Anda di halaman 1dari 50

PENERAPAN AKHLAK DALAM KEHIDUP

A. AKHLAK BERTETANGGA
B. PERGAULAN SOSIAL
C. PERGAULAN REMAJA
D. AKHLAK PERLALU LINTAS
Bertentangga
Berikut ini adalah beberapa adab bertetangga yang perlu kita aplikasikan
dalam kehidupan kita sehari-hari:
1. Bersikap baik
Kepada tetangga, hendaknya kita selalu bersikap baik agar hubungan yang
terjalin pun semakin hangat dan akrab. Hal ini juga telah diperintahkan
langsung oleh Allah SWT dalam Al Quran,
‫ار ِذي ْالقُرْ بَى‬
ِ ‫ين َو ْال َج‬
ِ ‫اعبُ ُدوا هَّللا َ َواَل تُ ْش ِر ُكوا بِ ِه َش ْيًئا َوبِ ْال َوالِ َد ْي ِن ِإحْ َسانًا َوبِ ِذي ْالقُرْ بَى َو ْاليَتَا َمى َو ْال َم َسا ِك‬
ْ ‫َو‬
ِ ُ‫ار ْال ُجن‬
‫ب‬ ِ ‫َو ْال َج‬
“Beribadahlah kepada Allah dan janganlah kamu mempersekutukan-Nya
dengan sesuatu apapun. Dan berbuat baiklah kepada dua orang ibu bapak,
karib kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin, tetangga yang dekat
dan tetangga yang jauh.” (QS. An Nisa: 36). Berikut ini adalah beberapa adab
bertetangga yang perlu kita aplikasikan dalam kehidupan kita sehari-hari:
2. Tidak menghalangi bangunan tetangga
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu,
ِ ‫الَ يَ ْمنَ ْع َأ َح ُد ُك ْم َجا َرهُ َأ ْن يَ ْغ ِر َز َخ َشبَةً فِى ِج َد‬
‫ار ِه‬
“Janganlah salah seorang di antara kalian melarang
tetangganya menancapkan kayu di dinding (tembok)nya”
(HR.Bukhari (no.1609); Muslim (no.2463); dan lafazh
hadits ini menurut riwayat beliau; Ahmad (no.7236); at-
Tirmidzi (no.1353); Abu Dawud (no.3634); Ibnu Majah
(no.2335); dan Malik (no.1462)
3. Memelihara hak tetangga
Hak tetangga yang perlu kita jaga adalah melindungi harta
mereka dari orang jahat, serta memberikan beberapa
hadiah.
Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, ia berkata, “Aku bertanya,
‘Wahai Rasulullah, aku memiliki dua tetangga, manakah
yang aku beri hadiah?’ Nabi menjawab,
َ ‫ِإلَى َأ ْق َر ِب ِه َما ِم ْن‬
ً ‫ك باَبا‬
Yang pintunya paling dekat dengan rumahmu’” (HR.
Bukhari (no.6020); Ahmad (no.24895); dan Abu Dawud
(no.5155)).
4. Tidak menggangu tetangga
Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu berkata,
“Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda,
ُ‫ان يُْؤ ِم ُن بِاهَّلل ِ َو ْاليَ ْو ِم اآْل ِخ ِر فَاَل يُْؤ ِذ َجا َره‬
َ ‫َم ْن َك‬
“Barangsiapa yang beriman kepada Allah dan hari Akhir
maka janganlah dia mengganggu tetangganya’”(HR.
Bukhari (no.1609)
Dari Abu Syuraih radhiyallahu ‘anhu meriwayatkan
bahwa Nabi shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda,
‫َوهَّللا اَل يُْؤ ِم ُن َوهَّللا ِ اَل يُْؤ ِم ُن َوهَّللا ِ اَل يُْؤ ِم ُن ِقي َل َو َم ْن يَا َرسُو َل هَّللا ِ قَا َل الَّ ِذي اَل يَْأ َم ُن‬
ُ‫َجا ُرهُ بَ َوايِقَه‬
“Demi Allah, tidak beriman. Demi Allah, tidak beriman.
Demi Allah, tidak beriman. “Sahabat bertanya, “Siapa
wahai Rasulullah?” Beliau menjawab, “Yang tetangganya
tidak aman dari keburukannya” (HR. Bukhari (no.6016)).
5. Memberi makanan
Rasulullah shallallahu ‘alahi wassalam bersabda kepada
Abu Dzar radhiyallahu ‘anhu,
َ َ‫ت َم َرقَةً فََأ ْكثِرْ َما َءهَا َوتَ َعاهَ ْد ِجي َران‬
‫ك‬ َ ‫يَا َأبَا َذرٍّ ِإ َذا طَبَ ْخ‬
“Wahai Abu Dzar, apabila kamu memasak sayur (daging
kuah) maka perbanyaklah airnya dan berilah
tetanggamu” (HR. Muslim).
6. Sabar jika diganggu
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wassallam bersabda :
“Ada tiga kelompok manusia yang dicintai Allah, …
Disebutkan diantaranya: “Seseorang yang mempunyai
tetangga, ia selalu disakiti (diganggu) oleh tetangganya,
namun ia sabar atas gangguannya itu hingga keduanya
dipisah boleh kematian atau keberangkatannya” (HR.
Ahmad dan dishahihkan oleh Al-Albani).
7.  Menjenguk ketika ia sakit
. Rasulullah ‫ ص لىهللا عليه و س لم‬bersabda:
َ ‫ فَِإ ْن َك‬،ُ‫س َغ َم َر ْتهُ الرَّحْ َمة‬
ً‫ان ُغ ْد َوة‬ َ ِ‫َعا َد ال َّر ُج ُل َأ َخاهُ ْال ُم ْسلِ َم َم َشى فِ ْي ِخ َرافَ ِة ْال َجنَّ ِة َحتَّى يَجْ ل‬
َ َ‫س فَِإ َذا َجل‬
‫ك َحتَّى يُصْ ِب َح‬ٍ َ‫ف َمل‬ َ ‫صلَّى َعلَ ْي ِه َس ْبع ُْو َن َأ ْل‬
َ ‫ان َم َسا ًء‬ َ ‫ َوِإ ْن َك‬،‫ك َحتَّى يُ ْم ِس َي‬ َ ‫صلَّى َعلَ ْي ِه َس ْبع ُْو َن َأ ْل‬
ٍ َ‫ف َمل‬ َ .
“Apabila seseorang menjenguk saudaranya yang muslim (yang sedang
sakit), maka (seakan-akan) dia berjalan sambil memetik buah-buahan
Surga sehingga dia duduk, apabila sudah duduk maka diturunkan
kepadanya rahmat dengan deras. Apabila menjenguknya di pagi hari
maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar mendapat
rahmat hingga waktu sore tiba. Apabila menjenguknya di sore hari,
maka tujuh puluh ribu malaikat mendo’akannya agar diberi rahmat
hingga waktu pagi tiba.” (HR. at-Tirmidzi, Ibnu Majah dan Imam
Ahmad dengan sanad shahih).
Berlalu lintas
Dalil berlalul lintas
Hamba-hamba Ar-Rahmân – Tuhan Pencurah kasih –
adalah  orang-orang yang berjalan di  bumi dengan
rendah hati dan apabila orang-orang jahil menyapa
mereka, mereka mengucapkan “salam “ (yakni mari
berpisah dengan damai). (Q.S. Al-Furqân [25]: 63).
Kandungan pesan di atas sejalan dengan kandungan
pesan Q.S. Al-Isra’ [17]: 37 yang maksudnya: “Janganlah
engkau -siapapun engkau- berjalan di persada bumi
dengan  penuh keangkuhan/ ugal-ugalan
Transportasi di Launchingkan pertama kali oleh Tuhan
melalui utusan-Nya Nuh AS, kapal merupakan bangunan
Teknologi, yang syarat dengan Ketentuan Hukum Alam,
Hukum Alam ini di bangun sejak Alam di cipta-Nya.
Kapal dalam bahasa Al Quran tereksplisit dengan teks Al
Fulk ( ‫ ا لفلك‬/ Qs. Al-Baqarah 164), teks Universal ini bersifat
Sholih likulli zaman wa makan ( eksis di setiap waktu dan
tempat ), sehingga Al Fulk bisa bermakna Mobil, Sepeda
Motor, Pesawat atau Teknologi. Al Fulk berjalan / bergerak
( ‫ ا َّلتِيتَ جْ ِر‬/ Qs. Al-Baqarah 164) dengan layar, otomotif.
‫ي‬
Sarana / medianya‫ فِ يا ْلبَحْ ر‬berupa Laut, darat, udara.
Rambu, Marka, Traffict Light merupakan Ijtihad Fiqih
atas teks wahyu “‫ فِ يا ْلبَحْ ِر‬dibaca Al Bahri Fi), begitu pula
Instrumen Motor ( ‫ ) ا لفلك‬meliputi Lampu Depan
Belakang, Lampu Sign, Spion, Klakson dan Rem.
Adapun Helm, kita bangun Ijtihad melalui analogi
ْ “(dibaca
dengan mendinamisasikan teks ”‫اع َم ْل َس ابِ َغ ٍات‬
Sabighotin A’mal)/ Qs. Surah Saba’ ayat 11″ ( buatlah
baju besi) yang diperintahkan-Nya kepada Nabi Dawud
saat peperangan Jalut dan Marut.
 larangan mengganggu dan merintangi jalan. Dalam
Surah Al-A’raf ayat 86
(ِ ‫نس بِ ِيل هَّللا ِ َمْنآ َم َنبِ ه‬ َ ‫ص ُّد‬
َ ‫ون َع‬ َ ‫اط تُ و ِع ُد‬
ُ َ‫ون َوت‬ ِ ‫َواَل تَ ْق ُع ُدوا بِ ُك ِّل‬
ٍ ‫ص َر‬
‫ ) َوتَب ُْغ ونَهَ ا ِع َوجًا‬dengan jelas Allah melarangnya.
Meskipun ayat ini mengacu kepada umat Nabi Syuaib,
tapi semangatnya tetap berlaku untuk zaman sekarang.
Pengertian mengganggu dapat dikembangkan untuk
berbagai bentuk, mulai nongkrong (sambil mengusili
orang yang melintas), hingga membegal pelintas jalan.
anjuran untuk memberikan kemudahan bagi pelalu
lintas. Dalam sebuah hadis yang diriwayatkan oleh Abu
Hurairah, Nabi bersabda:
“‫اإليمان بضع و سبعون اوبضع وستون شعبة فأفضلها قول ال اله إال هللا‬
‫ والحياء شعبة من اإليمان‬, ‫”وأدناها إماطة األذى عن الطريق‬
Tema hadis ini adalah pemeringkatan iman. Yang
tertinggi adalah ucapan tahlil (La ilaha illallah) dan yang
paling rendah adalah “menyingkirkan aral dari tengah
jalan”. Namun, amanat di dalamnya adalah karsa untuk
memudahkan orang saat melintas di jalanan.
Ada ‘CCTV’ di mana-mana!”, inilah konsep puncaknya.
Hadis masyhur riwayat Syd. Muadz bin Jabal yang
berbunyi
ٍ ُ‫اس ب ُخل‬
“‫ق َح َس ٍن‬ ِ ‫ و َخ‬،‫ت وَأ ْتبِ ِع ال َّسيَِّئةَ ْالحسنةَ تَ ْم ُحهَا‬
َ َّ‫الق الن‬ َ ‫ق هَّللا َ َح ْيثُ َما ُك ْن‬
ِ َّ‫”ات‬
adalah kata kunci utama keberimanan. Ketika kita
mengaku mukmin, pada saat itulah kita harus awas dan
sadar bahwa Allah selalu memantau gerak-gerik
manusia, bahwa hingga suara hati kita. Intermalisasi
semangat hadis ini akan membuat manusia senantiasa
beriman dalam kondisi apa pun, di mana pun.
Dalil Alqur’an:
ُ َّ‫ضبِ َغي ِْر ا ْل َح ِّقيَ اَأيُّهَ ا ا لن‬
‫اسِإنَّ َما بَ ْغيُ ُك ْم َعلَى‬ ِ ْ‫ونفِ ي ْا َألر‬ َ ‫فَ لَ َّمآ َأن َجا ُه ْم ِإ َذا ُه ْم يَ ب ُْغ‬
‫ون{ي ونس‬ َ ُ‫َأنفُ ِس ُكم َّمتَا َع ا ْل َحيَا ِة ا ل ُّد ْنيَا ثُ َّم ِإ َلْينَا َمرْ ِج ُع ُك ْم فَ نُنَبُِّئ ُكم بِ َما ُك نتُ ْم تَ ْع َمل‬
}23 : ]10[
Maka tatkala Allah menyelamatkan mereka, tiba-tiba
mereka membuat kezaliman di muka bumi tanpa (alasan)
yang benar. Hai manusia, sesungguhnya (bencana)
kezalimanmu akan menimpa dirimu sendiri; (hasil
kezalimanmu) itu hanyalah kenikmatan hidup duniawi,
kemudian kepada Kami-lah kembalimu, lalu Kami
kabarkan kepadamu apa yang telah kamu kerjakan.
Dalil Alhadits :
َ‫ل ” ال‬: ‫عنما لكعنعمرو ب ني حييا لمازنيعنأبيهأنرسولهللا ص لىهللا عليه وسلم ق ا‬
‫ ا لموطاء ب رواية ي حيىب ني حييب ن‬, ]1461 : ‫ [ح‬, 489 : ‫ض َر َر ” (ص‬ِ ‫ض َر َر َو َال‬
َ
)‫ك ثير ا لليثيا ألندلسي‬
Rasulullah Saw bersabda: “Jangan merusak dan jangan saling
membuat kerusakan”
Hadis di atas menegaskan haram hukumnya kita membuat
kerusakan. Mengganggu atau membuat keresahan di tempat
kepentingan umum sama dengan membuat kerusakan yaitu
merusak kemaslahatan dan kepentingan umum yang lebih
besar. Maka tindakan tersebut hukumnya tidak boleh dan jatuh
kepada perbuatan yang Haram.
Kaidah Fikih :
1- ‫صح َِّة‬ِّ ‫ ُأ ُم ْو ُر ا ل ُم ْسلِ ِمي َْن َمحْ ُم ْولَ ٌة َع َلىا ل‬.
“Segala urusan umat Islam harus membawa kepada hal-hal yang
baik.”
Maka dari kaidah ini disimpulkan bahwa, kepentingan umat
Islam meskipun tujuannya yang baik, jika dampaknya dapat
meresahkan terhadap kepentingan umum yang lebih besar maka
hukumnya tidak boleh.
2- ‫صا ِل َحبَ َدَئ بِ َأ َه ِّمهَ ا‬ َ ‫ت ل َم‬ ‫ضْ ا‬ َ ‫ ِإ َذا تَ َع ا َر‬.
“Apabila terjadi adanya bertentangan kepentingan (kemaslahatan
umat), maka didahulukanlah kepentingan yang lebih mendasar
(kepentingan yang lebih besar).”
Maka dari kaidah ini disimpulkan bahwa kemaslahatan
umum harus lebih diutamakan daripada kepentingan
yang lebih kecil, apalagi sifatnya dapat meresahkan atau
mengganggu ketertiban umum, seperti menggunakan
jalan umum sehingga terjadinya kemacetan yang
panjang.
Haram Hukumnya menggunakan fasilitas umum dengan ketentuan sebagai berikut :
1. Jika jalan umum atau tempat milik umum sengaja digunakan untuk acara tertentu
baik bersifat pribadi atau untuk kepentingan tertentu yang menyebabkan terjadinya
keresahan atau mengganggu kepentingan umum, maka hukumnya Haram bagi
panitia yang membuat acara tersebut.
2. Jika acara tersebut tidak bermaksud untuk meresahkan atau menganggu
kepentingan umum, seperti adanya acara yang tidak terduga para pengunjung
datang bukan karena diundang tetapi karena kemauan masyarakat sendiri, maka
pihak berwajib seperti polisi wajib mengamankannya dan menindak siapa saja
individu yang menyebabkan terjadinya keresahan yang mengganggu.
3. Jika jalan umum atau tempat milik umum digunakan tidak bermaksud untuk
meresahkan atau menganggu kepentingan umum seperti untuk kemaslahatan yang
lebih besar seperti acara-acara pemerintah, pembangunan jalan, dll atau karena
melayat orang yang kemalangan maka ini dianggap “Dharurat” maka hukumnya
boleh.
Dalil ttg pergaulan
1. Al-Ahzab ayat 53:
"Hai orang-orangyang beriman, janganlah kamu memasuki rumah-
rumah Nabikecuali bilakamu diizinkan untuk makan dengan tidak
menunggu-nungguwaktu masak(makanannya) tetapi jika kamu diundang
maka masuklah dan bila kamuselesai makan, keluarlah kamu tanpa
asyikmemperpanjangpercakapan.Sesungguhnya yang demikian itu akan
mengganggu Nabi laluNabi malu kepadamu (untuk menyuruh kamu
keluar), dan Allah tidak malu(menerangkan) yang benar. Apabila kamu
meminta sesuatu(keperluan)kepada mereka (isteri- isteri Nabi), maka
mintalah daribelakang tabir.Cara yang demikian itu lebih suci bagi hatimu
dan hatimereka. Dantidak boleh kamu menyakiti (hati) Rasulullah dan
tidak(pula) mengawiniisteri- isterinya selama-lamanya sesudah ia wafat.
Sesungguhnyaperbuatan itu adalah amat besar (dosanya) di sisi Allah."
2. Al-Isra': 32
"Dan janganlah kalian mendekati perbuatan zina,
sesungguhnya itu adalah perbuatan nista dan sejelek-jelek
jalan.“
3. An-Nur ayat 30:
Katakanlahkepadaorang laki-laki yang beriman: "Hendaklah
mereka menahanpandanganya, danmemelihara kemaluannya;
yang demikian itu adalah lebihsuci bagi mereka,sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui apa yang merekaperbuat."
4. An-Nur ayat 31:
Katakanlahkepadawanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan
pandangannya,dankemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan
perhiasannya,kecualiyang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah
merekamenutupkan kainkudung kedadanya, dan janganlah menampakkan
perhiasannyakecuali kepadasuami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami
mereka,atauputera-putera mereka, atau putera-putera suami mereka,atausaudara-
saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudaralelakimereka, atau putera-
putera saudara perempuan mereka, atauwanita-wanitaislam, atau budak-budak
yang mereka miliki, ataupelayan-pelayanlaki-laki yang tidak mempunyai keinginan
(terhadapwanita) atauanak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita.
Danjanganlahmereka memukulkan kakinyua agar diketahui perhiasan
yangmerekasembunyikan. Dan bertaubatlah kamu sekalian kepada Allah,haiorang-
orang yang beriman supaya kamu beruntung
5. Al-Ahzab: 32
"Makajanganlahkalian (para istri Nabi Shallallahu 'alaihi
wa sallam)berbicara dengansuara yang lembut, sehingga
lelaki yang memilikipenyakit dalam kalbunyamenjadi
tergoda dan ucapkanlah perkataan yangma'ruf (baik)."
Dalil Haramnya Pergaulan Bebas
Hadist
1."Sesungguhnyadunia itu manis dan hijau (indah memesona), dan
AllahSubhanahu waTa'ala menjadikan kalian sebagai khalifah
(penghuni) diatasnya,kemudian Allah Subhanahu wa Ta'ala
memerhatikan amalan kalian.Makaberhati-hatilah kalian terhadap
dunia dan wanita, karenasesungguhnyaawal fitnah (kehancuran) Bani
Israil dari kaum wanita."(HR. Muslim,dari Abu Sa'id Al-Khudri
radhiyallahu 'anhu)
2."Tidaklah akumeninggalkan fitnah sepeninggalku yang lebih
berbahayaterhadap kaumlelaki dari fitnah (godaan) wanita."
(Muttafaqun 'alaih,dari Usamah binZaid radhiyallahu 'anhuma)
3."Hati-hatilah kalian dari masukmenemui wanita."
Seorang lelaki darikalangan Anshar berkata:
"Bagaimanapendapatmu dengan kerabat suami? "Maka
Rasulullah Shallallahu 'alaihiwa sallam bersabda: "Mereka
adalahkebinasaan." (Muttafaq 'alaih, dari'Uqbah bin 'Amir
radhiyallahu 'anhu)
4. "Jangan sekali-kali salahseorang kalian berkhalwat
dengan wanita, kecuali bersama mahram."(Muttafaq 'alaih,
dari Ibnu'Abbas.R.A)
5."Barangsiapa berimankepada Allah dan hari akhir
maka jangansekali-kali dia berkhalwatdengan seorang
wanita tanpa disertaimahramnya, karena setan
akanmenyertai keduanya." (HR. Ahmad)
6.Rasulullah Shallallahu 'alaihiwa sallam dalam hadits
Abu Hurairahradhiyallahu 'anhu:"Telah ditulisbagi
setiap Bani Adam bagiannya darizina, pasti dia akan
melakukannya,kedua mata
6. zinanya adalah memandang,kedua telinga zinanya adalahmendengar,
lidah(lisan) zinanya adalahberbicara, tangan zinanya adalahmemegang,
kaki zinanya adalahmelangkah, sementara kalbu berkeinginandan
berangan-angan, makakemaluan lah yang membenarkan atau
mendustakan.
7."DemiAllah, sungguh jika kepala salah seorang dari kalian
ditusukdenganjarum dari besi, maka itu lebih baik dari menyentuh wanita
yangtidakhalal baginya." (HR. Ath-Thabarani dan Al-Baihaqi dari Ma'qil
binYasarradhiyallahu 'anhu, dan dishahihkan oleh Al-Albani dalamAsh-
Shahihahno. 226
8.Aisyah radhiyallahu 'anha berkata: "Tidak. Demi Allah,tidak pernahsama
sekali tangan Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa sallammenyentuhtangan
wanita (selain mahramnya), melainkan beliau membai'atmerekadengan
ucapan (tanpa jabat tangan)." (HR. Muslim
9.DalamShahih Muslim dari Jabir bin Abdillah radhiyallahu 'anhuma,
diaberkata:"Aku bertanya kepada Rasulullah Shallallahu 'alaihi wa
sallamtentangpandangan yang tiba-tiba (tanpa sengaja)? Maka
beliaubersabda:'Palingkan pandanganmu'."
10." Janganlah kalian masuk ketempat wanita. 'Lalu seseorang dari
kaumAnshar berkata : "WahaiRasulullah, bagaimana pendapatmu
mengenaiipar?'. Beliau menjawab, "Iparitu maut (menyendiri dengannya
bagaikanbertemu dengan kematian)".(Hadits Riwayat Muttafaqun 'alaih)
11.Ath-Thabrany mentakhrijsebuah hadits. "Janganlah kamu
sekalianberkhalwat dengan wanita. Demidiriku yang ada dalam kekuasaan-
Nya,tidaklah seorang laki-lakiberkhalwat dengan seorang wanita
melainkansyetan akan masuk di antarakeduanya. Lebih baik seorang laki-
lakiberdekatan dengan babi yangberlumuran tanah liat atau lumpur
daripadadia mendekatkan bahunya kebahu wanita yang tidak halal baginya".
Allah berfirman :
‫ك قَا َل َم َعا َذ‬
َ َ‫ْت ل‬ َ ‫ت هَي‬ ْ َ‫اب َوقَال‬ َ ‫ت اَأل ْب َو‬
ِ َ‫ َو َرا َو َد ْتهُ الَّتِي هُ َو ِفي بَ ْيتِهَا َع ْن نَ ْف ِس ِه َو َغلَّق‬
‫ون‬َ ‫ي ِإنَّهُ ال يُ ْفلِ ُح الظَّالِ ُم‬
َ ‫هَّللا ِ ِإنَّهُ َربِّي َأحْ َس َن َم ْث َوا‬
Dan wanita (Zulaiha) yang Yusuf tinggal di rumahnya
menggoda Yusuf untuk menundukkan dirinya
(kepadanya) dan dia menutup pintu-pintu, seraya
perkata, “Marilah ke sini.” Yusuf berkata, “Aku berlindung
kepada Allah, sungguh tuanku telah memperlakukan aku
dengan baik.” Sesungguhnya orang-orang yang zhalim
tiada akan beruntung.” (QS. Yusuf: 23)
Allah memerintahkan kaum laki-laki dan kaum perempuan
untuk menahan pandangan, sebagaimana Firman Allah :
‫ك َأ ْز َكى لَهُ ْم ِإ َّن هَّللا َ َخبِي ٌر‬
َ ِ‫ار ِه ْم َويَحْ فَظُوا فُرُو َجهُ ْم َذل‬ َ ‫ين يَ ُغضُّ وا ِم ْن َأب‬
ِ ‫ْص‬ َ ِ‫ قُلْ ِل ْل ُمْؤ ِمن‬
‫ار ِه َّن‬ َ ‫ضضْ َن ِم ْن َأب‬
ِ ‫ْص‬ ِ َ‫) َوقُلْ لِ ْل ُمْؤ ِمن‬30( ‫ُون‬
ُ ‫ات يَ ْغ‬ َ ‫بِ َما يَصْ نَع‬
“Katakanlah kepada orang laki-laki yang beriman,
“Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan
memelihara kemaluannya; yang demikian itu adalah lebih
suci bagi mereka, sesungguhnya Allah Maha Mengetahui apa
yang mereka perbuat.” Katakanlah kepada perempuan yang
beriman, “Hendaklah mereka menahan pandangannya.” (QS.
An-Nuur: 30-31)
Maka ajaran Islam tidak mentolerir kecuali pandangan
pertama yang tidak disengaja, sebagaimana yang
diriwayatkan oleh Al-Hakim dalam Mustadrak dari
Ali radhiyallahu ‘anhu bahwa
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam bersabda:
ِ ‫ك ْا‬
ُ‫آلخ َرة‬ ْ ‫ك ْاُأل ْولَي َولَ ْي َس‬
َ َ‫ت ل‬ ْ َّ‫ظ َرةَ الن‬
َ َ‫ظ َرةَ فَِإنَّ َما ل‬ ْ َّ‫ الَ تُ ْتبِع الن‬،‫يَا َعلِ ُّي‬
ِ
“Wahai Ali, janganlah kamu meneruskan suatu
pandangan kepada pandangan lain, sesungguhnya
bagimu hanya pandangan yang pertama dan kamu tidak
punya hak untuk pandangan selanjutnya.” (Al-Hakim
Allah memerintahkan untuk menahan pandangan karena memandang
kepada orang yang diharamkan termasuk bagian dari zina, sebagaimana
sabda Nabi shallallahu ‘alaihi wasallam:
‫ان ِزنَاهُ َما‬ ِ َ‫ظ ُر َو ْاُأل ُذن‬ْ َ‫ان ِزنَاهُ َما الَّن‬
ِ َ‫ك الَ َم َحالَةَ فَ ْال َع ْين‬ َ ‫ص ْيبُهُ ِم َن ال ِّزنَا َأ ْد َر‬
َ ِ‫ك َذل‬ ِ َ‫ب َعلَى ا ْبنِ ْي آ َد َم ن‬ َ ِ‫ ُكت‬
ُ ‫ص ِّد‬ َ ُ‫طشُ َوال ِّرجْ ُل ِزنَاهَا ْال ُخطَا َو ْالقَ ْلبُ يَه ِْويْ َويَتَ َّمنَي َوي‬ ْ َ‫ان ِزنَاهُ ْال َكالَ ُم َو ْاليَ ُد ِزنَاهَا ْالب‬ ُ ‫اع َواللِّ َس‬
‫ق‬ ِ ‫اال ْستِ َم‬
ُ‫ك ْالفَرْ ُج َويُ َك ِّذبُه‬ َ ِ‫َذل‬
“Setiap anak Adam pasti mendapat bagian dari zina yang tidak
terelakkan, kedua mata berzina dan zinanya adalah memandang, kedua
telinga berzina dan zinanya adalah mendengar, lisan berzina dan zinanya
adalah berbicara, tangan berzina dan zinanya adalah memegang, kaki
berzina dan zinanya adalah berjalan dan hati yang menarik dan
berangan-angan lalu kemaluan membenarkan atau mendustakan
itu.” (Muttafaqun ‘alaih dan lafazh hadits dari riwayat Muslim).
Dalil-dalil yang menunjukkan bahwa wanita adalah aurat
yang wajib ditutupi seluruh tubuhnya, sebab membuka
sebagian tubuh berarti memberi kesempatan laki-laki untuk
memandangnya dan pandangannya akan menimbulkan
ketergantungan sehingga berusaha dengan segala macam cara
untuk memperoleh apa yang diinginkan.
Dalil keempat :
Allah berfirman:
َ ِ‫ َوال يَضْ ِرب َْن بَِأرْ ُجلِ ِه َّن لِيُ ْعلَ َم َما ي ُْخف‬
‫ين ِم ْن ِزينَتِ ِه ّن‬
Dan janganlah mereka memukulkan kakinya agar diketahui
perhiasan yang mereka sembunyikan.” (QS. An-Nuur: 31)
Firman Allah :
‫يَ ْعلَ ُم َخاِئنَةَ األ ْعي ُِن َو َما تُ ْخفِي الصُّ ُدور‬
“Dan mengetahui (pandangan) mata yang khianat dan
apa yang disembunyikan oleh hati.” (QS. Ghafir: 19)
Firman Allah :
‫ َوقَرْ َن فِي بُيُوتِ ُك َّن َوال تَبَرَّجْ َن تَبَرُّ َج ْال َجا ِهلِيَّ ِة اُألولَى‬
“Dan hendaklah kamu tetap di rumahmu dan janganlah
kamu berhias dan bertingkah laku seperti orang-orang
jahiliyah yang dahulu.” (QS. Al-Ahzab: 33)
HADITS-HADITS YANG BERKAITAN DENGAN PEMUDA
Hadits Pertama: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam bersabda:
َ ُ‫ستْ لَه‬
ٌ‫ص ْب َوة‬ َ ‫اب لَ ْي‬
ٍّ ‫ش‬
َ ْ‫ب َربُّ َك ِمن‬
ُ ‫يَ ْع َج‬
Rabbmu kagum dengan pemuda yang tidak memiliki
shobwah [HR. Ahmad]
Shabwah adalah kecondongan untuk menyimpang dari
kebenaran.
Hadits Kedua: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam
bersabda:
‫ب َأه ِْل ا ْلجنَّة‬
ِ ‫شبَا‬
َ ‫سيِّ َدا‬ َ ‫س ُن َوا ْل ُح‬
َ ‫س ْي ُن‬ َ ‫ا ْل َح‬
dan Husain c adalah tokoh pemuda penduduk surga [HR.
At-Tirmidzi]
Hadits Ketiga: Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda:
‫شَأ فِي ِعبَا َد ِة هَّللا ِ َو َر ُج ٌل َذ َك َر هَّللا َ فِي َخاَل ٍء‬ ٌّ ‫س ْب َعةٌ يُ ِظلُّهُ ْم هَّللا ُ يَ ْو َم ا ْلقِيَا َم ِة فِي ِظلِّ ِه يَ ْو َم اَل ِظ َّل ِإاَّل ِظلُّهُ ِإ َما ٌم َعا ِد ٌل َوش‬
َ َ‫َاب ن‬ َ
ِ ‫ب َو َج َما ٍل ِإلَى نَ ْف‬
‫س َها قَا َل‬ ٍ ‫ص‬ِ ‫س ِج ِد َو َر ُجاَل ِن ت ََحابَّا فِي هَّللا ِ َو َر ُج ٌل َد َع ْتهُ ا ْم َرَأةٌ َذاتُ َم ْن‬ ٌ َّ‫ قَ ْلبُهُ ُم َعل‬N‫ضتْ َع ْينَاهُ َو َر ُج ٌل‬
ْ ‫ق فِي ا ْل َم‬ َ ‫فَفَا‬
ُ‫صنَ َعتْ يَ ِمينُه‬ َ ‫ش َمالُهُ َما‬ ِ ‫ص َدقَ ٍة فََأ ْخفَا َها َحتَّى اَل تَ ْعلَ َم‬
َ ِ‫ق ب‬ َ َ‫ِإنِّي َأ َخافُ هَّللا َ َو َر ُج ٌل ت‬
َ ‫ص َّد‬
Ada tujuh golongan manusia yang akan dinaungi oleh Allâh dibawah naungan
‘Arsynya pada hari tidak ada naungan selain naungan Allâh Azza wa Jalla (yaitu) :
imam yang adil; Pemuda yang tumbuh dalam ibadah kepada Allâh Azza wa Jalla ;
Seorang laki-laki yang mengingat Allâh dalam kesunyian (kesendirian) kemudian dia
menangis (karena takut kepada adzab Allâh); Seorang laki-laki yang hatinya selalu
bergantung dengan masjid-masjid Allâh; Dua orang yang saling mencintai, mereka
berkumpul dan berpisah karena Allâh Azza wa Jalla ; Dan seorang laki-laki yang diajak
berzina oleh seorang permpuan yang memilki kedudukan dan cantik akan tetapi dia
menolak dan berkata, ‘Sesungguhnya aku taku kepada Allâh.’ Dan seorang laki-laki
yang bersedekah dengan sesuatu yang ia sembunyikan, sampai-sampai tangan kirinya
tidak mengetahui apa yang diinfakkan oleh tangan kanannya. [HR. Al-Bukhâri dan
Muslim]
Hadits Keempat: Dikatakan kepada penghuni surga:
‫ش ُّبوا فَاَل تَ ْه َر ُموا َأبَ ًدا‬
ِ َ‫وَِإنَّ لَ ُك ْم َأنْ ت‬
Sesungguhnya kalian akan terus-menerus muda dan
tidak akan pernah menua selamanya [HR. Muslim]
Hadits Kelima:
‫اب َعاقِ ٌل‬ ٌّ ‫ش‬ َ ‫ ِإنَّكَ َر ُج ٌل‬: ‫ت‬ ٍ ِ‫ ِل َز ْي ِد ْب ِن ثَاب‬-‫ب‬ِ ‫قَا َل َأبُو بَ ْك ٍر – َو ِع ْن َدهُ ُع َم ُر ْب ُن ا ْل َخطَّا‬
‫آن‬َ ‫ فَتَتَبَّ ِع ا ْلقُ ْر‬،‫سلَّ َم‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫ب ا ْل َو ْح َي لِ َر‬
َ ِ ‫سو ِل هَّللا‬ ُ ُ‫ت تَ ْكت‬ َ ‫ َوقَ ْد ُك ْن‬، َ‫الَنَتَّ ِه ُمك‬
ْ َ‫ف‬
ُ‫اج َم ْعه‬
Abu Bakr Radhiyallahu anhu mengatakan kepada Zaid bin
Tsâbit saat itu Umar bin al-Khatthab Radhiyallahu anhu
berada diantara mereka, “Sesungguhnya kamu laki-laki
yang masih muda, cerdas dan kami tidak menuduhmu
(berbuat dusta), kamu dahulu menulis wahyu untuk
Rasûlullâh, maka sekarang telitilah al-Qur’an itu dan
kumpulkanlah ia [HR. Al-Bukhâri]
Hadits Keenam:
َ ‫ « َك ْي‬:‫ فَقَا َل‬،‫ت‬
:‫» قَا َل‬N‫ تَ ِج ُد َك؟‬N‫ف‬ ِ ‫سلَّ َم َعلَى َر ُج ٍل َو ُه َو فِي ا ْل َم ْو‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬
ُ ‫َد َخ َل َر‬
ِ ‫ان فِي قَ ْل‬
‫ب َع ْب ٍد فِي‬ ِ ‫ «اَل يَ ْجتَ ِم َع‬:‫سلَّ َم‬َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬ ُ ‫ فَقَا َل َر‬،‫ ُذنُوبِي‬N‫ف‬ ُ ‫َأ ْر ُجو هَّللا َ َوَأ َخا‬
ُ ‫ ُجو َوَأ َّمنَهُ الَّ ِذي يَ َخ‬N‫ ا ْل َم ْو ِط ِن ِإاَّل َأ ْعطَاهُ هَّللا ُ الَّ ِذي يَ ْر‬N‫ِم ْث ِل َه َذا‬
‫اف‬
Rasulullah mendatangi seorang pemuda yang dalam keadaan
sekarat, Rasullah berkata padanya: bagaimana keadaanmu? Saya
berharap kepada Allâh Ya Rasulullah, dan aku takut akan dosa-
sosaku, kemudian Rasulullah bersabda: tidaklah roja’
( pengharapan) dan khauf ( rasa takut)  berkumpul dalam hati
seorang hamba disaat seperti ini, kecuali Allâh akan memberikan
kepadanya apa yang dia harapkan, dan akan melindunginya dari
segala hal yang dia takutkan- [HR Ibnu Majah]
Hadits Ketujuh:
‫سلَّ َم‬ َ ‫ ُكنَّا نَ ْغ ُز ْو َم َع النَّبِ ِّي‬: ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ قَا َل‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ ِ ‫س ُع ْو ٍد َر‬
ْ ‫َع ِن ا ْب ِن َم‬
‫اب‬ٌ َ ‫شب‬َ ‫َونَ ْح ُن‬
Dari Ibnu Mas’ûd Radhiyallahu anhu berkata, “Kami ikut
berperang bersama Rasûlullâh padahal saat itu kami
masih muda [HR. Ahmad]
Hadits Kedelapan:
‫س ِج ِد‬ ْ ‫ون فِي ا ْل َم‬ َ ُ‫ا ْلقُ َّرا ُء يَ ُكون‬  ‫ين َر ُجاًل يُقَا ُل لَ ُه ْم‬َ ‫س ْب ِع‬َ ‫صا ِر‬ َ ‫اب ِم َن اَأْل ْن‬ ٌ َ‫شب‬ َ ‫ان‬ َ ‫ َك‬: ‫ض َي هللاُ َع ْنهُ قَا َل‬ ِ ‫س ْب ِن َمالِ ٍك َر‬ ِ َ‫عَنْ َأن‬
‫ب َأ ْه ُل‬ ُ ‫س‬ ِ ‫ َويَ ْح‬،‫س ِج ِد‬ْ ‫ب َأ ْهلُو ُه ْم َأنَّ ُه ْم فِي ا ْل َم‬ُ ‫ون يَ ْح ِس‬ َ ُّ‫صل‬َ ُ‫ون َوي‬ َ ‫س‬ َ ‫فَِإ َذا َأ ْم‬
ُ ‫ فَيَتَ َدا َر‬،‫س ْوا ا ْنت ََح ْوا نَا ِحيَةً ِم َن ا ْل َم ِدينَ ِة‬
‫ فَ َجا ُءوا بِ ِه‬،‫ب‬ ِ َ‫احتَطَبُوا ِم َن ا ْل َحط‬ ْ ‫ َو‬،‫ستَ ْع َذبُوا ِم َن ا ْل َما ِء‬ ْ ‫حا‬ ُّ ‫ َحتَّى ِإ َذا َكانُوا فِي َو ْج ِه‬،‫س ِج ِد َأنَّ ُه ْم في َأ ْهلِي ِه ْم‬
ِ ‫الص ْب‬ ْ ‫ا ْل َم‬
‫صيبُوا يَ ْو َم بِْئ ِر‬ ِ ‫ فَُأ‬،‫سلَّ َم َج ِمي ًعا‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ فَبَ َعثَهُ ُم النَّبِ ُّي‬،‫سلَّ َم‬
َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫سو ِل هللا‬ ُ ‫سنَدُوهُ ِإلَى ُح ْج َر ِة َر‬ ْ ‫فََأ‬
‫صاَل ِة ا ْل َغ َدا ِة‬
َ ‫ش َر يَ ْو ًما فِي‬ َ ‫سةَ َع‬ َ ‫سلَّ َم َعلَى قَتَلَتِ ِه ْم َخ ْم‬ َ ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ فَ َد َعا النَّبِ ُّي‬،َ‫َم ُعونَة‬
Dari Anas bin Mâlik Radhiyallahu nanhu , beliau mengatakan bahwa ada 70
pemuda dari kalangan Anshâr yang digelari al-Qurrâ’ (para pembaca al-Qur’ân).
Mereka biasa tinggal di masjid Nabawi. Tatkala petang menjelang mereka keluar
kepinggiran kota Madinah, lalu mereka belajar bersama dan mendirikan shalat.
Keluarga mereka menyangka mereka sedang berada di masjid, sementara orang-
orang di masjid menyangka mereka pulang menemui keluarga mereka. Ketika
mendekati waktu  Shubuh mereka mencari air lalu mencari kayu bakar yang
mereka bawa dan sandarkan di dinding kamar Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa
sallam  [HR. Ahmad]
Hadits Kesembilan

Rasûlullâh pernah mengatakan kepada kami:


‫ص ُن‬َ ‫ َوَأ ْح‬, ‫ص ِر‬ ُّ ‫ فَِإنَّهُ َأ َغ‬, ‫ستَطَا َع ِم ْن ُك ُم ا ْلبَا َءةَ فَ ْليَتَ َز َّو ْج‬
َ َ‫ض ِل ْلب‬ ْ ‫ َم ِن ا‬،‫ب‬
ِ ‫شبَا‬
َّ ‫ش َر ال‬
َ ‫يَا َم ْع‬
َّ ‫ فَِإ َّن ال‬, ‫ص ْم‬
‫ص ْو َم لَهُ ِو َجا ٌء‬ ُ َ‫ فَ ْلي‬, ‫ستَ ِط ْع‬ ْ َ‫ َو َمنْ لَ ْم ي‬, ‫ج‬ ِ ‫لِ ْلفَ ْر‬
Wahai para pemuda! Barangsiapa sudah mampu untuk
menikah, maka hendaklah dia menikah! Karena menikah
lebih menjaga pandangan dan lebih membentengi
kemaluan. Dan barangsiapa yang belum mampu maka
hendaklah dia berpuasa, sesungguhnya puasa itu adalah
tameng bagi pelakunya [HR. Al-Bukhâri dan Muslim
Hadits Kesepuluh : Dalam hadist Nabi
Shallallahu’alaihi wa sallam tentang dajjal diceritakan :
‫ ثُ َّم‬،‫ض‬ِ ‫ فَيَ ْقطَ ُعهُ ِج ْزلَتَ ْي ِن َر ْميَةَ ال َغ َر‬،‫ف‬
ِ ‫س ْي‬ ْ َ‫شبَابا ً فَي‬
َّ ‫ض ِربُهُ بِال‬ َ ً ‫يَ ْد ُعو َر ُجالً ُم ْمتَلِئا‬
‫ض َح ُك‬ ْ َ‫ َويَتَ َهلَّ ُل َو ْجهُهُ ي‬، ‫ فَيُ ْقبِ ُل‬، ُ‫يَ ْد ُعوه‬
Dajjal memanggil seorang laki-laki muda belia,
kemudian dajjal menebas lehernya dengan pedang dan
membelahnya menjadi dua, kemudian dajjal
memanggilnya kembali, ia pun datang memanggut-
manggutkan wajahnya seraya tertawa [HR. Muslim]
Hadits Kesebelas: Dari Mâlik bin al-Huairist Radhiyallahu anhu , dia berkata:
‫سلَّ َم َرفِيقًا فَلَ َّما‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ ‫سو ُل هَّللا‬ َ ‫ين لَ ْيلَةً َو َك‬
ُ ‫ان َر‬ ْ ‫ون فََأقَ ْمنَا ِع ْن َدهُ ِع‬
َ ‫ش ِر‬ َ ُ‫شبَبَةٌ ُمتَقَا ِرب‬ َ ُ‫سلَّ َم َونَ ْحن‬ َ ‫َأتَ ْينَا النَّبِ َّي‬
َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
‫شيَا َء‬ ْ ‫ار ِجعُوا ِإلَى َأ ْهلِي ُك ْم فََأقِي ُموا فِي ِه ْم َو َعلِّ ُموهُ ْم َو ُم ُرو ُه ْم َو َذ َك َر َأ‬ ْ ‫سَألَنَا َع َّمنْ تَ َر ْكنَا بَ ْع َدنَا فََأ ْخبَ ْرنَاهُ فَقَا َل‬
َ ‫شتَ ْقنَا َأ ْهلَنَا‬ ْ ‫ظَنَّ َأنَّا قَ ْد ا‬
‫صاَل ةُ فَ ْليَُؤ ِّذنْ لَ ُك ْم َأ َح ُد ُك ْم َو ْليَُؤ َّم ُك ْم َأ ْكبَ ُر ُك ْم‬
َّ ‫ض َرتْ ال‬ َ ‫صلِّي فَِإ َذا َح‬َ ‫صلُّوا َك َما َرَأ ْيتُ ُمونِي ُأ‬َ ‫َأ ْحفَظُ َها َأ ْو اَل َأ ْحفَظُ َها َو‬
Kami mendatangi Rasûlullâh Shallallahu ‘alaihi wa sallam dan kami adalah para pemuda
yang hampir sebaya. Kami tinggal bersama Rasûlullâh selama 20 hari. Sungguh, Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam adalah orang yang penyayang. Ketika Beliau Shallallahu’alaihi
wa sallam melihat kami rindu kepada keluarga kami, Beliau Shallallahu’alaihi wa sallam
menanyakan kepada kami  tentang keluarga yang kami tinggalkan, lalu kami mengabarkan
kepada Beliau Shallallahu’alaihi wa sallam tentang keluarga yang kami tinggal. Kemudian
Beliau Shallallahu’alaihi wa sallam bersada, ‘Kembalilah kalian kepada keluarga kalian! dan
tinggallah bersama mereka! Ajarilah mereka dan perintahkanlah mereka! dan Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam menyebutkan banyak hal, ada yang bisa saya hafal dan ada pula
yang tidak bisa hafal. (Beliau Shallallahu’alaihi wa sallam juga bersabda:) Dan shalatlah
kalian sebagaimana kalian melihat aku shalat! Dan apabila waktu shalat telah tiba, maka
salah seorang diantara kalian hendaknya mengumandangkan adzan, dan yang mengimami
kalian adalah orang yang paling tua diantara kalian [HR. Al-Bukhâri]
Etika pergaulan remaja
pergaulan remaja menurut islam
1. Mengucapkan salam
Ucapan salam yaitu ketika kita bertemu teman atau orang lain karena
mengucapkan salam itu adalah doa,maka jika kita mengucapkan salam
berarti kita telah mendoakan teman kita.dan menjawab salam itu
hukumnya adalah wajib.
Fenomena yang terjadi saat ini dikalangan remaja jarang ditemukan saling
berucap salam, justru yang banyak terjadi adalah ucapan kasar dan jorok
seperti misuh (Jawa) dan yang paling memprihatinkan adalah banyak
gadis yang ikutan berucap misuh padahal merekalah yang akan
melahirkan generasi penerus,
‫ “ ا لنساء عماد ا لبالد‬perempuan adalah tiang Negara”
Bila dari mulut para perempuan adalah kata-kata yang kasar dan jorok
maka apa yang terjadi pada generasi yang dilahirkan mereka.
2.  Menghargai hak milik teman
Kita tidak boleh meremehkan hak-hak atau milik teman kita karena itu
bukan hak kita dan Dan apabila mau menggunakan barang-barang milik
orang lain kita perlu meminta izin terhadap pemiliknya terlebih dahulu.
3. Menghormati yang lebih tua dan menyayangi yang lebih muda
Remaja sekarang seharusnya menghormati orang tua dan mengambil
pengalaman dari mereka.dan kepada yang lebih muda sebaiknya remaja
sekarang menuntun, mengajari kepada yang lebih muda agar beretika yang
baik.
4. Bersikap santun dan tidak sombong
Dalam bergaul,agar teman merasa nyaman terhadap kita harus berperilaku
yang baik dan santun.dan sikapn remaja yang dasar yaitu ingin lebih dari
pada temannya padahal Allah membenci sikap sombong.
5.  Tidak boleh saling menghina
Menghina dalam agama islam hukumnya dilarang. oleh karena itu,
sebaiknya menghina itu harus di hindari sesama teman.

6. Pengendalian pergaulan antara laki-laki dan perempuan


Allah berfirman:
َ ‫اسِإنَّا َخلَ ْقنَا ُك ْم ِمْن َذ َك ٍر َوُأ ْنثَى َو َج َع ْلنَا ُك ْم ُش ُع وبًا َوقَبَاِئ َللِ تَ َع ا َرفُوا ِإ َّنَأ ْك َر َم ُك ْم ِع ْن َد هَّللا ِ َأ ْتقَا ُك ْم ِإ َّنهَّللا‬
ُ َّ‫يَ ا َأيُّهَ ا ا لن‬
‫يم َخ ِبي ٌر‬
ٌ ِ‫َعل‬
“Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kalian dari pria dan
wanita dan Kami jadikan kalian berbangsa-bangsa dan bersuku-suku agar
kalian saling mengenal. Sesungguhnya yang paling mulia (diantara kalian)
di sisi Allah adalah yang paling bertakwa (dari) kalian. Sesungguhnya
Allah Maha Mengetahui (lagi) Maha Teliti.” (QS. Al Hujurat :13)

Anda mungkin juga menyukai