Oleh:
SANTUSO
120110201005
PRAKATA
dan
karunia
menyelesaikan
Allah
makalah.
SWT
Penulis
sehingga
susun
penulis
makalah
ini
dapat
untuk
ini
dapat
diselesaikan
dengan
baik
tepat
pada
menyadari
bahwa
makalah
ini
jauh
dari
saran
yang
membangun
dari
semua
pihak
Penulis
demi
DAFTAR ISI
Halaman
HALAMAN JUDUL.....................................................i
PRAKATA.................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................iii
BAB 1 PENDAHULUAN..............................................1
1.1
Latar Belakang.........................................................1
1.2
Rumusan Masalah....................................................3
1.3
Tujuan Penulisan......................................................3
1.4
Manfaat Penulisan...................................................3
BAB 2 PEMBAHASAN..........................................................4
2.1
2.2
2.3
2.4
BAB 3 KESIMPULAN.................................................14
3.1......................................................................Kesi
mpulan...........................................................14
BIBLIOGRAFI
15
BAB 1
PENDAHULUAN
tuanya.
Perkembangan
pemerolehan
bahasa
sejalan
hingga
tumbuh
dewasa.
Begitupun
perilakunya
akan
terpengaruh pula. Hal ini sesuai dengan penelitian di Jepang. Bahwa air yang
diucapkan kata-kata buruk, kristal-kristalnya akan berbentuk buruk pula. Berbeda
dengan air yang diucapkan kata-kata baik, kristal-kristalnya akan berbentuk
sangat bagus. Manusia sendiri terdiri 90% dari tubuhnya terdiri dari air.
Karenanya, bukan tidak mungkin kata-kata yang biasa didengar oleh anak akan
membentuk pribadi anak sesuai dengan kata-kata yang mereka dengar.
Lingkungan juga mempunyai peranan penting terhadap perkembangan bahasa
pertama anak. Tidak jauh berbeda dengan contoh di atas, seorang anak yang
tumbuh di lingkungan dengan kondisi sosial buruk, akan memperoleh kata-kata
yang buruk untuk didengar. Kata-kata tersebut kemudian diulang-ulangnya,
meskipun dia tidak tahu apa artinya. Bahkan terkadang, ketika menangis pula kata
tersebut mereka ucapkan tanpa sadar. Contoh lainnya, seorang anak yang tumbuh
2.1.
Bahasa atau perkataan kotor (jorok) adalah perkataan yang tidak pantas
diucapkan karena tidak sesuai dengan norma yang berlaku. Selain karena faktor
lingkungan dan model keluarga, juga dapat disebabkan karena keinginan anak
untuk mendapatkan perhatian dari lingkungannya. Adapun jenis-jenis kata kotor
itu yaitu sebagai berikut.
a. Profanity (mempermainkan kata-kata suci, seperti Tuhan)
b. Cursing (menyumpahi orang, seperti brengsek, sialan dan kurang ajar)
c. Obscenity (menggunakan kata yang berkonotasi seksual atau mencemooh,
seperti bodoh dan sinting)
Pada dasarnya tidak ada bahasa yang benar-benar disebut
bahasa kotor karena bahasa tersebut bersifat arbitrer. Bahasa
yang dipakai dalam masyarakat merupakan hasil kesepakatan
bersama bukan suatu paksaan, sehingga sudah barang tentu
diucapkan
dengan
mengucapkan suatu
maksud
kata
lain.
Orang
terkadang
atau
menjadi
berkonotasi
negatif.
Sehingga
kemudian
sapaan
ketika
berjumpa
dengan
kerabatnya.
Namun
dalam
monyet
kunyuk
bajingan
asu
bangsat
b. kata-kata kotor seri alat kelamin (disensor karena dianggap semua telah
mengerti sehingga tak pantas dibahas), seperti:
kont**
mem**
ngent**
c. kata-kata kotor seri Trans, PSK dan WTS
perek
pecun
bencong
banci
d. kata-kata kotor seri kebodohan dan psikologi
bego
goblok
idiot
geblek
orang gila
gila
sinting
tolol
sarap
e. kata-kata kotor seri cacat
buta
budek
bolot
jelek
f. kata-kata kotor seri bebas umum
setan
keparat
ngehe
10
bejad
gembel
brengsek
tahi
2.2.
konseptual
yaitu
memori
yang
dipakai
untuk
11
Hal ini sangat penting sekali untuk dihindari, karena bertengkar dengan siapapun
di depan anak apalagi sampai mengatakan kata-kata yang tidak baik, anak akan
sangat cepat meniru dan mungkin anak akan menilai orang tersebut sebagai sosok
pemarah.
5) memperdengarkan lagu-lagu tentang kekerasan
Faktor ini perlu juga untuk kita hindari, misal seorang ayah suka mendengarkan
lagu-lagu yang mengandung kata-kata kasar.
6) memperdengarkan lagu-lagu tentang cinta
Fenomena ini sering terjadi pada era sekarang mulai dari anak-anak SD bahkan
TK. Anak-anak mulai mengetahui tentang pacaran. Hal ini terjadi karena
pengaruh dari lagu-lagu cinta yang sering anak dengar atau tontonan.
2.3.
13
Solusi Bagi Orang Tua untuk Anak yang Suka Berkata Jorok
kotor,
maka
perlu
diketahui
dahulu
alasan
anak
memberontak,
mengintimidasinya.
terutama
Memang
terhadap
setiap
orang
tindakan
yang
menekan
atau
kasar
menekan
atau
15
16
17
memaksa anak memakan sambal, sebaiknya tidak dipilih orang tua, sebab
hukuman fisik justru berpotensi meningkatkan rasa permusuhan dalam diri anak.
f.
Jika anak sudah lama terbiasa berbicara kotor, sukar baginya untuk langsung
berhenti total menggunakan kata-kata kotor tersebut. Dalam keadaan ini, lebih
baik orang tua mengadakan perjanjian dengan anak, yaitu bahwa jika dalam waktu
yang ditentukan anak tidak berbicara kotor, anak mendapat poin, poin yang
terkumpul kemudian ditukar dengan hadiah bila jumlahnya mencapai target.
Sebagai contoh, jika dalam sehari anak tidak berbicara kotor, anak mendapat satu
tanda centang yang ditulis dalam tabel, di akhir minggu, jika jumlah tanda centang
yang diperoleh anak mencapai 5, anak mendapat coklat kesukaannya. Hadiah bisa
juga berupa aktivitas yang disukai anak, misalnya bepergian ke tempat wisata,
atau bisa juga berupa izin melakukan suatu hal yang diinginkan anak, misalnya
orangtua memberikan izin untuk bergadang di akhir pekan menonton film sampai
pukul 23.00 malam.
18
BAB 3
KESIMPULAN
3.1 Kesimpulan
Bahasa atau perkataan kotor (jorok) adalah perkataan yang tidak pantas
diucapkan karena tidak sesuai dengan norma yang berlaku. Selain karena faktor
lingkungan dan model keluarga, juga dapat disebabkan karena keinginan anak
untuk mendapatkan perhatian dari lingkungannya.
Pada dasarnya tidak ada yang disebut bahasa kotor, berhubung bahasa
bahasa tersebut digunakan ketika dalam hal negatif maka kata-kata tersebut
berubah nilainya menjadi bahasa kotor.
Orang tua harus mengenali faktor pemerolehan bahasa kotor anaknya
kemudian ia juga harus mengetahui alasan si anak menggunakan kata kotor
tersebut, sehingga dengan itu orang tua akan bisa mengatasi problem tersebut
yakni menghentikan anak untuk tidak berkata kotor lagi.
19
BIBLIOGRAFI
21