Anda di halaman 1dari 12

PERANCANGAN BUKU TENUN IKAT

BANDAR KIDUL KEDIRI

Novita Condro1, Bing Bedjo T.2, Baskoro Banindro.3


123
Program Studi Desain Komunikasi Visual, Fakultas Seni dan Desain
Universitas Kristen Petra, Surabaya
Email: novitacondro@yahoo.com

Abstrak

Tenun ikat Bandar Kidul Kediri sebagai salah satu kain tradisional Indonesia, memiliki nilai
pesona dan makna yang tiada habisnya karena dikerjakan secara tradisional oleh para pengrajin
tenun. Sehingga secara umum tenun ikat menjadi salah satu aset bangsa Indonesia dan masyarakat
Kediri. Namun banyak masyarakat yang tidak mengetahui kerajinan tenun ikat. Perancangan ini
disusun melalui pendekatan deskriptif analisis dengan metode 5w1h yang bertujuan untuk
melestarikan tenun ikat Bandar Kidul Kediri, dibuat sebuah media buku sebagai sumber referensi
dan informasi mengenai tenun ikat Bandar Kidul Kediri.

Kata Kunci: Buku, Tenun Ikat, Bandar Kidul Kediri, Kain Tradisional.

Abstract

Title: Bandar Kidul Kediri handwoven weaving Book Designing.

Bandar Kidul Kediri Tenun Ikat fabric is one of Indonesian Traditional fabric that has an infinite
charm and meaning because it is personally hand woven by professional local Tenun Ikat weaver.
In general, Tenun Ikat weaving technique had became one of Indonesia valuable craft asset, more
specifically at Kediri, Central of Java which still not too many people know the presence of this
weaving art. The designing process is prepared with descriptive analysis approach and being
weaved with 5w1h method for the purpose of to cultivate and conserve the Tenun Ikat weaving art.
It is all written in a book for reference and information regarding of Bandar Kidul Kediri Tenun
Ikat weaving.

Key Word: Book, Weaving, Bandar Kidul Kediri, Traditional Woof.

Pendahuluan
Indonesia terdiri dari beberapa pulau menempatkan kain sebagai karya seni yang
yang memiliki keanekaragaman dan warisan tidak saja bercitarasa tinggi, tetapi juga
budaya yang bernilai tinggi yang sebagai perlambang inspiratif, apresiasi
mencerminkan budaya bangsa serta emosional sekaligus mengandung unsur
memiliki berbagai jenis kain tradisional ritual kain tradisional warisan budaya dan
yang menjadi khas budaya, kerajinan dan kebanggaan bangsa baik dari segi teknik
kesenian setiap kepulauan, berbagai suku produksi, corak dan ragam hias serta produk
bangsa Indonesia melalui sentuhan seni khas yang dihasilkan harus dijaga dan dilestarikan
daerah masing-masing, berhasil keberadaannya.
Keragaman kain-kain tradisional seni kerajinan yang harus dihargai dan
dihasilkan oleh perbedaan geografis yang dilestarikan, oleh karena itu saat ini
mempengaruhi corak hidup setiap suku pemerintah memberikan kebijakan pada
bangsa di Nusantara. Perbedaan iklim pegawai kantoran untuk wajib menggunakan
mempengaruhi flora dan fauna yang ada baju yang tersebuat dari kain tenun ini,
dilingkungannya juga mempunyai andil dengan tujuan agar para masyarakat lainnya
besar terhadap perbedaan gaya hidup dan yang melihat bisa tertarik akan tenun ikat
mata pencaharian sebuah kelompok khas Kediri ini dan dapat termotivasi untuk
masyarakat, sehingga satu yang berbeda memanfaatkan kerajinan bduaya asli
dengan yang lainnya. Namun di lain sisi Indonesia menjadi sebuah barang
banyak masyarakat kurang mengetahui dan berkualitas, sehingga dapat memingkatkan
menyadari eksistensi ragam dan corak kain Industri Kreatif dan memperkuat jadi diri
Indonesia. bangsa.

Dalam menghasilkan suatu karya, Desa Bandal Kidul yang di pimpin


perancang seharusnya tidak menghilangkan oleh M.Nurul Hadi, berpenduduk sebanyak
ciri khas budaya tanah air sehingga karya 312.331 jiwa. Meliputi laki – laki 157.043
yang dihasilkan benar-benar bertemakan ciri jiwa dan perempuan 166.288 jiwa. Mata
khas tanah air Indonesia. Karena itu kain pencahrian pada umumnya desa Bandar
tradisional Indonesia akan semakin banyak Kidul adalah selain sebagai penenun juga,
diminati dan dicari oleh masyarakat, namun wirausaha, pertani dan beternak.
di sisi lain masyarakat justru kurang
mengetahui dan menyadari eksistensi kain
Indonesia.

Tenun merupakan salah satu dari kain


tradisional Indonesia yang diproduksi
diberbagai macam daerah. Tenun yang
dihasilkannya pun berbeda-beda dan
memiliki makna, nilai sejarah dan teknik
pembuatan yang berbeda. Hal ini terlihat
dari segi warna, ragam hias dan jenis bahan
serta benang yang digunakan. Keahlian
bangsa Indonesia dalam membuat kain tenun
Sumber: Novita Condro Dewi, 2014
dapat dilihat dari ragamnya yang tidak
Gambar 1. Gerbang desa bandar kidul
terlepas dari makna dan nilai sejarah dari
kediri
para leluhurnya. Salah satunya adalah tenun
ikat khas Kediri, tenun ini dapat ditemukan
Sistem kekeluargaan desa Bandar
disebuah desa yang bernama Bandar Kidul.
Kidul adalah Gotong royong atau tolong
menolong adalah salah satuperekat
Pada masa diawal terciptanya, tenun
kehidupan kolektif masyarakat desa Bandar
ikat digunakan didalam kekerabatan
Kidul. Misal, seorang warga membangun
masyarakat desa Bandar Kidul, memiliki
rumah, membangun lumbung padi atau
fungsi ditengah masyarakat sebagai
melaksanakan kerja bakti, maka seluruh
pelengkap kebutuhan sandang namun seiring
warga dari masyarakat itu anpa diberi tahu
dengan perkembangan zaman produk
atau diundang, akan datang membantu
kerajinan berfungsi tidak hanya terbatas
secara sukarela. Bagi warga yang merasa
dalam kehidupan masyarakat Bandar Kidul
mendapat pertolongan dari sesamanya
melainkan semakin berkembang menjadi
mempunyai kewajiban untuk menolong
produk yang memiliki keunggulan dan
warga yang melaksanakan kegiatan serupa.
kualitas serta manfaat ditengah masyarakat
modern pada masa sekarang ini.
Mata pencaharian hidup sehari-hari
selain bertenun, masyarakat desa Bandar
Produk kerajinan tenun ikat khas
Kidul pada umunya beratani, wirausaha dan
Kediri diolah menjadi barang yang modern
beternak. Dalam hal ini, laki-laki bekerja
dan memiliki efektifitas fungsi ditengah
disawah maka kemudian yang melakukan
masyarakat. Karena karya tenunan khas
pekerjaan menanam adalah para wanita.
Kediri merupakan sebuah kebudayaan dan
Laki-laki juga mengumpulkan kayu bakar, yang bernama Siti, beliau megatakan bahwa
menggembalakan ternak dan pekerjaan lain makna atau filosofi asli di balik tenun ikat
yang membutuhkan kekuatan fisik. Para Bandar Kidul Kediri sebenarnya juga sudah
wanita dan ibu rumah tangga mengurus hilang. Siti yang membuatnya pun
berbagai masalah di dalam rumah seperti mengatakan hanya sekedar membuat dan
mengurus anak, memasak, menenun, menerima pesanan saja, tanpa mengetahui
menganyam dan membuat alat rumah tangga makna atau filosofi di baliknya. Filosofi
lainnya. yang ada sekarang pun hanya merupakan
perkiraan dari beberapa sumber.
Strata sosial masyarakat desa Bandar
Kidul dibedakan menjadi tiga lapisan yang Karena kurang dikenal oleh warga
dikenal dengan istilah Tri Wangsa sejenis Kediri sendiri, maka otomatis jumlah orang
tingkatan kasta berdasarkan keturunan. yang menekuni usaha ini juga sangat sedikit.
Strata sosial dikalangan masyarakat Bandar Siti, seorang pengrajin tenun ikat Bandar
Kidul menyebabkan munculnya status sosial Kidul Kediri mengatakan bahwa sekarang
yang dipandang lebih tinggi dan lebih saja sudah sangat sulit mencari karyawan
rendah. Golongan bangsawan memiliki yang bersedia membuat tenun ikat, apalagi
status sosial yang lebih tinggi dari rakyat untuk ke depannya. Dikhawatirkan, tenun
kebanyakan, maka kepemimpinan lebih ikat Bandar Kidul Kediri akan punah di
banyak dari golongan atas. Perbedaan status masa mendatang.
sosial ini juga terlihat dalam perkawinan,
terutama jika terjadi perkawinan antara dua Hal ini sangat disayangkan mengingat
golongan yang berbeda. Soal keputusan ada motif tenun Bandar Kidul Kediri yang khas
dipihak laki-laki. dan berbeda dari batik daerah lain,
seharusnya bisa menjadi kebanggaan
Kerajinan tenun ikat di Bandar Kidul tersendiri bagi warga Kediri, meningkatkan
sempat mengalami kejayaan namun, akibat pendapatan perkapita, sekaligus juga
adanya kain tenun buatan pabrik yang lebih merupakan bagian dari kekayaan budaya
murah dan lebih banyak motif Indonesia yang seharusnya bisa dijaga dan
mengakibatkan kerajinan ini mengalami dilestarikan.
kemunduran pada tahun 1980-an akhir. Pada
masa keterpurukan tersebut masih ada Kerajinan tenun ikat Bandar Kidul
beberapa pengerajin yang bertahan dan kurang dikenal publik, oleh sebab itu salah
memulai dari awal. Salah satu pengrajin satu bentuk mempertahankan, melestarikan
mengawali pada tahun 1989 adalah dan memperkenalkan tenun ikat ini adalah
kerajinan tenun ikat “Medali Mas” milik melalui buku dengan teknik fotografi.
Bapak Munawar. Dahulu produk tenun ikat Dimana dengan media foto ini orang dapat
di Bandar Kidul masih berupa tenun merasa berinteraksi secara langsung tentang
palikat/kotak. Seiring dengan perkembangan tenun ikat karena fotografi sebagai pusat
zaman dank arena tenun Palikat sudah perhatian.
banyak dibuat dengan mesin maka para
pengrajin tenun Bandar mencari model lain Perancangan buku ini menjadi salah
yakni tenun kembang atau ceplok sebagai satu alat menyampaikan dengan fotografi
motif khas Kediri. bagaimana tenun ikat dapat tercipta atau
menjadi suatu kain, sekaligus menunjukan
Tenun Ikat ATBM adalah singkatan filosofi kebudayaan. Buku ini diharapkan
dari Alat Tenun Bukan Mesin, yang dibuat dapat memberikan wawasan yang baru
oleh tangan tanpa bantuan mesin modern kepada masyarakat agar dapat mengenal
seperti pabrik, oleh karena itu pengerjaan tenun ikat Bandar Kidul Kediri ini dengan
tenun ikat memakan waktu yang sangat lama baik. Sehingga tenun ikat ini dapat memiliki
karena memerlukan banyak tahap dan daya tarik tersendiri sebagai objek wisata
banyak proses alur kerja, ada 14 tahap dari yang patut dikunjungi dan dilestarikan.
benang putih sampai menjadi kain. Dan
semua dilakukan secara manual. Perancangan buku Tenun Bandar
Kidul Kediri akan memberikan informasi
Keberadaan tenun ikat Bandar Kidul melalui pendekatan fotografi sosok penenun
Kediri memang kurang dikenal oleh publik. yang masih mempertahankan keoriginalan
Setelah berbicara kepada pembuat tenun ikat
kedalam sebuah karya foto yang natural dan g. Lekot: sebilah kayu seperti busur panah,
artistik. untuk sandaran pinggang penenun.
Kedua ujung lekot diikat dengan alit
Dengan menyertakan informasi (tali) pada kedua ujung apit.
mengenai eksistensi dan melalui visualisasi h. Apit: bilah kayu untuk menggulung
penenun kain, diharapkan dapat memberi bagian kain yang ditenun.
gambaran bahwa karya kerajinan tenun ikat
tidak terlepas dari peran seorang penenun,
sehingga masyarakat tidak hanya menyukai
karya tenun saja melainkan masyarkat pun
menghargai pengerajinannya.

Serta dapat memberikan infomasi


kepada pencinta seni untuk terus
menghasilkan karya bercirikan kebudayaan
Indonesia. Perancangan buku ini merupakan
sebuah wujud pelestarian kain tradisional,
yang dapat menambah koleksi kajian
pusataka tenunan Indonesia sehingga dapat Sumber: Novita Condro Dewi, 2014
menambah wawasan dan sebagai sebuah Gambar 3. Alat tenun bukan mesin
media untuk dapat memperkenalkan
kebudayaan tenun ikat pada masyarkat luas. Selain alat tenun dan sebelum
pekerjaan menenun, yang harus dipersiapkan
juga ialah benang yang akan ditenun,
sebelum benang pabrik banyak diperjual-
belikan secara luas dipasaran, pada
umumnya penenun juga memintal sendiri
benang tenunannya dengan peralatan yang
masih sederhana. Alat-alat yang dipakai
ialah:

Sumber: http://2.bp.blogspot.com
Gambar 2. Sketsa alat tenun bukan mesin

Keterangan:
a. Batang Jajak: berupa dua batang balok
kayu tempat mendirikan jajak.
b. Jajak: batang kayu yang didirkan pada
batang jajak, tempat menambatkan
tutuk.
c. Tutuk: berupa sebilah papan tempat
Sumber: Novita Condro Dewi, 2014
menggulung fungsi yang akan atau
Gambar 4. Penggulungan benang/goben
sedang ditenun
d. Suri: berupa seperti sisir, sebagai alat
untuk mengatur jarak fungsi dan sebagai
alat untuk menekan pakan (benang
pakan).
e. Golong: sebilah bamboo yang berguna
untuk meratakan dan membatasi fungsi
atas dan fungsi bawah
f. Gun: bamboo yang bergaris tengah 1cm
yang dimasukan pada balen gun untuk
menaik turunkan lungsi atas atau lungsi
bawah.
pewayangan, seni sastra, seni dekoratif dan
seni arsitektur. Di beberapa bidang seni
tersebut, dua bidang seni yaitu seni
arsitektur dan seni dekoratif mengalami
perkembangan yang cukup berarti khsus
dalam hal seni hais dekoratif, Islam tidak
membenarkan adanya penggambaran
tumbuh-tumbuhan, bunga, geometris, dan
bentuk-bentuk stilit menjadi sangat
menonjol setelah mendapat pengaruh Islam.

Hiasan-hiasan dengan motif


geometris seperti garis lurus, lengkung,
segitiga, segiempat, sudah terdapat pada
benda-bedan gerabah yang dimanfaatkan
sebagai barang kubur, peralatan upacara atau
rumah tangga. Hiasan tersebut juga
diperkirakan sudah terdapat pada benda-
Sumber: Novita Condro Dewi, 2014
benda anyaman dan tradisi pembuatan benda
Gambar 5. Penggulungan benang/goben
tersebut masih berlanjut sampai sekarang.

Perkembangan seni hias dekoratif


di Kediri, khususnya pada kain tenun ikat,
lebih mangarah pada seni hias yang
menggambarkan tumbuhan, bunga, daun,
geometris dan benda-benda alam lainnya.

Perkembangan seni hias dekoratif


di Kediri, khususnya pada kain tenun ikat,
lebih mangarah pada seni hias yang
menggambarkan tumbuhan, bunga, daun,
geometris dan benda-benda alam lainnya.
Sumber: Novita Condro Dewi, 2014
Gambar 6. Motif tenun khas Kediri Jika demikian seni menghias
(Motif Ceplok) benda-benda merupakan warisan tradisi
prasejarah yang terus berlanjut. Dalam
Menghias benda-benda agar menjadi perjalannya dari waktu ke waktu, masa ke
indah saat dipandang dapat dikatakan bukan masa, seni menghias termasuk motif hias itu
suatu hal yang baru dalam kehidupan sendiri mengalami inovasi tiada henti sejalan
berkesenian masyarakat Bandar Kidul, dengan perkembangan kebudayaan serta
melainkan sudah dikenal jauh sebelumnya, peradaban masyarakat.
kira-kira sejak masa prasejarah.
Motif hias lahir dari perkembangan
Pada dasarnya seni menghias pemikiran dan terinspirasi dari keadaan
Nusantara, terdiri dari seni menghias garis- lingkungan disekitar mereka. Seni menghias
garis atau motif-motif tertentu dengan memiliki keterkaitan dengan sistem
maksud agar benda itu menjadi indah saat pemujuaan nenek moyang dan berkaitan
dipandang disebut seni dekoratif. Penelitian pula dengan hal-hal gaib, magis, mistris,
arkeologis di berbagai daerah di kawasan mitologis.
Nusantara memperkuat kesimpulan para ahli
sejarah bahwa seni menghias telah dikenal Tenun Ikat Bandar Kidul Kediri
sejak masa prasejarah. dihiasi dengan aneka ragam motif hias
sehingga tampak indah dan menawan ketika
Masuknya Islam yang kemudian dipandang. Secara umum,dapat dibedakan
berkembang dengan pesat pada abad ke-16 atas beberapa kelompok seperti berikut :
di beberapa wilayah nusantara termasuk a. Ragam hias geometris :
Kediri, memanfaatkan media seni untuk berupa motif garis lurus, garis
penyebaran agama islam antara lain seni melengkung, garis sudut menyudut,
garis silang menyilang, garis yang 4. Target audience dari perancangan adalah
membentuk tanda tambah, segitiga, segi masyarakat umum, terutama pelajar atau
enam, segi delapan dan lingkaran- mahasiswa, sejarawan dan budayawan
lingkaran.
b. Ragam hias tumbuhan-tumbuhan : Selain itu, dari latar belakang masalah yang
berupa motif pohon, daun, bunga dan telah disebutkan di atas, dapat ditarik
sulur-suluran atau patra. rumusan masalah sebagai berikut:
c. Ragam hias binatang :
berupa motif jangkrik dan kupu-kupu. 1. Bagaimana merancang sebuah buku
tentang tenun ikat Bandar Kidul Kediri
Hal yang spesifik dari ragam hias yang dapat menambah wawasan dan
tenun ikat adalah pemberian nama pada member informasi kepada masyarakat
masing-masing ragam hias seperti Ceplok, luas, sebagai salah satu upaya pelestarian
Loong, Tirta, Miring, Walangan, Ceplok kerajinan kain tenun?
Putihan, Cemoro Separo, Salur, Lurik dan
Motif SBY.
Tujuan Penelitian
Ragam hias tersebut lahir dari proses
kreatif para penenun yang terus menerus Dari rumusan masalah yang telah
berdialog dengan berbagai pengalamannya. disebutkan di atas, dapat diketahui bahwa
Lambat laun, melalui oleh cita, rasa dan tujuan dari perancangan ini adalah untuk
karsa serta naluri estetiknya, semua itu melestarikan dan memperkenalkan produk
seakan mengkristal maka terciptalah ragam budaya suatu daerah yang sudah turun
hias berupa kombinasi atau perpaduan dari temurun kepada masyarakat Indonesia,
beberapa motif hias. khususnya kepada generasi muda. Agar
tidak semakin punah pada generasi
Ragam hias tersebut kemudian diberi mendatang. Oleh sebab itu sebagai
nama-nama kental bernuansa lokal sekaligus masyarakat Indonesia diharapkan bisa lebih
menjadi ciri khas ragam hias kain tenun ikat menghargai, melestarikan dan bangga pada
Kediri. produk Indonesia. Serta memberi informasi
dan wawasan mengenai kerajinan tenun ikat
Misalnya seperti ragam hias ceplok khas Kediri kepada masyarakat Indonesia.
(khas Kediri) yang memiliki makna: ragam Khususnya masyarakat Kediri agar lebih
hias Ceplok berupa motif hias bunga, Di tertarik dan melestarikan.
ambil dari motif pada patung Siwa dari
Salah satu upaya untuk melestarikan
Singosari. Yang merupakan salah satu dari
kain tradisional Indonesia sebagai sebuah
tiga dewa utama (Trimurti) dalam agama
kerajinan dan warisan kebudayaan turun
hindhu. Dewa Siwa adalah dewa pelebur,
temurun yang bersifat tradisional namun
bertugas melebur segala sesuatu yang usang
masih digemari sampai saat ini dan
dan tidak layak berada didunia fana.
memperkenalkan desa Bandar Kidul sebagai
Sehingga harus dikembalikan ke asal.
desa penghasil kerajinan tenun ikat,
sehingga dapat menambah referensi tempat
traveling bagi para wisatawan apabila ingin
Pembatasan dan Rumusan berlibur dan mengunjungi tempat-tempat
Masalah kebudayaan di Indonesia.
Untuk efisiensi dan relevanitas
dengan penelitian ini, maka peneliti akan
membatasi permasalahan sebagai berikut: Metode Penelitian
1. Objek perancangan buku ini adalah tenun Dalam metode analisis ini dilakukan
ikat khas Kediri di desa Bandar Kidul. dengan pendekatan kualitatif. Analisis data
2. Materi dibatasi pada sejarah sebuah diharapkan mampu menghasilkan uraian
tenun ikat di Kediri, proses pembuatan, yang mendalam tentang ucapan, tulisan dan
bahan dan produk serta masyarakat yang tingkah laku. Sehingga menghasilkan data
berperan dalam proses pembuatan tenun deskriptif mengenai objek yang diteliti.
3. Visualisasi menggunakan teknik Mengenai tenun ikat Bandar Kidul Kediri,
fotografi. sejarah, proses pembuatan, ragam hias dan
peranan masyarakat penenun di Bandar Perancangan ini betujuan untuk
Kidul. Analisa data bertujuan untuk melestarikan dan memperkenalkan produk
menyederhanakan data sehingga mudah budaya suatu daerah yang sudah turun
untuk ditafsirkan. Data yang diperoleh pada temurun kepada masyarakat Indonesia,
saat pengumpulan data didapatkan dengan khususnya kepada generasi muda. Agar
memahami dan mengenali sumber data. tidak semakin punah pada generasi
mendatang. Oleh sebab itu sebagai
Dari data-data yang diperoleh masyarakat Indonesia diharapkan bisa lebih
kemudian dianalisa kembali untuk menghargai, melestarikan, dan bangga pada
mendapatkan kesimpulan mengenai isi pesan produk Indonesia.
penataan gaya desain tema fotografi dan
gaya desain efektif untuk menampilkan
komunikasi visual buku kain tenun tersebut, Pembahasan
data dianalisis dengan pendekatan 5w1h.
Buku akan memberikan informasi
mengenai eksistensi kerajinan tenun ikat,
Laporan Hasil Penelitian dan mulai dari sejarah, pembuatan sebuah
kerajinan tenun ikat, penamaan ragam hias,
Analisis Data makna motif dalam setiap corak kain sampai
pada produk jadi tenun tersebut. Buku ini
Identifikasi yang telah dilakukan
akan mendokumentasikan unsur tradisional
menggunakan analisa 5W1H dan informasi
dalam pembuatan kain tenun ini yang
juga diperoleh dengan berbagai media, baik
menggunakan alat tenun bukan mesin.
melalui buku, internet, peninjauan langsung
ke lapangan dan wawancara secara langsung
Dengan begitu pembaca akan
kepada pemilik centra tenun dan warga
merasakan suasana pembuatan tenun ikat
penduduk sekitar yang bisa memberikan
tradisional yang nyata sehingga dapat
berbagai sumber yang memberikan berbagai
menjadi point interest tersendiri bagi para
sumber dasar yang dapat menunjang konsep
pembaca. Tampilan layout akan dibuat
data untuk Perancangan Buku Tenun Ikat
dengan gaya desain simplicity dengan
Bandar Kidul Kediri.
meminimalisasi unsur desain/patern yang
sesuai dan tidak merusak unsur ilustrasi foto
Setelah melalui beberapa tahapan
itu sendiri.
pengumpulan, pemahaman, analisa,
pemikiran, serta pertimbangan berdasarkan
Font yang digunakan dalam buku
data-data yang diperoleh secara primer
Tenun Ikat Bandar Kidul Kediri memiliki
maupun sekunder dapat disimpulkan sebagai
makna dari pemilihan font tersebut, pada
berikut. Pada data primer, didapat data dan
hurud Tenun Ikat menggunakan font
sejarah mengenai munculnya tenun ikat
calendar hands yang mengartikan font ini
didesa Bandar Kidul. Juga diketahui desa
menyerupai tulisan tangan dan terkesan
Bandar Kidul Kediri, merupakan pelopor
anggun, juga memberikan kesan sebuah
utama tenun ikat Bandar Kidul Kediri.
kesenian yang terbuat dari buatan tangan.
Sedangkan data-data sekunder selain
Memiliki tebal tipis tulisan yang bervariasi
diperoleh data tentang keadaan tenun ikat
dalam setiap hurufnya yang mewakili pada
dilapangan, baik mengenai kegiatan sehari-
setiap motif tenunan tidak bisa sellau sama
hari yang dilakukan para penenun serta cara
persis karena dibuat manual oleh buatan
pembuataannya. Juga didapat tentang
tangan.
permasalahan pelestarian yang kurang tepat
bagi generasi mudanya.
Pada huruf Bandar Kidul Kediri
menggunakan jenis font Kalinga supaya
Kedua data tersebut lalu diolah
mudah dibaca, jelas dan dapat dibaca. Yang
menjadi satu dan saling melengkapi untuk
mewakili 4 undur penting dalam pembuatan
dapat menyelesaikan perancangan buku
teks yaitu legibility, readability, visibility
tenun ikat ini sebagai salah satu media untuk
dan clearity. Selain itu juga font sans serif
memberikan informasi tentang sejarah dan
ini mewakili helaian benang karena dalam
cara pembuatan tenun ikat Bandar Kidul
setiap pembuatan tenun bahan utama yang
Kediri di balik sebuah kain.
digunakan adalah benang. Jadi font san serif
yang mempunyai karakter tipis terinspirasi membeli buku. Postcard dibuat
dari setiap helaian benang-benang tenun. 20macam desain, berukuran 15x10 cm.

Gabungan kedua font tersebut yaitu 2. Pembatas Buku : Desain memakai


font script untuk Tenun Ikat dan font sans macam-macam motif kain tenun. Ada 10
serif untuk Bandar Kidul Kediri memiliki macam desain. Berukuran 5x15 cm.
arti dimana script menunjukan sebuah
tulisan kuno yang berartikan tenunan ini 3. Notes : Dibagikan sebagai souvenir pada
sudah ada dari zaman dahulu yang pembelian buku.
merupakan sebuah kebudayaan seni dan font
sans serif yang mengartikan bahwa 4. Poster Promo Peluncuran : berukuran a2.
meskipun tenunan berasal dari zaman Menginformasikan terbitnya buku Tenun
dahulu, sebagai anak muda harus Ikat Bandar Kidul.
melestarikan, mempertahankan dan
5. Poster pameran : berupa x-banner
mengenalkan budayanya. Kain hasil tenunan
berukuran 60x160cm.
diharapkan tidak hanya sekedar menjadi
baju wajib kantor saja melainkan dapat 6. Box Buku : Box buku selain berfungsi
menjadi baju yang digemari anak muda. Dan sebagai pelindung, box juga dilapisi kain
bisa diolah menjadi sesuatu yang modern. tenun untuk menginformasikan kepada
pembaca jenis kain tenunnya.
Untuk membedakan dengan desain
buku sejenis lainnya, akan diberi box buku Perancangan media penunjang
yang tersebut dari kain dan berfungsi bertujuan sebagai sarana untuk
sebagai pelindung buku agar tidak mudah mempromosikan dan menarik minat
rusak selain itu bertujuan juga konsumen untuk melakukan transaksi
menginformasukan jenis tenun ikat kepada pembelian, sehingga pemilihan media
pembaca. penunjang didasarkan pada apa yang unik,
menarik sekaligus bermanfaat bagi mereka,
Belum banyak buku yang membahas serta media penunjang juga dibuat sebagai
mengenai kerajinan tenun, terutama buku display-display di toko untuk meningkatkan
tenun ikat Kediri. Buku tenun ikat Bandar penjualan
Kidul Kediri ini ada, untuk memperkenalkan
kerajinan tenun ikat di Kediri khususnya di
desa Bandar Kidul sebagai pusat pembuatan
tenun ikat inu. Sehingga buku ini dapat
menambah kekayaan referensi pusatakan
tenunan Indonesia.

Foto akan ditampilkan sebagai point


utama dalam karya, nantinya akan disajikan
menjadi sebuah buku dengan menggunakan
teknik fotografi, dimana dengan media foto
ini orang dapat mengamati secara langsung
dengan tenun ikat Bandar Kidul Kediri yang
diharapkan dapat memberikan seusatu yang Sumber: Novita Condro Dewi, 2014
berbeda dan menarik dengan menampilkan Gambar 4. Desain postcard
sejarah tentang masuknya tenun ikat di desa
Badar Kidul Kediri, sejarah tenun ikat
hingga proses pembuatan tenun ikat.

Media Pendukung
Media pendukung perancangan yang
digunakan antara lain:
1. Postcard : dibuat sebagai souvenir akan
dibagikan kepada orang-orang yang
Sumber: Novita Condro Dewi, 2014
Gambar 5. Desain pembatas buku
Sumber: Novita Condro Dewi, 2014
Gambar 7. Desain notes

Sumber: Novita Condro Dewi, 2014


Gambar 6. Desain notes

Sumber: Novita Condro Dewi, 2014


Gambar 8. Desain x-banner
tengah-tengah masyarakat dan tatanan hidup
kekeluargaan masyarakat desa Bandar
Kidul. Kain tenun Bandar Kidul merupakan
hasil karya budaya kreatifitas manusia yang
telah berkembang mengikuti perkembangan
zaman, hingga menjadikannya sebagai salah
satu aset bangsa dan kerajinan tradisional
yang berasal dari masyarakat desa Bandar
Kidul di Kediri.

Keberadaan tenun ikat di tengah


lingkungan masyarakat modern membuat
kain tenun menjadi kehilangan eksistensi
sehingga masyarakat mulai melupakan. Oleh
karena itu sebagai salah satu upaya untuk
melestarikan dan memperkenalkan kain
Sumber: Novita Condro Dewi, 2014 tradisional Indonesia khususnya tenun ikat,
Gambar 9. Desain box buku buku menjadi salah satu media untuk
menyampaikan informasi didukung pula
Kesimpulan dengan visualisasi foto pengerajin tenun
sehingga masyarakat tidak hanya mengenal
Identifikasi yang telah dilakukan kerajinannya saja namun juga menghargai
menggunakan analisa 5W1H dan informasi pengerajin tenun yang masih menjaga dan
juga diperoleh dengan berbagai media, baik melestarikan budayanya. Melalui media
melalui buku, internet, peninjauan langsung dapat member wawasan serta dapat
ke lapangan dan wawancara secara langsung menginspirasi kepada masyarakat luas
kepada pemilik sentra tenun dan warga mengenai tenunan khususnya di desa Bandar
penduduk sekitar yang bisa memberikan Kidul Kediri.
berbagai sumber yang dapat menunjang
konsep data untuk perancangan.
Setelah melalui beberapa tahapan Ucapan Terima Kasih
pengumpulan, pemahaman, analisa,
pemikiran, serta pertimbangan berdasarkan Puji syukur kepada Tuhan Yang
data-data yang diperoleh secara primer Maha Esa, karena atas bantuan dan
maupun sekunder dapat disimpulkan sebagai bimbingan-Nya, penulis dapat
berikut. Pada data primer, didapat data dan menyelesaikan perancangan tugas akhir
sejarah mengenai munculnya tenun ikat ini.Tugas akhir ini ditulis untuk memenuhi
didesa Bandar Kidul. Juga diketahui desa persyaratan program S-1 Jurusan Desain
Bandar Kidul merupakan pelopor utama Komunikasi Visual Fakultas Seni dan
tenun ikat di Kediri. Sedangkan data-data Desain Universitas Kristen Petra Surabaya.
sekunder selain diperoleh data tentang
keadaan tenun ikat dilapangan. Juga didapat Selain itu penulis juga dapat mencoba
tentang permasalahan pelestarian yang menerapkan dan membandingkan
kurang tepat bagi generasi mudanya. pengetahuan dan keterampilan yang
diperoleh dari bangku kuliah dengan
Kedua data tersebut lalu diolah kenyataan yang ada dilingkungan kerja.
menjadi satu dan saling melengkapi untuk Penulis merasa bahwa dalam membuat
dapat menyelesaikan perancangan buku perancangan ini masih menemui ebberapa
tenun ikat ini sebagai salah satu media untuk kesulitan dan hambatan, disamping itu juga
memberikan informasi tentang sejarah dan menyadari bahwa perancangan ini masih
cara pembuatan tenun ikat Bandar Kidul jauh dari sempurna dan masih banyak
Kediri dibalik sebuah kain. kekurangan, maka dari itu penulis
mengharapkan saran dan kritik yang
Keindahan kain tenun senatiasa membangun dari semua pihak.
memancarkan pesona yang tiada habisnya.
Betapa kekayaan dan keragaman tenun ikat Menyadari perancangan tugas akhir
bertutur atau menyampaikan berbagai ini tidak lepas dari bantuan bebragai pihak,
pandangan dan cara hidup para penenun di maka pada kesempatan ini penulis
menyampaikan ucapan terima kasih yang Chandra, Alfian. Perancangan Buku Batik
setulusnya kepada: Sumenep Madura. Tugas Akhir S1
Karya Desain
1. DR. Drs. Bing Bedjo, M.Si. selaku No.00021920/DKV/2011.
dosen pembimbing I yang telah Universitas Kristen Petra.
banyak menuangkan waktu, tenaga Dameria,Anne. Color Basic. 2007. Jakarta :
dan pikiran di dalam memberikan Link Match Graphic.
pengetahuan dan pengarahan dalam Djoemena, Rahmaniar Soerianata.
penyelesaian karya tugas akhir ini. Ungkapan Sehelai Batik Its Mystery
2. Drs. Baskoro S.B., M.Sn. selaku and Meaning. 2000. Semarang :
dosen pembimbing II telah Penerbit Djambatan.
membimbing dan meluangkan waktu Davenport, Alma. The Story of Photography
dan pikiran untuk memberikan : An Overview. 1991. Boston:Focal
masukan dan pengarahan dalam press.
penyelesaian karya tugas akhir ini. Dwifriansyah, Bonny. “Sejarah Fotografi
3. Hen Dian Yudani, S.T., M.Ds. selaku Dunia”. 2008.12 September 2011,
penguji I yang memberikan masukan <http://www.pasarkreasi.com/news/d
terhadap kesempurnaan penyelesaian etail/photography/67/sejarah-
karya tugas akhir ini. fotografi-dunia>
4. Obed Bima W,S.Sn. selaku penguji II Handayani Usri Indah,et al Kain Songket
yang telah member pengarahan Lombok. 2000. Nusa Tenggara Barat.
terhadap penyelesaian karya tugas Proyek Pembinaan Permuseuman
akhir ini. NTB.
5. Segenap dosen, dan staff pengajar Husein, Ahmad. “Kisah Tentang Buku
jurusan Desain Komunikasi Visual. (bag.2): Sekilas Perkembangan di
6. Orang tua tercinta yang senatiasa Indonesia.”Dua Mata 2006. Blogger.
mendukung secara moril dan material. 5 Maret 2010.
<http://duamata.blogspot.com/2006/0
Penulis menyadari dalam penulisan 8/kisah-tentang-buku-bag2-
karya tugas akhir ini masih jauh dari sekilas.html>
sempurna. Oleh karena itu penulis Kartiwa, Suwanti. Buku Ragam Kain
mengharapkan segala petunjuk, kritik dan Tradisional Indonesia : Tenun Ikat.
saran yang membangun dari pembaca agar 2007. Jakarta: Museum Nasional.
dapat menunjang pengembangan dan Kurniawan, Andrias.”Teknik Dasar
perbaikan penulisan selanjutnya. Fotografi”.” Andrians Kurniawan
Blog. 2007. Blogger.4 Maret 2010.
Akhir kata penulis mohon maaf atas <http://akomhome.blogspot.com/200
kekurangan dalam penulisan karya tugas 7/10/teknik-dasar-fotografi.html>.
akhir ini dan penulis dengan senang hati <http://female.kompas.com/read/20
menerima kritik dan saran yang 09/10/02/02244437/presiden.akan.de
membangun. Semoga karya tugas akhir ini klarasikan.pengukuhan.batik.oleh.une
dapat berguna untuk menambah wawasan sco>
dan wacana bagi rekan-rekan mahasiswa. “Launching Cita Tenun Indonesia.” Cita
Tenun Indonesia. 2009. 21 Maret
2010.
Daftar Pustaka <http://tenunindonesia.com/main/keg
iatan/index.php?detail=20080821195
Ardianto, Elvinaro. Komunikasi Massa : 708>
Suatu pengantar. 2008. Bandung: “Menengok Sejarah Fotografi”.’Identity of
Simbiosa. Eastern". 2007.Wordpress. 10 Maret
Asti, Badiatul Muchilsin. “Mengenal Sejarah 2010.
Buku”. 2004. 27Agustus 2011, <http://lakekomae.wordpress.com/20
<http://www.penulissukses.com/penu 07/03/10/menengok-sejarah-
lis12.php>. fotografi/>
Bandi. Mengenal Alat Tenun Tradisional. “Nugroho,R.Amien. Kamus Fotografi. 2006.
1992. Jawa Timur. Proyek Jogja Andi.
Pengembangan Pemuseuman Jawa Samsi, Sri Soedewi. Teknik dan Ragam Hias
Timur. Batik Yogya dan Solo. 2011. Jakarta :
Penerbit : Yayasan Titian Masa
Depan.
Scheder, Georg. Perihal Cetak Mencetak.
1991. Yogyakarta : Penerbit
Kanisius.
Siebert, Lori dan Lisa nallard. Making a
Good Layout. 1992. Cincinnati:North
Light Books.
Soepardi, Doddy. “Dewan Pembina Yayasan
Batik Indonesia”. Jakarta, 1994.
<http://www.batik-
indonesia.org/contact>
Soeprapto, F.X. Arie. Dasar-dasar fotografi.
Federasi Perkumpulan Senifoto
Indonesia.
Sprodiey,James.P. Metode Etnografi. 2006.
Penerbit : Tiara Wacana Yogya,
Sugiarto, Atok. Indah itu Mudah : Buku
Panduan Fotografi. 2006. Jakarta :
Gramedia.
Taryadi, Alfons. Buku dalam Indonesia
Baru.1999. Jakarta : Yayasan Obor
Indoensia.

Anda mungkin juga menyukai