Oleh:
Fatmawati Puji Lestari 1708056050
Hilmi Alwi 1808056074
Maulida Zulfa Aini 1808056055
Rochana Nur Azizah 1708056049
B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tajuk rencana?
2. Apa saja jenis tajuk rencana?
3. Apa saja tipe tajuk rencana?
4. Apa tujuan penulisan tajuk rencana?
5. Bagaimana kebijakan redaksi dalam tajuk rencana?
6. Bagaimana teknik menulis tajuk rencana?
7. Apa pengertian kolom?
8. Bagaimana perbedaan antara tajuk rencana dengan kolom?
9. Bagaimana teknik menulis kolom?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Tajuk Rencana
1. Pengertian Tajuk Rencana
Dalam bahasa Inggris, tajuk rencana ini disebut dengan “editorial”,
yang berasal dari kata “edit”. Secara harfiah, edit berarti membaca dan
memperbaiki naskah, mempersiapkan naskah. Lalu dari kata editing
lahirlah kata editorial yang di indonesiakan menjadi “Tajuk Rencana” atau
“induk karangan” yang berfungsi sebagai mahkotanya karangan atau
tulisan yang berisi ulasan, pemikiran, pandangan, surat kabar mengenai
suatu fakta, kejadian atau opini yang berkembang dalam masyarakat.1
Menurut Hadhramaut, tajuk rencana atau editorial adalah opini
berisi tamggapan, pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi
penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang
berkembang di masyarakat. Tanggapannya itu berupa dukungan, pujian,
kritikan, ataupun cemohan. Opini yang ditulis pihak redaksi diasumsikan
mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap resmi media
yang bersangkutan. Tajuk rencana selalu menyertai suatu berita yang ada
dalam surat kabar itu.2 Isi dari tajuk rencana merupakan representasi dari
ideologi suatu surat kabar. Sehingga wajar saja jika isi tajuk rencana
berbeda antara surat kabar yang satu dengan surat kabar yang lain,
meskipun mengangkat permasalahan yang sama.
Fakta dan opini pada teks tajuk rencana memberikan pandangan
kepada khalayak untuk menyikapi suatu kejadian. Tajuk rencana atau
editorial merupakan suara koran secara umum dan tidak disebutkan siapa
penulisnya meski hanya ditulis satu orang. Di sini penulis menggunakan
kata jamak, suara kami, berisi pendapat dan sikap resmi suatu media
sebagai institusi penerbit terhadap persoalan aktual, fenomenal, dan
1
Willing Barus, Jurnalistik: Petunjuk Teknis Menulis Berita, Erlangga, Jakarta, 2010, hal.143
2
Hojianto, Penggunaan Gramatika Dalam Tajuk Rencana Pada Koran Radar Sulteng, e-Jurnal
Bahasantodea, Volume 3 Nomor 4, Oktober 2015, hlm 103
kotroversial yang berkembang di masyarakat.3 Dalam Tajuk rencana
terkadang juga ada ramalan atau analisis kondisi yang berfungsi untuk
mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan-kemungkinan yang dapat
terjadi, serta meneruskan penilaian moral mengenai berita tersebut.
Sebelum ada istilah tajuk rencana, koran-koran kuno menamakan
opini penerbit ini sebagai induk karangan yang menerjemahkan bahasa
belanda Hoofd Artikel. Di inggris, sebutan editorial jarang dikenal yang
ada adalah sebutan Leader News, penulisnya disebut sebagai Leader
Writer. Dalam kamus bahasa Indonesia, tajuk rencana diartikan sebagai
induk karangan pada surat kabar/majalah4. Menulis tajuk rencana
merupakan situasi dan kondisi tertentu yang sangat dipengaruhi oleh
peristiwa atau kejadian dalam pemberitaan sehari-hari. Adapun sifat dari
tajuk rencana, diantaranya5:
a. Krusial dan ditulis secara berkala, tergantung dari jenis terbitan
medianya bisa harian (daily), atau mingguan (weekly), atau dua
mingguan (biweekly), dan bulanan (monthly);
b. Isinya menyikapi situasi yang berkembang di masyarakat luas, baik itu
aspek sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, hukum, pemerintahan,
atau olahraga bahkan entertainment, tergantung jenis liputan
medianya;
c. Memiliki karakter atau konsistensi yang teratur, kepada para
pembacanya terkait sikap dari media massa yang menulis tajuk
rencana;
d. Terkait erat dengan policy media atau kebijakan media yang
bersangkutan.
Dalam mengidentifikasi tajuk rencana dengan karya tulis lainnya
dapat diamati dari ciri-cirinya. Menurut Febiyanto6, ciri-ciri tajuk rencana
dapat dibagi menjadi 4 ciri sebagai berikut:
a) Berisi opini redaksi tentang peristiwa yang sedang hangat dibicarakan;
3
Ratu Lestari, Fakta dan Opini Dalam Teks Tajuk Rencana Pada Surat Kabar Kompas, KLITIKA:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume 1 Nomor 1, 2019, hlm 3
4
WJS Purwodarminto, Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta , 1961
5
Hojianto, Penggunaan Gramatika Dalam.... hlm 103
6
Hojianto, Penggunaan Gramatika Dalam.... hlm 102
b) berisi ulasan tentang suatu masalah yang dimuat;
c) biasanya berskala nasional, berita internasional dapat menjadi tajuk
rencana, apabila berita tersebut memberi dampak kepada nasional; dan
d) tertuang pikiran subyektif redaksi.
7
Istiqomah, Skripsi Sarjana: “Perbandingan Isi Tajuk Rencana Surat Kabar” (Surakarta: UNS, 2012)
hlm 34-35
3. Tipe-tipe Tajuk Rencana8
a) Editorial Advokasi
Editorial yang menginterpretasikan, menjelaskan, membujuk
dan mendukung perubahan biasanya dihubungkan dengan berita
penting didalam koran tersebut. Editorial ini akan memberitahu
pembacanya mengapa kejadian-kejadian itu penting. Ia juga bisa
menjelaskan signitifikasi ide atau kondisi tertentu. Dalam beberapa
kasus, editorial mendefinisikan term dan isu, mengidentifikasi sosok
dan faktor dan menerangkan latar belakang historis, kultural, geografis
dan kondisi lainya. Usaha penulis untuk membujuk pembaca
menerima interpretasi tertentu atau kesimpulan tertentu bisa jadi
dilakukan dengan halus dan terselubung. Editorial yang
menginterpretasikan, menjelaskan, dan mengajak dinamakan editorial
advokasi.
b) Editorial Pemecah Masalah
Editorial solusi problem adalah tipe lain yang sering dijumpai di
koran-koran. Terkadang dinamakan “editorial kritik” , tipe editorial ini
dipakai saat staf editorial ingin menarik perhatian pada suatu problem
atau ingin mengkritik tindakan seseorang. Karena Koran perlu
bertindak secara bertanggung jawab, maka fakta harus disajikan untuk
mendukung kritik atau untk menjelaskan sebab-sebab masalah, dan
solusi harus ditawarkan. Proses tiga langkah ini mirip dengan metode
ilmiah: pernyataan problem, penyajian bukti, dan kesimpulan dengan
usulan solusi.
c) Editorial Penghargaan
Editorial penghargaan adalah salah satu pilihan bagi penulis
editorial. Biasanya, editorial penghargaan akan memuji seseorang atau
organisasi yang melakukan sesuatu yang luar biasa. Topiknya antara
lain guru yang pensiun, juara pertandingan antar kampus, kematian
murid, guru atau staf sekolah yang memberi inspirasi bagi orang lain,
8
Rolnicki, Pengantar Dasar Jurnalisme (scholastic journalism), Kencana, Jakarta, 2008, Hal. 135-
144
penggalangan dana yang sukses, tambahan program olahraga baru,
kerja relawan mahasiswa.
d) Komentar Editorial Singkat
Keringkasan punya manfaat tersendiri, dan editorial satu atau
dua paragraf bisa jadi efektif. Bentuk ini paling berguna jika hanya
satu poin atau sedikit bukti latar belakang informasi yang perlu
diberikan.
e) Editorial Pendek
Editorial ini ringkas dari satu kata hingga beberapa kalimat saja.
Biasanya editorial pendek dikelompokan bersama sebagai headine
kolom dan mencakup pujian atau kritik. Editorial pendek juga berisi
komentar bermacam-macam: satu pujian atau kritik tidak selalu terkait
dengan berita lainya di koran.
f) Editorial Kartun
Mungkin bentuk paling ringkas adalah editorial kartun. Dalam
beberapa kata atau satu-dua kalimat. Kartunis dapat melakukan hal-hal
yang dilakukan penulis editorial mengomentari, mengkritik,
menginterpretasikan, membujuk dan menghibur. Kartun dan bentuk
seni lainnya merupakan komentar favorable bagi banyak pembaca.44
9
Totok djuroto, Menejemen Penerbitan Pers, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004,hlm 77
10
Kusumaningrat,Jurnalistik Teori Dan Praktik, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm 248-
249
berkembang menjadi agenda setter sebagaimana yang dikenal dalam teori
agenda setting atau agenda media.11
Dalam surat kabar-surat kabar di tanah air, tajuk rencana biasanya
ditempatkan dihalaman opini dan biasanya ditulis oleh pemimpin redaksi
surat kabar bersangkutan,tajuk rencana menempati sebuah kotak dua
kolom yang memanjang kebawah atau kesamping dan diletakan di sebelah
pojok kiri atau atas halaman. Kolom-kolom lain dihalaman ini diisi
tulisan-tulisan kolomnis, surat pembaca dan kotak susunan redaksi surat
kabar bersangkutan.
Dalam praktiknya tajuk rencana sangat berkaitan dengan reporter
dan editor. Reporter adalah jurnalis yang bertugas mencari dan
mengumpulkan informasi melalui peliputan peristiwa atau kejadian.
Sedangkan editor adalah jurnalis yang bertugas mengedit, dalam arti
menilai, dan mempertimbangkan kelayakan informasi menjadi sebuah
berita. Dan reporter bekerja langsung dibawah redaktur tertentu (kriminal,
kota, olahraga, pengadilan, kepolisian, rumah sakit dan tempat-tempat
publik). Mereka bergabung dalam jajaran redaksi yang disebut desk.
11
Arifin,2010,Opini Publik, Gramata Publishing, Jakarta, hlm 129-130
12
I Wayan Wendra, Penulisan Tajuk Rencana : Kajian Berbasis
Tahapan Penalaran, Teknik Interpretasi Dan Isi, Bali: UNDIKSHA Bali, 2019), hlm 3
tajuk rencana seperti halnya ilmuwan, dimana pun ia berada, harus
menganut kebenaran, apabila setia pada karya dan
masyarakatnya(Suhandang,2010:152).
Dengan demikian karakteristik isi dari tajuk rencana didukung oleh
fakta, kebenaran dan kejujuran penulisnya. Isi tajuk rencana bila dilihat
dari pola pengembangan dalam penyampaian, dapat dibedakan menjadi
dua bagian yakni bersifat umum dan bersifat khusus(Pranoto, 2010: 24).
Isi tajuk rencana yang bersifat umum isinya mencakup banyak hal,
diantaranya (1)sambutan hangat terhadap pendapat/opini/sikap/kebijakan
pemerintah, (2) sambutan terhadap sesuatu yang dianggap istimewa
seperti kejadian yang mengemparkan, hari-hari atau bulan yang dinilai
penting, masalah-masalah sosil budaya yang sedang digandrungi
masyarakat, (3) ulasan politik yang sedang hangat, (4) dan masih banyak
topik yang lain.
Sedangkan isi tajuk rencana yang bersifat khusus lebih mengacu
pada pengantar atau ulasan ataupun interpretasi terhadap isi berita tertentu
yang diterbitkan saat itu. Jadi isi tajuk rencana hanya pengantar, mengulas
atau menginterpretasikan berita saat media diterbitkan tentang satu hal
saja. Dengan demikian redaksi atau penulis tajuk rencana dalam
mengemukakan isi tajuknya dapat melakukan dengan pola pengembangan
umum maupun khusus.13
Dalam penulisan tajuk rencana tentunya akan ada tahapan
penalaran atau tahapan isi pemikiran yang dikemukakannya. Budyatna
(2005:249) mengemukakan, sebuah tajuk rencana yang baik memuat hal-
hal berikut ini:14
a. Pernyataan masalah pokok atau topik;
b. Alasan mengapa hal atau masalah itu penting;
c. Penyajian fakta-fakta yang bersangkutan dengan topik;
d. Pernyataan sikap yang diambil terhadap topik tersebut;
e. Evaluasi terhadap mereka yang mengambil sikap lain;
f. Pernyataan alternatif lain;
13
I Wayan Wendra, Penulisan Tajuk Rencana :.... hlm 4
14
I Wayan Wendra, Penulisan Tajuk Rencana :.... hlm 6
g. Pembuatan perbandingan atau analogi dengan isu-isu atau topik-
topik lain.
h. Menarik kesimpulan.
Pernyataan masalah pokok atau topik yang merupakan pernyataan
awal yang yang menjadi pokok pemikiran atau ide yang menjadi topik
yang akan dibahas. Setelah itu diikuti dengan uraian alasan mengapa hal
atau masalah pokok itu penting. Uraian ini mengemukakan pemikiran atau
dasar pemekiran mengapa topik tersebut penting. Setelah menguraikan
alasan dasar pemikiran pentingnya topik, uraian selanjutnya dipaparkan
fakta-fakta berkaitan dengan topik. Penguraian fakta-fakta ini baik fakta
dalam peristiwa waktu yang sudah lalu maupun fakta-fakta kekinian.
Berdasarkan uraian alasan yang ditujang fakta-fakta yang telah
dikemukakan, penulis mengemukakan pernyataan sikap terhadap topik
tersebut. Pernyataan sikap penulis ini, oleh Jurnalis kawakan Rosihan
Anwar mengatakan atau disebut dengan tesa penulis yaitu semacam
pendirian penulis terhadap topik( Rosihan Anwar, 2004). Dengan
demikian penulis telah mengemukakan pendirian atau sikapnya terhadap
topik.15
Tahapan selanjutnya penulis mengemukakan evaluasi atau
penilaian terhadap sikap-sikap atau langkah-langkah nyata yang pernah
ada di masyarakat. Dalam memberikan penilaian baik berupa mengkritisi
maupun memberi dukungan harus ditunjang oleh dasar-dasar yang kuat
yakni fakta-fakta yang benar dan jujur. Berdasarkan hasil penilaian ini
penulis tajuk akhirnya memperoleh kemungkinan-kemungkinan alternatif
pendapat lain yang juga mengandung kebenaran. Selanjutnya, penulis
tajuk melakukan perbandingan-perbandingan atau analogi dengan isu-isu
atau topik-topik lain. Tentunya perbandingan atau analogi yang dilakukan
adalah perbandingan dengan isu-isu atau topik-topik yang telah ada dan
terkait dengan topik yang dibahas dalam rangka memantapkan atau
menguatkan pendirian atau tesanya dan pendapat lain yang didukung
15
I Wayan Wendra, Penulisan Tajuk Rencana :.... hlm 6-7
karena juga mengandung kebenaran. Dari semua ini akhirnya dirumuskan
kesimpulan.16
B. Kolom
1. Pengertian Kolom
Kolom, berasal dari bahasa Inggris, column. Orangnya disebut
columnist. Dalam bahasa Inggris, istilah kolumnis diartikan sebagai
penulis karangan khusus berupa komentar, saran, informasi, atau hiburan,
pada surat kabar atau majalah secara reguler. Demikian juga dalam bahasa
Indonesia, Anton Moeliono (1989:451) menjelaskan arti kolumnis sebagai
penulis yang menyumbangkan artikel pada surat kabar atau majalah secara
tetap. Kadang-kadang tulisan dimaksud dikirimkan langsung untuk dimuat
dalam surat kabar atau majalah. Namun di Barat biasanya para kolumnis
menulis karangannya khusus untuk didistribusikan oleh sebuah sindikat
kepada sejumlah surat kabar atau majalah.17
Kolom adalah opini singkat seseorang yang lebih banyak
menekankan aspek pengamatan dan pemaknaan terhadap suatu persoalan
atau keadaan yang terdapat dalam masyarakat. Kolom lebih banyak
mencerminkan cap pribadi penulis. Sifatnya memadat memakna.
Bandingkan dengan sifat artikel yang lebih banyak memapar melebar.
Kolom ditulis secara inferensial. Artikel ditulis secara referensial.
Biasanya dalam tulisan kolom terdapat foto penulis. Sangat dianjurkan,
tulisan kolom disertai foto penulis. Anjuran yang sama, justru tidak
berlaku pada artikel.
Pada 1960-an ratusan column berisi hampir setiap segi
kemanusiaan, dari soal cinta dan kesehatan sampai pada ilmu pengetahuan
dan keuangan, muncul pada harian-harian berkala lainnya di Amerika dan
Eropa. Bahkan di Indonesia lebih luas lagi Isinya. Selain masalah
kemanusiaan, juga masalah kebijakan para penguasa selalu menjadi
sorotan para kolumnis yang kritis.
16
I Wayan Wendra, Penulisan Tajuk Rencana :.... hlm 7
17
Juwito, Menulis Berita dan Feature’s, (Surabaya: Unesa University Press, 2008), hlm 13
Di tangan para kolumnis profesional, topik apa pun yang dibahas,
mulai dari yang ringan seperti masalah pakaian dinas pejabat, sampai yang
berat seperti kecenderungan makin banyaknya wakil rakyat di tingkat kota
dan kabupaten yang hobi memakan uang rakyat, tersaji dalam cerita
singkat yang memikat, logis rasional, enak dibaca.
Kolom (article column) biasanya ditulis dengan gaya yang sangat
ringan atau enteng dan diselingi humor-humor segar, walaupun
masalahnya sangat serius (politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum,
keamanan, pendidikan, bencana, kecelakaan, kriminalitas, gaya hidup dan
sebagainya).18
18
Juwito, Menulis Berita dan.... hlm 14
pentingnya buat pembaca) dan aktualitas (apakah tema itu tidak
terlampau basi).
b. Merumuskan masalah
Esai yang baik umumnya ringkas (“Less is more” kata Ernest
Hemingway) dan fokus. Untuk bisa menjamin esai itu ditulis secara
sederhana, ringkas tapi padat, pertama-tama kita harus bisa
merumuskan apa yang akan kita tulis dalam sebuah kalimat pendek.
Rumusan itu akan merupakan fondasi tulisan. Tulisan yang baik
adalah bangunan arsitektur yang kokoh fondasinya, bukan interior
yang indah (kata-kata yang mendayu-dayu) tapi keropos dasarnya.
c. Mengumpulkan Bahan
Jika kita rajin menulis catatan harian, sebagian bahan sebenarnya
bisa bersumber pada catatan harian itu. Namun seringkali, ini harus
diperkaya lagi dengan bahan-bahan lain: pengamatan, wawancara,
reportase, riset kepustakaan dan sebagainya.
d. Menentukan bentuk penuturan
Beberapa tema tulisan bisa lebih kuat disajikan dalam bentuk
dialog. Tapi, tema yang lain mungkin lebih tepat disajikan dengan
lebih banyak narasi serta deskripsi yang diperkaya dengan anekdot.
Beberapa penulis memilih bentuk penuturan yang ajeg untuk setiap
tema yang ditulisnya:
1) Dialog (Umar Kayam)
2) Reflektif (Goenawan Mohamad)
3) Narasi (Faisal Baraas, Bondan Winarno, Ahmad Tohari)
4) Humor/Satir (Mahbub Junaedi)
e. Menulis
1) Tata Bahasa dan Ejaan: Taati tata bahasa Indonesia yang baku dan
benar. Apakah ejaan katanya benar, di mana meletakkan titik, koma
dan tanda hubung? Apakah koma ditulis sebelum atau sesudah
penutup tanda kutip (jika ragu cek kebuku rujukan Ejaan Yang
Disempurnakan).
2) Akurasi Fakta: tulisan nonfiksi, betapapun kreatifnya, bersandar
pada fakta. Apakah peristiwanya benar-benar terjadi? Apakah ejaan
nama kita tulisa secara benar? Apakah rujukan yang kita tulis sama
dengan di buku atau kutipan aslinya? Apakah kita menyebutkan
nama kota, tahun dan angka-angka secara benar?
3) Jargon dan Istilah Teknis: hindari sebisa mungkin jargon atau
istilah teknis yang hanya dimengerti kalangan tertentu. Kreatiflah
menggunakan deskripsi atau anekdot atau metafora untuk
menggantikannya. Hindari sebisa mungkin bahasa Inggris atau
bahasa daerah.
4) Sunting dan Pendekkan: seraya menulis atau setelah tulisan selesai,
baca kembali. Potong kalimat yang terlalu panjang; atau jadikan
dua kalimat. Hilangkan repetisi. Pilih frase kata yang lebih pendek:
melakukan pembunuhan bisa diringkas menjadi membunuh.
“Tidak” sering bisa diringkas menjadi “tak”, “meskipun” menjadi
“meski” dan sebagainya.
5) Pakai kata kerja aktif: kata kerja aktif adalah motor dalam kalimat,
dia mendorong pembaca menuju akhir, mempercepat bacaan. Kata
kerja pasif menghambat proses membaca. Pakai kalimat pasif
hanya jika tak terhindarkan.
6) Tak menggurui: meski Anda perlu menunjukkan bahwa Anda
menguasai persoalan (otoritatif dalam bidang yang ditulis) hindari
bersikap menggurui. Jika mungkin hindari kata “seharusnya”,
“semestinya” dan sejenisnya. Gunakan kreatifitas dan ketrampilan
mendongeng seraya menyampaikan pesan. Don’t tell it, show it.
7) Tampilkan anekdot: jika mungkin perkaya tulisan Anda dengan
anekdot, ironi dan tragedi yang membuat tulisan Anda lebih
“basah” dan berjiwa.
8) Jangan arogan: orang yang tak setuju dengan Anda belum tentu
bodoh. Hormati keragaman pendapat. Opini Anda, bahkan jika
Anda meyakininya sepenuh hati, hanya satu saja kebenaran. Ada
banyak kebenaran di “luar sana”.
9) Uji Tulisan Anda: minta teman dekat, saudara, istri, pacar untuk
membaca tulisan yang sudah usai. Dengarkan komentar mereka
atau kritik mereka yang paling tajam sekalipun. Mereka juga
seringkali bisa membantu kita menemukan kalimat atau fakta
bodoh yang perlu kita koreksi sebelum diluncurkan ke media.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Editorial atau tajuk rencana adalah sikap, pandangan atau pendapat
penerbit terhadap masalah-masalah yang sedang hangat dibicarakan
masyarakat.
2. Jenis tajuk rencana dibagi menjadi tajuk rencana yang bersifat
argumentatif, informatif, dan aneka rupa.
3. Tipe tajuk rencana yaitu advokasi, pemecahan masalah, penghargaan,
editorial singkat, editorial pendek, dan kartun.
4. Tujuan penulisan tajuk rencana yaitu menjelaskan berita, menjelaskan latar
belakang, meramalkan, menyampaikan pertimbangan moral. Serta
menjelaskan informasi, meyakinkan pembaca, dan menilai peristiwa.
5. Kebijakan penerbit dalam penulisan tajuk rencana yaitu tajuk rencana juga
menggambarkan falsafah dan pandangan hidup dari penerbitnya. Isi dari
tajuk rencana merupakan representasi dari ideologi suatu surat kabar yang
tercermin dari visi dan misinya.
6. Kolom adalah opini singkat seseorang yang lebih banyak menekankan
aspek pengamatan dan pemaknaan terhadap suatu persoalan atau keadaan
yang terdapat dalam masyarakat
7. Perbedaan tajuk rencana dan kolom yaitu tajuk rencana menggambarkan
gagasan dari staf keseluruhan yang mengatasnamakan penerbit, sedangkan
kolom merupakan murni gagasan dari seseorang.
8. Teknik/tahapan menulis kolom yaitu mencari ide tulisan, merumuskan
masalah, mengumpulkan bahan, menentukan bentuk tulisan, dan terakhir
menulis.
BIOGRAFI PENULIS