Oleh:
Kelompok 5
181010700258 Anggraeni
181010700254 Hijriana Amelia
181010700324 Neneng Saraswati
181010700287 Nyayu Fajrina Dwi Lestari
181010700274 Sri Widya Astuti
Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa atas kesempatan yang diberikan untuk
menyelesaikan tugas mata kuliah retorika berupa makalah mengenai wawancara dan mendongeng.
Hambatan selama penyelesaian makalah hanya kesulitan kecil yaitu ketika melakukan
pengumpulan data tentang wawancara maupun mendongeng, sedikit sekali ditemukan
pembahasan yang membahas detail keterkaitan retorika dalam wawancara dan mendongeng.
Banyak ditemukan penjabaran wawancara, dongeng, dan retorika dalam konteks yang berbeda.dan
terpisah.
Dengan diselesaikannya makalah ini, besar harapan untuk dapat memberikan manfaat
khususnya di bidang kajian morfologi.
Tangerang, 26-10-2019
Tim Penyusun
i
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang …………………………………………………………………… 1
1.2 Rumusan Masalah ………………………………………………………………... 1
1.3 Tujuan Pembahasan ……………………………………………………………… 2
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Wawancara ……..………………………………………………………………... 3
2.1.1 Pengertian Wawancara dan Jenis-Jenisnya ………………………………… 3
2.1.2 Tujuan dan Fungsi Wawancara …………………………………………….. 4
2.1.3 Teknik dan Metode Wawancara …………………………………………… 4
2.1.4 Persiapan, Sikap yang Harus Dimiliki Pewawancara ……………………… 4
2.2 Mendongeng ……………………………………….……………………………………... 5
2.2.1 Pengertian Mendongeng …………………………………………………… 5
2.2.2 Tujuan dan Manfaat Mendongeng …………………………………………. 5
2.2.3 Persiapan dan Cara Mendongeng yang Baik dan Benar …………………… 7
2.3 Hubungan Retorika dalam Wawancara dan Mendongeng……….…………………. 9
ii
1
BAB I
PENDAHULUAN
2
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Wawancara
2.1.1 Pengertian wawancara dan Jenis-Jenisnya
Wawancara adalah tanya jawab dengan seseorang yang diperlukan untuk
dimintai keterangan atau pendapatnya mengenai suatu hal, atau dengan kata lain
dapat juga dikatakan bahwa wawancara adalah tanya jawab antara pewawancara
dengan yang diwawancarai untuk meminta keterangan atau pendapat tentang suatu
hal. Jadi, sebenarnya pengertian wawancara adalah upaya yang dilakukan
seseorang atau suatu pihak untuk mendapatkan keterangan, atau pendapat
mengenai sesuatu hal yang diperlukannya untuk tujuan tertentu, dari seseorang atau
pihak lain dengan cara tanya jawab.
Jenis-Jenis wawancara:
1) Wawancara bebas, yaitu wawancara yang susunan pertanyaannya
tidak ditentukan lebih dahulu dan pembicaraannya tergantung kepada
suasana wawancara.Contohnya, wawancara yang dilakukan seorang
wartawan dengan artis atau pejabat pemerintah.
4
2) Pewawancara harus menentukan topik dan menyampaikannya kepada
narasumber
3) Pewawancara harus menentukan tempat dan waktu melakukan wawancara
4) Pewawancara harus mengonfirmasi narasumber perihal cara melakukan
wawancara.
Saat melakukan wawancara, pewawancara harus dapat menciptakan
suasana agar tidak kaku sehingga responden mau menjawab pertanyaan-pertanyaan
yang diajukan. Untuk itu, sikap-sikap yang harus dimiliki seorang pewawancara
adalah sebagai berikut:
1) Netral; artinya, pewawancara tidak berkomentar untuk tidak setuju terhadap
informasi yang diutarakan oleh responden karena tugasnya adalah merekam
seluruh keterangan dari responden, baik yang menyenangkan atau tidak.
2.2 Mendongeng
2.2.1 Pengertian Mendongeng
Dongeng adalah cerita khayalan atau cerita yang tidak benar-benar terjadi.
Dongeng biasanya bersifat menghibur dan mengandung nilai pendidikan.
Mendongeng adalah mencerita cerita yang termasuk dongeng seperti fabel,
legenda, mite, cerita rakyat.
2.2.2 Tujuan dan Manfaat Mendongeng
a. Tujuan Mendongeng
1) Menanamkan pesan-pesan atau nilai-nilai sosial, moral dan agama
yang terkandung dalam sebuah cerita.
5
3) Memungkinkan anak untuk mengembangkan kognitif, efektif maupun
psikomotorik.
b. Manfaat Mendongeng
1) Mengajarkan Nilai Moral yang Baik
Dengan memilih dongeng yang isi ceritanya bagus, maka akan
tertanam nilai-nilai moral yang baik. Setelah mendongeng
sebaiknya pendongeng menjelaskan mana yang baik yang patut
ditiru dan mana-mana saja yang buruk dan tidak perlu ditiru dalam
kehidupan sehari-hari. Berbagai tindak kenakalan dapat dikurangi
dari menanamkan perilaku dan sifat yang baik dari mencontoh
karakter ataupun sifat-sifat perilaku di dalam cerita dongeng.
Mendongeng mungkin memiliki efek yang lebih baik daripada
mengatur anak dengan cara kekerasan (memukul, mencubit,
menjewer, membentak, dan lain-lain).
6
5) Mendekatkan Anak-Anak Dengan Orangtuanya
Terjadinya interaksi tanya jawab antara anak-anak dengan
orangtua secara tidak langsung akan mempererat tali kasih sayang.
Selain itu tertawa bersama-sama juga dapat mendekatkan hubungan
emosional antar anggota keluarga. Apabila sering dilakukan maka
bisa menghilangkan hubungan yang kaku antara anak dengan
orangtua yang mendongengkan.
2) Menyiapkan cerita
Jika ingin mendongeng dengan anak, ide cerita pengantar tidur
anak bisa datang dari mana saja. Boleh juga kok membacakan buku
dongeng anak. Pilih buku cerita bergambar dan berwarna. Ini akan
menarik minat si kecil untuk mendengarkan. Biarkan si kecil
memilih cerita yang disukainya, karena semakin anak tertarik, maka
7
akan semakin mudah mendongeng. Ide cerita juga bisa diambil dari
tema sederhana yang dekat dengan keseharian si kecil. Misalnya,
cerita tentang anak yang berangkat ke sekolah, apa yang harus
dilakukan. Atau cerita berbagi mainan dengan teman atau saudara
di rumah.
4) Ekspresi wajah
Ekspresi wajah juga penting. Mainkan mimik atau ekspresi muka
ketika bercerita. Sedih, marah, senang, malu, dan lainnya. Melihat
ekspresi ini akan membuat si kecil lebih antusias mendengarnya.
5) Interaktif
Mendongeng akan lebih seru kalau dilakukan dengan interaktif.
Libatkan anak atau pendengar ketika bercerita.
7) suara.
Bedakan suara pada setiap karakter supaya lebih mudah dikenal
dan karakternya lebih kuat. Dialog di antara dua tokoh, juga bisa
diolah suara agar terlihat memang seperti dua orang yang sedang
berbicara satu sama lain. Suara hewan dalam dongeng fabel bisa
diatur dengan suara berbeda.
8) Mengatur waktu.
Perhatian waktu ketika mendongeng. Jika mendongeng dengan
anak, akan lebih seru jika dilakukan sebelum tidur. Karena pada saat
tersebut, pikiran anak sudah lebih rileks.
8
9) Kontak mata.
Saat bercerita di depan anak kecil, lakukan kontak mata dengan si
kecil, agar isi pesan lebih mudah tersampaikan. Tanyakan apa
pendapatnya tentang tokoh cerita atau isi dongeng tersebut.
9
10
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Retorika merupakan seni berbicara yang sangat dibutuhkan dalam melakukan
semua aktifitas yang berupa komunikasi, seperti wawancara dan mendongeng.
Wawancara dan mendongeng selain diperlukan persiapan, sikap, dan metode yang tepat
dalam pelaksanaannya, juga tidak terlepas dari dasar-dasar retorika yang harus dikuasai
setiap pewawancara dan pendongeng.
3.2 Saran
Sebelum menyusun makalah mengenai keterkaitan retorika dalam melakukan
wawancara dan mendongeng, ada baiknya harus dipahami dulu materi pokok retorika,
wawancara, dan mendongeng itu sendiri, setelah dipahami dari masing-masing
pembahasan secara terpisah, baru dapat dilihat hubungan dari tiga konteks yang terpisah
tersebut.
DAFTAR PUSTAKA
11