Setiap manusia pasti memerlukan makanan agar dapat bertahan hidup. Selain itu
khususnya orang muslim ketika makan dan minum hendaklah bertujuan untuk memelihara
kesehatan badannya agar bisa melak-sanakan ibadah kepada Allah Ta’ala. Dengan ibadah
tersebut dia akan mendapatkan kemuliaan dan kesenangan di akhirat. Karenanya seorang
muslim tidak seharusnya makan dan minum semata karena hawa nafsu.
adalah sebuah kemenangan dan ketinggian derajat, kebahagian dan keselamatan dunia dan
akhirat. Akan tetapi, saat ini sunnah Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam kian terasa
asing dan tidak sedikit dari kaum muslimin yang meninggalkannya. Diantara sunnah
Orang muslim menghadapi hidangan dengan rasa syukur dan taqwa, lalu makan dan
minum sesuai dengan apa yang diajarkan oleh Rasulullah shallallahu alaihi wasalam.
Islam adalah dien rahmat bagi semesta alam. Dien yang menjelaskan segala bentuk
kemaslahatan (kebaikan) bagi manusia, mulai dari masalah yang paling kecil dan ringan
hingga masalah yang paling besar dan berat. Demikianlah kesempurnaan Islam yang
hujjahnya sangat jelas dan terang, malamnya bagaikan siang. Sehingga tidak ada satupun
makan dan minum. Bagaimanakah agama Islam nan sempurna ini mengaturnya? Pada edisi
kali ini, kami menuliskan beberapa adab makan dan minum yang diatur dalam agama kita
1.2Rumusan Masalah
2. Bagaimana Cara Makan dan Minum yang dicontohkan Rasulullah saw?
1.3Tujuan
Permasalahan yang sungguh sangat ringan, namun sering terlalaikan oleh sebagian
kaum muslimin, yaitu berdo’a sebelum makan. Padahal lebih ringan daripada sekedar
mengangkat sesuap nasi ke mulut dan tidak lebih berat dari menahan rasa lapar.
Rasulullah saw bersabda:
بِس ِْم هللاِ فِ ْي أَ َّو لِ ِه َوآ ِخ ِر ِه: ْ فَإ ِ ْن نَ ِس َي فِ ْي أَ َّولِ ِه فَ ْليَقُل, بسم هللا: ْط َعا ًما فَ ْليَقُل
َ إِ َذا أَ َك َل أَ َح ُد ُك ْم
“Apabila salah seorang kalian makan suatu makanan, maka hendaklah dia
mengucapkan “Bismillah” (Dengan nama Allah), dan bila dia lupa diawalnya hendaklah dia
mengucapkan “Bismillah fii awwalihi wa akhirihi” (Dengan nama Allah di awal dan
Dalam hadits yang lain dari Shahabat yang membantu Rasulullah saw selama 18
tahun, dia bercerita bahwa: “Dia selalu mendengar Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam
Berdasarkan dalil yang shahih dan sharih (tegas) di atas, menerangkan bahwa
membaca ‘bismillah’ ketika makan dan minum adalah wajib dan berdosa bila
“Wahai anak! Sebutlah nama Allah dan makanlah dengan tangan kananmu…”(HR.Al
Makan dan minum dengan tangan kanan adalah wajib, dan bila seseorang makan dan
minum dengan tangan kiri maka berdosa karena dia telah menyelisihi perintah Allah
1
Rasulullah saw bersabda:
ه فَإ ِ َّن ال َّش ْيطَانَ يَأْ ُك ُل بِ ِش َمالِ ِه َويَ ْش َربُ بِ ِش َمالِ ِه:ِ ِب فَ ْليَ ْش َربْ بِيَ ِم ْين
َ ه َوإِ َذا َش ِر:ِ ِإِ َذا أَ َك َل أَ َح ُد ُك ْم فَ ْليَأْ ُكلْ بِيَ ِم ْين
“Apabila salah seorang dari kalian makan, maka hendaklah makan dengan tangan kanan
dan apabila dia minum, minumlah dengan tangan kanan. Karena setan apabila dia makan,
makan dengan tangan kiri dan apabila minum, minum dengan tangan kiri.”(HR. Muslim)2[2]
Makan dari arah pinggir atau tepi dan memakan apa yang ada disekitarnya (yang
bimbingan beliau terkandung barakah serta merupakan penampilan adab yang baik.
ِ ض َع الطَّ َعا ُم فَ ُخ ُذوْ ا ِم ْن َحافَتِ ِه َو َذرُوْ ا َو ْسطَهُ فَإ ِ َّن ْالبَ َر َكةَ تَ ْن ِز ُل فِ ْي َوس
ْط ِه ِ إِ َذا ُو
“Jika makanan diletakkan, maka mulailah dari pinggirnya dan jauhi (memulai) dari
“Wahai anak! Sebutlah nama Allah dan makanlah dengan tangan kananmu dan makanlah
3
Islam mengajarkan bagaimana cara duduk yang baik ketika makan yang tentunya hal
itu telah dipraktekkan oleh Rasulullah saw. Sifat duduk Rasulullah saw ketika makan telah
diceritakan oleh Abdullah bin Busr radhiallahu ‘anhu: “Nabi memiliki sebuah qas’ah
(tempat makan/nampan) dan qas’ah itu disebut Al-Gharra’ dan dibawa oleh empat orang. Di
saat mereka berada di waktu pagi, mereka Shalat Dhuha, lalu dibawalah qas’ah tersebut
¬dan padanya ada tsarid (sejenis roti) ¬ mereka mengelilinginya. Tatkala semakin
bertambah (jumlah mereka), Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam duduk di atas kedua
betis beliau. Seorang A’rabi (badui) bertanya: “Duduk apa ini, wahai Rasulullah shalallahu
‘alaihi wasallam” Beliau menjawab: “Sesungguhnya aku dijadikan oleh Allah sebagai hamba
yang dermawan dan Allah tidak menjadikan aku seorang yang angkuh dan penentang.”(HR.
Kenapa Rasulullah shalallahu ‘alaihi wasallam duduk dengan jatsa (di atas kedua lutut
dan kaki)? Ibnu Baththal mengatakan: “Beliau melakukan hal itu sebagai salah satu bentuk
Al Hafidzh Ibnu Hajar juga menerangkan:”…maka cara duduk yang disunnahkan ketika
makan adalah duduk dengan jatsa. Artinya duduk di atas kedua lutut dan kedua punggung
kaki, atau dengan mendirikan kaki yang kanan dan duduk di atas kaki kiri.”(Fathul Bari)
4
Semua yang kita makan dan minum merupakan rizki yang datang dari Allah
subhanahu wata’ala, maka tidak boleh bagi kita untuk menghina ataupun mencerca
sedikitpun dari apa yang telah diberikan Allah swt. Rasulullah saw mengajarkan kepada
kita suatu adab yang mulia ketika tidak menyukai makanan yang dihidangkan sebagaimana
dalam hadits:
“Rasulullah saw tidak pernah mencerca makanan sama sekali. Bila beliau mengiginkan
sesuatu beliau memakannya dan bila tidak suka beliau meninggalkannya.”(HR. Al Bukhari
dan Muslim)5[5]
Sesungguhnya Allah swt meridhai terhadap seorang hamba yang makan dan minum,
َ ضى ع َِن ْال َع ْب ِد أَ ْن يَأْ ُك َل ْاألَ ْكلَةَ فَيَحْ َم َدهُ َعلَ ْيهَا أَوْ يَ ْش َر
ب ال ُّشرْ بَةَ فَيَحْ َم َدهُ َعلَ ْيهَا َ ْإِ َّن هللاَ لَيَر
makanan, kemudian memuji-Nya dan yang meminum minuman lalu memuji-Nya.” {HR.
Muslim}
Adapun di antara beberapa contoh do’a sesudah makan dan minum adalah sebagai
5
ْ َ“ال َح ْم ُدهَّلِل ِ الَّ ِذي أ
ط َع َمنِي هَ َذا َو َر َزقَنِ ْي ِه ِم ْن َغي ِْر َحوْ ِل ِمنِّي َوالَ قُ َّو ٍة” ُغفِ َر لَهُ َما تَقَ َّد َم ِم ْن َذ ْنبِ ِه ْ الَ ََم ْن أَ َك َل طَ َعا ًمافَق
“Barangsiapa memakan makanan dan dia mengatakan “Segala puji bagi Allah yang
telah memberiku makan ini, dan memberiku rizki dengan tanpa ada daya dan kekuatan
dariku.” Maka akan diampuni dosanya.”{HR. Abu Dawud dan Ibnu Majah. Shahih}
“Segala puji bagi Allah dengan pujian yang banyak, baik dan berkah. Dia tidak
ditinggalkan dan tidak membutuhkan makanan itu ya Rabb kami.” {HR. Al Bukhari, Tirmidzi
dengan lafadznya}.
“Makanan yang paling dicintai oleh Allah adalah bila banyak tangan (berjama’ah pada
makanan tersebut).” (HR. Abu Ya’la dalam Musnad-nya dan selain beliau dan hadits ini
2/562 no 895).
“berjama’ahlah kalian pada makan kalian dan bacalah nama Allah, niscaya Allah akan
ُ فَإِنَّهُ الَيَ ْد ِر ي فِي أَيَّتِ ِه َّن ْالبَ َر َكة,إِ َذا أَ َك َل أَ َح ُد ُك ْم ِمنَ الطَّ َع ِام فَالَ يَ ْم َسحْ يَ َدهُ َحتَّى يَ ْل َعقَهَاأَوْ ي ُْل ِعقَهَا
“Apabila salah seorang dari kalian makan, maka janganlah dia mengusap tangannya
sampai dia menjilatnya atau memberikan kepada orang lain untuk menjilatnya, karena
sesungguhnya dia tidak mengetahui tempat terletaknya barakah.” (HR. Al-Bukhari, Muslim,
bila makanan tersebut terjatuh dari tangan. Ini bukan berarti bahwa Islam tidak menjaga
kebersihan dan kesehatan. Oleh karena itu ketika mengambil makanan yang jatuh tersebut
6
ط َما َكانَ ِمنَ ْاألَ َذى َو ْليَأْ ُك ْلهَا َوالَ يَ َد ْعهَا لِل َّش ْيطَا
ْ ت لُ ْق َمةُ أَ َح ِد ُك ْم فَ ْليَأْ ُخ ْذهَا فَ ْليُ ِم
ْ إِ َذا َوقَ َع
“Apabila terjatuh makanan salah seorang dari kalian, maka ambilah lalu bersihkan
kotoran yang ada padanya kemudian makanlah dan jangan membiarkannya bagi syetan.”
(HR. Muslim)
“Bahwa Rasulullah saw telah melarang bernafas di dalam bejana atau melarang
untuk meniup padaya.” (Shahih Sunan At-Tirmidzi no. 1539 dishahihkan oleh Asy-Syaikh
Al-Albani.
Rasulullah saw selalu mengawali aktifitas makannya dengan membaca Bismillah dan
kanan, memperkecil suapan agar mudah dimasukkan ke dalam mulut, mudah dikunyah
makanan dengan baik sehingga lambungnya tidak akan bersusah payah atau tidak akan
7
mengalami kesulitan saat mencerna. Sebab, tubuh manusia tidak dapat mengambil manfaat
dari makanan yang tidak dapat dicerna dengan baik oleh usus. 8[8]
Rasulullah saw selalu makan dengan cara mengambil makanan yang terdekat terlebih
dahulu dan tidak pernah mengambil makanan yang terdapat ditengah terlebih dahulu. 9[9]
Rasuluullah menganjurkan agar tidak tergesa-gesa saat makan dan minum. Tunggu
hidangnan yang dimakan atau diminum itu mencapai suhu normal. Beliau selalu
menyantap setiap makanan yang dihidangkan kepadanya, dan tidak pernah mencela
makanan tersebut. Jika tidak menyukai suatu makanan, beliau tidak akan mendekatinya.
Sebagai contoh, Rasulullah pernah menolak untuk memakan Biawak karena tidak terbiasa
makan binatang tersebut. Meski demikian, Rasul tidak mengharamkan Biawak bagi
umatnya. 10[10]
Rasulullah tidak pernah makan dengan lahap atau rakus seperti yang sering dilakukan
sebagian orang. Selain itu, beliau telah memberikan contoh berkaitan dengan sikap tidak
berlebih-lebihan dalam hal makan. Dari sini dapat disimpulkan bahwa Rasulullah selalu
Diriwayat al Thabrani dalam al Ausath, dari hadits Ka'b bin 'Ujrah, "aku melihat
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam makan dengan tiga jari; yaitu ibu jari, telunjuk, dan
jari tengah. Kemudian aku melihat beliau menjilati ketiga jarinya tersebut sebelum
10
11
mengusapnya. Jari tengah dulu, lalu jari telunjuk, kemudian ibu jari. Hikmahnya, karena jari
tengah lebih kotor karena lebih panjang sehingga sisa makanan lyang menempel lebih
banyak dibandingkan jari yang lain. Karena panjang, sehingga lebih dulu jatuh ke makanan.
Boleh jadi, yang dijilat dulu adalah bagian dalam telapak lalu ke bagian luarnya. Dimulai
dari jari tengah, lalu berpindah ke jari telunjuk dan berakhir ke ibu jari.
makan bersama Nabi saw, maka kami tidak memulainya sehingga Nabi memulai makan.
Suatu hari kami makan bersama Nabi, tiba-tiba datanglah seorang gadis kecil seakan-akan
anak tersebut terdorong untuk meletakkan tangannya dalam makanan yang sudah
disediakan. Dengan segera Nabi memegang tangan anak tersebut. Tidak lama sesudah itu
datanglah seorang Arab Badui. Dia datang seakan-akan di dorong oleh sesuatu. Nabi lantas
memegang tangannya. Sesudah itu Rasulullah saw bersabda, “Sesungguhnya syaitan turut
menikmati makanan yang tidak disebut nama Allah padanya. Syaitan datang bersama anak
gadis tersebut dengan maksud supaya bisa turut menikmati makanan yang ada karena gadis
tersebut belum menyebut nama Allah sebelum makan. Oleh karena itu aku memegang
tangan anak tersebut. Syaitan pun lantas datang bersama anak Badui tersebut supaya bisa
turut menikmati makanan. Oleh karena itu, ku pegang tangan Arab Badui itu. Demi Allah
yang jiwaku ada di tangan-Nya sesungguhnya tangan syaitan itu berada di tanganku
12
Hikmah dari larangan mengambil makanan yang berada di hadapan orang lain,
adalah perbuatan kurang sopan, bahkan boleh jadi orang lain merasa jijik dengan
perbuatan itu.
Mengambil posisi duduk tegak tanpa bersandar, posisi duduk tegak tidak
membungkuk tidak menyebabkan perut terlipat dan diafragma lebih terdorong ke bawah
rongga dada sebagai wadah membantu pernapasan juga menjadi lebih lapang. 13[13]
Perintah untuk menjilati sisa makanan yang menempel pada tangan dan piring
sebelum dibersihkan, baik dengan dilap atau dicuci, memiliki beberapa alasan. Dalam
beberapa hadits disebutkan dengan jelas, yaitu untuk meraih berkah makanan. Namun
Sesungguhnya makanan yang kita santap mengandung barakah. Namun kita tidak
mengetahui letak keberkahan tersebut. Apakah dalam makanan yang sudah kita santap,
ataukah yang tersisa dan melekat di jari, ataukah yang tersisa di piring, ataukah berada
dalam suapan yang jatuh ke lantai. Karenanya kita harus menjaga hal ini agar mendapat
barakah. Ibnu Daqiq al-'Ied rahimahullah, berkata, "alasan tentang hal ini sangat jelas
dalam beberapa riwayat. Yaitu, "karena dia tidak tahu pada makanan mana terdapat
barakah."14[14]
Hikmah lainnya, agar tidak tumbuh sifat sombong dalam diri dengan meremehkan
makanan yang sedikit dan menurut kebiasaan dianggap sesuatu yang remeh. Al Qadli
itu agar tidak meremehkan makanan yang sedikit." (Dalam al Fath) 15[15]
13
14
15
Daftar Pustaka
Abdul Basith, Muhammad as-Sayyid. 2007. Inilah Makanan Rasulullah saw. Jakarta: Group
Maghfirah
http://muslim.or.id/akhlaq-dan-nasehat/adab-makan-seorang-muslim-1.html
http://yarobbi.com/artikel-kesehatan/tata-cara-makan-terbaik
http://www.voa-islam.com/islamia/ibadah/2010/03/24/4270/sunnahhikmah-dan-etika-
menjilati-tangan-sesudah-makan/
MAKALAH
KELAS: VIII6
T.A 2017/2018