Menurut Sartono Kartodirdjo (1987) Seperlima dari tanah garapan petani wajib
ditanami dengan jenis tanaman komoditi ekspor,seperti tebu dan kopi dengan
memakai tenaga yang tidak melebihi tenaga unttuk menggarap penanaman
padi.Bagian dari tanah yang ditanami tanaman wajib tersebut bebas dari pajak
tanah.Jika hasil penjualan melebihi dari jumlah pajak tanahnya, sisanya wajib
diserahkan kepada desa.Kegagalan panen dari tanaman tersebut menjadi
tanggungan pemerintah.
Fungsi dari sewa tanah pada saat itu dimodifikasi dari pemungutan berupa uang
menjadi penyerahan hasil tanaman.Robert Van Niel (2003) Menyinggung tentang
karya Clive Day yang mengkaji tentang perbedaan antara pernyataan Van den
Bosch bahwa “dengan menyerahkan tanah dan pelayanan untuk budi daya
tanaman pemerintah ,rakyat diharapkan terbebas dari pajak tanah” dengan sistem
bahwa “dalam banyak hal mereka masih harus menanggung budidaya penanaman
dan membayar pajak tanah sebagai tambahannya”(Robert Van Niel,2003:8).