Anda di halaman 1dari 4

BUKU JAWABAN TUGAS MATA KULIAH

TUGAS 2

Nama Mahasiswa : YULIRA PUTRI NIRWANA BOANGMANALU

Nomor Induk Mahasiswa/ NIM : 020224109

Kode/Nama Mata Kuliah : PBIN4102 / FONOLOGI BAHASA

INDONESIA Kode/Nama UPBJJ : 12 / MEDAN

Masa Ujian : 2019/20.2 (2020.1)

KEMENTERIAN PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN


UNIVERSITAS TERBUKA
JAWABAN TUGAS 2 PBIN4102/Fonologi Bahasa Indonesia
1. Konsonan dalam Bahasa Indonesia dapat dikategorikan berdasarkan tiga factor yaitu:

a) Keadaan pita suara

Yaitu konsonan dapat bersuara yaitu dihasilka jika pita suara bergetar, misalnya pada
bunyi /b/, /d/, /g/ dan tidak bersuara adalah saat pita suara agak terbuka dan tidak
bergetar contohnya bunyi /p/, /t/, /k/.

b) Daerah artikulasi

Yaitu konsonan dapat bersifat bilabial ( konsonan yang dihasilkan dengan


mempertemukan kedua belah bibir yang bersama-sama bertindak sebagai articulator
dan titik artikulasi, bunyi yang dihasilkan adalah P, b,m dan w) , labiodental
( Dihasilkan dengan mempertemukan gigi atas sebagai titik artikulasi dan bibir bawah
sebagai articulator, yaitu F dan y ) , alveolar ( dibentuk dengan ujung lidah menyentuh
atau mendekati gusi yaitu t,d,l,n,s,dan z ) , palatal ( Bunyi yang dihasilkan saat lidah
mennyentuh langit – langit keras yaitu c, j dan y ) , velar ( Menempelkan bagian
belakang lidah kea rah langit – langit lunak yaitu konsonan K, g, dan n) atau glottal
( terjadi karena pita suara dirapatkan sehingga arus udara dari paru-paru tertahan yaitu
konsonan h).

Misalnya konsonan /p/ adalah konsonan hambat bilabial yang tak bersuara sedangkan
ljl adalah konsonan hambat palatal bersuara

c) Cara artikulasinya

Yaitu konsonan dapat berupa

a). hambat ( Apabila udaar tertahan dimlut secara ketat dan kemudian dilepaskan
secara serentak maka akan menimbulkan semacam letupan misalnya bunyi /p/, /b/,
/t/, /d/, /k/ dan /g/) ,

b) frikatif, ( Apabila arus udara melewati saluran yang sempit, maka akan terdengar
desis, misalnya bunyi /f/ dan /s/

c). nasal, ( diperlukan aliran udara yang cukup banyak melalui rongga hidung, contoh
bunyi /m/, /n/

d). getar, ( dihasilkan jika ujung lidah menyentuh tempat yang sama dan berulang-
ulang contoh nya /r/

e. lateral ( Ujung lidah bersentuhan dengan gusu dan udara keluar melalui samping
lidah , contoh bunyi /I/
2. Semi vocal adalah bunyi bahasa di antara konsonan dan vocal. Dapat dikatakan juga bahwa
semi vocal tergolong ke dalam konsonan. Namun, karena belum membentuk konsonan
murni maka bunyi itu disebut semi vocal. Terdapat dua jenis semivokal yaitu semivokal
bilabial dan semivokal palatal. Semivokal bilabial bersuara dilafalkan dengan artikulator
aktifnya adalah bibir bawah dan artikulator pasifnya adalah bibir atas. Semivokal palatal
bersuara dihasilkan dengan mendekatkan depan lidah pada langit-langit keras, tetapi tidak
menghambat udara yang keluar dari paru-paru. Jadi, semivokal articulator aktifnya adalah
lidah dan pasifnya ialah langit-langit keras.

2 contoh Semivokal

a. Fonem /w/ mempunyai satu alofon , yakni [w]. Pada awal suku kata, bunyi [w]
berfungsi sebagai konsonan, tetapi pada akhir suku kata [w] berfungsi sebagai
diftong. Semivokal [w] dapat berdistribusi di awal dan di tengah saja.

b. Fonem /y/ mempunyai satu alofon, yakni [y]. Pada awal suku kata, /y/ berperilaku
sebagai konsonan, tetapi pada akhir suku kata berfungsi sebagai bagian dari diftong.

3. Terdapat empat cara menentukan distribusi suatu fonem yaitu dalam tutur, dalam morfem
dan , dalam silaba, serta hubungan urutan vocal atau konsonan

a. Dalam hubungan dengan tutur

Fonem vocal menempati posisi inisial/awal, tengah/ medial dalam tutur, medial/tengah
antar tutur, final/ akhir . Tutur adalah kata/ perkataan. Contohnya, vocal /i/ menempati
posisi awal tutur , seperti kata / pintu/ , menempati posisi tengah antara tutur seperti pada
kata /puri intan/ , dan menempati posisi akhir tutur akhir tutur seperti pada kata / api/ .
Distribusi konsonan menempati posisi awal, tengah dan akhir tutur. Hanya ada beberapa
konsonan yang tidak menempati posisi akhir tutur . Dalam posisi tengah antar tutur
semua fonem menempatinya. Contohnya, konsonan /p/ menempati semua posisi dalam
hubungan tutur yaitu awal /Pola/ , tengah / Kapal/ dan posisi akhir / siap/.

b. Dalam hubungan morfem

Morfem dalam hubungan dengan distribusi vocal ini adalah bentuk bahasa terkecil yang
mempunyai makna. Pada umumnya dibedakan atas morfem bebas yaitu morfem yang
secara potensial dapat berdiri sendiri dalam suatu bangun kalimat misalnya saya, duduk,
kursi. Selain itu ada juga kategori morfem terikat, yaitu morfem yang tidak memiliki
potensi untuk berdiri sendiri dan selalu terikat dengan morfem lain untuk membentuk
ujaran, misalnya I, ber- , ber-an, keber-an dan sebagainya. Distribusi konsonan dalam
hubungannya dengan morfem bebas, tidak diperlukan, karena sama dengan distribusi
konsonan dalam tutur. Contohnya morfem terikat (ber- ) . Dari morfem ber- ini konsonan
/b/ menempati satu posisi awal morfem dan /r/ pada akhir morfem.
c. Dalam hubungan silaba

Yang dimaksud silaba atau suku kata dalam uraian ini, sperti dinyatakan oleh Verhaar
( 1981) adalah satuan ritmis terkecil dalam ujaran. Puncak ritme atau irama itu sama
dengan kenyaringan atau sonoritas. Secara fonemik setiap silaba memiliki struktur bunyi
awal dalam sebuah bentuk 9 onset) , puncak kenyaringan dalam sebuah bentuk atau
puncak dan bunyi akhir atau penutup pada sebuah bentuk ( koda ) . contohnya dalam
vocal adalah vocal /i/ menempati posisi sebagai puncak tanpa konsonan (v) seperti pada
kata /I + tu /, didahului satu konsonan (KV) , seperti pada kata / ki + lang / , diikuti satu
konsonan /VK/, seperti pada kata /in+dah/, diawali dan diikuti oleh satu konsonan (KVK)
seperti kata /tin+ta/, didahului dua konsonan (KKV) , seperti pada kata /kri+tik/ dan
didahului oleh 3 konsonan dan diikuti satu konsonan (KKKVK) seperti pada kata
/skripsi/. Contoh posisi akhir pada konsonan yaitu konsonan /b/ silabab / bab/ , berposisi
awal ( sebagai tumpu atau onset ) dan berposisi sebagai akhir silaba atau koda.

d. Dalam hubungan konsonan dan vocal

Dalam hubungannya dengan konsonan, secara garis besar vocal menunjukkan adanya tiga
posisi atau letak ,yaitu prakonsonan, interkonsonan, dan pascaconsonan. Contohnya, pada
vocal /o/, memiliki prakonsonan / on+ ta/ dan interkonsonan / lom+ba/, /to+ko/. Dalam
hubungannya dengan vocal , secara garis besar terdapat tiga posisi yaitu pravokalis,
intervokalis, dan paskavokalis. Misalnya, konsonan /k/ memiliki pravokalis /ka+li/,
memiliki intervokalis /bu+ka/, dan paskavokalis /la+uk/.

Anda mungkin juga menyukai