Anda di halaman 1dari 2

3 WASIAT ROSULULLOH

‫الَّس َالُم َع َلْي ُك ْم َو َر ْح َم ُة ِهللا َو َبَر َك اُتُه‬


‫ َأْش َه ُد‬. ‫ َم ْن َيْهِدِه ُهللا َفَال ُمِض َّل َلُه َو َم ْن ُيْض ِلْل َفَال َه اِدَي َلُه‬،‫اْلَح ْمَد ِهَّلِل َن ْح َم ُدُه َو َن ْس َت ِعْي ُنُه َو َن ْس َتْغ ِفُرْه َو َن ْس َت ْهِدْيِه َو َن ُعوُذ ِباِهلل ِمْن ُشُرْو ِر َأْنُفِس َن ا َو ِمْن َس ِّي َئ اِت َأْع َم اِلَن ا‬ ‫ِإَّن‬
‫ َأَّما َب ْع ُد؛‬. ‫ َالَّلُهَّم َص ِّل َو َس ِّلْم َو َب اِر ْك َع َلى ُم َح َّمٍد َو َع َلى آِلِه َو َص ْح ِبِه َو َم ِن اْه َت َدى ِبُهَد اُه ِإَلى َي ْو ِم اْلِقَياَمِة‬. ‫َال ِإَلَه ِإَّال هللا َو َأْش َه ُد َأَّن ُم َح َّم ًد ا َع ْبُدُه َو َر ُسْو ُلُه‬ ‫َأْن‬

Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam pernah memberikan tiga buah nasihat kepada kedua sehabatnya, Abu Dzar
Jundub bin Junadah dan Abu Abdurrahman bin Jabal:

Dari Abu Dzar Al Ghifari radhiallahu’anhu, ia berkata: ‘Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda,

‫ وخالق الناس بخلق حسن‬،‫ وأتبع السيئة الحسنة تمحها‬، ‫اتق هللا حيثما كنت‬

Bertaqwalah kepada Allah dimanapun kau berada, dan hendaknya setelah melakukan kejelekan engkau melakukan
kebaikan yang dapat menghapusnya. Serta bergaulah dengan orang lain dengan akhlak yang baik‘” (HR. Ahmad
21354, Tirmidzi 1987’)

lengkapnya

Bertakwalah di manapun Engkau Berada


‫ َو َأْت ِبِع الَّسِّي َئ َة‬، ‫ (اَّت ِق َهللا َح ْي ُثَم ا ُكْن َت‬: ‫َع ْن َأِبْي َذ ٍّر ُج ْن ُد ِب بِن ُجَناَدَة َو َأِبي َع ْبِد الَّر ْح َم ِن ُمَعاِذ ِبِن َج َب ٍل َر ِض َي ُهللا َع ْن ُهَم ا َع ْن َر ُسوِل ِهللا صلى هللا عليه وسلم َق اَل‬
‫ َح َس ٌن َصِح ْيٌح‬: ‫ َو ِفْي َب ْع ِض الَّن َس ِخ‬. ‫ َح ِدْي ٌث َح َس ٌن‬: ‫ َو َخ اِلِق الَّن اَس ِبُخ ُلٍق َح َس ٍن ) َر َو اُه الِّت ْر ِمِذّي َو َق اَل‬،‫الَح َس َن َة َت ْمُح َه ا‬.

Dari Abu Dzar Jundub bin Junadah dan Abu ‘Abdirrahman Mu’adz bin Jabal radhiyallahu ‘anhuma, dari Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wa sallam beliau bersabda: ”Bertakwalah kepada Allah subhanahu wa ta’ala di manapun engkau
berada. Iringilah kejelekan itu dengan kebaikan niscaya kebaikan itu akan menghapusnya (kejelekan). Dan
pergaulilah manusia dengan pergaulan yang baik.” (HR. at Tirmidzi, dan ia berkata bahwa hadits ini hasan. Di
sebagian naskah hadits hadits ini hasan shahih)

Tiga pesan Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam tersebut

1. Bertaqwa Dimana Saja

Definisi dari kata taqwa dapat dilihat dari percakapan antara sahabat Umar dan Ubay bin Ka’ab ra. Suatu ketika Umar
bertanya kepada Ubay bin Ka’ab, apakah taqwa itu? Dia menjawab; “Pernahkah kamu melalui jalan berduri?” Umar
menjawab; “Pernah!” Ubay menyambung, “Lalu apa yang kamu lakukan?” Umar menjawab; “Aku berhati-hati,
waspada dan penuh keseriusan.” Maka Ubay berkata; “Maka demikian pulalah taqwa!”

Sementara itu, menurut Sayyid Qutub, taqwa adalah kepekaan hati, kehalusan perasaan, rasa khawatir yang terus
menerus dan hati-hati terhadap semua duri atau halangan dalam kehidupan.

Nasihat Nabi Shallahu ‘alaihi wassalam ini menunjukkan bahwa kita harus bertaqwa dimana pun berada. Hal ini
sejalan dengan firman Allah dalam QS Ali Imron ayat 102, yang artinya:

“Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dengan sebenar-benar takwa kepada-Nya; dan janganlah
sekali-kali kamu mati, melainkan dalam keadaan Islam”

2. Kebaikan yang Menghapuskan Dosa

SETIAP orang pasti pernah melakukan kesalahan. Bahkan, hari ini mungkin kita sudah melakukan kesalahan, baik kita
sadari atau pun tidak. Oleh sebab itu, perbanyaklah amal ibadah dan kebaikan. Karena beberapa kesalahan dapat
dihapuskan dengan kebaikan.

Dosa yang merugikan diri sendiri, maka salah satu cara untuk menghapusnya adalah dengan bersedekah. Rasulullah
Shallahu ‘alaihi wassalam bersabda “Sedekah itu menghapus kesalahan sebagaimana air memadamkan api”.

Sedang dosa yang dilakukan terhadap orang lain, maka yang perlu dilakukan adalah meminta maaf kepada orang
yang kita sakiti.
Rasulullah Shallahu ‘alaihi wassalam selalu minta maaf ketika bersalah, bahkan terhadap Ibnu Ummi Maktum beliau
memeluknya dengan hangat seraya berkata “Inilah orangnya, yang membuat aku ditegur oleh Allah…”

Yang dimaksud Rasulullah ditegur oleh Allah terkait Ibnu Ummi Maktum adalah diturunkannya QS. Abasa.

3. Akhlaq yang Terpuji

Akhlaq terpuji harus dimiliki oleh seorang muslim. Salah satunya adalah akhlaq terhadap orang lain, misalnya akhlaq
terhadap tetangga.

“Barang siapa yang beriman kepada Allah dan hari akhir maka jangan menyakiti tetangganya.” (HR. Bukhari, Muslim
dan Ibnu Majah)

Dari Abu Syuraih ra, bahwa Nabi Muhammad Shallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Demi Allah seseorang tidak
beriman, Demi Allah seseorang tidak beriman, Demi Allah seseorang tidak beriman.” Ada yang bertanya: “Siapa itu
Ya Rasulullah?” Jawab Nabi: “Yaitu orang yang tetangganya tidak aman dari gangguannya.” (HR. Bukhari)

Peringatan tersebut sangat keras bahkan sampai diulangi tiga kali, yaitu tidak termasuk golongan orang beriman jika
ada tetangganya yang tidak aman dari gangguannya.

Maka dari itu kita perlu instrospeksi, apakah tetangga kita selama ini merasa terganggu atau tersakiti karena ulah
tangan atau pun lidah kita. Karena percuma kita sholat lima waktu, rajin sholat malam, sedekah bahkan puasa sunah,
jika ternyata kita masih suka mengganggu atau menyakiti tetangga kita.

Atas pertanyaannya kepada Rasulullah SAW itu lah, Ibn Mas’ud mendapatkan tiga pesan yang sangat berharga,
sekaligus menjadi kenang-kenangan dari Nabi Akhir Zaman kepadanya. Tiga anjuran nabi tersebut tergambar dalam
hadis berikut:

‫ الِج هاُد في َس بيِل ِهَّللا‬: ‫ ُثَّم أٌّي ؟ قاَل‬: ‫ ُثَّم بُّر الواِلَد ْي ِن قاَل‬: ‫ ُثَّم أٌّي ؟ قاَل‬: ‫ قاَل‬،‫ الَّصالُة عَلى وْق ِتها‬: ‫ أُّي الَع َم ِل أَح ُّب إلى ِهَّللا؟ قاَل‬: ‫َس َأْلُت النبَّي َص َّلى ُهللا عليه وسَّلَم‬
‫ وَلِو اْس َتَز ْد ُتُه َلزاَد ِني‬، ‫ حَّد َث ني بِه َّن‬: ‫قاَل‬.

“Aku (Abdullah bin Mas’ud) bertanya kepada Nabi Muhammad SAW: “Apa amalan yang paling disukai oleh Allah
SWT?” Rasulullah SAW menjawab, “Shalat pada waktunya”.

Ibn Mas’ud bertanya kembali, “Lalu, apa lagi wahai Rasulullah?”

“Berbuat baik kepada kedua orang tua,” tambah Rasul.

“Apalagi, ya Rasul?” Ibn Mas’ud melanjutkan pertanyaannya.

“Jihad fi Sabilillah,” sabda Rasul.

Ibn Mas’ud menyebutkan bahwa Rasulullah SAW akan menambahkan jawabannya jika putra Mas’ud ini melanjutkan
rasa ingin tahunya untuk bertanya kembali.

Dalam riwayat lain, dijelaskan bahwa setelah berbuat baik kepada orang tua bukanlah jihad, melainkan berbuat baik
kepada orang lain, atau dalam riwayat hadis disebut, “an yaslama an-nasu min lisanika” (selamatnya orang lain dari
lisanmu).

Anda mungkin juga menyukai