Anda di halaman 1dari 12

Etika Makan Dan Minum1

Menyoal etika makan, dapat dipastikan banyak dari kaum muslimin belum
mempraktekkannya.
Bukti konkrit, kerap kali kita saksikan di berbagai lokasi dan kesempatan. Misal,
seorang muslim makan sambil berjalan, atau makan dengan tangan kirinya tanpa ada
beban kekeliruan. Beragam jamuan makan ala barat, semisal standing party banyak
digandrungi orang. Banyak faktor yang menjadi latar belakang. Ketidaktahuan,
mungkin satu sebab diantaranya. Ironisnya, mereka yang telah mengetahui etika Islam
justru meremehkan dan menganggapnya bukanlah satu hal urgent dan mendasar.
Celaka lagi bila mereka meninggalkannya karena tertarik etika barat, dengan asumsi
etika mereka lebih beradab dan lebih moderen. Wal ‘iyadzu billah.

Padahal, sebagaimana yang telah disepakati oleh para ulama, salah satu pembatal
keislaman seseorang, ialah apabila ia meyakini ada petunjuk yang lebih baik dan lebih
sempurna dari petunjuk Nabi ‫ صلى اهلل عليه وسلم‬Seyogyanya setiap muslim senantiasa
berupaya mengejewantahkan nilai-nilai islami, termasuk adab makan ini. Karena
adab-adab tersebut merupakan bagian dari risalah Rasulullah ‫ صلى اهلل عليه وسلم‬.

 Berikut ini kami kemukakan point-point yang berkaitan dengan adab


makan:
1. Membaca basmalah, demi mengharap keberkahan dan mencegah syaithan ikut
makan bersama kita.

Abu Hafs Umar bin Abi Salamah Radhiyallahu 'anhu menuturkan,

‫َت يَ ِدي تَ ِطيشُ فِي الصَّحْ فَ ِة‬ ْ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َو َكان‬ َ ِ ‫ُول هَّللا‬
ِ ‫ت ُغاَل ًما فِي َحجْ ِر َرس‬ ُ ‫ُك ْن‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَا ُغاَل ُم َس ِّم هَّللا َ َو ُكلْ بِيَ ِمينِكَ َو ُكلْ ِم َّما يَلِيكَ فَ َما‬
َ ِ ‫ال لِي َرسُو ُل هَّللا‬
َ َ‫فَق‬
‫ك ِط ْع َمتِي بَ ْع ُد‬ َ ‫ت تِ ْل‬
ْ َ‫زَال‬
Ketika aku berada dalam bimbingan Rasulullah, pernah suatu kali tanganku
bergerak di atas piring ke segala arah, hingga Rasulullah pun berkata
kepadaku,”Wahai anak, sebutlah nama Allah, makanlah dengan tangan kananmu
serta makanlah dari apa yang dekat denganmu.” Maka demikianlah cara makanku
sejak saat itu. [ HR Al Bukhari (Al Fath 9/521) dan Muslim (2202)

Dari Ummul mu’minin A’isyah Radhiyallahu 'anha ia berkata Rasulullah ‫صلى اهلل عليه‬
‫ وسلم‬bersabda,

ْ‫إِ َذا أَ َك َل أَ َح ُد ُك ْم فَ ْليَ ْذ ُك ِر ا ْس َم هَّللا ِ تَ َعالَى فَإ ِ ْن نَ ِس َي أَ ْن يَ ْذ ُك َر ا ْس َم هَّللا ِ تَ َعالَى فِي أَ َّولِ ِه فَ ْليَقُل‬

1
Maraji :
- Riyadhus Shalihin tahqiq Abdul aziz Rabaah dan Ahmad Yusuf Ad-Daqaaq
- Bahjatun Nazhirin Syarhu Riyadhis Shalihin
- Adabuz Zifaaf
- Hishnul Muslim
- As-Sunnah Edisi 01/Tahun VII/1420H/1999M
ُ‫بِس ِْم هَّللا ِ أَ َّولَهُ َوآ ِخ َره‬
Jika salah seorang kalian makan, maka sebutlah nama Allah. Jika ia lupa untuk
menyebutnya di awal, hendaklah ia membaca : ُ‫ره‬ َ ‫(بِس ِْم هَّللا ِ أَ َّولَهُ َوآ ِخ‬dengan
menyebut nama Allah pada awal dan akhirnya). (Hadits shahih dengan beberapa
syawahidnya)2.

Berkenaan dengan hadits di atas, Syaikh Salim bin Ied Al Hilali mengemukakan,
tasmiyyah ialah membaca lafadz bismillah. Adapun pendapat yang mengatakan
tasmiyyah dengan membaca bismillahir rahman nir rahim, merupakan pendapat yang
tidak memiliki hujjah. Demikian juga pendapat yang mengatakan tasmiyyah dibaca
pada setiap suapan, adalah pendapat yang batil. Karena tasmiyyah ini hanya dibaca
pada awal makan.3

2. Membaca doa selesai makan

Adapun doa yang disunnahkan setelah selesai makan, ialah sebagaimana dijelaskan
dalam hadits-hadits berikut.

‫ال َم ْن أَ َك َل طَ َعا ًما ثُ َّم‬ َ ِ ‫س ع َْن أَبِي ِه أَ َّن َرسُو َل هَّللا‬


َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬ ٍ َ‫ع َْن ُم َعا ِذ ب ِْن أَن‬
‫ط َع َمنِي هَ َذا الطَّ َعا َم َو َر َزقَنِي ِه ِم ْن َغي ِْر َحوْ ٍل ِمنِّي َواَل قُ َّو ٍة ُغفِ َر لَهُ َما‬ ْ َ‫ال ْال َح ْم ُد هَّلِل ِ الَّ ِذي أ‬
َ َ‫ق‬
‫تَقَ َّد َم ِم ْن َذ ْنبِ ِه َو َما تَأ َ َّخ َر‬
Dari Mu’adz bin Anas, dari ayahnya, bahwa Nabi Shallallahu 'alaihi wa sallam
bersabda,”Barangsiapa makan kemudian ia berdoa,’Segala puji bagi Allah Yang
telah memberi makanan ini kepadaku dan memberi rizki kepadaku tanpa daya dan
kekuatanku,’ niscaya diampuni dosanya yang telah lalu dan yang akan datang.4.

3. Wajib makan dengan tangan kanan, berdasarkan perintah Rasulullah ‫صلى اهلل عليه‬
‫ وسلم‬,

َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم بِ ِش َمالِ ِه فَق‬


‫ال‬ ِ ‫ع أَ َّن َر ُجاًل أَ َك َل ِع ْن َد َرس‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬ ِ ‫عن َسلَ َمةَ ْب ِن اأْل َ ْك َو‬
‫ال اَل ا ْستَطَعْتَ َما َمنَ َعهُ إِاَّل ْال ِك ْب ُر قَا َل فَ َما َرفَ َعهَا إِلَى فِي ِه‬ َ َ‫ال اَل أَ ْستَ ِطي ُع ق‬َ َ‫ُكلْ بِيَ ِمينِكَ ق‬
Dari Salamah bin Al Akwa’, bahwa pernah seorang laki-laki makan dengan tangan
kirinya di sisi Rasulullah, maka Beliau berkata,”Makanlah dengan tangan
kananmu.” Laki-laki itu menjawab,”Aku tidak bisa.” Beliau pun berkata,”Engkau
tidak bisa, tidak ada yang mencegahmu melakukannya melainkan kesombonganmu.”
Akhirnya ia benar-benar tidak bisa mengangkat tangannya ke mulutnya.

Ucapan Rasulullah pada hadits di atas ( َ‫ستَطَعْت‬


ْ ‫ا‬ ‫ ) اَل‬merupakan doa Beliau atas laki-
2
Dikeluarkan oleh Abu Dawud, 3767; At Tirmidzi, 1858; An Nasai dalam Amalul Yaum wal
Lailah, 281; Ahmad, 6/207 208; Ad Darimi, 2/ 94; Al Baihaqi, 7/276 dan Al Hakim, 4/108.HR Al
Bukhari (Al Fath 9/521) dan Muslim (2202)
3
Bahjatun Nazhirin hal. 50 fiqhul hadits point 1 dan 2.
4
HR Abu Dawud, 4043; At Tirmidzi, 3458; Ibnu Majah, 3285; Ahmad, 3/3439; dan Ibnu Sunni,
469
laki tadi, karena kesombongannya enggan mengukuti sunnah.5.

4. Disunnahkan makan dengan tiga jari dan menjilatinya selesai makan serta
mengambil suapan yang jatuh

‫صابِ َع فَإ ِ َذا‬ ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَأْ ُك ُل بِثَاَل‬


َ َ‫ث أ‬ َ ِ ‫ُول هَّللا‬ ُ ‫ال َرأَي‬
َ ‫ْت َرس‬ َ َ‫ع َْن َكعْب ق‬
‫فَ َر َغ لَ ِعقَهَا‬
Dari Ka’ab bin Malik ia berkata,”Aku melihat Rasulullah ‫ صلى اهلل عليه وسلم‬makan
dengan tiga jarinya dan setelah selesai Beliau menjilatinya.” (HR Muslim,
2032,132).

5. Tidak boleh makan dengan bersandar

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم اَل آ ُك ُل ُمتَّ ِكئًا‬


َ ِ ‫ُح ْيفَةَ يَقُو ُل قَا َل َرسُو ُل هَّللا‬
َ ‫ع َْن أبي ج‬
Dari Abu Juhaifah, ia berkata, Rasulullah bersabda,”Tidaklah aku makan dengan
bersandar.” [ HR Al Bukhari, Al Fath, 9/540.

6. Tidak boleh mencela makanan halal

‫ط إِ ِن ا ْشتَهَاهُ أَ َكلَهُ َوإِ ْن‬


ُّ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم طَ َعا ًما ق‬
َ ‫َاب النَّبِ ُّي‬ َ َ‫ع َْن أَبِي هُ َر ْي َرةَ ق‬
َ ‫ال َما ع‬
ُ‫َك ِرهَهُ تَ َر َكه‬
Dari Abi Hurairah, ia berkata,”Nabi tidak pernah mencela makanan sedikitpun. Jika
Beliau suka, Beliau memakannya. Dan bila tidak suka, Beliau meninggalkannya.”
(HR Muttafaqun ‘alaihi)

7. Disunnahkan untuk bercakap-cakap ketika makan dan memuji makanan


meskipun sedikit.

‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َسأ َ َل أَ ْهلَهُ اأْل ُ ُد َم فَقَالُوا َما ِع ْن َدنَا إِاَّل‬
َ ‫ي‬ َّ ِ‫ع َْن َجابِ ِر ب ِْن َع ْب ِد هَّللا ِ أَ َّن النَّب‬
ُّ‫َخلٌّ فَ َدعَا بِ ِه فَ َج َع َل يَأْ ُك ُل بِ ِه َويَقُو ُل نِ ْع َم اأْل ُ ُد ُم ْالخَلُّ نِ ْع َم اأْل ُ ُد ُم ْالخَل‬
Dari Jabir bin Abdillah, bahwasanya Nabi bertanya kepada keluarganya tentang
lauk. Mereka menjawab,”Kita tidak memiliki lauk, kecuali cuka.” Maka Beliaupun
minta untuk dibawakan. Kemudian Beliau makan dengan cuka tadi dan
berkata,”Sebaik-baik lauk adalah cuka, sebaik-baik lauk adalah cuka.” [ HR Muslim,
2052]

8. Mendahulukan orang tua ketika makan

5
Bahjatun Nazhirin hal. 239
‫َض ْع أَ ْي ِديَنَا َحتَّى يَ ْبدَأَ َرسُو ُل‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم طَ َعا ًما لَ ْم ن‬
َ ‫ضرْ نَا َم َع النَّبِ ِّي‬
َ ‫ال ُكنَّا إِ َذا َح‬
َ َ‫ع َْن ُح َذ ْيفَةَ ق‬
َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم فَي‬
ُ‫ض َع يَ َده‬ َ ِ ‫هَّللا‬

Dari Hudzaifah ia berkata,” Jika kami menghadiri jamuan makan bersama


Rasulullah, tidaklah kami menjulurkan tangan kami ke makanan sampai Rasulullah n
memulainya” [ H.R Muslim (2017)

9. Kita boleh makan dengan sendiri ataupun dengan berjamaah, berdasarkan


firmanNya Subhanahu Wa Ta’aala:

‫يض َح َر ٌج َوالَ َعلَى‬ ِ ‫ج َح َر ٌج َوالَ َعلَى ْال َم ِر‬ ِ ‫ْس َعلَى ْاألَ ْع َمى َح َر ٌج َوالَ َعلَى ْاألَ ْع َر‬ َ ‫لَّي‬
ْ‫ت إِ ْخ َوانِ ُك ْم أَو‬ِ ‫ت أُ َّمهَاتِ ُك ْم أَوْ بُيُو‬ ِ ‫أَنفُ ِس ُك ْم أَن تَأْ ُكلُوا ِمن بُيُوتِ ُك ْم أَوْ بُيُو‬
ِ ‫ت َءابَآئِ ُك ْم أَوْ بُيُو‬
‫ت َخاالَتِ ُك ْم‬ ِ ‫ت أَ ْخ َوالِ ُك ْم أَوْ بُيُو‬ِ ‫ت َع َّماتِ ُك ْم أَوْ بُيُو‬ ِ ‫ت أَ ْع َما ِم ُك ْم أَوْ بُيُو‬
ِ ‫ت أَخَ َواتِ ُك ْم أَوْ بُيُو‬ِ ‫بُيُو‬
ْ ‫ْس َعلَ ْي ُك ْم ُجنَا ٌح أَن تَأْ ُكلُوا َج ِميعًا أَوْ أَ ْشتَاتًا فَإ ِ َذا د‬
‫َخَلتُم‬ َ ‫ص ِديقِ ُك ْم لَي‬ َ ْ‫أَوْ َما َملَ ْكتُم َّمفَاتِي َحهُ أَو‬
‫ت‬ِ ‫ك يُبَي ُِّن هللاُ لَ ُك ُم ْاألَيَا‬ َ َ‫بُيُوتًا فَ َسلِّ ُموا َعلَى أَنفُ ِس ُك ْم ت َِحيَّةً ِّم ْن ِعن ِد هللاِ ُمب‬
َ ِ‫ار َكةً طَيِّبَةً َك َذل‬
َ‫لَ َعلَّ ُك ْم تَ ْعقِلُون‬
Tidak ada halangan bagi orang buta, tidak (pula) bagi orang pincang, tidak (pula)
bagi orang sakit, dan tidak (pula) bagi dirimu sendiri, makan (bersama-sama
mereka) di rumah kamu sendiri atau di rumah bapak-bapakmu, di rumah ibu-ibumu,
di rumah saudara-saudaramu yang laki-laki, di rumah saudara-saudaramu yang
perempuan, di rumah saudara-saudara bapakmu yang laki-laki, di rumah saudara-
saudara bapakmu yang perempuan, di rumah saudara-saudara ibumu yang laki-laki,
di rumah saudara-saudara ibumu yang perempuan, di rumah yang kamu miliki
kuncinya atau di rumah kawan-kawanmu.Tidak ada halangan bagi kamu makan
bersama-sama mereka atau sendirian. Maka apabila kamu memasuki (suatu rumah
dari) rumah-rumah (ini) hendaklah kamu memberi salam kepada penghuninya salam
yang ditetapkan dari sisi Allah, yang diberkati lagi baik.Demikianlah Allah
menjelaskan ayat-ayat(Nya) bagimu, agar kamu memahaminya. [An-Nuur/24:61]

Namun ada anjuran Nabi ‫ صلى اهلل عليه وسلم‬untuk makan berjamaah seperti yang
diriwayatkan dalam satu hadits, para sahabat pernah bertanya kepada Rasulullah ‫صلى اهلل‬
‫ عليه وسلم‬,” Wahai Rasulullah sesungguhnya kami sudah makan namun mengapakah
kami tidak merasa kenyang? Beliau berkata,” Mungkin kalian makan dengan
terpisah” Mereka menjawab,”Ya” Maka beliau pun bersabda,

ّ ْ ‫فَجْ تَ ِمعُوا على طَ َعا ٍم ُكم‬


‫واذ ُكرُوا ا ْس َم هللاِ يُبَ ِر ْك لَ ُك ْم‬
“Berkumpullah kalian ketika makan serta sebutlah nama Allah niscaya Allah akan
memberikan keberkahan kepada kalian “[Hadits hasan lighairihi dengan beberapa
syawahidnya, diriwayatkan oleh Abu Daud (3764), Ibnu Majah (3286), Ahmad
( 3/501) dan selain mereka dari jalan Al Walid bin Muslim ia berkata,” Telah
menceritakan kepadaku kepadaku Wahsy bin Harb dari bapaknya dari kakeknya
secara marfu’.Lihat Majma’ Az Zawaid (5/20-21) dan At Targhib wat Tarhib (3/133-
134)

10. Jika diundang dalam jamuan makan, selayaknya kita memperhatikan adab-
adab berikut:

A. Wajib memenuhi undangan sekalipun sedang berpuasa.

Bagi yang berpuasa sunnah ia boleh berbuka dan tidak wajib mengqadhanya,
berdasarkan hadis Nabi berikut:

َ ‫صا َم َو إِ ْن َشا َء أَ ْف‬


‫ط َر‬ َ ‫ع أَ ِم ُر نَ ْف ِس ِه إِ ْن َشا َء‬
ُ ‫الصائِ ُم ال ُمتَطَو‬
َ
“Orang berpuasa sunnah adalah amir bagi dirinya sendiri, jika mau ia boleh
berpuasa dan jika mau ia boleh berbuka”6

B. Disunnahkan untuk mendoakan yang mengundang.


Abdullah bin Bisr mengisahkan, ayahnya pernah membuat makanan untuk Nabi ‫صلى اهلل‬
‫ عليه وسلم‬lalu mengundang beliau. Beliau Shallallahu 'alaihi wa sallam pun datang.
Selesai makan beliau berdoa:

‫ار ْك لَهُ ْم فِ ْي َما َر َز ْقتَهُم وا ْغفِرْ لَهُ ْم وارْ َح ْمهُم‬


ِ َ‫اللهم ب‬
“Ya Allah berikanlah mereka keberkahan pada apa yang Kau rizqikan kepada
mereka, ampunillah mereka serta sayangilah mereka” [H.R Muslim (3/1615)

Kemudian sabda beliau yang lain:

َ ‫ت َعلَ ْي ُكم المالئكةُ و أَ ْفطَ َر ِع ْن َد ُكم‬


‫الصائِ ُمون‬ َ ‫أَ َك َل طَ َعا َم ُكم األب َْرار و‬
ْ َّ‫صل‬
“Semoga orang-orang baik memakan makanan kalian, para malaikat mendoakan
kalian dan orang-orang yang berpuasa berbuka di rumah kalian”7

C. Tidak wajib menghadiri undangan yang di dalamnya terdapat maksiat.


Nabi ‫ صلى اهلل عليه وسلم‬bersabda:

‫اآلخ ِر قَالَ يَ ْق ُعد ََّن على َمائِ َد ٍة تُدَا ُر َعلَ ْيهَا بِالخَ ْم ِر‬
ِ ‫َم ْن َكانَ ي ُْؤ ِم ُن بِاهلل و اليَوْ ِم‬
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir janganlah ia sekali-kali
duduk di meja hidangan yang di situ dihidangkan minuman keras”8

6
H.R An Nasai dalam Al Kubra (64/2), Al Hakim (1/439), Al Baihaqi (4/276) dari jalan Samak bin
Harb dari Abu Shalih dari Umu Hani’ dengan marfu’
7
H.R Ahmad 93/138), Abu ali Ash Shafar dalam haditsnya (11/1), Ath Thahawi dalam Al Musykil (1/
498-499), Al Baihaqi ( 7/287), ibnu Asakir (7/59-60) dan sanad mereka shahih
8
H.R Ahmad dari Umar, At Tirmidzi, di hasankan oleh Al Hakim dan ia juga mensahihkannya dari
Jabir dan disepakatioleh Adz Dzahabi, At Thabrani dari Ibnu Abbas.
D. Disunnahkan untuk memulai makan dari tepi wadah dan bukan dari tengah

Dari Abdullah bin Bisr ia berkata,”Nabi memiliki mangkuk besar yang dinamai Al
Gharra’ yang diangkat oleh empat orang lelaki, tatkala para sahabat selesai shalat
duha, mangkuk tersebut dihidangkan penuh berisi kuah dan roti, para sahabat
berkerumun mengelilinginya. Ketika jumlah sahabat yang datang semakin banyak,
Nabi duduk berlutut dengan menduduki punggung telapak kaki beliau. Seorang lelaki
badui bertanya,”Duduk macam apakah ini? Rasulullah menjawab,”Sesungguhnya
Allah telah menjadikanku sebagai hamba yang mulia dan tidaklah Ia menjadikanku
seorang yang sombong lagi durhaka”Kemudian beliau bersabda,”Makanlah dari
sisi-sisinya dan tinggalkanah puncaknya niscaya Allah memberikan berkah pada
makanan ini 9

E. Tidak boleh bagi orang yang tidak diundang untuk ikut makn kecuali dengan
seizin tuan rumah.

Abu Mas’ud Al Badri bercerita,”Seorang laki-laki mengundang Nabi ke rumahnya


untuk mencicipi makanan buatannya. Lalu ada seorang lelaki yang mengikuti beliau.
Ketika sampai beliau berkata,”Lelaki ini mengikuti saya, engkau boleh
mengizinkannya masuk atau jika tidak ia akan pulang” Pemilik rumah
menjawab,”Saya mengizinkannya wahai Rasulullah” [ Muttafaqun alaihi]

F. Tidak seyogyanya bagi tuan rumah mengkhususkan hanya mengundang orang-


orang kaya dan terpandang saja tanpa menyertakan orang-orang miskin. Nabi ‫صلى اهلل‬
‫ عليه وسلم‬bersabda,

ِ ْ‫ين فَ َم ْن لَ ْم يَأ‬
‫ت ال َّد ْع َوةَ فَقَ ْد‬ ُ ‫ك ْال َم َسا ِك‬
ُ ‫َشرُّ الطَّ َعا ُم طَ َعا ُم ْال َولِي َم ِة يُ ْدعَى إِلَ ْي ِه اأْل َ ْغنِيَا ُء َويُ ْت َر‬
ُ‫َصى هَّللا َ َو َرسُولَه‬ َ ‫ع‬
“Seburuk-buruk makanan adalah makanan walimah yang diundang untuk
menghadirinya hanya golongan kaya saja sedangkan orang-orang miskin dilarang”10

Berikut ini kami kemukakan point-point yang berkaitan dengan adab makan :

Jauh sebelum manusia menemukan beragam minuman multivitamin penjaga stamina


tubuh, berabad silam Rasulullah ‫ صلى اهلل عليه وسلم‬telah memberikan teladan sempurna
perihal minum. Dalam paparan hadits dijelaskan, beliau ‫ صلى اهلل عليه وسلم‬sangat
menyukai minuman yang dingin dan manis. Aisyah Radhiyallahu anha menuturkan.

ِ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ْالح ُْل َو ْالب‬


‫ار َد‬ َ ِ ‫ُول هَّللا‬ ِ ‫َكانَ أَ َحبُّ ال َّش َرا‬
ِ ‫ب إِلَى َرس‬
Minuman yang paling disukai Rasulullah ialah yang dingin dan manis.11

9
H.R Abu Daud (3773), Ibnu Majah (3263 & 3275) dengan sanad shahih
10
H.R Muslim (4/154) dan Al Baihaqi (7/262) dari hadits Abu Hurairah
11
HR Ahmad 6/38 dan 40, At Tirmidzi dalam Al Jami’ (1896) dan dalam Asy Syamail 1/302 dengan
sanad shahih. Dishahihkan oleh Al Hakim 1/337 dan disepakati oleh Adz Dzahabi.
Penuturan Aisyah di atas memiliki beberapa ihtimal (kemungkinan). Bisa jadi, yang
dimaksud ialah air yang dicampur madu, rendaman kismis ataupun kurma,
sebagaimana tercantum dalam riwayat Muslim berikut.

َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يُ ْنبَ ُذ لَهُ ال َّزبِيبُ فِي ال ِّسقَا ِء‬
َ ِ ‫ال َكانَ َرسُو ُل هَّللا‬ َ َ‫س ق‬ ٍ ‫ع َِن اب ِْن َعبَّا‬
‫ض َل َش ْي ٌء‬َ َ‫فَيَ ْش َربُهُ يَوْ َمهُ َو ْال َغ َد َوبَ ْع َد ْال َغ ِد فَإ ِ َذا َكانَ َم َسا ُء الثَّالِثَ ِة َش ِربَهُ َو َسقَاهُ فَإ ِ ْن ف‬
ُ‫أَهَ َراقَه‬
Dari Ibnu Abbas Radhiyalahu 'anhu, ia berkata,”Rasulullah ‫ صلى اهلل عليه وسلم‬pernah
dibuatkan rendaman kismis dalam satu bejana, kemudian beliau minum rendaman
tersebut pada hari itu, juga esok harinya dan keesokannya harinya. Pada sore hari
ketiga beliau memberi minuman tersebut kepada yang lain, jika masih ada yang
tersisa , beliaupun menuangnya.” [HR Muslim ]

Ibnul Qayyim rahimahullah mengungkapkan dalam kitab Zaaduul Ma’ad, jika dua
sifat dingin dan manis terhimpun dalam satu minuman, akan memberikan manfaat
yang sangat besar bagi tubuh, membantu proses pencernaan dan penyaluran saripati
makanan dengan sempurna, mencairkan dahak, mencuci dan membasmi bibit
penyakit di lambung, menetralisir sisa-sisa makanan , serta menstabilkan kehangatan
lambung. Di samping itu juga sangat bermanfaat bagi hati, ginjal dan kandung kemih.

Lebih jauh lagi beliau menjelaskan, air dingin yang telah dienapkan memiliki
kelembaban yang mampu menetralisir panas tubuh, sekaligus menjaga
kelembabannya, serta mengganti sebagian zat yang telah terurai dari tubuh. Karena
itulah Rasulullah amat menggemarinya, sebagaimana tercantum dalam riwayat
Bukhari,
َ‫ىر ُج ٍل ِمن‬ َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َد َخ َل َعل‬
َ ‫ي‬ َّ ِ‫ضي هَّللا ُ َع ْنهُ َما أَ َّن النَّب‬ِ ‫ع َْن َجابِ ِر ب ِْن َع ْب ِدهَّللا ِ َر‬
‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم إِ ْن‬
َ ‫احبٌ لَهُ فَقَا َل لَهُ النَّبِ ُّي‬ ِ ‫ص‬ َ ُ‫ار َو َم َعه‬ ِ ‫ص‬ َ ‫ار َر ُج ٍل ِمنَ اأْل َ ْن‬ ِ ‫ص‬ َ ‫اأْل َ ْن‬
‫َكانَ ِع ْندَكَ َما ٌء بَاتَ هَ ِذ ِه اللَّ ْيلَةَ فِي َشنَّ ٍة َوإِاَّل َك َر ْعنَا‬
Dari Jabir bin Abdillah Radhiyallahu 'anhu, bahwasanya Nabi
‫ صلى اهلل عليه وسلم‬masuk ke rumah salah seorang laki-laki Anshar bersama seorang
sahabatnya, seraya berkata kepadanya,”Adakah engkau mempunyai air yang telah
diinapkan dalam bejana kulit? Jika tidak kami akan minum langsung dari mulut
kami.”

Selain memberitahukan jenis minuman yang bermanfaat bagi tubuh kita, Rasulullah
‫ صلى اهلل عليه وسلم‬juga memberitahukan dan melarang kita mengkonsumsi semua jenis
minuman yang memabukkan. Sebagaimana hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Umar.

‫ًكلُّ ُم ْس ِك ٍر َخ ْم ٌر َو ُكلُّ َخ ْم ٍر َح َرا ٌم‬


Semua yang memabukkan itu adalah khamr. Dan semua khamr hukum haram [HR.
Muslim no. 5185]
Walaupun menurut sebagian orang khamr itu bermanfaat, akan tetapi bahaya yang
diakibatkan jauh lebih besar.

Itulah diantara petunjuk-petunjuk Rasulullah ‫ صلى اهلل عليه وسلم‬kepada umatnya.


Memerintahkan mereka untuk mengkonsumsi yang jelas halalnya dan bermanfaat
serta melarang selain itu.

Disamping memberitahukan jenis minuman, Rasulullah juga memberikan tuntunan


tentang adab-adab minum serta hal lain yang berkaitan dengan minum. Diantaranya:

1. Minum dengan membaca Bismillah.


Hal ini berdasarkan hadits yang memerintahkan membaca bismillah sebelum makan.
Sebagaimana tasmiyah (membaca bismillah) di sunnahkan sebelum makan, maka
demikian juga hal sebelum minum. (Syarah Shahih Muslim juz 13 hal. 189) Syaitan
akan menjauhi makanan dan minuman yang dibacakan bismillah sebelum di
konsumsi.

2. Minum dengan tangan kanan dan tidak menggunakan tangan kiri. Rasulullah ‫صلى‬
‫ اهلل عليه وسلم‬bersabda.

‫ب فَ ْليَ ْش َربْ بِيَ ِم ْينِ ِه فَإ ِ َّن ال َّش ْيطَانَ يَأْ ُك ُل بِ ِش َمالِ ِه‬
َ ‫إِ َذا أَ َك َل أَ َح ُد ُك ْم فَ ْليَأْ ُكلْ بِيَ ِم ْينِ ِه َوإِ َذا َش ِر‬
‫َويَ ْش َربُ بِ ِش َمالِ ِه‬
Apabila salah seorang diantara kalian makan, maka hendaklah dia makan dengan
tangan kanannya dan apabila salah seorang diantara kalian minum maka hendaklah
dia minum dengan tangan kanannya, karena syaitan makan dengan tangan kirinya
dan minum dengan tangan kirinya. [HR. Muslim no. 5233]
5236]

3. Minum dengan duduk, dan beliau melarang dengan tegas minum dalam keadaan
berdiri. Dari Abu Hurairah ia berkata Rasullah ‫ صلى اهلل عليه وسلم‬bersabda,

ْ‫اَل يَ ْش َربَ َّن أَ َح ٌد ِم ْن ُك ْم قَائِ ًما فَ َم ْن نَ ِس َي فَ ْليَ ْستَقِئ‬


Janganlah sekali-kali salah seorang dari kalian minum dengan berdiri, jika lupa
hendaklah ia memuntahkannya.(HR Muslim)

Adapun riwayat-riwayat yang menjelaskan bahwa Rasulullah pernah minum dengan


berdiri juga merupakan riwayat yang shahih. Namun begitu semua riwayat tersebut
merupakan perbuatan Rasulullah. Sedangkan perkataan beliau lebih didahulukan
daripada perbuatan beliau. Kerena perbuatan beliau terkadang menjelaskan, bahwa
hal itu merupakan kekhususan bagi beliau. Wallahu a’lam.12

Imam Nawawi ketika menjelaskan makna larangan minum dalam keadaan berdiri
berkata, “Bahwa larangan yang terdapat dalam hadits-hadits tersebut dibawa
pengertiannya kepada hukum makruh tanzih”13

12
Lihat keterangan Syaikh Salim Al Hilali tentang hal ini dalam Bahjatun nazhirin 2/73-74
13
Syarah Shahih Muslim juz 13 hal. 192
Berdasarkan adab-adab diatas, kita bisa mengambil satu faidah yaitu bathilnya
kebiasaan yang disuguhkan musuh Islam berupa makan dan minum sambil berdiri,
dengan menggunakan tangan kiri.

4. Tidak bernafas di dalam gelas, dan dianjurkan untuk bernafas tiga kali ketika
minum.

‫س فِي اإْل ِ نَا ِء أَوْ يُ ْنفَ َخ فِي ِه‬


َ َّ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم نَهَى أَ ْن يُتَنَف‬ َّ ِ‫س أَ َّن النَّب‬
َ ‫ي‬ ٍ ‫ع َِن اب ِْن َعبَّا‬
Dari Ibnu Abbas, bahwa Nabi melarang bernafas dalam bejana ataupun
meniupnya.”14

َ ِ ‫س أَ َّن َرسُو َل هَّللا‬


‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َكانَ يَتَنَفَّسُ فِي اإْل ِ نَا ِء ثَاَل ثًا‬ ٍ َ‫ع َْن أَن‬
Dari Anas bin Malik, bahwa Rasulullah bernafas tiga kali ketika minum.[ HR
Mutaffaqqun alaih ]

5. Tidak minum langsung dari mulut teko.

‫ب ِم ْن فَ ِم ْالقِرْ بَ ِة أَ ِو‬
ِ ْ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ع َِن ال ُّشر‬
َ ِ ‫عن أ َبُو هُ َري َْرةَ نَهَى َرسُو ُل هَّللا‬
‫ال ِّسقَا ِء‬
Dari Abu Hurairah ia berkata,”Rasulullah melarang minum lansung dari mulut teko
ataupun qirbah (wadah minum dari kulit).” [HR Mutaffaqqun alaih ]

6. Tidak minum dengan menggunakan bejana dari emas ataupun perak, karena
adanya larangan Rasulullah tentang hal tersebut.
ْ‫ب أَو‬
ٍ َ‫ب فِي إِنَا ٍء ِم ْن َذه‬َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم َم ْن َش ِر‬
َ ِ ‫ال َرسُو ُل هَّللا‬ ْ َ‫ع َْن أُ ِّم َسلَ َمةَ قَال‬
َ َ‫ت ق‬
‫طنِ ِه نَارًا ِم ْن َجهَنَّ َم‬ْ َ‫ض ٍة فَإِنَّ َما ي َُجرْ ِج ُر فِي ب‬
َّ ِ‫ف‬
Dari Umu Salamah Radhiyallahu 'anha , ia berkata, Rasulullah bersabda,”Orang
yang minum menggunakan wadah emas atau perak, sesungguhnya ia ibarat menelan
api neraka ke dalam perutnya.” [HR Mutaffaqqun alaih ]

7. Menutup bejana air pada malam hari, tidak membiarkannya terbuka.

‫َطوا اإْل ِ نَا َء‬ُّ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم يَقُو ُل غ‬ َ ِ ‫ُول هَّللا‬
َ ‫ْت َرس‬ ُ ‫ال َس ِمع‬ َ َ‫ع َْن َجابِ ِر ب ِْن َع ْب ِد هَّللا ِ ق‬
‫ْس َعلَ ْي ِه ِغطَا ٌء أَوْ ِسقَا ٍء‬ َ ‫َوأَوْ ُكوا ال ِّسقَا َء فَإ ِ َّن فِي ال َّسنَ ِة لَ ْيلَةً يَ ْن ِز ُل فِيهَا َوبَا ٌء اَل يَ ُمرُّ بِإِنَا ٍء لَي‬
‫ك ْال َوبَا ِء‬ َ ِ‫ْس َعلَ ْي ِه ِو َكا ٌء إِاَّل نَ َز َل فِي ِه ِم ْن َذل‬
َ ‫لَي‬
Dari Jabir bin Abdillah, ia berkata, aku mendengar Rasululah bersabda,” Tutuplah
bejana-bejana dan wadah air. Karena dalam satu tahun ada satu malam, ketika itu
14
HR At Tirmidzi (1888), Abu Daud (3728), Ibnu Majah (3428 & 3429
turun wabah, tidaklah ia melewati bejana-bejana yang tak tertutup, ataupun wadah
air yang tidak diikat melainkan akan turun padanya bibit penyakit.” [HR Muslim.]

Inilah beberapa adab yang diajarkan Rasulullah ‫ صلى اهلل عليه وسلم‬kepada umatnya.
Sebagai seorang muslim, kita berkewajiban untuk mengikuti adab-adab tersebut.
Janganlah kita tergiur dengan berbagai kebiasan yang banyak di pamerkan oleh
musuh Islam meskipun dihiasi dengan berbagai slogan-slogan indah. Mereka hanya
ingin melihat kita ingkar kepada Rasulullah dan ikut bersama mereka dalam kesesatan
dan kedurhakaan. Mereka ingin melihat kita sengsara sementara Rasulullah sangat
ingin melihat kita bahagia di dunia dan akhirat dan beliau sangat susah ketika melihat
kita sengsara. Musuh-musuh Allah ini akan terus berusaha dengan berbagai cara
untuk menyesatkan kita, hendaklah kita selalu waspada. Dan hanya kepada Allah kita
mohon petunjuk dan perlindungan.

Latihan :

A. Jawablah pertanyaan-pertanyaan di bawah ini .

1. Jika seseorang hendak makan maka sebutlah nama Allah, Jika ia lupa untuk
menyebutnya di awal, hendaklah ia membaca …
2. Tuliskan do’a sesudah makan !
3. Tuliskan Dalil yang mewajibkan makan dengan tangan kanan !
4. Tuliskan 3 adab Minum !
5. Tuliskan maksud hadits berikut :

ْ َ‫ض ٍة فَإِنَّ َما يُ َجرْ ِج ُر فِي ب‬


(‫طنِ ِه نَارًا ِم ْن َجهَنَّ َم‬ َّ ِ‫ب أَوْ ف‬
ٍ َ‫ب فِي إِنَا ٍء ِم ْن َذه‬
َ ‫) َم ْن َش ِر‬

Etika Terhadap Tetangga dan Masyarakat15

Orang Muslim meyakini bahwa tetangga mempunyai hak-hak atas dirinya, dan
etika-etika yang harus dijalankan seseorang terhadap tetangga mereka dengan
sempurna, berdasarkan dalil-dalail berikut:
15
Ensiklopedi Muslim(terjemah: Minhajul Muslim), Abu Bakr Jabir Al-Jazairi. Penerjemah: Fadhli
Bahri, Lc. Penerbit: Darul Falah, Jakarta. Cetakan Pertama: Rajab 1421 H /Oktober 2000 M, hal. 148-
151
Firman Allah Subhanahu Wa Ta’aala:

ِ ‫َوا ْعبُ ُدوا هَّللا َ َوالَ تُ ْش ِر ُكوا بِ ِه َش ْيئًا َوبِ ْال َوالِ َدي ِْن إِحْ َسانًا َوبِ ِذي ْالقُرْ بَى َو ْاليَتَا َمى َو ْال َم َسا ِك‬
‫ين‬
.)36 :‫ب (النساء‬ ِ ‫ب بِ ْال َج ْن‬
ِ ‫ب َوالصَّا ِح‬ ِ ُ‫ار ْال ُجن‬
ِ ‫ار ِذي ْالقُرْ بَى َو ْال َج‬ ِ ‫َو ْال َج‬
Dan berbuat baiklah kepada ibu-bapak, karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang
miskin, tetangga dekat den tetangga yang jauh. (An Nisa':36)

Sabda Rasulullah ‫ صلى اهلل عليه وسلم‬,

َ ِ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ أَ َّن َرسُوْ َل هللا‬


َ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل و َ َم ْن َكان‬ ِ ‫ع َْن أَبِي هُ َري َْرةَ َر‬
َ ‫اآلخ ِر فَ ْليُ ْك ِر ْم َج‬
ُ‫اره‬ ِ ‫ي ُْؤ ِم ُن بِاهللِ َو ْاليَوْ ِم‬
Barangsiapa beriman kepada Allah dan hari Akhir, hendaklah memuliakan
tetangganya. (Mutafaq Alaih)

melaksanakan perintahn-Nya dan menjauhi larang-Nya, demikina juga dengan ahlak


terhadap sesama mencakup semua yang dibenci dan disenangi sesama dengan cara
menahan diri dari menyakiti orang lain, berderma dan bermuka manis terhadap
mereka. Beberapa adab yang harus kita ketahui ;

1. Menghormati tetangga dan berprilaku baik terhadap mereka. Rasulullah ‫صلى اهلل عليه‬
‫ وسلم‬bersabda, sebagaimana di dalam hadits Abu Hurairah Radhiallaahu anhu :

َ ِ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ أَ َّن َرسُوْ َل هللا‬


َ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل و َ َم ْن َكان‬ ِ ‫ع َْن أَبِي هُ َري َْرةَ َر‬
َ ‫اآلخ ِر فَ ْليُ ْك ِر ْم َج‬
ُ‫اره‬ ِ ‫ي ُْؤ ِم ُن بِاهللِ َو ْاليَوْ ِم‬
“....Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir, maka hendaklah ia
memu-liakan tetangganya. (Muttafaq’alaih).

2. Bangunan yang kita bangun jangan mengganggu tetangga kita, tidak membuat
mereka tertutup dari sinar mata hari atau udara, dan kita tidak boleh melampaui
batasnya, apakah merusak atau mengubah miliknya, karena hal tersebut menyakiti
perasaannya.

3. Hendaknya Kita memelihara hak-haknya di saat mereka tidak di rumah.

Kita jaga harta dan kehormatan mereka dari tangan-tangan orang jahil; dan hendaknya
kita ulurkan tangan bantuan dan pertolongan kepada mereka yang membutuhkan,
serta memalingkan mata kita dari wanita mereka dan merahasiakan aib mereka.

4. Tidak melakukan suatu kegaduhan yang mengganggu mereka,


seperti suara radio atau TV, atau mengganggu mereka dengan melempari halaman
mereka dengan kotoran, atau menutup jalan bagi mereka. Rasulullah ‫صلى اهلل عليه وسلم‬
telah bersabda:
“Demi Allah, tidak beriman; demi Allah, tidak beriman; demi Allah, tidak beriman!
Nabi ditanya: Siapa, wahai Rasulullah? Nabi menjawab: “Adalah orang yang
tetangganya tidak merasa tentram karena perbuatan-nya”. (Muttafaq’alaih).

5. Jangan kikir untuk memberikan nasihat dan saran kepada mereka, dan seharusnya
kita ajak mereka berbuat yang ma`ruf dan mencegah yang munkar dengan bijaksana
(hikmah) dan nasihat baik tanpa maksud menjatuhkan atau menjelek-jelekkan mereka.

6. Hendaknya kita selalu memberikan makanan kepada tetangga kita.

Rasulullah ‫ صلى اهلل عليه وسلم‬bersabda kepada Abu Dzarr: “Wahai Abu Dzarr, apabila
kamu memasak sayur (daging kuah), maka perbanyaklah airnya dan berilah
tetanggamu”. (HR. Muslim).

7. Hendaknya kita turut bersuka cita di dalam kebahagiaan mereka dan berduka cita
di dalam duka mereka; kita jenguk bila ia sakit, kita tanyakan apabila ia tidak ada,
bersikap baik bila menjumpainya; dan hendaknya kita undang untuk datang ke rumah.

Hal-hal seperti itu mudah membuat hati mereka jinak dan sayang kepada kita.

8. Hendaknya kita tidak mencari-cari kesalahan / kekeliruan mereka dan jangan pula
bahagia bila mereka keliru, bahkan seharusnya kita tidak memandang kekeliruan dan
kealpaan mereka.

9. Hendaknya kita sabar atas prilaku kurang baik mereka terhadap kita.

bersabda: “Ada tiga kelompok manusia yang dicintai ‫ صلى اهلل عليه وسلم‬Rasulullah
Allah.... –Disebutkan di antaranya- :Seseorang yang mempunyai tetangga, ia selalu
disakiti (diganggu) oleh tetangganya, namun ia sabar atas gangguannya itu hingga
keduanya dipisah oleh kematian atau keberangkatannya”. (HR. Ahmad)

Anda mungkin juga menyukai