Anda di halaman 1dari 5

PENGARUH PERGAULAN TERHADAP PERILAKU

KEKERASAN DI KALANGAN PELAJAR (SURVEY


TERHADAP SISWA SMA DI WILAYAH KECAMATAN
MEMPAWAH)

PROPOSAL PENELITIAN

Disusun Oleh

Anita Suciani
Aningtyas
Aji Surya

JURUSAN ILMU PENGETAHUAN SOSIAL


SMA NEGERI 10 PONTIANAK
Tahun Ajaran 2018/2019
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Pelajar sebagai bagian masyarakat yang terdidik mempunyai kedudukan yang


cukup strategis,karena sebagai calon inteletual muda mereka mampu menjadi agen
perubahan sosial (social change),sekaligus pemberdayaan masyarakat.Sejarah
peran pelajar seperti (KAPPI) telah menunjukkan betapa pentingnya peranan
pelajar sebagai motor penggerak sebuah perjuangan.Namun di sisi lain pelajar juga
mengemban tugas berat untuk kehidupan masa depannya,untuk itu pelajar perlu
memberdayakan dirinya melalui berbagai kegiatan ekstrakulikuler sekolah. Dalam
perkembangannya seiring dengan kemajuan jaman,kenakalan dan kejahatan oleh
remaja semakin meningkat baik dari segi kuantitas maupun kualitasny.Menurut
Kartini Kartono,(1986 : 3).di kota kota industri dan kota besar yang berkembang
secara fisik,terjadi kasus kejahatan yang jauh lebih banyak daripada masyarakat
primitif atau di desa desa.dengan demikian ada korelasi antara kemajuan industri
dan perkembangan kota dengan meningkatnya berbagai tindak kejahatan,termasuk
tindak kejahatan oleh remaja dan pelajar.

Gangguan pada remaja (childhood disoders) akan menimbulkan gangguan pada


diri pelakunya dan masyarakat,yang bila tidak segera diatasi akan berkembang
menjadi kejahatan remaja (juvenile delinquency).menurut kartini, (1986 ; 4)
kejahatan yang dilakukan remaja pada intinya merupakan produk dari kondisi
masyarakatnya dengan segala pergolakan sosial yang ada di dalamnya. Selanjutnya
perbuatan ini juga dikategorikan sebagai penyakit masyarakat atau penyakit sosial.
Karena penyakit sosial adalah segala bentuk tingkah laku yang dianggap tidak
sesuai, melanggar norma-norma umum, adat istiadat, hukum formal, atau tidak bisa
diintegrasikan dalam pola tingkah laku umum. Gejala ini hampir selalu terjadi di
tengah-tengah masyarakat, maka disebut sebagai pathologi sosial, yang
menyebabkan struktur sosial terganggu. Gangguan terhadap pemuda remaja atau
pelajar akan mudah terjadi karena biasanya anak-anak remaja kurang memiliki
kontrol diri, suka menegakkan standar tingkah lakunya sendiri dan egoistis, serta
terkadang suka meremehkan orang lain. Tindakan yang menyimpang ini dilakukan,
pada umumnya disertai unsur-unsur mental dengan motif-motif subjektif, yaitu
untuk mencapai suatu objek tertentu dengan disertai kekerasan dan agresi.
Kekerasan terjadi dimulai dari perbedaan pendapat dan selanjutnya konflik dan
puncaknya kekerasan fisik. Pada diri remaja kekerasan fisik selalu menonjol karena
gejolak darah mudanya lebih besar. Sedangkan munculnya perilaku kekerasan pada
khususnya, dan perilaku menyimpang pada umumnya, menurut Sutomo, (1995 :
31) bukan berarti pelakunya tidak mengetahui aturan, maka pertanyaan penting
adalah mengapa seseorang melakukan penyimpangan, sedangkan ia tahu bahwa
yang dilakukan adalah melanggar aturan., Berbicara tentang motif yang mendorong
mereka melakukan tindak kekerasan ada beberapa faktor antara lain :

1. Untuk memuaskan kecenderungan keserakahan.


2. Meningkatnya agresivitas dan dorongan seksual.
3. Salah asuh dan salah didik orang tua, sehingga anak menjadi manja dan
lemah mentalnya.
4. Hasrat untuk berkumpul dengan kawan senasib dan sebaya, dan kesukaan
untuk meniru-niru.
5. Kecenderungan pembawaan yang pathologis atau abnormal.
6. Konflik batin sendiri, dan kemudian menggunakan mekanisme pelarian diri
serta pembelaan diri yang irrasional.(Kartini Kartono, 1986 :10).

Dari pendapat tersebut diatas,faktor situasi atau lingkungan dan pengaruh


pergaulan cukup penting dalam memberikan dorongan akan munculnya perilaku
kekerasan dalam diri remaja. Sementara menurut pendapat Emil H. Tambunan,
(1982 : 23) bahwa beberapa faktor dari luar turut mempengaruhi anak itu, faktor
dari luar itu termasuk lingkungan, atau masyarakat setempat. Jadi masalah
kenakalan remaja bukanlah masalah yang berdiri sendiri, akan tetapi merupakan
bagian dari masalah-masalah sosial lainnya yang dihadapi masyarakat Soejono
Soekanto, (1976 : 12). Dengan demikian berbicara mengenai faktor penyebab
kenakalan remaja tidak terlepas dari keadaan masyarakat, maka masyarakatlah
yang menentukan baik buruknya remaja.

Dalam penelitian ini akan difokuskan pada faktor lingkungan dan pengaruh
pergaulan terhadap perilaku kekerasan. Hal ini didasarkan pada pertimbangan
dengan berbagai keterbatasan baik waktu, tenaga, kesempatan dan dana, sehingga
tidak mungkin meneliti semua faktor penyebab munculnya perilaku kekerasan di
kalangan pelajar. Disamping itu, kedua faktor tersebut secara nyata banyak
dikaitkan dengan munculnya kekerasan. Dalam hal ini adalah situasi lingkungan
dan pergaulan yang yang mengalami gangguan, seperti timbul keretakan hubungan
sosial akibat tidak ada kesesuaian antara harapan dan kenyataan. Karena kenakalan
remaja terutama terjadi karena tidak ada persesuaian cita-cita remaja dengan
sarana-sarana untuk mencapai tujuan tersebut. Terlebih lagi di era sekarang ini,
semakin sulit seseorang bisa memperoleh berbagai sarana yang dibutuhkan, sebagai
akibat munculnya ketidak-adilan dan ketimpangan sosial yang semakin tajam.
Pergolakan dan pertikaian di lingkungan masyarakat ini terkadang juga
menjengkelkan bagi remaja, sehingga melakukan semacam perlawanan dan
pemberontakan, maka perilaku kekerasan tidak bisa dihindari. Demikian juga
pergaulan remaja yang semakin tidak terkontrol oleh orang tua juga semakin nyata
terjadi, sehingga timbul dampak yang kurang baik, bahkan dapat menjerumuskan
remaja dalam berbagai tindak kriminal. Dalam hal ini difokuskan remaja pelajar,
karena seharusnya pelajar dapat memberikan contoh baik bagi remaja pada
umumnya sebagai generasi penerus calon inteletual, namun kenyataannya justru
pelajar yang sering memberikan contoh adanya kekerasan, seperti munculnya
perkelahian pelajar. Pelajar seharusnya jauh dari perilaku kekerasan, tetapi
kenyataannya justru banyak melakukan tindakan kekerasan dan pelangaran
ketertiban lainnya. Kesenjangan inilah yang menarik untuk dilakukan penelitian
dan kajian tentang perilaku kekerasan di kalangan pelajar. Secara normatif
kedudukan pelajar di mata masyarakat diposisikan tinggi dibanding remaja lain
yang tidak sekolah, maka idealnya mempunyai sikap dan perilaku yang terpuji dan
jauh dari perilaku kekerasan fisik.
B. Identifikasi Masalah

Kepribadian remaja dipengaruhi oleh beberapa faktor yang saling terkait,baik


yang berasal dari dalam (internal) maupun berasal dari luar (eksternal).dengan
demikian tidak ada faktor tunggal yang secara otomatis menentukan kepribadian
remaja.beberapa masalah yang berkaitan dengan kepribadian remaja.beberapa
masalah yang berkaitan dengan kepribadian remaja antara lain: contoh perilaku
orang tua yang kurang sesuai,pengawasan terhadap anak yang kurang ,kemiskinan
dan kekerasan dalam keluarga,anak tidak berada satu rumah dengan orang
tua,pergaulan dengan teman yang tidak sebaya,peran dari perkembangan iptek yang
mempunyai dampak negative,tidak ada bimbingan kepribadian dari sekolah,dasar
dasar agama yang kurang dan sebagainya.dalam konteks ini tentu masih banyak
lagi masalah yang dapat dikemukakan dan dapat berkaitan dengan kepribadian
remaja.

Berdasarkan uraian di atas,dipandang sangat penting untuk mengadakan


penelitian tentang pengaruh latar belakang pendidikan formal orang tua dan
intesitas komunikasi dalam keluarga terhdap kepribadian remaja.

C. PEMBATASAN MASALAH
Dalam melakukan penelitian

Anda mungkin juga menyukai