Anda di halaman 1dari 13

ALUR DAN PENGALURAN

“MAKALAH”

Untuk Mememnuhi Tugas Mata Kuliah :

Kajian dan Apresiasi Prosa

Yang diampu oleh:

Reni Maisatus Sagita, M.Pd.

Disusun Oleh:

Nama: NIM:

Himatul Fadhilah (1988201004)


Muhamad Ibdaus Sobirin (1988201018)

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA BLITAR


FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN DAN SOSIAL
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN BAHASA INDONESIA
Oktober 2020
KATA PENGANTAR

Puji syukur atas kehadirat Allah SWT. Yang mana telah memberikan
rahmat dan karunianya pada penyusun. Sehingga penyusun dapat menyelesaikan
makalah yang berjudul “Alur Dan Pengaluran”, untuk memenuhi tugas mata
kuliah Kajian dan Apresiasi Prosa.
Tidak lupa penyusun menyampaikan terimakasih kepada:

1. Reni Maisatus Sagita, M.Pd. selaku dosen pengampu mata kuliah Kajian
dan Apresiasi Prosa.
2. Kelompok dua dan teman-teman Universitas Nahdlatul Ulama Blitar
progam studi Pendidikan Bahasa Indonesia yang telah membatu
menyelesaikan tugas ini.

Kelompok dua menyadari dalam penyusunan makalah ini masih banyak


kekurangan yang terdapat di dalamnya, untuk itu penyusun sangat mengharapkan
adanya kritikan dan masukan yang bersifat membangun demi kesempurnaan
makalah ini. Akhir kata penulis berharap semoga makalah ini berguna dan
bermanfaat bagi para pembaca dan peneliti selanjutnya.

Blitar, Oktober 2020


Penyusun

Kelompok dua

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR…………………………….........………….....................i

DAFTAR ISI………………………….…………………….…………………...ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 LatarBelakang………………………………………………….……..1

1.2 RumusanMasalah………………………………………………..........1

1.3 Tujuan ……………………………………………………………......1

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Hakikat Alur......................................................................................... 2

2.2 Struktur Alur......................................................................................... 2

2.3 Kaidah Alur.......................................................................................... 3

2.4 Fungsi Alur........................................................................................... 4

2.5 Jenis Alur.............................................................................................. 4

2.6 Perbedaan Plot...................................................................................... 5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan……………………………………....…………………...8

3.2 Saran……………………………………………………...………......9

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………….....…....10

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Alur atau plot merupakan unsur fiksi yang penting, bahkan tidak sedikit
orang menganggap lebih penting dari unsur fiksi yang lain. Alur mengatur
bagaimana tindakan-tindakan harus bertalian satu sama lain, bagaimana satu
peristiwa berhubungan dengan peristiwa lain, bagaimana tokoh digambarkan dan
berperan dalam peristiwa itu yang semuanya terikat dalam suatu kesatuan waktu.
Alur merupakan tulang punggung suatu cerita, yang menuntun kita memahami
keseluruhan cerita dengan segala sebab-akibat di dalamnya.
Maka dari itu penyusun akan membahas dalam makalah ini tentang alur
atau plot untuk mempermudah dalam menela’ah sebuah cerita atau novel sehingga
bisa menikmati atau membuat karya tersebut menjadi indah.

1.2 Rumusan Masalah


1.2.1 Apa yang dimaksud dengan hakikat alur ?
1.2.2 Apa saja struktur alur/plot ?
1.2.3 Bagaimana kaidah-kaidah alur ?
1.2.4 Bagaimana fungsi alur/plot ?
1.2.5 Apa saja jenis laur ?
1.2.6 Bagaimana perbedaan plot ?
1.3 Tujuan
1.3.1 Agar mengetahui hakikat alur
1.3.2 Agar mengetahui struktur plot/alur
1.3.3 Agar mengetahui tentang kaidah-kaidah alur
1.3.4 Untuk mengetahui fungsi laur/plot
1.3.5 Untuk mengetahui jenis alur
1.3.6 Untuk mengetahui perbedaan plot

1
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Hakikat Alur
Menurut Stanton (1965 : 14), mengemukakan bahwa alur adalah cerita
yang berisi urutan kejadian namun tiap kajian itu hanya dihubungkan secara
sebab-akibat. Menurut Kenny (1966 : 14), mengemukakan alur sebagai peristiwa-
peristiwa yang disampaikan dalam cerita yang tidak bersifat sederhana, karena
pengarang menyusun peristiwa-peristiwa itu berdasarkan kaitan sebab-akibat.
Menurut orster (1970 : 93), mengemukakan bahwa alur adalah peristiwa-peristiwa
yang mempunyai penekanan pada adanya hubungan kausalitas. Menurut
Ambrams (1981 : 137), mengemukakan bahwa plot adalah sebuah karya fiksi
merupakan struktur peristiwa-peristiwa yaitu sebagaimana yang terlihat dalam
pengurutan dan penyajian berbagai peristiwa tersebut untuk mencapai efek
emosional dn efek artistic tertentu.
Dari pendapat diatas dapat disimpulkan bahwa Alur atau pemplotan adalah
serangkaian cerita yang dimulai dengan cerita pembuka dan diakhiri dengan
penutup cerita. Dalam rangkaian cerita tersebut disusun seolah-olah merupakan
kisah yang benar-benar hidup atau nyata. Suatu cerita fiksi dapat menarik
pembaca bila pengarang mampu membawa atau menggiring pembaca untuk
mengikuti alur cerita. Plot atau alur adalah jalan cerita yang menjadi urutan suatu
peristiwa dan memiliki sebab akibat dalam sebuah cerita. Alur merupakan
kerangka dasar yang sangat penting. Alur mengatur bagaimana tindakan-tindakan
yang berkaitan satu sama lain.
2.2 Strukrur alur
2.2.1 Tahap Awal
Tahap awal alur disebut sebagai perkenalan. Pada tahapan ini sedikit demi
sedikit konflik mulai dimunculkan pada tokoh Anta. Pada tahap ini peristiwa
berjalan datar.

2.2.2 Tahap Tengah


Tahap tengah alur disebut pertikaian, menampilkan konflik demi konflik
yang semakin tajam dan menegangkan. Oleh karena itu, wajar apa yang

2
dikemukakan oleh Nurgiyantoro (2010:145) bahwa bagian tengah cerita
merupakan bagian terpanjang dari karya fiksi yang bersangkutan.

2.2.3 Tahap Akhir


Pada umumnya, tahap akhir merupakan tahap peleraian dalam sebuah cerita.
Tahap akhir menampilkan adegan tertentu sebagai akibat klimaks. Jadi, bagian ini
berisi bagaimana kesudahan cerita, atau menyaran pada hal bagaimanakah akhir
sebuah cerita (Nurgiyantoro, 2005:144).

2.3 Kaidah-kaidah Alur

Kaidah-kaidah pengaluran yang dimaksud meliputi masalah plausibilitas


(plausibility), adanya unsur kejutan (surprise), rasa ingin tahu (suspense), dan
kepaduan (unity) (Kenny, 1966 : 19-22).

1.Plausibilitas(masalah)
Plausibilitas mengarah pada pengertian sesuatu hal yang dapat dipercaya
sesuai dengan cerita. Sebuah cerita dikatakan memiliki sifat plausibilitas jika
tokoh-tokoh, cerita dan dunia dapat diimajinasi (imaginable).

2. Suspense (rasa ingin tahu)


Sebuah cerita cerita yang baik harus mampu membangkitkan suspense
pembacanya. Salah satu caara untuk membangkitkan suspense sebuah cerita
adalah menampilkan apa yang disebut foreshadowing atau penampilan peristiwa
tertentu yang bersifat mendahului namun biasanya ditampilkan secara tak
langsung terhadap peistiwa yang penting yang akan dikemukakan kemudian.

3. Surprise (kejutan)
Sebuah cerita cerita yang baik selain harus mampu membangkitkan suspense
pembaca juga mampu menciptakan surprise pada pembacanya. Alur sebuah karya
fiksi dikatakan memberikan kejutan jika sesuatu yang dikisahkan atau kejadian-
kejadian yang ditampilkan menyimpang atau bertentangan harapan kita sebagai
pembaca (Abams, 1981 : 138).

3
4. Unity (kesatupaduan)
Kesatupaduan mengarah pada pengertian bahwa berbagai unsure yang
ditampilkan, kususnya peristiwa-peristiwa fungsional, kaitan dan acuan, yang
mengandung konflik atau seluruh pengalaman hidup yang hendak
dikomunikasikan, memiliki keterkaitan sesuatu dengan yang lain, masalah
kesatupaduan ini bukan merupakan suatu hal yang sulit untuk dipenuhi dalam
karya-karya yang berbentuk cerpen atau cerita pendek, karya fiksi sebuah karya
yang direncanakan, disiasat, dikreasi, dan diorganisasikan sedemikian rupa
dengan sengaja sehingga keseluruhan aspek yang dilahirkan dapat saling
berhubungan secara koherensif.

2.4 Fungsi Alur


Fungsi dari plot ini adalah untuk memberikan  pemahaman pada pembaca,
tentang  bagaimana suatu peristiwa dapat berhubungan dengan peristiwa yang
lainnya. Alur cerita juga  dapat mengungkapkan mengapa dan bagaimana sebuah
peristiwa atau konflik  dapat terjadi. Dan bisa mengungkapkan akibat dari suatu
peristiwa yang terjadi. Sehingga sebuah cerita yang baik harus mempunyai  alur
atau plot yang jelas, agar  apa yang ingin disampaikan oleh penulis dapat
dipahami oleh pembaca.
2.5 Jenis Alur
Alur atau Plot adalah rangkaian peristiwa dari awal sampai klimaks serta
penyelesaian yang dijalin berdasarkan hubungan urutan waktu atau hubungan
sebab akibat sehingga membentuk keutuhan cerita. Macam – macam alur cerita
berdasarkan susunannya ialah :
a) Alur Maju (progresif)
Alur maju (progresif) adalah sebuah alur yang memiliki klimaks di akhir cerita
dan merupakan jalinan/rangkaian peristiwa dari masa kini ke masa lalu yang
berjalan teratur dan berurutan sesuai dengan urutan waktu kejadian dari awal
sampai akhir cerita. Secara runtut, cerita dimulai dari tahap awal (penyituasian,
pengenalan, pemunculan konfliks), tengah (konflik meningkat, klimaks), dan
akhir (penyelesaian).

4
b) Alur Mundur (regresif)
Disebut sebagai plot mundur adalah sebuah alur yang menceritakan
tentang masa lampau yang memiliki klimaks di awal cerita dan merupakan
jalinan/rangkaian peristiwa dari masa lalu ke masa kini yang disusun tidak sesuai
dengan urutan waktu/kejadian dari awal sampai akhir cerita.
c) Alur Sorot balik (Flashback)
Alur Sorot balik (Flashback) adalah alur yang terjadi karena pengarang
mendahulukan akhir cerita dan setelah itu kembali ke awal cerita. Pengarang bisa
memulai cerita dari klimaks kemudian kembali ke awal cerita menuju akhir.
d) Alur Campuran (maju-mundur)
Alur Campuran adalah alur yang diawali klimaks, kemudian melihat lagi
masa lampau dan dilanjutkan sampai pada penyelesaian yang menceritakan
banyak tokoh utama sehingga cerita yang satu belum selesai kembali ke awal
untuk menceritakan tokoh yang lain.
2.6 Perbedaan Plot
Perbedaan Alur (Plot) Nurgiyanto membedakan pembagian plot
berdasarkan, kreteria urutan waktu, kreteria jumlah, kreteria kepadatan dan
kreteria isi (2005:212).
Plot berdasarkan kriteria urutan waktu. Plot berdasarkan kriteria urutan
waktu terbagi menjadi tiga yaitu :
1. Pertama plot lurus/progresif, jika peristiwa-peristiwayang di kisahkan
bersifat kronologis atau peristiwa-peristiwa yang dimunculkan secara
urut (bagian awal, tengah, dan akhir).
2. Kedua, plot sorot balik/ flash back, tidak bersifat kronologis, cerita
tidak dimulai dari tahp awal mungkin dari tahap tengah atau tahap
akhir.
3. Ketiga alur campuran, alur campuran merupakan campuran dari semau
alur yang ada (plot lurus, plot sorot balik) dalam sebuah novel. Plot
berdasarkan kriteria jumlah.

5
Berdasrkan kriteria jumlahnya plot terbagi menjadi 2 yaitu :
1. Pertama plot tunggal, plot yang mengembangkan sebuah cerita. Cerita
pada umumnya yang hanya mengikuti perjalananhidup tokoh lengkap
dengan permasalahan dan konflik yang dialaminya.
2. Kedua plot sub-subplot (plot paralel), memiliki lebih dari satu alur
cerita. Sturuktur plot yang demikian dalam sebuah karya barangkali
berupa adanya sebuah plot utama (main plot) dan plot-plot tambahan
(subsubplot).
Perkembangan plot berdasarkan kriteria kepadatan dibagi menjadi dua, yaitu :
1. Pertama plot padat, disamping cerita disajikan secara cepat,
peristiwa fungsional terjadi susul-menyusul dengan cepat,
hubungan antar peristiwa juga terjalin secara cepat. Berharap
dengan novel yang demikian, pembaca seolah-olah selalu di paksa
untuk terus menerus mengikutinya. Antar peristiwa satu dengan
peristiwa yang lain yang sekedar fungsional tinggi tidak dapat di
pisahkan atau dihilangkan. Setiap peristiwa yang ditampilkan
terasa penting dan berperan menetukan dalam rangkaian cerita.
Namun, yang perlu di catat adalah bahwa kadar kepadatan antar
tiap bab,episode, atau bagian novel biasanya tidak sama. Novel
yang berplot padat sebagai konsekuensinya ceritanya yang padat
dan cepat, akan kurang menampilkan adegan-adegan penyituasian
yang berkepanjangan.
2. Kedua plot longgar, pergantian antara peristiwa penting
berlangsung lambat di samping hungan antar peristiwa tersebut
juga tidaklah erat benar. Bahkan, antara peristiwa penting yang
satu dengan yang lain sering di sisipkan oleh berbagai peristiwa
“tambahan” atau berbagai pelukisan tertentu seperti penyituasian
latar dan suasana yang kesemuannya itu dapat memperlambat
ketegangan cerita.

6
Plot berdasarkan kriteria isi.
Friedman (dalam Nugriyantoro, 2005:222), membedakn jenis plot ini kedalam
tiga golongan besar, yaitu Plot peruntungan (plot of fortune), plot tokohan (plot of
character), plot pemikiran (plot pf thought).
1. Plot peruntungan (plot of fortune), plot ini berhubungan dengan tokoh
(utama) cerita pada sebuah fiksi. Plot peruntungan dibedakn menjadi : plot
gerak, plot sedih, plot tragis, plot penghukkuman, plot sentimental, dan
plot kekaguman.
2. Plot tokohan, menunjukan pada adanya sifat pementingan tokoh, ada
tokoh yang menjadi perhatian. Plot tokohan lebih banyak menyoroti
keadaan tokoh dari pada kejadian-kejadian peristiwa yang ada atau
berurusan dengan pemlotan. Plot penokohan dibedakan menjadi empat
yaitu : plot pendewasaan (maturing plot), plot pembentukan (reform plot),
plot pengujian (testing plot), plot kemunduran (degeneration plot).
3. Plot pemikiran, mengungkapkan sesuatu yang menjaid bahan pemikiran,
keinginan, perasaan, berbagai macam obsens, dan lain-lain yang menjadi
masalah hidup dan kehidupan manusia. Friedman membedakan plot
pemikiran kedalam, plot pendidikan (education plot), plot pembukaan
rahasia (revelation plot), plot afektifm(affective plot), dan

7
BAB III

PENUTUPAN

3.1 Kesimpulan
3.1.1 Alur atau pemplotan adalah serangkaian cerita yang dimulai dengan
cerita pembuka dan diakhiri dengan penutup cerita.
3.1.2 Strukrur alur dibagi mrnjadi tiga, yaitu : tahap Awal, tahap
Tengah, dan tahap akhir.
3.1.3 Kaidah-kaidah Alur dibagi menjadi empat, yaitu :
Plausibilitas(masalah), Suspense (rasa ingin tahu), Surprise (kejutan),
Unity (kesatupaduan)
3.1.4 Fungsi Alur
Fungsi dari plot ini adalah untuk memberikan  pemahaman pada
pembaca, tentang  bagaimana suatu peristiwa dapat berhubungan
dengan peristiwa yang lainnya.
3.1.5 Jenis Alur

Alur atau Plot adalah rangkaian peristiwa dari awal sampai klimaks
serta penyelesaian yang dijalin berdasarkan hubungan urutan waktu atau
hubungan sebab akibat sehingga membentuk keutuhan cerita. Macam –
macam alur cerita berdasarkan susunannya ialah :
a) Alur Maju (progresif)

8
b) Alur Mundur (regresif)
c) Alur Sorot balik (Flashback)
d) Alur Campuran (maju-mundur
3.6 Perbedaan Plot
Perbedaan Alur (Plot) Nurgiyanto membedakan pembagian
plot berdasarkan, kreteria urutan waktu, kreteria jumlah, kreteria
kepadatan dan kreteria isi (2005:212).
Jadi alur dibedakan terdiri atas kriteria urutan waktu, kriteria
jumlah, kriteria kepadatan dan kriteria isi.
3.2 Saran
Kami menyadari, dalam pembuatan makalah ini jauh dari
kesempurnaan. Oleh karena itu, kami sebagai penyusun berharap agar ada
kritik dan saran dari semua pihak terutama dosen. Kami hanyalah manusia
biasa. Jika ada kesalahan, itu datangnya dari kami sendiri. Dan jika ada
kebenaran, itu datangnya dari Allah swt.

9
DAFTAR PUSTAKA

Desierawati .2014 .Alur dan Pengaluran. wordpress. com/2014/12/29/


makalah-alur-dan pengaluran http://gugusansastrashella. Blogspot.Com/2016/12/
Makassar-plot-danpemplotan.htm?m=1./ Diakses tanggal 15 Oktober 2020 pukul
13.35

Nurgiyanto, Burhan.1998.Teori Pengkajian Fiksi.Yogyakarta:Gadjah


Mada University Press

10

Anda mungkin juga menyukai