Anda di halaman 1dari 11

digambarkanTEORI PROSA FIKSI

KAJIAN INTENSIF ALUR PADA PROSA FIKSI


Pengertian Alur, Macam-macam Alur, Fungsi Alur, dan Struktur Alur

MAKALAH

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Teori Prosa Fiksi


Yang Dibina oleh Dr. Moh Badrih, S.Pd., M.Pd

Disusun Oleh:
Muhammad Afnani Alifian (21801071001)
Lutfiatul Khasanah (21801071013)
Ahmad Marzuki (21801071026)

PENDIDIKAN BAHASA DAN SASTRA INDONESIA


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS ISLAM MALANG
2019

i
KATA PENGANTAR

Assalamualaikum.Wr.Wb

Puji syukur saya panjatkan kepada Allah SWT, karena atas rahmat Nya
yang berlimpah, kami dapat menyusun makalah ini dengan baik sesuai dengan
kemampuan kami. Tidak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada semua pihak
yang telah memberikan dukungan kepada kami untuk menyelesaikan makalah ini.
Untuk selanjutnya kami mengharapkan semoga makalah ini dapat menambah
wawasan bagi kami sendiri dan juga mahasiswa yang sedang menempuh materi ini.

Kami menyadari bahwa penyusunan makalah ini jauh dari kata sempurna,
untuk itu kami mengharapkan saran dan kritik agar makalah ini mendekati
sempurna, kami sadar bahwa kesempurnaan hanya milik Nya. Akhir kata, semoga
makalah yang kami susun ini berguna bagi kita semua.

Amiin-amiin yarabbal ‘alamiin.

Wassalamualaikum.Wr.Wb

Malang, 10 Maret 2019

Penulis

ii
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ..................................................................................................... ii


DAFTAR ISI .......................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang ..........................................................................................1
1.2. Rumusan Masalah .....................................................................................2
1.3. Tujuan ........................................................................................................2
BAB 2 PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Alur. ........................................................................................... 3
2.2. Macam-macam Alur ........................................................................................ 2
2.3. Fungsi Alur Bagi Sebuah Karya Prosa Fiksi ................................................ 3
2.4. Struktur Alur ..................................................................................................... 4
BAB 3 PENUTUP
3.1. Kesimpulan ................................................................................................6
DAFTAR PUSTAKA

iii
BAB I
PENDAHULUAN
Pada bab pendahuluan ini dijelaskan tentang tiga hal. Ketiga hal tersebut
yaitu: latar belakang, rumusan masalah, dan tujuan. Ketiga hal tersebut dijelaskan
sebagai berikut.
1.1. Latar Belakang
Karya sastra merupakan sebuah karya fiksi yang berisi imajinasi seorang
pengarang dalam memaparkan berbagai permasalahan-permasalahan dan
kejadian-kejadian dalam kehidupan manusia dan membentuk keutuhan cerita.
Karya sastra lahir ditengah-tengah masyarakat sebagai hasil imajinasi
pengarang serta refleksinya terhadap gejala-gejala sosial yang ada disekitarnya.
Alur atau plot merupakan unsur fiksi yang penting, bahkan tidak sedikit
orang menganggap lebih penting dari unsur fiksi yang lain. Alur mengatur
bagaimana tindakan-tindakan harus bertalian satu sama lain, bagaimana satu
peristiwa berhubungan dengan peristiwa lain, bagaimana tokoh digambarkan
dan berperan dalam peristiwa itu yang semuanya terikat dalam suatu kesatuan
waktu. Alur merupakan tulang punggung suatu cerita, yang menuntun kita
memahami keseluruhan cerita dengan segala sebab-akibat di dalamnya.
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa pengertian alur?
2. Apa saja macam-macam alur?
3. Bagaimana fungsi alur bagi sebuah karya prosa fiksi?
4. Bagaimana struktur alur?
1.3. Tujuan
Tujuan utama dari penulisan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang
pengertian alur, macam-macam alur, fungsi alur bagi sebuah karya prosa fiksi,
dan tentang bagaimana struktur alur.

1
BAB II
PEMBAHASAN
Pada bab pembahasan ini akan dijelaskan empat hal mengenai alur yaitu:
pengertian alur, macam-macam alur, fungsi alur, dan struktur alur. Keempat hal
tersebut akan dijelaskan sebagai berikut.
2.1 Pengertian Alur
Alur atau plot merupakan urutan atau rangkaian kejadian atau peristiwa
dalam suatu karya prosa fiksi yang memiliki tahapan-tahapan tertentu secara
kronologis. Menurut Aminudin (1991:126) alur adalah rangkaian cerita yang
dibentuk oleh tahapan-tahapan peristiwa sehingga menjalani suatu cerita bisa
berbentuk dalam rangkaian peristiwa yang berbagai macam. Alur atau plot
adalah struktur rangkaian kejadian dalam cerita yang disusun sebagai sebuah
interelasi fungsional yang sekaligus menandai urutan bagian-bagian dari
keseluruhan fiksi (Semi, 1988: 43).
Stanton (dalam Nurgiyantoro, 2005: 113), mengemukakan bahwa plot
adalah cerita yang berisi urutan kejadian, namun tiap kejadian itu hanya
dihubungkan secara sebab akibat peristiwa yang satu disebabkan atau
menyebabkan terjadinya peristiwa yang lain. Sedangkan menurut Rusyana
(1987:67) mengemukakan bahwa ”alur bukan sekedar urutan cerita dari A
sampai Z, melainkan merupakan hubungan sebab-akibat peristiwa yang satu
dengan peristiwa yang lain di dalam cerita”.
Foster (dalam Tuloli 2000: 19) mengemukakan plot merupakan rentetan
peristiwa dalam suatu fiksi (novel dan cerpen) tersusun dalam uraian waktu
dan berdasarkan hukum sebab akibat. Plot sama dengan kerangka cerita, yang
menjadi susunan stuktur cerita. Berdasarkan pendapat ahli di atas dapat
disimpulkan bahwa alur/plot adalah rangkaian peristiwa yang dihubungkan
oleh sebab akibat peristiwa yang satu dengan yang lainnya dalam cerita.
2.2 Macam-macam Alur
Firdausi (2012) membagi alur atau plot menjadi tujuh macam alur, ketujuh
macam alur tersebut dapat diuraikan berikut ini:
1. Alur Maju (Progesi) adalah sebuah alur yang memiliki klimaks di akhir
cerita dan merupakan jalinan/ rangkaian peristiwa dari masa kini ke masa

2
lalu yang berjalan teratur dan berurutan sesuai dengan urutan waktu
kejadian dari awal sampai akhir cerita, disebut juga alur krognitif.
Tahapannya : awal, perumitan, klimaks, antiklimaks, akhir.
2. Alur Mundur (Regresi) adalah sebuah alur yang menceritakan tentang masa
lampau yang memiliki klimaks di awal cerita dan merupakan jalinan/
rangkaian peristiwa dari masa lalu ke masa kini yang disusun tidak sesuai
dengan urutan waktu kejadian dari awal sampai akhir cerita Disebut juga
alur tak Krognitif.
Tahapannya : akhir, antiklimaks, klimaks, peruwitan, awal.
3. Alur Sorot balik (Flashback) adalah alur yang terjadi karena pengarang
mendahulukan akhir cerita dan setelah itu kembali ke awal cerita. Pengarang
bisa memulai cerita dari klimaks kemudian kembali ke awal cerita menuju
akhir.
Tahapannya : klimaks, antiklimaks, akhir, peruwitan, awal.
4. Alur Campuran (maju-mundur) adalah alur yang diawali klimaks, kemudian
melihat lagi masa lampau dan dilanjutkan sampai pada penyelesaian yang
menceritakan banyak tokoh utama sehingga cerita yang satu belum selesai
kembali ke awal untuk menceritakan tokoh yang lain. Disebut juga alur
Maju – Mundur.
Tahapannya : klimaks, peruwitan, awal, antiklimaks, penyelesaian.
5. Alur Klimaks adalah alur yang susunan peristiwa menanjak dari peristiwa
biasa meningkat menjadi penting yakni lebih menegangkan.
6. Alur Antiklimaks adalah alur yang susunan peristiwanya makin menurun
dari peristiwa menegangkan kemudian menjadi kendor dan berakhir dengan
peristiwa biasa.
7. Alur Kronologis adalah alur yang susunan peristiwanya berjalan sesuai
dengan urutan waktu. Dalam alur ini terdapat hitungan jam, menit, detik,
hari dan sebagainya.

2.3 Fungsi Alur bagi Sebuah Karya Prosa Fiksi


Alur atau plot merupakan unsur prosa fiksi yang urgen {sangat
penting}, bahkan ada yang beranggapan lebih penting dari unsur fiksi yang

3
lain. Alur berfungsi mengatur bagaimana tindakan-tindakan harus memiliki
korelasi satu sama lain, bagaimana satu peristiwa linier dengan peristiwa lain,
bagaimana tokoh digambarkan dan berperan dalam peristiwa itu yang
semuanya terikat dalam suatu kesatuan waktu. Dapat dikatakan pula alur
merupakan tulang punggung suatu cerita, yang menuntun kita memahami
keseluruhan cerita dengan segala sebab-akibat di dalamnya. Bila ada bagian
yang terlepas dari pengamatan tentu kita tidak dapat memahami kemunculan
peristiwa atau kejadian yang lain.
(Suyanto (2012: 50) mengungkapkan bahwa dengan menganalis urutan
satu kejadian dengan kejadian laian, pembaca akan tahu bagaimana pengarang
menyajikan cerita itu, apakah dengan teknik linier (penceritaan peristiwa-
peristiwa yang berjalan saat itu), teknik ingatan (flash back) atau bayangan
(menceritakan kejadian yang belum terjadi). Dengan adanya alur pembaca
mampu menikmati setiap reka kejadian dalam sebuah prosa fiksi. Disamping
itu pembaca akan mampu membayangkan sebuah karya fiksi dalam
ingatannya. Bagi penulis alur menjadi konstruksi ide sehingga menjadi
berurutan dan sampai pada puncak dari sebuah karya prosa fiksi.
2.4 Struktur Alur
Tuloli (2000:20) membagi tahapan plot/alur menjadi tiga susunan peristiwa,
ketiga peristiwa itu dapat dikembangkan sebagai berikut:
a. Peristiwa pertama awal meliputi:
1. Eksposisi (paparan): perkenalan tempat kejadian, waktu, topik, dan
tokoh-tokoh;
2. Inciting moment (rangsangan): pengembangan problema-problema
dalam peristiwa;
3. Rising action (gawatan): problema itu mulai meningkat sehingga terjadi
konflik;
b. Peristiwa kedua (tengah) meliputi:
1. Complication (rumitan): konflik semakin ruwet dan makin tinggi;
2. Klimaks: kerumitan mencapai puncak;
c. Peristiwa ketiga (akhir) melipti:

4
1. Falling action (leraian): konflik menuruan, emosi yang memuncak
berkurang;
2. Donoument (selesain): penyelesaian problema, ada yang berakhir
dengan perceraian dan ada yang berakhir dengan kebahagian.
Sementara itu, menurut Lubis (dalam Tarigan 2008: 156) setiap cerita
biasanya dapat dibagi atas lima bagian, yaitu:
a) Situation (pengarang mulai melukiskan suatu keadaan atau situasi),
b) Generation circumstance (peristiwa yang bersangkut paut, yang berkait-
kaitan mulai bergerak),
c) Rising action (keadaan muai memuncak),
d) Climax (peristiwa-peristiwa mencapai klimaks),
e) Denouement (pengarang memberikan pemecahan sosial dari semua
peristiwa).
Nurgiyantoro (2007: 68-70) membagi tahapan plot secara lebih terperinci
lagi, rincian yang dimaksud diuraikan pada penjelasan berikut.
a. Tahap situation (tahap penyituasian), tahap yang terutama berisi pelukisan
dan pengenalan situasi latar dan tokoh-tokoh cerita. Tahap ini merupakan
tahap pembuka cerita, pemberian informasi awal, dal lain-lain yang
terutama, berfungsi melandasi cerita yang dikisahkan pada tahap
berikutnya.
b. Tahap generating circumstances (tahap pemunculan konflik), Tahap ini
merupakan tahap awal munculnya konflik, dan konflik itu sendiri akan
berkembang dan atau dikembangkan menjadi konflik-konflik pada tahap
berikutnya. Tahap pertama dan kedua pada pembagian ini, tampaknya
berkesesuaian pada tahap awal pada penahapan seperti yang dikemukakan
di atas.
c. Tahap rising action (tahap peningkatan konflik), Konflik yang terjadi
semakin mencengkam dan menegangkan.
d. Tahap climax (tahap klimaks), Konflik yang dialami pelaku mencapai titik
intensitas puncak. Klimaks dalam sebuah cerita akan dialami oleh tokoh
utama yang berperan sebagai pelaku dan penderita terjadinya konflik utama.

5
e. Tahap denoument (tahap penyelesaian), Pada tahap ini konflik yang telah
mencapai klimaks diberi penyelesaian, ketegangan dikendorkan.
Berdasarkan pendapat para ahli tentang tahapan alur di atas, penulis lebih
memilih tahapan yang dirumuskan oleh Nurgiyantoro, karena lebih sesuai
digunakan untuk mendeskripsikan alur/plot sebuah karya sastra. Urutannya yang
begitu terperinci akan membuat penulis mudah untuk melakukan konstruksi
terhadap karya prosa fiksinya. Begitu pula dengan akan mempermudah pembaca
dalam memahami reka kejadian dalam prosa fiksi.

6
BAB 3
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Alur/plot adalah rangkaian peristiwa yang dihubungkan oleh sebab akibat
peristiwa yang satu dengan yang lainnya dalam cerita. Firdausi (2012) membagi
alur atau plot menjadi tujuh macam alur, yaitu: alur maju, alur mundur, alur sorot
balik, alur campuran, alur klimaks, dan alur antiklimaks. Bagi sebuah prosa fiksi
alur berfungsi sebagai tulang punggung suatu cerita, yang menuntun kita
memahami keseluruhan cerita dengan segala sebab-akibat di dalamnya. Sementera
dari segi struktur menurut Nurgiyantoro (2007: 68-70) terbagi atas beberapa
tahapan, diantara: Tahap penyituasian, tahap pemunculan konflik, tahap
peningkatan konflik, tahap klimaks, dan tahap penyelesaian pada akhir cerita.

7
DAFTRA PUSTAKA
Aminudin. (1991). Pengantar apresiasi karya sastra. Bandung: Sinar Baru.
Nurgiyantoro, Burhan. 2007. Teori Kajian Fiksi. Cetakan VI. Yogyakarata: Gajah
Mada University Press.
Semi, Atar. 1988. Anatomi Sastra. Padang: Angkasa Jaya.
Tuloli, Nani. 2000. Kajian Sastra. Gorontalo: BMT “Nurul Jannah”
Tarigan, Henry Guntur. 2008. Menulis sebagai Suatu Keterampilan Berbahasa.
Bandung: Penerbit Angkasa.

Anda mungkin juga menyukai