Anda di halaman 1dari 6

BAHAN AJAR

Satuan Pendidikan : SMA Negeri 18 Surabaya


Mata Pelajaran : Bahasa Indonesia
Kelas/Semester : XII / Ganjil
Alokasi Waktu : 2 x 45 Menit
Materi Pokok : Teks Editorial
Tahun Ajaran : 2023/2024

KOMPETENSI DASAR INDIKATOR


3.6 Menganalisis struktur dan kebahasaan teks editorial 3.6.1 Menentukan struktur dalam teks editorial
3.6.2 Menentukan unsur kebahasaan dalam
teks editorial

Tujuan Pembelajaran
 Peserta didik Menentukan struktur dan unsur kebahasaan dalam teks editorial
 Peserta didik Menyusun teks editorial yang sesuai topik, struktur, dan kebahasaan
 Peserta didik Mempresentasikan, menanggapi, dan merevisi topik, kerangka, stuktur, unsur
kebahasaan, dan teks editorial yang telah disusun

Pengertian Teks Editorial: Tujuan, Manfaat, Ciri, Struktur, Kaidah Kebahasaan, dan
Contohnya

A. Pengertian Teks Editorial


Teks editorial sering disebut sebagai tajuk rencana secara umum dapat dipahami sebagai sebuah
ulasan pokok dan menyeluruh dari seorang penulis tentang suatu isu tertentu yang sedang hangat
di masyarakat. Teks editorial sendiri biasanya memuat pendapat pribadi dari redaksi terhadap
suatu masalah secara aktual. Beberapa isu yang bisa diangkat yaitu seperti masalah tentang politik
hingga permasalahan terkait sosial dan ekonomi suatu masyarakat.
Perlu diingat, teks editorial pada dasarnya memiliki perbedaan dengan opini. Meskipun memiliki
bentuk yang hampir sama dengan teks opini, tetapi teks editorial harus ditulis dan dibuat oleh
sebuah keredaksian dan tentunya memuat pendapat pribadi dari redaksi. Hal ini tentu berbeda
dengan teks opini yang memuat pendapat dari penulis tersebut. Seseorang yang biasa menulis teks
editorial biasanya adalah pimpinan redaksi atau orang tertentu yang dipercaya oleh suatu media
tertentu.
Membicarakan teks editorial, tidak lengkap rasanya kalau tidak menyebut dua buku andalan yang
berisi kumpulan teks editorial atau tajuk rencana. Pertama, buku tentang teks editorial adalah
Tajuk-tajuk Mochtar Lubis di Harian Indonesia Raya. Buku ini berisi kumpulan teks editorial dari
Mochtar Lubis pada periode 1968 hingga 1974 yang kemudian diterbitkan oleh Yayasan Obor
Indonesia tahun 1997.
Selain teks editorial dari Mochtar Lubis, buku yang kedua tentang teks editorial adalah Catatan
Pinggir atau sering disingkat Caping. Buku yang terbit kali pertama pada 1977 ini berisi kumpulan
tulisan dari pendiri Majalah Tempo. Saat ini, buku Catatan Pinggir sudah terbit hingga mencapai
seri ke 14.
Teks editorial bisa dikatakan sebagai sebuah teks yang memiliki fungsi untuk memberikan
pengaruh dan sudut pandang kepada para pembaca. Maka dari itu, teks editorial atau teks editorial
akan sangat bermanfaat untuk merangsang pemikiran para pembaca, terlebih para siswa. Siswa
akan bisa lebih memahami suatu isu atau masalah tertentu yang terjadi di kehidupan. Tak jarang
juga, teks editorial memiliki kekuatan untuk membuat pembaca bergerak dan bertindak sesuai
makna dari teks.
B. Tujuan Teks Editorial
Setelah memahami pengertian dari teks editorial, pada bagian ini kita akan mempelajari tentang
tujuan dari teks editorial. Sebelum sudah dibahas bahwa fungsi dan manfaat dari teks editorial
adalah untuk merangsang pemikiran dari pembaca. Namun, apa kamu tahu tujuan utama dari teks
editorial.
Nah, berikut ini adalah beberapa tujuan teks editorial yang perlu Kamu ketahui, antara lain yaitu:
1. Mempersuasi atau mengajak pembaca ikut merenung pada isu aktual yang sedang ramai
diperbincangkan oleh masyarakat.
2. Secara tidak langsung, redaktur memberikan pandangannya terhadap isu yang terjadi kepada
pembaca.
3. Entah disadari atau tidak, dari pandangan redaktur tersebut diharapkan mampu menggerakan
pembaca tergerak, terlibat atau memahami lebih dekat terhadap isu yang sedang banyak
dibicarakan.
4. Penulisan editorial sebagai upaya memperjuangkan argument agar isu tersebut mendapatkan
perhatian.
5. Dilihat dari perspektif yang lain editorial bertujuan untuk memberikan gambaran singkat atau
pemahaman singkat namun mendalam bagi pembaca yang masih tidak memahami isu aktual yang
dihadapi di masyarakat.
6. Editorial bertujuan untuk memberikan pemikiran atau mengajarkan problem solving.
C. Ciri Teks Editorial
Sebuah teks pada dasarnya memiliki ciri-ciri tertentu, hal itu juga berlaku untuk teks editorial atau
tajuk rencana. Meskipun memiliki bentuk seperti opini, ada beberapa hal lain yang perlu
diperhatikan dalam teks editorial. Berikut ini adalah beberapa ciri teks editorial, diantaranya yaitu:
1. Tema yang Aktual dan Faktual
Ciri teks editorial yang pertama adalah tema yang aktual dan faktual. Seperti yang sudah
disampaikan di atas, teks editorial dibuat berdasarkan pendapat dan sudut pandang yang sudah
diambil secara matang oleh pimpinan redaksi. Teks editorial atau tajuk rencana sendiri ditulis
dengan maksud sebagai respons dari isu yang sedang hangat di tengah masyarakat.
Jadi, sebuah tema bisa dikatakan aktual dan faktual apabila diangkat dari isu atau masalah yang
hangat di tengah masyarakat. Selain itu, tema tersebut harus memuat informasi yang sesuai dengan
fakta yang terjadi di masyarakat. Maka dari itu, apabila dalam sebuah peristiwa penting menjadi
pembahasan yang ramai oleh masyarakat pada umumnya, tentu saja peristiwa itu layak menjadi
tema dari teks editorial atau tajuk rencana.
2. Sistematis dan Logis
Ciri teks editorial yang kedua adalah sistematis dan logis. Seperti teks non fiksi pada umumnya,
teks editorial harus ditulis secara sistematis. Hal ini perlu dilakukan agar pembaca menjadi lebih
mudah untuk memahami teks editorial. Tulisan bisa dikatakan sistematis apabila memiliki
hubungan yang sesuai dengan struktur dan kaidah kebahasaan teks editorial.
Selain itu, sebuah teks editorial pada dasarnya harus logis atau masuk akal. Maksud logis sendiri
bisa dipahami sebagai bentuk informasi yang tidak imajinatif.
3. Argumentatif
Ciri teks editorial yang ketiga yaitu argumentatif. Argumentatif bisa diartikan sebagai pendapat
atau pernyataan. Hal ini berarti teks editorial memiliki bentuk sebagai pendapat redaksi atau bukan
sebuah pendapat dari pribadi. Argumen atau pendapat yang disampaikan pada dasarnya berangkat
dari sudut pandang yang telah diputuskan redaksi dari sebuah media massa.
D. Struktur Teks Editorial
Setelah mengetahui tentang ciri-ciri teks editorial, tentu kita memahami bahwa struktur teks
editorial memiliki peran yang sangat penting untuk sebuah teks. Berikut ini adalah tiga bagian dari
struktur teks editorial atau tajuk rencana, antara lain yaitu:
1. Pernyataan pendapat (tesis)
Sesuai dengan namanya, bagian pertama dari struktur teks editorial ini memuat tentang sudut
pandang dari penulis terhadap suatu isu atau masalah yang sedang hangat di masyarakat.
Pernyataan pendapat atau tesis sendiri memiliki tujuan sebagai pengenalan awal dari suatu topik
yang akan diangkat pada teks editorial atau tajuk rencana. Bagian ini bisa dikatakan memiliki
bentuk pernyataan atau teori sehingga akan diperkuat oleh bagian selanjutnya, yakni argumentasi.
2. Argumentasi
Bagian selanjutnya dari struktur teks editorial yaitu argumentasi. Pada bagian ini, penulis atau
redaksi mulai memasukkan opini atau pendapat terkait isu yang diangkat. Sebuah pernyataan
pendapat bisa kuat apabila dilengkapi dengan alasan atau bukti yang bisa dipertanggungjawabkan.
Beberapa alasan atau bukti bisa disampaikan, mulai dari pernyataan umum, data hasil penelitian,
pernyataan para ahli, hingga fakta-fakta yang dapat dipercaya.
3. Penegasan Ulang Pendapat /Reiteration
Bagian penutup dari teks editorial atau tajuk rencana adalah penegasan ulang pendapat.
Reiteration sendiri dapat dipahami sebagai bagian teks yang memuat tentang penguatan kembali
terhadap pendapat yang disertai oleh berbagai fakta dalam bagian sebelumnya, yakni argumentasi.
E. Kaidah Kebahasaan Teks Editorial
Setelah struktur teks editorial, kaidah kebahasaan teks editorial juga perlu diperhatikan. Kaidah
kebahasaan pada dasarnya memiliki peran sebagai pembeda antara teks yang satu dengan teks
yang lainnya. Berikut adalah penjelasan tentang kaidah kebahasaan, diantaranya yaitu:
1. Adverbia
Kaidah kebahasaan teks editorial yang pertama adalah adverbia atau sering disebut juga dengan
kata keterangan. Kata keterangan yang ditulis dengan jelas akan membuat pembaca lebih mudah
dalam memahami teks editorial.
Salah satu jenis adverbia yang biasanya muncul pada teks editorial yaitu adverbia frekuentatif.
Adverbia frekuentatif bisa dipahami sebagai keterangan yang menggambarkan makna
berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang diterangkan adverbia itu.
Adverbia sendiri biasa digunakan untuk menjelaskan keterangan kapan kejadian terjadi, lokasi
kejadian, dan keterangan lainnya. Beberapa contoh adverbia, yaitu seperti kata-kata selalu,
biasanya, sering, kadang-kadang, jarang, sebagian besar waktu.
2. Konjungsi
Konjungsi bisa diartikan sebagai kata penghubung. Konjungsi sering kali digunakan pada
konjungsi antarkalimat. Hal ini tentu saja dilakukan agar argumentasi dalam teks editorial menjadi
lebih kuat dan lebih mudah ketika dibaca.
Beberapa contoh konjungsi yang diperlukan untuk memperkuat argumentasi, yaitu seperti bahkan,
selain itu, padahal, malahan, sesungguhnya, dan lain sebagainya.
3. Verba material
Verba material merupakan kata kerja berimbuhan yang digunakan untuk menunjukkan perbuatan
atau tindakan fisik pada peristiwa tertentu. Beberapa contoh verba material yaitu, membaca,
menulis, memukul, menghendaki, memasang, dan lain sebagainya.
Dalam teks editorial atau tajuk rencana, struktur dari kalimat verba material biasa memiliki bentuk
seperti, Subjek + verba material + objek. Sebagai contoh, “Bulan menyanyi lagu Bali”
4. Verba relasional
Verba relasional bisa dipahami sebagai salah satu jenis kata kerja yang mengacu pada hubungan
intensitas (pengertian A adalah B), dan milik (mengandung pengertian A mempunyai B).
5. Verba mental
Verba mental memiliki arti sebagai sebuah kata kerja yang menerapkan persepsi (melihat,
merasa), afeksi (suka, khawatir) dan kognisi (berpikir,mengerti)
G. Langkah Menyusun Teks Editorial
Setelah memahami berbagai seluk beluk tentang teks editorial, sekarang Kamu dapat mencoba
untuk menulis sebuah teks editorial. Dalam menyusun teks editorial, hal yang penting untuk
diperhatikan tentu saja adalah ciri, struktur dan kaidah kebahasaan.
Nah, berikut ini adalah beberapa langkah yang biasanya digunakan untuk menyusun teks editorial,
antara lain yaitu:
1. Pertama, Kamu dapat memilih topik yang baru dan sedang hangat serta menarik untuk para
pembaca. Sebuah tema yang menarik akan disukai banyak pembaca. Hal ini tentu saja disebabkan
pembaca yang selalu ingin mengetahui sebuah kabar atau informasi terbaru.
2. Kedua, Kamu dapat melakukan pengumpulan data untuk mendukung pendapat. Data yang
digunakan biasanya memiliki bentuk dari beberapa fakta yang berhubungan dengan tema sehingga
dapat mendukung argumen atau pendapat yang sudah dibuat.
3. Ketiga, Kamu dapat menyesuaikan tema dengan pembaca. Seorang penulis teks editorial pada
dasarnya harus memiliki kepekaan terhadap bahasa, fakta dan pendapat yang digunakan. Penulis
perlu memahami apa yang dibutuhkan bagi para pembaca.
4. Keempat, Kamu dapat melakukan penyuntingan pada teks editorial. Penyuntingan sendiri
merupakan tahap terakhir sebelum membagikannya kepada para pembaca. Dengan melakukan
pemeriksaan terlebih dahulu, teks editorial akan siap untuk dibaca para pembaca.
H. Contoh Teks Editorial Beserta Strukturnya
Supaya Kamu dapat lebih memahami teks editorial, berikut ini adalah contoh teks editorial beserta
strukturnya. Selamat Membaca!
1. Contoh Teks Editorial tentang Gaya Hidup Sehat
Contoh Teks Editorial Gaya Hidup dan Kesehatan
Pernyataan Pendapat (Tesis)
Kesehatan menjadi hal yang sangat penting untuk setiap orang. Oleh karenanya diperlukan gaya
hidup yang baik agar kesehatan tetap terjaga sehingga tubuh tidak mudah terserang penyakit. Saat
ini penanganan terhadap penyakit menular pun belum sepenuhnya berhasil.
Selain itu, penyakit yang tidak menular juga memiliki persoalan yang sama. Beberapa orang yang
terkena penyakit tidak menular bahkan mengalami peningkatan dan penyakit tersebut dapat
menjadi pembunuh nomor satu. Beberapa penyakit tersebut diantaranya kanker, jantung, diabetes,
hipertensi dan stroke.
Argumentasi
Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan, penyebaran penyakit yang terjadi hampir merata.
Hal itu menjadi pertanda bahwa kesehatan dan penyakit yang ada di masyarakat telah bergeser.
Gaya hidup yang baik dan menjaga pola makan menjadi hal yang penting agar kandungan gizi
yang diperlukan tubuh dapat terpenuhi.
Indonesia bukan satu-satunya negara yang memiliki masalah pada penyakit ganda. Namun,
seharusnya hal itu membuat kita belajar dari negara lain terkait penanganan terhadap penyakit
tidak menular. Salah satu prinsip yang diperlukan untuk menangani penyakit adalah dengan
mencegah daripada mengobati. Langkah itu juga dapat didukung dengan kebijakan pemerintah
untuk mewajibkan adanya label informasi kandungan gizi pada makanan ataupun minuman.
Penegasan Ulang Pendapat
Pencegahan penyakit tentunya jauh lebih baik jika dibandingkan dengan mengobati suatu
penyakit. Sehingga, masyarakat harus lebih memperhatikan pola hidup sehat. Program yang
dilaksanakan juga harus memperoleh dukungan dari lembaga terkait.
2. Contoh Teks Editorial 2 tentang Pendidikan
Contoh Teks Editorial Upaya Peningkatan Mutu Pendidikan
Pernyataan Pendapat (Tesis)
Pendidikan menjadi salah satu kebutuhan manusia untuk memiliki ilmu pengetahuan dan menjadi
salah satu tanda dari kemajuan suatu negara. Pendidikan yang berkualitas menjadi sangat penting
agar suatu negara dapat sejajar dengan negara maju. Namun, kenyataannya pendidikan di tanah air
belum sebanding dengan pendidikan yang ada di negara maju.
Setiap lembaga pendidikan perlu mencetak lulusan yang berkualitas. Hal tersebut menjadi
antisipasi terhadap perubahan dan tantangan yang harus dihadapi oleh setiap orang dalam
menjalani kehidupan. Peningkatan kualitas pendidikan perlu dilakukan dengan upaya yang serius
untuk menjawab persoalan yang dihadapi di masa depan.
Argumentasi
Agar dapat memperoleh pendidikan yang bermutu, maka setiap lembaga pendidikan perlu
memberikan dukungan kepada setiap peserta didik. Beberapa tantangan yang akan dihadapi
diantaranya kemajuan IPTEK, globalisasi, dan tenaga ahli yang mumpuni.
Namun saat ini, semua sudah lebih mudah dengan adanya teknologi seperti internet. Dengan
internet, materi belajar dapat dicari dengan mudah. Hal itu juga menjadikan guru bukanlah satu-
satunya sumber ilmu. Peran guru pun sudah bergeser menjadi motivator, dinamisator dan
motivator.
Penegasan Ulang Pendapat
Peran guru masih sangat penting dan tidak tergantikan untuk memberikan pendidikan terbaik.
Oleh karena itu, sistem pendidikan yang ada di lembaga pendidikan juga perlu ditingkatkan untuk
memberikan kualitas terbaik terhadap pendidikan di Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai