Anda di halaman 1dari 5

Keutamaan dan Manfaat Dzikir

dalam Alquran dan Hadits


Berdzikir aktivitas terbaik terkait hubungan dengan Allah SWT.

REPUBLIKA.CO.ID, — Dzikir merupakan ibadah sunnah yang paling dianjurkan


untuk dikerjakan setiap saat. Di dalamnya mengandung banyak kebaikan dan
keutamaan.

Ada 10 keutamaan berdzikir yang baik untuk asupan ruh manusia. Kesepuluh
keutamaan itu seperti dikutip dari alukah sebagai berikut:

Pertama, bahwa berdzikir dalam sholat memiliki pahala yang besar. Selain itu
dengan mengingat Allah SWT maka akan menghindari perbuatan keji dan munkar.
Dalam surat Al Ankabut ayat 45.

‫اْت ُل َم ا ُأوِحَي ِإَلْي َك ِمَن اْلِك َت اِب َو َأِقِم الَّص اَل َةۖ ِإَّن الَّص اَل َة َت ْن َه ٰى َع ِن اْلَفْح َش اِء َو اْلُم ْن َك ِر ۗ َو َلِذ ْك ُر الَّلِه َأْك َب ُرۗ َو الَّلُه َي ْع َلُم َم ا‬
‫َت ْص َن ُعوَن‬

Bacalah Kitab (Alquran) yang telah diwahyukan kepadamu (Muhammad) dan


laksanakanlah sholat. Sesungguhnya sholat itu mencegah dari (perbuatan) keji
dan mungkar. Dan (ketahuilah) mengingat Allah itu lebih besar (keutamaannya dari
ibadah yang lain). Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan.”

Kedua, berdzikir adalah untuk mengingat Allah. Maka ketika hamba-Nya


mengingat Allah, maka janji Allah bahwa akan mengingat hamba-Nya tersebut.
Dalam Al Baqarah ayat 152 disebutkan:

‫“ َفاْذ ُك ُروِني َأْذ ُك ْر ُك ْم َو اْشُك ُروا ِلي َو اَل َت ْكُفُروِن‬Maka ingatlah kepada-Ku, Aku pun akan ingat
kepadamu. Bersyukurlah kepada-Ku dan janganlah kamu ingkar kepada-Ku.”

Ketiga, Allah akan mengampuni orang yang berdzikir sebagaimana Allah


mengampuni dosa Nabi Yunus dengan mengeluarkannya dari perut ikan. Dalam
As Shaffat ayat 143-144:

‫َلَلِبَث ِفي َب ْط ِنِه ِإَلٰى َي ْو ِم ُيْب َع ُثوَن‬. ‫“ َفَلْو اَل َأَّنُه َك اَن ِمَن اْلُم َس ِّبِحيَن‬Maka sekiranya dia tidak termasuk orang
yang banyak berdzikir (bertasbih) kepada Allah, niscaya dia akan tetap tinggal di
perut (ikan itu) sampai hari Berbangkit.”
Keempat, berdzikir lebih baik dari sedekah dan jihad dalam aspek mengingat
Allah SWT.

، ‫ وَأْز كاها ِع نَد َمِليِك ُك م‬، ‫ َأاَل ُأَن ِّبُئكم ِبَخ ْي ِر أعماِلُك م‬:‫ قال رسول الله صلى الله عليه‬:‫عن أبي الَّد رداء رضي الله عنه قال‬
، ‫ فَت ْض ِر بوا أعناَقُهم‬، ‫ وخيٌر لكم من أن َت ْلَقوا َع ُد َّو كم‬، ‫ وخيٌر لكم من ِإْن فاِق الَّذ َه ب والَو ِر ِق‬، ‫وَأرفِعها في َد َر جاِتُك م‬
‫ ِذ ْك ُر اللِه‬: ‫ قال‬، ‫ َب َلى‬: ‫ قالوا‬، ! ‫وَي ْض ِر بوا أْع ناقُك م ؟‬

Abu Ad Darda meriwayatkan bahwa Nabi SAW bersabda, "Tidakkah aku akan
memberitahumu tentang tindakan terbaikmu, yang paling murni di hadapan
Tuhanmu, yang menaikkan peringkatmu ke posisi tertinggi, yang lebih baik bagimu
daripada menghabiskan emas dan perak, lebih baik daripada bertemu musuhmu
sehingga kau menyerang di leher mereka dan mereka menyerang Anda? 'Mereka
menjawab, 'Ya, memang', lalu Nabi bersabda, Itu adalah mengingat Allah." (HR At
Tirmidzi)

Kelima, dzikir dapat menghidupkan hati dan makanan yang tepat untuk jiwa.

‫ َم َث ُل اَّلِذي َي ْذ ُك ُر َر َّبُه َو اَّلِذي ال َي ْذ ُك ُر َر َّبُه َم َث ُل الَح ِّي َو الَمِّيِت‬:‫ َقاَل الَّنِبُّي ﷺ‬: ‫َع ْن َأِبي ُموَس ى رضي الله عنه َقاَل‬

Abu Musa Al Asy'ari meriwayatkan bahwa Nabi bersabda, "Persamaan seseorang


yang mengingat Tuhannya dan seseorang yang tidak mengingatnya adalah seperti
orang hidup dan mati." (HR Al Bukhari)

Keenam, berdzikir bisa mendapatkan seribu kebaikan dan menghapus


keburukan.

‫ ((أَي عِجُز أحُد كم أن يكِس َب‬:‫ فقال‬،‫ كنا عند رسول الله صلى الله عليه وسلم‬:‫عن سعد بن أبي وقاص رضي الله عنه قال‬
‫ فُتكتب له ألف‬،‫ ((ُيسِّبُح مائَة تسبيحٍة‬:‫ كيف يكِس ُب ألف حسنة؟ قال‬:‫ فسأله سائل ِمن جلسائه‬،))!‫في كل يوم ألَف حسنٍة؟‬
‫ أو ُتَح ط عنه ألف خطيئة‬،‫حسنة‬

Dari Saad bin Abi Wawash RA, dia berkata, “Suatu saat kami bersama Rasulullah
SAW, beliau bersabda, “Apakah seseorang di antara kamu tidak mampu
mendapatkan seribu kebaikan tiap hari?” Salah seorang di antara yang duduk
bertanya, “Bagaimana di antara kita bisa memperoleh seribu kebaikan (dalam
sehari)?” Rasul bersabda, “Hendaklah dia membaca seratus tasbih
(subhaanallaah), maka ditulis seribu kebaikan baginya atau seribu kejelekannya
dihapus.” (HR Muslim)
Ketujuh, dzikir adalah harta surga.

‫ ((أال َأُد ُّلك على َك نٍز ِمن كنوز‬:‫ قال لي النبي صلى الله عليه وسلم‬:‫عن أبي موسى األشعري رضي الله عنه قال‬
))‫ ال حول وال قوة إال بالله‬:‫ ((قل‬:‫ قال‬،‫ بلى يا رسول الله‬:‫ فقلت‬،))‫الجنة؟‬

Dari Abu Musa Al Asy'ari, dia berkata, “Nabi, berkata kepadaku, "Maukah aku
membimbingmu ke harta karun di antara harta surga?” Aku berkata, ‘Ya, wahai
Rasulullah. Dia berkata, “Katakanlah: Tidak ada daya dan kekuatan selain Allah.”

Kedelapan, membasahi lidah dengan dzikir adalah ibadah yanh ringan


namun pahala besar.
‫ ِإَّن َش َر اِئَع اِإلْس َالِم َقْد‬، ‫ َي ا َر ُسْو َل اللِه‬: ‫ َأَّن َر ُج ًال َقاَل‬: – ‫َو َع ْن َع ْب ِد اللِه ْب ِن ُبْس ٍر – َر ِض َي اللُه َع ْن ُه‬
)) ‫ (( َال َي زاُل ِلَس اُنَك َر ْط بًا ِم ْن ِذ ْك ِر اللِه‬: ‫ َفَأْخ ِبْر ِني ِبَش ْي ٍء َأَتَش ْب ُث ِبِه َقاَل‬، ‫َك ُثَر ْت َع لَّي‬

Dari ‘Abdullah bin Busr RA bahwa ada seorang lelaki berkata, “Wahai
Rasulullah, sesungguhnya syariat Islam ini telah banyak bagiku, maka
beritahulah kepadaku sesuatu yang bisa aku pegang selalu.” Beliau
menjawab, “Hendaklah lisanmu selalu basah karena berddzikir kepada
Allah.” (HR Tirmidzi).

Kesembilan, berdzikir adalah cara berdagang dengan Allah


‫ وأمٌر‬،‫ وكل تكبيرة صدقة‬،‫ وكُّل تهليلٍة صدقة‬، ‫ وكُّل تحميدٍة صدقٌة‬، ‫ فكُّل تسبيحٍة صدقٌة‬: ‫ِمن أحدكم صدقٌة‬
‫ ويجزئ من ذلك ركعتاِن ترَك ُعهما ِمن الضحى‬، ‫ ونهي عن منكر صدقٌة‬،‫بالمعروف صدقة‬

Riwayat Abu Dzar RA. ''Rasulullah SAW bersabda, ''Hendaklah masing-


masingmu setiap pagi bersedekah untuk setiap ruas tulang badannya.
Maka, tiap kali bacaan tasbih adalah sedekah, setiap tahmid adalah
sedekah, setiap tahlil adalah sedekah, setiap takbir adalah sedekah,
menyuruh kebaikan adalah sedekah, melarang keburukan adalah
sedekah dan sebagai ganti dari semua itu, cukuplah mengerjakan dua
rakaat sholat dhuha.'' (HR Ahmad, Muslim, dan Abu Daud)

Kesepuluh, berdzikir adalah sifat orang mukmin. Dalam Alquran surat


An Nur ayat 36-38.
‫ِر َج اٌل اَل ُتْلِه يِه ْم ِتَج اَر ٌة َو اَل‬. ‫ِفي ُبُيوٍت َأِذَن الَّلُه َأْن ُتْر َفَع َو ُيْذ َك َر ِفيَه ا اْس ُمُه ُيَس ِّبُح َلُه ِفيَه ا ِباْلُغ ُد ِّو َو اآْل َص اِل‬
‫ِلَي ْج ِز َي ُهُم الَّلُه‬. ‫َب ْيٌع َع ْن ِذ ْك ِر الَّلِه َو ِإَقاِم الَّص اَل ِة َو ِإيَت اِء الَّز َك اِةۙ َي َخ اُفوَن َي ْو ًما َتَت َقَّلُب ِفيِه اْلُقُلوُب َو اَأْلْب َص اُر‬
‫َأْح َسَن َم ا َعِم ُلوا َو َي ِز يَدُه ْم ِم ْن َفْض ِلِهۗ َو الَّلُه َي ْر ُز ُق َم ْن َي َش اُء ِبَغْي ِر ِحَس اٍب‬

(Cahaya itu) di rumah-rumah yang di sana telah diperintahkan Allah


untuk memuliakan dan menyebut nama-Nya, di sana bertasbih
(menyucikan) nama-Nya pada waktu pagi dan petang.

orang yang tidak dilalaikan perdagangan dan jual-beli dari mengingat


Allah, melaksanakan salat, dan menunaikan zakat. Mereka takut
kepada hari ketika hati dan penglihatan menjadi guncang (hari Kiamat),
(mereka melakukan itu) agar Allah memberi balasan kepada mereka
dengan yang lebih baik daripada apa yang telah mereka kerjakan, dan
agar Dia menambah karunia-Nya kepada mereka. Dan Allah memberi
rezeki kepada siapa saja yang Dia kehendaki tanpa batas.”

Telah diriwayatkan dari Abu Sa’id al-Khudri radhiyallahu 'anhu,


bahwasanya Nabi shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

‫ َو ِإَّم ا‬،‫ ِإَّم ا ُيَع ِّجُل َلُه َد ْع َو َتُه‬:‫ ِإَّال َأْع َطاُه ُهللا ِبَها ِإْح َدى َثَالٍث‬،‫ َلْيَس ِفْيَها ِإْثٌم َو َال َقِط ْيَع ُة َر ِح م‬،‫َم ا ِم ْن ُم ْس ِلٍم َيْدُع ْو ِبَد ْع َو ٍة‬
.‫ َو ِإَّم ا َأْن َيْص ِرَف َع ْنُه ِم َن الُّسْو ِء ِم ْثَلَها‬،‫َأْن َيَّد ِخ َر َها َلُه ِفي ْاآلِخ َرِة‬

“Tidaklah seorang muslim berdo`a dengan suatu do`a, yang tiada


terkandung di dalamnya dosa dan terputusnya tali silaturahim,
melainkan Allahta’ala pasti memberinya karena do`anya itu salah
satu dari tiga hal: Allahta’ala akan mempercepat terkabulnya
do`a hamba tersebut, atau Dia akan menyim-pannya sebagai
tabungan baginya di akhirat, atau Dia akan
menghindarkannya dari keburukan yang semisalnya.” (HR.
Ahmad dan al-Hakim, lalu al-Hakim menshahihkannya dan
disepakati oleh Imam adz-Dzahabi).
Dari ‘Ubadah bin Shamit radhiyallahu 'anhu, bahwasanya
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda,

‫ َم ا َلْم َيْدُع ِبِإْثٍم َأْو َقِط ْيَعِة‬،‫ َأْو َصَر َف َع ْنُه ِم َن الُّسـْو ِء ِم ْثَلَها‬،‫َم ا َع َلى ْاَألْر ِض ُم ْس ِلٌم َيْدُع ـْو َهللا ِبَد ْع ـَو ٍة ِإَّال آَتاُه ُهللا ِإَّياَها‬
. ‫ َقْد َدَعْو ُت َو َدَعـْو ُت َفَلْم ُيْسـَتَج ْب ِلْي‬:‫ َم ا َلْم ُيَع ِّجْل َيُقْو ُل‬، ‫َر ِح ٍم‬

“Di atas bumi ini, tidaklah seorang muslim berdo`a dengan suatu
do`a, melainkan Allah akan mengabulkan do`anya, atau
menjauhkannya dari kejelekan yang semisalnya, selama dia tidak
berdo`a untuk suatu dosa dan memutus hubungan silaturahim, dan
selagi dia tidak tergesa-gesa untuk mengucapkan: ‘Sungguh aku
telah berdo`a dan berdo`a, namun do`aku tidak pernah
dikabulkan’.” (HR. Tirmidzi dan al-Hakim, lalu al-Hakim
menshahihkannya dan disepakati oleh Imam Dzahabi).

Anda mungkin juga menyukai