Anda di halaman 1dari 11

A.

HakikatBerbicara
Berbicara adalah kemampuan mengucapkanbunyi bunyi artikulasi ataukata
kata untuk mengekspresikan, menyatakan, sertamenyampaikan
pikiran,gagasandanperasaan.Dapatdikatakanbahwaberbicaramerupakansuatusyste
m tanda tanda yang dapat didengar dan yang kelihatanyang
memanfaatkansejumlah otot dan jaringan tubuh manusia untuk maksud dan
tujuan gagasan atauide yan dikombinasi
Berbicaraadalahaktivitasberbahasakeduayangdilakukanmanusiadalam
kehidupan berbahasa, yaitusetelah aktivitas mendengarkan. Berbicaraadalah
suatu keterampilan menyatakanpesan melalui bahasa lisan. Hubunganantarpesan
dan bahasalisan sangat erat.
Pesanyang diterima tidak dalam bentuk asli, namun masih dalam
bentukbahasa.Seterusnyapendenganakanmencobamengalihkanpesantersebutmenj
adibentuksemula.Jadidapatdisimpulkanbahwaberbicaraadalahkemampuan
mengucapkanbunyi bahasa untukmenyampaikan pesan berupagagasan,pikiran
sertaperasaan secaralisankepadaindividu lain
Dalam menyampaikan pesan seseorang menggunakan suatu mediaataualat
yaitu bahasa, dalam hal ini bahasa lisan. Seorang yang akan menyampaikanpesan
tersebut mengharapkan agar penerima pesan dapat memahaminya.
Pemberipesandisebutjugapembicaradanpenerimapesandisebutpenyimakataupende
ngar. Peristiwa proses penyampaian pesan secara lisan seperti itu
disebutberbicara.Denganrumusanlaindapatdikemukakanbahwaberbicaraadalahkete
rampilanmenyampaikan pesan melalui bahasalisan

B. Materi danTeknik Pembelajaran

Berbicara

Materi pembelajaran berbicara

yang akan diajarkan di sekolah adalah

kegiatan berbicarabukan teori-teori

IrwanPutraUhamkaJakarta 1
berbicara. Kundharu Saddhono dan St.

Y. Slamet (2012:59) mencatat bahwa

materi pembelajaran berbicara yang

tertera dalam kurikulum mencakup

kegiatan, (1) berceramah, (2) berdebat,

(3) bercakap-cakap, (4) berkhotbah, (5)

bertelepon, (6) bercerita, (7) berpidato,

(8) bertukar pikiran, (9) bertanya, (10)

bermain peran, (11) berwawancara, (12)

berdiskusi, (13) berkampanye, (14)

menyampaikan sambutan, selamat,

pesan, (15) melaporkan, (16)

menanggapi, (17) menyanggah

pendapat, (18) menolak permintaan,

tawaran, ajakan, (19) menjawab

pertanyaan, (20) menyatakan sikap, (21)

menginformasikan, (22) membahasa,

(23) melisankan isi drama, (24)

menguraikan cara membuat sesuatu,

(25) menawarkan sesuatu, (26) meminta

maaf, (27) member petunjuk, (28)

memperkenalkan diri, (29) menyapa,

(30) mengajak, (31) mengundang, (32)


IrwanPutraUhamkaJakarta 2
memperingatkan, (33) mengoreksi, dan

(34) tanya-jawab.

Materi-materi di atas diajarkan

agar siswa mampu melakukan kegiatan-

kegiatan berbicara. Siswa dilatih supaya

mampu berceramah, berdebat, bercakap-

cakap, berkhotbah, bertelepon, bercerita,

berpidato, bertukar pikiran, bertanya,

bermain peran, berwawancara,

berdiskusi, berkampanye,

menyampaikan sambutan,

menyampaikan selamat, atau

menyampaikan pesan, melaporkan,

menanggapi, menyanggah pendapat,

menolak permintaan, menolak tawaran,

atau menolak ajakan, menjawab

pertanyaan, menyatakan sikap,

menginformasikan, membahasa,

melisankan isi drama, menguraikan cara

membuat sesuatu, menawarkan sesuatu,

meminta maaf, memberi petunjuk,

memperkenalkan diri, menyapa,

IrwanPutraUhamkaJakarta 3
mengajak, mengundang,

memperingatkan, mengoreksi, dan

tanya-jawab.

Suyatno (2014:112 – 121)

mencatat dalam bukunya Teknik

Pembelajaran Bahasa dan Sastra bahwa

teknik pembelajaran berbicara dapat

dilakukan dengan menggunakan teknik

berikut.

a. Wawancara

b. Cerita Berpasangan

c. Pidato Tanpa Teks

d. Pidato dengan Teks

e. Mengomentari

Film/Sinetron/Cerpen/Novel

f. Debat

g. Menjadi Pembawa Acara

h. Memimpin Rapat

i. Menerangkan Penggunaan

Obat/Makanan/Minuman/Benda

lainnya

j. Bermain Peran

k. Info Berantai
IrwanPutraUhamkaJakarta 4
l. Cerita Berangkai

C. JenisJenisBerbicaraDiKelas Tinggi

Biladiperhatikanmengenaibahasapengajaranakankitadapatkanberbagaijenisberbica
ra. Antara lain: diskusi, percakapan, pidato menjelaskan, pidato

menghibur, ceramah. Berdasarkan pengamatan ada lima landasan yang


digunakandalammengklasifikasikan kegiatan berbicarayaitu:
1. Situasi
Aktivitas berbicara terjadi dalam suasana, situasi, dan lingkungan
tertentu.Situasi dan lingkungan itu dapatbersifat formal atau resmi, mungkin
pulabersifatinformalatautakresmi.Dalamsituasiformalpembicaradituntutberbica
ra secara formal, sebaliknya dalam situasi tak formal, pembicara
harusberbicara tak formal pula. Kegiatan berbicara yang bersifat informal
banyakdilakukan dalam kehidupan manusia sehari-hari. Suksesnya suatu
pembicaraantergantung pada pembicara dan pendengar. Kegiatan berbicara
yang bersifatinformal banyak dilakukan dalam kehidupanmanusia sehari-hari,
Untuk itu,diperlukanbeberapaprasyarat.
Jeniskegiatanberbicarainformalmeliputi:
1. Tukarpengalaman,
2. Percakapan,
3. Menyampaikanberita,
4. Menyampaikanpengumuman,
5. Bertelepondanmemberipetunjuk
Sedangkanjeniskegiatanyangbersifatformalmeliputi:
1. Perencanaandanpenilain
2. Ceramah
3. Interview
4. ProsedurparlementerdanBercerita
b) Tujuan
1. Akhirpembicaraan,pembicaramenginginkanresponsdaripendengar.Padaum
umnyatujuanorangberbicaraadalahuntukmenghibur,menginformasikan,
menstimulasikan dan meyakinkanatau menggerakanpendengarnya. Sejalan
IrwanPutraUhamkaJakarta 5
dengan tujuan berbicara tersebut di atas dapat
kitaklasifikasiberbicaramenjadi 5 jenis,yaitu antaralain:
2. Berbicara menghibur, biasanya suasana santai, rileks dan kocak.
Tidakberartibahwaberbicaramenghiburtidakdapatmembawakanpesandalam

berbicara menghibur tersebut pembicara berusaha membuat


pendengarnyasenanggembiradan bersukaria.

3. Berbicara menginformasikan. Dalamsuasana serius, tertib dan


hening.Berbicaramenginformasikanpembicaraberusahaberbicarajelas,siste
matisdantepatisiagarinformasibenar-benar terjagakeakuratannya.
4. Berbicaramenstimulasi,berbicaramenstimulasijugaberusahaserius,kadang-
kadangterasakaku,pembicaraberkedudukanlebihtinggidaripendengarnya
dapat disebabkan oleh wibawa, pengetahuan, pengalaman,jabatan atau
fungsinya yang memang melebihi pendengarnya.
Berbicaramenstimulasi,pembicaraberusahamembangkitkansemangatpende
ngarnya sehingga pendengar itu bekerja lebih tekun, berbuat lebihbaik,
bertingkah lebih sopan, belajar lebih berkesenambungan. Pembicarabiasa
dilandasi oleh rasa kasih sayang, kebutuhan kemauan, harapan,
daninspirasipendengar.
5. Berbicarameyakinkan,sesuaidengannamanya,bertujuanmeyakinkanpenden
garnya,suasananyapunbersifatserius,mencekamdanmenegangkan.Pembicar
aberusahamengubahsikappendengarnyadaritidak setuju menjadi setuju,
dari tidak simpati menjadi simpati dari tidakmau membantu menjadi mau
membantu. Pembicara harus
melandaskanpembicaraannyakepadaargumentasidannalar,logismasukakal,
dandapatbertanggungjawabkan dari segala segi.
6. Berbicaramenggerakkan,jugamenuntutkeseriusanbaikdarisegipembicara
maupun dari segi pendengarnya. .Pembicara dalam
berbicaramendengarkanharuslahberwibawa,tokoh,idola,panutanmasyarakat
.

D. PerbedaanBerbicaradiKelasTinggi DenganBerbicaradiKelas Rendah


2. PembelajaranBerbicaraDiKelasRendah
IrwanPutraUhamkaJakarta 6
a. MetodeUlangUcap
Kegiataninidapatdimulaidarikegiatansederhanterutamauntukkelasawal SD
yaitu dengan menugaskan siswa mengulang kata yang diucapakanolehguru.

b. MetodeLihatUcap
Siswaditugaskanuntukmengucapkansesuatukataataukalimatyangberhubung
andengan bendayangdiperlihatkan oleh guru
c. MetodeMemberikanDeskripsi
Denganmetode inisiswa diberikantugasuntukuntukmendeskripsikansuatu
benda yang diperlihatkan oleh guru. Keterampilan yang dilatih
selainkemampuanpokokyaitumengungkapkanpendapatadalahmegamatibend
a, memilih dan mencocokkan sehingga sangat cocok diterapkan
padasiswakelas awal sampaimenengah di SekolahDasar.
d. MetodeMenjawabPertanyaan
Metode ini sudah sangat umum sehingga dapat diterapkan pada kondisi
danjenis sembarang bahan ajar. Pertanyaan dapat dikondisikan sedemian
rupaolehguruuntukmerangsangkreatifitasberfikirdanmenyampaikantanggap
anterhadap suatu masalahyangdiajukan.

e. MetodeBertannya
Metode bertanya juga sangat layak digunaka pada sembarang bahan
ajar.Dengan menyajikan bahan ajar telebih dahulu kemudian siswa
ditugaskanuntuk membuat pertanyaan tentang sesuatu yang tidak dipahami
oleh siswaatau bahkan dalam tataran menguji materi ajar itu sendiri.
Dengan bertanyamereka akan mendapat jawaban dan tanggapan tersebut.
Tanggapan danjawaban tersebut yang diterima oleh siswa akan masuk
dalam suatu kondisibenar dan tidak. Apabila siswa memang dasarnya
adalah murni bertanyamaka setelah mendengarkan jawaban/tanggapan dan
menganalisanya akanmenanggapi benar atau salah. Dan apabila siswa
bermaksud menguji sudahbarang tentu mereka sudah memiliki jawaban dan
hal itu adalah prosesberfikir yang selangkah lebbih maju. Sehingga siswa
ini tergolong memilikikecerdasan lebih dan layak mendapatkan
penghargaaan yang lebih pula.Kondisi-

IrwanPutraUhamkaJakarta 7
kondisiuniklainnyadapatditemuisecaralangsungdilapangandengantingkat
variasi dankompleksitasyanglebih tinggi.

f. MetodePertanyaanMenggali
Metode ini sangat baikdigunakan jika kondisisiswayang stagnan
dandenganrata-ratatingkatpemahamanbahkanIQbiasa-biasasaja.Karnauntuk
mengantarkan mereka kepada suatu pemahaman yang menjadi
tujuanpembelajaran diperlukan langkah-langkah yang menggiring siswa
sehinggasampai pada suatu keadaan paham kepada tema atau permasalahan
yangingin kita sampaikan. Terkadang usaha ini agak sulit dan membuat
kitajengkel karna harus berputar-putar mencari pengandaian dan logika
lain,akan tetapi disinilah letak seni kita sebagai guru.Akhirnya siswa akan
dapatberbicarauntukmenyampaikan gagasan, idedanpendapatmereka.
g. MetodeMelanjutkan
Pada kegiatan ini siswa secara bergilir ditugaskan untuk membuat ide
ceritadan siswa yang lainnya melanjutkan cerita tersebut. Dalam keadaan
tertentudapatdikondisikan suatubentuk permainan dalamkegiatan ini.

3. PembelajaranBerbicaraDiKelasTinggi
a. MenceritakanKembali
Kegiataninisudahsangatumumdilaksanakanterutamadalampembelajaran
yang menggunakan bahan ajar certai baik fiksi maupun
nonfiksi.Dimanasiswaditugaskanuntukmembacaataumendengarceritauntuk
kemudian menceritakan kembali isi cerita tersebut secara lisan didepan
teman-teman mereka yang berperan sebagai audien. Dengan
kegiataninimakasiswaakantertantanguntukberlombamemahamiceritayangsu
dahpernah merekadengar atau basa.

b. MetodePercakapan atauBermainPeran
Kegiatan ini sangat baik dilaksanakan untuk pemahaman tingkat lanjut
tentangsuatu cerita dimana dengan memerankan siswa akan lebih memahami
bukanhanya kepada alur cerita akan tetapi akan lebiih kepada penjiwaan
karaktermasing masing tokoh. Dalam keadaan ini pemahaman siswa terhadap

IrwanPutraUhamkaJakarta 8
ceritaakanutuhkarnadenganberbicaramengucapkannaskahceritaataudrama

mereka akan sangat menghayati setiap adegan dan untaian kata


percakapanyangdiucapkan.

c. MetodeParafrase
Metode ini dapat dilaksanakan dalam kegiatanbelajar menggunakan
bahanajarpuisiyangselanjutnyadirubahmenjadiprossayangkemudiansiswaditug
askanmenceritakansecaralisan hasil paraprasetersebut.

d. MetodeRekaCerita Gambar
Metode ini sangat kreatif dan layak untuk dicoba karna dengan
menyajikangambar acak siswa akan mereka kembali dengan susunan yang
benar urutangambar tersebut. Dalam kegiatan tersebut dengan sudah sangat
pasti merekaakan berbicara setelah guru bertanya, “Anak anak, Bagaimanakah
susunanyangbenar daigambar tersebut ?”.

e. MetodeMemberi Petunjuk
Metode ini layak juga untuk dicoba terutama untuk mempelajari bahan
ajartentang denah, petunjuk penggunaan obat dan alat tertentu. Dengan
penugasanuntuk menyampaikan hal tersebut siswa akan tertantang untuk
berbicara danmenyampaikanpenjelasanberdasarkanidedanpendapatmasing-
massingmelalui bahasa sederhana dan sesederhanapun penyampaian layak
mendapatpenghargaaan.

f. MetodePelaporan
Melalui pengamatan terhadap obyek pada kegiatan tertentu siswa
kemudianmelaporkan hasil pengamatan dengan penyampaian lisan yang
didahului olehkonsep tulisan. Dalam hal ini terjadi proses mirip dengan proses
pada metodeidentifikasi akan tetapi memiliki tingkat kerumitan yang lebih
tinggi. Sehinggasesederhana apapun penyampaian siswa layak dihargai karna
sebagai awalmula yang baik untuk proses penelitian dan pelaporan dalam
kegiatan ilmiahyangsangat mendukungproses meningkatkankreatifitas siswa.

IrwanPutraUhamkaJakarta 9
g. MetodeWawancara
Kegiatan ini adalah kegiatan tingkat tinggi dari bertanya hingga
menganalisajawabanaudienkemudianmengajukanpertanyaanberikutnyayangdii
kutiolehprosespelaporanlayaknyaseorangwartawan.Prosesberbicaradarinkegiat
aniniadalahawaldarimembentuk pribadiyangkritisdansantun .

h. MetodeDiskusi
Kegiatan ini adalah proses interaksi tingkat tertinggi yang merangsang
dayafikir, logika, kritis dan santun. Dalam kegiatan ini sejelek apapun
pendapat,sanggahan dan klarifikasi siswa adalah hal yang maha baik dalam
memulaisuatu sikap peka terhadap lingkungan dan isu-isu tertentu dalam
mencari jalankeluar. Dimana sudah barang tentu merupakan kreatifitas yang
sangat layakmendapatpenghargaan.

i. MetodeBertelpon
Seiringdenganteknologiinformasiyangkianmajumakaketerampilanbertelpon
sangat penting dalam membentuk sikap cepat, efektif dan sopandalam
berkomunikasi. Karna berbicara melalaui telpon tanpa hadirnya lawanbicara
secara langsung memerlukan tingkat kepekaan yang tinggi dalam
tatacarapergaulan sehari-hari dalam kegiatan bertelpon

j. MetodeDramatisasi
Metode ini adalah kelanjutan dari kegiatan bermain peran yang
dilengkapidengan tema, seting, perwatakan, seting dan naskah drama yang
ditampilkansecarautuh.Kegiataninipenuhdengankegiatanberbicarasesuaidenga
ntuntunannaskahyangruntut.

7. AsessmentYangTepatPadaKeterampilanBerbicara

Setiapkegiatanbelajarperludiadakanpenilaiantermasukdalampembelajaran
kegiatan berbicara. Cara yang digunakan untuk mengetahui
sejauhmanasiswamampuberbicaraadalahteskemampuanberbicara.Padaprinsipnya

IrwanPutraUhamkaJakarta 10
ujianketerampilanberbicaramemberikankesempatankepadasiswauntukberbicara,
bukan menulis, maka penilaian keterampilan berbicara lebih
ditekankanpadapraktik berbicara.

Untukmengetahuikeberhasilansuatukegiatantertentuperluadapenilaian.
Penilaian yang dilakukan hendaknya ditujukan pada usaha
perbaikanprestasisiswasehinggamenumbuhkanmotivasipadapelajaranberikutnya.P
enilaiankemampuanberbicaradalampengajaranberbahasaberdasarkanpadaduafakto
r,yaitufaktorkebahasaandannonkebahasaan.Faktorkebahasaanmeliputi lafal,
kosakata, dan struktur sedangkan faktor nonkebahasaan meliputimateri,kelancaran
dangaya(Haryadi,1997:95).

Dalam mengevaluasi keterampilan berbicara seseorang pada prinsipnya


harusmemperhatikanlima faktor,yaitu.

1. Apakahbunyi-bunyitersendiri(vokal,konsonan)diucapkandengantepat?
2. Apakahpola-polaintonasi,naikdanturunnya suara serta
rekamansukukatamemuaskan?
3. Apakahketepatanucapanmencerminkanbahwasangpembicaratanpareferensi
internall memahami bahasayangdigunakan?
4. Apakahkata-katayangdiucapkanitudalambentukdanurutanyangtepat?
5. Sejauh manakah“kewajaran”dan “kelancaran”ataupun“kenative-
speaker-an”yangtecermin bilasesorangberbicara?
6. Penilaianyangdigunakanuntukmengukurkemampuanberbicarasiswadilakuk
anmelalui tugasbercerita.

IrwanPutraUhamkaJakarta 11

Anda mungkin juga menyukai