Anda di halaman 1dari 28

LAPORAN PENELITIAN

KEHIDUPAN SOSIAL KEAGAMAAN MASYARAKAT MUSLIM


DI PULAU KODINGARENG KOTA MAKASSAR

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Tugas Mata Kuliah


Sosiologi Masyarakat Muslim, Jurusan Studi Agama-Agama
pada Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik
UIN Alauddin Makassar

KELOMPOK 1
STUDI AGAMA-AGAMA

JURUSAN STUDI AGAMA-AGAMA


FAKULTAS USHULUDDIN FILSAFAT DAN POLITIK
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
2018

0
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum Wr. Wb.

Alhamdulillah, Segala Puji dan Syukur Kami Panjatkan Kehadirat


Allah SWT yang telah melimpahkan Rahmat, Taufik serta Hidayah-Nya
sehingga makalah ini dapat terselesaikan, Shalawat dan taslim kami
sanjungkan kehadirat junjungan kita Nabiullah Muhammad saw. Keluarga,
beserta sahabat-sahabatnya.
Makalah ini di susun untuk melengkapi tugas kelompok jurusan Studi
Agama-Agama dalam mata kuliah Sosiologi Masyarakat Muslim dengan materi
“Kehidupan Sosial Keagamaan Masyarakat Muslim di Pulau Kodingareng Kota
Makassar.

Penyusun menyadari kehadiran makalah ini masih perlu pemantapan


secara konstruktif pada beberapa bagian. Olehnya itu, penyusun
mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari pembaca demi
penyusunan makalah berikutnya yang lebih baik.
Samata, 25 Desember 2018

Penyusun

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR....................................................................................... i

DAFTAR ISI ..................................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN.................................................................................. 1-2

A. Latar Belakang........................................................................................ 1
B. Rumusan Masalah................................................................................... 2
C. Tujuan..................................................................................................... 2

BAB II LANDASAN TEORI .......................................................................... 3-4

A. Pengertian Sosial Keagamaan ................................................................ 3


B. Pulau Kodingareng Kota Makassar ........................................................ 4

BAB III METODE DAN TEKNIK PENELITIAN ....................................... 6-8

A. Tempat dan Waktu Penelitian ................................................................ 6


C. Metode Penelitian.................................................................................... 6
D. Populasi dan Sampel .............................................................................. 7
E. Teknik Pengumpulan Data...................................................................... 7
F. Instrumen Penelitian ............................................................................... 8

BAB IV LAPORAN PENELITIA................................................................... 9-13

A. Pembahasan ............................................................................................ 9
B. Hasil Penelitian ...................................................................................... 11

BAB V PENUTUP............................................................................................. 14-15

A. Kesimpulan ……………………………................................................ 14
B. Saran........................................................................................................ 15

DAFTAR PUSTAKA........................................................................................ 16

LAMPIRAN-LAMPIRAN

ii
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Sosiologi terutama menelaah gejala-gejala yang wajar dalam


masyarakat seperti norma-norma, kelompok sosial, lapisan masyarakat, lembaga-
lembaga kemasyrakatan, proses sosial, perubahan sosial dan kebudayaan, serta
perwujudannya. Tidak semua gejala tersebut berlangsung secara normal
sebagaiman dikehendaki masyarakat bersangkutan. Gejala-gejala yang tidak
dikehendaki merupakan gejala abnormal atau gejala-gejala patologis. Hal ini
disebabkan karena unsur-unsur masyarakat tidak dapat berfungsi sebagaimana
mestinya sehingga menyebabkan kekecewaan-kekecewaan dan penderitaan.
Gejala-gejala abnormal tersebut dinamkan maslah-masalah sosial.
Aristoteles, seorang filosof besar, pernah menyatakan bahwa manusia
adalah mahluk zoon politicon, yang berarti bahwa manusia adalah makhluk sosial
(bermasyarakat). Pernyataan ini bermakna bahwa manusia dalam keberadaannya,
tidak akan bisa meninggalkan salah satu sisi kehidupannya, yaitu adanya interaksi
yang akan berjalan secara simultan atau secara terus-menerus. Dimana dalam
konsep ini akan terjadi dan terjalin proses asimilasi dan akulturasi – dalam konsep
sosiologi dikenal adanya identifikasi dan imitasi – secara kohesif, baik
kebudayaan, sejarah maupun pemikiran. Konteks sosialisasi yang terjadi dalam
kehidupan manusia akan selalu memberikan warna dan pengaruh yang bersifat
timbal-balik (feed back). Proses ini tidak akan tumbuh dengan sendirinya, karena
dalam proseduralnya selalu akan melibatkan manusia, konsep itu sendiri,
pemikiran serta lingkungan tempat tinggal.
Sosialisasi yang dilakukan oleh individu-individu manusia, pada
akhirnya akan membentuk satu kesepakatan secara kolektif – tentu saja dalam hal
ini, akan tercipta satu tatanan yang disepakati bersama – yang pada akhirnya akan
menghasilkan aturan, norma dan sistem, baik tertulis atapun bersifat verbal.
Kesepakatan-kesepakatan yang dimiliki oleh manusia tersebut akan mencapai

1
finalisasinya dalam sebuah kelembagaan. Dimana dalam kelembagaan tersebut
segala tingkah laku manusia akan menjadi aspek perhatian dan pengamatan secara
serius.

Islam, sebagai sebuah ajaran – yang diklaim memiliki aturan yang


komprehensif dan bersifat satu kesatuan yang integral – banyak memiliki konsep-
konsep yang sangat fundamental dalam membentuk satu masyarakat yang bersifat
dinamis. Dalam framework dan world view-nya, Islam telah memberikan satu
gambaran yang jelas tentang bagaimana fungsi serta tujuan dari pranata Islam.
Berdasarkan gambaran tersebut maka penulis mencoba untuk melihatr realitas
kehidupan sosial keagamaan masyarakat yang ada di Pulau Kodingareng Kota
Makassar.

B. Rumusan masalah
Dari permasalahan tersebut di atas maka dapat diambil beberapa rumusan
masalah, diantaranya adalah:
1. Bagaimana interaksi sosial sesama masyarakat di Pulau Kodingareng?
2. Bagaimana interaksi sosial dengan orang pendatang?
3. Bagaimana kebiasaan sholat dan tradisi mengaji masyarakat di Pulau
Kodingareng?

C. Tujuan

1. Untuk mengetahui interaksi sosial sesama masyarakat di Pulau


Kodingareng?
2. Untuk mengetahui interaksi sosial dengan orang pendatang?
3. Untuk mengetahui kebiasaan sholat dan tradisi mengaji masyarakat di
Pulau Kodingareng?
1.

2
BAB II

LANDASAN TEORI

A. Pengertian Sosial Keagamaan

Jika dilihat dari kata kehidupan sebenarnya adalah cara atau keadaan
tentang hidup dan arti dari kata sosial adalah yang berhubungan dengan
masyarakat. Sedangkan arti Kehidupan keagamaan menurut G.W Alport adalah
kecenderungan yang relative stabil dan berlangsung terus menerus untuk
bertingkah laku atau mereaksi dengan cara tertentu terhadap pribadi lain, objek
lembaga atau persoalan tertentu.

Kehidupan sosial keagamaan adalah perilaku yang berhubungan dengan


tuntutan dan kebutuhan masyarakat lainya. Sedangkan saebani berpendapat:
perilaku sosial keagamaan ialah mendidik anak sejak kecil agar terbiasa
menjalankan perilaku sosial yang utama, dasar-dasar kejiwaaan yang mulai dan
bersumber pada aqidah islamiyyah yang kekal dan kesadaran iman yang
mendalam agar ditengah-tengah masyarakat nanti ia mampu bergaul dan
berperilaku sosial yang baik, memiliki keseimbangan akal yang matang dan
tindakan yang bijaksana.0

Kehidupan sosial keagamaan didefinisiskan sebagai kehidupan individu


dalam lingkungan sosial dan alamnya supaya bebas dan bertanggung jawab
menjadi pendorong kearah perubahan dan kemajuan. Ciri-ciri kehidupan sosial
pada dasarnya menunjukkan bahwa di dalam kehidupan sosial itu terdapat
manusia yang hidup dalam pergaulan dan dapat dinyatakan bahwa manusia yang
hidup dalam pergaulan itu dapat diartikan sebagai pengorganisasian
kepentingankepentingan.

Dari pengertian diatas, kehidupan sosial keagamaan bertujuan agar


individu mampu mengimplementasikan hak dan kewajiban dalam lingkungan

0
Abdul Hamid, Ilmu Akhlak (Bandung: Pustaka Cipta, 2009), 26.

3
bermasyarakat, berbangsa dan bernegara yang dilandasi dengan nilai-nilai agama
islam.

B. Pulau Kodingareng Kota Makassar

Luas areal dataran Pulau Kodingareng seluas 48 Ha. Tutupan daerah


pulau umumnya didominasi oleh pemukiman, sekitar 85% lahan di Pulau
Kodingarengkeke digunakan untuk pemukiman selebihnya adalah fasilitas dan
vegetasi pulau. Vegetasi darat Pulau Kodingareng ditandai dengan tumbuhan
darat yang cukup beragam. Vegetasi ini menutupi areal sekitar 2%. Pinggiran
sebelah Utara Pulau Kodingareng berupa hamparan pasir yang ditumbuhi
semak belukar. Bagian Tengah pulau ke arah Utara tersebut didominasi oleh
tumbuhan kelapa dan beberapa jenis tanaman keras. Tumbuhan jenis sukun,
kelor, dan pepaya juga ditemukan pada bagian tengah pulau yang tumbuh di
sekitar rumah–rumah penduduk. Areal perumahan penduduk dominan berada
di bagian tengah ke bagian Selatan pulau, berjejer menghadap dan/atau
membelakangi pantai dari sisi Timur sampai Barat pulau. Ujung bagian
Timur pulau ditandai dengan spit (lidah pasir) yang pada saat surut akan
kelihatan jelas memanjang keluar sekitar 75 meter dari garis pantai.
Pinggiran pantai bagian Barat sampai Selatan pulau ditandai undakan dan
patahan daratan pasir akibat abrasi. Kondisi Perairan Karakteristik fisik
perairan Pulau Kodingareng ditandai fenomena perairan yang sangat dinamis.0
Hal ini disebabkan pulau tersebut berada pada pertemuan arus antara
perairan Selat Makassar dan Laut Jawa, sehingga mendapat pengaruh kuat dari
perairan Laut Jawa dan Selat Makassar di waktu musim Barat. Namun pada
waktu musim Timur, Pulau Kodingareng mendapat pengaruh dari Laut Banda
yang melewati Selat Selayar dan Selat Makassar. Data-data ombak hasil survei
telah diprediksi pada musim Timur dan Barat sebagai pelengkap data ombak
yang diukur pada saat survei lapangan. Selanjutnya dari data tersebut dapat
dilihat bahwa pada musim Timur tinggi ombak signifikan tertinggi pada bulan

Hartati Tamti, dkk., “Kondisi Sumber Daya Alam dan Masyarakat Pulau di Kota Makassar: Studi
0

Kasus Pulau Kodingareng dan Pulau Barangcaddi”. OCTOPUS 3 Nomor 1, Juni 2014, , h.253.

4
Juli dan Agustus, serta yang terendah teramati pada bulan November dan
Oktober dengan tinggi ombak signifikan hanya berkisar 0.11 (m) dan 0.8.
Hasil pendataan penduduk tahun 2012 mencatat jumlah penduduk di
Kelurahan Kodingareng sebanyak 4.495 jiwa. Jumlah penduduk ini terdiri
dari 2.241 laki–laki (49,82%) dan 2.257 wanita (50,18%) (BPS, 2013).
Kepadatan penduduk tercatat 9.364,5 jiwa per km2, jumlah kepala keluarga
(KK) sebanyak 1.043 KK. Selama 10 tahun terakhir (2002–2012) di Pulau
Kodingareng terjadi pengurangan penduduk sebanyak 1.060 jiwa, hal ini
disebabkan karena pernah terjadi bencana alam yang menyebabkan kematian
massal di Pulau Kodingareng. Data yang ada juga mencatat bahwa jumlah usia
kerja di Pulau Kodingareng sebanyak 2.081 orang.0 Suku yang ada di pulau ini
selain Makassar adalah Mandar dan Bajo. Namun, umumnya orang Mandar
menikah dengan orang Cina yang datang berdagang di pulau ini.

Hartati Tamti, dkk., “Kondisi Sumber Daya Alam dan Masyarakat Pulau di Kota Makassar: Studi
0

Kasus Pulau Kodingareng dan Pulau Barangcaddi”. OCTOPUS 3 Nomor 1, Juni 2014, , hal.254.

5
BAB III

METODE DAN TEKNIK PENELITIAN

A. Tempat dan Waktu Penelitian

1. Tempat Penelitian

Fokus Penelitian ini dilakukan di Kelurahan Pulau Kodingareng

Kecamatan Losari Kota Makassar.

2. Waktu Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan pada:

Hari/Tanggal : Sabtu-Minggu/15-16 Desember 2019

Pukul : 09.00 – 13.00 WITA

B. Metode Penelitian

Metode penulisan yang digunakan dalam penelitian ini adalah kualitatif.


Adapun Bogdan dan Taylor mendefinisikan penelitian kualitatif adalah prosedur
penelitian yang menghasilkan data deskriptif berupa kata – kata tertulis atau lisan
dari orang – orang dan perilaku yang diamati.

Dalam penulisan penelitian ini peneliti menggambarkan hasil penelitian


dengan menggunakan kata – kata tertulis untuk memperkuat laporan hasil
pembahasan.

Dalam rangka pengumpulan data dan bahan yang diperlukan penulis


mengadakan penelitian lapangan (field research). Field research yaitu
berdasarkan hasil yang diperoleh melalui pengamatan lapangan dalam arti penulis
mengadakan pengamatan wawancara sebagai pelengkap dan wawancara melalui
orang-orang yang lebih tau mengenai hal tersebut yang berhubungan dengan
permasalahan yang dibahas dalam laporan tersebut.

6
C. Populasi dan Sampel

1. Populasi

Dalam penelitian ini penulis mengambil obyek penelitian pada


Masyarakat Muslim Pulau Kodingareng.
2. Sampel
Dengan populasi yang telah diambil, maka penulis akan
memfokuskan pada petugas adminitrasi dan salah seorang Pastor Gereja
Katedral Makassar.

D. Teknik Pengumpulan Data

Pengumpulan data yang diperlukan oleh penulis sangat beragam untuk


mendapatkan data yang akurat, jelas dan terpercaya. Agar hasil yang dicapai dapat
memuaskan serta sebagai bukti keberhasilan dalam mendapatkan data yang
diperlukan di dalam penelitian yang dilakukan penulis.

Dalam pengumpulan data – data yang diperlukan penulis menggunakan


instrument data sebagai berikut:

1. Metode Observasi

Secara langsung penulis melakukan penelitian pada objek


yang diteliti, untuk memperoleh beberapa informasi dan data –
data yang berkaitan dengan penelitian, dan selanjutnya dianalisis
oleh penulis.
2. Metode Wawancara

Metode wawancara adalah metode pengumpulan data yang


dilakukan dengan cara menggunakan pertanyaan yang harus
dijawab oleh para informan – informan.
3. Studi Dokumen

Studi dokumen yaitu data dicari dalam dokumen atau


sumber pustaka. Studi dokumen ini penulis lakukan dengan cara
membaca dan mempelajari beberapa dokumen yang berada pada

7
situs internet, buku dan data – data lainnya yang berhubungan
dengan penelitian.
E. Instrumen Penelitian

Instrumen penelitian adalah suatu alat pengumpulan data. Adapun alat-alat


yang digunakan untuk penelitian ini adalah :

a) Fenomena wawancara adalah hal yang digunakan dalam melakukan


wawancara yang dijadikan dasar untuk memperoleh informasi dari
informan yang berupa daftar pertanyaan.
b) Catatan dan Alat Tulis berfungsi untuk mencatat semua percakapan dengan
sumber data.
c) Handphone berfungsi untuk memotret dan merekam jika sedang wawancara
dengan informan.

8
BAB IV

LAPORAN PENELITIAN

A. Pembahasan

Sosiologi masyarakat muslim merupakan mata kuliah yang tidak hanya


berfokus pada metode mengajar didalam kelas dan belajar teori saja. Namun
terdapat satu pertemuan yang mewajibkan mahasiswa untuk melakukan kuliah
lapangan diakhir pertemuan mata kuliah. Mahasiswa Kelompok 1 Jurusan Studi
Agama-Agama sangat antutias untuk melakukan kuliah lapangan, selain karena
menghilangkan kebosanan rutinitas dikelas juga sebagai bentuk implementasi dari
matakuliah. Setelah dibahas dikelas mengenai opsi tempat kuliah lapangan yang
awalnya hanya disekitar kampus saja, akhirnya menghasilkan keputusan untuk
melakukan penelitian di Pulau Kodingareng yang masih merupakan wilayah dari
kota Makassar.

Setelah kelompok sepakat maka kami mulai melakukan persiapan dengan


lebih awal melakukan pelaporan kepada ketua jurusan untuk meminta izin
penelitian diluar kampus. Selanjutnya, saat telah diizinkan dari pihak jurusan kami
mulai mengurus adminitrasi dibagian akademik fakultas. Surat izin merupakan
bentuk persetujuan dan bukti legalitas dari pimpinan.

Selain berkomunikasi dengan pihak kampus, tentu kami juga


berkomunikasi dengan tempat yang kami tuju. Surat permohonan kami kepada
kelurahan kirim melalui lembar surat yang sudah dikompres dalam bentuk pdf
yang kami kirim ke salah satu kenalan yang ada dipulau melalui aplikasi
whatsapp.

Hari Sabtu, 15 Desember 2019 pukul 07.30 kami kumpul di Lobby


Fakultas Ushuluddin, Filsafat dan Politik untuk bersama-sama menuju dermaga
Kayu Bangkoa dengan menggunakan mobil. Jarak antara kampus dan tempat
penyeberangan sekitar 40 menit ketika tidak macet. Saat sampai di dermaga, kami
masih menunggu teman kelompok yang masih belum datang. Bersyukurlah kami

9
datang awal waktu sehingga masih bisa mendapatkan tempat duduk didalam
kapal. Saat itu kami menaiki kapal KM. Rahmat. Karena cuaca yang paginya
hujan sehingga jadwal kedatangan kapal terlambat dari waktu biasanya. Sehingga
yang biasanya kapal sudah berangkat pukul 10.00 menjadi pukul 11.00.
Disepanjang perjalanan banyak teman yang tepar, mungkin karena naik kapal
merupakan pengalaman yang pertama baginya. Namun, ada juga yang menikmati
perjalanan dengan bermain gitar dan bernyanyi.

Setelah sampai ditujuan kami tidak lupa mengabadikan momen dengan


berfoto bersama di dermaga. Lanjut, kami menghubungi pemilik rumah yang akan
ditempati menginap. Setelah menunggu didepan kantor lurah kami dijemput oleh
pemilik ruamh menuju tempat menginap. Dipenginapan kami beristirahat sejenak,
makan, dan sholat untuk selanjutnya berkeliling pulau. Untuk pembahasan saat
kami berkeliling dan berinteraksi di pulau Kodingareng ada di sub bab hasil
penelitian. Tidak seru rasanya ketika berkunjung kesuatu pulau dan tidak
mengunjungi pantainya, sehingga kami tidak pula menyempatkan untuk
menikmati pantai dengan berfoto dan berenang. Tampak senyuman dan canda
tawa teman-teman dalam menikmati pantai.

Sore harinya selepas dari pantai, kami melaksanakan sholat magrib di


mesjid sekaligus mengamati aktivitas ibadah masyarakat pulau. Malam harinya,
setelah makan bersama dan sholat isya kami bercerita tentang hasil pengamatan di
pulau dan lanjut curhat dari teman-teman. Sehingga, kami baru bisa tidur sekitar
pukul 2 dini hari. Sempat juga kami ditegur oleh Dosen pembimbing karena
terlalu ribut dan takutnya mengganggu masyarakat sekitar.

Pagi hari sekali, setelah melaksanakan sholat subuh, menikmati kopi/teh


hangat dan kue khas pulau Kodingarenng serta pamit kepada pemilik rumah.
Kami harus bergegas menyiapkan diri untuk pulang, karena kapal yang kami
tumpangi akan berangkat pukul 07.00 dan benar saja kami hampir terlambat dan
terpakasa tidak mendapatkan tempat duduk serta harus berdesak-desakan dengan
penumpang lainnya. Suasana kepulangan berbeda saat berangkat, tidak ada lagi
teman yang terlalu mabuk, mungkin karena sudah bisa menyesuaikan.

10
Alhamdulillah kami tiba didermaga dengan selamat. Singkat memang,
namun pengalaman dan yang didapatkan sudah lebih dari cukup untuk diceritakan
mulai dari pengalaman teman yang belum pernah naik kapal, pemandangan indah
pantai serta curhatan teman-teman akan selalu dikenang dan dirindukan. Terima
kasih kepada dosen pembimbing kami Drs. Santri Sahar, M.Si yang telah
berkenang untuk memenuhi permintaan mahasiswanya kuliah lapangan diluar
kampus dan kepada pemilik rumah yang kami tempati kak Sari, serta kepada
seluruh masyarakat pulau Kodingareng. Permohonan maaf kami apabila selama
kuliah lapangan di pulau Kodingareng ada hal yang kurang berkenaan dihati.

B. Hasil Penelitian

Hasil penelitian ini adalah berupa hasil pengamatan penulis terhadap objek
penelitian dengan fokus pada beberapa hal yaitu sebagai berikut:

1. Bagaimana interaksi sosial sesama masyarakat pulau?


Interaksi sesama masyarakat di Pulau Kodingareng dapat dilihat saat
mereka saring menyapa antara satu dengan yang lainnya. Selain itu, dapat
juga dilihat dari saling membantunya sesama masyarakat pulau, bentuk
bantuannya itu berupa gotong royong dalam membuat perahu, mengangkat
barang bawaan di kapal penumpang dan bentuk interaksi lainnya.
Dalam hal sarana olahraga juga cukup baik, dilihat dari fasilitas
gedung berolahraga (bulu tangkis), lapangan sepak takrow, begitu juga
dengan sarana pertemuan yang terletak didekat kantor lurah. Kelurahan
Kodingaareng juga memiliki sekolah di semua jenjang pendidikan dasar dan
menengah seperti PAUD, TK, SD, SMP dan SMA.
Melihat bentuk jalan dan rumah di Pulau Kodingareng membuat
interaksi masyarakat berjalan dengan lancar. Jalan setapak memungkinkan
orang berpapasan antar warga. Warga sekitar sering berkumpul untuk
berinteraksi didepan rumah mereka, hal tersebut didukung dengan bentuk
rumah yang memiliki balai-balai (tempat duduk dari bambu). Sehingga
warga leluasa beraktivitas dan berinteraksi.
2. Bagaimana interaksi sosial dengan masyarakat pendatang?

11
Interaksi sosial masyarakat Pulau Kodingareng dengan masyarakat
pendatang dapat dilihat dari sikap masyarakat terhadap orang pendatang.
Masyarakat pulau Kodingareng sangat ramah terhadap orang pendatang,
sikap tersebut dapat dilihat ketika berada di dalam kapal penyeberangan dari
Dermaga Kayu Bangkoa menuju pulau Kodingareng. Masyarakat ramah
dengan mengajak berbicara dan menunjukkan ekspresi serius terhadap orang
baru. Mereka juga bertanya tentang tujuan ke pulau Kodingareng. Setelah
sampai di tujuan kami juga dibantu saat kapal kapal sudah sandar dan akan
naik ke dermaga yang cukup tinggi. Sepanjang jalan menuju penginapan,
masyarakat sekitar tersenyum kepada kami.
Saat berbicara dengan orang pendatang menunjukkan sikap menyimak,
menggunakan bahasa Makassar juga terkadang dengan bahasa Indonesia.
Sebagai bentuk penghormatan dengan masyarakat di pulau Kodingareng,
kami mereka saat berkeliling pulau. Saat disapa kebanyakan dari mereka
membalas sapaan dengan senyuman dan juga membalas sapaan kami. Mereka
juga mempersilahkan kami lewat di depannya ketika kami lewat di
pemukiman masyarakat. Ketika kami salah melewati jalan, mereka
membantu kami dengan menunjukkan jalan yang benar.

3. Bagaimana kebiasaan sholat dan tradisi mengaji masyarakat pulau?


Pada umumnya mayoritas masyarakat pulau Kodingareng adalah Muslim,
saat berkeliling menyusuri pulau kami melihat beberapa masjid setidaknya
ada 3 (tiga) buah masjid. Salah satu mesjid menunjukkan afiliasi pada
organisasi islam Muhammadiyah, juga terdapat mesjid yang cukup besar dan
megah. Jamaah mesjid juga cukup banyak dalam melaksanakan sholat
berjamaah saat magrib.
Sarana pendidikan agama di pulau Kodingareng dari pengamatan kami
hanya melihat sebuah rumah warga yang digunakan untuk mengaji oleh
anak-anak sekitar. Waktu yang singkat menjadi penyebab sehingga
terkendala dalam mencari informasi yang lebih dalam mengenai sarana
pendidikan agama di pulau kodingareng, berbeda dengan sarana pendidikan

12
umum seperti SD, SMP dan SMA yang dapat kami jumpai dengan jelas
karena bangunannya yang tidak asing, dan terdapat papan informasi.
Dalam hal kebersihan pulau Kodingareng cukup bersih dan pemerintah
tanggap dalam persoalan kebersihan. Terdapat Bank Sampah, dan fasilitas
tempat sampah di setiap sudut. Pemukiman warga bersih dan tertata rapi
meski tidak serapi di perkotaan. Lampu penerang juga lumayan banyak
sehingga aktifitas masyarakat di malam hari merasa nyaman dan aman dalam
soal keamanan. Namun, perlu upaya yang mendalam mengenai kebersihan di
wilayah pantai bagian barat. Banyaknya sampah kiriman menyebabkan
sampah banyak yang nyangkut. Bentuk pantai yang memanjang, sehingga
sampah laut tertahan.

13
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Interaksi sesama masyarakat di Pulau Kodingareng dapat dilihat saat


mereka saring menyapa antara satu dengan yang lainnya. Selain itu,
dapat juga dilihat dari saling membantunya sesama masyarakat pulau,
bentuk bantuannya itu berupa gotong royong dalam membuat perahu,
mengangkat barang bawaan di kapal penumpang dan bentuk interaksi
lainnya.
2. Interaksi sosial masyarakat Pulau Kodingareng dengan masyarakat
pendatang dapat dilihat dari sikap masyarakat terhadap orang
pendatang. Masyarakat pulau Kodingareng sangat ramah terhadap
orang pendatang, sikap tersebut dapat dilihat ketika berada di dalam
kapal penyeberangan dari Dermaga Kayu Bangkoa menuju pulau
Kodingareng. Masyarakat ramah dengan mengajak berbicara dan
menunjukkan ekspresi serius terhadap orang baru. Mereka juga
bertanya tentang tujuan ke pulau Kodingareng. Setelah sampai di
tujuan kami juga dibantu saat kapal kapal sudah sandar dan akan naik
ke dermaga yang cukup tinggi. Sepanjang jalan menuju penginapan,
masyarakat sekitar tersenyum kepada kami.
3. Sarana pendidikan agama di pulau Kodingareng dari pengamatan kami
hanya melihat sebuah rumah warga yang digunakan untuk mengaji
oleh anak-anak sekitar. Waktu yang singkat menjadi penyebab
sehingga terkendala dalam mencari informasi yang lebih dalam
mengenai sarana pendidikan agama di pulau kodingareng, berbeda
dengan sarana pendidikan umum seperti SD, SMP dan SMA yang
dapat kami jumpai dengan jelas karena bangunannya yang tidak asing,
dan terdapat papan informasi.

14
B. Saran

Dengan adanya laporan ini, penulis berharap dapat membantu pembaca


untuk memperoleh informasi mengenai penelitian kami Namun, peneliti sadar
bahwa dalam laporan ini masih terdapat kekurangan – kekurangan. Oleh karena
itu, peneliti mengharapkan bantuan pembaca untuk membantu peneliti dalam
pembuatan laporan selanjutnya dengan memberi saran. Terima kasih atas
perhatiannya, kami tunggu saran dari pembaca..

15
DAFTAR PUSTAKA

Hamid,Abdul. 2009. Ilmu Akhlak. Bandung: Pustaka Cipta.

Tamti, Hartati dkk., 2014. “Kondisi Sumber Daya Alam dan Masyarakat Pulau di
Kota Makassar: Studi Kasus Pulau Kodingareng dan Pulau
Barangcaddi”. OCTOPUS 3 Nomor 1, Juni. h. 253-254

16
LAMPIRAN- LAMPIRAN

DOKUMENTASI

17
18
19
20
21
22
23
24
25

Anda mungkin juga menyukai