A. PENGERTIAN
B. TUJUAN
C. FUNGSI
Secara garis besar jenis-jenis berbicara dibagi dalam dua jenis, yaitu
berbicara di muka umum dan berbicara pada konferensi. Guntur Tarigan
(1981: 22-23) memasukkan beberapa kegiatan berbicara ke dalam kategori
tersebut.
1. Berbicara di muka umum.
Jenis pembicaraan meliputi hal-hal berikut.
a. Berbicara dalam situasi yang bersifat memberitahukan atau
melaporkan, bersifat informatif (informative speaking).
b. Berbicara dalam situasi yang bersifat membujuk, mengajak, atau
meyakinkan (persuasive speaking).
c. Berbicara dalam situasi yang bersifat merundingkan dengan tenang
dan hati-hati (deliberate speaking).
2. Diskusi Kelompok.
Berbicara dalam kelompok mencakup kegiatan berikut ini.
a. Kelompok resmi (formal).
b. Kelompok tidak resmi (informal).
3. Prosedur parlementer.
4. Debat.
Berdasarkan bentuk, maksud, dan metodenya maka debat dapat
diklasifikasikan atas tipe-tipe berikut ini.
1. Debat parlementer atau majelis.
2. Debat pemeriksaan ulangan.
3. Debat formal, konvensional, atau debat pendidikan.
1. Berdialog
Berdialog dapat diartikan sebagai pertukaran pikiran atau pendapat
mengenai suatu topik tertentu antara dua orang atau lebih disebut dialog.
Fungsi utama berdialog adalah bertukar pikiran, mencapai mufakat, atau
merundingkan sesuatu masalah. Dialog dapat diwujudkan dalam berbagai
bentuk seperti bertelepon, bercakap-cakap, tanya jawab, wawancara, diskusi,
musyawarah, debat, dan simposium. Dialog dapat terjadi kapan, di mana, dan
tentang apa saja. Hal ini menunjukkan bahwa dialog dapat dilakukan dengan
tema apa saja, misalnya tema “Pemilu”. Ketika musim kampanye tiba, orang-
orang merasa tertarik apabila diajak bercerita tentang capres dan cawapres
yang akan dipilihnya. Di antara mereka akan memaparkan beberapa
kelebihan jagoannya, baik dari pendidikan, agama, perhatiannya terhadap
ekonomi, kemasyarakatan, KKN, kejujuran, dan amanah, bahkan sampai
pada wawasannya tentang bangsa ini.
Dialog dapat dilakukan sepanjang waktu. Apalagi bagi orang yang
sedang menyukai tema-tema hangat. Waktu yang digunakan untuk berdialog
bisa pagi, siang, sore, maupun malam. Dialog pagi biasanya dilakukan di
rumah, antara ayah, ibu, dan anak atau dengan siapa saja, terutama orang-
orang yang dekat di hati. Kemudian, dialog dapat digunakan di siang hari.
Hal ini terutama dalam kegiatan resmi dengan teman kuliah, teman kerja,
atau siapa saja yang dapat menunjang karier peserta dialog. Nah, sore hari
kembali dialog santai biasanya dilakukan dengan orang-orang yang
3
2. Menyampaikan Pengumuman
Menyampaikan pengumuman berarti menyampaikan sesuatu hal yang
perlu diketahui oleh khalayak ramai. Kegiatan ini dapat diwujudkan dalam
bentuk pidato.
Ciri-ciri yang harus diperhatikan dalam membaca pengumuman di
antaranya, yaitu volume suara harus lebih keras, intonasi yang tepat, dan gaya
penampilan yang menarik.
3. Bercerita
Sejak zaman dahulu, orang tua terutama ibu mempunyai kebiasaan
bercerita ketika meninabobokan anaknya di tempat tidur. Nah, ibu atau orang
tua yang mahir bercerita akan disenangi anak-anaknya. Melalui bercerita
dapat dijalin hubungan yang akrab. Selain itu, manfaat bercerita di antaranya,
yaitu (1) memberikan hiburan, (2) mengajarkan kebenaran, dan (3)
memberikan keteladanan.
Dahulu kala ada seorang raja besar di negeri Daha, yang mempunyai
seorang putri yang amat cantik yang bernama Putri Kencana. Ia sangat
disayang karena merupakan anak tunggal. Oleh karenanya, ia dilarang
bermain jauh-jauh.
Pada suatu malam tuan putri bermimpi bertemu dengan seorang
pangeran yang tampan rupawan. Sejak saat itu sang putri selalu gelisah ingin
bertemu dengan pangeran yang dijumpai dalam mimpinya. Pada suatu hari
tuan putri bermohon kepada ayahandanya agar diperkenankan berjalan-jalan
ke luar istana. Permohonan itu dikabulkan asalkan selalu diiringkan oleh para
dayang dan pegawai istana.
Dalam perjalanan sampailah tuan putri di suatu tempat yang sangat indah
pemandangannya dan sejuk udaranya. Di sana pun terdapat kolam yang
jernih airnya. Di tempat itu tuan putri bercengkerama dengan amat
gembiranya, seolah tidak ingin kembali ke istana.
Ketika bermain-main itu selendang putri diterbangkan angin dan jatuh ke
dalam kolam. Meskipun para dayang dan pengawal telah berusaha untuk
mencarinya, tetapi tidak ditemukan juga. Tuan putri amat sedih, tidak henti-
3
hentinya menangis. Para dayang dan pengawal bingung dan tidak tahu apa
yang harus diperbuat.
Dalam keadaan seperti itu, tiba-tiba melompatlah seekor katak amat
besar dari dalam kolam itu. Binatang itu menghadap tuan putri dan bercakap-
cakap layaknya manusia.
“Mengapa tuan putri menangis?” tanyanya. Jawab tuan putri,
“Selendangku jatuh ke dalam dan tidak ditemukan kembali”. “Tolong
carikan”, pintanya.
“Baiklah tuan putri, tetapi apa upahnya jika aku dapat menemukan
kembali?” kata katak itu. “Akan kuberi engkau makanan yang lezat dan emas
berlian”, jawab tuan puteri.
Tawaran tuan putri ditolaknya, katanya, “Tuanku, bukan intan permata,
atau makanan yang lezat yang kuminta, tetapi aku ingin selalu bersamamu”.
“Baiklah kalau demikian”, jawab tuan putri.
Seketika itu juga menyelamlah katak itu dan sesaat kemudian muncul
kembali sambil menunjukkan selendang tuan putri itu. Melihat hal itu putri
sangat gembira, lalu disambutnya selendang itu. Namun setelah itu, tuan putri
segera meninggalkan tempat itu tanpa menghiraukan lagi katak yang
menemukan selendangnya.
Katak itu sangat kecewa karena tuan putri telah ingkar janji. Dengan
melompat-lompat disusulnya rombongan tuan putri itu sampai istana. Pada
malam harinya katak itu segera mencari kamar tuan putri. Di sana
didapatinya tuan putri sedang bercakap-cakap dengan baginda. Sang katak
mengetuk pintu, lalu dibukakannya pintu itu oleh tuan putri sendiri. Dengan
jengkel tuan putri itu menanyakan maksud kedatangannya. Di jawabnya
bahwa ia hendak menuntut janji agar dapat hidup bersama tuan putri. Namun
karena malu diketahui oleh ayahandanya maka pintu itu pun ditutupnya
kembali rapat-rapat.
Berkali-kali katak itu mencobanya, tetapi selalu ditolaknya. Tuan putri
kesal, sedih, dan selalu gelisah sebab selalu didatangi katak yang menagih
janjinya.
Pada suatu hari sang ayah bertanya mengapa tuan putri bersedih dan
tampak gelisah setiap saat. Tuan putri tidak bisa berbohong lagi, lalu
diceritakannya semua kejadian yang menimpa dirinya. Setelah baginda
mendengarkan cerita itu, ia pun berkata, “Penuhilah janjimu, sebab janji
adalah hutang”.
Sejak saat itu sang katak selalu kelihatan bersama-sama dengan tuan
putri. Ia tidak bisa menghindar lagi. Siang malam ia selalu bersama-sama
dengan katak itu. Ketika tuan putri naik ke peraduan katak pun selalu
berbaring di sampingnya.
Pada suatu malam tuan putri itu pun bertanya kepada sang katak
mengapa berlaku demikian. Sang katak pun bercerita sejak awal sampai akhir
mengenai pengalamannya menjelma seekor katak. Ternyata ia adalah seorang
pangeran yang telah disihir untuk menjadi seekor katak. Ia baru dapat bebas
setelah beberapa lama diizinkan tinggal bersama seorang putri. Setelah habis
bercerita, sang katak itupun melepaskan baju kataknya dan berubah menjadi
seorang pangeran yang gagah perkasa.
Keesokan harinya, pangeran diajak tuan putri menghadap baginda. Sang
raja gembira mendengar cerita bahwa sebenarnya sang pangeran tidak lain
adalah putra Raja Kuripan yang masih sanak saudaranya sendiri.
Kejadian itu segera disampaikan kepada Raja Kuripan. Tidak berapa
lama kemudian dilangsungkanlah perkawinan agung antara kedua orang itu.
disadur dari
tulisan James Damanjaya
LATIHAN1
Kerjakan latihan berikut ini sebagai upaya memahami materiketerampilan
berbicara permulaan.
A. PENGERTIAN
Ibarat mata uang, sisi muka ditempati kegiatan berbicara sedang sisi
belakang ditempati kegiatan mendengarkan. Sebagaimana mata uang tidak
akan laku bila kedua sisinya tidak terisi maka komunikasi lisan pun tak akan
berjalan bila kedua kegiatan tidak saling melengkapi. Pembicara yang baik
selalu berusaha agar penyimaknya mudah menangkap isi pembicaraannya.
Keterampilan berbicara juga menunjang keterampilan menulis dan
membaca. Bukankah berbicara pada hakikatnya sama dengan menulis, paling
tidak dalam segi ekspresi atau produksi informasi? Hasil berbicara bila
direkam dan disalin kembali sudah merupakan tulisan dan ini sudah
merupakan wujud keterampilan menulis. Penggunaan bahasa dalam berbicara
banyak kesamaannya dengan penggunaan bahasa dalam teks bacaan. Apalagi
organisasi pembicaraan kurang lebih sama dengan pengorganisasian isi bahan
bacaan.
A. TUJUAN
C. FUNGSI
1. Bermusyawarah
Musyawarah mengandung arti perundingan, yaitu membicarakan sesuatu
supaya mencapai kata sepakat. Mencapai kata sepakat tentu tidak mudah
karena setiap orang mempunyai kepentingan pribadi. Dalam suatu
musyawarah yang penting adalah kepentingan orang banyak, setiap orang
mengesampingkan kepentingan pribadi demi kepentingan umum.
Dalam suatu musyawarah dipimpin oleh seorang pimpinan musyawarah
yang lazim disebut pimpinan sidang. Pimpinan sidang berhak membuat tata
tertib musyawarah dan tata tertib pelaksanaan. Dalam musyawarah biasanya
terdapat perbedaan pendapat, tetapi perbedaan itu harus dipadukan. Bila tidak
maka biasa diambil voting (suara terbanyak). Itulah hal yang istimewa dari
musyawarah yang berbeda dengan diskusi. Dalam musyawarah selalu ada
kesimpulan.
2. Diskusi
Nio (dalam Haryadi, 1981:68) mengatakan diskusi ialah proses
penglibatan dua orang atau lebih individu yang berinteraksi secara verbal dan
tatap muka, mengenai tujuan yang sudah tentu melalui tukar-menukar
informasi untuk memecahkan masalah. Sementara itu, Brilhart (dalam
Haryadi, 1997:68) menjelaskan diskusi adalah bentuk tukar pikiran secara
teratur dan terarah dalam kelompok besar atau kelompok kecil dengan tujuan
untuk pengertian, kesepakatan, dan keputusan bersama mengenai suatu
masalah. Dengan demikian, dalam sebuah diskusi harus ada sebuah masalah
yang dibicarakan, moderator yang memimpin diskusi, dan ada diskusi yang
dapat mengemukakan pendapat secara teratur. Dari kedua batasan tersebut
dapat disimpulkan bahwa esensi diskusi adalah (1) partisipan lebih dari
seorang, (2) dilaksanakan dengan bertatap muka, (3) menggunakan bahasa
lisan, (4) bertujuan untuk mendapatkan kesepakatan bersama, (5) dilakukan
dengan cara bertukar informasi dan tanya jawab.
Hal-hal yang perlu dijalin dalam berdiskusi menurut Dipodjoyo dalam
Haryadi (1997: 69) yaitu sikap koperatif, semangat berinteraksi, kesadaran
berkelompok, bahasa sebagai alat berkomunikasi, dan kemampuan
memahami persoalan. Selain itu pula, ketika proses diskusi berlangsung
hendaknya peserta diskusi mendengarkan uraian dengan penuh perhatian,
menghilangkan sikap emosional dan purbasangka, menangkap gagasan utama
dan gagasan penjelas serta mempertimbangkannya.
Selain itu, ketika menyampaikan sanggahan, hendaklah disampaikan
secara santun, yaitu (1) pertanyaan dan sanggahan diajukan secara jelas dan
tidak berbelit-belit, (2) pertanyaan dan sanggahan diajukan secara santun,
menghindari pertanyaan, permintaan, dan perintah langsung, (3) diusahakan
agar pertanyaan dan sanggahan tidak ditafsirkan sebagai bantahan atau debat.
Sementara itu, dalam memberikan tanggapan pun harus dipenuhi empat hal,
yaitu (1) jawaban atau tanggapan harus berhubungan dengan pertanyaan atau
tanggapan itu saja, (2) jawaban harus objektif dan memuaskan berbagai
pihak, (3) prasangka dan emosi harus dihindarkan, (4) bersikap jujur dan
terus terang apabila tidak bisa menjawab.
Proses dan kesimpulan diskusi dilaksanakan berdasarkan alasan yang
masuk akal. Dengan kata lain, persetujuan diskusi akan lebih baik apabila
diikuti dengan argumen. Sanggahan yang mencemoohkan, kiranya patut
dihindari. Selain itu, hasil diskusi harus didasarkan pada objektivitas dan
3
DISKUSI HAM
3. Menyampaikan Argumentasi
Proses komunikasi untuk menyampaikan argumentasi karena harus
mempertahankan pendapat disebut debat. Setiap pihak yang berdebat akan
mengajukan argumentasi dengan memberikan alasan tertentu agar pihak
lawan atau peserta menjadi yakin dan berpihak serta setuju terhadap
pendapat-pendapatnya (Laksono, 2003:20).
Sebelum berdebat, peserta debat harus mempersiapkan penyusunan
materi dan argumentasi dengan referensi yang memadai. Dalam debat,
pemimpin berhak menentukan apakah anggota kelompok (khalayak) dapat
bertanya kepada peserta debat (pembicara) atau tidak. Selain itu, pemimpin
debat harus menentukan masalah yang mengundang perdebatan. Kemudian
panitia menyiapkan dua kelompok yang bersedia memperdebatkan masalah
yang sudah ditentukan. Kelompok A adalah kelompok yang menyetujui
masalah sedangkan kelompok B adalah kelompok yang tidak menyetujui
masalah itu.
4. Pidato
Komunikasi lisan, khususnya pidato dapat dilakukan dengan cara
impromtu, menghafal, metode naskah, dan ekstemporan. Selain itu, ketika
menyusun pidato perlu diperhatikan:
a. pengumpulan bahan,
b. garis besar pidato,
c. uraian secara detail.
Pidato yang baik memerlukan latihan, dengan kata lain latihan pidato
mutlak harus dilaksanakan terutama untuk mimik, nada bicara, intonasi, dan
waktu. Hal ini untuk memperoleh hasil yang baik. Biasanya pidato bertujuan
untuk mendorong, meyakinkan, memberitahukan, dan menyenangkan.
Sebelum mengadakan pidato, hal yang perlu diperhatikan adalah
menganalisis pendengar:
a. jumlah pendengar;
b. tujuan mereka berkumpul;
c. adat kebiasaan mereka;
d. acara lain;
e. tempat berpidato;
f. usia pendengar;
g. tingkat pendidikan pendengar;
h. keterikatan hubungan batin dengan pendengar; dan
i. bahasa yang biasa digunakan.
Pidato yang tersusun dengan baik dan tertib akan menarik dan
membangkitkan minat pendengar, karena dapat menyajikan pesan dengan
jelas sehingga memudahkan pemahaman, mempertegas gagasan pokok, dan
menunjukkan perkembangan pokok-pokok pikiran yang logis. Untuk
memperoleh susunan pidato yang baik dan tertib, perlu adanya
pengorganisasian pesan yang baik dan tersusun.
Organisasi pesan dapat mengikuti enam macam urutan, yaitu deduktif,
induktif, kronologis, logis, spasial, dan topikal. Selain itu pula, setiap pidato
hendaknya membuat garis besar. Ciri-ciri garis besar yang baik dalam
menyusun dan membawakan suatu pidato, yaitu: garis besar terdiri atas tiga
bagian, yaitu pengantar, isi, dan penutup; lambang-lambang yang digunakan
untuk menunjukkan bagian-bagian tidak membingungkan; penulisan pokok
pikiran utama dengan pokok pikiran penjelas harus dibedakan.
Dalam kaitan dengan nilai komunikasinya maka pidato harus
menggunakan kata-kata yang tepat, jelas, dan menarik. Kata-kata harus jelas
dalam arti kata-kata yang dipilih tidak boleh mengandung makna ganda
sehingga pendengar tidak merasa bingung dalam menafsirkan pembicaraan.
Oleh karena itu, susunan kata-kata harus dapat digunakan untuk
mengungkapkan gagasan secara cermat.
Terakhir, hal yang perlu diperhatikan, yaitu cara membuka dan menutup
pidato. Pedoman untuk membuka pidato yang baik supaya pokok
pembicaraan mendapat perhatian pendengar sebaik-baiknya, yaitu dengan
cara:
1) langsung menyebutkan pokok persoalan;
2) melukiskan latar belakang masalah;
3) menghubungkan dengan peristiwa mutakhir atau kejadian yang tengah
menjadi pusat perhatian khalayak;
4) menghubungkan dengan peristiwa yang sedang diperingati;
5) menghubungkan dengan tempat komunikator berpidato;
6) menghubungkan dengan suasana emosi yang tengah meliputi khalayak;
7) menghubungkan dengan kejadian sejarah yang terjadi masa lalu;
8) menghubungkan dengan kepentingan vital pendengar;
9) memberikan pujian kepada khalayak atas prestasi mereka;
10) memulai dengan pertanyaan yang mengejutkan;
11) mengajukan pertanyaan provokatif atau serentetan pertanyaan;
12) menyatakan kutipan;
13) menceritakan pengalaman pribadi;
14) mengisahkan cerita faktual, fiktif, atau situasi hipotesis;
15) menyatakan teori atau prinsip-prinsip yang diakui kebenarannya;
16) membuat humor.
Assalamu'alaikum wr.wb.
Ada beberapa langkah sederhana yang bisa kita lakukan mulai dari
sekarang.
Pertama, sekuat tenaga kita belajar yang rajin dan tunjukkan
kepada orang tua bahwa kita pun mampu meraih nilai yang terbaik.
Kedua, sekuat tenaga tidak terbawa pengaruh oleh teman-teman
kita yang lain yang senangnya membolos karena suatu saat mereka
akan merasakan sendiri akibatnya. Bisa jadi anaknya nanti akan
seperti mereka, susah diatur dan melawan orang tua sebagaimana
yang mereka lakukan saat ini tentu ini tidak kita harapkan.
Ketiga, berapa pun kita dikasih ongkos maka sekuat tenaga untuk
bisa mengatur sebaik-baiknya dengan penuh tanggung jawab dan
kesadaran.
Keempat, cari teman gaul dan tempat gaul yang positif baik di
sekolah maupun di luar sekolah. Pergaulan kita akan membentuk
karakter kita secara perlahan.
Wassalamu'alaikum wr.wb.
Identitas tokoh :
Prestasi tokoh :
LATIHAN 2
Untuk memperdalam pemahaman Anda mengenai materi di atas, kerjakanlah latihan
berikut!
1) Hal-hal apa saja yang membedakan bermusyawarah dengan diskusi?
Barangkali Anda dapat memperluas cakrawala tentang hal ini dari
sumber lain!
2) Dewasa ini, orang-orang mudah terhasut oleh berbagai isu yang tidak
menentu. Nah, bagaimana mengatasi kebiasaan masyarakat tersebut.
Tidak takutkah Anda dikatakan kolot, apabila mereka diajak
memecahkan persoalan? Kegiatan berbicara apa yang cocok untuk
menampung aspirasi dan perbedaan pendapat tersebut?
3) Bagaimana Anda mempersiapkan diri jika akan berpidato? Uraikan
langkah-langkah pidato yang memesona hadirin!
4) Apa yang perlu diceritakan apabila diminta menceritakan biografi orang
lain?
LATIHAN 3
3) Berikut yang bukan merupakan upaya yang harus dilakukan guru dalam
meningkatkan kemampuan berbicara siswa adalah....
A. menggali minat siswa
B. melatih kefasihan dan kejelasan berbicara
C. mendiagnosis keadaan siswa
D. melatih penguasaan teks bacaan
10) Cara membuka dan menutup pidato tidak mutlak sama. Hal ini
tergantung pada....
A. kreativitas
B. kebiasaan
C. kepedulian
D. keakraban