Anda di halaman 1dari 46

KETERAMPILAN BERBICARA

(OLEH SRI BUDIYONO)


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS WIDYA DHARMA KLATEN
HAKIKAT BERBICARA
BERBICARA
*0 Kemampuan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau kata-kata untuk
mengekspresikan, mengatakan, serta
menyampaikan pikiran, gagasan, dan
perasaan (Tarigan: 1991; Arsyad dan
Mukti, 1993).
DUA KATEGORI DALAM BERBICARA

PERMULAAN BERBICARA PERMULAAN


Kegiatan awal pembicaraan yang dilakukan
oleh seseorang terhadap sesuatu yang ingin
ia bicarakan.
LANJUTAN

BERBICARA LANJUTAN
Berbicara itu lebih dari pada sekadar
mengucapkan bunyi-bunyi atau kata-kata
saja, melainkan suatu alat untuk
mengomunikasikan gagasan-gagasan
yang disusun, serta dikembangkan
sesuai dengan kebutuhan-kebutuhan
pendengar atau penyimak.
TUJUAN BERBICARA

1. Menghibur
Berbicara untuk menghibur berarti
berbicara menarik perhatian
pendengar dengan berbagai cara,
seperti humor, spontanitas,
menggairahkan, kisah-kisah jenaka,
petualangan, dan lain sebagainya
untuk menimbulkan suasana
gembira pada pendengarnya.
2. Menginformasikan
Berbicara untuk tujuan
mengnformasikan, untuk melaporkan,
dilaksanakan bila seseorang ingin :
(a) menjelaskan suatu proses;
(b) menguraikan, menafsirkan,
atau menginterpretasikan sesuatu
hal;
(c) memberi, menyebarkan, atau
menanamkan pengetahuan;
(d) menjelaskan kaitan.
3. Menstimulasi
Berbicara untuk menstimulasi pendengar

jauh lebih kompleks dari tujuan


berbicara lainnya, sebab berbicara itu
harus pintar merayu, memengaruhi,
atau menyakinkan pendengarnya. Hal ini
dapat tercapai jika pembicara benar-
benar mengetahui kemauan, minat,
inspirasi, kebutuhan, dan cita-cita
pendengarnya.
4. Menggerakkan
Dalam berbicara untuk menggerakkan
diperlukan pembicara yang berwibawa,
panutan atau tokoh idola masyarakat.
Melalui kepintarannya dalam berbicara,
kecakapan memanfaatkan situasi,
ditambah penguasaannya terhadap ilmu
jiwa massa sehingga pembicara
dapat menggerakkan pendengarnya.
FUNGSI BERBICARA

1. Mengungkapkan pikiran, perasaan,


dan informasi.
2. Menggambarkan sesuatu baik benda,
tempat, orang ataupun suasana.
3. Menjelaskan prosedur secara
sistematis
4. Memerankan tokoh, cerita, dan
deklamasi
5. Menceritakan pengalaman,
menanggapi, dan menyarankan
6. Melakukan komunikasi melalui
elektronik
JENIS-JENIS BERBICARA

1. Musyawarah
2. Diskusi
3. Menyampaikan argumentasi
4. Pidato
5. Menyampaikan intisari
biografi orang terkenal
BERBICARA BERDASARKAN SITUASINYA

1. BERBICARA FORMAL
Dalam situasi formal,
pembicara dituntut harus
berbicara secara formal.
Misalnya, ceramah, wawancara,

mengajar, untuk para guru.

2. BERBICARA INFORMAL
Dalam situasi informal,
pembicara bisa berbicara
dengan gaya informal.
Misalnya, bersenda gurau,
BERBICARA BERDASARKAN
CARA PENYAMPAIAN

1. BERBICARA MENDADAK/
SPONTAN/IMPROMTU

Berbicara mendadak
terjadi jika seseorang tanpa
direncanakan langsung
berbicara di depan umum.
BERBICARA BERDASARKAN
CARA PENYAMPAIAN
2. EKSTEMPORAN
(berbicara berdasarkan
catatan)
Dalam berbicara seperti ini,
pembicara menggunakan
catatan kecil pada kartu-kartu

yang telah disiapkan


sebelumnya dan telah
menguasai materi pembicaraan

sebelum tampil di muka


BERBICARA BERDASARKAN
CARA PENYAMPAIAN
3. HAPALAN
Pembicara menyiapkan dengan
cermat dan menulis dengan
lengkap bahan pembicaraannya
kemudian dihapalkannya kata
demi kata, kalimat demi kalimat,
dan seterusnya.
BERBICARA BERDASARKAN
CARA PENYAMPAIAN
4. MEMBACA
(Membaca berdasarkan naskah)

Pembicara telah mempersiapkan


naskah pembicaraan secara
tertulis dan dibacakan pada
saat berbicara.
BERBICARA BERDASARKAN
JUMLAH PENDENGARNYA

1. Berbicara antar pribadi (bicara 4


mata)
2. Berbicara dalam kelompok kecil
(3 - 5 orang)
3. Berbicara dalam kelompok besar.
Masa berbicara seperti ini terjadi
apabila menghadapi kelompok
besar dengan jumlah pendengar
yang besar, seperti pada rapat
umum, kampanye, dan
sebagainya.
(Tarigan,1998 : 53 – 54)
KEMAMPUAN BERBICARA UNTUK PEMULA
(Sesuai KTSP)
1. BERDIALOG
Berdialog dapat diartikan sebagai
pertukaran pikiran atau pendapat
mengenai suatu topik tertentu antara

dua orang atau lebih disebut dialog.


Fungsi utama berdialog adalah
bertukar pikiran mencapai mufakat
atau merundingkan sesuatu masalah.

dialog dapat diwujudkan dalam


berbagai bentuk seperti bertelepon,
KEMAMPUAN BERBICARA UNTUK PEMULA
(Sesuai KTSP)
2. MENYAMPAIKAN PENGUMUMAN

Menyampaikan pengumuman berarti


menyampaikan sesuatu hal
yang perlu diketahui oleh khalayak
ramai titik kegiatan ini dapat
diwujudkan dalam bentuk pidato.
Ciri-ciri yang harus diperhatikan
dalam membaca pengumuman di
antaranya yaitu volume suara harus le
bih keras, intonasi yang tepat, dan
gaya penampilan yang menarik.
KEMAMPUAN BERBICARA UNTUK PEMULA
(Sesuai KTSP)
3. BERCERITA
Sejak zaman dulu orang tua terutama

ibu mempunyai kebiasaan bercerita


ketika meninabobokan anaknya
di tempat tidur.
Nah ibu atau orang tua yang mahir
beceritata akan disenangi anak-
anaknya.
Melalui bercerita dapat dijalin
hubungan yang akrab.
Selain itu manfaat bercerita di
antaranya yaitu (1) memberikan
HAL-HAL YANG PERLU DIPERSIAPKAN
PEMBICARA
1. Memahami pendengar atau
audience,
2. Menguasai materi cerita,
3. Menguasai olah suara,
4. Menguasai berbagai macam
karakter,
5. Lues dalam berolah tubuh, dan
6. Menjaga daya tahan tubuh.
BEBERAPA HAL YANG BERKAITAN DENGAN
BERBICARA (Nadia, 1987)
1) Memilih cerita yang tepat; 2) Mengetahui cerita ; 3) Merasakan
cerita; 4) Menguasai kerangka cerita, 5) Menyelaraskan berita;
6) Pemilihan pokok berita yang tepat; 7) Menyelenggarakan dan
menyerikan cerita ; 8) Menyelaraskan dan memperluas;
9) Menyederhanakan cerita 10) Menceritakan cerita secara
langsung; 11) Bercerita dengan tubuh yang alamiah;
12) Menentukan tujuan; 13) Mengenai tujuan dan klimaks ;
14) Memfungsikan kata dan percakapan dalam cerita;
15) Melukiskan kejadian; 16) Menetapkan sudut pandang;
17) Menciptakan suasana dan gerak; 18) Merangkai adegan.
ANEKA GAMBAR SIFAT KOMUNIKASI

1. KOMUNIKASI SATU ARAH

Pesan encoding lambang Pesan encoding lambang


(bunyi/ (bunyi/
tulisan) Transmisi tulisan)
ANEKA GAMBAR SIFAT KOMUNIKASI
2. KOMUNIKASI DUA ARAH

Pesan encoding lambang Pesan encoding lambang


(bunyi/ (bunyi/
tulisan) Transmisi tulisan)

Pesan encoding lambang lambang


Pesan encoding
(bunyi/ (bunyi/
tulisan) Transmisi tulisan)
ANEKA GAMBAR SIFAT KOMUNIKASI

3. KOMUNIKASI MULTI ARAH


A

B C D
HAL-HAL YANG PERLU DIPERHATIKAN

Keberhasilan Komunikasi
 Komunikasi sesungguhnya terjadi dalam suatu konteks kehidupan yang
dinamis, dalam suatu konteks budaya. Di dalam komunikasi yang
sesungguhnya, ketika melakukan proses encoding si pengirim dalam
suatu konteks yang berupa ruang, waktu, peran, serta konteks budaya
yang melatarbelakangi si pengirim, dan penerima.
 Keberhasilan komunikasi sangat tergantung pada proses encoding dan
decoding yang sesuai dengan konteks situasinya.
SYARAT SESEORANG DIKATAKAN
MEMILIKI KETERAMPILAN BERBAHASA

Syarat seseorang dikatakan memiliki keterampilan berbahasa, dalam


01 posisi sebagai pengirim pesan (encoder), jika dalam proses encoding
ia terampil memilih bentuk-bentuk bahasa yang tepat, yang sesuai
dengan konteks komunikasi.

02 Sebaliknya, seseorang dikatakan


memiliki keterampilan berbahasa, dalam
posisi sebagai penerima pesan(decoder),
jika dalam proses decoding ia terampil
mengubah bentuk-bentuk bahasa yang
dia terima dalam suatu konteks
komunikasi menjadi pesan yang utuh
sesuai maksud si pengirimnya.
1. SYARAT SESEORANG DIKATAKAN
MEMILIKI KETERAMPILAN BERBICARA

1 Syarat seseorang dikatakan memiliki


keterampilan berbicara, apabila si pembicara
terampil memilih bunyi-bunyi bahasa (berupa kata,
kalimat, serta tekanan dan nada) secara tepat
kemudian bisa memformulasikan secara tepat pula
guna menyampaikan pikiran, gagasan, perasaan,
fakta, perbuatan dalam konteks komunikasi tertentu.
2. SYARAT SESEORANG DIKATAKAN
MEMILIKI KETERAMPILAN MENYIMAK (MENDENGARKAN)

2 Syarat seseorang dikatakan memiliki


keterampilan menyimak jika yang bersangkutan
memiliki kepiawaian menafsirkan makna dan bunyi-
bunyi bahasa tersebut (yang bisa berupa kata,
kalimat, serta tekanan dan nada) secara tepat dalam
suatu konteks komunikasi tertentu.
3. SYARAT SESEORANG DIKATAKAN
MEMILIKI KETERAMPILAN MENULIS

3 Syarat seseorang dikatakan memiliki


keterampilan menulis jika yang bersangkutan
memiliki kepiawaian menulis dengan memilih bentuk-
bentuk bahasa tertulis (yang bisa berupa kata,
kalimat, serta paragraf) dengan menggunakan retorika
(organisasi tulisan) yang tepat guna menyampaikan
gagasan, perasaan, pikiran, maupun fakta yang ada.
4. SYARAT SESEORANG DIKATAKAN
MEMILIKI KETERAMPILAN MEMBACA

4 Syarat seseorang dikatakan memiliki


keterampilan membaca jika yang bersangkutan
memiliki kepiawaian menafsirkan bentuk-
bentuk bahasa yang ada dalam tulisan yang sedang
dibaca itu (yang bisa berupa kata, kalimat, serta
organisasi tulisan) yang
dibacanya.
MANFAAT KETERAMPILAN BERBAHASA

01 Dapat melakukan interaksi komunikasi dengan


baik di dalam masyarakat;

02 Terhindar dari miskomunikasi;

03 Keberhasilan komunikasi dengan baik dapat


menopang keberhasilan dalam aneka ragam
profesi (manajer, jaksa, hakim, pengajar, guru,
dosen, penyiar, penyair, dai, wartawan,
guider (pemandu), dan lain-lain.
ASPEK-ASPEK KETERAMPILAN BERBAHASA

Lisan Tulis

Represif Mendengarkan Membaca

Produktif Berbicara Menulis


A. MENDENGARKAN
Hal-hal apakah yang perlu diperhatikan
dalam aspek mendengarkan?

01 Mendengarkan merupakan keterampilan memahami bahasa lisan


yang bersifat represif;
Keterampilan mendengarkan bukan hanya sekadar mendengarkan
02
bunyi-bunyi bahasa melalui alat pendengarannya, melainkan
sekaligus harus dengan memahami maksudnya;
03 Istilah mendengarkan tidak sama denmgan mendengar;

04 Pemerolehan bahasa yang pertama lewat pendengaran alami


(aquisition), baru selanjutnya melalui pembelajaran (learning).
DUA JENIS SITUASI DALAM MENDENGARKAN

Situasi mendengarkan secara interaktif ; mendengarkan interaktif


01
terjadi secara tatap muka dan percakapan yang ada di telepon
atau yang sejenis dengan itu. Dalam interaksi ini secara
bergantian melakukan aktivitas mendengarkan dan berbicara.

02 Situasi mendengarkan secara noninteraktif ; situasi


mendengarkan secara noninteraktif terjadi dalam suasana
mendengar radio,
televisi, film, khotbah, atau mendengarkan dalam suasana
seremonial.
B. BERBICARA
Di dalam keterampilan berbicara ada tiga
jenis (macam) yang perlu diperhatikan.

01 Interaktif;

02 Semiinteraktif;

03 Noninteraktif
01. INTERAKTIF

Kegiatan dalam konsep interaktif


ini memungkinkan terjadinya
peran/aktivitas pembicaraan
antara yang berbicara dan yang
mendengarkan.
Kegiatan ini dilakukan secara
dwiarah dan bahkan multiarah.
02. SEMI INTERAKTIF
Kegiatan dalam konsep semiinteraktif
ini terjadi pada saat berpidato di hadapan
publik/umum, khotbah/ceramah,
kampanye, dan lain-lain baik yang
dilakukan secara tatap muka maupun
secara secara satu arah.
Memang dalam situasi ini audiens tidak dapat
melakukan interupsi, namun pembicara dapat
melihat reaksi pendengar dari ekspresi wajah
dan bahasa tubuh mereka.
03. NONINTERAKTIF

Kegiatan dalam konsep noninteraktif ini


terjdi dalam situasi komunikasi yang
sifatnya searah (satu arah), sehingga
tidak melalui tatap muka secara
langsung, seperti : berpidato melalui
radio ataupun televisi.
C. MEMBACA
Keterampilan membaca tergolong
keterampilan yang bersifat aktif-refresif.
Aktivitas membaca ini dapat
dikembangkan secara etersendiri
(terpisah) dari kerterampilan berbicara
dan
mendengarkan. Namun, di dalam
perkembangan masyarakat sekarang telah
jauh berkembang sehingga seringkali
keterampilan membaca dikembangkan
secara terintegrasi dengan keterampilan
menyimak dan berbicara.
Keterampilan Membaca Terbagi Menjadi Dua Klasifikasi

01 Keterampilan Membaca Tingkat Permulaan


Membaca tingkat permulaan ditandai oleh kemampuan melek huruf,
yakni kemampuan mengenali lambang-lambang tulis dan dapat
membunyikannya dengan baik dan benar.

02 Keterampilan Membaca Tingkat Lanjut.


Membaca tingkat lanjut ditandai dengan kemampuan melek wacana.
Artinya pembaca tidak hanya sekadar mengenali lambang tulis,
membunyikannya dengan lancar, melainkan juga dapat memetik
isi/makna bacaan yang dibacanya.
Penekanan membaca lanjut terletak pada penekanan bacaan,
bahkan pada tingkat tinggi harus disertai dengan kecepatan
membaca yang memadai.
04. MENULIS

Keterampilan menulis keterampilan yang


bersifat aktif-produktif.
Keterampilan ini dipandang menduduki
hierarki yang paling rumit dan kompeks
di antara jenis-jenis ketrampilan
berbahasa yang lain.
Mengapakah menulis
Mengapa menulis menduduki hierarki kesulitan
merupakan
yang paling tinggi?

Menulis bukanlah sekadar menyalin kata-kata dan


kalimat, melainkan menuangkan dan mengembangkan
pikiran-pikiran, gagasan, ide, dalam suatu struktur tulisan
yang teratur logis, sistematis, sehingga dengan mudah
ditangkap oleh pembaca.
KLASIFIKASI MENULIS ADA DUA

KRISNA PE-
BRYAWAN
S.S.,M.PD

MENULIS TINGKAT PERMULAAN MENULIS LANJUTAN


Mengapa menulis merupakan
Menulis Tingkat Permulaan

 Menulis permulaan sebetulnya identik dengan melukis


gambar;
 Pada fase ini si penulis tidak menuangkan ide ataupun
gagasan;
 Penulis hanya sekadar melukis atau menyalin gambar/
lambang bunyi bahasa ke dalam wujud lambang-
lambang tertulis;
 Pada awal persekolahan, para siswa dilatih menulis
permulaan yang proses pembelajarannya disinergiskan

dan diintegrasikan dengan membaca permulaan.


Mengapa menulisMenulis
merupakan
Lanjutan

 Merupakan kegiatan menulis yang sesungguhnya;


 Merupakan aktivitas mencurahkan ide;
 Mencurahkan gagasan/pendapat/argumentasi, dan
sebagainya;
 Wujudnya dinyatakan dalam bentuk tulisan, melalui
bahasa tulis.
TUGAS DAN LUARAN
TUGAS TAMBA-
HAN.

1
TUGAS YANG DIBERIKAN KEPADA
TUGAS
MAHASISWA YANG BERUPA TUGAS-
TUGAS TAMBAHAN DARI TUTO TAMBAHAN
TAMBAHAN

TUGAS TUTORIAL 1, 2, 3
TUGAS YANG DIBERIKAN OLEH

2
DOSEN /TUTOR PENGAMPU MA TUGAS
TA KULIAH, DIKERJAKAN DENGAN TT 1, 2, 3
SAKSAMA SEBELUM TUGAS
TUTORIAL DIBERIKAN

KEHADIRAN

3
LAPORAN DIKERJAKAN OLEH MA- KEHADIRAN
HASISWA SECARA INDIVIDU DAN
BERSIFAT WAJIB
TERIMA KASIH
Klaten, 9 Oktober 2022

SRI BUDIYONO

Anda mungkin juga menyukai