Anda di halaman 1dari 18

Berbicara Untuk Keperluan Akademik

KELOMPOK 10
Ajeng Anggilia

Mata Kuliah: Bahasa Indonesia

Dosen Pengajar: Salman Alade, M.pd


Konsep Berbicara
Pengertian Berbicara
HBerbicara merupakan bentuk komunikasi yang menggunakan media Bahasa,
berbicara merupakan proses penuangan gagasan dalam bentuk ujaran. Ujaran-
ujaran yang muncul merupakan perwujudan gagasan, pikiran, dan Perasaan
yang menjadi wujud ujaran.
Ada beberapa hal yang berkaitan dengan batasan berbicara. Hal itu
adalah Seperti di bawah ini;
1) Berbicara merupakan ekspresi diri.
2) Berbicara merupakan kemampuan mental motoric.
3) Berbicara merupakan proses simbolik.
4) Berbicara terjadi dalam konteks ruang dan waktu.
5) Berbicara merupakan keterampilan berbahasa yang produktif.
Secara umum berbicara dapat diartikan sebagai suatu penyampaian Maksud (ide,
pikiran, isi hati) seseorang kepada orang lain dengan menggunakan Bahasa lisan
sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain. (Depdikbud, 1983/1985:7).
Pengertiannya secara khusus banyak dikemukakan Oleh para pakar, di antaranya.
Tarigan (1983:15), mengemukakan bahwa berbicara Adalah kemampuan mengucapkan
bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk Mengekspresikan, menyatakan serta
menyampaikan pikiran, gagasan, dan Perasaan.

Berbicara pada hakikatnya merupakan suatu proses berkomunikasi karena Di


dalamnya terjadi pemindahan pesan dari suatu sumber ke tempat lain. Proses
Komunikasi itu dapat digambarkan sebagai pemindahan pesan dari suatu sumber Ke
tempat lain. Dalam proses komunikasi terjadi pemindahan pesan dari Komunikator
(pembicara) kepada komunikan (pendengar). Komunikator adalah Seseorang yang
memiliki pesan. Pesan yang akan disampaikan kepada komunikan Lebih dahulu diubah
ke dalam simbol yang dipahami oleh kedua belah pihak. Simbol tersebut memerlukan
saluran agar dapat dipindahkan kepada komunikan.
lisan adalah alat komunikasi berupa simbol yang dihasilkan oleh Alat ucap manusia. Saluran
untuk memindahkannya adalah udara. Selanjutnya,Simbol yang disalurkan lewat udara
diterima oleh komunikan. Simbol yang Disampaikan itu dipahami oleh komunikan, sehingga
komunikan dapat memahami Pesan yang disampaikan oleh komunikator.
Tahapan selanjutnya, komunikan memberikan umpan balik kepada Komunikator.
Umpan balik adalah reaksi yang timbul setelah komunikan Memahami pesan. Reaksi dapat
berupa jawaban atau tindakan. Dengan demikian, Komunikasi yang berhasil ditandai oleh
adanya interaksi antara komunikator Dengan komunikan. Berdasarkan uraian di atas, dapat
disimpulkan bahwa Peristiwa komunikasi dapat berlangsung apabila memenuhi persyaratan
berikut Ini.
1) Komunikator: orang yang menyampaikan pesan
2) Pesan: isi pembicaraan
3) Komunikan: Orang menerima pesan
4) Media: bahasa lisan
5) Sarana: waktu, tempat, suasana, peralatan yang digunakan dalam penyampaian pesan
6) Interaksi: daerah, dua arah, atau multiarah
Berbicara merupakan tuntutan kebutuhan manusia sebagai makhluk sosial (homo homine
socius) agar mereka dapat berkomunikasi dengan sesamanya. Dalam kaitan ini, Stewart dan
Zimmer (Depdikbud, 1984/85:8) memandang Kebutuhan akan komunikasi yang efektif
dianggap sebagai suatu yang esensial Untuk mencapai keberhasilan dalam setiap individu,
baik aktivitas individu Maupun kelompok. Kemampuan berbicara yang baik sangat
dibutuhkan dalam Berbagai jabatan pemerintahan, swasta, ataupun pendidikan. Seorang
pemimpin, Misalnya, perlu menguasai keterampilan berbicara agar dapat menggerakkan
Masyarakat untuk berpartisipasi dalam program pembangunan. Seorang pedagang Perlu
menguasai keterampilan berbicara agar dapat meyakinkan dan membujuk Calon pembeli.
Demikian pula halnya pendidik, mereka dituntut menguasai Keterampilan berbicara agar
dapat menyampaikan informasi dengan baik kepada Anak didiknya.
Selanjutnya , di bawah ini diuraikan beberapa prinsip umum berbicara Menurut
Tarigan (1983), yakni seperti di bawah ini:
a. Membutuhkan paling sedikit dua orang.
b. Mempergunakan studi linguistik yang dipahami bersama
c. Merupakan suatu pertukaran peran antara pembicara dan pendengar yang
d. Berhubungan dengan masa kini
Tujuan Berbicara

Tujuan utama berbicara adalah untuk menginformasikan gagasan kepada Pendengar yang
harus ditempatkan sebagai sarana penyampaian sesuatu kepada Orang lain. Lebih lanjut,
pengelompokan tujuan berbicara ada empat tujuan yaitu (1) Tujuan sosial, (2) tujuan
ekspresif, (3) tujuan ritual, dan (4) tujuan Instrumental.
Ada juga tujuan berbicara yang menitik beratkan pada efek pembicaraan, yaitu seperti
di bawah ini.
1) Berbicara untuk meyakinkan pendengar
2) Berbicara dengan tujuan mempengaruhi pendengar.
3) Berbicara dengan tujuan memperluas wawasan pendengar.
4) Berbicara dengan tujuan memberi gambaran tentang suatu objek
Menganalisis Situasi dan Mendengar
Jenis berbicara dapat dilakukan dengan cara yang berbeda, yakni Dilakukan berdasarkan tiga hal, yaitu
situasi, keterlibatan pelaku, dan alur Pembicaraan.
Berdasarkan situasi berbicara, yakni dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, Yaitu sebagai berikut:
1)Berbicara formal, yaitu berbicara yang terikat pada aturan, baik aturan tata Krama maupun kebahasaan
2)Berbicara nonformal, yaitu berbicara yang tidak terlalu terikat pada aturan Berdasarkan keterlibatan
pelaku, berbicara dapa dikelompokkan ke dalam dua Jenis, yaitu seperti di bawah ini.
Berdasarkan keterlibatan pelaku, berbicara dapat dikelompokkan ke dalam dua jenis, yaitu seperti di
bawah ini
1)Berbicara individual, yaitu berbicara yang dilakukan oleh seorang Pelaku/pembicara, misalnya pidato.
2)Berbicara kelompok, yaitu berbicara yang melibatkan banyak Pelaku/pembicara, misalnya diskusi dan
debat.
Berdasarkan alur pembicaraannya, berbicara dapat dikelompokkan ke
dalam dua Jenis yaitu seperti di bawah ini.
1)Berbicara monologis, yaitu kegiatan berbicara yang dilakukan searah.
2)Berbicara dialogis, yaitu kegiatan berbicara yang dilakukan secara dua
Arah
Berbicara sebagai proses adalah kegiatan berbicara yang dimulai
dengan Proses simbolisasi pesan dalam diri pembicara untuk
disampaikan kepada Pendengar melalui sebuah media. umum berbicara
merupakan proses Penuangan gagasan dalam bentuk ujaran-ujaran.
Ujaran-ujaran yang muncul Merupakan perwujudan gagasan yang
sebelumnya berada pada tataran ide.
Penyusunan bahan Berbicara
Topik pembicaraan dinilai baik apabila menarik bagi pembicara dan Pendengar, misalnya aktual dan relevan
dengan kepentingan partisipan. Agar Topik pembicaraan itu mudah dipahami perlu disusun naskah secara
sistematis, Misalnya sesuai dengan urutan waktu, tempat dan sebab akibat.
Mempersiapkan materi untuk bahan bicara di depan orang banyak, Idealnya memang dilakukan selama
beberapa hari. Paling tidak ada kesempatan Untuk mempersiapkan bahan, kemudian melatih cara bicara, dan
mempersiapkan Mental.
Kadang – kadang kesempatan untuk tampil tidak diiringi waktu persiapan Yang memadai. Ketika tiba
saatnya kita berbicara di depan orang banyak, apalagi Dengan bahasa asing. Kalau waktu persiapan hanya sesaat
jangan langsung Mengatakan ‘tidak. Janie Lipsmeyer, salah satu penulis di situs bisnis, Helium.com
mengungkapkan, pada saat mendesak mempersiapkan satu naskah Berbicara di depan orang banyak sebenarnya
bisa dilakukan dalam waktu lima Menit saja. Dalam hal ini ada beberapa hal yang perlu diperhatikan, seperti di
Bawah ini:
1)Siapkan materi yang paling dikuasai atau paling digemari.
2)Memasukkan pengalaman berkesan yang Pernah kita alami dalam materi Presentasi juga bisa membantu kita
memiliki bahan yang familier .
3)Selipkan sedikit simpulan atau saran yang akan semakin membuat Presentasi kita memiliki manfaat bagi orang
lain.
4)Persiapkan diri juga untuk tampil dengan bahasa tubuh yang baik dan Kalimat pembuka yang baik.
Macam – Macam Berbicara Untuk Keperluan Akademik
Presentasi
Presentasi berhubungan erat dengan komunikasi. Presentasi adalah suatu Proses pertukaran informasi, gagasan, dan
pikiran di antara dua orang atau lebih dalam berkomunikasi. Hal ini bertujuan menginformasikan, menghibur, dan
Menggerakkan untuk bertindak.
Teknik yang digunakan, seperti bersikap hormat, menghargai khalayak, Menunjukkan empati, menggunakan bahasa
yang mudah dimengerti, dan Menggunakan media sebagai pelengkap. Untuk keperluan akademik harus Menggunakan
bahasa yang baku. Orang yang mempresentasikan biasanya Mempunyai sebutan yang berbeda, seperti MC, presenter,
entertainer, protocol, Public speaker, moderator, dan lain-lain.
Persiapan yang harus anda lakukan sebelum pelaksanaan presentasi adalah Sebagai berikut.
1)Kenali audience
2)Kuasai materi
3)Buat outline
4)Siapkan alat peraga/bantu
5)Siapkan introduction
6)Siapkan penutup
Agar lebih baik dalam melaksanakan presentasi lakukan latihan. Latihan Adalah cara yang
paling efektif karena beberapa alasan
1) Dapat mengeliminir kejelekan dalam presentasi
2) Melatih transisi antar bagian supaya lebih halus
3) Memberi gambaran waktu yang diperlukan
4) Meningkatkan percaya diri.
Hal-hal yang diperhatikan saat pelaksanaan presentasi, yaitu sebagai berikut:
1) Kuasai alat peraga yang digunakan.
2) Kuasai diri sendiri (be confident).
3) Jangan membelakangi audience.
4) Jangan membaca materi presentasi.
5) Gunakan terminologi yang umum.
6) Singkat, padat (tepat waktu).
7) Bicara lugas, tegas.
8) Selingi dengan sedikit humor
Seminar
Dalam hal ini yang pertama adalah apa tujuan seminar. Seminar di sini Adalah untuk mengeksplorasi sebuah
ide. Dengan demikian, seminar berbeda Dengan pelatihan karena di dalam pelatihan, ada sebuah keahlian
yang dibawakan Oleh seseorang yang menguasainya dan di dalam pelatihan terjadi transfer ilmu
Selanjutnya, yang kedua adalah bagaimana peran orang yang ikut di dalam Seminar. Seminar adalah
satu pertemuan, di sini semua pesertanya terlibat aktif. Di dalam seminar yang dimaksud ini, tidak ada
pembicara dan peserta, seperti yang dikenal dalam seminar pada umumnya. Tidak ada perbedaan antara
pembicara dan peserta. Dengan demikian, seminar dibedakan dengan kuliah, dalam hal ini ada seorang
rektor membawakan suatu tema atau ide, dan peserta kuliah mendengarkan dan bertanya. Rektor adalah
seseorang yang menguasai tema tersebut, sedangkan peserta adalah orang yang mempelajari tema tersebut.
Agar sebuah seminar berjalan dengan baik perlulah dipikirkan beberapa Syarat berikut ini.
a)Ruang Seminar
b)Peserta
c)Moderator
d)Jalannya Seminar
Ada beberapa hal yang perlu diperhatikan supaya Seminar berjalan baik.
1) Seminar adalah sebuah diskusi dua arah
2) Seminar bisa dimulai dengan pertanyaan-pertanyaan yang sudah jelas ada Jawabannya, lalu
mengarah ke pertanyaan-pertanyaan lain yang lebih Dalam dan tidak jelas jawabannya.
3) Semua pertanyaan dan pernyataan yang dinyatakan dengan jelas.
4) Setiap pertanyaan haruslah jelas Sebelum ditanggapi dengan jawaban. Penanggap berhak
meminta Penjelasan lebih lanjut atas pertanyaan sebelum ia menjawab.
5) Sebuah pertanyaan bisa dilihat sebagai jembatan menuju pertanyaan lain Yang lebih mendasar.
6) Etika harus diperhatikan dalam sebuah seminar, seperti halnya di sebuah Meja makan. Bahasa
harus santun dan tidak merendahkan. Dalam hal ini Moderator terlebih harus memberikan contoh
yang dapat diikuti oleh Peserta yang lain.
7) Sebuah seminar yang baik tidaklah harus menghasilkan sebuah simpulan Tunggal. Setiap orang
bisa pulang dengan pendapatnya masing-masing. Dalam hal ini yang terpenting adalah mata
mereka lebih terbuka, mereka Telah melihat ide-ide baru yang sebelumnya tidak terpikirkan
olehnya.
Berpidato dalam Situasi Formal
Kegiatan berbicara formal adalah kegiatan berbicara yang dilakukan dalam Situasi atau
acara-acara formal. Berbicara formal dikelompokkan menjadi dua, Yaitu monolog dan
dialog. Berbicara monolog adalah berbicara satu arah, artinya Dalam kegiatan berbicara
tersebut tidak terjadi interaksi antara pembicara dengan Pendengar. Kegiatan berbicara
yang bersifat monolog seperti pidato/sambutan dan Memandu. Memandu dapat berapa
memandu acara atau mewara dan memandu Wisatawan. Kegiatan berbicara yang bersifat
dialog, wawancara, dan diskusi. Diskusi memiliki ragam antara lain seminar dan
simposium (pertemuan dengan Beberapa pembicara yang mengemukakan pidato singkat
tentang topik tertentu Atau tentang beberapa aspek dari topik yang sama).
Untuk memperoleh keterampilan berbicara formal diperlukan penguasaan Terhadap
faktor – faktor yang menentukan keberhasilan berbicara. Faktor – faktor Tersebut adalah
faktor kebahasaan dan non kebahasaan. Faktor kebahasaan Meliputi keberanian,
kelancaran, kenyaringan suara, pandangan, gerak-gerik, Penalaran, dan sikap yang wajar.
Belajar Mengajar
Proses belajar mengajar tidak terlepas dari tiga komponen utama, yaitu Guru, siswa,
dan bahan ajar. Proses belajar merupakan interaksi antar berbagai Unsur, yakni dengan
unsur utama adalah siswa, kebutuhan berbagai sumber, serta Situasi belajar yang
memberikan kemungkinan kegiatan belajar. Meskipun Demikian, guru merupakan
faktor yang cukup menentukan, seperti melakukan Pengembangan bahan ajar serta
perangkat lainnya
Kesimpulan
Pengetahuan tentang ilmu atau teori berbicara sangat menunjang Kemahiran serta
keberhasilan seni dan praktik berbicara. Untuk itulah diperlukan Pendidikan berbicara (speech
education). Konsep-konsep dasar pendidikan Berbicara mencakup tiga kategori, yaitu (1) hal-
hal yang berkenaan dengan Hakikat atau sifat-sifat dasar ujaran, (2) hal-hal yang berhubungan
dengan proses Intelektual yang diperlukan untuk mengembangkan kemampuan berbicara, dan
(3) Hal-hal yang memudahkan seseorang untuk mencapai keterampilan berbicara.
Selain itu, berbicara dapat dikelompokkan berdasarkan beberapa aspek, Yaitu (1) arah
pembicaraan, (2) tujuan pembicaraan, dan (3) suasana. Pengelompokan berdasarkan arah
pembicaraan menghasilkan berbicara satu arah (pidato dan ceramah), dan berbicara dua/multi-
arah (konversasi, diskusi). Berdasarkan aspek tujuan, berbicara dapat dikelompokkan ke
dalam berbicara Persuasi, argumentasi, agitasi, instruksional, dan rekretif. Sementara itu,
Berdasarkan suasana dan sifatnya, berbicara dapat dikelompokkan ke dalam Berbicara formal
dan nonformal.
Saran
menyadari akan kekurangan bahan/materi tulisan ini. Dalam hal Ini penulis menyarankan apabila
terdapat kekurangan atau isi tulisan ini, maka Saran kritik dari pembaca adalah penutup dari
semua kekurangan penulis dan Menjadikan semua itu sebagai bahan acuan untuk memotivasi dan
Menyempurnakan tulisan ini.

Daftar Pustaka
Arsjad, Maidar G dan Mukti U.S. 1991. Pembinaan Kemampuan Berbicara Bahasa
Indonesia. Bandung : Erlangga
Arifin, E. Zaenal dan SAmran Tasai. 2008. Cermat Berbahasa Indonesia
untuk Perguruan Tinggi. Jakarta : Akapress
Kerf, Gorys. 1993. Komposisi. Flores : Nusa Indah
Trigan, Henry Guntur. 1993. Berbicara. Bandung : Angkasa
Terima Kasih

Anda mungkin juga menyukai