PENDAHULUAN
Pemerolehan Bahasa merupakan sebuah hal yang sangat menajubkan terlebih dalam proses
pemerolehan bahasa pertama yang dimiliki langsung oleh anak tanpa ada pembelajaran khusus
mengenai bahasa tersebut kepada seorang anak (Bayi). Seorang bayi hanya akan merespon ujaran
ujaran yang sering didengarnya dari lingkungan sekitar terlebih adalah ujaran ibuya yang sangat sering
didengar oleh anak tersebut.
Seorang manusia tidak hanya dapat memiliki satu bahasa saja melainkan seseorang bisa meperoleh dua
sampai empat bahasa tergantung dengan lingkungan sosiall dan tiangkat kognitif yang dimiliki oleh orang
tersebut.
Pada pemerolehan bahasa kita mengenal beberapa tahapan pemerolehan bahasa itu sendiri,
pemerolehan bahasa pertama (PB1) itu didapatkan seorang bayi secara langsung dari ibuya atau
lingkungan yang dekat dengan bayi tersebut, sedangkan jika pada pemerolehan bahasa kedua dan
seterusnya itudidapatkan seseorang dengan melalui peruses pembelajaran.
Dengan teori pemerolehan bahasa kita ingin mengetahui serta mengetengahkan teori yang memudahkan
ank-anak belajar. Ketiga syarat ini menentukan atau memberi kerangka bagi telaah pemerolehan bahasa.
Suatu kerangka yang di dalamnya sudut pandang kaum empiris dan kaum rasiomalis ( dan tentu saja
yang berada di antara keduanya) dalam menemui ekspresi dan perasannya.
Dalam proses perkembangan, semua anak manusia yang normal paling sedikit memperoleh satu bahasa
alamiah. Dengan perkataan lain setiap anak yang normal atau pertumbuhan yang wajar, memperoleh
suatu bahasa yaitu bahasa pertama atau bahasa asli, bahasa ibu dalam tahun-tahun pertama kehidupan
di dunia ini. Walaupun tidak disangkal adanya kekecualian misalnya secara fisiologis (tulii) ataupun
alasan-alasan lain. Peranan PB1 merupakan sesuatu yang negative terhadap PB2. Dengan perkataan
lain, PB1 mendapat angina untuk turut campur tangan dalam belajar PB2, seperti adanya cirri-ciri PB1
yang ditransfer ke dalam PB2.
BAB I
PEMEROLEHAN BAHASA
e. berdasarkan keaslian:
• pemerolehan bahasa asli
• pemerolehan bahasa asing (Winits, 1981).
a. Perkembangan Prasekolah
Dibagi lagi atas:
1. Perkembangan Pralinguistik
Ada kecenderungan untuk menganggap bahwa perkembangan bahasa anak-anak mulai tatkala dia
mengatakan kata-pertamanya, yang menjadi tugas para ibu untuk mencatatnya/merekamnya pada buku
bayi anak tersebut. Tetapi riset bayi medorong bahkan memaknai kita untuk menolak dugaan ini
danmengakui fakta-fakta perkembangan komunikasi sejak lahir.Dua jenis fakta yang dikutip oleh para
peneliti untuk menunjang teori pembawaan lahir mereka adalah: (i) kehadiran pada waktu lahir struktur-
struktur yang diadaptasi dengan baik bagi bahasa ( walaupun pada permulaan tidak dipakai buat
bahasa); (ii) kehadiran perilaku-perilaku sosial umum dan juga kemampuan-kemampuan khusus bahasa
pada beberapa bulan pertama kehidupan.
4. Perkembangan Interogatif
Ada tiga tipe struktur interogatif yang utama untuk mengemukakan pertanyaan, yaitu:
• pertanyaan menuntut jawaban YA atau TIDAK
• pertanyaan menuntut INFORMASI
• pertanyaan menuntut jawaban SALAH SATU DARI YANG BERLAWANAN (atau “POLAR”).
1. Struktur Bahasa
Pertumbuhan semantik sang anak berlangsung terus-menerus karena pengalamannya bersambung dan
meluas, yang tentu saja mengandung pengertian bahwa sekolah mempunyai peranan yang sangat
penting. Pengalaman-pengalaman baru menuntut pertumbuhan dalam system semantik sang anak.
2. Pemakaian Bahasa
Clark & Clark (1977 : 373) mengatakan bahwa: “anak-anak membangun struktur dan fungsi pada waktu
yang bersamaan. Sebaik mereka belajar lebih banyak struktur, maka mereka memperoleh lebih banyak
sarana untuk menyampaikan fungsi yang berbeda-beda. Dan sebaiknya mereka mempelajari banyak
fungsi, maka mereka memperluas pemakaian tempat berbagai struktur diterapkan.”
3. Kesadaran Metalinguistik
Ialah kemampuan membuat bentuk-bentuk bahasa menjadi tak tembus cahaya dan menyelesaikan diri di
dalam dan untuk diri mereka sendiri” (Cazden, 1974 : 24).
Kenneth Wexler dan Peter W. Clicoper mengemukakan bahwa teori pemerolehan bahasa pertama dapat
dilihat sebaga tiga serangkai (G.1 PBB) yang menyatakan bahwa :
1. G adalah suatu kelas gramatika (gramatika yang tepat)
2. I adalah suatu kelas perangkat “infut” yang tepat ataupun data masukan (tata bahasa atau M(T) dari
tata bahasa T dalam G.
3. PBB adalah suatu prosedur belajar bahasa yang memetakan berbaga infut ke dalam gramatika.
Masukan atau infut bagi sang anak terdiri dari kalimat-kalimat yang terdengar dalam konteks. Keluaran
atau output belajar bahasa merupakan suatu system kaidah bagi bahasa orang dewasa.
Yang menjadi masalah ialah bahwa tidak ada hubungan langsung antara tipe-tipe informasi dalam
keluaran. Pembicaraan pada bab ini mengenai masalah pokok mendorong sang anak mulai membentuk
tipe kaidah yang tepat bagi bahasa-bahasa alamiah. “masalah kemandirian” atau “masalah
keberdikarian” ini merupakan masalah pertama yang harus dipecakan dan diselesaikan oleh seseorang
dalam merencanakan serta merancang model-model pemerolehan bahasa.
Proposisi 4: interferensi antara bahasa pertama dan bahasa kedua merupakan bagian yang tidak terilai
serta ada dimana-mana pada upaya belajar bahasa kedua.
Prator 1969 mengemukakan interferensi antara bahasa-bahasa sebagai factor yang jelas mempengaruhi
pemerolehan bahasa kedua sebagai penjelasan tambahan yang tidak dapat diterima.
Proposisi 5: ada jalan tunggal menuju pemerolehan bahasa kedua pada masa kanak-kanak.
Proposisi 6: pengalaaman kedwibahasaan dini secara positif atau negatif mempengaruhi perkembangan
bahasa sang anak, perkembangan pemanfaatan kognitif dan perkembangan intelektual.
Bilingualisme dapat menunda perkembangan leksikal dan sintaksis anak kecil dalam perbandingan
dengan para pembicara monolingual atau ekabahasa. Jadi anak-anak bilingual melakukannya lebih baik
daripada anak-anak monolingual mengenai ergantian tugas pergantian kata yang menuntut pelanggaran
pengertian sang anak bahwa gagasan yang sama dapat mempunyai sarana realisasi formal yang
berbeda-suatu konsekuensi yang mempunyai jalan masuk kepada dua bahasa.
Pengaruh-pengaruh bilingualisme mungkin berbeda bagi para dwibahasawan belakangan.maksudnya
anak-anak yang menjadi dewasa belajar dua bahasa secara serentak mungkin mengalami konsekuensi
kognitif dari kedwibahasaan mereka yang agak berbeda dengan yang dialami oleh anak-anak yang
belajar kedua setelah bahasa pertama mantap.
Hari penciptaan pertama dan kedua: Tersingkapnya rahasia tata bahasa transformasional secara negatif.
Pada hari pertama sang dewasa menciptakan Chomsky pada hari kedua Chomsky tanpa bantuan sang
dewasa menciptakan tata bahasa transformasional generative.
Hari ketiga: Pemerolehan bahasa sebagai pemerolehan sintaksis. Pada hari ketiga Miller muncul dan
memperkenalakan kepada para psikolog lembaran-lembaran yang bertuliskan pokok-pokok masalah tata
bahasa generatif.
Hari keempat: Penyatuan kembali semantic ke dalam bahasa anak. Pada hari keempat Blom
memasukan semantic ke dalam telaah pemerolehan bahasa. Bukan hanya bentuk tetapi isi ucapan dini
anak-anak diteliti dengan sangat cermat.
Hari kelima: Pendekatan fungsional social pada pemerolehan bahasa. Pada hari kelima pragmatic atau
fungsi tanda-tanda dalam konteks menyebabkan pmerolehan bahasa dianggap sebagai yang tercangkup
dalam konteks social dan cultural.
Hari keenam: Hari kebangkitan kembali pendekatan formal dan nativisme. Pada hari keenam penekatan
formal dan nativisme bangkit kembali, sebagian sebagai pukulan terhadap arah yang banyak sekali yang
harus ditempu dalam pemerolehan bahasa.
Hari ketujuh: Hari peristirahatan dan penghakiman. Pada hari ketujuh setelah capek bergumul dan keluar
dari perjuangan teoritis, maka para peneliti beristirahat dan bercermin dari segala sesuatu yang telah
dilakukan dalam bidang penciptaan pemerolehan bahasa.
BAB II
PEMEROLEHAN BAHASA PERTAMA
BAB III
PEMEROLEHAN BAHASA KEDUA
6. Hipotesis Masukan
Ada dua hal yang menarik mengenai hipotesis masuka ini, yaitu : (1) banyak dari bahan ini relative
baru,sedangkan hipotesis-hipotesis lainya telah diberikan dan didiskusikan dalambeberapa buku dan
makalah; dan (iii) hipotesis ini penting baik secara teoritis dan praktis. Hipotesis masukan berupaya
menjawab apa yang barangkali merupakan masalah paling penting dalam bidang kita, dan memberikan
suatu jawaban yang mempunyai pengaruh yang kuat pada semua bidang pengajaran bahasa.
Faktor penunjang kedua bagi hipotesis masukan adalah berupah “fakta-fakta dari pemerolehan bahasa
kedua, berupa sandi-sandi sederhana “Hipotesis masukan juga menarik bagi pemerolehan bahasa
kedua, anak-anak atau orang dewasa, juga merupaka “pemeroleh”, persis seperti sang anak
memperoleh bahasa pertama.
7. Hipotesis Saringan Afektif
Konsep Saringan Afektif dikemukakan oleh Duly & Burt (1997) dan konsisten dengan karya teoritis yang
dilakukan dalam bidang variable-variabel afektif dan pemerolehan bahasa kedua. Penelitian selama
decade terakhir telah menegaskan serta memperkuat bahwa variable afektif berhubungan erat dengan
keberhasilan dalam pemerolehan bahasa kedua. Kebanyakan yang telah ditelaah itu dapat dimasukan
pada salah satu kategori,yaitu ;
Tiga Hipotesis Penelahan Hipotesis Saringan Afektif
MOTIVASI adaalah Para penyaji yang bermotivasi tinggi pada umumnya berbuat lebih baik dalam PB2
(biasanya,tetapi tidak selaluh,”integrative”)
KEGELISAHAN Kegelisahan yang rendah ternyata mengakibatkan atau mendatangkan hasil yang
lebih baik PB2, baik yang diukur sebagai pribadi ataupun kegelisahan kelas
Para penyaji yang mempunyai kepercayaan pada diri sendiri dan imaji diri sendiri yang baik, cenderung
berbuat lebih baik dalam PB2.
Hipotesis Saringan Afektif menuntut bahwa efek atau pengaruh “afe” atau “kepura-puraan” atau “yang
dibuat-buat” memang berada “diluar” sarana pemerolehan bahasa yang wajar.
8. Penelitian Pemerolehan Bahasa Kedua
Taylor (1975) meneliti serta menguji strategi-strategi transper dan penggeneralisasian yang berlebih-
lebihan dalam bahasa Inggris sebagai bahasa kedua; Baiyley, Madden & Krashen (1974)
mempertimbangkan pemprosesan siasat-siasat dalam morfem-morfem dalam bahasa Inggris sebagai
bahasa kedua.
Torone, Cohen & Dunas (1976) melaporkan mengenai strategi-strategi komunikasi pada anak-ank yang
belajar Prancis sebagai kedua; Fillmore (1997) menganalisis strategi-strategi sosial dan kognitif para
pembicara Spanyol yang belajar bahasa Inggris; dan Lightbown (1997) menyelidiki siasat-siasat bagi
penghasilan bentuk-bentuk interogatif dalam bahasa Prancis sebagai bahasa kedua.
BAB 4
PEMEROLEHAN BAHASA DAN PENGAJARAN BAHASA
Selanjutnya Rivers (1981) menjelaskan ciri-ciri utama MAL itu dengan mengemukakkan “lima slogan”
seperti berikut :
1. Bahasa adalah ujaran bukan tulisan
2. Bahasa adalah seperangkat kebiasaan
3. Ajarkanlah bahasa dan bukan mengenai bahasa
4. Bahasa adalah apa yang dikatakan oleh penutur asli, bukan yang dipikirkan oleh seseorang apa yang
harus dikatakan
5. Bahasa-bahasa berbeda- beda dan beraneka ragam
Setiap bab buku pelajaran MAL terdiri atas tiga bagian utama :
1. dialog
2. latiihan pola, dan
3. kegiatan aplikasi
Seperti juga metode-metode pengajaran bahasa lainnya, maka MAL ini pun mempunyai keunggulan dan
kelemahan
o Keunggulan MAL :
1. dapat diterapkan pada kelas – kelas yang sedang
2. memberi banyak latihan dan praktek dalam menyimak dan berbicara
3. sesuai bagi semua tingkatan siswa
o Kelemahan MAL
1. dibutukan guru yang terampil dan cekatan
2. ulangan seringkali membosankan serta menghambar penghipnotisan kaidah-kaidah
3. kurang sekali memberi perhatian pada ujaran yang spontan (Steinberg, 1986:192)
Ciri-ciri utama atau prinsip-prinsip dasar pendekatan kognitif telah dirangkumkan oleh Chastain (1976)
sebagai berikut :
1. Tujuan pengajaran kognitif adalah mengembangkan pada diri para siswa tipe-tipe kemampuan yang
sama seperti yang dimiliki oleh penutur asli
2. Mengetahui menuju yang belum diketahui;maksudnya dasar pengetahuan siswa kini (struktur kognitif)
harus ditentukan sehingga prasyarat yang perlu bagi pemahaman bahan baru dapat diberikan
3. Bahan pelajaran dan guru harus memperkenalkan para siswa pada situasi-situasi yang akan
meningkatkan pemakaian bahasa kreatif.
4. Karena prilaku bahasa secara konstan bersifat inovatif dan beragam maka siswa harus diajar
memahami sistem kaidah di samping dituntut mengingat deretan permukaan dalam model hapalan
5. Belajar haruslah selalu bermakna artinya para siswa hendaknya mengerti selalu apa yang disuruh
untuk dilakukan benar-benar memahami serta melakukan dengan baik apa yang disuruh.
Keunggulan dan kelemahan pendekatan kognitif dalam pengajaran bahasa dapatlah dirangkumkan
sebagai berikut :
o Keunggulan :
1. dapat dilaksanakan dalam kelas besar
2. sabar menghadapi, memperbaiki kesalahan
3. gabungan ketrampilan-ketrampilan dapat memperkuat atau meningkatkan upaya belajar
4. cocok dan sesuai bagi semua tingkatan siswa
o Kelemahan :
1. tidak terdapat didalamnya metode tertentu
2. bukan merupakan metode khusus
3. banyak interprestasi dapat diberikan.
Terrel merangkumkan prinsip-prinsip dasar metode yang dikemukakannya ini sebagai berikut :
1. Tujuan pengajaran bahasa permulaan adalah kompetensi komunikasi langsung bukan kesempurnaan
gramatikal
2. Pengajaran harus diarahkan untuk memodifikasi serta meningkatkan tata bahasa para siswa, bukan
membangun satu kaidah pada suatu waktu
3. Para siswa harus diberi kesempatan memperoleh bahasa, bukan memaksanya untuk mempelajarinya
4. Faktor-faktor afektif yang terutama dipaksakan beroperasi dalam pengajaran bukan faktor-faktor
kognitif
5. Belajar kosakata merupakan kunci bagi pemahaman dan produksi ujaran dengan kosakata yang cukup
banyak siswa dapat memahami dan berbicara mengenai berbagai hal dalam B2 sekalipun
pengetahuannya mengenai struktur bagi semua tujuan praktis masih kosong (1977:333)
Kelemahan atau kekurangan yang paling jelas terlihat pada pendekatan alamiah ini adalah kurangnya
kosentrasi dalam peningkatan kecakapan siswa.
4.9 Belajar Bahasa Masyarakat
Belajar Bahasa Masyarakat (atau Community Language Learning) adalah sebuah pendekatan dalam
pengajaran bahasa, memberi penekanan pada peranan ranah afektif dalam mempromosikan belajar
kognitif. Ada beberapa alasan ciri utama pendekatan BBM, Prinsip pertama adalah bahwa guru bertindak
sebagai “knower/councelor” yang peranannya pada hakikatnya pasif. Disini guru menyediakan bahasa
yang perlu bagi para siswa untuk mengekspresikan diri sendiri secara bebas dan mengatakan apa saja
yang ingin dikatakannya.
Dalam metode ini terdapat lima tahap belajar, yang akan kita bicarakan berikut ini :
Tahap 1 . Para siswa membuat pertanyaan-pertanyaan dengan suara nyaring dalam bahasa-ibu mereka,
didasarkan kepada apa saja yang ingin mereka komunikasikan kepada yang lainnya dalam kelompok ini.
Tahap 2. Tahap kedua ini, yang dikenal sebagai “tahap swa-asertif” atau “self-assertive stage” berbeda
dari yang pertama dalam hal bahwa para siswa mencoba mengatakan apa yang ingin mereka katakan
tanpa campur tangan (atau intervensi) dan bantuan tetap dari pihak guru.
Tahap 3. dalam tahap kelahiran ini, pada siswa meningkatkan keberdikarian atau kemandirian mereka
dari sang guru dan berbicara dalam bahasa sasaran tanpa terjemahan, kecuali kalau siswa lain
memintanya, memerlukannya.
Tahap 4. Tahap ke empat ini disebut “tahap remaja” atau “tahap pembalikan”.
Tahap 5. “tahap kemerdekaan” ini ditandai oleh interaksi bebas antara para siswa dengan guru.
Salah satu dari keunggulan-keungulan utama metode ini adalah suasana kemasyarakatan yang hangat
yang diciptakan oleh prosedur dan ketetapan umpan balik korektif dalam konteks humanistiknya.
Namun demikian, satu bidang yang mungkin memerlukan perhatian dalam penggunaan metodelogi BBM
adalah bidang isi atau konteks.
Mengenai keunggulan dan kelemahan metode pengajaran BB< ini dapat kita buat rangkuman sebagai
berikut :
Keunggulan : Bahasa dipakai dalam konteks bagi interaksi pribadi (personal interaction)
Kelemahan : Hanya dapat dipakai buat sekelompok kecil saja.
4.10 Cara Diam
Metode cara diam atau the silent way yang diperkenalkan oleh gategno ini, dalam orientasinya dapat
diklasifikasikan sebagai kognitivis. Dalam pandangan Gattegno, pikiran merupakan agen, wali, atau
perantara aktif yang mampu membangun kriteria intinya sendiri buat belajar. Ketiga kata kunci filosofi
yang berada di belakang pendekatan ini adalah kebebasan (Independence), otonomi (autonomy), dan
pertanggungjawaban (responsibility) ; setiap siswa harus bekerja dengan sumber-sumber dalamnya
sendiri (yaitu struktur kognitif yang ada, pengalaman, perasaan, pengetahuan mengenai dunia dan
sebagainya) untuk menyerap belajar dari lingkungan metode cara diam beranggapan bahwa para pelajar
bekerja dengan sumber-sumber tersebut dan bukan dengan yang lain-lain, karena mereka hanya
bertanggung jawab bagi apa yang mereka pelajari.
Stevick mengemukakan lima prinsip atau ciri utama metode cara diam ini :
1. Mengajar haruslah merupakan bawahan atau subkoordinasis beljar
2. Belajar bukanlah secara primer merupakan tiruan atau latihan
3. Dalam belajar, pikiran memperlengkapi dirinya dengan karya nya sendiri, mencoba-coba (trial-error)
eksperimentas yang disengaja, menunda keputusan, dan merevisi konklusi (atau memperbaiki
kesimpulan)
4. Dalam pelaksanaannyha pikiran menarik yang sudah pernah diperolehnya, terutama sekali
pengalamannya dalam belajar bahasa ibu, bahasa asli
5. Kalau kativitas sang guru merupakan bawahan atau subkoordinasi bagi pelajar maka para pengajar
atau sang guru harus berhenti mencoba mencampuri atau campur tangan dan mengalihkan atau
membelokkan kegiatan tesebut (stevick, 1980:137)
Pakar lain, yaitu Karambelas (1971) mengutarakan teknik-teknik dan prinsip-prinsip metode cara diam
sebagai berikut :
1. Mengulangi contoh ucapan guru dihindarkan karena “mimikri” (atau cara meniru) tidak perlu.
2. Bahan pelajaran tidak pernah ditaklukkan atau dipahami dengan cara menghapalnya tanpa berpikir
atau tanpa menghayatinya
3. Perbaikan atau koreksi jarang sekali dilakukan oleh sang guru, selama para siswa diperkirakan dapat
mengembangkan kriteria perbaikan mereka sendiri dan sanggup mengkoreksi kesalahan-kesalahan
mereka sendiri
4. Pekerjaan lisan kerapkali diikuti oleh praktek menulis pengajaran
5. Apabila saja mungkin, sang pelajar dibuat bertanggung jawab terhadap kegiatan belajar mereka
sendiri.
Metode ini barangkali lebih terkenal karena penggunaan balok-balok berwarna yang disebut balok-balok
Cuisenaire, untuk mengjarkan struktur-struktur dasar bahasa
Secara singkat dapat dirangkumkan bahwa ada keunggulan dan kelemahan dalam metode-metode cara
diam atau the silent way ini :
Keunggulannya adalah :
1. Dapat menstimulasi penghipotesisan kaidah
2. Bahasa dipelajari dalam konteks situasional
Kelemahannya adalah :
1. hanya dapat dipraktekkan pada kelompok kecil
2. dibutuhkan guru yang terampil
3. situasinya amat sibuk dan berat bagi para siswa
4. sukar membuat ucapan yang tepat tanpa model atau contoh yang baik.
5. Tiadanya model bahasa yang baik justru membatasi perkembangan yang baik, sehingga tidak jarang
berada di bawah tingkat permulaan (Steiberg: 1986:192)
4.11 Sugestopedia
Metode ini berasal dari Bulgaria, dikembangkan oleh Georgi Lozanov (1978) seorang psikoterapis dan
ahli fisika. Lozarnov percaya bahwa teknik teknik releksasi (persantaian) dan konsentrasi akan menolong
para pelajar membuka sumber-sumber bawah sadar mereka dan memperoleh serta menguasai jumlah
kosakata yang lebih banyak dan juga struktur-struktur yang lebih mantap. Daripada yang mungkin
mereka pikirkan.
Kegiatan pelajaran terdiri dari tiga bagian yang dapat dirangkumkan sebagai berikut ini :
1. Pertama, diadakan tinjauan kembali atas bahan-bahan yang telahg dipelajari sebelumnya, secara
eksklusif dalam bahasa baru itu, permainan dan lakon, pendek, yang lucu seringkali digunakan demi
maksud ini, akan tetapi praktek mekanistik tetap dihindari atau dijauhi
2. Berikutnya, bahan baru disajikan dalam konteks melalui dialog-gialog panjang yang diperkenalkan atau
dilanjutkan dalam dua fase “konsert” dialog-gialog tersebut (sepuluh diantaranya dipakai pada pelajaran
pertama) menggambarkan situasi-situasi pemakaian bahasa khas dalam budaya sasaran.
3. Setelah kedua konsert itu selesai, maka ada pelajaran lanjutan selama delapan jam mengenai bahan
atau materi baru, yang disebut fase aktifvasi (atau activation phase) pada masa ini, para siswa ikut serta
dalam bermain peran dan kegiatan-kegiatan praktek untuk “mengaktifkan” atau “mempraktekan” bahan-
bahan yang telah mereka pelajari dalam konsert-konsert itu.
Agar metode Lozanov dapat dipraktekan atau diterapkan secara efektif diperlukan tiga unsur penting
yaitu :
1. Ruang kelas yang menarik atau atraktif (dengan cahaya yang lembut) dan suasana kelas yang
menyenangkan
2. Guru yang berkepribadian dinamis yang mampu memerankan bahan dan motivasi para siswa belajar
dan
3. Para siswa yang dapat siap-siaga dalam kesantaian (bancroft 1978 :172; krashen, 1986 :143-4
Dari uraian di atas jelas bagi kita semua bahwa Metode Sugestopedia ini mempunyai keunggulan dan
kelemahan dalam pengajaran bahasa
Keunggulannya : memberi ketenangan dan kesantaian bagi para pencinta Hayden dan pengubah lagu-
lagu klasik lainnya, perkembangan kecakapan berbahasa
Kelemahannya :
1. Hanya dapat dipergunakan bagi kelompok kecil, menjengkelkan dan menggelisahkan bagi orang-
orang yang tidak menyukai Hayden dan penggubah lagu klasik lainnya.
2. Biaya terlalu mahal
3. Belum ada ketentuan dan pesiapan bagi tingkat-tingkat menengah dan lanjutan (Staiberg, 1986; 193)
4. Buat pemahaman membaca dan menyimak terlalu terbatas
5. Bahan masukan secara pedagois dipersiapkan terlalu bersifat ekslusif (Ommagio, 1986:85)
BAB 5
PEMEROLEHAN BAHASA DAN KESALAHAN BERBAHASA
5.1 Pengantar
Setiap guru yang berdiri di depan kelas mengajar para siswa akan mengakui dan mengiakan bahwa “
tidak ada siswa yang tidak pernah membuat kesalahan selama belajar disekolah”.
Berdasarkan hal di atas maka dalam bab lima ini akan membicarakan hal-hal berikut:
1. Pengertian dan ragam kesalahan berbahasa
2. Taksonomi kategori linguistik
3. Taksonomi siasat permukaan
4. Taksonomi komparatif
5. Taksonomi efek komunikatif
6. Analisis kesalahan berbahasa
7. Koreksi kesalahan berbahasa
8. Sebuah model analisis kesalahan berbahasa indonesia secara, berurutan
Ada pula pakar yang membuat kategorisasi kesalahan berbahasa seperti berikut ini:
1. interference-like Goofs
2. L1 Developmental Goofs
3. Ambiguous Goofs
4. Unique Goofs
Secara garis besarnya kesalahan-kesalahan yang terkandung dalam taksonomi siasat permukaan ini
adalah:
1. penghilangan
2. penambahan
3. salah formansi
4. salah susun.
5.5 Taksonomi Komparatif
Klasifikasi kesalahan-kesalahan dalam taksonomi komparatif didasarkan pada perbandingan-
perbandingan antara struktur kesalahan-kesalahan B2 dan tipe-tipe kontruksi tertentu lainnya.
Dalam kepustakaan riset, kesalahan-kesalahan B2 sudah sangat sering dibandingkam dengan
kesalahan-kesalahan yang dibuat oleh anak-anak yang belajar bahasa sasaran sebagai B1 mereka dan
mengekuivalensikan frase-frase atau kalimat-kalimat dalam bahasa ibu pelajar. Berdasarkan
perbandingan tersebut maka dalam taksonomi komparatif dapat dibedakan:
1. kesalahan perkembangan
2. kesalahan antar bahasa
3. kesalahan taksa
4. kesalahan lainnya.
Agak bertentangan dengan pendapat umum yang tersebar luas, maka para peneliti secara konsisten
menemui bahwa bagian terbesar dari kesalahan-kesalahan dalam keluaran bahasa para pelajar B2
termasuk tipe kesalahan perkembangan atau development errors.
5.6 Taksonomi efek komunikatif
Kalau taksonomi siasat permukaan dan taksomasi komparatif memusatkan perhatian pada aspek-aspek
kesalahan itu sendiri, maka taksonomi efek komunikatif memandang serta menghadpi kesalahan-
kesalahan dari perspektif efeknya terhadap penyimak atau pembaca.
Berdasarkan terganggu atau tidaknya komunikasi karena kesalahan-kesalahan yang ada, maka dapatlah
dibedakan dua jenis kesalahan, yaitu :
1. Kesalahan Global atau Global Errors
2. Kesalahan Lokal atau Local Errors
PENUTUP
Pemerolehan bahasa anak merupakan salah satu proses yang dilakukan, baik secara sengaja maupun
secara tidak disengaja, bahkan tidak disengaja sama sekai. Mengenai pemrolehan bahasa ini terdapat
beberapa pengertian. Pengertian yang satu mengatakan bahwa pemerolehan bahasa mempunyai suatu
permulaan yang tiba-tiba, mendadak.
Pemerolehan bahasa pertama adalah apabila seseorang memperoleh bahasa yang semula tanpa
bahasa.
Ekabahasa yaitu Pemerolehan bahasa pertama tetapi yang diperoleh hanya satu bahasa.
Dwibahasa yaitu Pemerolehan bahasa pertama tetapi yang diperoleh dua bahasa.
Urutan Perkembangan Pemerolehan Bahasa yaitu:
1. Perkembangan Prasekolah
2. Perkembangan Ujaran Kombinatori.
3. Perkembangan Masa Sekolah
Metode terjemahan tata bahasa pada umunya mencangkup dua komponen yaitu, pertama telaah
eksplisif kaidah-kaidah tata bahasa dan kosakata, dan yang kedua yaitu penggunaan terjemahan.
Kesalahan berbahasa merupakan salah satu sisi yang mempunyai cacat pada ujaran atau tulisan sang
pelajar. Kesalahan tersebut merupakan bagian-bagian konversasi tau yang menyimpang dari norma baku
atau norma terpilih dari performasi bhasa orang dewasa