Anda di halaman 1dari 6

Bahasa Indonesia

Pengucapan Bahasa Indonesia dan Penyajian Lisan

Oleh
Apriella.C.S.Simangunsong
2002045

Stikes Syedza Saintika Padang


Program S1 Keperawatan
Tahun Ajaran 2020/2021
Penyajian Lisan
Penyajian lisan atau kemampuan berbicara adalah kemampuan mengucapkan bunyi-
bunyi artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk mengekspresikan, menyatakan,
menyampaikan pikiran, gagasan, dan  perasaan. Penyajian lisan merupakan puncak
dari seluruh persiapan, khususnya latihan oral. Namun latihan-latihan pendahuluan
tetap diperlukan untuk membiasakan diri dan menemukan cara dan gaya yang tepat.
Tujuan utama penyajian lisan adalah untuk berkomunikasi tentu tidak terlepas dari
kemampuan seseorang dalam menyampaikan dengan lisan. Dalam hal ini sangat di
perlukan adanya kemampuan dan penguasaan dalam teknik-teknik penyajian lisan.
Penyajian pada Kelompok Kecil
1.   Gerak - gerik.
Seorang pembicara harus memperlihatkan dirinya benar-benar sebagai seorang
manusia yang hidup. Gerak geriknya harus lincah, bebas, tidak kaku. Ia bukan saja
mengadakan komunikasi melalui ucapan-ucapannya saja, melainkan juga
mengadakan komunikasi melalui tatapan matanya, senyuman mulut, uluran  dan
gerakan tangan, mimik mulut, dan semua anggota tubuh harus diekspresikan sesuai
dengan isi pembicaraannya.
2.   Teknik bicara           
Biasanya kecepatan bicara akan turut menentukan pula keberhasilan seseorang
dalam penyajian secara lisan. Berbicara terlalu cepat akan menyulitkan orang
menangkap apa yang diucapkan. Tetapi berbicara terlalu lambat juga akan
menyebabkan pendengar sudah menerka terlebih dahulu apa yang akan diucapkan.
Kecepatan berbicarapun dapat diubah dari saat ke saat,sesuai dengan penting
tidaknya isi uraian. Tempo berbicara agak diperlambat, dan tidak perlu lambat sekali.
Lebih baik gagasan yang penting diucapkan berulang.
3.   Transisi
Dalam uraian tertulis, transisi antara satu bahasan dengan bahasan berikutnya
telah dinyatakan dengan anak-anak bab sehingga jelas dimengerti. Dalam penyajian
lisan sebaiknya transisi berbentuk bahasa lebih banyak digunakan, malah harus
diperhatikan secara khusus.. Apalagi kalau di dalam pengantar telah disebutkan
pokok-pokok yang akan diuraikan.
Strategi transisi yang pertama adalah dengan cara berhenti sejenak apabila
mau melangkah ke bahasan yang baru; cara kedua pada saat menyampaikan hal baru
pembicara menggunakan satu-dua kalimat sebagai pengantar bagi bahasan baru.
Ketiga: transisi juga bisa dilaksanakan dengan perubahan sikap, yaitu dari posisi
duduk ke posisi berdiri., atau dengan menyingkirkan catatan lama dan mengambil
catatan baru.
4.   Alat Peraga
Pembicara dapat membantu uraiannya dengan mempergunakan alat peraga kalau
dimungkinkan. Alat-alat peraga yang biasa digunakan adalah proyektor geser, film,
gambar, mesin perekan.
Penyajian pada Kelompok Besar
Beberapa petunjuk yang perlu diperhatikan oleh pembicara yang menghadapi
kelompok besar, di antaranya adalah:
1. Pembukaan
a.     Sebelum bicara, gunakan waktu 1 – 2 menit untuk mengukur situasi
b.     Jangan tergesa masuk ke materi pembicaraan
c.     Jangan menyampaikan humor kalau tidak perlu
d.     Jangan menampilkan kekurang-siapan atau kekurangan lainnya
2. Kecepatan Bicara
a.     Kecepatan dan volume suara harus disesuaikan dengan jumlah pengunjung
b.     Semakin banyak hadirin, semakin lambat dalam berbicara
3. Artikulasi yaitu kata-kata yang jelas
a.     Semakin banyak orang, semakin banyak gangguan yang terjadi
b.     Bagian yang paling sukar dikendalikan adalah yang berada di belakang
c.     Bila artikulasinya jelek, maka semakin sulit pendengar memberikan perhatian
d.     Dalam hal ini, artikulasi dari pembicara harus jelas.

Metode Penyajian Lisan


Berhubungan dengan penyajian lisan ini , ada beberapa metode penyajian lisan (Gorys
Keraf 1979: 316) yaitu:
1. Metode menghafal
Pada metode ini pembicara menghafal materi yang akan dibacakan kata demi
kata. Jika pembicara memiliki kemampuan menghafal dengan baik dan mampu
menyesuaikan diri dengan unsur-unsur suprasegmental sesuai dengan kondisi saat itu,
komunikasi akan berhasil. Sebaliknya, jika pembicara lupa terhadap materi yang
dibicarakan, komunikasi akan gagal.
2. Metode naskah
Pada metode ini pembicara menyiapkan naskah untuk dibaca. Biasanya metode ini
dipakai untuk pidato-pidato resmi kenegaraan. Kelemahan pada metode ini adalah
pembicara tidak bebas menatap kepada pendengar karena mata pembicara selalu
tertuju ke naskah. Jika bukan seorang yang ahli, maka ia tidak bisa memberi tekanan
dan variasi suara untuk menghidupkan pembicaraan.
3. Metode serta-merta
Metode ini adalah metode penyajian berdasarkan kebutuhan sesaat. Pembicara
tidak ada persiapan sama sekali. Pembicara secara serta-merta berbicara berdasarkan
pengetahuan dan pengalamannya yang berhubungan dengan topik pembicaraannya.
4. Metode ekstemporan
Metode ini merupakan jalan tengah. Pada metode ini pembicara menyiapkan
catatan-catatan penting yang dibuat secara cermat. Dari catatan-catatan tersebut
pembicara mengulas topik pembicaraan dengan  bahasa dan kosa kata yang
dipilihnya. Catatan-catatan hanya untuk mengikat urutan-urutan pokok pembicaraan.
Metode ini sangat baik karena pembicara lebih fleksibel dalam menyampaikan
gagasan-gagasannya. Jika catatan-catatan itu terlalu bersifat sketsa, maka hasilnya
bisa sama dengan metode serta-merta.

Jenis Penyajian Lisan


1. Dialog
Dialog atau berbicara dua arah adalah bentuk berbicara yang memerlukan partisispasi
pendengar. Yang termasuk ke kelompok ini antara lain: tegur sapa, bertelepon,
wawancara dan diskusi. Dialog tidak berbeda dengan diskusi. Dalam dialog terjadi
pertukaran pikiran yang diliputi dengan suasana kekeluargaan bukan adu argumentasi
seperti halnya berdiskusi. Dialog dapat menciptakan adanya sambung rasa yang lebih
bernilai bila dibandingkan dengan diskusi.
2. Percakapan.
Percakapan adalah bentuk dialog yang tidak terlalu formal. Percakapan selalu bersifat
antar persona, meskipun percakapan dihadiri oleh orang banyak. Percakapan adalah
suatu kegiatan yang timbal balik, adanya aksi dan reaksi, serta saling memberi dan
menerima. Percakapan harus diberi bobot untuk bertukar informasi, memecahkan
masalah, atau untuk memperoleh kesepakatan.
3.Diskusi kelompok
Diskusi kelompok yaitu suatu cara atau teknik bimbingan yang melibatkan
sekelompok orang dalam interaksi tatap muka, dimana setiap anggota kelompok akan
mendapatkan kesempatan untuk menyumbangkan pikiran masing-masing serta
berbagi pengalaman atau informasi guna pemecahan masalah atau pengambilan
keputusan. Dalam diskusi kelompok anggota kelompok menunjuk moderator
(pimpinan), menentukan tujuan, dan agenda yang harus ditaati.
 4. Diskusi panel
diskusi panel adalah bentuk diskusi resmi yang dilakukan dengan menghadirkan
beberapa pemateri yang melihat topik pembicaraan dari sudut pandang yang berbeda-
beda, yang disebut dengan panelis. Hal inilah yang membedakan diskusi panel dengan
diskusi lainnya, yakni adanya panelis karena itulah disebut dengan diskusi panel.
Seperti halnya bentuk diskusi lainnya diskusi panel juga terdapat moderator, notulen,
peserta dan panelis.
5. Pidato
Pidato adalah suatu ucapan dengan susunan yang baik untuk disampaikan kepada
orang banyak. Contoh pidato yaitu seperti pidato kenegaraan, pidato menyambut hari
besar, pidato pembangkit semangat, pidato sambutan acara atau event, dan lain
sebagainya.Pidato yang baik dapat memberikan suatu kesan positif bagi orang-orang
yang mendengar pidato tersebut. Kemampuan berpidato atau berbicara yang baik di
depan publik / umum dapat membantu untuk mencapai jenjang karir yang baik.

6. Rapat
Rapat adalah berkumpulnya sekelompok orang untuk menyatukan pemikiran guna
melaksanakan urusan perusahaan. Dalam bab ini membahas rapat formal yang
melibatkan empat orang atau lebih, rapat organisasi dimaksudkan untuk
berkomunikasi, perencanaan, penetapan kebijaksanaan, pengambilan keputusan, atau
pemberian motivasi kepada armada penjualan. Agar berlangsung efektif,
penyelenggaraan rapat perlu direncanakan.
7. Wawancara
Wawancara adalah sebuah kegiatan tanya jawab yang dilakukan oleh pewawancara
sebagai perannya dan narasumber sebagai orang yang ditanya. Kegiatan ini dilakukan
untuk mencari informasi, meminta keterangan, atau menanyai pendapat tentang suatu
permasalahan kepada seseorang. Dengan kata lain, bisa disimpulkan bahwa
wawancara adalah kegiatan menggali informasi dari narasumber dengan cara tanya
jawab.
8. Konferensi
Konferensi adalah rapat atau pertemuan untuk berunding atau bertukar pendapat
mengenai suatu masalah yang dihadapi bersama.
9. Seminar
Seminar adalah sebuah pertemuan khusus yang memiliki teknis dan akademis yang
tujuannya untuk melakukan studi menyeluruh tentang suatu topik tertentu dengan
pemecahan suatu permasalahan yang memerlukan interaksi di antara para peserta
seminar yang dibantu oleh seorang guru besar ataupun cendikiawan.

Anda mungkin juga menyukai