Anda di halaman 1dari 22

MAKALAH

TAJUK RENCANA DAN KOLOM

Disusun Guna Memenuhi Tugas


Mata Kuliah : Dasar-dasar Jurnalistik
Dosen Pengampu: Nanang Qosim, M.Pd.

Oleh:
Fatmawati Puji Lestari 1708056050
Hilmi Alwi 1808056074
Maulida Zulfa Aini 1808056055
Rochana Nur Azizah 1708056049

PROGRAM STUDI PENDIDIKAN MATEMATIKA


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI WALISONGO
SEMARANG
2020
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Surat kabar/pers menjadi kaki keempat dari demokrasi (selain dari
eksekutif, legislative, dan yudikatif) karena pers sebagai pengamat dan sebagai
penyambung lidah dari masyarakat kepada pemerintah atau sebaliknya. Suatu
surat kabar juga mempunyai kebijakan tersendiri, ada yang pro pemerintah
yang mendukung kebijakan pemerintah ada pula yang independen yang akan
berpihak kepada masyarakat. Tajuk rencana juga mengisi latar belakang dari
kaitan berita tersebut dengan kenyataan sosial dan faktor yang mempengaruhi
dengan lebih menyeluruh dan dalam penulisannya memberikan wawasan.
Suara tajuk rencana bukan merupakan suara perorangan atau pribadi-
pribadi yang terdapat di jajaran redaksi atau di bagian produksi dan sirkulasi,
melalui suara kolektif seluruh wartawan dan karyawan dari suatu lembaga
penerbitan pers. Karena merupakan suara lembaga, maka tajuk rencana tidak
di tulis mencantumkan nama penulis. Sedangkan kolom lebih banyak
mencerminkan cap pribadi penulis. Kolom ditulis secara inferensial dan
memiliki sifat memadat memakna. Biasanya dalam tulisan kolom terdapat foto
penulis. Kolom dimaksudkan untuk mengurai permasalahan menjadikan lebih
terarah.

B. Rumusan Masalah
1. Apa pengertian tajuk rencana?
2. Apa saja jenis tajuk rencana?
3. Apa saja tipe tajuk rencana?
4. Apa tujuan penulisan tajuk rencana?
5. Bagaimana kebijakan redaksi dalam tajuk rencana?
6. Bagaimana teknik menulis tajuk rencana?
7. Apa pengertian kolom?
8. Bagaimana perbedaan antara tajuk rencana dengan kolom?
9. Bagaimana teknik menulis kolom?
BAB II
PEMBAHASAN

A. Tajuk Rencana
1. Pengertian Tajuk Rencana
Dalam bahasa Inggris, tajuk rencana ini disebut dengan “editorial”,
yang berasal dari kata “edit”. Secara harfiah, edit berarti membaca dan
memperbaiki naskah, mempersiapkan naskah. Lalu dari kata editing
lahirlah kata editorial yang di indonesiakan menjadi “Tajuk Rencana” atau
“induk karangan” yang berfungsi sebagai mahkotanya karangan atau
tulisan yang berisi ulasan, pemikiran, pandangan, surat kabar mengenai
suatu fakta, kejadian atau opini yang berkembang dalam masyarakat.1
Menurut Hadhramaut, tajuk rencana atau editorial adalah opini
berisi tamggapan, pendapat dan sikap resmi suatu media sebagai institusi
penerbitan terhadap persoalan aktual, fenomenal, atau kontroversial yang
berkembang di masyarakat. Tanggapannya itu berupa dukungan, pujian,
kritikan, ataupun cemohan. Opini yang ditulis pihak redaksi diasumsikan
mewakili redaksi sekaligus mencerminkan pendapat dan sikap resmi media
yang bersangkutan. Tajuk rencana selalu menyertai suatu berita yang ada
dalam surat kabar itu.2 Isi dari tajuk rencana merupakan representasi dari
ideologi suatu surat kabar. Sehingga wajar saja jika isi tajuk rencana
berbeda antara surat kabar yang satu dengan surat kabar yang lain,
meskipun mengangkat permasalahan yang sama.
Fakta dan opini pada teks tajuk rencana memberikan pandangan
kepada khalayak untuk menyikapi suatu kejadian. Tajuk rencana atau
editorial merupakan suara koran secara umum dan tidak disebutkan siapa
penulisnya meski hanya ditulis satu orang. Di sini penulis menggunakan
kata jamak, suara kami, berisi pendapat dan sikap resmi suatu media
sebagai institusi penerbit terhadap persoalan aktual, fenomenal, dan

1
Willing Barus, Jurnalistik: Petunjuk Teknis Menulis Berita, Erlangga, Jakarta, 2010, hal.143
2
Hojianto, Penggunaan Gramatika Dalam Tajuk Rencana Pada Koran Radar Sulteng, e-Jurnal
Bahasantodea, Volume 3 Nomor 4, Oktober 2015, hlm 103
kotroversial yang berkembang di masyarakat.3 Dalam Tajuk rencana
terkadang juga ada ramalan atau analisis kondisi yang berfungsi untuk
mempersiapkan masyarakat akan kemungkinan-kemungkinan yang dapat
terjadi, serta meneruskan penilaian moral mengenai berita tersebut.
Sebelum ada istilah tajuk rencana, koran-koran kuno menamakan
opini penerbit ini sebagai induk karangan yang menerjemahkan bahasa
belanda Hoofd Artikel. Di inggris, sebutan editorial jarang dikenal yang
ada adalah sebutan Leader News, penulisnya disebut sebagai Leader
Writer. Dalam kamus bahasa Indonesia, tajuk rencana diartikan sebagai
induk karangan pada surat kabar/majalah4. Menulis tajuk rencana
merupakan situasi dan kondisi tertentu yang sangat dipengaruhi oleh
peristiwa atau kejadian dalam pemberitaan sehari-hari. Adapun sifat dari
tajuk rencana, diantaranya5:
a. Krusial dan ditulis secara berkala, tergantung dari jenis terbitan
medianya bisa harian (daily), atau mingguan (weekly), atau dua
mingguan (biweekly), dan bulanan (monthly);
b. Isinya menyikapi situasi yang berkembang di masyarakat luas, baik itu
aspek sosial, politik, ekonomi, kebudayaan, hukum, pemerintahan,
atau olahraga bahkan entertainment, tergantung jenis liputan
medianya;
c. Memiliki karakter atau konsistensi yang teratur, kepada para
pembacanya terkait sikap dari media massa yang menulis tajuk
rencana;
d. Terkait erat dengan policy media atau kebijakan media yang
bersangkutan.
Dalam mengidentifikasi tajuk rencana dengan karya tulis lainnya
dapat diamati dari ciri-cirinya. Menurut Febiyanto6, ciri-ciri tajuk rencana
dapat dibagi menjadi 4 ciri sebagai berikut:
a) Berisi opini redaksi tentang peristiwa yang sedang hangat dibicarakan;

3
Ratu Lestari, Fakta dan Opini Dalam Teks Tajuk Rencana Pada Surat Kabar Kompas, KLITIKA:
Jurnal Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia, Volume 1 Nomor 1, 2019, hlm 3
4
WJS Purwodarminto, Kamus Bahasa Indonesia, Balai Pustaka, Jakarta , 1961
5
Hojianto, Penggunaan Gramatika Dalam.... hlm 103
6
Hojianto, Penggunaan Gramatika Dalam.... hlm 102
b) berisi ulasan tentang suatu masalah yang dimuat;
c) biasanya berskala nasional, berita internasional dapat menjadi tajuk
rencana, apabila berita tersebut memberi dampak kepada nasional; dan
d) tertuang pikiran subyektif redaksi.

2. Jenis Tajuk Rencana


Tajuk rencana harus memberikan informasi yang bersifat
menjelaskan kepada pembacannya. Dalam penyampaian opini yang
didasarkan fakta tajuk rencana terdiri dari beberapa jenis, menurut Hillier
Krieghbaum jenis tajuk rencana dapat dibedakan menjadi7:
a. Argumentatif
Tajuk rencana bersifat argumentatif jika: membela suatu
pandangan tertentu, berisi tentang himbauan yang untuk bertindak
atau berisi isyarat yang mengarahkan pembaca ke arah yang
dikehendaki oleh redaktur, keterangan yang diberikan telah diseleksi
dahulu untuk mendukung gagasan atau pendapat yang dikemukakan,
dibuat untuk membahas dan menganalisa baik buruknya suatu dampak
atau pengalaman suatu kebijakan atau kegiatan.
b. Informatif
Tajuk rencana dimasukkan dalam tajuk rencana informatif jika
berisi keterangan latar belakang tentang suatau hal atau permasalahan
tertentu, bersipat interpretasi, dan menjelaskan, membantu pembaca
untuk memahami kompleksitas berita yang disajikan tanpa berusaha
untuk memaksakan suatu pandangan, komentar yang ada di dalam
tajuk rencana tidak mengandung prasangka apapun.
c. Aneka rupa
Tajuk rencana dimasukkan dalam jenis aneka rupa jika:
berusaha untuk menghibur danmenyenangkan pembaca, tidak
memberikan interpretasi pada pembaca atau usaha untuk
mempengaruhi pembaca.

7
Istiqomah, Skripsi Sarjana: “Perbandingan Isi Tajuk Rencana Surat Kabar” (Surakarta: UNS, 2012)
hlm 34-35
3. Tipe-tipe Tajuk Rencana8
a) Editorial Advokasi
Editorial yang menginterpretasikan, menjelaskan, membujuk
dan mendukung perubahan biasanya dihubungkan dengan berita
penting didalam koran tersebut. Editorial ini akan memberitahu
pembacanya mengapa kejadian-kejadian itu penting. Ia juga bisa
menjelaskan signitifikasi ide atau kondisi tertentu. Dalam beberapa
kasus, editorial mendefinisikan term dan isu, mengidentifikasi sosok
dan faktor dan menerangkan latar belakang historis, kultural, geografis
dan kondisi lainya. Usaha penulis untuk membujuk pembaca
menerima interpretasi tertentu atau kesimpulan tertentu bisa jadi
dilakukan dengan halus dan terselubung. Editorial yang
menginterpretasikan, menjelaskan, dan mengajak dinamakan editorial
advokasi.
b) Editorial Pemecah Masalah
Editorial solusi problem adalah tipe lain yang sering dijumpai di
koran-koran. Terkadang dinamakan “editorial kritik” , tipe editorial ini
dipakai saat staf editorial ingin menarik perhatian pada suatu problem
atau ingin mengkritik tindakan seseorang. Karena Koran perlu
bertindak secara bertanggung jawab, maka fakta harus disajikan untuk
mendukung kritik atau untk menjelaskan sebab-sebab masalah, dan
solusi harus ditawarkan. Proses tiga langkah ini mirip dengan metode
ilmiah: pernyataan problem, penyajian bukti, dan kesimpulan dengan
usulan solusi.
c) Editorial Penghargaan
Editorial penghargaan adalah salah satu pilihan bagi penulis
editorial. Biasanya, editorial penghargaan akan memuji seseorang atau
organisasi yang melakukan sesuatu yang luar biasa. Topiknya antara
lain guru yang pensiun, juara pertandingan antar kampus, kematian
murid, guru atau staf sekolah yang memberi inspirasi bagi orang lain,

8
Rolnicki, Pengantar Dasar Jurnalisme (scholastic journalism), Kencana, Jakarta, 2008, Hal. 135-
144
penggalangan dana yang sukses, tambahan program olahraga baru,
kerja relawan mahasiswa.
d) Komentar Editorial Singkat
Keringkasan punya manfaat tersendiri, dan editorial satu atau
dua paragraf bisa jadi efektif. Bentuk ini paling berguna jika hanya
satu poin atau sedikit bukti latar belakang informasi yang perlu
diberikan.
e) Editorial Pendek
Editorial ini ringkas dari satu kata hingga beberapa kalimat saja.
Biasanya editorial pendek dikelompokan bersama sebagai headine
kolom dan mencakup pujian atau kritik. Editorial pendek juga berisi
komentar bermacam-macam: satu pujian atau kritik tidak selalu terkait
dengan berita lainya di koran.
f) Editorial Kartun
Mungkin bentuk paling ringkas adalah editorial kartun. Dalam
beberapa kata atau satu-dua kalimat. Kartunis dapat melakukan hal-hal
yang dilakukan penulis editorial mengomentari, mengkritik,
menginterpretasikan, membujuk dan menghibur. Kartun dan bentuk
seni lainnya merupakan komentar favorable bagi banyak pembaca.44

4. Tujuan Penulisan Tajuk Rencana


Dalam penulisan tajuk rencana atau editorial, terdapat empat tujuan
sebagai berikut:
a. Menjelaskan berita (Explaning the News)
Editorial menjelaskan kejadian-kejadian penting kepada para
pembaca. Editorial berfungsi sebagai guru, menerangkan bagaimana
suatu kejadian tertentu berlangsung, factor-faktor apa yang
diperhitungkan untuk menghasilkan perubahan dalam kebijakan
pemerintah, dengan cara bagaimana kebijakan baru akan
mempengaruhi kehidupan social dan ekonomi suatu masyarakat.
b. Menjelaskan latar belakang (Filling in Baclground)
Untuk memperlihatkan kelanjutan suatu peristiwa penting, editorial
dapat menggambarkan kejadian tersebut dengan latar belakang
sejarah, yaitu menghubungkan dengan sesuatu yang telah terjadi
sebelumnya. Dengan menganalisis sejarah sekarang, editorial dapat
memperlihatkan keterkaitanya dengan masalah-masalah umum
sekarang. Editorial dapat menunjukan hubungan antara berbagai
peristiwa yang terisah: politik, ekonomi, dan sosial. Kadang-kadang
editorial memuat suatu pandangan dan menunjukan kesamaan dengan
sejarah, yaitu kesamaan yang bertujuan untuk mendidik masyarakat.
c. Meramalkan (Forcasting the Future)
Suatu editorial kadang-kadang menyajikan analisis yang melewati
batas berbagai peristiwa sekarang dengan tujuan meramalkan sesuatu
yang akan terjadi di masa yang akan datang.
d. Menyampaikan pertimbangan moral (Passing Moral Judgment)
Menurut tradisi lama, para penulis editorial bertugas mempertahankan
kata hati masyarakat. Mereka diharapkan mempertahankan isu-isu
moral dan mempertahankan posisi mereka. Jadi, para penulis editorial
akan berurusan dengan pertimbangan moral yang biasa disebut dengan
“pertimbangan nilai”. Mereka berkata kepada pembacanya tentang
sesuatu yang benar dan salah. Mereka berjuang untuk sesuatu yang
benar dan menyerang kebatilan.
Namun jika dilihat dari perspektif yang sedikit berbeda, tujuan editorial
dibagi dalam tiga kategori :
a. Menjelaskan informasi (explaining information)
Mengajarkan atau menjelaskan kepada pembaca bahwa mereka dapat
berperan dalam banyak editorial. Prinsip menjelaskan yang baik
adalah kejelasan, kesempurnaan, dan ketepatan. Dalam penjelasan,
penekanan bukan pada pengalaman atau penilaian seseorang,
melainkan pada penyajian fakta dan gagasan yang objektif dan tanpa
prasangka. Umumnya editorial tidak slalu menjelaskan, tetapi kadang-
kadang memusatkan pada informasi: misalnya sebuah editorial
berfungsi melaporkan informasi yang kurang tepat untuk dimuat pada
halaman berita.
b. Meyakinkan pembaca (persuading the readers)
Metode-metode persuasif dibagi kedalam tiga klasifikasi umum yaitu
penalaran deduktif, penalaran induktif, dan kombinasi keduanya.
c. Menilai peristiwa (evaluating an evemt)
Selain menjelaskan dan meyakinkann (persuasif), editorial bisa juga
memulai peristiwa. Berbeda dengan penyajian yang menyajikan fakta-
fakta objektif dan bisa dibuktikan, penilaian bersifat subjektif, sebagai
ungkapan suatu sudut pandang yang tidak dapat diverifikasi secara
bebas, penilaian tetap merupakan persoalan penilaian.

5. Kebijakan Redaksi Dalam Tajuk Rencana


Kekuatan atau kelemahan opini-opini dan semangat yang
dinyatakan dalam tajuk rencana tentang suatu isu merupakan pernyataan
pribadi redaksi surat kabar, tajuk rencana boleh jadi mencerminkan
kepribadian-kepribadian redaksi surat kabar.
Tajuk rencana juga menggambarkan falsafah dan pandangan hidup
dari penerbitnya.9 Sikap itu bisa eksplisit atau implisit diantaranya yaitu:
Isi dari tajuk rencana merupakan representasi dari ideologi suatu surat
kabar yang tercermin dari visi dan misinya, selanjutnya bentuk
kepemilikan surat kabar ini dapat dipahami mengingat surat kabar-surat
kabar sekarang dimiliki perusahan-perusahaan bisnis besar yang tetap
mempertimbangkan keamanan perusahaan dari jerat hukum,10 wartawan
dan pemimpin redaksi contohnya dapat menempatkan berita utama
(headline) di halaman muka atau halaman dalam, atau memilih tokoh
politik yang satu dengan menyingkirkan tokoh politik yang lain untuk
ditonjolkan dalam media massa. Semuanya itu dilakukan dengan mengacu
kepada “politik redaksi”, kepribadian dan pencitraan media massa.
Wartawan atau pemimpin redaksi sebagai gaterkeeper kemudian

9
Totok djuroto, Menejemen Penerbitan Pers, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2004,hlm 77
10
Kusumaningrat,Jurnalistik Teori Dan Praktik, PT Remaja Rosdakarya, Bandung, 2009, hlm 248-
249
berkembang menjadi agenda setter sebagaimana yang dikenal dalam teori
agenda setting atau agenda media.11
Dalam surat kabar-surat kabar di tanah air, tajuk rencana biasanya
ditempatkan dihalaman opini dan biasanya ditulis oleh pemimpin redaksi
surat kabar bersangkutan,tajuk rencana menempati sebuah kotak dua
kolom yang memanjang kebawah atau kesamping dan diletakan di sebelah
pojok kiri atau atas halaman. Kolom-kolom lain dihalaman ini diisi
tulisan-tulisan kolomnis, surat pembaca dan kotak susunan redaksi surat
kabar bersangkutan.
Dalam praktiknya tajuk rencana sangat berkaitan dengan reporter
dan editor. Reporter adalah jurnalis yang bertugas mencari dan
mengumpulkan informasi melalui peliputan peristiwa atau kejadian.
Sedangkan editor adalah jurnalis yang bertugas mengedit, dalam arti
menilai, dan mempertimbangkan kelayakan informasi menjadi sebuah
berita. Dan reporter bekerja langsung dibawah redaktur tertentu (kriminal,
kota, olahraga, pengadilan, kepolisian, rumah sakit dan tempat-tempat
publik). Mereka bergabung dalam jajaran redaksi yang disebut desk.

6. Teknik Menulis Tajuk Rencana


Tajuk rencana dalam surat kabar adalah adalah satu-satunya tempat
untuk interpretasi terhadap berita, yang ditulis oleh para pemimpin redaksi
atau orang yang dipercaya. Tulisan secara khusus ini memuat opini resmi
surat kabar bersangkutan tentang peristiwa-peristiwa yang sedang hangat
(Budyatna, 2005:238).12
Isi tajuk rencana penyampaiannya bisa bersifat umum menyangkut
banyak hal atau berbagai yang sedang menjadi perhatian masyarakat,
ataukah bersifat khusus yakni terfokus pada topik yang dimuat pada saat
media itu terbit. Penulisan terkait isi tajuk rencana juga telah disetujui
melalui kode etik dalam Konperensi Nasional para para penulis tajuk
rencana di Amerika Serikat. Mukadimahnya menyatakan bahwa penulis

11
Arifin,2010,Opini Publik, Gramata Publishing, Jakarta, hlm 129-130
12
I Wayan Wendra, Penulisan Tajuk Rencana : Kajian Berbasis
Tahapan Penalaran, Teknik Interpretasi Dan Isi, Bali: UNDIKSHA Bali, 2019), hlm 3
tajuk rencana seperti halnya ilmuwan, dimana pun ia berada, harus
menganut kebenaran, apabila setia pada karya dan
masyarakatnya(Suhandang,2010:152).
Dengan demikian karakteristik isi dari tajuk rencana didukung oleh
fakta, kebenaran dan kejujuran penulisnya. Isi tajuk rencana bila dilihat
dari pola pengembangan dalam penyampaian, dapat dibedakan menjadi
dua bagian yakni bersifat umum dan bersifat khusus(Pranoto, 2010: 24).
Isi tajuk rencana yang bersifat umum isinya mencakup banyak hal,
diantaranya (1)sambutan hangat terhadap pendapat/opini/sikap/kebijakan
pemerintah, (2) sambutan terhadap sesuatu yang dianggap istimewa
seperti kejadian yang mengemparkan, hari-hari atau bulan yang dinilai
penting, masalah-masalah sosil budaya yang sedang digandrungi
masyarakat, (3) ulasan politik yang sedang hangat, (4) dan masih banyak
topik yang lain.
Sedangkan isi tajuk rencana yang bersifat khusus lebih mengacu
pada pengantar atau ulasan ataupun interpretasi terhadap isi berita tertentu
yang diterbitkan saat itu. Jadi isi tajuk rencana hanya pengantar, mengulas
atau menginterpretasikan berita saat media diterbitkan tentang satu hal
saja. Dengan demikian redaksi atau penulis tajuk rencana dalam
mengemukakan isi tajuknya dapat melakukan dengan pola pengembangan
umum maupun khusus.13
Dalam penulisan tajuk rencana tentunya akan ada tahapan
penalaran atau tahapan isi pemikiran yang dikemukakannya. Budyatna
(2005:249) mengemukakan, sebuah tajuk rencana yang baik memuat hal-
hal berikut ini:14
a. Pernyataan masalah pokok atau topik;
b. Alasan mengapa hal atau masalah itu penting;
c. Penyajian fakta-fakta yang bersangkutan dengan topik;
d. Pernyataan sikap yang diambil terhadap topik tersebut;
e. Evaluasi terhadap mereka yang mengambil sikap lain;
f. Pernyataan alternatif lain;
13
I Wayan Wendra, Penulisan Tajuk Rencana :.... hlm 4
14
I Wayan Wendra, Penulisan Tajuk Rencana :.... hlm 6
g. Pembuatan perbandingan atau analogi dengan isu-isu atau topik-
topik lain.
h. Menarik kesimpulan.
Pernyataan masalah pokok atau topik yang merupakan pernyataan
awal yang yang menjadi pokok pemikiran atau ide yang menjadi topik
yang akan dibahas. Setelah itu diikuti dengan uraian alasan mengapa hal
atau masalah pokok itu penting. Uraian ini mengemukakan pemikiran atau
dasar pemekiran mengapa topik tersebut penting. Setelah menguraikan
alasan dasar pemikiran pentingnya topik, uraian selanjutnya dipaparkan
fakta-fakta berkaitan dengan topik. Penguraian fakta-fakta ini baik fakta
dalam peristiwa waktu yang sudah lalu maupun fakta-fakta kekinian.
Berdasarkan uraian alasan yang ditujang fakta-fakta yang telah
dikemukakan, penulis mengemukakan pernyataan sikap terhadap topik
tersebut. Pernyataan sikap penulis ini, oleh Jurnalis kawakan Rosihan
Anwar mengatakan atau disebut dengan tesa penulis yaitu semacam
pendirian penulis terhadap topik( Rosihan Anwar, 2004). Dengan
demikian penulis telah mengemukakan pendirian atau sikapnya terhadap
topik.15
Tahapan selanjutnya penulis mengemukakan evaluasi atau
penilaian terhadap sikap-sikap atau langkah-langkah nyata yang pernah
ada di masyarakat. Dalam memberikan penilaian baik berupa mengkritisi
maupun memberi dukungan harus ditunjang oleh dasar-dasar yang kuat
yakni fakta-fakta yang benar dan jujur. Berdasarkan hasil penilaian ini
penulis tajuk akhirnya memperoleh kemungkinan-kemungkinan alternatif
pendapat lain yang juga mengandung kebenaran. Selanjutnya, penulis
tajuk melakukan perbandingan-perbandingan atau analogi dengan isu-isu
atau topik-topik lain. Tentunya perbandingan atau analogi yang dilakukan
adalah perbandingan dengan isu-isu atau topik-topik yang telah ada dan
terkait dengan topik yang dibahas dalam rangka memantapkan atau
menguatkan pendirian atau tesanya dan pendapat lain yang didukung

15
I Wayan Wendra, Penulisan Tajuk Rencana :.... hlm 6-7
karena juga mengandung kebenaran. Dari semua ini akhirnya dirumuskan
kesimpulan.16

B. Kolom
1. Pengertian Kolom
Kolom, berasal dari bahasa Inggris, column. Orangnya disebut
columnist. Dalam bahasa Inggris, istilah kolumnis diartikan sebagai
penulis karangan khusus berupa komentar, saran, informasi, atau hiburan,
pada surat kabar atau majalah secara reguler. Demikian juga dalam bahasa
Indonesia, Anton Moeliono (1989:451) menjelaskan arti kolumnis sebagai
penulis yang menyumbangkan artikel pada surat kabar atau majalah secara
tetap. Kadang-kadang tulisan dimaksud dikirimkan langsung untuk dimuat
dalam surat kabar atau majalah. Namun di Barat biasanya para kolumnis
menulis karangannya khusus untuk didistribusikan oleh sebuah sindikat
kepada sejumlah surat kabar atau majalah.17
Kolom adalah opini singkat seseorang yang lebih banyak
menekankan aspek pengamatan dan pemaknaan terhadap suatu persoalan
atau keadaan yang terdapat dalam masyarakat. Kolom lebih banyak
mencerminkan cap pribadi penulis. Sifatnya memadat memakna.
Bandingkan dengan sifat artikel yang lebih banyak memapar melebar.
Kolom ditulis secara inferensial. Artikel ditulis secara referensial.
Biasanya dalam tulisan kolom terdapat foto penulis. Sangat dianjurkan,
tulisan kolom disertai foto penulis. Anjuran yang sama, justru tidak
berlaku pada artikel.
Pada 1960-an ratusan column berisi hampir setiap segi
kemanusiaan, dari soal cinta dan kesehatan sampai pada ilmu pengetahuan
dan keuangan, muncul pada harian-harian berkala lainnya di Amerika dan
Eropa. Bahkan di Indonesia lebih luas lagi Isinya. Selain masalah
kemanusiaan, juga masalah kebijakan para penguasa selalu menjadi
sorotan para kolumnis yang kritis.
16
I Wayan Wendra, Penulisan Tajuk Rencana :.... hlm 7
17
Juwito, Menulis Berita dan Feature’s, (Surabaya: Unesa University Press, 2008), hlm 13
Di tangan para kolumnis profesional, topik apa pun yang dibahas,
mulai dari yang ringan seperti masalah pakaian dinas pejabat, sampai yang
berat seperti kecenderungan makin banyaknya wakil rakyat di tingkat kota
dan kabupaten yang hobi memakan uang rakyat, tersaji dalam cerita
singkat yang memikat, logis rasional, enak dibaca.
Kolom (article column) biasanya ditulis dengan gaya yang sangat
ringan atau enteng dan diselingi humor-humor segar, walaupun
masalahnya sangat serius (politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum,
keamanan, pendidikan, bencana, kecelakaan, kriminalitas, gaya hidup dan
sebagainya).18

2. Perbedaan Kolom dengan Tajuk Rencana/editorial


Tajuk rencana/editorial dan kolom opini memiliki satu kemiripan
yaitu, keduanya adalah opini sekaligus analisis subjektif. Keduanya juga
mempunyai perbedaan penting. Kolom opini disertai nama penulis dan
opini (menggunakan kata ganti pertama “saya”) dari seseorang, kecuali
kolumnis memilih memasukan opini dari orang lain. Tulisan editorial
tidak disertai pencantuman nama penulisnya dan merupakan opini staf
keseluruhan, meski ditulis oleh satu orang. Kolom opini kurang formal
ketimbang editorial, kolumnis punya lebih banyak keleluasaan dan
biasanya lebih banyak ruang untuk menyajikan ide-idenya.

3. Teknik Menulis Kolom


a. Mencari ide tulisan
Ada banyak sekali tema di sekitar kita. Namun kita hanya bisa
menemukannya jika memiliki kepekaan. Jika kita banyak melihat dan
mengamati lingkungan, lalu menuliskannya dalam catatan harian, ide
tulisan sebenarnya “sudah ada di situ” tanpa kita perlu mencarinya.
Tema itu bahkan terlalu banyak sehingga kita kesulitan memilihnya.
Untuk mempersempti pilihan, pertimbangkan aspek signifikansi (apa

18
Juwito, Menulis Berita dan.... hlm 14
pentingnya buat pembaca) dan aktualitas (apakah tema itu tidak
terlampau basi).
b. Merumuskan masalah
Esai yang baik umumnya ringkas (“Less is more” kata Ernest
Hemingway) dan fokus. Untuk bisa menjamin esai itu ditulis secara
sederhana, ringkas tapi padat, pertama-tama kita harus bisa
merumuskan apa yang akan kita tulis dalam sebuah kalimat pendek.
Rumusan itu akan merupakan fondasi tulisan. Tulisan yang baik
adalah bangunan arsitektur yang kokoh fondasinya, bukan interior
yang indah (kata-kata yang mendayu-dayu) tapi keropos dasarnya.
c. Mengumpulkan Bahan
Jika kita rajin menulis catatan harian, sebagian bahan sebenarnya
bisa bersumber pada catatan harian itu. Namun seringkali, ini harus
diperkaya lagi dengan bahan-bahan lain: pengamatan, wawancara,
reportase, riset kepustakaan dan sebagainya.
d. Menentukan bentuk penuturan
Beberapa tema tulisan bisa lebih kuat disajikan dalam bentuk
dialog. Tapi, tema yang lain mungkin lebih tepat disajikan dengan
lebih banyak narasi serta deskripsi yang diperkaya dengan anekdot.
Beberapa penulis memilih bentuk penuturan yang ajeg untuk setiap
tema yang ditulisnya:
1) Dialog (Umar Kayam)
2) Reflektif (Goenawan Mohamad)
3) Narasi (Faisal Baraas, Bondan Winarno, Ahmad Tohari)
4) Humor/Satir (Mahbub Junaedi)
e. Menulis
1) Tata Bahasa dan Ejaan: Taati tata bahasa Indonesia yang baku dan
benar. Apakah ejaan katanya benar, di mana meletakkan titik, koma
dan tanda hubung? Apakah koma ditulis sebelum atau sesudah
penutup tanda kutip (jika ragu cek kebuku rujukan Ejaan Yang
Disempurnakan).
2) Akurasi Fakta: tulisan nonfiksi, betapapun kreatifnya, bersandar
pada fakta. Apakah peristiwanya benar-benar terjadi? Apakah ejaan
nama kita tulisa secara benar? Apakah rujukan yang kita tulis sama
dengan di buku atau kutipan aslinya? Apakah kita menyebutkan
nama kota, tahun dan angka-angka secara benar?
3) Jargon dan Istilah Teknis: hindari sebisa mungkin jargon atau
istilah teknis yang hanya dimengerti kalangan tertentu. Kreatiflah
menggunakan deskripsi atau anekdot atau metafora untuk
menggantikannya. Hindari sebisa mungkin bahasa Inggris atau
bahasa daerah.
4) Sunting dan Pendekkan: seraya menulis atau setelah tulisan selesai,
baca kembali. Potong kalimat yang terlalu panjang; atau jadikan
dua kalimat. Hilangkan repetisi. Pilih frase kata yang lebih pendek:
melakukan pembunuhan bisa diringkas menjadi membunuh.
“Tidak” sering bisa diringkas menjadi “tak”, “meskipun” menjadi
“meski” dan sebagainya.
5) Pakai kata kerja aktif: kata kerja aktif adalah motor dalam kalimat,
dia mendorong pembaca menuju akhir, mempercepat bacaan. Kata
kerja pasif menghambat proses membaca. Pakai kalimat pasif
hanya jika tak terhindarkan.
6) Tak menggurui: meski Anda perlu menunjukkan bahwa Anda
menguasai persoalan (otoritatif dalam bidang yang ditulis) hindari
bersikap menggurui. Jika mungkin hindari kata “seharusnya”,
“semestinya” dan sejenisnya. Gunakan kreatifitas dan ketrampilan
mendongeng seraya menyampaikan pesan. Don’t tell it, show it.
7) Tampilkan anekdot: jika mungkin perkaya tulisan Anda dengan
anekdot, ironi dan tragedi yang membuat tulisan Anda lebih
“basah” dan berjiwa.
8) Jangan arogan: orang yang tak setuju dengan Anda belum tentu
bodoh. Hormati keragaman pendapat. Opini Anda, bahkan jika
Anda meyakininya sepenuh hati, hanya satu saja kebenaran. Ada
banyak kebenaran di “luar sana”.
9) Uji Tulisan Anda: minta teman dekat, saudara, istri, pacar untuk
membaca tulisan yang sudah usai. Dengarkan komentar mereka
atau kritik mereka yang paling tajam sekalipun. Mereka juga
seringkali bisa membantu kita menemukan kalimat atau fakta
bodoh yang perlu kita koreksi sebelum diluncurkan ke media.
BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Editorial atau tajuk rencana adalah sikap, pandangan atau pendapat
penerbit terhadap masalah-masalah yang sedang hangat dibicarakan
masyarakat.
2. Jenis tajuk rencana dibagi menjadi tajuk rencana yang bersifat
argumentatif, informatif, dan aneka rupa.
3. Tipe tajuk rencana yaitu advokasi, pemecahan masalah, penghargaan,
editorial singkat, editorial pendek, dan kartun.
4. Tujuan penulisan tajuk rencana yaitu menjelaskan berita, menjelaskan latar
belakang, meramalkan, menyampaikan pertimbangan moral. Serta
menjelaskan informasi, meyakinkan pembaca, dan menilai peristiwa.
5. Kebijakan penerbit dalam penulisan tajuk rencana yaitu tajuk rencana juga
menggambarkan falsafah dan pandangan hidup dari penerbitnya. Isi dari
tajuk rencana merupakan representasi dari ideologi suatu surat kabar yang
tercermin dari visi dan misinya.
6. Kolom adalah opini singkat seseorang yang lebih banyak menekankan
aspek pengamatan dan pemaknaan terhadap suatu persoalan atau keadaan
yang terdapat dalam masyarakat
7. Perbedaan tajuk rencana dan kolom yaitu tajuk rencana menggambarkan
gagasan dari staf keseluruhan yang mengatasnamakan penerbit, sedangkan
kolom merupakan murni gagasan dari seseorang.
8. Teknik/tahapan menulis kolom yaitu mencari ide tulisan, merumuskan
masalah, mengumpulkan bahan, menentukan bentuk tulisan, dan terakhir
menulis.
BIOGRAFI PENULIS

FATMAWATI PUJI LESTARI


Fatmawati Puji Lestari, akrab dipanggil Fatma. Lahir di Semarang,
31 Mei 1999. Ia merupakan anak pertama dari 2 bersaudara. Saudaranya
bernama Muhammad Nidzo Mudin yang kini masih menduduki bangku
Madrasah Tsanawiyyah. Bapaknya bekerja sebagai buruh tani dan ibunya
seorang ibu rumah tangga. Ia lahir dan hidup selama ini di Semarang
dengan kasih sayang penuh dari orang tuanya. Ia menempuh pendidikan
dari jenjang taman kanak kanak sampai sekarang masuk universitas
didaerahnya sendiri. Rumahnya beralamat di Jalan Gajah Timur Dalam 2.
Namun sekarang ia menempuh pendidikan di Universitas Islan Negeri
Walisongo jurusan pendidikan matematika. Sekalin kuliah ia juga belajar
agama di Pondok Pesantren Fadhlul Fadhlan dan jika ada waktu luang ia
juga mengajar les/privat dilembaga Genius Privat. Dia merupakan orang
yang care dengan siapapun yang ia kenal. Dia juga tipe orang yang suka
menolong sesamanya dan menyembunyikan masalahnya secara rapat
rapat. Dia dari SMA berencana menurunkan berat badannya namun suka
makan terus, alhasil rencana itu hanya wacana belaka sampai sekarang. Ia
bercita cita menjadi pengusaha sembako. Cita cita tersebut terispirasi dari
seseorang pedagang toko sembako dipasar yang waktu itu ia diajak ibunya
untuk berbelanja . Saya berharap semoga apa yang dicita citakan
Fatmawati dapat tercapai dan mendapatkan yang lebih baik dari Allah
SWT.
ROCHANA NUR AZIZAH
Selanjutnya, Rochana Nur Azizah, panggilan akrab dari teman-
temannya adalah Hana. Ia lahir di Blora pada 04 Maret 1999. Dia
memiliki satu saudara laki-laki yang lebih muda 6 tahun dari usianya.
Ayah dan Ibunya merupakan seorang karyawan dan karyawati di suatu
sekolah yang sama. Ia hidup dan dibesarkan di Blora dengan perhatian
penuh dari kedua orang tuanya dan kakek neneknya. Ia bersekolah dari
jenjang taman kanak-kanak sampai sekolah menengah atas di daerahnya
sendiri. Ia termasuk orang yang santai tapi terkadang juga mudah marah
ketika lagi bad mood. Dia termasuk orang yang humoris ketika bersama
orang-orang yang dikenlnya dan seketika menjadi orang pendiam ketika
bersama orang-orang yang tidak dikenalnya. Dia suka menonton film dan
drama, sedangkan makanan kesukaannya yaitu semua makanan yang
pedas dan coklat. Pada tahun 2017, Ia melanjutkan pendidikannya di UIN
Walisongo Semarang dan memilih untuk masuk ke jurusan pendidikan
matematika. Dia dari kecil sampai masuk perguruan tinggi memiliki cita-
cita yang berubah-ubah. Ketika masih di sekolah dasar Ia bercita-cita
menjadi bidan, dan ketika di sekolah menengah pertama sampai di tingkat
perguruan tinggi, ia bercita-cita menjadi kepala sekolah. Saya berharap
semoga apa yang diusahakan dan dicita-citakan Hana dapat tercapai atau
bahkan bisa mendapat yang lebih baik dari Allah SWT.
HILMI ALWI
Hilmi Alwi Addahlawi, akrab dipanggil Hilmi. Lahir pada tanggal
16 Apri tahun 2000 di Semarang. Ia merupakan mahasiswa Pendidikan
Matematika angatan 2018 di UIN Walisongo Semarang, saat ini sedang
menempuh semester 5. Alamat rumah di Genuksari RT 10 RW 04
kecamatan Genuk, Kota semarang
Anak pertama dari 2 bersaudara ini pernah memenangkan omba Tahfidz
Juz 30 putra tingkat Kota semarang saat masih duduk dibangku sekolah
dasar. Kemudian Saat duduk dibangkuh sekolah menengah atas ia mampu
memenangkan Lomba Tahfidz 5 juz tingkat kota semarang pada tahun
2018.
Hal yang ia suka lakukan adalah bermain game pc maupun mobile
dan travelling. Namun takdir ia harus mengurungkan niatnya untuk
travelling pada tahun 2020 ini dikarenakan adanya pandemi virus korona.
Orang tua nya adalah sosok pekerja keras yang senantiasa menginginkan
kebahagiatan anaknya. Orang tuanya berprofesi sebagai buruh pabrik dari
seblum ia lahir sampai sekarang. Cita-citanya adalah menjadi anak yang
berbakti kepada orang tuanya agar dapat membahagiakan mereka didunia
maupun diakhirat. Aamiin..
MAULIDA ZULFA AINI
Maulida Zulfa Aini, akrab dipanggil Zulfa. Lahir pada tanggal 29
Juni tahun 2000 di Brebes. Ia merupakan mahasiswa Pendidikan
Matematika angatan 2018 di UIN Walisongo Semarang, saat ini sedang
menempuh semester 5. Alamat rumah di Bantarkawung RT 01 RW 04
Kabupaten Brebes, namun saat ini tinggal di kost Roudloh, Perum Bhakti
Persada Indah (BPI) Ngaliyan.
Anak pertama dari 3 bersaudara ini aktif mengikuti kegiatan
Pramuka di sekolahnya dulu, MAN 2 Banyumas. Namun saat di UIN
Walisongo, tidak mengikuti kegiatan apapun, karena waktu luangnya
sudah terisi dengan hobinya yaitu membaca twitwar dan hal edukasi lain
di twitter dan quora. Selain itu, waktu luangnya juga diisi dengan
mengajar les/privat di lembaga Genius Privat dan Rumah Belajar
Bantarkawung.
Orangtuanya memiliki profesi yang sama, yaitu sebagai guru SLTP
di instansi yang berbeda. Melihat orangtuanya sangat menikmati
profesinya, ia akhirnya memutuskan cita-citanya, yaitu mengikuti jejak
orangtuanya sebagai guru. Guru matematika yang menyenangkan.
DAFTAR PUSTAKA

Fauziyah, A. 2019, Januari. Teks Editorial Sebagai Bahan


Ajar Bahasa Indonesia Kelas XII Di SMAN 12 Bandung.
Jurnal “METABAHASA”. 2(2).
Hojionto. 2015, Oktober. Penggunaan Gramatika Dalam
Tajuk Rencana Pada Koran Radar Sulteng. e-Jurnal
Bahasantodea: 3(4).
Istiqomah. 2012. “Perbandingan Isi Tajuk Rencana Surat
Kabar”. Skripsi. FISIP. Ilmu Komunikasi. UNS,
Surakarta.
Juwito. 2008. Menulis Berita dan Feature’s. Surabaya: Unesa
University Press.
Lestari, R. 2019. Fakta dan Opini Dalam Teks Tajuk
Rencana Pada Surat Kabar Kompas, KLITIKA: Jurnal
Ilmiah Pendidikan Bahasa dan Sastra Indonesia: 1(1).
Wendra, I Wayan. 2019. Penulisan Tajuk Rencana : Kajian
Berbasis Tahapan Penalaran, Teknik Interpretasi Dan Isi.
Bali: Universitas Pendidikan Ganesha.
Wulandari, Y. 2014, Oktober. Tajuk Rencana Harian
Kompas Dan Media Indonesia Mengupas Nasib TKI:
Analisis Perbandingan Stuktur Teks. Jurnal Bahastra:
32(1).

Anda mungkin juga menyukai