DISUSUN OLEH :
SHERYN NATALYE
M. SYAMSURI
M. AMIR
MARSYA
M. HANIF
RAMONA VALDA
NADIRA PUTRI
M. RENDI
M. ARIF
WIDYA SAFITRI
Puji syukur kami panjatkan terhadap kehadirat Tuhan yang Maha Esa Atas rahmat dan
hidayat-NYA, kami bisa menyelesaikan makalah yang berjudul “Teks Editorial”. Tidak lupa
kami mengucapkan terima kasih kepada Ibu Hesti selaku guru Mata Pelajaran Bahasa Indonesia
yang telah membimbing kami semua.
2
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Teks editorial merupakan teks yang berisikan opini atau pendapat yang mana
pembacanya akan ikut berpikir terhadap suatu isu yang dibahas dan akan ikut untuk
memberikan pandangannya sendiri terhadap isu yang berkembang tersebut. Mengapa
teks editorial sangat penting diajarkan. Karena teks editorial membantu siswa untuk
dapat berani mengeluarkan pandangan dan pendapatnya sendiri terhadap suatu masalah.
Siswa akan terajak untuk dapat berpikir kritis melalui pembelajaran teks editorial.
Karena siswa tidak hanya menganalisis isi teks editorialnya saja, namun siswa juga akan
termotivasi untuk dapat mengkritisi, mengemukakan pendapat, mengevaluasi, dan
mungkin juga dapat mengaplikasikan pemikirannya dalam kehidupan seharihari.
Permasalahan bahan ajar teks editorial saat ini adalah bagaimana teks editorial tersebut
dapat mengembangkan motivasi dan keberanian siswa dalam menyampaikan atau pun
menuliskan opininya terhadap suatu permasalahan. Struktur teks editorial yang baik
adalah yang mengandung tiga unsur. Sebuah teks editorial/opini memiliki struktur teks
yang sama dengan struktur yang membangun teks eksposisi, yaitu pernyataan pendapat
(tesis), argumentasi, dan pernyataan/penegasan ulang pendapat (reiteration) agar dapat
menjadi bahan ajar yang baik dan isinya dapat dipertanggung jawabkan (sesuai kaidah)
(Fauziati, 2018).
B. Rumusan Masalah
Masalah pokok yang akan dibahas didalam makalah ini adalah sebagai berikut :
1. Pengertian, tujuan, dan jenis Teks Editorial
2. Struktur dan kebahasaan Teks Editorial
3. menyeleksi ragam Informasi sebagai Teks Editorial
4. Ciri – ciri Teks Editorial
5. Contoh Teks Editorial
3
6. Bagaimana merancang Teks Editorial yang baik dan benar
C. Tujuan Makalah
1. Agar siswa memahami pengertian, tujuan, dan jenis Teks Editorial
2. Agar siswa memahami struktur dan kebahasaan Teks Editorial
3. Agar siswa memahami cara menyeleksi ragam Informasi sebagai Teks Editorial
4. Agar siswa mengetahui ciri – ciri Teks Editorial
5. Agar siswa mengetahui contoh Teks Editorial
6. Agar siswa memahami bagaimana merancang Teks Editorial yang baik dan
benar
D. Manfaat Makalah
1. Manfaat bagi pembaca :
a. Mendapatkan pengetahuan tentang materi Teks Editorial
b. Mendapatkan wawasan lebih tentang materi ini.
c. Mendapatkan sumber belajar tambahan.
2. Manfaat bagi penulis :
a. Melengkapi tugas yang telah diberikan oleh guru mata pelajaran.
b. Melatih diri untuk menarik kesimpulan dari sumber bacaan kedalam sebuah
makalah.
c. Memberikan wawasan.tambahan untuk penulis
4
BAB II
PEMBAHASAN
2. Controversial Editorial
5
umumnya dapat meyakinkan pembaca pada kecenderungan atau keniscayaan dari suatu
isu tertentu. Sebaliknya, sudut pandang yang berlawanan dari hal tersebut akan
digambarkan secara negatif.
3. Explanatory Editorial
Teks editorial jenis ini hanya menyajikan masalah atau isu yang sedang terjadi,
sementara penilaian atau tanggapan tentang isu tersebut diserahkan sepenuhnya pada
pembaca.
6
D. Struktur Teks Editorial
Struktur teks editorial terdiri dari 3 bagian, yaitu pernyataan pendapat (tesis), argumentasi, dan
penegasan ulang. Berikut uraian lengkapnya:
1. Pernyataan pendapat (tesis)
Berisi sudut pandang penulis terhadap permasalahan yang diangkat. Berupa pernyataan
atau teori yang akan diperkuat oleh argumen.
2. Argumentasi
Bentuk alasan atau bukti yang digunakan untuk memperkuat pernyataan tesis. Bisa
berupa pernyataan umum, data hasil penelitan, pernyataan para ahli atau fakta-fakta yang
dapat dipercaya.
3. Penegasan Ulang Pendapat (Reiteration)
Berisi penguatan kembali atas pendapat yang telah ditunjang oleh fakta-fakta dalam
bagian argumentasi.
1. Adverbia
Merupakan kata keterangan yang ada dalam teks editorial. Biasanya yang sering muncul
dalam teks editorial adalah adverbia frekuentatif. Adverbia frekuentatif yang
menggambarkan makna berhubungan dengan tingkat kekerapan terjadinya sesuatu yang
diterangkan adverbia itu. Contohnya seperti kata-kata selalu, biasanya, sering, kadang-
kadang, jarang, sebagian besar waktu.
2. Konjungsi
Merupakan kata penghubung. Biasanya banyak ditemukan konjungsi antarkalimat,
seperti bahkan, malahan, dan sesungguhnya.
3. Verba material
Merupakan kata kerja yang menunjukkan perbuatan fisik atau peristiwa. Contohnya
membaca, menulis, dan memukul.
4. Verba relasional
7
Merupakan kata kerja yang menunjukkan hubungan intensitas (pengertian A adalah B),
dan milik (mengandung pengertian A mempunyai B).
5. Verba mental
Merupakan kata kerja yang menerapkan persepsi (melihat, merasa), afeksi (suka,
khawatir) dan kognisi (berpikir, mengerti).
1. Menyiapkan teks editorial yang akan kita baca, baik dari koran, majalah, atau
website.
2. Bacalah isi teks editorial secara berulang, minimal dua kali. Tujuannya agar kita
memahami pesan yang ingin disampaikan oleh penulis pada setiap paragrafnya.
3. Agar lebih mudah, temukanlah bagian pendapat, argumentasi, dan penegasan ulang
penulisnya dalam teks editorial.
4. Pastikan opini penulis disertai dengan data atau fakta yang berkaitan dengan topik
yang dibahas.
5. Tentukan sudut pandang dan keberpihakan penulis pada teks editorial.
8
G. Ciri-Ciri Teks Editorial
Bersifat aktual dan faktual, yaitu topik pembahasannya masih berlangsung dan masih
dibicarkan oleh masyarakat.
Ditulis secara sistematis dan logis.
Isi teksnya berupa argumentasi atau pendapat penulisnya atas suatu topik
pembahasan.
Menggunakan kalimat yang singkat, padat, dan jelas agar menarik pembacanya.
Tesis :
Bencana banjir merupakan satu di antara bencana yang sering melanda Indonesia. Banjir
umumnya terjadi di musim penghujan. Pertanyaannya, apakah banjir murni disebabkan oleh
hujan atau karena ulah manusia?
Argumentasi
Sebagai contoh kasus banjir yang sering terjadi di Jakarta. Jakarta memiliki jumlah penduduk
yang padat sehingga lahan serapan sangat sedikit. Selain padatnya jumlah penduduk,
masyarakatnya kurang teredukasi mengenai masalah kesehatan lingkungan.
Banyak dari mereka yang membuang sampah sembarangan, misalnya di sungai. Alhasil,
sampah menumpuk di sungai dan aliran air menjadi terhambat. Ketika hujan ekstrem, sungai
akan meluap dan banjir pun terjadi.
Penegasan
Maka itulah, perlu sekali kesadaran masyarakat bahwa mencegah lebih baik daripada
mengobati. Jangan kemudian ketika sudah banjir baru jera, dan ketika musim kemarau
diulangi kembali.
9
Antisipasi Bencana
Tesis
Peringatan dini dan antisipasi terhadap bencana di Indonesia masih belum maksimal.
Indonesia pun kembali berduka. Bencana tanah longsor yang melanda Dusun Jemblung,
Desa Sampang, Karangkobar, Banjarnegara, Jawa Tengah, Jumat lalu telah menewaskan
puluhan orang.
Argumentasi
Menurut catatan Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), musibah tanah longsor
telah menyebabkan jumlah kematian korban paling besar dibandingkan dengan bencana lain.
Longsor adalah kejadian terpola yang dapat dikenali masyarakat awam sekalipun.
Masalahnya, sejauh mana peringatan dini bencana longsor ini disampaikan pemerintah atau
instansi terkait pada masyarakat yang tinggal di desa-desa? Andaikan alarm peringatan dini
itu menyala sepanjang waktu, tentu warga yang sedang tertidur lelap dapat tahu lebih dini
sehingga menghindari daerah yang rawan longsor. Namun, bencana sering datang tiba-tiba.
Penegasan
Kita berharap masyarakat yang tinggal di daerah rawan longsor selalu waspada, terutama saat
musim hujan. Langkah jangka pendek ini harus dilaksanakan.
Sementara itu, langkah jangka panjangnya, BNPB dan kementerian terkait bersama
pemerintah daerah harus proaktif menyadarkan masyarakat untuk lebih mencintai
lingkungan. Masyarakat juga perlu dirangkul untuk tidak merusak ekosistem, menggunduli
hutan, atau membuka lahan pertanian di wilayah hutan lindung dan sebagainya.
10
Gaya Hidup dan Kesehatan
Tesis
Kesehatan menjadi hal yang sangat penting untuk setiap orang. Oleh karenanya diperlukan gaya
hidup yang baik agar kesehatan tetap terjaga sehingga tubuh tidak mudah terserang penyakit.
Saat ini penanganan terhadap penyakit menularpun belum sepenuhnya berhasil.
Selain itu, penyakit yang tidak menular juga memiliki persoalan yang sama. Beberapa orang
yang terkena penyakit tidak menular bahkan mengalami peningkatan dan penyakit tersebut dapat
menjadi pembunuh nomor satu. Beberapa penyakit tersebut diantaranya kanker, jantung,
diabetes, hipertensi dan stroke.
Argumentasi
Berdasarkan data dari Kementrian Kesehatan, penyebaran penyakit yang terjadi hampir merata.
Hal itu menjadi pertanda bahwa kesehatan dan penyakit yang ada di masayarakat telah bergeser.
Gaya hidup yang baik dan menjaga pola makan menjadi hal yang penting agar kandungan gizi
yang diperlukan tubuh dapat terpenuhi.
Indonesia bukan satu-satunya negara yang memiliki masalah pada penyakit ganda. Namun,
seharusnya hal itu membuat kita belajar dari negera lain terkait penanganan terhadap penyakit
tidak menular. Salah satu prinsip yang diperlukan untuk menangani penyakit adalah dengan
mencegah daripada mengobati. Langkah itu juga dapat didukung dengan kebijakan pemerintah
untuk mewajibkan adanya label informasi kandungan gizi pada makanan ataupun minuman.
Penegasan
Pencegahan penyakit tentunya jauh lebih baik jika dibandingkan dengan mengobati suatu
penyakit. Sehingga, masyarakat harus lebih memperhatikan pola hidup sehat. Program yang
dilaksanakan juga harus memperoleh dukungan dari lembaga terkait.
11
BAB III
PENUTUP
12