Anda di halaman 1dari 21

DAMPAK PEMBERIAN BANYAKNYA TUGAS TERHADAP

HUBUNGAN KOMUNIKASI ORANG TUA DAN ANAK


Karya Tulis Ilmiah

Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas mata pelajaran Sosiologi

Disusun Oleh:
Fathurrohmman Siliwangi
NIS. 1516.10.440
Kelas X – IPS -3

SEKOLAH MENENGAH ATAS NEGERI 1 BALEENDAH


DINAS PENDIDIKAN DAN KEBUDAYAAN
KABUPATEN BANDUNG
2016
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan

rahmat,karunia, serta taufik dan hidayah-Nya kami dapat menyelesaikan Karya

Tulis Ilmiah tentang Pandangan Siswa SMA Negeri 1 baleendah terhadap Dampak

pemberian banyaknya tugas terhadap hubungan orang tua dan anak semoga

berguna bagi setiap pembacanya meskipun banyak kekurangan di dalamnya, Dan

juga kami berterimakasih pada Ibu Ratni Kartini,S.Pd selaku guru mata pelajaran

Sosiologi yang telah memberikan tugas ini kepada kami.

Semoga Karya tulis sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang

membacanya. Sekiranya Penelitian ini dapat berguna bagi kami sendiri maupun

orang yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat

kesalahan kata-kata yang kurang berkenan.

Bandung,Mei 2016

Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ....................................................................................................... i


DAFTAR ISI ..................................................................................................................... ii
DAFTAR TABEL ............................................................................................................ iii
BAB I ................................................................................................................................. 5
BAB II ............................................................................................................................... 6
BAB III ............................................................................................................................ 11
BAB IV ............................................................................................................................ 14
BAB V .............................................................................................................................. 19
DAFTAR PUSTAKA ..................................................................................................... 21
LAMPIRAN .................................................................................................................... 21
DAFTAR TABEL

NO NAMA TABEL HAL


TABEL
4.1.1 Guru Sering Memberikan Tugas. 14

4.1.2 Saya sulit berkomunikasi dengan orang tua karena sibuk 14


dengan tugas
4.1.3 Tugas memberatkan saya untuk berkomunikasi dengan orang 15
tua
4.1.4 Saya jarang berkomunikasi dengan orang tua 15

4.1.5 Saya dapat berkomunikasi dengan orang tua walaupun banyak 16


tugas sekolah
4.1.6 Saya dapat berkomunikasi dengan orang tua asalkan saya tidak 16
mengerjakan tugas sekolah
4.1.7 Saya tidak menyukai segala bentuk tugas dari guru yang 17
menyita waktu untuk berkomunikasi dengan orang tua
4.1.8 Orang tua saya jarang berkomunikasi dengan saya 17

4.1.9 Saya dapat berkomunikasi dengan orang tua dengan normal 18


walaupun saya banyak tugas
4.1.10 Saya dan orang tua saya berkomunikasi dengan baik
BAB I
PENDAHULUAN
1.1.Latar Belakang
Komunikasi merupakan hal terpenting yang sangat dibutuhkan oleh manusia.
dalam proses sosialisasi komunikasai sangatlah penting karena untuk dapat
mengembangkan dan membentuk kepribadian. Oleh karena itu komunikasi
sangatlah penting dan erat dan sulit dipisahkan.
Komuikasi sangat membantu kehidupan manusia, seperti untuk berbicara,
berinteraksi yang dibutuhkan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari
dandikarenakan manusia yang dicitakan sebagai makhluk sosial yang sangat
membutuhkan satu sama lainnya.
Dengan adanya komunikasi kita juga dapat menyampaikan suatu informasi
kepada orang lain. Selain berguna bagi diri sendiri komunikasi juga dapat
berpengaruh terhadap orang lain.
Namun jika kita lihat dari segi kehidupan siswa, para siswa zaman sekarang
mereka hampir jarang sekali bahkan hampir tidak memiliki waktu untuk
berkomnikasi dengan orang-orang terdekatnya seprti keluarga, yang disebabkan
oleh banyaknya tugas yang harus diselesaikan. Oleh sebab itu penulis tertarik untuk
mengetahui dampak pemberian banyaknya tugas terhadap hubungan orang tua dan
anak.
1.2.Rumusan Masalah
1. Apa Dampak pemberian banyaknya tugas terhadap hubungan orang tua dan
anak.?
1.3.Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui Dampak pemberian banyaknya tugas terhadap
hubungan orang tua dan anak
1.4.Systematical Penulisan
Karya Tulis Ilmiah ini terdiri dari 5 bab yaitu:
BAB I Pendahuluan, yang berisi tentang latar belakang Dampak pemberian
banyaknya tugas terhadap hubungan orang tua dan anak , rumusan masalah,
tujuan penelitian, dan sistematika penulisan.
BAB II berisi kajian teori yang menguraikan tentang variable dari rumusan
masalah,
BAB III berisi metodologi penelitian yaitu deskriptif kualitatif dengan teknik
pengumpulan data berupa angket dana atau wawancara.
BAB IV berisi hasil penelitian dan pembahasan yang merupakan hasil
pengolahan data.
BAB V berisi simpulan dan saran.
BAB II
LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian Tugas Belajar


Tugas dapat diartikan sebagai suatu pekerjaan dan tanggung jawab
seseorang. Pekerjaan yang dibebankan, sesuatu yang wajib dilakukan atau
ditentukan untuk perintah agar melakukan sesuatu dalam jabatan tertentu.
Contoh penerapan tugas dalam sekolah adalah Adanya merupakan kegiatan yang
telah direncanakan dalam sebuah sekolah. Tanpa sekolah tidak mungkin
seseorang dapat melakukan pekerjaan.Pekerjaan yang dimaksud adalah disini
adalah tugas atau perintah yang diberikan oleh guru kepada siswa sebagai
tanggungjawab dalam suatu sekolah
Dalam penjelasan diatas dapat diambil kesimpulan bahwa tugas adalah pekerjaan
seseorang dalam organisasi atas pemberian dalam sebuah jabatan. Sehingga
dalam menjalankan tugasnya, seseorang dapat memahami tugas dan fungsi kerja
dengan baik dan sesuai aturan yang berlaku pada organsasi tersebut.
Oleh karna itu dalam melaksanakan tugas dan tanggungjawab dalam jabatan
organisasi. Perlu adanya kerja sama dengan bidang – bidang lain. Ini
dimaksudkan Dalam melakukan tugas, setiap bidang di organisasi harus memiliki
garis koordinasi dan kerja sama yang baik untuk mencapai tujuan yang telah
ditetapkan bersama.

Metode Pemberian Tugas Dalam Belajar Mengajar

Metode pemberian tugas Biasanya seorang guru memberikan tugas itu sebagai
pekerjaan rumah. Akan tetapi ada perbedaan antara pekerjaan rumah dan
pemberian tugas Untuk pekerjaan rumah, guru menyuruh membaca buku
dirumah dengan kata lain mencari referensi diluar dari sekolah, sedangkan dalam
pemberian tugas guru menyuruh membaca. Untuk menambah menambah tugas .
Dari penjelasan diatas pengertian tugas jauh lebih luas dari pekerjaan rumah
karena metode pemberian tugas diberikan dari guru kepada siswa untuk
diselesaikan dan dipertanggung jawabkan. Siswa dapat menyelesaikan di sekolah,
atau dirumah atau di tempat lain yang kiranya dapat menunjang penyelesaian
tugas tersebut, baik secara individu atau kelompok. Tujuannya untuk melatih atau
menunjang terhadap materi yang diberikan dalam kegiatan intra kurikuler, dan
juga melatih tanggung jawab akan tugas yang diberikan.

Hal yang harus diperhatikan dalam pemberian tugas ;


1.Tujuan penugasan
2.Bentuk pelaksanaan tugas
3.Manfaat tugas
4.Bentuk Pekerjaan
5.Tempat dan waktu penyelesaian tugas
6.Memberikan bimbingan dan dorongan
7.Memberikan penilaian

Jenis tugas yang diberikan oleh guru dalam proses belajar mengajar :
1.Tugas membuat rangkuman
2.Tugas membuat makalah
3.Menyelesaikan soal
4.Tugas mengadakan observasi
5.Tugas mempraktekkan sesuatu
6.Tugas mendemonstrasikan observasi

Kelebihan Pemberian Tugas Oleh Guru


Metode pemberian tugas ini dalam pelaksanaannya memiliki beberapa
kelebihan disamping juga mempunyai beberapa kelemahan. Adapun kelebihan
metode pemberian tugas diantaranya adalah Metode ini merupakan aplikasi
pengajaran modern disebut juga azas aktivitas dalam mengajar yaitu guru
mengajar harus merangsang siswa agar melakukan berbagai aktivitas sehubungan
dengan apa yang dipelajari, sehingga :
1.Dapat memupuk rasa percaya diri sendiri
2.Dapat membina kebiasaan siswa untuk mencari, mengolah menginformasikan
dan dan mengkomunikasikan sendiri.
3.Dapat mendorong belajar, sehingga tidak cepat bosan
4.Dapat membina tanggung jawab dan disiplin siswa
5.Dapat mengembangkan kreativitas siswa
6.Dapat mengembangkan pola berfikir dan ketrampilan anak.

Kelemahan metode pemberian tugas banyak


1.Tugas tersebut sulit dikontrol guru kemungkinan tugas itu dikerjakan oleh
orang lain yang lebih ahli dari siswa.
2.Sulit untuk dapat memenuhi pemberian tugas
3.Pemberian tugas terlalu sering dan banyak, akan dapat menimbulkan keluhan
siswa,
4.Dapat menurunkan minat belajar siswa kalau tugas terlalu sulit
5.Pemberian tugas yangmonoton dapat menimbulkan kebosanan siswa apabila
terlalu sering.
6.Khusus tugas kelompok juga sulit untuk dinilai siapa yang aktif.
2.2. Dampak pemberian banyaknya tugas terhadap komunikasi orang tua
dan anak
Mereka tidak punya waktu untuk menjadi seorang anak-anak lagi. Dan
karena kebanyakan dari tugas yang mereka dapat hanya membuat mereka sibuk,
belajar hanyalah menjadi sebuah tugas semata, bukan sebuah pengalaman yang
positif dan membangun. Terlalu banyak PR bagi anak juga akan mempengaruhi
kehidupan keluarga. Banyak anak yang pada akhirnya melewatkan waktu makan
malam, dan sebagai hasilnya, satu-satunya interaksi anak dengan orang tua
hanyalah perdebatan mengenai PR tersebut.
Selama ini banyak pendidik yang berpikir bahwa memberikan pekerjaan
rumah yang banyak akan memaksa siswa untuk lebih giat belajar hingga prestasi
mereka akan meningkat. Hasil penelitian terakhir justru menunjukkan bukti yang
bertentangan dengan anggapan ini.

Survey yang dilakukan di 41 negara di dunia ini dipublikasikan dalam buku


"National Differences, Global Similarities: World Culture and the Future of
Schooling" yang diterbitkan oleh Stanford University Press.
Survey ini dilakukan dengan mengujikan sejumlah soal yang sama kepada
sejumlah siswa di setiap negara.Hasilnya sangat menakjubkan. Murid di Jepang,
Republik Ceko dan Denmark yang hanya menerima PR yang jumlahnya relatif
sedikit, memperoleh nilai yang tertinggi. Sebaliknya paa siswa dari Thailand,
Yunani dan Iran yang mendapat PR yang banyak jumlahnya memperoleh nilai
yang paling rendah. Fakta ini diungkapkan oleh David Baker peneliti dari Penn
State University.

Jumlah PR yang banyak biasanya akan menjadi problem yang besar bagi para
siswa yang kemampuan ekonominya rendah. Hal ini disebabkan karena orang
tua mereka tidak mampu menciptakan lingkungan yang kondusif untuk belajar.
PR juga biasanya dirancang untuk sekedar mengingat langkah-langkah
pengerjaan soal, dan hal ini tidak cocok untuk kebanyakan siswa. Begitulah
kesimpulan yang ditarik oleh para peneliti melalui survey ini.

PR biasanya diambil sebagai jalan pintas bagi peningkatan mutu pendidikan,


bukannya meningkatkan kesempatan dan akses memperoleh pengetahuan. Hal
ini justru akan memboroskan energi, waktu dan biaya. Begitulah pendapat yang
diajukan oleh LeTendre peneliti dari Penn State University.

Hasil penelitian ini hendaknya menjadi renungan bagi para pendidik di Indonesia
yang kebanyakan penduduknya miskin. Selain memperkirakan jumlah PR,
bentuk PR tersebut juga harus diperbaiki. PR harus menjadi media untuk
memperluas akses informasi siswa dan bukan sekedar media menghafal langkah-
langkah pengerjaan soal.
Komunikasi yang buruk atau kurang tepat tidak baik untuk hubungan
antara orang tua dan anak. Ini sering terjadi di masyarakat kita karena
kebanyakan orang tua kurang memahami akan komunikasi yang benar terhadap
anaknya. Apalagi jika anak berusia kurang dari 12 tahun. Anak ini biasanya akan
menuruti kemauannya sendiri dan tidak mau menuruti perintah orang tuanya. Jika
komunikasi ini tidak segera dikoreksi hubungan orang tua dan anak makin
memburuk. Komunikasi yang tidak disukai anak-anak biasanya komunikasi yang
berupa perintah.

Tentunya sebagai orang tua akan merasa jengkel apabila perintah atau
harapannya tidak mau dipatuhi anak-anaknya. Jalan satu- satunya ialah
menjelaskan kepada anak mengapa pilihan itu dianggap kurang menyenangkan
itu yang harus diambil, jelaskan pula akibat kalau mengabaikan pilihan itu, apa
keuntungan buat anak, dan bernegosiasi jika anak merasa punya alasan tersendiri
untuk tidak memenuhi harapan orang tua.

Penting bagi orang tua untuk meredam ego dan berusaha menjalin
komunikasi yang tidak memaksa dan tidak menyakiti anak. Jika tidak situasi akan
menjadi semakin sulit dan pertengkaran pun mungkin tidak dapat di hindarkan.
Ketika anak merasa dirinya tidak didengarkan anak cenderung menjadi defensif
dan mengambil sikap berseberangan dengan orang tuanya. Untuk seterusnya ia
akan menjauh dan menutup diri. Kondisi seperti itu jauh lebih sulit diperbaiki
ketimbang jika orang tua bersedia melakukan komunikasi sejajar dengan anak,
mengesampingkan ego, dan menghargai apa yang disampaikan anak.
BAB III
METODOLOGI PENELITIAN

3.1. Metodologi Penelitian

Dalam penulisan ini, metode penelitian yang dipakai adalah metode

penelitian deskriptif. Menurut Moh.Nazir (1999:63) “Penelitian deskriptif adalah

suatu metode dalam meneliti status sekelompok manusia, suatu obyek, suatu set

kondisi, suatu sistem pemikiran ataupun suatu kelas pada masa sekarang.”

Menurut sumber yang penulis peroleh dari Maulana, (2009), Metodologi

Penelitian, http://blog.unila.ac.id, (10 Januari 2014),

“Penelitian deskriptif tidak mencari atau menjelaskan hubungan, tidak


menguji hipotesis atau membuat prediksi. Ciri yang sangat menonjol dalam
penelitian ini adalah titik berat pada observasi dan suasana alamiah (naturalistis
setting) dimana peneliti terjun ke lapangan dan tidak berusaha untuk memanipulasi
variabel. Peneliti bertindak sebagai subjek yang diteliti sekaligus sebagai
pengamat dan hanya membuat kategori perilaku, mengamati gejala dan
mencatatnya dalam buku observasinya.”
3.2. Tempat Penelitian

1. Waktu Penelitian dilaksanakan pada bulan Mei 2014.

2. Tempat penelitian di SMA Negeri 1 Baleendah Kabupaten Bandung.

3.3. Objek Penelitian

Objek Penelitian adalah peserta didik SMAN 1 Baleendah, yaitu 25 orang

siswa kelas ….

3.4. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data yang digunakan dalam penelitian ini adalah:

1. Studi Pustaka
Merupakan metode dimana penulis mencari informasi dan

mengumpulkan data dengan cara membaca dan merangkum bacaan dari

berbagai buku yang berkaitan dengan materi penelitian.

2. Browsing

Merupakan metode dimana penulis mencari informasi dan data yang

dikumpulkan dengan membuka situs yang berhubungan dengan judul

yang sebelumnya telah ditetapkan penulis. Dan mencari fakta-fakta yang

terjadi di lapangan. Sehingga penulis mendapatkan penilaian yang lebih

luas.

3. Angket/Quosioner

Penelitian ini dilakukan dengan cara membuat beberapa pertanyaan

dalam bentuk angket lalu disebarkan kepada populasi yang akan diteliti.

Penyebaran angket atau kuesioner terhadap responden dilakukan

untuk menjaring data. Teknik ini digunakan agar responden dapat

menyampaikan jawaban sesuai dengan persepsinya. Kuesioner disusun

dalam bentuk skala likert yang menggunakan pernyataan-pernyataan

tertutup untuk menghindarkan bias terhadap respon atau jawaban

responden. Kuesioner mencakup pernyataan-pernyataan yang terkait

dengan judul …………………………………..

Berikut adalah pernyataan yang diajukan penulis dalam angket yang akan

diisi oleh 25 responden yang telah ditentukan :


ANGKET PENELITIAN SOSIAL
NO ABSEN : 13 (X IPS 3)

Teman-teman mohon bantuannya untuk mengisi angket penelitian sosial ini


dengan jujur. Cara menjawabnya dengan memberi tanda chek list (  ) pada:
a. Kolom Y = Ya
b. Kolom KK = Kadang-kadang
c. Kolom T = Tidak

No Pernyataan Y KK T
1 Guru Sering Memberikan Tugas
2 Saya sulit berkomunikasi dengan orang tua karena
sibuk dengan tugas

3 Tugas memberatkan saya untuk berkomunikasi dengan


orang tua

4 Saya jarang berkomunikasi dengan orang tua


5 Saya dapat berkomunikasi dengan orang tua walaupun
banyak tugas sekolah

6 Saya dapat berkomunikasi dengan orang tua asalkan


saya tidak mengerjakan tugas sekolah

7 Saya tidak menyukai segala bentuk tugas dari guru


yang menyita waktu untuk berkomunikasi dengan
orang tua
8 Orang tua saya jarang berkomunikasi dengan saya
9 Saya dapat berkomunikasi dengan orang tua dengan
normal walaupun saya banyak tugas

10 Saya dan orang tua saya berkomunikasi dengan baik

Terimakasih atas bantuannya.


Jawaban dari responden selanjutnya akan kami hitung dan dibahas
dalam bab selanjutnya ( BAB IV).
BAB IV
PENGOLAHAN DATA

4.1 Hasil Penelitian


Berdasarkan angket yang di sebar kepada 25 responden yang merupakan
siswa kelas X sebanyak 12 maka di peroleh hasil:
Tabel 4.1.1
Pernyataan: Guru Sering Memberikan Tugas.
Jawaban Jumlah %
Ya 20 80%
Kadang kadang 5 20%
Tidak 0 0%
Jumlah 25 100%
Untuk pernyataan guru sering memberikan tugas. Maka 80% menjawab ya, 20%
menjawab kadang kadang, 0% menjawab tidak
Tabel 4.1.2

Pernyataan: Saya sulit berkomunikasi dengan orang tua karena sibuk dengan
tugas.

Jawaban Jumlah %
Ya 13 52%
Kadang kadang 9 36%
Tidak 3 12%
Jumlah 25 100%
Untuk Saya sulit berkomunikasi dengan orang tua karena sibuk dengan tugas.
Maka 52% menjawab ya, 36% menjawab kadang kadang, 12% menjawab tidak
Tabel 4.1.3

Pernyataan: Tugas memberatkan saya untuk berkomunikasi dengan orang tua.

Jawaban Jumlah %
Ya 14 56%
Kadang kadang 8 32%
Tidak 3 12%
Jumlah 25 100%
Untuk pernyataan Keadaan kelas saya seharusnya baik dan juga bersih. Maka
88% menjawab ya, 12% menjawab kadang kadang, 0% menjawab tidak

Tabel 4.1.4

Pernayataan: Saya jarang berkomunikasi dengan orang tua

Jawaban Jumlah %
Ya 7 28%
Kadang kadang 9 36%
Tidak 9 36%
Jumlah 25 100%
Untuk pernyataan Saya jarang berkomunikasi dengan orang tua. Maka 28%
menjawab ya, 36% menjawab kadang kadang, 36% menjawab tidak
Tabel 4.1.5

Pernyataan: Saya dapat berkomunikasi dengan orang tua walaupun banyak tugas
sekolah.
Jawaban Jumlah %
Ya 9 36%
Kadang kadang 12 48%
Tidak 4 16%
Jumlah 25 100%
Untuk pernyataan Saya dapat berkomunikasi dengan orang tua walaupun banyak
tugas sekolah. Maka 36% menjawab ya, 48% menjawab kadang kadang, 16%
menjawab tidak
Table 4.1.6

Pernyataan: Saya dapat berkomunikasi dengan orang tua asalkan saya tidak
mengerjakan tugas sekolah.

Jawaban Jumlah %
Ya 10 40%
Kadang kadang 8 32%
Tidak 7 28%
Jumlah 25 100%
Untuk pernyataan Saya dapat berkomunikasi dengan orang tua asalkan saya
tidak mengerjakan tugas sekolah. Maka 40% menjawab ya, 32% menjawab
kadang kadang, 28% menjawab tidak
Tabel 4.1.7

Pernyataan: Saya tidak menyukai segala bentuk tugas dari guru yang menyita
waktu untuk berkomunikasi dengan orang tua.

Jawaban Jumlah %
Ya 7 28%
Kadang kadang 13 52%
Tidak 5 20%
Jumlah 25 100%
Untuk pernyataan Saya tidak menyukai segala bentuk tugas dari guru yang
menyita waktu untuk berkomunikasi dengan orang tua. Maka 28% menjawab ya,
52% menjawab kadang kadang, 20% menjawab tidak

Table 4.1.8

Pernyataan: Orang tua saya jarang berkomunikasi dengan saya

Jawaban Jumlah %
Ya 5 20%
Kadang kadang 9 36%
Tidak 11 44%
Jumlah 25 100%
Untuk pernyataan Orang tua saya jarang berkomunikasi dengan saya. Maka 20%
menjawab ya, 36% menjawab kadang kadang, 44% menjawab tidak
Tabel 4.1.9

Pernyataan: Saya dapat berkomunikasi dengan orang tua dengan normal


walaupun saya banyak tugas.

Jawaban Jumlah %
Ya 10 40%
Kadang kadang 13 52%
Tidak 2 8%
Jumlah 25 100%
Untuk penyataan Saya dapat berkomunikasi dengan orang tua dengan normal
walaupun saya banyak tugas. Maka 40% menjawab ya, 52% menjawab kadang
kadang, 8% menjawab tidak

Tabel 4.1.10

Pernyataan: Saya dan orang tua saya berkomunikasi dengan baik


Jawaban Jumlah %
Ya 20 80%
Kadang kadang 5 20%
Tidak 0 0%
Jumlah 25 100%
Untuk penyataan Saya dan orang tua saya berkomunikasi dengan baik. Maka
80% menjawab ya, 20% menjawab katang kadang, 0% menjawab tidak
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Simpulan

Komunikasi merupakan hal terpenting yang sangat dibutuhkan oleh


manusia. dalam proses sosialisasi komunikasai sangatlah penting karena untuk
dapat mengembangkan dan membentuk kepribadian. Oleh karena itu komunikasi
sangatlah penting dan erat dan sulit dipisahkan.

Namun jika kita lihat dari segi kehidupan siswa, para siswa zaman sekarang
mereka hampir jarang sekali bahkan hampir tidak memiliki waktu untuk
berkomunikasi dengan orang-orang terdekatnya seprti keluarga, yang disebabkan
oleh banyaknya tugas yang harus diselesaikan.

Kemudian komunikasi yang kuran baik antara anak dan orangtua salah satu
faktornya adalah karena banyak para guru yang serin memberikan tugas yang berat
sehingga menjadikan seorang anak sulit berkomunikasi degan orangtuua
dikareakan sibuk dengan tugas sekolahnya.

Mereka juga mengaku bahwa tugas sekolah yang berat sangat memberatkan
bagi nya untuk berkomunikasi bahkan ada yang jarang sekali berkomunkasi
dengan orang tuanya karena sibuk dengan tugas dan orang tuanya juga sibuk
dengan pekerjaanya. Namun agar mereka bisa berkomunikasi dengan orangtuanya
ada yang meninggalkan tugasnya dan ada juga yang walaupun mengerjakan tugas
yan banyak namun komunikasi antara anak dan orangtuaya tetap lancar.

5.2 Saran

Agar komunikasi antara orang tua dan anak terjalin secara lancar ada
beberapa solusi atau langkah langkah yang ditempuh untuk menangani masalah
komunikasi adalah:
1. Komunikasi aktif tanpa membedakan anak
2. Didik dengan agama yang baik
3. Menghargai pendapat anak
4. Berani meminta maaf kalua memang kesalahan ada di orangtua
5. Didik anak dengan santun, bicara tegas dan jangan mendoktrin
6. Berilah pilihan, bukan penekanan
DAFTAR PUSTAKA

1. https://www.google.com/m?q=dampak+buruk+jika+kurang+komunikasi+
dengan+orangtua
2. http://seputarpengertian.blogspot.com/2014/08/seputar-pengertian-
tugas.html?m=1
3. https://id.m.wikipedia.org/wiki/Komunikasi
4. http://www.artikelsiana.com/2015/02/pengertian-komunikasi-tujuan-
fungsi-manfaatnya.html?m=1
5. http://female.kompas.com/read/2014/03/20/1642338/Apa.Efeknya.jika.Or
angtua.Jarang.Berkomunikasi.dengan.Anak.

LAMPIRAN

Anda mungkin juga menyukai