Anda di halaman 1dari 6

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah Swt. yang sudah melimpahkan rahmat, taufik, dan hidayah- Nya
sehingga kami bisa menyusun tugas "BAHASA INDONESIA" ini dengan baik serta tepat waktu. Seperti yang
sudah kita tahu bahwa berbicara merupakan komunikasi yang paling banyak digunakan di kebanyakan orang,
bahkan setiap hari setiap saat kita pasti mengeluarkan sepatah kata atau kalimat untuk menyampaikan maksud kita
kepada orang lain. untuk itu sangat penting bagi seseorang untuk berbicara. berarti metode berbicara sangat penting
dipahami di semua kalangan masyarakat mulai dari usia dini hingga orang dewasa, Semuanya perlu dibahas pada
makalah ini kenapa berbicara sangat diperlukan dalam kehidupan sehari.

Tugas ini kami buat untuk memberikan ringkasan tentang Metode berbicara, Mudah-mudahan makalah yang kami
buat ini bisa menolong menaikkan pengetahuan kita jadi lebih luas lagi. Kami menyadari kalau masih banyak
kekurangan dalam menyusun makalah ini.

Oleh sebab itu, kritik serta anjuran yang sifatnya membangun sangat kami harapkan guna kesempurnaan makalah
ini. Kami mengucapkan terima kasih kepada Dosen mata kuliah "Bahasa Indonesia" Kepada pihak yang sudah
menolong turut dan dalam penyelesaian makalah ini. Atas perhatian serta waktunya, kami sampaikan banyak terima
kasih.

BAB 1

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kegiatan berbicara adalah kegiatan yang tidak dapat dilepaskan dalam keseharian kehidupan kita sebagai manusia.
Berbicara merupakan salah satu dari empat aspek berbahasa. Berbicara adalah keterampilan berbahasa yang
berkembang pada diri manusia semenjak ia masih anak-anak. Berbicara juga merupakan pengetahuan yang sangat
fungsional dalam

memahami seluk beluk berbicara. Manusia hidup selalu berkelompok mulai dari kelompok kecil, misalnya keluarga,
sampai kelompok yang besar seperti organisasi sosial. Dalam kelompok itu mereka berinteraksi satu dengan yang

lainnya. Dimana ada kelompok baru manusia disitu pasti ada bahasa. Kenyataan ini berlaku baik pada masyarakat
tradisional maupun masyarakat moderen. Dalam setiap masyarakat diperlukan komunikasi lisan dan tulisan.

Keterampilan berbahasa ini didahului oleh keterampilan menyimak, dan pada saat ini pulalah keterampilan berbicara
atau keterampilan berujar dipelajari atau dimulai.

Dalam pembelajaran bahasa salah satu keterampilan yang harus dikuasai siswa adalah keterampilan berbicara.
Keterampilan berbicara ini menempati kedudukan yang penting karena merupakan ciri kemampuan komonikatif
siswa. Dengan kata lain, kemampuan berbicara tidak hanya berperan dalam pembelajaran bahasa tetapi berperan
penting pula dalam pembelajaran yang lain. Hal ini berarti salah satu indikator keberhasilan siswa belajar adalah
kemampuannya mengungkapkan gagasannya secara lisan di dalam kelas dalam satu lingkup mata pelajaran tertentu.

Berbicara bukanlah sekadar pengucapan bunyi atau kata-kata saja, tetapi berbicara merupakan suatu alat untuk
menyampaikan gagasan yang disusun dengan metode-metode dan dikembangkan sesuai dengan kebutuhan
pendengar/ penyimak. berbicara sangat erat kaitannya dengan kegiatan memproduksi ide.

Ide yang dimaksud adalah buah pikiran yang dihasilkan pembicara berdasarkan berbagai sumber yang telah ia
ketahui. Ide bisa berasal dari pengamatan, pengalaman dan imajinasi.
1.2 Rumusan Masalah

Dari beberapa masalah yang ada di atas, maka kami dari tim penyusun makalah ingin membahas beberapa hal untuk
menjelaskan masalah-masalah tersebut, yaitu sebagai berikut :

 Apa Definisi dari Berbicara


 Apa yang dimaksud Metode Impromptu
 Apa yang dimaksud Metode Naskah
 Apa yang dimaksud Metode Ekstemporer
 Apa yang dimaksud Metode Memoriter.

1.3 Tujuan Masalah

Dari rumusan masalah penulisan yang sudah disebutkan, maka kami sebagai tim penyusun makalah mempunyai
tujuan penulisan, yaitu sebagai berikut :

 Mengetahui definisi dari berbicara.


 Mengetahui metode Impromptu dalam berbicara.
 Mengetahui metode Naskah dalam berbicara
 Mengetahui metode Ekstemporer dalam berbicara
 Mengetahui metode Memoriter dalam berbicara

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 definisi berbicara

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (Depdiknas, 2008: 196) tertulis bahwa berbicara adalah “berkata, bercakap,
berbahasa atau melahirkan pendapat (dengan perkataan, tulisan, dan sebagainya) atau berunding”.

Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang
lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain (Depdikbud,
1984:3/1985:7).

Pengertiannya secara khusus banyak dikemukakan oleh para pakar. Henry Guntur Tarigan (2008:16),
mengemukakan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, menyatakan serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.

Sedangkan sebagai bentuk atau wujudnya berbicara disebut sebagai suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-
gagasan serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.

Sty Slamet (2007:12) menjelaskan bahwa berbicara adalah kegiatan mengekspresikan gagasan, perasaan, dan
kehendak pembicara yang perlu diungkapkan kepada orang lain dalam bentuk ujaran. Sedangkan menurut Sabarti
Ahdiah (1992:3) berbicara adalah keterampilan menyampaikan pesan melalui bahasa lisan. Selanjutnya Nurhatim
(2009:1) berbicara adalah bentuk komunikasi verbal yang dilakukan manusia dalam rangka pengungkapan gagasan
dan ide yang telah disusun dalam pikiran.

Menurut Tarigan (1983:15) memberikan batasan bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atas kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan, serta menyampaikan pikiran, gagasan, dan perasaan.
Sedangkan sebagai bentuk atau wujudnya berbicara tersebut sebagai suatu alat untuk mengkomunikasikan gagasan-
gagasan yang disusun serta dikembangkan sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan sang pendengar atau penyimak.

Menurut Mulgrave (1954:3-4) mengemukakan pendapat bahwa berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-
bunyi bahasa atau kata-kata untuk mengekspresikan pikiran. Jadi pada hakikatnya berbicara merupakan ungkapan
pikiran dan perasaan seseorang dalam bentuk bunyi-bunyi bahasa.

2.2 metode impromptu/Mendadak

Metode ini biasanya digunakan oleh seseorang yang secara serta merta atau secara tiba-tiba dan mendadak diminta berbicara di
depan orang banyak. Orang ini tampil sesuai dengan kebutuhan sesaat, tanpa persiapan yang cukup sebelumnya, karena
kesempatan berbicara itu datang tanpa diduga. Kondisi ini bisa terjadi di mana saja, bisa di kampus, di kantor bahkan
ketika berkumpul bersama kerabat.Kalaupun orang ini mempersiapkan sesuatu, hanya dalam waktu yang sangat singkat,
sebab dia tahu akan tampil berbicara, harus sesaat sebelum berbicara. Hal ini menyebabkan seseorang tampil berbicara hanya
berdasarkan pengetahuan, pengalaman, dan keberanian yang dimilikinya. Jika dia adalah orang yang sudah punya pengetahuan
dan pengalaman tampil berbicara, maka dia tentu akan berhasil. Tatapi, jika dia orang yang baru sekali itu tampil berbicara di
depan pendengar, tentulah dia akan menemukan banyak kesulitan.

Kelebihan dan kekurangan Metode Impromptu dalam berbicara :

 Kelebihan: Sedangkan kelebihan metode ini yaitu bahasa yang digunakan singkat sehingga tidak membosankan
dan bisa bebas memilih topik bahasan namun tetap sesuai acara.
 Kekurangan: kekurangan dalam metode ini adalah materi kadang tidak disampaikan secara urut/sistematis,
sifatnya mendadak, kurang persiapan, sehingga kemungkinan ada yang terlupa.

Tips dalam melakukan metode Impromptu dalam berbicara:

 Meskipun serta merta, bukan berarti pidato dilakukan tanpa persiapan. Persiapan tetap perlu dengan cara
memperbanyak membaca buku, atau mengikuti berita-berita yang sedang berkembang.
 Maksimalkan anggota tubuh lainnya sebagai alat komunikasi. Menggunakan metode ini membuat tangan
kita leluasa bergerak karena tidak memegang teks. Selain itu, gerakan seperti mimik muka, dan gerakan-
gerakan tangan juga sangat membantu pidato anda menarik bagi pendengar
 Jangan lupa untuk TETAP memperhatikan waktu berbicara!

2.3 Metode Naskah

Metode naskah, yaitu berpidato dengan menggunakan naskah yang telah di buat sebelumnya, Metode ini jarang
digunakan, kecuali pada saat-saat penting, misalnya di radio dan televisi, Pidato yang digunakan untuk pidato resmi dan
dibacakan secara langsung. Biasanya sebelum tampil berbicara, pembicara memperhatikan naskah lengkap dan pembicara
selalu membaca naskah yang telah dipersiapkan sebelumnya Ketika tampil berbicara naskah itu dibacanya kata demi kata.
Kalimat demi kalimat. Sehingga perhatian si pembicara tertuju pada naskah tersebut,Namun dia memandang pendengarnya
sebanyak mungkin, dan kepada naskah sedikit mungkin. Cara demikian dilakukan agar tidak terjadi kekeliruan, karena
setiap kata yang diucapkan dalam situasi resmi, akan disebarluaskan dan dijadikan figur oleh masyarakat dan dikutip
media massa.

Permbicara harus mampu memahami dan menghayati makna yang dibacanya itu, dan memelihara hubungan yang erat dengan
pendengar, Pembicara juga harus selalu ingat bahwa dia bukan sedang membaca, tetapi sedang berbicara, maka respons
pendengar harus selalu diperhatikan.

Kelebihan dan kekurangan metode naskah dalam berbicara :

 Kelebihan: sedangkan kelebihan metode ini yaitu pidato terencana dengan baik, lengkap, dan sistematis,
kalimatnya dapat di koreksi ulang, tidak ada hal yang terlupakan.
 Kekurangan: kekurangan metode ini adalah membosankan, interaksi dengan pendengar kurang, suara monoton,
bersifat kaku, mata pembicara selalu ditunjukan ke bawah sehigga tidak bisa bebas memandang pendengarnya.

Tips dalam melukukan metode naskah dalam berbicara :

a. Tulis secara rinci kata per kata apa yang akan kita katakan di podium;

b. Gunakan kata-kata yang mudah dimengerti dan hindari penggunaan kalimat-kalimat ambigu;

c. Perhatikan tanda baca, dan mainkan intonasi suara supaya pembicaraan kita tidak datar. Tetapi perlu diperhatikan,
intonasi yang tepat, supaya pendengar tidak menerima maksud yang salah;

d. Buatlah kontak/komunikasi dengan pendengar, jangan terus-menerus melihat ke arah kertas.

2.4 Metode Ekstemporer/Point

Metode ini sebenarnya pengembangan dari metode teks, hanya tidak kata per kata yang harus ditulis, tetapi cukup
point-point atau intinya saja, Metode ini jarang digunakan oleh pembicara yang ingin berbicara tanpa mempersiapkan naskah.
Uraian yang akan disampaikan dengan metode ini direncanakan dengan cermat. Kita bisa memakai metode ini di acara apa
saja, formal/informal. Setelah itu dibuat catatan penting yang sekaligus menjadi urutan sistematis dari uraian itu . Biasanya,
orang yg sudah ahli sekalipun, sering memakai metode ini untuk mencegah pembicaraannya menjadi out of topic.
Dalam metode ini, kadang-kadang disiapkan konsep naskah dengan bebas berbicara, serta bebas pada memilih kata-kata sendiri.
Catatan tadi digunakan untuk mengingat urutan-urutan idenya. Metode ini lebih bersifat flesibel dan variatif dalam menggunakan
kata-kata (diksi). Pembicara juga dapat merubah pembicaraannya sesuai dengan reaksi-reaksi yang timbulk pada
pendengar,Teknik berpidato dengan menjabarkan materi pidato yang terpola secara lengkap adalah teknik yang
sangat dianjurkan dalam berpidato. Maksud dari terpola yaitu materi yang akan disampaikan harus disiapkan garis-
garis besar isinya dengan menuliskan hal-hal yang di anggap paling penting untuk disampaikan.

Kelebihan dan kekurangan dalam metode Ekstemporer /point:

 Kelebihan: sedangkan kelebihannya yaitu materi yang disampaikan dapat di ungkapkan secara sitematis
dan lengkap.
 Kekurangan: kekurangan metode ini adalah seakan-akan kurang siap karena perlu berkali-kali menunduk
untuk melihat catatan.

Tips dalam melakukan metode Ekstemporer :

 Gunakan kertas yang kecil! Kertas yang kecil akan membebaskan tangan kita bergerak untuk menambah
ekspresi dan gaya bicara;
 Urutkan tiap-tiap inti pembicaraan/pidato! Jangan mengembangkan inti yang kedua sebelum
mengembangkan inti yang pertama!
 Kalau mau memberikan intermezzo/humor pada pidato, tulis saja bersama-sama dengan inti pidatonya.

2.5 Metode Memoriter/Menghapal

Sama seperti metode teks, kita berbicara apa yang kita tulis di kertas yang sudah disiapkan sebelumnya, hanya cara
menyampaikan pidato/isi pembicaraan bukan dengan cara membaca, melainkan dengan menghafal apa yang sudah
ditulis, kemudian disampaikan secara langsung kepada pendengar,Metode menghafal, yaitu membuat rencan pidato
lalu menghafalkanya kata per kata. Dalam metode ini pembicara membuat teks kemudian menghafalkanya. Naskah
yang telah dipersiapkan sebelumnya bukan untuk dibaca, melainkan untuk dihafal.

Metode menghafal adalah satu cara yang digunakan pembicara untuk menyampaikan pikiran dan perasaannya di depan orang
banyak dengan bantuan daya ingat yang kuat dan kekayaan materi yang dimiliki. Karena, sebelum pembicara tampil bicara
biasanya ada hal-hal yang di persiapkan sebelumnya:

1) Ada yang menulis naskah pidato kemudia dihafalkan.

2) Ada yang mencari bahan-bahan yang ada kaitannya dengan topik yang akan dipidatokannya.

Kelebihan dan kekurangan dalam metode Memoriter/menghapal.

 Kelebihan: sedangkan kelebihan metode ini adalah melatih daya ingat dan pidato tersusun secara sistematis.
 Kekurangan: kekurangan metode ini adalah bila lupa akan mempengaruhi isi pidato, membosankan, suara
monoton.

Tips dalam melakukan metode Memoriter/Menghapal:

Hafalkan hingga kata per kata teks yang sudah dibuat; Seandainya ditengah pembicaraan tiba-tiba lupa, usahakan
jangan panik! Coba alihkan ke isi pidato yang kita ingat dan lanjutkan saja terusannya; tetapi, seandainya benar-
benar lupa sama sekali… lebih baik segera tutup saja pembicaraan kita.

BAB III

PENUTUP

3.1 Simpulan

Berbicara secara umum dapat diartikan suatu penyampaian maksud (ide, pikiran, isi hati) seseorang kepada orang
lain dengan menggunakan bahasa lisan sehingga maksud tersebut dapat dipahami oleh orang lain.

Berbicara terbagi ke dalam berbagai jenis, yaitu jenis berbicara berdasarkan situasi pembicara, jenis berbicara
berdasarkan tujuan pembicara, jenis berbicara berdasarkan jumlah pendengar, jenis berbicara berdasarkan peristiwa
khusus, dan jenis berbicara berdasarkan metode penyampaian berbicara.

Berbicara tentang suatu cara yang digunakan dalam pelaksanaannya menggunakan metode, untuk memperlancar
proses berbicara. Dalam kegiatan berbicara dikenalkan 4 metode berbicara, keempat metode tersebut diantaranya :

1) Metode serta merta,

2) Metode menghafal,

3) Metode naskah, dan

4) Metode Ekstemporan.

Penilaian kemampuan berbicara secara garis besar mencakup kedalam tiga aspek, yaitu: menyangkut bahasa yang
dilisankan, isi pembicaraan, teknik dan penampilan.
3.2 Saran

Semoga setelah mempelajari ini, kita bisa lebih aktif lagi untuk berbicara di depan umum, bisa berbicara dengan
baik dan benar, berbicara dengan seperlunya, dan tidak terlalu banyak berbicara yang tidak semestinya dibicarakan.

Anda mungkin juga menyukai