Anda di halaman 1dari 7

TUGAS 3 PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA DI SD

NAMA : ANAFATUS SAFAROH

NIM : 857924239

1. Buatlah bagan hubungan antara mendengarkan (menyimak), berbicara, membaca, dan menulis
merupakan 4 aspek keterampilan berbahasa yang saling berkaitan!

Berikan penjelasan makna bagan yang Anda buat!

JAWAB:

Keterampilan berbahasa ada empat yaitu membaca,menulis, menyimak, dan berbicara .keempat
keterampilan ini saling berhubungan antara satu dan lainnya, seseorang yang terampil membaca juga
terampil menyimak atau sebaliknya seorang penyaji seminar selain pintar berbicara ketika
mempresentasikan makalahnya, Ia juga memiliki kepandaian dalam menulis bahan seminar. Pengetahuan
seseorang yang diperoleh melalui membaca dapat digunakan untuk memperoleh atau meningkatkan
keterampilan menulis. Dengan kata lain, untuk dapat menjadi penulis yang baik, orang harus memiliki
keterampilan membaca yang baik melalui menyimak dapat digunakan untuk meningkatkan
kemampuannya berbicara dengan kata lain untuk dapat menjadi pembicara yang baik. Orang harus
memiliki keterampilan menyimak yang baik Bahasa merupakan alat komunikasi yang paling efektif
.karena itu kita di dituntut untuk terampil dalam berbahasa supaya nantinya kita juga terampil dalam
berkomunikasi. Suatu komunikasi dikatakan berhasil jika Pesan yang disampaikan penulis atau pembicara
dipahami penyimak atau pembaca persis seperti yang dimaksud oleh pembicara atau penulis. Menyimak
berbicara membaca menulis merupakan satu kesatuan yang tidak dapat dipisahkan.

2. Apa yang dimaksud dengan pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa?

JAWAB:

Pendekatan komunikatif dalam pembelajaran bahasa adalah suatu pendekatan yang bertujuan
untuk meningkatkan keterampilan siswa dalam berkomunikasi, menekankan pembinaan dan
pengembangan kemampuan komunikatif siswa. Pendekatan komunikatif juga dapat diartikan sebagai
pendekatan yang berpijak pada hakikat bahasa sebagai alat atau sarana komunikasi, sehingga pengajaran
bahasa diarahkan pada penggunaan bahasa sebagai alat komunikasi .muncul pendekatan komunikatif
inilah yang memadai perubahan pandangan pengajaran bahasa dari “structural” ke” fungsional”

3. Jelaskan perbedaan disertai contoh antara menyimak ekstensif dan menyimak intensif!

JAWAB:

1. Menyimak ekstensif (extentive listening)

menyimak ekstensif ialah kegiatan menyimak yang tidak memerlukan perhatian, Ketentuan dan ketelitian
sehingga penyimak hanya memahami seluruh secara Garis besarnya saja.

 Menyimak ekstensif meliputi:


a) Menyimak social
Menyimak sosial dilakukan oleh masyarakat dalam kehidupan sosial seperti di pasar, Terminal
,Stasiun ,kantor pos ,dan sebagainya.
Contoh: seorang anak Jawa menyimak nasihat neneknya dengan sikap dan bahasa yang santun.

b) Menyimak sekunder
Menyimak sekunder terjadi secara kebetulan.
Contoh:
Jika seorang pelajar sedang membaca di kamar Ia juga dapat mendengarkan percakapan orang
lain suara siaran radio, Suara televisi dan sebagainya, suara tersebut sempat terdengar oleh
pembelajar tersebut.

c) Menyimak estetik
Menyimak estetik sering juga disebut menyimak apresiatif.
Menyimak estetik ialah kegiatan menyimak untuk menikmati dan menghayati sesuatu.
Contoh: menyimak pembaca penulis ,drama cerita, syair lagu, dan sebagainya.

d) Menyimak pasif
Menyimak pasif merupakan jenis menyimak yang berupa kegiatan menyimak sebuah bahasan
yang dilaksanakan tanpa pengupayaan atau tujuan yang sadar.
Contoh: dalam kehidupan sehari-hari seseorang mendengarkan Bahasa Daerah, setelah itu dalam
masa 2 atau 3 tahun Ia sudah Mahir memahami pesan dalam bahasa daerah tersebut.

2. Menyimak intensif

Menyimak intensif adalah kegiatan menyimak dengan penuh perhatian ,Ketentuan dan ketelitian
sehingga penyimak memahami secara mendalam. Menyimak intensif ini memiliki ciri-ciri yang harus
diperhatikan yaitu :

 Menyimak intensif adalah menyimak pemahaman


 Menyimak intensif memerlukan konsentrasi tinggi
 Menyimak intensif ialah memahami bahasa formal
 Menyimak intensif diakhiri dengan reproduksi bahan simakan

 Menyimak intensif meliputi:


a. Menyimak introgatif
Kegiatan menyimak yang bertujuan untuk memperoleh informasi dengan cara mengajukan
pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan kepada pemerolehan informasi tersebut. Kegiatan
menyimak interogatif ini bertujuan untuk 1) menemukan fakta-fakta dari pembicara, 2)
menemukan gagasan baru yang dapat dikembangkan menjadi sebuah wacana yang menarik, 3)
mendapat informasi apakah bahan yang telah disimak itu asli atau tidak.
b. Menyimak ekploratif
Menyimak ekploratif yaitu kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian untuk
mendapatkan informasi baru. Pada akhir kegiatan seorang penyimak eksploratif akan
1)menentukan gagasan baru, 2) menemukan informasi baru dan informasi tambahan dari
bidang tertentu, 3) menemukan topik topik baru yang dapat dikembangkan pada masa yang
akan datang.
c. Menyimak kreatif
Menyimak kreatif adalah kegiatan menyimak yang bertujuan untuk mengembangkan daya
imajinasi dan kreativitas pembelajaran kreativitas menyimak dapat dilakukan dengan cara 1
merekonstruksi pesan yang telah disampaikan penyimak 2 menyusun petunjuk petunjuk atau
nasehat berdasar materi yang telah disimak
d. Menyimak kosentratif
Menyimak konsentratif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan penuh perhatian
untuk memperoleh pemahaman yang baik terhadap informasi yang disimak, kegiatan
menyimak konsentratif bertujuan untuk ,1) mengikuti petunjuk-petunjuk, 2) mencari hubungan
antar unsur dalam menyimak, 3) mencari hubungan kuantitas dan kualitas dalam suatu
komponen, 4) mencari butir-butir informasi penting dalam menyimak 5) mencari urutan
penyajian dalam bahan menyimak, 6) mencari gagasan utama dari bahan yang telah disimak.
e. Menyimak selektif
Menyimak selektif adalah kegiatan menyimak yang dilakukan secara selektif dan terfokus
untuk mengenal bunyi-bunyi asing nada dan suara menyimak selektif memiliki ciri tertentu
sebagai pembeda dengan penyimak yang lain. Adapun ciri menyimak selektif itu adalah 1)
menyimak dengan seksama untuk menentukan pilihan pada bagian yang diinginkan ,2)
menyimak dengan memperhatikan topik-topik tertentu, 3) menyimak dengan memusatkan
pada tema-tema tertentu.

4. Sebutkan dan jelaskan jenis-jenis berbicara beserta contohnya (lingkupnya)?

Jawab:

Dalam pembahasan mengenai jenis-jenis berbicara, ada lima landasan tumpu yang dapat
digunakan dalam mengklasifikasikan berbicara dalam kurung (tarigan dkk 1997/1998) yaitu :

 Situasi
 Tujuan
 Jumlah pendengar
 Peristiwa khusus
Berikut ini adalah penjelasan mengenai pengklasifikasian tersebut:

a) Jenis berbicara berdasarkan situasi pembicaraan. Berdasarkan situasi pembicaraan, berbicara


dibedakan atas berbicara formal dan berbicara informal. Berbicara informal meliputi : bertukar
pengalaman, percakapan, penyampaian berita, pengumuman ,bertelepon ,dan memberi petunjuk
.adapun berbicara formal meliputi: ceramah, perencanaan, dan penilaian wawancara, debat,
diskusi ,dan bercerita dalam situasi formal.
b) Jenis berbicara berdasarkan tujuan pembicara tujuan pembicara pada umumnya dapat
diklasifikasikan menjadi lima jenis yaitu:
1) berbicara untuk menghibur,
2) berbicara untuk menginformasikan,
3) berbicara untuk menstimulasi,
4) berbicara untuk meyakinkan dan,
5) berbicara untuk menggerakkan. Bila menyaksikan pelawak beraksi para pemain mempunyai
tujuan untuk menghibur. Berbicara untuk menghibur biasanya bersuasana santai.
Disini pembicara berusaha membuat pendengarnya senang dan gembira . Bila menerangkan
cara kerja komputer kepada siswa atau menjelaskan kaidah kaitan antara pendidikan lingkungan
dan bahasa dalam suatu seminar ,berarti bertujuan menginformasikan sesuatu kepada halayak. Di
sini pembicara berusaha berbicara secara jelas sistematis . Dan tepat agar isi informasi terjaga
keakuratannya. Jenis berbicara ini banyak di pakai dalam kehidupan sehari-hari . Disini
pembicara harus pandai mempengaruhi pendengar sehingga akhirnya pendengar tergerak untuk
menjadikan hal-hal yang dikehendaki pembicara .pembicara biasanya secara sosial besertatus
lebih tinggi dari pada pendengarnya. Pembicara biasanya berusaha membangkitkan semangat
pendengarnya sehingga ia bekerja lebih tekun atau belajar lebih baik.
c) Jenis berbicara berdasarkan jumlah pendengar. Berdasarkan jumlah pendengar jenis berbicara
dapat dibedakan atas berbicara antar pribadii, berbicara dalam kelompok kecil dan berbicara
dalam kelompok besar . Berbicara antar pribadi terjadi bila seseorang berbicara dengan 1
pendengar ( 4 mata ).suasana pembicaraan yang melatari sangat bergantung di pribadi yang
terlibat serta isi . Berbicara dalam kelompok kecil terjadi apabila ada sekelompok kecil 3 sampai
5 orang dalam pembicaraan itu. Berbicara dalam kelompok kecil ini sangat bagus untuk
pembelajaran bahasa atau untuk siswa yang malu berbicara kelompok kecil akan memungkinkan
siswa yang pemalu menjadi mau ber bicara adapun berbicara dalam kelompok besar terjadi
apabila pembicara berhadapan dengan pendengar dalam jumlah yang besar. Misalnya mengajar
dengan jumlah siswa yang cenderung banyak atau ketika menjadi pemandu acara.
d) Jenis berbicara berdasarkan peristiwa khusus yang melatari pembicaraan jenis berbicara ini dapat
di klasifikasikan menjadi 6 macam yaitu pidato, presentasi, penyambutan, perpisahan, jamuan
perkenalkan dan nominasi. Contoh pidato presentasi adalah pidato yang dilakukan saat
pembagian hadiah contoh pidato penyambutan adalah pidato yang berisi sambutan umum yang
menjadi inti acara. Contoh pidato perpisahan adalah pidato yang berisi kata-kata perpisahan pada
saat acara perpisahan atau pada saat penutupan suatu acara. Contoh pidato jamuan adalah pidato
yang berisi ucapan selamat doa kesehatan buat tamu dan sebagainya. Contoh pidato kenalan
adalah pidato yang berisi penjelasan pihak yang memperkenalkan diri kepada halayak. Contoh
pidato nominasi adalah pidato yang berisi pujian dan alasan mengapa sesuatu itu dinominasikan
(diunggulkan).
e) Jenis berbicara berdasarkan metode penyampaian berbicara berdasarkan metode metode
penyampaian koma ada 4 jenis berbicara yaitu metode mendadak(impromptu) ,metode tanpa
persiapan (ekstemporan) ,metode membaca naskah dan metode menghafal
(keraf,1980:316.dipodjono,1982-38-39, tarigan,1983:24-25) penyajian dengan metode terjadi bila
secara tiba-tiba seseorang diminta berbicara di depan halayak (tidak ada persiapan sama sekali)
,dalam hal ini sebaiknya pembicaraan dikaitkan dengan situasi dan kondisi yang melatari
pertemuan pada saat itu seseorang yang terbiasa biasa berpidato akan mudah menyampaikan
gagasan berdasarkan pengetahuan dan kemampuannya . Akan tetapi, halayak juga tidak boleh
menuntut uraian yang mantap dan berbobot dari pembicara. Adapun yang dimaksud dengan
metode tanpa persiapan adalah tanpa adanya persiapan naskah .jadi , pembaca masih mempunyai
waktu yang cukup untuk membuat persiapan-persiapan khusus yang berupa kerangka
pembicaraan atau catatan-catatan penting tentang uraian uraian dan kata-kata khusus yang harus
disampaikan metode tanpa persiapan merupakan metode yang sering digunakan oleh pembicara
yang berpengalaman karena metode ini membutuhkan pembicara yang mampu mengembangkan
pembicaraan dengan bebas. Pembicaraan menjadi lebih hidup karena komunikasi yang akrab
(pembicara mempunyai kesempatan yang banyak untuk tatap muka dengan halayak). Pembicara
yang mahir akan menggunakan banyak variasi dalam hal pemilihan kata, gaya bicara, intonasi,
dan sebagainya sehingga tidak membosankan pembicara yang belum berpengalaman tidak akan
dapat memanfaatkan metode ini secara maksimal . Apabila pembaca akan menyampaikan suatu
pernyataan kebijakan atau keterangan secara tertib dalam pidato pidato resmi ,pidato kenegaraan
,pidato radio dan sebagainya metode membaca naskah lah yang banyak dipakai . Bagi pembicara
yang kurang pengalaman metode ini dapat membantu hukum tetapi dapat pula menghambat
karena semua sudah terdapat dalam naskah sehingga kurang tampak adanya spontanitas yang
segar serta kurang adanya hubungan (kontak mata) antara pembicara dengan pendengar adapun
menurut metode menghafal menunjukkan bahwa berbicara sudah mengandalkan perencanaan,
membuat naskah dan menghafalkan naskah. Apabila pembicara hanya sekedar mengucapkan apa
yang iya batalkan tanpa menghayati dan menjiwai apa yang diucapkan serta tidak berusaha untuk
menyesuaikan diri dengan istilah dan kondisi yang melatari pembicaraan itu dapat dipastikan
bahwa pembicara menjadi tidak menarik, membosankan dan melebihkan pendengar. Sebaliknya
ada juga pembicara yang berhasil dengan metode ini. Hal ini terjadi karena pembicara tanggap
terhadap situasi dan kondisi yang melatari pembicaraan.

Anda mungkin juga menyukai