Anda di halaman 1dari 17

MAKALAH

TAJUK RENCANA DAN KOLOM

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Dasar-dasar Jurnalistik
Dosen Pengampu: Nanang Qosim, M.Pd.

Oleh:
Rochana Nur Azizah 1708056049
Fatmawati Puji Lestari 1708056050
Maulida Zulfa Aini 1808056055
Hilmi Alwi Addahlawi 1808056074

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Suara tajuk rencana bukan merupakan suara perorangan atau pribadi-pribadi yang
terdapat di jajaran redaksi atau di bagian produksi dan sirkulasi, melalui suara kolektif
seluruh wartawan dan karyawan dari suatu lembaga penerbitan pers. Karena merupakan
suara lembaga, maka tajuk rencana tidak di tulis mencantumkan nama penulis. Sedangkan
kolom lebih banyak mencerminkan cap pribadi penulis. Kolom ditulis secara inferensial
dan memiliki sifat memadat memakna. Biasanya dalam tulisan kolom terdapat foto
penulis. Kolom dimaksudkan untuk mengurai permasalahan menjadikan lebih terarah.
Sebagai seorang mahasiswa di era digital seperti sekarang ini, dapat memahami hal-
hal penting dari kejurnalistikan menjadi point tambahan. Selain agar dapat menulis kolom,
essay, features, berita, dan lain-lain, mempelajari jurnalistik terutama dalam makalah ini
yaitu editorial dan kolo, kita dapat memahami arti dari editorial dan kolom yang
dikeluarkan oleh surat kabar di negeri ini. Tentu sangat menguntungkan bagi kita karena
dengan itu kita dapat mengikuti arus di era digital ini.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tajuk rencana?
2. Apa saja jenis tajuk rencana?
3. Apa saja tipe tajuk rencana?
4. Apa tujuan penulisan tajuk rencana?
5. Bagaimana teknik menulis tajuk rencana?
6. Apa pengertian kolom?
7. Bagaiman struktur kolom?
8. Bagaimana perbedaan antara tajuk rencana dengan kolom?
9. Bagaimana teknik menulis kolom?

C. Tujuan
1. Untuk mengetahui pengertian tajuk rencana.
2. Untuk mengetahui jenis tajuk rencana
3. Untuk mengetahui tipe tajuk rencana.
4. Untuk mengetahui tujuan penulisan tajuk rencana.
5. Untuk mengetahui teknik menulis tajuk rencana.
1
6. Untuk mengetahui pengertian kolom.
7. Untuk mengetahui struktur kolom.
8. Untuk mengetahui perbedaan antara tajuk rencana dengan kolom.
9. Untuk mengetahui teknik menulis kolom.

2
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tajuk Rencana
1. Pengertian Tajuk Rencana
Dalam bahasa Inggris, tajuk rencana ini disebut dengan “editorial”, yang berasal dari
kata “edit”. Secara harfiah, edit berarti membaca dan memperbaiki naskah,
mempersiapkan naskah. Lalu dari kata editing lahirlah kata editorial yang dalam
bahasa Indonesia berarti Tajuk Rencana.
Tajuk rencana adalah artikel utama yang ditulis oleh redaktur surat kabar, yang
merupakan pandangan redaksi terhadap suatu peristiwa aktual yang sedang menjadi
sorotan, fenomenal, dan kontroversial, yang menimbulkan perbedaan pendapat. Tajuk
rencana berisi pendapat, pandangan umum, ataupun reaksi mengenai peristiwa aktual
yang menjadi sorotan masyarakat. Meskipun tajuk rencana berisikan pendapat, tetapi
tetap harus ada fakta-fakta yang mendasari pendapat tersebut.
Menurut Hadhramaut, tajuk rencana atau editorial adalah opini berisi
tanggapan, pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi penerbitan terhadap
persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang berkembang di masyarakat.
Tanggapannya itu berupa dukungan, pujian, kritikan, ataupun cemohan. Opini yang
ditulis pihak redaksi diasumsikan mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat
dan sikap resmi media yang bersangkutan. Tajuk rencana selalu menyertai suatu berita
yang ada dalam surat kabar itu.1 Isi dari tajuk rencana merupakan representasi dari
ideologi suatu surat kabar. Sehingga wajar saja jika isi tajuk rencana berbeda antara
surat kabar yang satu dengan surat kabar yang lain, meskipun mengangkat
permasalahan yang sama.
Tajuk rencana atau editorial merupakan suara koran secara umum dan tidak
disebutkan siapa penulisnya meski hanya ditulis satu orang. Di sini penulis
menggunakan kata jamak, suara kami, berisi pendapat dan sikap resmi suatu media
sebagai institusi penerbit terhadap persoalan aktual, fenomenal, dan kotroversial yang
berkembang di masyarakat.2

1
Hojianto, Penggunaan Gramatika Dalam Tajuk Rencana Pada Koran Radar Sulteng, e-Jurnal Bahasantodea,
Volume 3 Nomor 4, Oktober 2015, hlm 103
2
Ratu Lestari, Fakta dan Opini Dalam Teks Tajuk Rencana Pada Surat Kabar Kompas, KLITIKA: Jurnal Ilmiah
Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume 1 Nomor 1, 2019, hlm 3
3
Dalam mengidentifikasi tajuk rencana dengan karya tulis lainnya dapat diamati
dari ciri-cirinya. Menurut Febiyanto3, ciri-ciri tajuk rencana dapat dibagi menjadi 4 ciri
sebagai berikut:
a) Berisi opini redaksi tentang peristiwa yang sedang hangat dibicarakan;
b) Berisi ulasan tentang suatu masalah yang dimuat;
c) Biasanya berskala nasional, berita internasional dapat menjadi tajuk rencana,
apabila berita tersebut memberi dampak kepada nasional; dan
d) Tertuang pikiran subyektif redaksi.

2. Jenis Tajuk Rencana


Tajuk rencana harus memberikan informasi yang bersifat menjelaskan kepada
pembacannya. Dalam penyampaian opini yang didasarkan fakta tajuk rencana terdiri
dari beberapa jenis, menurut Hillier Krieghbaum jenis tajuk rencana dapat dibedakan
menjadi4:
a. Argumentatif
Tajuk rencana bersifat argumentatif jika: membela suatu pandangan
tertentu, berisi tentang himbauan yang untuk bertindak atau berisi isyarat yang
mengarahkan pembaca ke arah yang dikehendaki oleh redaktur, keterangan yang
diberikan telah diseleksi dahulu untuk mendukung gagasan atau pendapat yang
dikemukakan, dibuat untuk membahas dan menganalisa baik buruknya suatu
dampak atau pengalaman suatu kebijakan atau kegiatan.
b. Informatif
Tajuk rencana dimasukkan dalam tajuk rencana informatif jika berisi
keterangan latar belakang tentang suatau hal atau permasalahan tertentu, bersipat
interpretasi, dan menjelaskan, membantu pembaca untuk memahami kompleksitas
berita yang disajikan tanpa berusaha untuk memaksakan suatu pandangan,
komentar yang ada di dalam tajuk rencana tidak mengandung prasangka apapun.
c. Aneka rupa
Tajuk rencana dimasukkan dalam jenis aneka rupa jika: berusaha untuk
menghibur dan menyenangkan pembaca, tidak memberikan interpretasi pada
pembaca atau usaha untuk mempengaruhi pembaca.

3. Tipe-tipe Tajuk Rencana5


3
Hojianto, Penggunaan Gramatika Dalam.... hlm 102
4
Istiqomah, Skripsi Sarjana: “Perbandingan Isi Tajuk Rencana Surat Kabar” (Surakarta: UNS, 2012) hlm 34-35
5
Rolnicki, Pengantar Dasar Jurnalisme (scholastic journalism), Kencana, Jakarta, 2008, Hal. 135-144
4
a) Tajuk Rencana Advokasi
Tajuk rencana yang menginterpretasikan, menjelaskan, membujuk dan
mendukung perubahan biasanya dihubungkan dengan berita penting didalam
koran tersebut. Tajuk rencana ini akan memberitahu pembacanya mengapa
kejadian-kejadian itu penting. Ia juga bisa menjelaskan signitifikasi ide atau
kondisi tertentu. Dalam beberapa kasus, editorial mendefinisikan term dan isu,
mengidentifikasi sosok dan faktor dan menerangkan latar belakang historis,
kultural, geografis dan kondisi lainya. Usaha penulis untuk membujuk pembaca
menerima interpretasi tertentu atau kesimpulan tertentu bisa jadi dilakukan dengan
halus dan terselubung. Tajuk rencana yang menginterpretasikan, menjelaskan, dan
mengajak dinamakan tajuk rencana advokasi.
b) Tajuk Rencana Pemecah Masalah
Tajuk rencana solusi problem adalah tipe lain yang sering dijumpai di
koran-koran. Terkadang dinamakan “editorial kritik” , tipe tajuk rencana ini
dipakai saat staf editorial/tajuk rencana ingin menarik perhatian pada suatu
problem atau ingin mengkritik tindakan seseorang. Karena koran perlu bertindak
secara bertanggung jawab, maka fakta harus disajikan untuk mendukung kritik
atau untk menjelaskan sebab-sebab masalah, dan solusi harus ditawarkan. Proses
tiga langkah ini mirip dengan metode ilmiah: pernyataan problem, penyajian
bukti, dan kesimpulan dengan usulan solusi.
c) Tajuk Rencana Penghargaan
Tajuk rencana penghargaan adalah salah satu pilihan bagi penulis tajuk
rencana. Biasanya, tajuk rencana penghargaan akan memuji seseorang atau
organisasi yang melakukan sesuatu yang luar biasa. Topiknya antara lain guru
yang pensiun, juara pertandingan antar kampus, kematian murid, guru atau staf
sekolah yang memberi inspirasi bagi orang lain, penggalangan dana yang sukses,
tambahan program olahraga baru, kerja relawan mahasiswa.
d) Tajuk Rencana Singkat
Keringkasan punya manfaat tersendiri, dan tajuk rencana satu atau dua
paragraf bisa jadi efektif. Bentuk ini paling berguna jika hanya satu poin atau
sedikit bukti latar belakang informasi yang perlu diberikan.
e) Tajuk Rencana Pendek
Tajuk rencana ini ringkas dari satu kata hingga beberapa kalimat saja.
Biasanya tajuk rencana pendek dikelompokan bersama sebagai headine kolom
dan mencakup pujian atau kritik. Tajuk rencana pendek juga berisi komentar
5
bermacam-macam: satu pujian atau kritik tidak selalu terkait dengan berita lainya
di koran.

4. Tujuan Penulisan Tajuk Rencana


Dalam penulisan tajuk rencana atau editorial, terdapat empat tujuan sebagai berikut:
a. Menjelaskan berita (Explaning the News)
Editorial menjelaskan kejadian-kejadian penting kepada para pembaca.
Editorial berfungsi sebagai guru, menerangkan bagaimana suatu kejadian tertentu
berlangsung, factor-faktor apa yang diperhitungkan untuk menghasilkan
perubahan dalam kebijakan pemerintah, dengan cara bagaimana kebijakan baru
akan mempengaruhi kehidupan social dan ekonomi suatu masyarakat.
b. Menjelaskan latar belakang (Filling in Background)
Untuk memperlihatkan kelanjutan suatu peristiwa penting, editorial dapat
menggambarkan kejadian tersebut dengan latar belakang sejarah, yaitu
menghubungkan dengan sesuatu yang telah terjadi sebelumnya. Dengan
menganalisis sejarah sekarang, editorial dapat memperlihatkan keterkaitanya
dengan masalah-masalah umum sekarang. Editorial dapat menunjukan hubungan
antara berbagai peristiwa yang terisah: politik, ekonomi, dan sosial. Kadang-
kadang editorial memuat suatu pandangan dan menunjukan kesamaan dengan
sejarah, yaitu kesamaan yang bertujuan untuk mendidik masyarakat.
c. Meramalkan (Forcasting the Future)
Suatu editorial kadang-kadang menyajikan analisis yang melewati batas
berbagai peristiwa sekarang dengan tujuan meramalkan sesuatu yang akan terjadi
di masa yang akan datang.
d. Menyampaikan pertimbangan moral (Passing Moral Judgment)
Menurut tradisi lama, para penulis editorial bertugas mempertahankan kata
hati masyarakat. Mereka diharapkan mempertahankan isu-isu moral dan
mempertahankan posisi mereka. Jadi, para penulis editorial akan berurusan
dengan pertimbangan moral yang biasa disebut dengan “pertimbangan nilai”.
Mereka berkata kepada pembacanya tentang sesuatu yang benar dan salah.
Mereka berjuang untuk sesuatu yang benar dan menyerang kebatilan.
Namun jika dilihat dari perspektif yang sedikit berbeda, tujuan editorial dibagi dalam
tiga kategori :
a. Menjelaskan informasi (explaining information)

6
Mengajarkan atau menjelaskan kepada pembaca bahwa mereka dapat
berperan dalam banyak editorial. Prinsip menjelaskan yang baik adalah kejelasan,
kesempurnaan, dan ketepatan. Dalam penjelasan, penekanan bukan pada
pengalaman atau penilaian seseorang, melainkan pada penyajian fakta dan
gagasan yang objektif dan tanpa prasangka. Umumnya editorial tidak slalu
menjelaskan, tetapi kadang-kadang memusatkan pada informasi: misalnya sebuah
editorial berfungsi melaporkan informasi yang kurang tepat untuk dimuat pada
halaman berita.
b. Meyakinkan pembaca (persuading the readers)
Metode-metode persuasif dibagi kedalam tiga klasifikasi umum yaitu
penalaran deduktif, penalaran induktif, dan kombinasi keduanya.
c. Menilai peristiwa (evaluating an evemt)
Selain menjelaskan dan meyakinkann (persuasif), editorial bisa juga
memulai peristiwa. Berbeda dengan penyajian yang menyajikan fakta-fakta
objektif dan bisa dibuktikan, penilaian bersifat subjektif, sebagai ungkapan suatu
sudut pandang yang tidak dapat diverifikasi secara bebas, penilaian tetap
merupakan persoalan penilaian.

5. Teknik Menulis Tajuk Rencana


Tajuk rencana dalam surat kabar adalah adalah satu-satunya tempat untuk
interpretasi terhadap berita, yang ditulis oleh para pemimpin redaksi atau orang yang
dipercaya. Tulisan secara khusus ini memuat opini resmi surat kabar bersangkutan
tentang peristiwa-peristiwa yang sedang hangat.6
Penulisan terkait isi tajuk rencana telah disetujui melalui kode etik dalam
Konverensi Nasional para penulis tajuk rencana di Amerika Serikat. Mukadimahnya
menyatakan bahwa penulis tajuk rencana seperti halnya ilmuwan, dimana pun ia
berada, harus menganut kebenaran, apabila setia pada karya dan masyarakatnya.
Dengan demikian karakteristik isi dari tajuk rencana didukung oleh fakta, kebenaran
dan kejujuran penulisnya.7

6
I Wayan Wendra, Penulisan Tajuk Rencana : Kajian Berbasis
Tahapan Penalaran, Teknik Interpretasi Dan Isi, Bali: UNDIKSHA Bali, 2019), hlm 3
7
I Wayan Wendra, Penulisan Tajuk Rencana :.... hlm 4
7
Dalam penulisan tajuk rencana tentunya akan ada tahapan penalaran atau
tahapan isi pemikiran yang dikemukakannya. Budyatna mengemukakan, sebuah tajuk
rencana yang baik memuat hal-hal berikut ini:8
a. Pernyataan masalah pokok atau topik;
b. Alasan mengapa hal atau masalah itu penting;
c. Penyajian fakta-fakta yang bersangkutan dengan topik;
d. Pernyataan sikap yang diambil terhadap topik tersebut;
e. Evaluasi terhadap mereka yang mengambil sikap lain;
f. Pernyataan alternatif lain;
g. Pembuatan perbandingan atau analogi dengan isu-isu atau topik-topik lain.
h. Menarik kesimpulan
Dalam penulisannya, tajuk rencana mengunakan gaya bahasa yang sederhana
dan lugas sehingga mudah dipahami, menitik beratkan pada kejelasan dan ketetapan
makna, bukan semata-mata keindahan bahasa. Gaya bahasa tajuk rencana disesuaikan
dengan tujuan yang ingin dicapai melalui tajuk rencana tersebut.

B. Kolom
1. Pengertian Kolom
Kolom, berasal dari bahasa Inggris, column. Orangnya disebut columnist.
Dalam bahasa Inggris, istilah kolumnis diartikan sebagai penulis karangan khusus
berupa komentar, saran, informasi, atau hiburan, pada surat kabar atau majalah secara
reguler. Demikian juga dalam bahasa Indonesia, Anton Moeliono menjelaskan arti
kolumnis sebagai penulis yang menyumbangkan artikel pada surat kabar atau majalah
secara tetap. Kadang-kadang tulisan dimaksud dikirimkan langsung untuk dimuat
dalam surat kabar atau majalah.9
Kolom adalah tulisan jurnalistik yang bersifat personal dan selalu di tulis oleh
seorang individu. Kolom biasanya dilihat dari siapa yang menulisnya. Jadi nama
yang ditulis dalam karangan akan menjual atau menjadi daya tarik tulisan. Pembaca
akan membaca tulisan tersebut karena nama penulisnya atau judul tulisannya. Jadi,
nama penulis dan judul tulisan sama-sama penting bagi sebuah kolom.
Menurut Slamet Suseno, kolom isinya hanya pendapat. Penulisnya dituntut
agar yang dimukakannya itu benar-benar pendapatnya saja. Namun tetap saja,

8
I Wayan Wendra, Penulisan Tajuk Rencana :.... hlm 6
9
Juwito, Menulis Berita dan Feature’s, (Surabaya: Unesa University Press, 2008), hlm 13
8
pendapat-pendapat yang dituliskan harus rasional dan berdasarkan pemikiran yang
kritis.
Rubrik khusus itu umumnya bernama asli (“Kolom”), namun ada
pula media massa yang menggunakan nama lain seperti “Resonansi” dan “Refleksi
(Republika), “Asal Usul” (Kompas), “Perspektif” (Ummat), dan sebagainya.
Kolumnis yang terkenal di negara kita kebanyakan dari kalangan budayawan,
misalnya Emha Ainun Najib, Sujiwo Tedjo, Goenawan Muhammad, Abdurrahman
Wahid, dan Mahbud Djunaidi.
Menurut KH. Zainal Arifin Thoha, kolom yang baik dan bermutu adalah kolom
yang mencerminkan suara hati nurani, kolom harus mampu menggedor-gedor nurani
pembaca dan menyisakan perenungan setelah selelai membacanya.

2. Struktur Kolom
Pada dasarnya, kolom tidak mempunyai struktur tertentu seperti pendahuluan
atau lead, isi atau tubuh tulisan, dan penutup.  Namun, umumnya kolom diawali
dengan wacana, berupa hikmah, atau pengalaman dari hasil pembacaan, renungan,
maupun perjalanan. Selanjutnya berisi ulasan atau refleksi dari apa yang disampaikan
di wacana awal. Ulasan yang disampaikan bukan dari hasil analisis ilmiah, tetapi
pemikiran kritis dari penulis. Bagian terakhir, penutup. Penutup biasanya diakhiri
dengan solusi, pelajaran, atau tawaran aksi. Sederhananya, penutup adalah inti pesan
yang hendak kita sampaikan.

3. Perbedaan Kolom dengan Tajuk Rencana/editorial


Tajuk rencana/editorial dan kolom opini memiliki satu kemiripan yaitu,
keduanya adalah opini sekaligus analisis subjektif. Keduanya juga mempunyai
perbedaan penting. Kolom opini disertai nama penulis dan opini (menggunakan kata
ganti pertama “saya”) dari seseorang, kecuali kolumnis memilih memasukan opini
dari orang lain. Tulisan editorial tidak disertai pencantuman nama penulisnya dan
merupakan opini staf keseluruhan, meski ditulis oleh satu orang. Kolom opini kurang
formal ketimbang editorial, kolumnis punya lebih banyak keleluasaan dan biasanya
lebih banyak ruang untuk menyajikan ide-idenya.

4. Teknik Menulis Kolom


a. Mencari ide tulisan

9
Ada banyak sekali tema di sekitar kita. Namun kita hanya bisa menemukannya
jika memiliki kepekaan. Jika kita banyak melihat dan mengamati lingkungan, lalu
menuliskannya dalam catatan harian, ide tulisan sebenarnya “sudah ada di situ”
tanpa kita perlu mencarinya.
Tema itu bahkan terlalu banyak sehingga kita kesulitan memilihnya. Untuk
mempersempti pilihan, pertimbangkan aspek signifikansi (apa pentingnya buat
pembaca) dan aktualitas (apakah tema itu tidak terlampau basi).
b. Merumuskan masalah
Esai yang baik umumnya ringkas (“Less is more” kata Ernest Hemingway) dan
fokus. Untuk bisa menjamin esai itu ditulis secara sederhana, ringkas tapi padat,
pertama-tama kita harus bisa merumuskan apa yang akan kita tulis dalam sebuah
kalimat pendek.
Rumusan itu akan merupakan fondasi tulisan. Tulisan yang baik adalah
bangunan arsitektur yang kokoh fondasinya, bukan interior yang indah (kata-kata
yang mendayu-dayu) tapi keropos dasarnya.
c. Mengumpulkan Bahan
Jika kita rajin menulis catatan harian, sebagian bahan sebenarnya bisa
bersumber pada catatan harian itu. Namun seringkali, ini harus diperkaya lagi
dengan bahan-bahan lain: pengamatan, wawancara, reportase, riset kepustakaan
dan sebagainya.
d. Menentukan bentuk penuturan
Beberapa tema tulisan bisa lebih kuat disajikan dalam bentuk dialog. Tapi,
tema yang lain mungkin lebih tepat disajikan dengan lebih banyak narasi serta
deskripsi yang diperkaya dengan anekdot. Beberapa penulis memilih bentuk
penuturan yang ajeg untuk setiap tema yang ditulisnya:
1) Dialog (Umar Kayam)
2) Reflektif (Goenawan Mohamad)
3) Narasi (Faisal Baraas, Bondan Winarno, Ahmad Tohari)
4) Humor/Satir (Mahbub Junaedi)
e. Menulis
1) Tata Bahasa dan Ejaan: Taati tata bahasa Indonesia yang baku dan benar.
Apakah ejaan katanya benar, di mana meletakkan titik, koma dan tanda
hubung? Apakah koma ditulis sebelum atau sesudah penutup tanda kutip (jika
ragu cek kebuku rujukan Ejaan Yang Disempurnakan).

10
2) Akurasi Fakta: tulisan nonfiksi, betapapun kreatifnya, bersandar pada fakta.
Apakah peristiwanya benar-benar terjadi? Apakah ejaan nama kita tulisa secara
benar? Apakah rujukan yang kita tulis sama dengan di buku atau kutipan
aslinya? Apakah kita menyebutkan nama kota, tahun dan angka-angka secara
benar?
3) Jargon dan Istilah Teknis: hindari sebisa mungkin jargon atau istilah teknis
yang hanya dimengerti kalangan tertentu. Kreatiflah menggunakan deskripsi
atau anekdot atau metafora untuk menggantikannya. Hindari sebisa mungkin
bahasa Inggris atau bahasa daerah.
4) Sunting dan Pendekkan: seraya menulis atau setelah tulisan selesai, baca
kembali. Potong kalimat yang terlalu panjang; atau jadikan dua kalimat.
Hilangkan repetisi. Pilih frase kata yang lebih pendek: melakukan pembunuhan
bisa diringkas menjadi membunuh. “Tidak” sering bisa diringkas menjadi
“tak”, “meskipun” menjadi “meski” dan sebagainya.
5) Pakai kata kerja aktif: kata kerja aktif adalah motor dalam kalimat, dia
mendorong pembaca menuju akhir, mempercepat bacaan. Kata kerja pasif
menghambat proses membaca. Pakai kalimat pasif hanya jika tak terhindarkan.
6) Tak menggurui: meski Anda perlu menunjukkan bahwa Anda menguasai
persoalan (otoritatif dalam bidang yang ditulis) hindari bersikap menggurui.
Jika mungkin hindari kata “seharusnya”, “semestinya” dan sejenisnya.
Gunakan kreatifitas dan ketrampilan mendongeng seraya menyampaikan
pesan. Don’t tell it, show it.
7) Tampilkan anekdot: jika mungkin perkaya tulisan Anda dengan anekdot, ironi
dan tragedi yang membuat tulisan Anda lebih “basah” dan berjiwa.
8) Jangan arogan: orang yang tak setuju dengan Anda belum tentu bodoh.
Hormati keragaman pendapat. Opini Anda, bahkan jika Anda meyakininya
sepenuh hati, hanya satu saja kebenaran. Ada banyak kebenaran di “luar sana”.
9) Uji Tulisan Anda: minta teman dekat, saudara, istri, pacar untuk membaca
tulisan yang sudah usai. Dengarkan komentar mereka atau kritik mereka yang
paling tajam sekalipun. Mereka juga seringkali bisa membantu kita
menemukan kalimat atau fakta bodoh yang perlu kita koreksi sebelum
diluncurkan ke media.

11
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Editorial atau tajuk rencana adalah sikap, pandangan atau pendapat penerbit terhadap
masalah-masalah yang sedang hangat dibicarakan masyarakat.
2. Jenis tajuk rencana dibagi menjadi tajuk rencana yang bersifat argumentatif,
informatif, dan aneka rupa.
3. Tipe tajuk rencana yaitu advokasi, pemecahan masalah, penghargaan, editorial
singkat, editorial pendek, dan kartun.
4. Tujuan penulisan tajuk rencana yaitu menjelaskan berita, menjelaskan latar belakang,
meramalkan, menyampaikan pertimbangan moral. Serta menjelaskan informasi,
meyakinkan pembaca, dan menilai peristiwa.
5. Kebijakan penerbit dalam penulisan tajuk rencana yaitu tajuk rencana juga
menggambarkan falsafah dan pandangan hidup dari penerbitnya. Isi dari tajuk rencana
merupakan representasi dari ideologi suatu surat kabar yang tercermin dari visi dan
misinya.
6. Kolom adalah opini singkat seseorang yang lebih banyak menekankan aspek
pengamatan dan pemaknaan terhadap suatu persoalan atau keadaan yang terdapat
dalam masyarakat
7. Perbedaan tajuk rencana dan kolom yaitu tajuk rencana menggambarkan gagasan dari
staf keseluruhan yang mengatasnamakan penerbit, sedangkan kolom merupakan murni
gagasan dari seseorang.
8. Teknik/tahapan menulis kolom yaitu mencari ide tulisan, merumuskan masalah,
mengumpulkan bahan, menentukan bentuk tulisan, dan terakhir menulis.

12
DAFTAR PUSTAKA

Fauziyah, A. 2019, Januari. Teks Editorial Sebagai Bahan Ajar Bahasa


Indonesia Kelas XII Di SMAN 12 Bandung. Jurnal
“METABAHASA”. 2(2).
Hojionto. 2015, Oktober. Penggunaan Gramatika Dalam Tajuk Rencana
Pada Koran Radar Sulteng. e-Jurnal Bahasantodea: 3(4).
Istiqomah. 2012. “Perbandingan Isi Tajuk Rencana Surat Kabar”.
Skripsi. FISIP. Ilmu Komunikasi. UNS, Surakarta.
Juwito. 2008. Menulis Berita dan Feature’s. Surabaya: Unesa University
Press.
Lestari, R. 2019. Fakta dan Opini Dalam Teks Tajuk Rencana Pada
Surat Kabar Kompas, KLITIKA: Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa
dan Sastra Indonesia: 1(1).
Wendra, I Wayan. 2019. Penulisan Tajuk Rencana : Kajian Berbasis
Tahapan Penalaran, Teknik Interpretasi Dan Isi. Bali: Universitas
Pendidikan Ganesha.
Wulandari, Y. 2014, Oktober. Tajuk Rencana Harian Kompas Dan
Media Indonesia Mengupas Nasib TKI: Analisis Perbandingan
Stuktur Teks. Jurnal Bahastra: 32(1).

13
BIOGRAFI PENULIS

FATMAWATI PUJI LESTARI


Fatmawati Puji Lestari, akrab dipanggil Fatma. Lahir di Semarang, 31 Mei
1999. Ia merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Saudaranya bernama Muhammad
Nidzo Mudin yang kini masih menduduki bangku Madrasah Tsanawiyyah. Bapaknya
bekerja sebagai buruh tani dan ibunya seorang ibu rumah tangga. Ia lahir dan hidup
selama ini di Semarang dengan kasih sayang penuh dari orang tuanya. Ia menempuh
pendidikan dari jenjang taman kanak kanak sampai sekarang masuk universitas
didaerahnya sendiri. Rumahnya beralamat di Jalan Gajah Timur Dalam 2. Namun
sekarang ia menempuh pendidikan di Universitas Islan Negeri Walisongo jurusan
pendidikan matematika. Sekalin kuliah ia juga belajar agama di Pondok Pesantren
Fadhlul Fadhlan dan jika ada waktu luang ia juga mengajar les/privat dilembaga
Genius Privat. Dia merupakan orang yang care dengan siapapun yang ia kenal. Dia
juga tipe orang yang suka menolong sesamanya dan menyembunyikan masalahnya
secara rapat rapat. Dia dari SMA berencana menurunkan berat badannya namun suka
makan terus, alhasil rencana itu hanya wacana belaka sampai sekarang. Ia bercita cita
menjadi pengusaha sembako. Cita cita tersebut terispirasi dari seseorang pedagang
toko sembako dipasar yang waktu itu ia diajak ibunya untuk berbelanja . Saya
berharap semoga apa yang dicita citakan Fatmawati dapat tercapai dan mendapatkan
yang lebih baik dari Allah SWT.
ROCHANA NUR AZIZAH
Selanjutnya, Rochana Nur Azizah, panggilan akrab dari teman-temannya
adalah Hana. Ia lahir di Blora pada 04 Maret 1999. Dia memiliki satu saudara laki-
laki yang lebih muda 6 tahun dari usianya. Ayah dan Ibunya merupakan seorang
karyawan dan karyawati di suatu sekolah yang sama. Ia hidup dan dibesarkan di
Blora dengan perhatian penuh dari kedua orang tuanya dan kakek neneknya. Ia
bersekolah dari jenjang taman kanak-kanak sampai sekolah menengah atas di
daerahnya sendiri. Ia termasuk orang yang santai tapi terkadang juga mudah marah
ketika lagi bad mood. Dia termasuk orang yang humoris ketika bersama orang-orang
yang dikenlnya dan seketika menjadi orang pendiam ketika bersama orang-orang yang
tidak dikenalnya. Dia suka menonton film dan drama, sedangkan makanan
kesukaannya yaitu semua makanan yang pedas dan coklat. Pada tahun 2017, Ia
melanjutkan pendidikannya di UIN Walisongo Semarang dan memilih untuk masuk
ke jurusan pendidikan matematika. Dia dari kecil sampai masuk perguruan tinggi
14
memiliki cita-cita yang berubah-ubah. Ketika masih di sekolah dasar Ia bercita-cita
menjadi bidan, dan ketika di sekolah menengah pertama sampai di tingkat perguruan
tinggi, ia bercita-cita menjadi kepala sekolah. Saya berharap semoga apa yang
diusahakan dan dicita-citakan Hana dapat tercapai atau bahkan bisa mendapat yang
lebih baik dari Allah SWT.
HILMI ALWI
Hilmi Alwi Addahlawi, akrab dipanggil Hilmi. Lahir pada tanggal 16 Apri
tahun 2000 di Semarang. Ia merupakan mahasiswa Pendidikan Matematika angatan
2018 di UIN Walisongo Semarang, saat ini sedang menempuh semester 5. Alamat
rumah di Genuksari RT 10 RW 04 kecamatan Genuk, Kota semarang
Anak pertama dari 2 bersaudara ini pernah memenangkan omba Tahfidz Juz 30 putra
tingkat Kota semarang saat masih duduk dibangku sekolah dasar. Kemudian Saat
duduk dibangkuh sekolah menengah atas ia mampu memenangkan Lomba Tahfidz 5
juz tingkat kota semarang pada tahun 2018.
Hal yang ia suka lakukan adalah bermain game pc maupun mobile dan
travelling. Namun takdir ia harus mengurungkan niatnya untuk travelling pada tahun
2020 ini dikarenakan adanya pandemi virus korona.
Orang tua nya adalah sosok pekerja keras yang senantiasa menginginkan kebahagiatan
anaknya. Orang tuanya berprofesi sebagai buruh pabrik dari seblum ia lahir sampai
sekarang. Cita-citanya adalah menjadi anak yang berbakti kepada orang tuanya agar
dapat membahagiakan mereka didunia maupun diakhirat. Aamiin..
MAULIDA ZULFA AINI
Maulida Zulfa Aini, akrab dipanggil Zulfa. Lahir pada tanggal 29 Juni tahun
2000 di Brebes. Ia merupakan mahasiswa Pendidikan Matematika angatan 2018 di
UIN Walisongo Semarang, saat ini sedang menempuh semester 5. Alamat rumah di
Bantarkawung RT 01 RW 04 Kabupaten Brebes, namun saat ini tinggal di kost
Roudloh, Perum Bhakti Persada Indah (BPI) Ngaliyan.
Anak pertama dari 3 bersaudara ini aktif mengikuti kegiatan Pramuka di
sekolahnya dulu, MAN 2 Banyumas. Namun saat di UIN Walisongo, tidak mengikuti
kegiatan apapun, karena waktu luangnya sudah terisi dengan hobinya yaitu membaca
twitwar dan hal edukasi lain di twitter dan quora. Selain itu, waktu luangnya juga diisi
dengan mengajar les/privat di lembaga Genius Privat dan Rumah Belajar
Bantarkawung.
Orangtuanya memiliki profesi yang sama, yaitu sebagai guru SLTP di instansi
yang berbeda. Melihat orangtuanya sangat menikmati profesinya, ia akhirnya
15
memutuskan cita-citanya, yaitu mengikuti jejak orangtuanya sebagai guru. Guru
matematika yang menyenangkan.

16

Anda mungkin juga menyukai