Anda di halaman 1dari 15

RINGKASAN KETERAMPILAN BERBAHASA INDONESIA

Makalah Ini Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Keterampilan


Berbahasa Indonesia
Dosen Pengampu: Drs. Juhana Sakmal, M.Pd

Oleh:
Millenianadia Sari (1107617126)
Kelas D / 2017

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI JAKARTA
2018
i

DAFTAR ISI

DAFTAR ISI................................................................................................................................................i
A. Ringkasan Keterampilan Berbahasa Indonesia “Mendengarkan” Sumber Makalah............................1
B. Ringkasan Keterampilan Berbahasa Indonesia “Mendengarkan” Sumber Jurnal................................3
C. Ringkasan Keterampilan Berbahasa Indonesia “Berbicara” Sumber Makalah....................................4
D. Ringkasan Keterampilan Berbahasa Indonesia “Berbicara” Sumber Jurnal.........................................6
E. Ringkasan Keterampilan Berbahasa Indonesia “Membaca” Sumber Makalah....................................7
F. Ringkasan Keterampilan Berbahasa Indonesia “Membaca” Sumber Jurnal........................................9
G. Ringkasan Keterampilan Berbahasa Indonesia “Menulis” Sumber Makalah.....................................10
H. Ringkasan Keterampilan Berbahasa Indonesia “Menulis” Sumber Jurnal.........................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................................13
1

A. Ringkasan Keterampilan Berbahasa Indonesia “Mendengarkan” Sumber


Makalah
( Purbowo, Galih. 2016. Makalah Keterampilan Menyimak (Bahasa Indonesia).
http://galihadityapurboyo.blogspot.com/2016/06/makalah-keterampilan-menyimak-
makalah.html diakses pada Tanggal 22 September 2018, pukul 10.03 WIB )

Makalah Keterampilan Menyimak

1. Pengertian Menyimak
Menyimak adalah suatu proses kegiatan mendengarkan lambang-lambang lisan
dengan penuh perhatian, pemahaman, apresiasi, serta interpretasi untuk memperoleh
informasi, menangkap isi atau pesan serta memahami makna komunikasi yang telah di
sampaikan oleh pembicara.

2. Tujuan Menyimak
Tujuan utama menyimak adalah untuk menangkap dan memahami pesan, ide serta
gagasan yang tersirat dalam bahan simakan. Dengan demikian tujuan menyimak dapat
dijabarkan sebagai berikut:
1) Menyimak memperoleh fakta
2) Untuk menganalisis fakta
3) Untuk mengevaluasi fakta
4) Untuk mendapatkan inspirasi
5) Untuk mendapatkan hiburan atau menghibur diri
6) Meningkatkan kemampuan berbicara

3. Ragam Menyimak
a. Menyimak Ekstensif
Menyimak ekstensif dapat di bagi menjadi empat, yaitu:
1) Menyimak Sosial
Menyimak sosial biasanya berlangsung dalam situasi-situasi sosial tempat
orang-orang mengobrol atau bercengkrama mengenai hal-hal yang menarik,
sehingga orang yang hadir saling mendengarkan dan memberi respon  yang wajar
terhadap apa yang dikatakan rekannya.
2) Menyimak Sekunder
Menyimak sekunder adalah sejenis kegiatan menyimak secara kebetulan.
Seperti contoh berikut, menyimak musik yang mengiringi ritme-ritme, tarian-
tarian rakyat disekolah dan pada acara-acara radio yang terdengar sayup-sayup
sementara kita sedang menulis surat pada seorang teman dirumah.
2

3) Menyimak Estetik
Menyimak estetik atau biasa disebut menyimak apresiatif adalah kegiatan
menyimak untuk menghayati sesuatu, mencakup menyimak pembacaan puisi,
rekaman drama, cerita, syair lagu, dan sebagainya.
4) Menyimak Pasif
Menyimak pasif adalah penyerapan suatu ujaran tanpa upaya sadar dan
biasanya menandai kita pada saat belajar kurang teliti, tergesa-gesa, menghafal
luar kepala, berlatih santai serta menguasai suatu bahasa.

b. Menyimak Intensif
Menyimak Intensif di bagi menjadi empat, yaitu:
1) Menyimak Kritis
Menyimak kritis adalah kegiatan menyimak yang berupa untuk mencari
kesalahan atau kekeliruan bahkan hal-hal yang baik dan benar dari ujaran
pembicara, dengan alasan yang kuat dan dapat diterima oleh akal sehat.
2) Menyimak Konsentratif
Menyimak konsentratif merupakan kegiatan menyimak yang dilakukan dengan
penuh perhatian untuk memperoleh pemahaman yang baik terhadap informasi
yang disimak.
3) Menyimak Kreatif
Menyimak kreatif adalah kegiatan menyimak yang bertujuan untuk
mengembangkan daya imajinasi dan kreativitas pembelajar.
4) Menyimak Eksploratif
Menyimak eksploratif adalah kegiatan menyimak yang dilakukan dengan
penuh perhatian untuk mendapatkan informasi baru.
5) Menyimak Interogatif
Menyimak interogatif adalah Kegiatan menyimak yang bertujuan memperoleh
informasi dengan cara mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang diarahkan kepada
pemerolehan informasi tersebut.
6) Menyimak Selektif
Menyimak selektif ialah kegiatan menyimak yang dilakukan secara selektif
dan terfokus untuk mengenal, bunyi-bunyi asing, nada dan suara, bunyi-bunyi
homogen, kata-kata, frase-frase, kalimat-kalimat, dan bentuk-bentuk, bahasa yang
sedang dipelajarinya.

4. Unsur – Unsur Menyimak


3

Unsur – unsur dasar menyimak ialah  pembicara, penyimak, bahan simakan, dan
bahasa lisan yang digunakan. Berikut ini adalah penjelasan masing-masing unsur itu.
1) Pembicara.
2) Penyimak.
3) Bahan Simakan. Bahan simakan itu dapat berupa konsep, gagasan, atau
informasi. Jika pembicara tidak dapat menyampaikan bahan simakan dengan
baik, pesan itu tidak dapat diserap oleh penyimak yang mengakibatkan terjadinya
kegagalan dalam komunikasi

B. Ringkasan Keterampilan Berbahasa Indonesia “Mendengarkan” Sumber Jurnal

( Sari, Ambar Wulan. 2016. Pentingnya Keterampilan Mendengar dalam


Menciptakan Komunikasi yang Efektif. Jurnal EduTech Vol.2 No.1 )

Pentingnya Keterampilan Mendengar dalam Menciptakan Komunikasi yang Efektif

1. Mengenali Berbagai Tipe Mendengarkan


Berikut tiga tipe mendengarkan:
a. Mendengarkan isi (content listening)
b. Mendengarkan dengan kritis (critical listening)
c. Mendengarkan dengan empati (emphatic listening)

2. Memahami Proses Mendengarkan


Berikut langkah-langkah agar mendengarkan secara efektif:
a. Menerima
b. Menafsirkan
c. Mengingat
d. Mengevaluasi
e. Merespon

3. Mengatasi Penghalang Mendengarkan secara Efektif


a. Kendalikan hambatan terhadap penerimaan fisik
b. Berfokus pada pembicara dan menganalisis apa yang di dengar
c. Menghindari prasangka dan berpikiran terbuka
d. Memberikan kesempatan kepada orang lain untuk memperbaiki interpretasi
pembicara
e. Menyimpan informasi dengan di rekam, dan tulis
f. Meningkatkan daya ingat jangka pendek dengan mengulang-ulang informasi,
mengatur dalam satu pola
g. Meningkatkan daya ingat jangka panjang dengan visualisasi, menghafal

4. Ada beberapa saran agar mendengarkan berlangsung secara efektif, yaitu:


a. Perhatikan dengan baik siapa yang berbicara tersebut.
4

b. Berikan umpan balik (feedback).


c. Mendengarkan membutuhkan waktu.

5. Menciptakan komunikasi efektif


a. Komunikasi dapat dikatakan efektif apabila memenuhi tiga hal berikut:
 Pesan dapat diterima dan dipahami yang dimaksud oleh pengirimnya.
 Pesan yang disampaikan oleh pengirim pendapat disetujui oleh penerima dan
ditindaklanjuti oleh pengirim.
 Tidak ada hambatan untuk menindaklanjuti pesan yang dikirim.
a. Lima pondasi membangun komunikasi efektif:
 Berusaha benar-benar mengerti orang lain (emphatetic communication)
 Memenuhi komitmen atau janji
 Menjelaskan harapan atau rencana yang akan di lakukan
 Meminta maaf dengan tulus ketika membuat kesalahan
 Memperlihatkan integritas pribadi
b. Unsur-unsur dalam membangun komunikasi
 Komunikator adalah pengirim pesan
 Komunikan adalah penerima pesan
 Pesan
 Saluran komunikasi & media komunikasi
 Umpan balik
c. Dalam komunikasi efektif memiliki lima hukum, yaitu:
 Respect adalah sikap menghargai individu.
 Empathy adalah kemampuan untuk menempatkan diri kita pada situasi atau
kondisi yang dihadapi orang lain.
 Audible adalah pesan yang kita sampaikan dapat diterima oleh penerima
pesan.
 Clarity adalah kejelasan dari pesan itu sendiri.
 Humble adalah sikap rendah hati untuk membangun rasa saling menghargai.

C. Ringkasan Keterampilan Berbahasa Indonesia “Berbicara” Sumber Makalah

( Sholihah, Annis. 2016. Makalah Keterampilan Berbicara.


https://www.academia.edu/11876113/Makalah_Keterampilan_Berbicara diakses pada
Tanggal 22 September 2018, pukul 11.50 WIB )

Makalah Keterampilan Berbicara

1. Pengertian Berbicara
Berbicara adalah suatu penyampaian wujud pikiran (maksud) yang berupa ide,
gagasan, dan isi hati menjadi wujud ujaran atau bahasa lisan sehingga maksud tersebut
dapat dipahami oleh orang lain.
5

2. Prinsip – Prinsip Berbicara


Prinsip-prinsip umum berbicara yang di kemukakan Brooks dalam Tarigan (1981:15-16):
1) Dibutuhkan paling sedikit dua orang.
2) Menggunakan suatu sandi linguistik yang dipahami bersama.
3) Menerima atau mempengaruhi suatu referensi umum.
4) Merupakan suatu pertukaran antar partisipan.
5) Menghubungkan setiap pembicaraan dengan yang lainnya dan kepada
lingkungannya dengan segera.
6) Berhubungan atau berkaitan dengan masa kini.

3. Jenis – Jenis Berbicara


1) Situasi
Berdasarkan situasi berbicara dapat dibagi menjadi dua, yaitu berbicara resmi
(formal) dan berbicara informal (tidak resmi).
a) Berbicara Formal (Resmi)
Kegiatan yang mencakup berbicara formal, yaitu:
1. Ceramah
2. Penilaian atau perencanaan
3. Interview
4. Prosedur parlementer
5. Bercerita
b) Berbicara Informal (Tidak Resmi)
Jenis-jenis berbicara informal, yaitu:
1. Tukar pengalaman
2. Percakapan
3. Bertelepon
2) Tujuan
Berdasarkan tujuan, berbicara dikelompokkan menjadi lima, yaitu:
a) Berbicara Menghibur.
b) Berbicara Menginformasikan. Dalam berbicara ini pembicara berusaha
berbicara jelas, sistematis dan tepat isi agar informasi benar-benar terjaga
keakuratannya.
c) Berbicara Menstimulasi. Pada berbicara menstimulasi pembicara berusaha
membangkitkan semangat pendengarnya sehingga pendengar itu berbuat lebih
baik.
d) Berbicara Meyakinkan. Pembicara harus melandaskan kepada argumentasi
dan nalar, logis, dan dapat dipertanggungjawabkan dari segala segi.
e) Berbicara Menggerakkan. Berbicara menggerakkan menuntut keseriusan baik
dari segi pembicara maupun dari segi pendengarnya.
3) Metode Penyampaian
a) Penyampaian secara mendadak
b) Penyampaian berdasarkan catatan kecil
c) Penyampaian berdasarkan teks atau naskah
6

d) Penyampaian berdasarkan hafalan


4) Jumlah Penyimak
a) Berbicara antarpribadi. Terdiri dari dua orang, pembicara dan pendengar.
b) Berbicara dalam kelompok kecil. Pembicara menghadapi sekelompok 3-5
orang.
c) Berbicara dalam kelompok besar. Pembicara menghadapi lebih dari 5 orang
atau dalam kelompok besar.
5) Peristiwa Khusus
a) Pidato
b) Diskusi
c) Debat
d) Mendongeng

D. Ringkasan Keterampilan Berbahasa Indonesia “Berbicara” Sumber Jurnal

( Ningsih, Gustia Ayu., Atmazaki, dan Syahrul R. 2013. Peningkatan Keterampilan


Berbicara melalui Metode Bermain Teka-Teki Siswa kelas X MAS-TI Tabek Gadang
Kabupaten Lima Puluh Kota. Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Vol.1 No.3,
Oktober 2013 )

Peningkatan Keterampilan Berbicara melalui Metode Bermain Teka-Teki Siswa kelas


X MAS-TI Tabek Gadang Kabupaten Lima Puluh Kota

1. Proses peningkatan keterampilan berbicara melalui bermain teka-teki


Pelaksanaan penelitian tindakan terhadap keterampilan berbicara melalui metode
bermain teka-teki siswa kelas X MAS-TI Tabek Gadang dilakukan dalam dua siklus.
Pelaksanaan siklus I dan siklus II berpedoman pada temuan yang terdapat pada
prasiklus. Hasil prasiklus menunjukkan keterampilan berbicara siswa masih rendah.
Rata-rata nilai yang diperoleh siswa adalah 66,67. Nilai 66,67 merupakan hasil rata-
rata nilai masing-masing siswa, dari 12 siswa kelas X terdapat 8 orang siswa yang
nilainya di bawah KKM atau tidak tuntas.
Pada siklus I terdapat peningkatan keterampilan berbicara siswa. Namun demikian,
masih ada dua orang siswa yang nilainya masih di bawah KKM yaitu 72 dan 64,
sedangkan KKM kelas adalah 75. Dari 12 orang siswa tersebut sudah mengalami
peningkatan pada nilai siklus I bila dibandingkan dengan nilai prasiklus. Dengan
demikian proses pembelajaran ini perlu lebih ditingkatkan lagi agar siswa yang belum
tuntas bisa mencapai nilai yang lebih baik. Penilaian keterampilan berbicara
dilakukan pada setiap siswa secara bergantian. Siswa tampil ke depan kelas
7

menceritakan pengalaman dengan memperhatikan pilihan kata dan ekspresi yang


tepat. Ketika siswa menceritakan pengalaman, guru bersama murid lainnya
melakukan penilaian.

Tindakan pada siklus II dilaksanakan sesuai rencana yang telah disiapkan. Bentuk
kegiatan dimodifikasi sedemikian rupa sehingga aktivitas siswa dalam pembelajaran
lebih meningkat. Upaya yang dilakukan yaitu dengan menyerahkan kepada siswa
untuk membuat teka-tekinya sendiri agar nanti lebih sesuai dengan siswa.

2. Hasil peningkatan keterampilan berbicara melalui bermain teka-teki


Berdasarkan data di atas, dapat diketahui bahwa hasil tindakan pada siklus II secara
umum meningkatkan aktivitas siswa dalam pembelajaran. Pada pertemuan pertama,
aktivitas siswa dalam pembelajaran rata-rata (81%) meningkat pada pertemuan kedua
menjadi (93%). Hasil ini membuktikan bahwa siswa telah memiliki persepsi bahwa
bermain teka-teki dapat meningkatkan keterampilan berbicara, sehingga aktivitas
pembelajaran meningkat. Aktivitas terendah (50%) ketepatan siswa dalam
mengemukakan pendapat. Hasil ini disebabkan oleh faktor psikologis siswa, sehingga
terdapat keraguan atau kurang percaya diri dalam mengajukan pendapatnya.
Setelah siklus II berakhir, diadakan evaluasi untuk melihat sejauh mana perencanaan
dapat dilaksanakan. Secara umum, pelaksanaan tindakan pada siklus II melalui
metode bermain teka-teki dapat meningkatkan keterampilan berbicara siswa dan
aktivitas siswa dalam pembelajaran lebih optimal.

3. Faktor-faktor penyebab peningkatan keterampilan berbicara melalui metode teka-teki


pada siswa kelas X MAS-TI Tabek Gadang:
a. antusias siswa meningkat karena guru menjadi model dalam proses pembelajaran.
b. hasil belajar meningkat karena penilaian dilakukan oleh teman dan guru sehingga
siswa merasa harus tampil dengan baik agar dinilai baik juga oleh teman
sekelasnya.

E. Ringkasan Keterampilan Berbahasa Indonesia “Membaca” Sumber Makalah

( Ahsin, Mohammad. 2016. Makalah Keterampilan Membaca.


http://ahsinrifqy.blogspot.com/2016/06/makalah-keterampilan-membaca.html diakses
pada Tanggal 22 September 2018, pukul 13.05 WIB )
8

Makalah Keterampilan Membaca

1. Pengertian Membaca
Membaca merupakan kegiatan memahami dan menginterpretasikan tulisan yang
bermakna sehingga tulisan tersebut dapat dipahami oleh pembaca lainnya.
2. Tujuan Membaca
a. Menemukan atau mengetahui penemuan – penemuan yang telah dilakukan.
b. Mencari serta memperoleh informasi, mencakup isi dalam memahami makna
bacaan.
c. Membaca untuk memperoleh fakta dan perincian.
d. Memperoleh ide – ide utama.
e. Mengetahui urutan atau susunan struktur karangan.
f. Membaca bertujuan untuk menyimpulkan.
g. Membaca untuk mengelompokan atau mengklasifikasikan.
h. Membaca bertujuan untuk menilai dan mengevaluasi.
i. Membaca bertujuan untuk memperbandingkan atau mempertentangkan.
j. Memperoleh informasi dan tanggapan yang tepat atas berbagai hal.
k. Mencari sumber, menyimpulkan, menyaring, dan menyerap informasi dari
bacaan.

3. Jenis – Jenis Membaca


1) Membaca Nyaring
Membaca nyaring hakikatnya adalah proses melisankan sebuah tulisan dengan
memperhatikan suara, intonasi, dan tekanan secara tepat yang diikuti oleh
pemahaman makna bacaan oleh pembaca.
2) Membaca Ekstensif
Membaca ekstensif merupakan proses membaca yang dilakukan secara luas.
Membaca ekstensif meliputi tiga jenis membaca yaitu:
a. Membaca survey, kegiatan membaca bertujuan untuk mengetahui
gambaran umum isi dan ruang lingkup bahan bacaan.
b. Membaca sekilas atau skimming, membaca dengan cepat untuk mencari
dan mendapatkan informasi secara cepat.
c. Membaca dangkal, kegiatan membaca untuk memperoleh pemahaman
yang dangkal dari bahan bacaan ringan yang kita baca.
3) Membaca Intensif
a. Membaca teliti.
b. Membaca pemahaman.
c. Membaca kritis.
d. Membaca ide.
e. Membaca kreatif.
f. Membaca bahasa.
g. Membaca sastra.

4. Teknik – Teknik Membaca


9

1) Baca pilih atau selecting. Pembaca memilih bahan bacaan atau bagian bacaan
yang dianggap relevan.
2) Baca lompat atau skipping. Pembaca menemukan bagian – bagian bacaan yang
relevan atau melompati bagian – bagian yang lain.
3) Baca layap atau skimming. Teknik yang digunakan dengan membaca cepat untuk
memahami isi bacaan atau bagian bacaan.
4) Baca tatap atau scanning. Membaca dengan cepat dan memusatkan konsentrasi
untuk menemukan bagian bacaan yang berisi informasi fokus yang telah
ditentukan.

F. Ringkasan Keterampilan Berbahasa Indonesia “Membaca” Sumber Jurnal

( Kurniawan, Muhammad Yusuf, St. Y. Slamet dan M. Shaifuddin. Peningkatan


Keterampilan Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Strategi Directed
Reading Thingking Activity (DRTA). PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret )

Peningkatan Keterampilan Membaca Pemahaman dengan Menggunakan Strategi


Directed Reading Thinking Activity (DRTA)

1. Bukti rendahnya membaca pada siswa yaitu:


1) sulit menentukan unsur intrinsik suatu bacaan;
2) bingung dalam menentukan ide pokok dalam setiap paragraf;
3) belum dapat menentukan sebab akibat dan keterkaitan antar bagian dalam cerita
dengan baik; dan
4) sulit membuat simpulan dari bacaan yang dibacanya dengan kata-katanya sendiri.

2. Fakta dalam kegiatan belajar mengajar khususnya pada keterampilan membaca


diantaranya:
1) minat baca masih rendah;
2) konsentrasi kurang fokus terhadap bacaan;
3) kurang sungguh-sungguh dalam membaca;
4) bahan bacaan atau buku-buku yang digunakan dalam pembelajaran kurang
menarik;
5) antusias, motivasi, dan semangat dalam membaca masih kurang; dan
6) belum ada dorongan mengenai pentingnya membaca dan budaya atau kebiasaan
membaca yang masih belum nampak terlihat.

3. Pengertian strategi Directed Reading Thinking Activity (DRTA)


Stauffer dalam Rahim (2008: 47) strategi Directed Reading Thinking Activity
(DRTA) merupakan strategi pembelajaran dimana guru memberikan motivasi
terhadap usaha dan konsentrasi siswa dengan cara melibatkan siswa secara intelektual
serta mendorong siswa merumuskan pertanyaan dan hipotesis, memproses informasi,
dan mengevaluasi solusi sementara. Tujuan strategi ini adalah untuk melatih siswa
dalam menggunakan konsentrasi dan berpikir keras guna memahami isi bacaan secara
serius.
10

4. Langkah-langkah membaca dengan strategi ini menurut Rahim (2008: 48-51) adalah
sebagai berikut:
1) Membuat prediksi berdasarkan petunjuk judul.
2) Membuat prediksi dari petunjuk gambar.
3) Membaca bahan bacaan.
4) Menilai ketepatan prediksi dan menyesuaikan prediksi.
5) Guru mengulang kembali prosedur 1 sampai 4 hingga semua bagian pelajaran di
atas telah tercakup.
Berdasarkan hasil penelitian, dapat diketahui bahwa ada peningkatan keterampilan
membaca pemahaman siswa.

G. Ringkasan Keterampilan Berbahasa Indonesia “Menulis” Sumber Makalah

( Erlangga, Muhammad. 2017. Makalah Keterampilan Menulis.


http://www.erllang.ga/teknik-informatika/makalah-keterampilan-menulis.html diakses
pada tanggal 22 September 2018, pukul 15.00 WIB )

Makalah Keterampilan Menulis

1. Pengertian Menulis
Menulis adalah proses mengutarakan pikiran, perasaan, penginderaan, khayalan,
kemauan, keyakinan, dan pengalaman yang disusun dengan lambing-lambang grafik
secara tertulis untuk tujuan komunikasi.
2. Tujuan Menulis
1) Mengekspresikan diri
2) Memberikan informasi kepada pembaca
3) Mempersuasi pembaca
4) Untuk menghasilkan karya tulis

3. Jenis – Jenis Menulis


1) Narasi, karangan atau tulisan ekspositoris maupun imajinatif yang secara
spesifik menyampaikan informasi tertentu berupa perbuatan atau tindakan
yang terjadi dalam suatu rangkaian waktu.
2) Deskripsi, karangan atau tulisan yang secara spesifik menyampaikan informasi
tentang situasi dan kondisi suatu lingkungan (kebendaan ataupun
kemanusiaan). Penyampaiannya dilakukan secara objektif, apa adanya, dan
terperinci.
3) Eksposisi, penyampaiannya dilakukan dengan tujuan menjelaskan,
menerangkan, dan menguraikan sesuatu hal sehingga pengetahuan pendengar
atau pembaca menjadi bertambah.
4) Argumentasi, penyampaiannya dilakukan dengan tujuan mempengaruhi,
memperjelas, dan meyakinkan.
11

5) Persuasi, penyampaiannya dilakukan dengan tujuan mempengaruhi,


meyakinkan, dan mengajak.

4. Tahap – Tahap Menulis


1) Tahap Pra Penulisan, dalam tahap ini langkah yang ditempuh, sebagai berikut:
a) Menentukan topik
b) Membatasi topik
c) Menentukan tujuan
d) Membuat kerangka tulisan
e) Menentukan bahan
2) Tahap Penulisan, bahasan setiap butir topik yang terdapat dalam kerangka
karangan. Dalam kerangka karangan masih diperlukan penjelasan-penjelasan
yang lebih terperinci sehingga pembaca dapat memahami maksud tulisan yang
disampaikan. Dalam penulisan, karangan sangat diperlukan pilihan kata yang
tepat, cermat, dan lugas, sehingga dalam tahan penulisan ini, penulis harus
dapat mencurahkan seluruh penguasaan kosakata yang dimilikinya. Tulisan
yang baik adalah tulisan yang tidak lepas dari kaidah-kaidah kebahasaan yang
berlaku.
3) Tahap Revisi. Menyelesaikan tulisan bukan berarti telah selesai melaksanakan
kegiatan penulisan. Penulis masih perlu membaca kembali tulisan yang telah
dibuat. Kegiatan membaca kembali ini untuk melihat secara teliti bagian-
bagian yang perlu mendapat perbaikan, terutama dalam penggunaan ejaan,
tanda baca, pilihan kata, paragraf, logika kalimat, sistematika tulisan,
pengetikan, dsb. Selain itu, penulis juga perlu melihat kembali, apakah masih
ada kekurangan dalam teori, analisis, atau penggunaan kalimat dan paragraf.

H. Ringkasan Keterampilan Berbahasa Indonesia “Menulis” Sumber Jurnal

( Nuryamah, Ida., Dede Tatang Sunarya, dan Riana Irawati. 2016. Upaya
Meningkatkan Keterampilan Menulis Permulaan dalam Melengkapi Cerita yang
Rumpang Menggunakan Media Gambar dan Papan Bergaris. Jurnal Pena Ilmiah:
Vol.1 No.1 )

Upaya Meningkatkan Keterampilan Menulis Permulaan dalam Melengkapi Cerita


yang Rumpang Menggunakan Media Gambar dan Papan Bergaris

1. Perencanaan pembelajaran penerapan media gambar dan papan bergaris dapat


meningkatkan kemampuan menulis permulaan dalam melengkapi teks cerita rumpang
kelas II SDN Palasari. Mempersiapkan dan menyusun rencana pelaksanaan
pembelajaran berdasarkan penerapan media gambar dan papan bergaris pada setiap
siklusnya. Mempersiapkan materi, sumber belajar, dan media pembelajaran.
Mempersiapkan LKS, penilaian proses dan tes akhir untuk mengukur kemampuan
siswa, dan pedoman observasi untuk kinerja guru dan aktivitas siswa. Menetapkan
indikator dan target keberhasilan yang ingin dicapai pada aktivitas siswa, kinerja
guru, dan hasil yang harus dicapai.
12

2. Pelaksanaan pembelajaran penerapan media gambar dan papan bergaris akan


maksimal pelaksanaannya jika guru melakukan pembelajaran sesuai dengan apa yang
telah direncanakan sebagai berikut.
1) Menyampaikan tujuan pelajaran yang ingin dicapai dan memotivasi siswa
untuk mengetahui dan memahami tujuan pembelajaran.
2) Menyimak penyampaian materi yang disampaikan oleh guru tentang materi
pembelajaran.
3) Mengelompokkan siswa secara heterogen kedalam kelompok-kelompok
belajar. Siswa melakukan diskusi dalam mengisi teks cerita rumpang menjadi
teks yang utuh.
4) Membimbing siswa dalam kelompok-kelompok belajar pada saat melakukan
diskusi.
5) Guru membimbing siswa dalam latihan menulis tulisan tegak bersambung
dengan menggunakan media papan bergaris.
6) Evaluasi hasil belajar mengenai materi yang telah dipelajari. Evaluasi yang
dilaksanakan dalam penerapan media gambar dan papan bergaris yaitu melalui
evaluasi proses dan hasil pembelajaran penilaian untuk mengetahui hasil
belajar siswa dalam menulis tulisan tegak bersambung dengan memberikan tes
akhir pada setiap siklus. Indikator yang dicapai dalam menulis tegak
bersambung adalah tulisan tegak bersambung sesuai dengan bentuk dan
ukuran pada setiap hurufnya.
13

DAFTAR PUSTAKA

http://galihadityapurboyo.blogspot.com/2016/06/makalah-keterampilan-menyimak-
makalah.html (diakses pada Tanggal 22 September 2018, pukul 10.03 WIB)
Sari, Ambar Wulan. 2016. Pentingnya Keterampilan Mendengar dalam Menciptakan
Komunikasi yang Efektif. Jurnal EduTech Vol.2 No.1
https://www.academia.edu/11876113/Makalah_Keterampilan_Berbicara (diakses pada
Tanggal 22 September 2018, pukul 11.50 WIB)
Ningsih, Gustia Ayu., Atmazaki, dan Syahrul R. 2013. Peningkatan Keterampilan Berbicara
melalui Metode Bermain Teka-Teki Siswa kelas X MAS-TI Tabek Gadang Kabupaten
Lima Puluh Kota. Jurnal Bahasa, Sastra dan Pembelajaran Vol.1 No.3, Oktober 2013
http://ahsinrifqy.blogspot.com/2016/06/makalah-keterampilan-membaca.html (diakses pada
Tanggal 22 September 2018, pukul 13.05 WIB)
Kurniawan, Muhammad Yusuf, St. Y. Slamet dan M. Shaifuddin. Peningkatan Keterampilan
Membaca Pemahaman Dengan Menggunakan Strategi Directed Reading Thingking
Activity (DRTA). PGSD FKIP Universitas Sebelas Maret
http://www.erllang.ga/teknik-informatika/makalah-keterampilan-menulis.html (diakses pada
tanggal 22 September 2018, pukul 15.00 WIB)
Nuryamah, Ida., Dede Tatang Sunarya, dan Riana Irawati. 2016. Upaya Meningkatkan
Keterampilan Menulis Permulaan dalam Melengkapi Cerita yang Rumpang
Menggunakan Media Gambar dan Papan Bergaris. Jurnal Pena Ilmiah: Vol.1 No.1

Anda mungkin juga menyukai