Anda di halaman 1dari 13

1.

BAB V: PRODUKSI UJARAN


1.
LANGKAH UMUM DALAM MEMPRODUKSI UJARAN
Proses dalam memproduksi ujaran dibagi menjadi empat tingkat, yaitu:
(1)
(2)

Tingkat pesan (message), di mana pesan yang akan disampaikan diproses,


Tingkat fungsional, di mana bentuk leksikal dipilih lalu diberi peran dan fungsi

semantik,

1.

(3)

Tingkat posisional, di mana konstituen dibentuk dan afiksasi dilakukan, dan

(4)

Tingkat fonologi, di mana struktur fonologi ujaran itu diwujudkan.

2.
RINCIAN PRODUKSI UJARAN
Dalam proses memproduksi ujaran orang mulai dari perencanaan mengenai topik yang akan
diujarkan, kemudian turun ke kalimat yang akan diujarkan, kemudian turun ke kalimat yang akan
dipilih.

1.

Perencanaan Produksi Wacana


Wacana dibagi menjadi dua macam yaitu dialog dan monolog. Perbedaan utamanya yaitu terletak
pada ada tidaknya interaksi antara pembicara dengan pendengar.
(1)

Wacana Dialog

Ada empat unsure yang terlibat:


1.

Unsur personalia

2.
3.

Unsur latar bersama


Unsur perbuatan bersama

4.
5.

Unsur kontribusi
Struktur percakapan

(2)

Wacana Dialog

Wacana monolog mempunyai satu partisipan, yakni orang yang berbicara itu sendiri.
1.

Perencanaan Produksi Kalimat


Menurut Clark dan Clark ada tiga kategori yang perlu diproses. Tiga proses tersebut yaitu.
(1)

Muatan Proposional

Dalam proses ini, yang perlu diperhatikan adalah pemilahan peristiwa atau keadaan.

(2)

Muatan Ilokusioner

Makna yang akan disampaikan itu akan terwujud dalam kalimat yang seperti apa.
(3)

Strukutur Tematik

Struktur tematik berkaitan dengan penentuan berbagai unsure dalam kaitannya dengan fungsi
gramatikal atau semantik dalam kalimat.
1.

Perencanaan Produksi Konstituen


Setelah perencanaan klaiamt, tahap selanjuntya yaitu tataran konstituen yang membentuk kalimat
itu.

1.

3.

HUBUNGAN ANTARA KOMPREHENSI DAN PRODUKSI

Suatu kata dapat diproduksi hanya bila telah ada komprehensi sebelumnya. Pada komprehensi
orang menerima input untuk kemudian disimpan dalam memori untuk disimpan dan dicari kembali
pada produskdi kata itu kembali diujarkan.

1.

BAB VI: PRODUKSI KALIMAT


1.
SENYAPAN DAN KILIR LIDAH
Kesenyapan dan keraguan dalam ujaran terjadi karena pembicara lupa kata-kata apa yang dia
perlukan, atau dia sedang mencari kata yang paling tepat, dsb.

1.

Senyapan ( Pauses)
Senyapan terjadi pada konstituen-konstituen yang memang memungkinkan untuk disenyapi.
Senyapan yang lebih umum terjadi pada waktu orang ragu-ragu. Tempat kesenyapan di mana para
ahli sepakat yaitu :

1.

(1)

Jeda gramatikal

(2)

Batas konstituen yang lain

(3)

Sebelum kata utama pertama dalam kosntituen.

Kekeliruan
Kekeliruan terjadi karena kilir lidah atau penyakit afasia.

1.

Kilir Lidah
Kilir lidah adalah suatu fenomena dalam produksi ujaran di mana pembicara terkilir lidahnya
sehingga kata-kata yang diproduksi bukanlah kata yang dia maksudkan. Kesalahan yang berupa kilir
lidah seperti kelapa untuk kepalamenunjukkan bahwa kata ternyata tidak tersimpan secara utuh
dan orang harus meramunya (Meyer dalam Soenjono, 2008:142). Dalam hal ini yang memiliki peran

yang sangat besar dalam meramu sebuah kata agar antara langue danparole itu sesuai adalah otak
(pikiran). Biasanya kilir lidah terjadi pada waktu orang yang berbicara merasa gugup atau ketakutan,
sehingga antara konsep yang ada di pikiran dengan bahasa yang diujarkan mengalami perbedaan.

1.

Afasia
Afasia adalah suatu penyakit wicara di mana orang tidak dapat berbicara dengan baik karena adanya
penyakit pada otaknya. Penyakit ini pada umumnya muncul karena orang tersebut menderita stroke,
yakni, sebagian otaknya kekurangan oksigen sehingga bagian tadi menjadi cacat (Soenjono,
2008:151).
Penyebab afasia selalu berupa cedera otak. Pada kebanyakan kasus, afasia dapat disebabkan oleh
pendarahan otak. Selain itu dapat juga disebabkan oleh kecelakaan atau tumor. Seseorang
mengalami pendarahan otak jika aliran darah di otak tiba-tiba mengalami gangguan. Hal ini dapat
terjadi melalui dua cara yaitu terjadi penyumbatan pada pembuluh darah dan kebocoran pada
pembuluh darah. Untuk berkomunikasi dengan penderita afasia sebaiknya menggunakan bahasa
isyarat, gambar, tulisan, atau dengan menunjuk.

1.

2.
LUPA-LUPA INGAT DAN LATAH
Dalam gejala ini ada pola tertentu yang diikuti orang, yaitu:

1.

Jumlah suku kata terlalu benar

2.
3.

Bunyi awal kata itu juga benar


Hasil akhir kekeliruan itu mirip dengan kata yang sebenarnya.
Latah mempunyai cirri-ciri berikut:

1.
2.

Konon latah hanya terdapat di Asia Tenggara


Pelakunya hamper selalu wanita

3.
4.

Kata-kata yang digunakan umunya berkaitan dengan seks atau alat kelamin pria
Kalau kelanjutannya berupa kata, maka si latah hanya akan mengulang kata yang sama.

5.

3.
PROSES PENGUJARAN
Proses pengujaran ini berarti begaimana mewujudkan ujaran itu dalam bentuk bunyi yang akan
dimengertioleh interlocutor seperti yang kita maksudkan.

1.

4.
ARTIKULASI KALIMAT
Setelah kata dan calon kalimat itu selesai diproses dan akan diujarkan, maka bagian otak yang
bertanggungjawab mengenai ujaran memerintahkan korteks motor untuk mulai bekerja. Proses
artikulasi untuk bunyi disesuaikan dengan keadaan apartus ujaran kita saat itu.

1.

5.

BAGAIMANA KEKELIRUAN TERJADI

Proses munculnya kekeliruan ini mengikuti urutan tertentu. Kecepatan ujaran atau karena alasanalasan lain bisa saja kata atau kalimat yang diujarkan itu menjadi keliru.

1.

BAB VII : PENYIMPANAN DAN RETRIVAL KATA


1.
LEKSIKON MENTAL
Leksikon mental, mempunyai system yang memungkinkan kitauntuk meretrif kembali kata-kata
secara cepat. Leksikon mental memungkinkan kita menciptakan kata sesuai dengan aturan yang ada
pada bahasa itu.
Leksikon mental memiliki informasi yang jauh kebih banyak, lebih lengkap, dan lebih rinci daripada
kamus biasa.

1.

2.

PENYIMPANAN KATA

Ada dua pandangan mengenai penyimpanan kata. Pandangan pertama adalah bahwa tiap kata
disimpan sebagai kata yang terpisah. Pandangan lainnya membantah danmenyatakan bahwa
penyimpanan kata yang berdasrkan kata ini sangatlah biris karena minda kita harus menyimpan
ribuan kata, dari 50.000 sampai 80.000.
1.

3.

FAKTOR PENGARUH UNTUK PENYIMPANAN DAN RETRIVAL

KATA
Masalah yang muncul dalam retrival kata, yaitu bagaimana kata disimpan dalam minda sehingga
dapat diretrif dengan mudah. Apakah kata disimpan berdasarkan bunyi pertamanya seperti pada
kalimat biasa?

1.

4.

MODEL PENYIMPANAN DAN RETRIVAL KATA

Para psikolinguis mengajukan model-model teoritis menjelaskan bagaimna proses mental ini terjadi
pada manusia, yaitu sebagai berikut:
1.

Serial Search Model

2.
o
o

Parallel Access Model


Logogen model
Connectionist Model

Cohort model

1.

5.
PENGETAHUAN TENTANG KATA
Ada tiga aspek untuk mengklaim bahwa kita tahu sebuah kata. Aspek pertama adalah aspek
semantik dari kata itu. Aspek kedua yang harus diketahui adalah kategori sintaktik kata itu. Aspek
ketiga adalah fonologis. Sebagai penutur asli,kita secara intuitif tidak hanya bunyi-bunyi apa yang
ada pada bahasa kita tetapi juga bagaimana bunyi-bunyi itu diatur.

1.

6.

MAKNA SUATU KATA

Makna kata merupakan bagian dari pengetahuan kita tentang kata. Makna suatu kata adalah objek
yang dirujuk oleh kata itu. Teori lain menyatakan bahwa kata tidak merujuk kepada objek tetapi
konsep,kepada ide, tentang objek itu.
1.
2.

7.
ORGANISASI KONSEP
Model Semantik Hierarkhis

3.
4.

Model Perbandingan Fitur


Spreading Activation Network Model

1.

BAB VIII : LANDASAN BIOLOGIS PADA BAHASA


1.
PERKEMBANGAN ALAT UJARAN
Perkembangan alat ujaran dari jaman purba, manusia memang mempunyai pertumbuhan yang
paling belakang dan sempurna. Perkembangan terakhir pada primate manusia yaitu alat-alat
penyuara seperti paru-paru, laring, faring, dan mulut pada dasarnya sama dengan yang ada pada
mamalia lainnya, hanya pada manusia alat-alat ini telah berkembang.

1.

2.

STRUKTUR MULUT MANUSIA VS BINATANG

Pada primat non-manusia simpanse lidah mempunyai ukuran yang tipis dan panjang tetapi
semuanya ada dalam rongga mulut. Laring pada binatang seperti simpanse terletak dekat dengan
jalur udara ke hidung. Bentuk dan letak gigi pada primat non-manusia atau gigi binatang merupakan
deretan yang terputus-putus, ukuran panjangnya tidak sama, dan letaknya miring ke depan.
Rongga mulut manusia adalah kecil, ukuran ini membuat manusia lebih mudah mengaturnya.
Lidahnya yang proposional lebih tebal daripada lidah binatang dan menjorok sedikit ke tenggorokan
memungkinkan digerakan secara fleksibel.
Selain struktur mulut, paru-paru manusia juga dengan mudah menyesuaikan diri dengan
kebutuhan. Dari segi biologi alat pernafasan manusia ditakdirkan untuk menjadi primat yang dapat
berbicara.
1.

3.

KAITAN BIOLOGI DENGAN BAHASA

Hal ini tampak pada proses pemerolehan bahasa. Karena setiap anak memperoleh bahasa dengan
melalui proses yang sama.
Pandangan masa kini mengenai bahasa menyatakan bahwa bahasa adalah finomena biologis,
khusunya finomena biologi perkembangan. Arah dan jadwal munculnya suatu elemen dalam bahasa
adalah masalah genetik. Orang tidak dapat mempercepat dan memperlambat munculnya suatu
elemen bahasa.

BAB IX : LANDASAN NEUROLOGIS PADA BAHASA

1.

1.
EVOLUSI OTAK MANUSIA
Evolusi otak dari ahli palaeneurologi menunjukan bahwa evolusi otak dari
primatAustrolopithecus sampai kini telah berlangsung sekitar 3 juta tahun. Perkembangan otak
dapat di bagi menjadi empat tahap. Tahap pertama adalah tahap perkembangan ukuran. Tahap
kedua adalah adanya perubahan reorganisasi pada otak tersebut. Tahap ketiga adalah munculnya
system fiber yang berbeda-beda pada daerah-daerah tertentu. Tahap terakhir adalah munculnya dua
hemisfer yang asimitris.
Otak manusia telah mengalami evolusi dari yang paling sederhana ke yang paling rumit seperti yang
kita miliki sekarang.

1.

2.
OTAK MANUSIA VS OTAK BINATANG
Dibandingkan dengan binatang volume otak mansia memang lebih besar. Namun, yang
membedakan manusia dan binatang, khusunya dalam hal penggunaan bahasa, bukanlah ukuran dan
bobot otaknya. Manusia berbeda dari binatang karena strukutr dan organisasi otaknya berbeda.
Perbandingan antara otak manusia dengan otak binatang yang paling modern sekali pun tampak
bahwa baik struktur maupun organisasinya sangat berbeda. Perbedaan neurologi seperti ini yang
membuat manusia dapat berbahasa sedangkan binatang tidak.

1.

3.

KAITAN OTAK DENGAN BAHASA

Otak memegang peran yang sangat penting dalam bahasa. Kaitan otak dan bahasa yaitu apabila
input yang masuk adalah dalam bentuk lisan, maka bunyi-bunyi itu ditanggapi di lobe temporal,
khususnya oleh korteks primer pendegaran. Setelah diterima, dicerna, dan diolah maka bunyi-bunyi
bahasa tadi dikirim ke daerah Wernicke untuk diinterpretasikan. Di daerah Broca proses
penanggapan dimulai, setelah diputuskan tanggapan verbal itu bunyinya seperti apa maka daerah
Broca memerintahkan motor korteks untuk melaksanakan perintahnya.
1.

4.

PERAN HEMISFER KIRI DAN HEMISFER KANAN

Sebuah eksperimen menunjukan bahwa input yang masuk lewat telinga kanan jauh lebih akurat
daripada yang lewat kiri. Bila hemisfer kiri diambil maka kemampuan berbahasa orang itu menurun
dengan drastis. Sebaliknya, jika yang diambil hemisfer kanan, orang tersebut masih dapat
berbahasa, meskipun tidak sempurna.
Hemisfer kanan mempunyai peran bahasa, tetapi memang tidak sesensitif seperti hemisfer kiri.
Namun, hemisfer kanan memegang peran yang cukup penting.
1.

GANGGUAN WICARA
Stroke mempunyai berbagai akibat. Adanya control silang dari hemisfer kiri dan hemisfer kanan
maka stroke yang terdapat pada hemisfer kiri akan menyebabkan gangguan pada belahan badan
sebelah kanan, begitu juga sebaliknya.
Gangguan wicara yang disebabkan oleh stroke dinamakan afasia.
Macam-macam afsia

Afasia broca

o
o

Afasia wernicke
Afasia anomik

o
o

Afasia global
Afasia konduksi
Akibat lain dari Stroke

o
o

Orang yang kena stroke dapat kehilangan ingatannya


Menyebabkan penyakit prosopagnosia

1.

6.

HIPOTESE UMUR KRITIS

Hipotese yang bernama Hipotese Umur Kritis yang diajukan oleh Lennerberg (1967), yang
menyatakan pada esensinya hipotese ini mengatakan bahwa antara umur 2 sampai dengan 12 tahun
seorang anak dapat memperoleh bahasa mana pun dengan kemampuan penutur asli.
1.

7.
KEKIDALAN DAN KEKINANAN
Menurut penelitian jumlah penduduk dunia yang kidal hanyalah 9%, dari jumlah itu hanya 30%
yang didominasi hemisfer kanan.
Masalah kekidalan adalah masalah genetic. Menurut sebagian pendapat kekidalan terjadi karena
kadar dominasi hemsifer kiri pada orang kidal yang tidak sekuat seperti pada orang kinan membuat
orang kidal mempuanyai masalah membaca dan menulis.

1.

8.
OTAK PRIA DAN OTAK WANITA
Ada pendapat bahwa ada perbedaan antara otak pria dengan otak wanita dalam hal bentuknya,
yakni hemisfer kiri wanita lebih tebal daripada hemisfer kanan. Keadaan ini yang menyababkan
kelas bahasa didominasi oleh wanita.

1.

9.

BAHASA SINYAL

Bahasa ini mempergunakan tangan dan jari-jari untuk membentuk kata dan kalimat. Orang yang
tidak dapat berkomunikasi secara lisan menggunakan bahasa lisan.
Orang yang menggunakan bahasa sinyal memakai hemisfer kirinya untuk bersinyal. Karena, pada
umumnya jika hemisfer kanan tidak terjadi gangguan dalam bersinyal, maka tatabahasanya masih
utuh dan tidak terbata-bata.
1.

10.

METODE PENELITIAN OTAK

Dengan kemajuan teknologi banyak kemajuan yang telah dicapai mengenai kaitan otak dan bahasa,
tetapi dari segi masalah yang kita hadapi kita baru melihat ujungnya saja. Masih banyak lagi yang
harus diteliti.
Dalam hal penelitian otak,kini telah terdapat CT atau CAT (Computerized Axial Tomography),PET
(Positron Emission Tomography), MRI (Magnetic Resonance Imaging) dan ERPs (Event Related

Potentials). Dengan alat tersebut, orang lebih pasti untuk menentukan bagian-bagian mana dari otak
yang terlibatdalamkegiatan verbal.

BAB X: PEMEROLEHAN BAHASA


1.

1.
SEJARAH KAJIAN PEMEROLEHAN BAHASA
Minat terhadap bagaimana anak memperoleh bahasa sebenarnya sudah lama sekali ada. Konon raja
Mesir pada abad ke-7 SM, Psammetichus I, menyuruh bawahannya untuk mengisolasi dua dari
anaknya untuk mengetahui bahasa apa yang akan dikuasai anak-anak itu. Sebagai raja Mesir, ia
mengharapkan bahasa yang keluar dari anak-anak itu adalah bahasa Arab, meskipun akhirnya dia
kecewa.
Ingram, membagi perkembangan studi tentang pemerolehan bahasa menjadi tiga tahap, yaitu:
Periode buku harian (tahun 1876 s.d. 1926) kajian pemerolehan bahasa anak dilakukan dengan
cara peneliti mencatat apa pun yang diujarkan oleh anak dalam suatu buku harian. Data dalam buku
harian ini kemudian dianalisis untuk disimpulkan hasil-hasilnya.
Periode sampel besar (tahun 1926 s.d. 1957) berkaitan dengan munculnya aliran baru dalam ilmu
jiwa yang bernama behaviorisme yang menekankan peran lingkungan dalam pemerolehan
pengetahuan, termasuk pengetahuan bahasa. Untuk mendapatkan hasil yang sahih dan akurat
diperlukan sampel yang besar.
Periode kajian longitudinal, yang dimulai dengan munculnya buku ChomskySyntactic
Structures (1957), merupakan titik awal tumbuhnya aliran mentalisme atau nativisme pada ilmu
linguistik. Aliran ini menandaskan adanya bekal kodrati yang dibawa pada waktu anak dilahirkan.
Bekal kodrati inilah yang membuat anak di mana pun juga memakai strategi yang sama dalam
memperoleh bahasanya. Ciri utama periode kajian longitudinal adalah memerlukan jangka waktu
yang panjang karena yang diteliti adalah perkembangan sesuatu yang sedang dikaji dari satu waktu

1.

sampai ke waktu yang lain.


2.
METODE PENELITIAN DAN PEMEROLEHAN BAHASA
Metode penelitian yang dapat dipakai yaitu berupa observasi. Kemajuan teknologi mempermudah
data yang diperoleh dengan merekan ujaran maupun tingkah laku anak saat berujar, baik secara
visual maupun auditori.
Metode yang lain adalah wawancara. Metode ini berguna untuk mengecek dan mengecek ulang
sesuatu yang ingin diketahui oleh peneliti.
Metode ketiga yang dapat dipakai adlah eksperimen. Metode ini dipakai kalau peneliti ingin jawaban
terhadap suatu masalah.

1.

3.

UNIVERSAL BAHASA

Chomsky membedakan dua macam universal, yaitu universal substantif dan universal formal.
Universal subsatnsif berupa unsur atau elemen yang membentuk bahasa. Universal formal berkaitan
dengan cara bagaimana universal substansif itu diatur.
Kekontroversi antara Nurture dengan Nature
Manusia di mana pun pasti dapat menguasai bahasa atau memperoleh bahasa asalkan tumbuh di
dalam suatu masyarakat. Proses pemerolehan ini merupakan hal yang kontroversial di antara para
ahli bahasa. Mereka mempermasalahkan apakah pemerolehan bahasa ini
bersifat nurture atau nature. Mereka yang menganut aliran behaviorisme mengatakan pemerolehan
ini bersifat nurture, yakni pemerolehan itu dipengaruhi oleh lingkungannya. (Soenjono
Dardjowidjojo, 2005:234)
Pelopor modern dalam pandangan ini adalah seorang psikolog dari universitas Harvard, B.F.
Skinner. Dalam verbal behaviour (1957) Skinner menyimpulkan bahwa pemerolehan pengetahuan,
termasuk pengetahuan pemakaian bahasa, berdasarkan adanya stimulus, yang kemudian diikuti
oleh respon. Menurut Skinner bahasa adalah seperangkat kebiasaan. Kebiasaan hanya diperoleh
dengan pelatihan yang bertubi-tubi. Pandangan inilah yang menjadi dasar mengapa latihan tubian
(drills) merupakan bagian yang sangat penting dalam pengajaran bahasa asing pada metode
seperti Oral Aproach atau Audiolingual Approach. (Soenjono Dardjowidjojo, 2005:235)
Pada tahun 1959 Chomsky menulis resensi yang secara tajam menyerang teori Skiner. Pada dasarnya
Chomsky berpandangan bahwa pemerolehan bahasa tidak didasarkan pada nurture, tetapi
pada nature. Anak memperoleh kemampuan untuk berbahasa seperti memperoleh kemampuan
untuk berdiri dan berjalan (tabula rasa), tetapi anak telah dibekali alat berupa piranti pemerolehan
bahasa. Piranti ini bersifat universal, artinya anak mana pun pasti memiliki piranti ini. Ini terbukti
dari adanya persamaan dari satu anak dengan anak yang lainnya dalam proses pemerolehan bahasa
mereka. (Soenjono Dardjowidjojo, 2005:235)
Lebih lanjut Soenjono Dardjowidjodo (2005:236) menjelaskan nurture sebagai masukan yang
berupa bahasa, yang akan menentukan bahasa mana yang akan diperoleh anak, tetapi prosesnya
sendiri berupa kodrat (innate) dan inner-directed. Oleh karena itu, bahasa bukan suatu kebiasaan
melainkan suatu sistem yang diatur oleh seperangkat peraturan (rule-governed). Bahasa juga kreatif
dan memiliki ketergantungan struktur.
Kontroversi antara nurture dan nature ini masih berlanjut, meskipun sebagian besar linguis kini
percaya bahwa pandangan Chomsky yang mendekati kebenaran. Namun demikian,
faktor nurture tidak dapat dikesampingkan begitu saja. Banyak contoh peristiwa yang
menggambarkan nurture vs nature, misalnya karya fiksi Edgar Rice Burogh,Tarzan, sebenarnya
bukti khayalan atau adanya interaksi antara nurture dengan nature. Pada tahun 1800, di Prancis
ditemukan anak laki-laki bermur 11-12 tahun yang sering menyusup desa dan hutan dipelihara dan
dididik oleh seorang tuli ternyata gagal untuk berbicara seperti manusia pada umumnya.
Peristiwa nurture vs nature juga terjadi di California, sebagai objek penelitian seorang anak
bernama Ginie yang disekap orangtuanya di kamar kecil selama 13 tahun. Ginie diberi makan, tetapi
tidak pernah diajak bicara, setelah ditemukan dan kemudian dilatih berbahasa selama delapan
tahun ternyata gagal dan tetap saja tidak dapat berbahasa seperti manusia lainnya.

Dari gambaran di atas tampak bahwa baik nurture maupun nature untuk memperoleh
bahasa. Nature diperlukan karena tanpa bekal kodrati makhluk tidak mungkin dapat
berbahasa. Nurture juga diperlukan karena tanpa adanyainput dari alam sekitar bekal yang kodrati
itu tidak akan terwujud.
Jadi, seperti halnya tingkah laku manusia dipengaruhi oleh faktor bawaan dan faktor pengalaman
(lingkungan), pemerolehan bahasa juga dipengaruhi oleh faktor bawaan (nature) dan faktor alam
sekitar (nurture). Keduanya saling terkait dan saling mendukung dalam upaya pemerolehan bahasa
manusia.
1.

4.
UNIVERSAL DALAM PEMEROLEHAN BAHASA
Pemerolehan bahasa seorang anak berkaitan erat dengan konsep universal. Sejauh mana konsep
universal itu mempengaruhi pemerolehan kelihatannya tergantung pada sifat kodrati komponen
bahasa.
Komponen fonologi, yang lebih banyak terkait dengan neurobiology bagi manusia tampaknya yang
paling universal. Sementara itu komponen sintaksis dan emantik memiliki kadar universal yang
lebih rendah.

1.

5.

RERATA PANJANG UJARAN

Cara menghitung panjang ujaran anak adalah:

1.

a)

Ambil sampel sebanyak 100 ujaran

b)

Hitung jumlah morfemnya

c)

Bagilah jumlah morfem itu dengan jumlah ujaran

6.
BAHASA IBU VERSUS BAHASA SANG IBU
Bahasa ibu adalah bahasa pertama yang dikuasai atau diperoleh anak. Jika anak Indonesia lahir dan
dibesarkan di Boston dan dari kecil dia memakai bahasa Inggris, maka bahasa Inggris adalah bahasa
ibu dia.
Bahasa sang ibu adalah bahasa yang dipakai oleh orang dewasa pada waktu berbicara dengan anak

1.

yang sedang dalam proses memperoleh bahasa ibunya.


7.
KOMPREHENSI DAN PRODUKSI
Orang dewasa mempunyai jumlah kosakata yang dipakai secara aktif adalah lebih rendah daripada
kata-kata yang dapat dimengerti.

1.

8.

PROSES PEMEROLEHAN BAHASA

Proses anak mulai mengenal komunikasi dengan lingkungannya secara verbal disebut dengan
pemerolehan bahasa anak. Pemerolehan bahasa pertama (B1) anak terjadi bila anak yang sejak
semula tanpa bahasa kini telah memperoleh satu bahasa. Pada masa pemerolehan bahasa, anak

lebih mengarah pada fungsi komunikasi daripada bentuk bahasanya. Pemerolehan bahasa anakanak dapat dikatakan mempunyai ciri kesinambungan, memiliki suatu rangkaian kesatuan, yang
bergerak dari ucapan satu kata sederhana menuju gabungan kata yang lebih rumit.

1.

BAB XI: MEMORI, PIKIRAN, DAN BAHASA


1.
SEKILAS TENTANG KAJIAN MEMORI
Pada abad ke 19, studi tentang memori kebanyakan dilakukan oleh para ahli filsafat. Namun, pada
abad ke 20 fokus penelitian beralih ke studi yang sifatnya eksperimental yang mula-mula dilakukan
oleh para psikolog tetapi kemudian juga oleh para ahli biolog. Dari sudut pandang biologi dan
psikologi memberikan harapan untuk dapat menyajikan gambaran yang lebih memadai mengenai
bagaimana otak dapat mengingat dan belajar.

1.

2.
DI MANA MEMORI DISIMPAN?
Menurut para ahli memori tidak terletak pada satu tempat di otak. Dengan dibantu alat tertentu
menunjukan bahwa memori memang tidak berada di suatu tempat khusus di otak.

1.

3.
MACAM-MACAM MEMORI
Banyak para ahli yang membagi memori karena memoritidak hanya satu macam, salah satunya
psikolog seperti William James (1984-1910) ,membagi memori menjadi dua kelompok besar yaitu
memori pendek dan memori panjang.
Memori pendek merujuk pada macam memori yang menahan informasi secara temporer sampai
memori itu dilupakan atau dimasukan ke dalam memori panjang.

1.

4.
PEMBENTUKAN DAN PEMAKAIAN MEMORI
Menurut Clark dan Clark, memori dibentuk dan dipakai melalui tiga tahap, yaitu input,
penyimpanan, dan output.
Pada tahap input, umumnya menerima masukan baik lisan maupun tulisan, kemudian memberikan
interpretasi tentang masukan itu untuk memahaminya.
Tahap penyimpanan dimulai dengan proses menyimpan informasi pada memori pendek.
Pada tahap output, ada dua cara yang dipakai yaitu rekognisi dan rekol.

1.

5.
MEMORI DAN HAFALAN
Hafalan juga merupakan memori namun prosesnya berbeda. Memori bisaternetuk tanpa kita
mengadakan suatu usaha khusus untuk memperolehnya. Hafalan hanya akan dapat menjadi memori
dengan suatu usaha atau tindakan yang khusus.

1.

6.

PROPOSISI DALAM MEMORI

Yang disimpan dalam memori ini bukan kata melainkan makna.

1.

7.
PIKIRAN DAN BAHASA
Sebagian berpendangan bahwa orang dapat berfikir tanpa memakai bahasa, sementara sebagian
yanglain berpendapat sebaliknya.

1.

Universal versus Relativitas


Pandangan dan hipotese yang mengatakan bahwa bahasa mempengaruhi cara berfikir penuturnya
dirujuk dengan nama hipotese relativitas linguistic.
Untuk mendukung hipotese ini Boas memberikan tiga argument. Pertama, bahasa mengklasifikasi
pengalaman. Kedua, bahasa yang berbeda-beda mengklasifikasikan pengalaman dengan cara yang
berbeda-beda pula. Ketiga, fenomena linguistic itu umunya bersifat tak sadar, mungkin karena
produksi ujaran bersifat otomatis.

1.

Kompleksitas dalam Ujaran dan Pikiran


Pikiran yang komleks dinyatakan dalam kalimat kompleks pula. Kompleksitas makna dalam kalimat
yang kompleks ini muncul karena dalam suatu kalimat yang kompleks selalu terdapat proposisi yang
jumlahnya lebih banyak.
BAB XII: MEMBACA DAN PSIKOLINGUISTIK

1.

1.
SEJARAH TULISAN
Sejarah mengenai tulisan dapat ditelusuri ke tahun 3100 SM pada bangsa Sumeria yang hidupdi
Mesopotamia purba di antara sungai Tigris dan Euphrates.
Sementara itu, orang Mesir sekitar tahun 3000 SM juga mengembangkan system tulisan dengan
gambar yang dikenal sebagai hieroglyph.
Perkembangan terakhir tulisan yaitu munculnya alfabet. Perkembangan ini dari berbagai macam
bentuk menunjukan adanya satu arah yang sama, yaitu makin lama bentuk-bentuk ini makin
berubah dari sesuatu yang berwujud kongkrit ke suatu bentuk lain yang abstrak yang berupa garisgaris lurus dan bengkok.

1.

2.
GRAFEM DAN FONEM
Grafem adalh keseluruhan dari huruf atau campuran huruf yang mewakili fonem. Suatu system
tulisan grafem dengan tiga varian atau alograf. Suatu system tulisan yang ideal adalah bahwa
hubungan antara grafem dan fonem itu satu-lawan-satu.
Dalam kaitannya dengan membaca, korelasi antara grafem dan fonem ini memegang peran yang
sangat penting karena makin besar korelasi itu makin mudah bagi orang untuk mengucapkan apa
yang dibaca.

1.

3.
ELEMEN PADA HURUF
Tiap huruf pada alfabet latin terdiri dari elemen-elemen yang sederhana yang diramu dengan
berbagai cara. Bentuk huruf tidak selamanya sama. Satu hal yang jelas adalah bentuk huruf capital
dengan huruf kecil sangat berbeda.

1.

4.

TAHAPAN DALAM MEMBACA

Empat tahap dalam berbahasa yang sampai kini masih dianggap benar adalah tahap mendengarkan,
berbicara, membaca, dan menulis. Dua tahap pertama berkaitan dengan bahasa lisan dan dua tahap
terakhir dengan bahasa lisan.
Dalam masyarakat modern membaca dan menulis merupakan bagian yang tidak dapat
dikesampingkan karena tanpa kemampuan ini dunia kita akan tertutup dan terbatas hanya pada apa
yang ada di sekitar kita.
Dalam membaca ada dua tahap utama yaitu:
1.

Tahap pemula
Tahap ini yang mengubah manusia dari tidak dapat membaca menjadi dapat membaca. Pada tahap
pemula, anak perlu memperhatikan dua hal yaitu keteraturan bentuk dan pola gabungan huruf.

1.

Tahap Lanjut
Proses membaca tahap lanjut menekankan pemahaman makna dari bahan yang dibaca meskipun ini
tidak berarti bahwa pada tahap pemula tidak ada makna yang terkait. Pada tahap ini membaca dapat
didefenisikan sebagai suatu proses untuk menganalisis input yang berupa bahan tersebut.

1.

5.

METODE PENGAJARAN BAHASA

Ada dua pandangan yang saling bertentangan mengenai proses membaca. Dalam pandangan
pertama model bawah ke atas berasumsi bahwa rekognisi kata itu tergantung terutama pada
informasi yang ada pada stimulus, yakni kata-kata yang terlihat dari cetakan, bukan pada konteks
lingusitik. Pandangan kedua yang dasarnya dari atas ke bawah. Cara ini melibatkan fonologi tetapi
langsung dari otografi ke makna.

1.

6.
BEBERAPA MODEL UNTUK MEMBACA
Model atas ke bawah, sering juga dinamakan model berdasarkan konteks,mengasumsikan bahwa
informasi tentang knteks, mengasumsikan bahwa informasi tentang konteks dapat secara langsung
mempengaruhi caranya kata dipersepsi dan diinterpretasi.
Model bawah ke atas, yang juga disebut model yang berdasarkan stimulus adalah rekognisi kata
tergantung terutama pada informasi yang ada pada kata itu, bukan pada konteksnya.

Anda mungkin juga menyukai