telur yang telah
dibuahi biasanya masih menetap di saluran tuba falopi selama 3-4 hari. Dalam waktu 24 jam
setelah dibuahi, sel telur tersebut akan membelah diri dengan cepat sehingga menjadi banyak
sel. Proses pembelahan ini terus terjadi seiring berpindahnya sel telur dari saluran tuba falopi
ke rahim. Setelah itu, barulah sel telur mulai berimplantasi atau menanamkan diri ke dinding
rahim.

Implantasi umumnya menimbulkan gejala, namun tak semua wanita mengalaminya.


Beberapa mendapati munculnya bercak darah di celana dalam selama 1-2 hari. Pada saat ini,
lapisan dinding rahim terus menebal dan serviks ditutupi oleh lendir tebal. Penutup ini akan
tetap melindungi serviks hingga proses persalinan nanti. Dalam waktu 3 minggu, sel yang
menempel di dinding rahim tadi mulai berkembang menjadi gumpalan, dan sel saraf pertama
bayi sudah mulai terbentuk.

G. Munculnya hormon kehamilan

Setelah implantasi terjadi, tubuh mulai menghasilkan hormon kehamilan (hCG). Keberadaan
hormon inilah yang dideteksi oleh alat tes kehamilan. Umumnya, butuh waktu 3-4 minggu
dari hari pertama haid terakhir agar kadar hCG cukup tinggi untuk terbaca oleh test pack.
Karenanya, banyak pihak menyarankan tes kehamilan dilakukan setelah telat haid saja. Bila
hasil tesnya negatif, jangan buru-buru menyimpulkan bahwa pasti tidak ada kehamilan.
Sebaliknya, tunggulah seminggu lagi untuk melakukan tes ulang.

3. PROSES MELAHIRKAN

Proses melahirkan dipicu oleh tingginya level hormon estrogen. Tingginya kadar estrogen
dalam darah memicu kepekaan uterus terhadap hormon oksitosin. Oksitosin dihasilkan oleh
fetus (janin), oksitosin juga merangsang plasenta untuk menghasilkan hormon prostaglandin.

Hormon oksitosin dan prostaglandin akan meningkatkan frekuensi kontraksi otot uterus,
kekuatan kontraksi, dan durasi kontraksi hingga bayi lahir. Pada mulanya kontraksi terjadi
selama 30 detik atau kurang dalam rentang waktu 25 hingga 30 menit. Pada saat puncaknya,
kontraksi dapat terjadi selama 60 hingga 90 detik dan terjadi setiap 2 hingga 3 menit.

Kontraksi otot uterus dimulai dari otot bagian atas lalu menuju ke bawah, memberikan gaya
dorong pada bayi untuk keluar melalui serviks. Gaya dorong ini semakin kuat saat kepala
bayi mendorong dinding serviks. Hal ini terjadi karena, saat dinding serviks terdorong dan
melebar, maka akan merangsang dihasilkannya hormon oksitosin. Meningkatnya hormon ini
akan membuat kontraksi otot uterus semakin kuat, sehingga gaya dorong yang dihasilkan
semakin besar. Selain gaya dorong terdapat pula gaya gesek antara bayi dengan cairan
plasenta dan gaya gesek antara bayi dengan saluran serviks.

Arah gaya gesek selalu berlawanan dengan arah gerak benda. Pada proses kelahiran, arah
gerak bayi yang mendesak keluar berlawanan dengan arah gaya gesek yang arahnya menuju
ke dalam. Ketika bayi keluar dari serviks gaya gesek di saluran serviks akan semakin
membesar karena kecilnya diameter serviks. Gaya gesek ini menahan gerakan bayi untuk
keluar. Akan tetapi, hormon oksitosin yang dihasilkan selama dinding serviks terdorong akan
memperkecil gaya gesek tersebut. Selain adanya oksitosin, gaya gesek juga diperkecil dengan
adanya cairan ketuban yang berperan sebagai pelumas atau pelicin ketika bayi keluar.

4. Masa Kehamilan

Masa kehamilan dapat diartikan sebagain kondisi sejak terjadinya fertilisasi dan embrio
terimplantasi dalam endometrium hingga terjadinya kelahiran.

Pada manusia, masa kehamilan rata-rata berlangsung selama 38 minggu (266 hari) mulai dari
fertilisasi atau 40 minggu dari permulaan siklus menstruasi terakhir.

Kehamilan manusia dibagi menjadi 3 (tiga) periode (trimester), dimana masing-masing


trimester lamanya tiga bulan.

A. Trimester Pertama

Trimester pertama berlangsung dari minggu pertama sampai minggu ke-13 masa kehamilan.
Pada trimeter pertama, perubahan pada ibu belum terlihat jelas.

Akan tetapi, terjadi perubahan besar dalam tubuhnya, misalnya peningkatan kadar hormon
estrogen dan progesteron. Rahim mulai mendukung untuk pertumbuhan janin dan plasenta.
Tubuh juga akan meningkatkan supai darah untum membawa oksgen dan nutrisi ke janin
yang sedang berkembang. Selama trimester pertama, ibu harus menjaga kondisi tubuhnya,
karena janin mudah mengalami keguguran.

Kondisi janin pada trimester pertama memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

• Ukuran embrio kurang lebih 7 mm

• Embrio telah memiliki bakal tulang belakang

• Otak dan sumsum tulang mulai terbentuk

• Embrio sudah dapat disebut janin, yang terlekat pada tali pusar dengan terhubung
plasenta dan terlindungi oleh kantong ketuban (amnion).

• Janin berukuran sekitar 5,5 cm.

• Otot, tulang belakang, tulang rusuk, lengan, dan jari mulai terbentuk.

• Janin sudah dapat menggerakkan lengan dan kaki, serta mampu memutar kepala.
• Pada akhir trimester pertama, janin terlihat seperti miniatur manusia, jenis kelamin
sudah tampak, dan detak jantung dapat dideteksi.

B. Trimester Kedua

Trimester kedua berlangsung dari minggu ke-13 sampai dengan minggu ke-27. Trimestrer
kedua merupakan periode yang dirasakan paling nyaman oleh ibu hamil, karena kegelisahan
gejala kehamilan awal sudah hilang. Perut ibu akam mulai terlihat membesar seiring
pertumbuhan rahim yang lebih cepat dari sebelumnya. Pada trimester kedua ini, ibu dapat
merasakan janin mulai bergerak, bahkan janin dapat mendengar dan mengenali suara ibunya.
Jenis kelamin janin juga sudah dapat dideteksi secara lebih jelas.

Kondisi janin pada trimester kedua memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

• Janin berukuran 10 cm, berat badan 0,5 kg, dan janin sudah terlihat seperti bayi.

• Jari tangan dan jari kaki sudah terbentuk, bagian ujung jari sudah tumbuh kuku.

• Janin telah memiliki alis dan bulu mata.

• Permukaan kulit ditumbuhi oleh rambut.

• Janin mulai bergerak aktif.

• Pada trimester kedua, mata janin sudah membuka.

C. Trimester Ketiga

Trimester ketiga berlangsung mulai dari minggu ke-28 sampai dengan masa kelahiran bayi.
Pada periode ini, janin sudah bisa membuka dan menutupo mata, mendendang, meregangkan
badan, dan bahkan merespon cahaya.

Ketia memasuki bulan kedelapan, pertumbuhan otak janin akan berlangung lebih cepat.
Sedangkan bulan kesembilan, paru-paru sudah siap untuk berespirasi sendiri.

Kondisi janin pada trimester ketiga memiliki ciri-ciri sebagai berikut.

• Sistem sirkulasi dan respirasi janin mengalami perubahan yang memungkinkan untuk
bernapas dengan dunia luar.
• Janin mengembangkan kemampuan untuk mengatur suhu tubuh sendiri.

• Tulang mulai mengeras dan otot menebal.

Anda mungkin juga menyukai