Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH PENDIDIKAN AGAMA ISLAM

ADAB MAKAN DAN MINUM

DOSEN PENGAMPU :
Dr. Hapni Laila Siregar S.Ag., M.A.

NAMA : Aulia Rahman Lubis


NIM : 6211111043
KELAS : PJKR B 2021

PENDIDIKAN JASMANI KESEHATAN DAN REKREASI


FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI MEDAN
KATA PENGANTAR

Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, kerena atas limpahan rahmat dan
karuniaNya kita masih diberikan kesehatan dan kesempatan sehingga saya dapat
menyelesaikan tugas mata kuliah Pendidikan Agama Islam.

Saya ucapkan terima kasih kepada Ibu Dr. Hapni Laila Siregar S.Ag., M.A.selaku
dosen mata kuliahPendidikan Agama Islam yang selama ini memberi bimbingan kepada saya,
mahasiswa jurusan Pendidikan Jasmani, Kesehatan, dan Rekreasi dalam memahami mata
kuliah ini.

Saya berharap makalah ini dapat bermanfaat bagi semua pihak serta dapat menambah
pengetahuan dan wawasan bagi pembacanya. Kami menyadari masih banyak kekurangan
penulisan makalah ini. Untuk itu kritik dan saran yang membangun sangat kami harapkan.

Medan, 10 April 2023

Aulia Rahman Lubis


DAFTAR ISI

BAB I...............................................................................................................................................4
PENDAHULUAN............................................................................................................................4
A.Latar Belakang........................................................................................................................4
B.Rumusan Masalah...................................................................................................................4
C.Tujuan......................................................................................................................................4
BAB II.............................................................................................................................................5
PEMBAHASAN..............................................................................................................................5
A. PENGERTIAN ADAB MAKAN DAN MINUM....................................................................5
1. Berdo’a sebelum makan..........................................................................................................5
2. Menggunakan tangan kanan...................................................................................................5
3. Makan dari arah pinggir dan disekitarnya.............................................................................6
4. Duduk saat makan...................................................................................................................6
5. Berdo’a sesudah makan..........................................................................................................6
6. Makan secara berjamaah........................................................................................................7
7. Menjilat tangan dan bejana (tempat makan).........................................................................7
8. Mengambil makanan yang terjatuh........................................................................................8
9. Tidak bernafas di bejana atau meniup makanan...................................................................8
B. CARA MAKAN DAN MINUM RASULULLAH SAW.........................................................8
C. HIKMAH MELAKSANAKAN ADAB MAKAN DAN MINUM..........................................9
BAB III..........................................................................................................................................11
PENUTUP.....................................................................................................................................11
KESIMPULAN..........................................................................................................................11
DAFTAR PUSTAKA................................................................................................................12
BAB I

PENDAHULUAN

A.Latar Belakang
Setiap manusia pasti memerlukan makanan agar dapat bertahan hidup. Selain itu
khususnya orang muslim ketika makan dan minum hendaklah bertujuan untuk
memelihara kesehatan badannya agar bisa melak-sanakan ibadah kepada Allah Ta’ala.
Dengan ibadah tersebut dia akan mendapatkan kemuliaan dan kesenangan di akhirat.
Karenanya seorang muslim tidak seharusnya makan dan minum semata karena hawa
nafsu.

B.Rumusan Masalah
1. Bagaimana pandangan Agama Islam mengenai Adab Makan dan Minum?
2. Apa saja dampak akibat Adab Makan dan Minum?
3. Apa saja solusi Adab Makan dan Minum?

C.Tujuan
1. Untuk mengetahui sudut pandang Agama Islam mengenai Adab Makan dan
Minum
2. Untuk mengetahui dampak akibat maraknya Adab Makan dan Minum
3. Untuk mengetahui solusi Adab Makan dan Minum
BAB II

PEMBAHASAN

A. PENGERTIAN ADAB MAKAN DAN MINUM

1. Berdo’a sebelum makan


Permasalahan yang sungguh sangat ringan, namun sering terlalaikan oleh
sebagian kaum muslimin, yaitu berdo’a sebelum makan. Padahal lebih ringan
daripada sekedar mengangkat sesuap nasi ke mulut dan tidak lebih berat dari menahan
rasa lapar.
Rasulullah saw bersabda:
ِ ‫ بِس ِْم هللاِ فِ ْي َأ َّو لِ ِه َو‬: ْ‫ فَِإ ْن نَ ِس َي فِ ْي َأ َّولِ ِه فَ ْليَقُل‬,‫ بسم هللا‬: ْ‫ط َعا ًما فَ ْليَقُل‬
‫آخ ِر ِه‬ َ ‫ِإ َذا َأ َك َل َأ َح ُد ُك ْم‬
“Apabila salah seorang kalian makan suatu makanan, maka hendaklah dia
mengucapkan “Bismillah” (Dengan nama Allah), dan bila dia lupa diawalnya
hendaklah dia mengucapkan “Bismillah fii awwalihi wa akhirihi” (Dengan nama
Allah di awal dan diakhirnya).”(Shahih Sunan At-Tirmidzi 2/167 no.1513 oleh Asy-
Syaikh Al-Albani )
Dalam hadits yang lain dari Shahabat yang membantu Rasulullah saw selama 18
tahun, dia bercerita bahwa: “Dia selalu mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi
wasallam apabila mendekati makanan mengucapkan ‘bismillah’.”(HR. Muslim)

2. Menggunakan tangan kanan


Makan dan minum dengan tangan kanan adalah wajib, dan bila seseorang
makan dan minum dengan tangan kiri maka berdosa karena dia telah menyelisihi
perintah Allah subhanahu wata’ala dan Rasul-Nya serta merupakan bentuk perbuatan
tasyabbuh (meniru) perilaku setan dan orang-orang kafir. Rasulullah saw bersabda:
‫ه فَِإ َّن ال َّش ْيطَانَ يَْأ ُك ُل بِ ِش َمالِ ِه َويَ ْش َربُ بِ ِش َمالِ ِه‬nِ ِ‫ب فَ ْليَ ْش َربْ بِيَ ِم ْين‬
َ ‫ه َوِإ َذا َش ِر‬nِ ِ‫ِإ َذا َأ َك َل َأ َح ُد ُك ْم فَ ْليَْأ ُكلْ بِيَ ِم ْين‬
“Apabila salah seorang dari kalian makan, maka hendaklah makan dengan tangan
kanan dan apabila dia minum, minumlah dengan tangan kanan. Karena setan apabila
dia makan, makan dengan tangan kiri dan apabila minum, minum dengan tangan
kiri.”(HR. Muslim)

3. Makan dari arah pinggir dan disekitarnya


Makan dari arah pinggir atau tepi dan memakan apa yang ada disekitarnya
(yang terdekat) merupakan bimbingan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam, dan
pada bimbingan beliau terkandung barakah serta merupakan penampilan adab yang
baik.
Rasulullah saw bersabda:
ِ ‫ض َع الطَّ َعا ُم فَ ُخ ُذوْ ا ِم ْن َحافَتِ ِه َو َذرُوْ ا َو ْسطَهُ فَِإ َّن ْالبَ َر َكةَ تَ ْن ِز ُل فِ ْي َوس‬
‫ْط ِه‬ ِ ‫ِإ َذا ُو‬
“Jika makanan diletakkan, maka mulailah dari pinggirnya dan jauhi (memulai) dari
tengahnya, karena sesungguhnya barakah itu turun di tengah-tengah
makanan.”(Shahih Sunan Ibnu Majah no.2650 oleh Asy-Syaikh Al-Albani)

4. Duduk saat makan


Islam mengajarkan bagaimana cara duduk yang baik ketika makan yang
tentunya hal itu telah dipraktekkan oleh Rasulullah saw. Sifat duduk Rasulullah saw
ketika makan telah diceritakan oleh Abdullah bin Busr radhiallahu ‘anhu: “Nabi
memiliki sebuah qas’ah (tempat makan/nampan) dan qas’ah itu disebut Al-Gharra’
dan dibawa oleh empat orang. Di saat mereka berada di waktu pagi, mereka Shalat
Dhuha, lalu dibawalah qas’ah tersebut ¬dan padanya ada tsarid (sejenis roti) ¬ mereka
mengelilinginya. Tatkala semakin bertambah (jumlah mereka), Rasulullah shalallahu
‘alaihi wasallam duduk di atas kedua betis beliau

5. Berdo’a sesudah makan


Sesungguhnya Allah swt meridhai terhadap seorang hamba yang makan dan
minum, kemudian memuji-Nya. Rasulullah saw bersabda:
َ ‫ضى َع ِن ْال َع ْب ِد َأ ْن يَْأ ُك َل اَْأل ْكلَةَ فَيَحْ َم َدهُ َعلَ ْيهَا َأوْ يَ ْش َر‬
‫ب ال ُّشرْ بَةَ فَيَحْ َم َدهُ َعلَ ْيهَا‬ َ ْ‫ِإ َّن هللاَ لَيَر‬
“Sesungguhnya Allah betul-betul ridha terhadap seorang hamba yang
memakan makanan, kemudian memuji-Nya dan yang meminum minuman lalu
memuji-Nya.” {HR. Muslim}
Adapun di antara beberapa contoh do’a sesudah makan dan minum adalah
sebagai berikut ini. Rasulullah saw bersabda:
ْ ‫“ال َح ْم ُدهَّلِل ِ الَّ ِذي َأ‬
‫ط َع َمنِي هَ َذا َو َر َزقَنِ ْي ِه ِم ْن َغي ِْر َحوْ ِل ِمنِّي َوالَ قُ َّو ٍة” ُغفِ َر لَهُ َما تَقَ َّد َم ِم ْن َذ ْنبِ ِه‬ ْ ‫َم ْن َأ َك َل طَ َعا ًمافَقَا َل‬
“Barangsiapa memakan makanan dan dia mengatakan “Segala puji bagi Allah
yang telah memberiku makan ini, dan memberiku rizki dengan tanpa ada daya dan
kekuatan dariku.” Maka akan diampuni dosanya.”{HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah.
Shahih}
Rasulullah saw bersabda:
ٍ ‫ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ َح ْمدًا َكثِ ْيرًا طَيِّبًا ُمبَا َر ًكا فِ ْي ِه َغ ْي َر َم ْكفِ ٍّي َوالَ ُم َو َّد‬
‫ع َوالَ ُم ْستَ ْغنًى َع ْنهُ َربُّنَا‬
“Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, baik dan berkah. Dia tidak
membutuhkan pemberian makanan (karena Dia yang memberi makanan), tidak
ditinggalkan dan tidak membutuhkan makanan itu ya Rabb kami.” {HR. Al Bukhari,
Tirmidzi dengan lafadznya}.

6. Makan secara berjamaah


Rasulullah saw bersabda sebagaimana dalam riwayat Jabir ra

‫ت َعلَ ْي ِه اَْأل ْي ِدي‬


ْ ‫َأ َحبُّ الطَّ َع ِام ِإلَى هللاِ َما َكثُ َر‬
“Makanan yang paling dicintai oleh Allah adalah bila banyak tangan (berjama’ah
pada makanan tersebut).” (HR. Abu Ya’la dalam Musnad-nya dan selain beliau dan
hadits ini dihasankan oleh Asy-Syaikh Al-Albani di dalam kitab Silsilah Al-Ahadits
Ash-Shahihah, 2/562 no 895). Rasulullah saw bersabda:

‫فَاجْ تَ ِمعُوْ ا َعلَى طَ َعا ِم ُك ْم َو ْاذ ُكرُوْ ا ا ْس َم هللاِ َعلَ ْي ِه يُبَا َر ْك لَ ُك ْم فِ ْي ِه‬
“berjama’ahlah kalian pada makan kalian dan bacalah nama Allah, niscaya Allah akan
menurunkan barakah.” (HR. Ibnu Majah. Shahih)

7. Menjilat tangan dan bejana (tempat makan)


Rasulullah saw bersabda:

ُ‫ فَِإنَّهُ الَيَ ْد ِر ي فِي َأيَّتِ ِه َّن ْالبَ َر َكة‬,‫ِإ َذا َأ َك َل َأ َح ُد ُك ْم ِمنَ الطَّ َع ِام فَالَ يَ ْم َسحْ يَ َدهُ َحتَّى يَ ْل َعقَهَاَأوْ ي ُْل ِعقَهَا‬
“Apabila salah seorang dari kalian makan, maka janganlah dia mengusap tangannya
sampai dia menjilatnya atau memberikan kepada orang lain untuk menjilatnya, karena
sesungguhnya dia tidak mengetahui tempat terletaknya barakah.” (HR. Al-Bukhari,
Muslim, Abu Dawud, Ibnu Majah dan Ad-Darimi. Shahih).
8. Mengambil makanan yang terjatuh
Termasuk dalam tuntunan Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam adalah
mengambil bila makanan tersebut terjatuh dari tangan. Ini bukan berarti bahwa Islam
tidak menjaga kebersihan dan kesehatan. Oleh karena itu ketika mengambil makanan
yang jatuh tersebut harus dibersihkan bila terdapat kotoran padanya.
Rasulullah saw bersabda:

‫ط َما َكانَ ِمنَ ْاََأل َذى َو ْليَْأ ُك ْلهَا َوالَ يَ َد ْعهَا لِل َّش ْيطَا‬
ْ ‫ت لُ ْق َمةُ َأ َح ِد ُك ْم فَ ْليَْأ ُخ ْذهَا فَ ْليُ ِم‬
ْ ‫ِإ َذا َوقَ َع‬
“Apabila terjatuh makanan salah seorang dari kalian, maka ambilah lalu bersihkan
kotoran yang ada padanya kemudian makanlah dan jangan membiarkannya bagi
syetan.” (HR. Muslim)

9. Tidak bernafas di bejana atau meniup makanan


Dari sahabat Ibnu ‘Abbas r.a:

‫س فِي ْاِإل نَا ِء َأوْ يَ ْنفُ َخ فِ ْي ِه‬


َ َّ‫صلَّىاهللُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم نَهَي َأ ْن يَتَنَف‬ َّ ِ‫َأ َّن النَّب‬
َ ‫ي‬
“Bahwa Rasulullah saw telah melarang bernafas di dalam bejana atau melarang untuk
meniup padaya.” (Shahih Sunan At-Tirmidzi no. 1539 dishahihkan oleh Asy-Syaikh
Al-Albani.

B. CARA MAKAN DAN MINUM RASULULLAH SAW


Rasulullah saw selalu mengawali aktifitas makannya dengan membaca
Bismillah dan mengakhirinya dengan bacaan Alhamdulillah. Rasulullah selalu makan
dengan tangan kanan, memperkecil suapan agar mudah dimasukkan ke dalam mulut,
mudah dikunyah dan ditelan, sehingga tidak berhenti di tenggorokan. Rasulullah
selalu mengunyah makanan dengan baik sehingga lambungnya tidak akan bersusah
payah atau tidak akan mengalami kesulitan saat mencerna. Sebab, tubuh manusia
tidak dapat mengambil manfaat dari makanan yang tidak dapat dicerna dengan baik
oleh usus.
Rasulullah saw selalu makan dengan cara mengambil makanan yang terdekat
terlebih dahulu dan tidak pernah mengambil makanan yang terdapat ditengah terlebih
dahulu. Rasuluullah menganjurkan agar tidak tergesa-gesa saat makan dan minum.
Tunggu hidangnan yang dimakan atau diminum itu mencapai suhu normal. Beliau
selalu menyantap setiap makanan yang dihidangkan kepadanya, dan tidak pernah
mencela makanan tersebut. Jika tidak menyukai suatu makanan, beliau tidak akan
mendekatinya. Sebagai contoh, Rasulullah pernah menolak untuk memakan Biawak
karena tidak terbiasa makan binatang tersebut. Meski demikian, Rasul tidak
mengharamkan Biawak bagi umatnya.
Rasulullah tidak pernah makan dengan lahap atau rakus seperti yang sering
dilakukan sebagian orang. Selain itu, beliau telah memberikan contoh berkaitan
dengan sikap tidak berlebih-lebihan dalam hal makan. Dari sini dapat disimpulkan
bahwa Rasulullah selalu bersikap zuhud dalam menjalani kehidupannya. Maksudnya
Rasulullah tidak berlebih-lebihan ketika makan.
Diriwayat al Thabrani dalam al Ausath, dari hadits Ka'b bin 'Ujrah, "aku
melihat Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam makan dengan tiga jari; yaitu ibu jari,
telunjuk, dan jari tengah. Kemudian aku melihat beliau menjilati ketiga jarinya
tersebut sebelum mengusapnya. Jari tengah dulu, lalu jari telunjuk, kemudian ibu jari.
Hikmahnya, karena jari tengah lebih kotor karena lebih panjang sehingga sisa
makanan lyang menempel lebih banyak dibandingkan jari yang lain. Karena panjang,
sehingga lebih dulu jatuh ke makanan. Boleh jadi, yang dijilat dulu adalah bagian
dalam telapak lalu ke bagian luarnya. Dimulai dari jari tengah, lalu berpindah ke jari
telunjuk dan berakhir ke ibu jari.

C. HIKMAH MELAKSANAKAN ADAB MAKAN DAN MINUM


Membaca bismillah sebelum makan berfungsi mencegah setan dari ikut
berpartisipasi menikmati makanan tersebut. Hudzaifah r.a mengatakan, “Apabila kami
makan bersama Nabi saw, maka kami tidak memulainya sehingga Nabi memulai
makan. Suatu hari kami makan bersama Nabi, tiba-tiba datanglah seorang gadis kecil
seakan-akan anak tersebut terdorong untuk meletakkan tangannya dalam makanan
yang sudah disediakan. Dengan segera Nabi memegang tangan anak tersebut. Tidak
lama sesudah itu datanglah seorang Arab Badui. Dia datang seakan-akan di dorong
oleh sesuatu. Nabi lantas memegang tangannya. Sesudah itu Rasulullah saw bersabda,
“Sesungguhnya syaitan turut menikmati makanan yang tidak disebut nama Allah
padanya. Syaitan datang bersama anak gadis tersebut dengan maksud supaya bisa
turut menikmati makanan yang ada karena gadis tersebut belum menyebut nama
Allah sebelum makan. Oleh karena itu aku memegang tangan anak tersebut. Syaitan
pun lantas datang bersama anak Badui tersebut supaya bisa turut menikmati makanan.
Oleh karena itu, ku pegang tangan Arab Badui itu. Demi Allah yang jiwaku ada di
tangan-Nya sesungguhnya tangan syaitan itu berada di tanganku bersama tangan anak
gadis tersebut.” (HR Muslim no. 2017)
Hikmah dari larangan mengambil makanan yang berada di hadapan orang lain,
adalah perbuatan kurang sopan, bahkan boleh jadi orang lain merasa jijik dengan
perbuatan itu.
Mengambil posisi duduk tegak tanpa bersandar, posisi duduk tegak tidak
membungkuk tidak menyebabkan perut terlipat dan diafragma lebih terdorong ke
bawah rongga dada sebagai wadah membantu pernapasan juga menjadi lebih lapang.
Perintah untuk menjilati sisa makanan yang menempel pada tangan dan piring
sebelum dibersihkan, baik dengan dilap atau dicuci, memiliki beberapa alasan. Dalam
beberapa hadits disebutkan dengan jelas, yaitu untuk meraih berkah makanan.
Namun bukan berarti hadits-hadits itu membatasi hikmah lainnya.
Sesungguhnya makanan yang kita santap mengandung barakah. Namun kita tidak
mengetahui letak keberkahan tersebut. Apakah dalam makanan yang sudah kita
santap, ataukah yang tersisa dan melekat di jari, ataukah yang tersisa di piring,
ataukah berada dalam suapan yang jatuh ke lantai. Karenanya kita harus menjaga hal
ini agar mendapat barakah. Ibnu Daqiq al-'Ied rahimahullah, berkata, "alasan tentang
hal ini sangat jelas dalam beberapa riwayat. Yaitu, "karena dia tidak tahu pada
makanan mana terdapat barakah."
Hikmah lainnya, agar tidak tumbuh sifat sombong dalam diri dengan
meremehkan makanan yang sedikit dan menurut kebiasaan dianggap sesuatu yang
remeh. Al Qadli 'Iyadh berkata, "Sesungguhnya Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam memerintahkan hal itu agar tidak meremehkan makanan yang sedikit."
(Dalam al Fath)
BAB III

PENUTUP
KESIMPULAN
Sesungguhnya makanan yang kita santap mengandung barakah. Namun kita
tidak mengetahui letak keberkahan tersebut. Apakah dalam makanan yang sudah kita
santap, ataukah yang tersisa dan melekat di jari, ataukah yang tersisa di piring,
ataukah berada dalam suapan yang jatuh ke lantai. Karenanya kita harus menjaga hal
ini agar mendapat barakah. Ibnu Daqiq al-'Ied rahimahullah, berkata, "alasan tentang
hal ini sangat jelas dalam beberapa riwayat. Yaitu, "karena dia tidak tahu pada
makanan mana terdapat barakah.
DAFTAR PUSTAKA

Abdul Basith, Muhammad as-Sayyid. 2007. Inilah Makanan Rasulullah saw. Jakarta:
Group Maghfirah
ADAB MAKAN DAN MINUM 1 « evialfadhl.htm
Ahsin W Al-Hafidz. 2007. Fikih Kesehatan. Jakarta. Amzah

Anda mungkin juga menyukai