OLEH:
X MIPA 1
T.P. 2017/2018
I
KATA PENGANTAR
Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa yang telah memberikan rahmat
dan karunia-Nya, akhirnya penulis dapat menyelesaikan laporan dari hasil
Penelitian kami. Adapun maksud penyusunan karya tulis ini, adalah untuk
mendapatkan nilai budaya melayu riau tahun 2017/2018.
Penulis menyadari bahwa karya tulis ini masih jauh dari kesempurnaan dan
tidak luput dari kesalahan dan kekurangan dalam penyusunannya, karena
keterbatasan pengetahuan dan kemampuan yang penulis miliki. Dan
sebelumnya penulis memohon maaf yang sedalam-dalamnya jika ada
kesalahan penulis atau bahasa yang kurang baku dalam laporan ini. Penulis
berharap, semoga isi laporan ini dapat memberikan manfaat bagi siapa saja
yang memerlukannya di masa yang akan datang.
Penulis
Maret 2018
II
DAFTAR ISI
LAMPIRAN ........................................................................................... 10
III
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Banyak orang memandang proses makan dan minum sebagai sesuatu
yang lazim, adat atau kebutuhan hidup. Hingga tak jarang terdengar
ungkapan bahwa: "Hidup untuk makan dan makan untuk hidup". Namun
tidak demikian halnya dalam islam.Seperti yang kita ketahui Islam adalah
rahmat bagi semesta alam. Agama yang menjelaskan segala bentuk
kemaslahatan (kebaikan) bagi manusia, mulai dari masalah yang paling
kecil dan ringan hingga masalah yang paling besar dan berat. Demikianlah
kesempurnaan Islam yang hujjahnya sangat jelas dan terang, malamnya
bagaikan siang. Sehingga tidak ada satupun permasalahan yang tersisa
melainkan telah dijelaskan didalamnya. Termasuk dari keindahan dan
kesempurnaan agama Islam adalah adanya aturan-aturan dan adab ketika
makan dan minum.Dalam Islam, makan dan minum tidak hanya difahami
secara sempit seperti ungkapan diatas.Kaum muslimin memandang, bahwa
proses makan dan minum hanyalah sebagai sarana, bukan tujuan hidup.
Mereka menjadikannya sebagai penunjang kesehatan badan untuk
memaksimalkan ibadah kepada Alloh swt. Dengan demikian dalam proses
makan dan minum mereka senantiasa memperhatikan adab-adab yang telah
di contohkan Rosululloh saw. Bagaimanakah agama Islam nan sempurna ini
mengaturnya?
1.3 Tujuan
Untuk menjaga sopan santun,untuk menumbuhkan rasa saling
menghormati,melestarikan budaya,mengajarkan tata cara makan yang benar
sesuai adab budaya melayu riau.
1
BAB II
PEMBAHASAN
Adab makan dan minum adalah sopan santun atau tata karma makan dan
minum. Adab makan dan minum di sini yang dimaksud adalah tata cara
(kaifiyah) bagaimana seseorang melakukan makan dan minum sesuai dengan
ketentuan syariat islam, yaitu sesuai dengan petunjuk Al-Qur’an dan sunah
Rasulullah saw.
ALAT :
BAHAN:
Nasi
Lauk pauk
Gulai
Sayur
Terasi
Lalapan / ulam
Air ( air minum dan air cuci tangan )
2
2.3 Cara menghidangkan makanan
Pada umumnya dahulu orang tutua melayu adalah sangat sederhana, mereka
tidak memerlukan sebuah meja untuk keluarga makan bersama-sama dilantai.
Makanan dihidangkan oleh anak perempuan yang paling muda menggunakan
talam lengkap dengan tudung saji ataupun dengan dihidangkan diatas seprai,
adapun urutan menghidangkan makan adalah sebagai berikut:
Membentangkan seprai
Air minum dihidangkan terlebih dahulu(gelas kosong beserta kendi air)
Piring makan dan tempat basuh kedua tangan
Yang ketiga baru lah diletakkan mangkuk nasi
Terakhir lauk pauk dan kelemih pencuci mulut
Sedangkan untuk makan diatas mejanya, makanan ditata rapi diatas meja
sesuai dengan jumlah orang yang akan makan dengan catatan air minum
diletakan disebelah kanan, dan tempat basuh pencuci tangan diletakkan di
sebelah kiri.
Berikut adalah tata cara makan dalam adab makan melayu Riau:
Makan dan minum dengan tangan kanan adalah wajib, dan bila
seseorang makan dan minum dengan tangan kiri maka berdosa karena dia
telah menyelisihi perintah Allah subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya serta
merupakan bentuk perbuatan tasyabbuh (meniru) perilaku setan dan
orang-orang kafir. Rasulullah saw bersabda:
3
kanan. Karena setan apabila dia makan, makan dengan tangan kiri dan
apabila minum, minum dengan tangan kiri.”(HR. Muslim)1[2]
4
berdosa bila meninggalkannya. Rasulullah saw berkata kepada ‘Umar
bin Abi Salamah:
َس ِ ِّم هللاَ َو ُك ْل بِيَ ِم ْينِك
َ ,غالَ ُم
ُ …يَا
5
“berjama’ahlah kalian pada makan kalian dan bacalah nama Allah,
niscaya Allah akan menurunkan barakah.” (HR. Ibnu Majah. Shahih).
15.Makan dalam posisi duduk bersila dan badan tidak bersandar atau
mebungkuk
7
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Pada hakikatnya adab makan orang melayu Riau sama dengan adab
makan menurut ajaran agama Islam dan sunnah Rasulullah. Orang Melayu
mengaku identitas kepribadiannya yang utama adalah adat istiadat Melayu, dan
agama Islam. Dengan demikian, seseorang yang mengaku dirinya orang Melayu
harus beradat-istiadat Melayu, berbahasa Melayu, dan beragama Islam. Dari
tiga ciri utama kepribadian orang Melayu tersebut, yang menjadi pondasi pokok
adalah agama Islam, karena agama Islam menjadi sumber adat-istiadat Melayu.
Oleh karena itu, adat-istiadat Melayu Riau bersendikan syarak dan syarak
bersendikan kitabullah. Dalam bahasa Melayu berbagai ungkapan, pepatah,
perumpamaan, pantun, syair, dan sebagainya menyiratkan norma sopan-santun
dan tata pergaulan orang Melayu.
8
DAFTAR PUSTAKA
1. http://alfallahu.blogspot.co.id/2013/04/adab-makan-dan-minum.html
2. http://irfansyahp.blogspot.co.id/2013/09/adab-adab-budaya-melayu-
riau.html
3. http://makalahpintar86.blogspot.co.id/2014/04/v-
behaviorurldefaultvmlo.html
4. http://budayaindonesia1995.blogspot.com/2014/05/adab-makan-adat-
melayu.html
9
LAMPIRAN
10