Puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul
“Perang Melawan Hegemoni dan Keserakahan Kongsi Dagang” ini tepat pada
waktunya.
Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah untuk memenuhi tugas Ibu
Diana Permata Sari, S.Pd. pada mata pelajaran Sejarah Indonesia. Selain itu,
makalah ini juga bertujuan untuk menambah wawasan tentang perang bangsa
Indonesia melawan keserakahan konngsi dagang Belanda, menganalisis perang
melawan penjajahan Belanda, dan menghargai jasa pahlawan di tingkat nasional
dan daerah bagi pembaca dan juga bagi penulis.
Kami mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah membagi
sebagian pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini.
Kami menyadari, bahwa makalah yang kami buat ini masih jauh dari kata
sempurna baik segi penyusunan, bahasa, maupun penulisannya. Oleh karena itu,
kami sangat mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi kesempurnaan
makalah ini.
ii
DAFTAR ISI
BAB 1 | PENDAHULUAN
1.1 LATAR BELAKANG .........................................................................4
1.2 TUJUAN ..............................................................................................4
BAB 2 | PEMBAHASAN
2.1 ACEH VERSUS PORTUGIS DAN VOC .........................................5
2.2 MALUKU ANGKAT SENJATA ......................................................6
2.3 SULTAN AGUNG VERSUS J. P COEN ..........................................7
2.4 PERLAWANAN BANTEN ...............................................................8
2.5 PERLAWANAN GOWA ...................................................................9
2.6 RAKYAT RIAU ANGKAT SENJATA .............................................10
2.7 ORANG-ORANG CINA BERONTAK .............................................11
2.8 PANGERAN MANGKUBUMI DAN MAS SAID ...........................12
BAB 3 | PENUTUP
3.1 KESIMPULAN ..................................................................................13
iii
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
Makalah ini bertujuan untuk:
1. Menganalisis perang melawan keserakahan dan kekuasaan kongsi dagang,
2. Menganalisis perang melawan penjajahan Belanda,
3. Menghargai jasa pahlawan di tingkat nasional dan daerah.
4
BAB II
PEMBAHASAN
5
1. Belanda ingin menguasai Malaka dari aspek politik dan ekonomi
2. Belanda ingin memperluas akses seluas-luasnya bagi pengusaha-
pengusaha asing untuk melakukan kegiatan ekonomi di Indonesia
3. Belanda ingin membebaskan pulau-pulau yang potensial SDA dari negara-
negara lain termasuk Portugis.
Perang Aceh merupakan perang yang berlangsung antara kerajaan Aceh
dan Belanda. Perang tersebut berlangsung kurang lebih sekitar tahun 1873 -
1904. Semangat juang rakyat Aceh yang tidak pernah surut membuat pihak
Belanda kesulitan untuk menakhlukkan Aceh. Walaupun akhirnya Belanda
berhasil menguasai Aceh dan mengikat Sultan Aceh dengan perjanjian, tetapi
perlawanan-perlawanan dari rakyat Aceh kepada pihak belanda masih terus
berlangsung selama awal abad 20.
Perang Aceh Pertama (1873-1874) dipimpin oleh Panglima Polim dan
Sultan Mahmud Syah melawan Belanda yang dipimpin Köhler. Köhler
dengan 3000 serdadunya dapat dipatahkan, di mana Köhler sendiri tewas
pada tanggal 14 April 1873.
Perang Aceh Kedua (1874-1880). Pasukan Belanda dipimpin oleh Jenderal
Jan van Swieten. Belanda berhasil menduduki Keraton Sultan, 26 Januari
1874, dan dijadikan sebagai pusat pertahanan Belanda. Pada 31 Januari 1874
Jenderal Van Swieten mengumumkan bahwa seluruh Aceh jadi bagian dari
Kerajaan Belanda.
6
Menanggapi kondisi yang demikian para tokoh & pemuda melakukan
serangkain pertemuan rahasia. sebagai contoh telah di adakan pertemuan
rahasia di pulau Haruku. Dalam pertemuan itu di simpulkan bahwa rakyat
Maluku tidak ingin terus menderita di bawah keserakahan dan kekejaman
Belanda. oleh karna itu, perlu mngadakan perlawanan menentang kebijakan
Belanda. Residen Saparau harus di bunuh. Sebagai pemimpin perlawanan di
percayakan kepada Thomas Matulessy yang kemudian di kenal dengan
Pattimura.
7
Dengan kegagalan pasukan Mataram menyerang Batavia, Membuat VOC
semakin terus berambisi untuk terus memaksakan monopoli dan memperluas
pengaruhnya di daerah lain.
Setelah Sultan Agung meninggal tahun 1645, Mataram menjadi semakin
lemah sehingga akhirnya berhasil dikendalikan oleh VOC. Sebagai
penggantinya, Sunan Amangkurat I ternyata merupakan raja yang lemah dan
bersahabat dengan VOC.
8
4. Pasukan Banten yang menguasai daerah pedalaman dan pantai di Priangan
segera di tarik kembali.
VOC atas nama Sultan Haji dapat menguasai kesultanan Banten pada
tahun 1681. Kemudian Sultan Haji menjadi Raja Banten dan berkedudukan di
Istana Surosowan. Sultan Ageng Tirtayasa berusaha merebut kembali
kesultanan Banten. Pada tahun 1682, Istana Surowangsan dikepung oleh
pasukan Sultan Ageng Tirtayasa. Sultan Haji terdesak dan meminta bantuan
tentara VOC.
9
2.6 Rakyat Riau Angkat Senjata
Ketika Malaka berhasil dikuasai, VOC mengincar Kepulauan Riau dan
mulai melakukan politik memecah belah atau devide et impera.
Kerajaan-kerajaan seperti Siak, Indragiri, Rokan, dan Kampar pun
semakin terdesak oleh ambisi monopoli dan tindakan sewenang-wenang
VOC.
Raja Siak yang berkuasa saat itu, Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah, segera
memimpin rakyatnya untuk melawan VOC. sultan mengirim pasukan di
bawah komando Raja Lela Muda untuk menyerang Malaka.
Dalam setiap pertempuran, Raja Lela Muda selalu mengajak putranya
yang bernama Raja Indra Pahlawan. Ketika Sultan Abdul Jalil Rahmat Syah
meninggal. perlawanan dilanjutkan oleh putranya, Sultan Muhammad Abdul
Jalil Muzafar Syah.
Sultan Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah kemudian menunjuk Raja
Indra Pahlawan sebagai pemimpin perang.
Berikut ini dua strategi yang diterapkan VOC untuk menghalau serangan
rakyat Riau.
1. Memutus jalur perdagangan menuju Siak
2. Mendirikan benteng pertahanan di sepanjang jalur Sungai Indragiri,
Kampar, sampai Pulau Guntung.
Upaya VOC memutus jalur perdagangan menuju Siak ternyata berhasil.
Menanggapi hal itu, Sultan Muhammad Abdul Jalil Muzafar Syah segera
mempersiapkan kekuatan lebih besar untuk menyerang. Mereka diperkuat
dengan kapal perang "Harimau Buas" yang dilengkapi dengan perlengkapan
perang. rakyat Siak kesulitan menembus benteng VOC yang berlapis-lapis
dan dilengkapi meriam besar namun tentara VOC yang gugur, hingga Belanda
mendatangkan bantuan dari orang-orang China. Siasat Hadiah Sultan
Melihat bantuan VOC terus berdatangan, Raja Indra Pahlawan dan
Panglima Besar Tengku Muhammad Ali menyerukan pasukannya untuk
mundur guna mengatur siasat baru.
Raja Indra Pahlawan mengusulkan agar sultan berpura-pura ingin
berdamai dan memberikan hadiah kepada Belanda. Strategi baru yang
10
kemudian dikenal sebagai "siasat hadiah sultan" ini ternyata disetujui VOC,
dan setelah itu kedua pihak sepakat untuk berunding di Pulau Guntung.
ketika perundingan baru dimulai, VOC memaksa sultan untuk tunduk.
Sultan segera memberi kode kepada anak buahnya agar segera menyergap
dan membantai orang-orang Belanda di loji itu. Setelah loji dibakar,
rombongan Sultan Siak kembali ke istana dengan membawa kemenangan.
Atas jasanya selama melawan VOC, Raja Indra Pahlawan kemudian
diangkat menjadi Panglima Besar Kesultanan Siak dengan gelar Panglima
Perang Raja Indra Pahlawan Datuk Lima Puluh.
Kendati demikian, kemenangan ini belum berhasil mengusir VOC dari
Malaka.
11
Orang-orang Cina sebenarnya sudah datang ke Indonesia sejak abad ke-5
Masehi dengan tujuan melakukan perdagangan. Pada awalnya, orang Cina
dengan orang Indonesia begitu damai hingga datangnya VOC yang
mendatangkan sangat banyak orang Cina ke pulau Jawa yang akhirnya
menyulut pemberontakan.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Perlawanan yang terjadi pada abad ke-16 di berbagai daerah ditunjukkan
kepada Portugus, Spanyol, dan Belanda. Kemudian perlawanan rakyat pada
abad ke-17 dan ke-18 umumnya ditunjukkan kepada dominasi kongsi dagang
VOC (Belanda).
Perlawanan rakyat ndonesia dilatarbelakangi karena tindakan monopoli,
keserakahan, dan intervensi politik dengan devide et impera dari
pemerintahan kongsi dagang ini.
Perlawanan rakyat Indonesia itu umumnya memang dapat dipatahkan
oleh kekuatan musuh yang sering berlaku licik dan memiliki persenjataan
yang lebih lengkap.
Dominasi pemerintahan kongsi dagang dan kekalaha perlawanan rakyat
mengakibatkakn sebagian besar Kepulauan Indonesiadikuasai oleh kekuasaan
asing terutama VOC.
Perilaku penjajan itu tidak seusai dengan fitrah dan hak asasi manusia
maka harus dilawan.
13
DAFTAR PUSTAKA
14