Anda di halaman 1dari 5

Nama : Zaki muhammad rizki

Prodi : DIII Kep

PTM 8

1. .Jelaskan Pengertian berbicara !

Berbicara adalah proses perubahan wujud pikiran atau perasaan menjadi wujud ujaran. Menurut
para ahli komunikasi, berbicara pada hakikatnya adalah :

a. Berbicara merupakan ekspresi diri.

b. Berbicara merupakan kemampuan mental motorik.

c. Berbicara terjadi dalam konteks ruang dan waktu.

d. Berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat produktif.

Berbicara adalah kegiatan menyampaikan pesan kepada orang lain (penyimak) dengan media bahasa
lisan. Suhendar (1992:20) mendefinisikan, berbicara adalah proses perubahan wujud
pikiran/perasaan menjadi wujud ujaran. Kegiatan berbicara yang baik dilakukan dengan melalui
tahap persiapan, tahap pelaksanaan, dan tahap evaluasi. Pada tahap persiapan, pembicara
menentukan tujuan, mengumpulkan referensi, menyusun kerangka, dan melakukan latihan. Pada
tahap pelaksanaan, pembicara melalui tahapan membuka pembicaraan, menyampaikan gagasan
dan menutup pembicaraan. Setelah itu baru ketahap selanjutnya, yakni tahap evaluasi. Evaluasi
dapat dilakukan dengan cara mendengarkan kembali kegiatan berbicara jika dibuat rekaman ketika
berbicara atau meminta masukan dari pendengar, khususnya teman yang mendengarkan apa dan
bagaimana kita berbicara. Pernyataan di atas dapat disimpulkan bahwa berbicara memerlukan
pengetahuan, pengalaman, serta kemampuan berfikir yang memadai. Jika kita ingin dapat berbicara
dengan baik, maka kita harus belajar dengan sungguh-sungguh dengan cara memahami konsep-
konsep berbicara dan melakukan latihan secara berkesinambungan.

2. Berbicara memiliki banyak arti dan makna antara lain : Berbicara merupakan ekspresi diri,
Berbicara merupakan kemammpuan mental motorik, Berbicara terjadi dalam konteks ruang dan
waktu, Berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang bersifat produktif. Jelaskan pernyataan
tersebut?

a) Berbicara Merupakan Ekspresi Diri

Kepribadian seseorang dapat dilihat dari pembicaraannya. Ketika Seseorang berbicara pada saat itu
dia sedang mengekspresikan dirinya. Dari Bahasa yang digunakan pembicara, dapat diketahui
kondisi mentalnya. Kemarahan, kesedihan, kebahagiaan, bahkan ketidakjujuran seseorang tidak
Dapat disembunyikan selama dia masih berbicara. Hal ini sejalan dengan Pendapat Ton Kartapati
yang mengatakan bahwa berbicara merupakan Ekspresi diri. Dengan berbicara seseorang dapat
menyatakan kepribadian dan Pikirannya, berbicara dengan dunia luar, atau hanya sekedar
pelampiasan Uneg-uneg (1981: 9).

b) Berbicara Merupakan Kemampuan Mental Motorik


Berbicara tidak hanya melibatkan kerja sama alat-alat ucap secara Harmonis untuk menghasilkan
bunyi bahasa tetapi, berbicara juga melibatkan Aspek mental. Bagaimana bunyi bahasa dikaitkan
dengan gagasan yang Dimaksud pembicara merupakan suatu keterampilan tersendiri. Kemampuan
Mengaitkan gagasan dengan bunyi bahasa (dalam hal ini kata) yang tepat Merupakan hal yang cukup
mendukung keberhasilan berbicara. Dalam hal ini, diperlukan keseimbangan antara tumpukan-
tumpukan Gagasan yang ada dalam pikiran dengan kemampuan menentukan kata yang Tepat. Ibarat
sebuah saluran, gagasan-gagasan yang ada dalam pikiran pembicara memerlukan saluran yang baik
agar gagasan tersebut dapat keluar Dengan sempurna.

c) Berbicara Merupakan Proses Simbolik

Kata yang menjadi dasar dari sebuah ujaran merupakan simbol bunyi. Sebagai simbol, pemaknaan
sebuah kata merupakan kesepakatan Antarpemakai bahasa. Antara kata dengan sesuatu yang
dirujuknya tidak Mempunyai kaitan yang mengikat. Artinya, penamaan sesuatu dengan sebuah Kata
merupakan kesepakatan. Ketika orang menamakan kursi untuk sebuah benda yang berfungsi
Sebagai tempat duduk, bukan berarti benda tersebut harus disebut kursi. Penamaan benda tersebut
karena faktor kebetulan dan kesepakatan. Kebetulan benda tersebut dinamakan kursi, dan pemakai
bahasa sepakat Untuk menamakan benda itu kursi. Di sinilah proses simbolisasi terjadi. Dalam hal ini
Muljana mengatakan, “Lambang atau simbol adalah sesuatu Yang digunakan untuk menunjuk
sesuatu berdasarkan kesepakatan Sekelompok orang. Lambang meliputi kata-kata, perilaku
nonverbal, dan Objek yang maknanya disepakati bersama.” (2001: 84)

d) Berbicara Terjadi dalam Konteks Ruang dan Waktu

Berbicara harus memperhatikan ruang dan waktu. Tempat dan waktu Terjadinya pembicaraan
mempunyai efek makna pembicaraan. Muljana Memberikan contoh, betapa tempat pembicaraan
dapat menentukan efek Makna. Topik-topik yang lazim dipercakapkan di rumah, tempat kerja, atau
tempat hiburan akan terasa kurang sopan bila dikemukakan di masjid (2001:103). Orang yang
mendengar percakapan tersebut akan Mempersepsikan kurang baik terhadap orang yang terlibat
dalam percakapan Tersebut.

e) Berbicara Merupakan Keterampilan Berbahasa yang Produktif

Produktif di sini bukan berarti menghasilkan suatu produk. Produktivitas Dalam hal ini diartikan
sebagai keterampilan berbahasa yang paling banyak Digunakan untuk berkomunikasi, seiring dengan
kemampuan berbahasa Lainnya, yaitu menyimak. Kedua kemampuan ini tidak dapat dipisahkan
Karena kedua keterampilan tersebut mempunyai hubungan resiprokal. Rasanya jarang orang
mengungkapkan perasaannya secara spontan Melalui kegiatan menulis. Dibandingkan dengan
menulis, memang berbicara Merupakan kegiatan berbahasa yang cukup efektif, karena tidak
memerlukan Persiapan dan media yang cukup rumit. Selain itu, berbicara mempunyai Kelebihan dari
segi koreksi dan ralat. Jika ada ungkapan yang salah, atau Perlu diralat, hal itu memungkinkan untuk
dilakukan dengan cepat.

3. Jelaskan Tujuan dan jenis- jenis berbicara ?

Tujuan berbicara :
1. Tujuan utama, menyampaikan informasi berupa gagasan-gagasan kepada pendengar.

2. Tujuan khusus, antara lain :

• Memberi informasi

• Menyatakan diri

• Mencapai tujuan

• Berekspresi

• Menghibur

Jenis-jenis berbicara :

Jenis berbicara disini mengacu pada situasi yang berkaitan dengan tujuan berbicara, dimana, kapan,
dan dengan siapa orang berbicara. Berdasarkan situasi berbicara terbagi menjadi 2 kelompok :

1. Nonformal, tidak terkait oleh aturan-aturan dalam berbicara formal.

2. Formal, terkait oleh aturan-aturan tertentu dan berlangsung melalui tahap-tahap dan faktor-
faktor tertentu.

4. Jelaskan Tahap-tahap Kegiatan Berbicara?

Secara formal, kegiatan berbicara mempunyai tahapan – tahapan tertentu. Dari mulai persiapan,
pelaksanan, hingga tahap evaluasi.

Persiapan seorang komunikator dalam menyampaikan pembicaraan adalah sebagai berikut.


- komunikator harus mempersiapkan, memahami, dan menguasai materi pembicaraan secara
mendalam, karena mungkin saja diantara para komunikan ada yang lebih menguasai materi yang
akan disampaikan. Penguasaan materi akan membuat rasa percaya diri komunikator.

- Sistematika Penyajian, sistematika atau urutan penyajian harus diperhatikan agar penyampaian
materi tidak menyimpan dari pokok pembicaraan atau sesuai dengan urutan.

- Bantu, untuk menyampaikan materi, hendaknya komunikator mempersiapkan dan berlatih


menggunakan alat bantu (alat peraga). Alat-alat bantu yang digunakan antara lain OHP, bagan,
skema, gambar, model, alat tiruan dan sebagainya.

-, komunikator harus mempersiapkan tempat, terutama bagi komunikan pemula, agar lebih
menguasai diri ketika tampil di depan komunikan.

-, komunikator harus mempersiapkan waktu berbicara secermat mungkin, agar pembicaraan tidak
bertele-tele yang akan membuat pembicaraan menjadi tidak fokus. Waktu yang digunakan harus
disesuaikan dengan ruang lingkup topik pembicaraan.

• Penyajian

Dalam menyajikan materi kepada komunikan, perlu memperhatikan hal-hal berikut:

-, hal-hal yang harus disampaikan pada pendahuluan adalah Motivasi, yang disampaikan untuk
menarik perhatian pendengar, Tujuan, untuk memperjelas tujuan disampaikan materi. Ruang
lingkup pembicaraan, untuk membatasi pembahasan materi pembicaraan.

- Isi, isi pembicaraan harus jelas, menarik dan terfokus.

• Penutup

- yang baik harus mampu menutup pembicaraan dengan baik pula, dalam arti menutup tepat pada
waktunya dan setelah materi disampaikan secara utuh. Untuk itu penutupan pembicaraan
hendaknya memperhatikan hal-hal berikut:

- Menyampaikan ringkasan materi pembiccaraan dan menekankan kembali pentingnya pembicaraan


tersebut.

- Memotivasi kembali komunikan


- Memberikan saran, ajakan, atau harapan kepada komunikan setelah kembali ke tempat masing-
masing.

- Memberikan ucapan terima kasih kepada para komunikan disertai permohonan maaf jika ada
kesalahan dan kata-kata yang menyinggung perasaan.

5. Anda mau berpidato, apa saja persiapan sebelum dan pada waktu berpidato?

• Persiapan Sebelum Berpidato

Ada beberapa persiapan yang harus dilakukan sebelum berpidato antara lain: (a) Menentukan
Tujuan Pidato; (b) Memilih Pokok Persoalan; (c) Mengetahui dan Menganalisa audience dan
suasananya; (d) Mengumpulkan materi pidato; (e) Menyusun Kerangka Materi Pidato; (f) Melakukan
Latihan Pidato; (g) Menghilangkan Perasaan “Demam” Panggung yaitu dengan cara: memfokuskan
pikiran pada diri sendiri, percaya diri (PD), menganggap audience tidak tahu tentang apa yang kita
bicarakan, memperdalam materi dengan baik, mempersiapkan konsep pidato beberapa hari
sebelumnya, membaca berulangulang materi pidato, mempersiapkan diri beberapa jam sebelum
tampil dan jangan tergesa-gesa, serta istirahat yang cukup. Terakhir sudah tentu adalah dengan
berdoa.

• Saat Berpidato

-. Pembukaan pidato merupakan bagian penting dan memainkan peranan bagi pembicara, karena
bagian ini dapat memeberikan kesan pertama bagi para audience.. Ada beberapa cara yang dapat
digunakan seorang pembicara untuk membuka pidatonya: (a) dengan memperkenalkan diri; atau (b)
Membuka pidato dengan humor; atau (d) membuka pidato dengan pendahuluan secara umum.

-Inti Pidato. Setelah selesai melakukan pembukaan dengan salah satu cara di atas, maka langsung
dilanjutkan dengan menyajikan pokok permasalahannya.

-Penutup Pidato bisa dilakukan dengan: (a) Membuat rangkuman atau simpulan; atau (b)
menyatakan kembali prinsip-prinsip yang terkandung dalam pidato; atau (c) menceritakan cerita
singkat yang menarik; atau (d) mengutip kata-kata mutiara, ungkapan, atau beberapa bait pantun;
atau € mengajak atau menghimbau dan mengemukakan sebuah pujian buat para pendengar.

Anda mungkin juga menyukai