Anda di halaman 1dari 24

KETERAMPILAN BERBICARA

KOSA KATA DAN DIKSI

Disusun Oleh:
KELOMPOK 2
1. TRI YANTI NIBENIA GEA NIM : 222102073
2. PASTRIYAN HALAWA NIM : 222102059
3. FINCI TRISNAWATI MENDROFA NIM : 222102025
DOSEN PENGAMPU MATA KULIAH : DERNIUS HURA. S.Pd., M.Pd

UNIVERSITAS NIAS
PENDIDIKAN BAHASA INGGRIS
2022
1
2

A. RUMUSAN MASALAH
1. Apa pengertian dari keterampilan berbicara?
2. Apa saja tujuan dan jenis-jenis keterampilan berbicara?
3. Apa saja teknik dalam keterampilan berbicara?
4. Apa saja faktor penilaian keterampilan berbicara?
5. Apa pengertian dari prestasi seminar?
6. Apa itu kosakata diksi?

B. TUJUAN PENULISAN
1. untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan keterampilan berbicara.
2. untuk mengetahui tujuan, jenis-jenis dan teknik dalam keterampilan
berbicara.
3. untuk mengetahui pengertian dari prestasi seminar.
4. untuk mengetahui apa itu kosakata diksi.
3
4

1. Pengertian Ketrampilan Berbicara


Keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang mekanistik.
Semakin banyak berlatih, semakin dikuasai dan terampil seseorang
dalam berbicara. Tidak ada orang yang langsung terampil berbicara
tanpa melalui proses latihan (Kundharu Saddhono dan Slamet, 2012:
36). Sedangkan menurut Muammar (2008: 320) keterampilan berbicara
didefinisikan sebagai berikut. “Keterampilan berbicara pada
hakikatnya merupakan keterampilan mengucapkan bunyi-bunyi
artikulasi atau mengucapkan kata-kata untuk menceritakan,
mengekspresikan, menyatakan, menyampaikan pikiran, gagasan, dan
perasaan kepada oang lain dengan kepercayaan diri untuk berbicara
secara wajar, jujur, benar, dan bertanggung jawab, serta dengan
menghilangkan masalah psikologis seperti rasa malu, rendah diri,
ketegangan, berat lidah, dan lain-lain.”
Menurut Iskandarwassid dan Dadang Sunendar (2011: 241),
keterampilan berbicara merupakan keterampilan mereproduksi arus
sstem bunyi artikulasi untuk menyampaikan kehendak, kebutuhan
perasaan, dan keinginan kepada orang lain.
Berdasarkan beberapa pengertian di atas, dapat ditegaskan bahwa
keterampilan berbicara merupakan keterampilan yang dimiliki
seseorang untuk menyampaikan ide, perasaan, maupun gagasan kepada
orang lain secara lisan.
2. Tujuan Berbicara
Secara umum tujuan pembicaraan sebagai berikut:

 Mendorong dan menstimulasi, maksudnya yaitu pembicara


berusaha memberikan semangat dan gairah hidup kepada
pendengar. Reaksi yang diharapkan yaitu dapat menimbulkan
inspirasi dan membangkitkan emosi pendengar;
 Meyakinkan, maksudnya yaitu jika pada saat ceramah pembicara
berusaha untuk memengaruhi keyakinan, pendapat atau sikap
pendengar melalui argumentasi;
 Menggerakkan, maksudnya yaitu apabila pembicara menghendaki
adanya tindakan atau perbuatan dari para pendengar, misalnya
berupa seruan persetujuan maupun ketidaksetujuan, pengumpulan
dana, penandatanganan suatu resolusi, dan mengadakan aksi sosial;
 Menginformasikan, maksudnya pembicara ingin memberi
informasi tentang sesuatu agar para pendengar dapat mengerti dan
memahaminya;
5

 Menghibur, maksudnya pembicara mempunyai maksud


menggembirakan atau menyenangkan para pendengarnya
[ CITATION Mud09 \l 1057 ].
Berdasarkan pengertian tersebut, dapat disimpulkan bahwa tujuan
berbicara yaitu untuk mengomunikasikan, menghibur,
memberitahukan dan meyakinkan orang lain dalam rangka
berkomunikasi untuk menambah pengetahuan.
3. Jenis-Jenis Keterampilan Berbicara
Menurut Musaba (2012), keterampilan berbicara dapat dibagi
menjadi beberapa jenis, antara lain yaitu sebagai berikut:
a. Bercerita
Bercerita adalah menuturkan suatu cerita secara lisan (walaupun
bahan cerita bisa berwujud karangan tertulis).
b. Debat
Debat sebenarnya mirip dengan dialog. Debat berarti bertukar
pikiran secara terbuka untuk membahas masalah yang masih
merupakan pro dan kontra dengan memperhatikan aturan dan tata
tertib tertentu.
c. Diskusi
Diskusi diartikan sebagai pertemuan ilmiah untuk bertukar pikiran
mengenai suatu masalah. Diskusi kelompok biasanya ditandai
dengan lebih terbatasnya jumlah peserta, tingkat keformalannya
kurang menonjol. Diskusi panel biasanya menghadirkan beberapa
pembicara kunci atau para penyaji materi, kemudian diikuti
audiens. Dalam diskusi panel yang banyak berperan adalah para
panelis (para penyaji atau pembicara), audiens memang diberi
kesempatan memberikan pendapat atau tanggapan, tetapi jatahnya
lebih sedikit.
d. Wawancara
Wawancara merupakan kegiatan tanya jawab dengan seseorang
yang diperlukan untuk dimintai keterangan atau pendapatnya
mengenai suatu hal untuk dimuat dalam surat kabar, disiarkan
melalui radio atau ditayangkan pada layar televisi.
e. Pidato dan Ceramah
Pidato adalah sebuah kegiatan berbicara di depan umum atau
berorasi untuk menyatakan pendapatnya, atau memberikan
gambaran tentang suatu hal. Sedangkan ceramah merupakan suatu
kegiatan berbicara di depan umum dalam situasi tertentu untuk
tujuan tertentu dan kepada pendengar tertentu.
f. Percakapan
Percakapan adalah dialog antara dua orang atau lebih. Membangun
komunikasi melalui bahasa lisan (melalui telepon, misalnya) dan
tulisan (di chat room). Percakapan ini bersifat interaktif yaitu
komunikasi secara spontan antara dua atau lebih orang.
6

4. Teknik Keterampilan Berbicara 


Menurut Oetomo (2015), terdapat beberapa teknik berbicara yang
harus dikuasai untuk mendapatkan kemampuan atau keterampilan
berbicara, yaitu sebagai berikut:
a. Teknik berbicara yang Baik 
Bicaralah ramah pada setiap orang. Perkataan/artikulasi pun harus
jelas agar tidak terjadi mis-communication. Perhatikan pula
pemilihan kata. Meski bertujuan baik, jika salah berkata-kata maka
tujuan itu tidak akan tercapai. Lakukan kontak mata pada lawan
bicara. Saat bicara dengan atasan, usahakan fokus. Bicara
seperlunya, Jangan ngelantur sehingga intinya malah tidak jelas.
Kalau atasan memancing kita membicarakan masalah personal
seorang rekan sekerja, sebagai bawahan yang profesional
sebaiknya kita berbicara diplomatis.
b. Teknik berbicara di depan umum 
Berbicara di depan umum bukanlah soal bakat. Kemampuan
tersebut bisa dilatih dengan kepercayaan diri dan kuasai bahan
pembicaraan. Beberapa hal yang perlu diperhatikan dalam melatih
teknik berbicara di depan umum antara lain adalah sebagai berikut: 
 Tunjukkan antusias terhadap situasi dan pendengar. 
 Lakukan kontak mata 5-15 detik, dan tatapan kita pun harus
berkeliling bukan pada satu orang saja. Jadi, semua orang
merasa diajak berbicara. 
 Perlihatkan senyuman agar lawan bicara fokus pada kita. 
 Sisipkanlah humor, karena humor akan menghilangkan
kejenuhan, namun hindari humor yang berbau porno.
 Fokus pada pembicaraan. Tidak perlu memperlihatkan semua
wawasan yang kita punya, karena akan menunjukkan kita sok
pintar.
 Berikan pujian yang jujur pada orang lain, tanpa menyimpang
dari maksud.
c. Teknik Berbicara Profesional 
Seorang profesional perlu mengenal teknik presentasi yang efektif.
Terdapat tiga faktor penting yang perlu diperhatikan dalam
berbicara secara profesional, yaitu: 
Faktor verbal 7 %, menyangkut pesan yang kita sampaikan
termasuk kata-kata yang kita ucapkan. 
7

Faktor vokal, 38 %, seperti intonasi, penekanan, dan resonansi


suara.
Faktor visual, 55 % yakni penampilan kita.
d. Teknik Membuka dan Menutup Pembicaraan 
Untuk mengawali suatu pembicaraan, adakanlah small talk, seperti
mengucapkan selamat pagi, siang atau malam. Untuk memancing
perhatian pendengar, lemparkan joke ringan. Setelah itu baru ke
topik utama. Akhiri pembicaraan dengan ilustrasi dan summary
hasil pembicaraan di dalamnya. Jadi, jangan bicara dari A sampai
Z, sebaiknya diringkas sehingga orang mengerti dan tidak
melupakan pesan atau inti sari pembicaraan.

A. PRESENTASI SEMINAR
1. Presentasi
Presentasi adalah suatu kegiatan berbicara di hadapan banyak
hadirin atau salah satu bentuk komunikasi. Presentasi merupakan
kegiatan pengajuan suatu topik, pendapat atau informasi kepada orang
lain. Berbeda dengan pidato yang lebih sering dibawakan dalam acara
resmi dan acara politik, presentasi lebih sering dibawakan dalam acara
bisnis.
a. Jenis-jenis Presentasi
 Presentasi dadakan (Impromptu)
Pembicaraan impromptu merupakan jenis presentasi yang
dilakukan secara mendadak tanpa persiapan apapun. Dalam hal
ini pembicara ditunjuk langsung untuk menyampaikan informasi
kepada para pendengar, tanpa melakukan persiapan segala
sesuatunya, baik itu mengenai tema pembicaraan maupun alat
bantu yang digunakan, sehingga perasaan pembicara akan
mengejutkan.
Ada beberapa kelebihan dan kelemahan apabila menggunakan
jenis presentasi dadakan atau impromptu.
Kelebihan:
1. Informasi yang disampaikan sesuai dengan perasaan
pembicara yang sesungguhnya,
2. Kata atau suara yang keluar merupakan hasil spontanitas,
3. Membuat pembicara terus berpikir selama menyampaikan
informasi.
Kelemahan:
1. Informasi yang disampaikan tersendat-sendat, karena
membutuhkan waktu untuk berpikir dan mengolah kata,
8

2. Tidak berurutan/sistematis dalam penyampaiannya, karena


secara mendadak untuk menyampaikan informasi,
3. Terjadi demam panggung, karena belum ada persiapan
apapun mengenai apa yang harus disampaikan.
 Presentasi Naskah (Manuscript)

Presentasi naskah merupakan jenis presentasi dimana dalam


menyampaikan informasinya, seorang pembicara melakukannya
dengan membaca naskah.
Kelebihan:
1. Penyampaian dilakukan secara berurut/sistematis,
2. Kata yang keluar diungkapkan secara baik dan benar,
3. Tidak terjadi kesalahan dalam penyampaiannya.
Kelemahan:
1. Pendengar akan merasa bosan dalam mendengarkannya,
2. Bagi pendengar tidak termotivasi untuk mendengarkannya,
3. Tidak menarik dalam menyampaikan informasinya,
4. Terlalu sibuk akan membaca naskah sehingga tidak
melakukan kontak mata dengan pendengar seolah-olah acuh
tak acuh terhadap pendengar.
 Presentasi Hafalan (Memoriter)

Jenis presentasi yang dilakukan menghapal dari teks yang


telah disediakan. Berbeda dengan jenis manuscript, memoriter
tidak menggunakan naskah dalam penyampaiannya, pembicara
hanya melakukan persiapannya dengan menghafal dari teks
dimana isinya mengenai informasi yang akan disampaikan.
Kelebihan dan kelemahannya hampir sama dengan manuscript.
Jenis ini sangat buruk untuk dilakukan, karena apabila
melupakan kata-kata dari naskah maka presentasi yang
dilakukan akan terjadi kegagalan.

 Prsentasi Ekstempore

Jenis Ekstempore merupakan jenis presentasi yang paling


baik untuk dilakukan dibanding jenis lainnya. Pembicara
mempersiapkan materi dengan garis besarnya saja, kemudian
pada saat presentasi akan dijabarkan secara mendetail
Kelebihan:
1. Pembicara dapat menyampaikan informasi secara jelas,
karena ada persiapan sebelumnya,
2. Dapat menyampaikan secara sistematis/berurutan,
9

3. Kemungkinan besar pembicara dalam menyampaikannya


menarik perhatian pendengar, karena tidak berpedoman
kepada naskah ataupun hafalan, tetapi tidak melenceng
dari garis besar materi,
4. Lebih leluasa dalam penyampaiannya,
5. Pembicara dapat melakukan kontak mata dengan
pendengar, sehingga akan terlihat apakah pesan yang
disampaikan menarik atau tidak.
Kelemahan:
1. Perlu memiliki wawasan yang cukup mengenai tema
yang akan dibicarakan,
2. Membutuhkan waktu yang lama dalam persiapan
presentasi,
3. Bagi pemula, sulit untuk dilakukannya karena
membutuhkan keahlian dan pengalaman yang cukup.

b. Tujuan Presentasi
 Menyampaikan informasi
 Meyakinkan pendengar
 Menghibur pendengar
 Memotivasi dan menginspirasi pendengar untuk melakukan
suatu tindakan
 Melakukan penjualan
 Membuat suatu ide atau gagasan
 Menyentuh emosi pendengar
 Memperkenalkan diri
c. Macam-macam presentasi
1. Microsoft Powerpoint
Microsoft Power Point merupakan sebuah software yang dibuat
dan dikembangkan oleh perusahaan Microsoft, dan merupakan
salah satu program berbasis multi media. Didalam komputer,
biasanya program ini sudah dikelompokkan dalam program
Microsoft Office.
2. KPresenter
Program pembuat presentasi yang satu ini sepertinya memang
mengerti kebutuhan Anda. Dengan interface yang indah dan
mudah, pembuatan presentasi menjadi kegiatan yang
menyenangkan.
3. OpenOffice Impress (Presentation)
Tidak jauh berbeda dengan Writer atau TextDocument yang
mirip MS Word, dan SpreadSheet (Calc) yang mirip dengan MS
Excel, Presentation (Impress) ini juga sangat mirip dengan MS
PowerPoin
10

4. Magic Point.
MagicPoint adalah suatu alat bantu presentasi berbasis
XWindow. Alat bantu ini didisain untuk membuat presentasi
yang sederhana dan mudah dan juga memungkinkan membuat
suatu presentasi yang komplek.
d. Manfaat Presentasi
1. Sebagai bahan paparan suatu pokok bahasan inti.
2. Media pembantu untuk penjabaran dari materi pelajaran sekolah
atau suatu projek kerja.
3. Kesan lebih ekslusif karena melibatkan alat presentasi
(Professional).
4. Audience biasanya akan lebih jelas jika disertai dengan media
gambar dari presentasi itu sendiri.
5. Memupuk mental yang ada dalam diri si pembawa materi
presentasi.
e. Syarat Presentasi
1. Menguasai materi dan bahasa dengan baik
2. Mempunyai keberanian.
3. Memiliki ketenangan sikap.
4. Sanggup menampilkan gagasan secara lancar dan terature.
5. Sanggup mengadakan reaksi yang cepat dan tepat terhadap
situasi apapun yang mungkin timbul saat presentasif.
6. Memperlihatkan sikap yang tidak kaku dan tidak canggung.
f. Teknik Presentasi
1. Prinsip Motivasi
Ada beberapa cara agar seseorang termotivasi untuk
mendengarkan sesuatu hal, diantaranya dengan menggunakan
prinsip 5W1H.
 What, apa yang dibicarakan?
 Who, siapa yang diajak berbicara?
 When, kapan seorang pembicara itu melakukan
pembicaraan?
 Where, dimana seorang pembicara melakukan pembicaraan?
 Why, mengapa ia melakukan pembicaraan?
 How, bagaimana ia cara melakukan pembicaraan?
2. Prinsip Perhatian
Pendengar akan memperhatikan pembicara apabila yang
dibicarakan itu bersifat menarik. Dengan kata lain pendengar
akan mempunyai minat mendengarkan apabila pembicara dalam
menyampaikan informasinya melakukan sesuatu hal yang
menarik, baik itu bersifat aneh, lucu, sesuai kebutuhan dan
bersifat menegur.
3. Prinsip Kegunaan
11

Prinsip ini menghendaki pembicara untuk menentukan terlebih


dahulu kegunaan dari uraian ceramah yang akan disampaikan.
4. Prinsip Keindraan
Prinsip ini menghendaki seorang pembicara untuk menggunakan
alat yang berhubungan dengan panca indera dalam melakukan
pembicaraan atau presentasi. Alat peraga berfungsi untuk
memperkenalkan topik pembicaraan dengan dibantu oleh
peragaan-peragaan visual lainnya. Hal ini membantu pembicara
dalam mengatakan suatu hal atau kata demi kata. Contoh alat
peraga yang sering digunakan pada waktu presentasi yaitu: OHP
(Overhead Projector), slide, video, tape, grafik, gambar, brosur
dan lain-lain.
5. Prinsip Ulangan
Prinsip ini mengharuskan pembicara untuk mengulang kembali
materi yang diutarakan, hal ini supaya pendengar lebih mudah
mengingat apa yang disampaikan. Prinsip ulangan ini biasanya
menekankan suatu topik/maksud yang penting dari isi
presentasi.
6. Prinsip Pengertian
Ketika mempresentasikan suatu hal, seorang pembicara dalam
menyampaikan informasi perlu menggunakan bahasa yang
mudah dimengerti oleh para pendengar. Hal ini bertujuan untuk
memudahkan dalam menangkap informasi yang diberikan
kepada para pendengar.
2. Seminar
1. Pengertian Seminar
Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, seminar diartikan sebagai
pertemuan atau persidangan untuk membahas suatu masalah di
bawah pimpinan ahli. Ahli yang dimaksud misalnya dosen, guru
besar, pakar, peneliti, dan sejenisnya.
2. Tujuan Seminar
Tujuan seminar ialah membahas dan bertukar pikiran mengenai
suatu permasalahan ilmiah. Tukar pikiran dapat dilakukan dengan
interaksi tanya-jawab antara pembicara dan peserta seminar.
3. Syarat Seminar
Syarat untuk melaksanakan seminar antara lain:
 Sama seperti forum pada umumnya, seminar melibatkan
peserta. Ada seminar umum tanpa batasan jumlah peserta, ada
pula yang terbatas menyesuaikan durasi atau kapabilitas
penyelenggara.
 Pemateri sudah tahu permasalahan yang akan di sampaikan.
Pemateri ialah penyampai makalah. Biasanya seminar juga
memberi ruang sama besar untuk penyanggah makalah seperti
dosen, guru besar, pakar, peneliti, dan sejenisnya.
12

 Ada moderator yang menjembatani komunikasi antara pemateri


dan peserta. Moderator juga berfungsi sebagai penjaga waktu.
Ia dapat mengingatkan pada pematri atau peserta bila
pembahasan melenceng atau keluar konteks.
 Waktu pelaksanaan seminar terjadwal jauh-jauh hari. Hal ini
berguna agar pemateri dan peserta dapat mempersiapkan diri
untuk terlibat dalam forum ilmiah tersebut.
 Tema atau topik permasalahan sudah disiapkan sebelumnya.
 Seminar dirancang secara sistematis dan ilmiah.
4. Ciri-Ciri Seminar
Adapun ciri-ciri seminar yakni:
 Forum ilmiah dengan interaksi dua arah.
 Pembahasan materi pada seminar mengacu pada makalah,
karya ilmiah, atau lapora yang telah disusun sebelumnya.
 Membahas permasalahan ilmiah yang aktual.
 Melibatkan pemateri, peserta, moderator, di bahah pengawasan
para ahli di bidangnya.
 Adanya interakis dengan peserta forum. Peserta diberi
kesempatan untuk menyampaika tanggapan, komentar, atau
pertanyaan.
5. Unsur Seminar
Unsur dalam seminar meliputi:
 Unsur manusia: pemateri atau penyaji, moderator, peserta, dan
penyanggah seperti dosen, guru besar, pakar, peneliti, dan
sejenisnya. Dalam beberapa seminar ada peran yang sering
dilupakan, tetapi penting, yaitu notulen. Notulen ialah orang
yang menulis notulensi atau catatan selama seminar.
 Unsur materi: tema seminar, bahan presentasi, diktat, booklet,
atau bacaan terkait permasalahan yang dibahas.
 Unsur fasilitas: lokasi atau tempat diadakannya seminar, meja,
kursi, perlengkapan audiovisual, papan tulis, kertas, alat tulis,
leptop, proyektor, dan lainnya.
6. Fungsi Seminar
Fungsi seminar sebagai berikut:
 Menyampaikan suatu permasalahan di hadapan publik.
 Saling berbagi ilmu dan pengetahuan mengenai
permasalahan yang dibahas.
 Sebagai wadah untuk menambah wawasan.
 Meningkatkan kemampuan berinteraksi di hadapan publik.
 Menambah jaringan, relasi, dan teman.
 Menambah portofolio.

B. KOSA KATA DAN DIKSI


1. Diksi
13

a. Pengertian Diksi Menurut Pendapat Ahli


 Gorys Keraf
Keraf berpendapat bahwa diksi terbagi menjadi dua yaitu
pilihan kata atau tentang pengertian kata yang digunakan untuk
menyampaikan suatu gagasan, pengungkapan yang tepat serta
gaya penyampaian yang lebih baik dan sesuai dengan situasi.
Kedua, Keraf mendefinisikan diksi sebagai sebuah kemampuan
untuk membedakan secara tepat nuansa makna dari gagasan
yang disampaikan.
 Susilo Mansurudin
Diksi adalah pilihan kata. Menurut Susilo Mansurudin
pemakaian atau pemilihan diksi yang benar, tepat serta cermat
dapat membantu penulis dalam memberi nilai pada suatu kata.
 Widyamartaya
Widyamartaya mendefinisikan diksi sebagai kemampuan
seseorang untuk membedakan suatu nuansa makna dengan
tepat sesuai dengan gagasan yang disampaikan.
 Enre
Tidak begitu berbeda dari pendapat ahli lainnya, Enre
mendefinisikan diksi sebagai penggunaan kata yang sesuai
untuk mewakili pikiran serta perawatan yang ingin
disampaikan dalam pola-pola kalimat tertentu.
b. Fungsi Diksi
Berikut adalah beberapa fungsi lain dari diksi dalam penulisan
karya sastra.
 Membantu pembaca dalam memahami pesan dari suatu karya
sastra
Pemilihan diksi yang tepat dan baik dalam sebuah penulisan
karya sastra dapat membuat pembaca lebih mudah memahami
pesan yang ingin disampaikan oleh penulis melalui tulisannya.
 Komunikasi yang efektif
Pemilihan diksi dalam penulisan karya sastra dapat membantu
membuat komunikasi menjadi lebih efektif. Pemahaman yang
baik mengenai penggunaan maupun pemilihan diksi sangat
penting agar tercipta suatu komunikasi yang efisien serta
efektif.
 Sebagai bentuk ekspresi
Sesuai dengan pengertiannya, diksi berfungsi sebagai bentuk
ekspresi yang hadir dalam gagasan penulis yang dapat
dituangkan dalam tulisan maupun lisan.
 Hiburan
Pemilihan diksi yang tepat dapat berfungsi sebagai hiburan bagi
pembaca. Hal ini berkaitan dengan setiap pesan serta ekspresi
yang dituangkan dalam sebuah karya sastra.
14

c. Tujuan Diksi
Tujuan penggunaan diksi adalah untuk memperoleh keindahan agar
dapat menambah daya ekspresivitas. Sebuah kata tentu saja akan
lebih jelas mengekspresikan gagasan penulisan apabila kata yang
digunakan tepat, cermat dan sesuai. Diksi digunakan untuk
menghaluskan kata atau kalimat agar terasa lebih indah.
d. Jenis- jenis Diksi
 Diksi Berdasarkan Makna
Jenis diksi berdasarkan maknanya dibagi menjadi dua macam
yang meliputi makna konotatif dan makna denotatif. Menurut
Chaer perbedaan diksi berdasarkan pada makna konotatif dan
denotatif sesuai pada ada atau tidaknya nilai rasa pada suatu
kata. Secara singkat, denotatif bersifat umum sedangkan
konotatif bersifat khusus.
 Makna Denotatif
Diksi makna denotatif merupakan diksi dengan makna yang
sebenarnya dari suatu kalimat maupun suatu kata. Makna
denotatif juga dapat diartikan sebagai makna objektif tanpa
membawa suatu perasaan tertentu atau murni.
Diksi dengan makna denotatif memiliki beberapa ciri di
antaranya adalah memiliki makna yang lugas, karena
bersifat literal dan biasanya hasil dari observasi dari panca
indra manusia seperti penciuman, pendengaran,
penglihatan, perasaan dan bahkan pengalaman fisik
seseorang.
Berikut beberapa contoh dari diksi dengan makna denotatif.
 Jerawat dapat disebabkan oleh sebum yang menumpuk
pada wajah.
 Jerapah memiliki leher yang lebih panjang
dibandingkan hewan lainnya.
 Bagus bekerja keras untuk menggapai cita-citanya.
 Makna Konotatif
Jenis berdasarkan makna konotatif merupakan diksi,
kata maupun kalimat yang memiliki arti bukan sebenarnya.
Artinya, makna konotatif adalah makna kiasan yang
berkaitan dengan nilai rasa.
Diksi dengan jenis makna konotatif biasanya
dipengaruhi oleh norma dan nilai-nilai yang dipegang oleh
masyarakat tertentu.
15

Meskipun begitu, makna dari diksi ini biasanya akan turut


berubah seiring dengan perubahan norma serta nilai yang
ada di masyarakat
 Banyak pahlawan yang telah gugur dalam medan
perang. (Gugur dalam kalimat tersebut memiliki makna
konotatif yaitu meninggal dunia.)
 Tasya merupakan anak emas di kelas, karena ia
berperilaku sangat baik dan rajin. (Anak emas dalam
kalimat tersebut bermakna anak yang paling disayang.)
 Setelah lulus kuliah, Abdul memilih untuk berprofesi
sebagai kuli tinta. (Kuli tinta dapat diartikan sebagai
penulis atau lebih spesifik sebagai wartawan dan bukan
bermakna sebagai kuli yang sebenarnya.)
 Diksi Berdasarkan Leksikal
Diksi berdasarkan leksikal dibedakan menjadi delapan macam.
Berikut penjelasan dari macam-macam diksi berdasarkan
leksikal.

 Sinonim adalah dua kata atau lebih yang memiliki


persamaan makna antara satu kata dengan
lainnya.Penggunaan diksi sinonim ini bertujuan untuk
membuat apa yang dituliskan menjadi lebih cocok, sesuai
dengan ekspresi yang ingin diungkapkan oleh penulis.
Contohnya ketika penulis ingin menggambarkan kematian
dengan kata mampus.Namun, kata mampus merupakan
diksi yang mengekspresikan hal kasar. Sehingga mampus
dapat digantik dengan kata lain seperti wafat, meninggal,
tiada atau lainnya yang memiliki ekspresi lebih halus untuk
menggambarkan kematian.
 Antonim merupakan kebalikan dari sinonim yang artinya
adalah pemilihan kata atau diksi yang memiliki makna
berbeda atau berlawanan.
Beberapa contoh dari antonim seperti tinggi – rendah, kecil
– besar, naik – turun, sedih – senang, hemat – boros dan
lain sebagainya.
 Homonim adalah pemilihan kata atau diksi yang memiliki
ejaan atau pelafalan yang sama dengan suatu kata, akan
tetapi memiliki arti yang berbeda.
Beberapa contoh homonim adalah seperti bulan yang
memiliki dua makna, yaitu pertama satelit Bumi dan kedua
sebagai penunjuk waktu bulan.
16

 Homofon merupakan pemilihan kata atau diksi yang


memiliki makna dan ejaan berbeda namun pelafalannya
sama.
Contohnya seperti kata berdasarkan leksikal homofon bang
dan bank. Keduanya memiliki perbedaan makna dan ejaan,
akan tetapi pelafalan dari kedua kata tersebut terdengar
mirip.
 Homograf adalah pemilihan kata atau diksi yang memiliki
pelafalan dan arti berbeda namun memiliki ejaan yang
sama.
Contoh dari homograf adalah tahu. Dalam sebuah kalimat
seperti, “Dia suka dengan tahu goreng,” dan “Dia tahu
tentang berita itu.”
Dua kalimat tersebut memiliki kata yang sama yaitu tahu,
namun maknanya berbeda.
Pada kalimat pertama, kata tahu bermakna nama makanan,
sedangkan pada kalimat kedua kata tahu bermakna
mengetahui suatu hal.

 Polisemi merupakan diksi atau frasa yang memiliki lebih


dari satu arti.
Contohnya seperti bunga dalam kalimat “Seseorang yang
menabung di bank, akan mendapatkan bunga setiap
bulannya,” dan kalimat “Dinda adalah bunga desa yang
diincar oleh banyak pria.”
Pada dua kalimat tersebut, kata bungan memiliki banyak
makna dan berbeda, pada kalimat pertama kata bunga dapat
bermakna keuntungan atau tanaman, sedangkan pada
kalimat kedua kata bunga dapat bermakna kecantikan atau
idaman atau bahkan pujangga.
 Hipernim adalah diksi yang mewakili banyak kata lainnya
atau mencakup makna dari kata lain.
 Contoh pemilihan kata atau diksi berdasarkan leksikal
hipernim ialah sempurna yang memiliki makna bagus, luar
biasa, baik, dan lainnya.
 Hiponim adalah diksi yang dapat terwakilkan oleh kata
hipernim. Contohnya pemilihan kata yang berdasarkan
hiponim adalah pada kalimat berikut ini, ‘binatang liar di
kebun binatang meliputi buaya, singa, rusa, gajah, kuda dan
lainnya.’
Dalam kalimat tersebut kata binatang liar termasuk kata
hipernim sedangkan kata gajah, buaya, singa dan lainnya
merupakan kata hiponim.
17

e. Ciri-ciri Diksi
Menurut buku Apresiasi Puisi (Teori dan Aplikasi), dijelaskan
bahwa diksi memiliki ciri-ciri yang meliputinya sebagai berikut ini.
 Diksi digunakan sebagai pemilihan kata untuk mengungkapkan
gagasan atau hal yang diamanatkan oleh penulis.
 Dapat digunakan untuk membedakan nuansa makna dengan
bentuk yang sesuai terhadap situasi, gagasan serta nilai rasa
pembaca.
 Menggunakan perbendaharaan kata yang didapatkan oleh
masyarakat, bahasa yang digunakan dapat menggerakan atau
memberdayakan kekayaan menjadi suatu kata yang jelas.
Selain ketiga ciri dari diksi tersebut, ada beberapa syarat ketepatan
yang perlu diperhatikan. Menurut Gorys Keraf, berikut adalah
syarat ketepatan diksi.
 Menggunakan kata konotasi dan denotasi dengan cermat dalam
sebuah tulisan.
 Menggunakan kata sinonim atau kata yang sama atau hampir
sama maknanya dengan cermat dalam sebuah tulisan untuk
mengungkapkan gagasan.
 Dapat membedakan kata yang memiliki ejaan mirip, tetapi
makna sama.
 Menggunakan kata kerja pada kata depan dan harus secara
idiomatis.
 Mampu membedakan kata khusus serta umum dalam suatu
tulisan seperti pidato, sehingga ketepatan diksi dapat terjamin.
 Memperhatikan pemilihan kata atau diksi dengan tepat secara
berkelanjutan pada suatu tulisan maupun pidato.
Agar lebih jelas memahami diksi, berikut beberapa contoh dari
penggunaan diksi yang perlu kita ketahui.
- Rendi telah menjadi tangan kanan direktur selama beberapa
tahun ini.
Tangan kanan artinya adalah orang kepercayaan.
- Rudi lebih memilih menguras usaha sapi perah milik ayahnya
setelah lulus sekolah.
Kata sapi perah bermakna sebenarnya, artinya hewan sapi yang
diternak untuk diperah susunya.
- Sebelum berangkat apel pagi, Dina selalu menyempatkan diri
untuk sarapan dengan buah apel.
Dalam kalimat tersebut, kata apel memiliki makna berbeda.
Pertama bermakna upacara dan kedua bermakna buah.
18

Keduanya merupakan kata yang memiliki ejaan, pelafalan yang


sama tetapi makna berbeda.
2. Kosakata
Pada dasarnya, kosa kata dan diksi saling berkaitan. Bedanya diksi
berupa pemilihan kata sesuai dengan keinginan dari penyair,
sedangkan kosa kata berupa kata-kata yang ditulis dalam puisi bisa
berupa persamaan kata atau rangkaian kata.
Dalam kamus besar bahasa indonesia Kosakata diartikan sebagai
“ perbendaharaan kata”
Selain itu, Rahayu (1999: 6) menyatakan bahwa “kosakata adalah
keseluruhan kata atau perbendaharaan kata atau istilah yang mengacu
pada konsep-konsep tertentu yang dimiliki oleh seseorang atau suatu
bahasa dalam suatu lingkungan.
Dowdwsky (1982:1452) menyatakan bahwa :
1. Kosakata merupakan keseluruhan kata yang terdapat dalam suatu
bahasa.
2. Kosakata adalah keseluruhan kata yang tersedia baik Kosakata
aktif yang digunakan oleh pembaca dan penulis maupun Kosakata
fasif yang digunakan oleh pembaca dan pendengar.
Hal sendiri dikemukakan Adiwinata dalam Husen (1994:7) bahwa
Kosakata :
1. Semua kata yang terdapat dalam suatu bahasa,
2. Kata yang dikuasaioleh seseorang atau kata-kata yang dipakai
oleh segolongan orang dalam lingkunganyang sama,
3. Daftar sejumlah kata dan frase dari suatu bahasa yang disusun
secaraalfabetis disertai batasan dan keterangan
Sedangkan menurut Swahnell (1986:633) Kosakata atau
penggunaan kata dalam bahasa, buku, karangan atau cabang ilmu
pengetahuan dan penyusunan kata dalam bahasa.
Dari pendapat-pendapat yang telah dikemukakan, dapat
disimpulkan bahwa Kosakata adalah kenyataan kata yang dimiliki
seseorang yang mengacu pada konsep tertentu,memiliki aturan serta
kaidah-kaidah tertentu. dan digunakan untuk memberi dan menerima
informasi.
3. Kaidah Makna
Kaidah makna adalah patokan atau ukuran yang digunakan
sebagai pedoman dalam memaknai suatu kata.
19

Kata merupakan salah satu unsur dasar bahasa yang sangat


penting. Dengan kata-kata anda dapat berpikir, menyatakan perasaan,
serta gagasan.
Suatu karangan merupakan media komunikasi antara penulis dan
pembaca. Akan tetapi, komunikasi tersebut hanya akan berlangsung
dengan baik, selama pembaca mengartikankata/rangkaian kata-kata
sesuai dengan maksud penulis.
Jika pembaca mempunyai tafsiran yang berbeda dengan tafsiran
penulis tentang kata atau rangkaian kata-kata yang dipakai, komunikasi
itu akan terputus. Terjadilah salah paham, kesenjangan komunikasi,
berhati-hatilah anda dalam memilih kata-kata yang akan anda
pergunakan di dalam tulisan anda.
Dalam memilih kata-kata, ada dua persyaratan yang harus
dipenuhi, yaitu persyaratan ketepatan dan kesesuaian. Tepat, artinya
kata-kata yang anda pilih dapat mengungkapkan dengan tepat apa yang
ingin anda ungkapkan. Di samping itu, ungkapan itu juga harus dapat
dipahami oleh pembaca dengan   tepat; artinya, tafsiran pembaca
sesuai dengan apa yang anda maksudkan. Persyaratan kesesuaian
menuntut kecocokan antara kata-kata yang dipakaidengan kesempatan
dan keadaan pembaca.
Untuk memenuhi persyaratan ketepatan dan kesesuaian di dalam
pemilihan kata, perlu diperhatikan :
Dengan kata lain, agar dapat memilih kata dengan tepat,
pertimbangkan dengan cermat apa gagasan yang ingin anda
kemukakan, kepada siapa, dalam situasi bagaimana, di mana, dengan
tujuan apa, dan dalam rangka apa.
Kata adalah apa yang kita ucapkan atau kita dengar. Kalau kita
mendengar/membaca suatu kata, dalam benak kita timbul gambaran.
Bagi kita gambaran itu merupakan makna kata tersebut.
Kaidah makna mengacu kepada persyaratan ketepatan pemilihan
kata sebagai lambang obyek, pengertian, atau konsep.  
1. Sinonim, Homofoni dan homograf
 Jika di dalam bahasa setiap kata hanya melambangkan tepat
satu obyek atau konsep, akan berkuranglah kesulitan komunikasi
antara anggota suatu masyarakat. Kenyataannya tidak demikian.
Hubungan antara kata dengan maknanya sering menjadi rumit. Ada
beberapa kata yang mempunyai makna yang sama atau mirip.
Masih ada lagi kelompok kata yang sama bunyi atau tulisannya
20

yang mempunyai arti yang sama sekali tidak berhubungan


(homofoni = sama bunyi; homograf =sama tulisannya).
 Contohnya : sedu, buku, tampang, redam(homofoni); sedan,
teras (homograf) .Lebih sulit lagi karena kata-kata yang bersinonim
itu kerap kali tidak dapat saling menggantikan; kata indah
bersinonim dengan cantik, bagus, dan elok. Namun demikian, kita
tidak dapat menggantikan kata gadis cantik dengan gadis indah,
atau jaksa agung dengan jaksa raya atau jaksa tinggi.  

2. Denotasi dan Konotasi


Suatu kata kerap kali tidak hanya mendukung satu konsep atau
obyek (referen) saja, melainkan juga menimbulkan asosiasi dengan
sesuatu. Perhatikan kalimat-kalimat berikut :
- Ayahnya pekerja kantor itu
- Ayahnya pegawai kantor itu
Baik pekerja maupun pegawai menunjuk kepada seseorang
yang bekerja untuk suatu kantor, perusahaan, dan sebagainya.
Tetapi, dalam pemakaiannya kata pegawai mengandung nilai lebih
terhormat dari pada kata pekerja.  
Perhatikan pula kata mati dan gugur. Keduanya berarti
hilangnya kehidupan dari badan/organisme. Tetapi kata gugur
selalu dihubungkan dengan pahlawan atau pejuang.
Konsep dasar yang didukung oleh suatu kata(makna konseptual
referen) disebut denotasi, sedangkan nilai, rasa atau gambaran
tambahanyang ada di samping denotasi tersebut disebut konotasi.
Dalam penulisan, yang perlu diperhatikan adalah konotasi
sosial. Agar dapat menyatakan gagasan dengan tepat, seorang
penulis harus dapat   Memilih kata dengan konotasi yang tepat.
Perlu ditekankan di sini bahwa kata-kata istilah ilmu tidak
terikat nilai (bebas nilai). Emosiatau perasaan apa yang anda
rasakan bila anda membaca kata-kata seperti fonem, moneter,
fotosintesis, fisi, nuklir, saprofit, H2O, sinar-X,hipotesis dan
sebagainya dalam makalah ilmiah?
Makna mana yang anda pilih dalam tulisan anda? Ini
tergantung pada tujuan dan sifat tulisan itu. Jika anda ingin
memaparkan suatu pembahasan ilmiah mengenai suatu masalah,
maka karangan anda terutama akan menggunakan kata-kata dengan
makna denotatif.  
Tetapi, jika anda ingin membuat suatu sanjak atau iklan
misalnya, anda akan lebih banyak menggunakan kata dengan
makna konotatif.

3. Kata Abstrak dan Konkret


21

Kata-kata abstrak ialah kata-kata yang mempunyai referen


berupa konsep, sedangkan kata-kata konkret mempunyai referen
berupa obyek yang dapat dilihat, didengar, diraba, atau dirasakan.
Kata-kata abstrak lebih sulit dipahami dari padayang konkret;
untuk menjelaskannya, kerap kali diperlukan defenisi yang panjang
(luas). Bandingkan kata-kata bunga, pohon, kucing, dan bamboo,
dengan kata-kata seperti penyesalan, ketahanan nasional,
demokrasi, dan kecerdasan.  
Dalam tulisan, sebaiknya anda tidak terlalu banyak
menggunakan kata-kata abstrak. Pergunakanlah kata-kata konkret
sebanyak mungkin, agar tulisan anda menjadi lebih jelas. Ini tidak
berarti bahwa kata-kata abstrak tidak boleh digunakan. Kata-kata
tersebut tetap diperlukan terutama dalam membuat generalisasi.
Kadang-kadang suatu uraian dimulai dengan konsep yang abstrak,
kemudian dijelaskan dengan kata-kata yang lebih konkret.
Contoh :
Keadaan kesehatan anak-anak di desa sangat buruk. Banyak yang
menderita malaria, radang paru-paru, cacingan, dan kuarsiorkor.  
Kata Umum dan Khusus Kata umum dibedakan dari kata khusus
berdasarkan ruang lingkupnya. Makin luas ruang lingkup suatu
kata, makin umum sifatnya. Sebaliknya, makin sempit ruang
lingkupnya makin khusus sifatnya.
Kata-kata abstrak biasanya merupakan kataumum; tetapi kata
umum tidak selalu abstrak. Kata konkret lebih khusus dari pada
kata abstrak.
Perhatikan bahwa makin umum suatu kata makin banyak
kemungkinan salah paham atau perbedaan tafsiran.  
Sebaliknya makin khusus, makin sempit ruang lingkupnya,
makin sedikit kemungkinan terjadi salah paham. Dengan kata lain,
makin khusus kata yang dipakai, makin dekat penulis kepada
ketepatan pilihan katanya. Namun demikian, suatu kata
khusus/konkret masih juga menimbulkan gambaran yang berbeda-
beda pada beberapa individu, yaitu sesuai dengan pengalaman atau
pengetahuan masing-masing sehubungan dengan kata tersebut.
Keumuman/kekhususan kata dapat pula ditinjau dari kemungkinan
hubungannya dengan kata-kata lain. Ada kata-kata yang
mempunyai hubungan luas ,ada pula kata-kata yang mempunyai
hubungan sempit/terbatas bahkan khusus (unik)
22
23

DAFTAR PUSTAKA

Malang. Universitas muhamdiyah. Ketrampilan Berbicara . diakses pada :


7 Oktober 2022. Dari : https://eprints.umm.ac.id/43310/3/BAB%20II.pdf.
Dosen 3. Pendidikan. (2020). Presentasi adalah. Diakses pada 7 Oktober
2022, dari https://www.dosenpendidikan.co.id/presentasi-adalah/.
Kompas.com. (2020). Seminar: Pengertian, Tujuan, Syarat, Ciri, Fungsi,
dan Unsur. Diakses pada 8 Oktober 2022, dari
https://www.kompas.com/skola/read/2020/12/29/221027369/seminar-
pengertian-tujuan-syarat-ciri-fungsi-dan-unsur.
Hardi, M. (2021). Diksi: Pengertian, Jenis, Fungsi, dan Ciri-ciri. Diakses
pada 8 Oktober 2022, dari https://www.gramedia.com/literasi/pengertian-
diksi/.
Echa Melsa. Kaidah Makna. Diakses pada 8 Oktober 2022, dari
https://id.scribd.com/presentation/399462254/5-KAIDAH-MAKNA.

Anda mungkin juga menyukai