Anda di halaman 1dari 12

MENINGGALKAN

HAL YANG TIDAK


Bidang Studi: Hadits
Tim Kurikulum NAFA BERMANFAAT
ْ‫ م ْن ُح ْسن إ ْس َالم املَر ِء‬:‫هللا َع َل ْي ِه َو َس َّل َم‬
ُ َّ َ ُ ْ ُ َ َ َ َ َ ُ ْ َ ُ َ َ َ َ َْ ُ َ ْ َ
ِ ِ ِ ِ ‫هللا صلى‬ ِ ‫ قال رسول‬:‫ قال‬،‫عن أ ِبي هريرة ر ِض ي هللا عنه‬
ْ ْ َ َ َ ُ ُْ َ
‫تركه ما ال يع ِنيه‬

Dari Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu, ia


berkata, Rasulullah shallallahu ‘alaihi
wasallam bersabda:

“Di antara tanda kesempurnaan Islam


seseorang, ia meninggalkan hal yang tidak
bermanfaat baginya.”

(Hadits Hasan, diriwayatkan oleh Imam


Tirmidzi)
PERAWI HADITS (ABU HURAIRAH)

• Abu Hurairah radhiyallahu ‘anhu beliau adalah sahabat dari kabilah Bani Daus, Yaman. Di masa jahiliyah ia
bernama Abdu Syams, lalu di masa Islam namanya adalah Abdurrahman bin Shakr.

• Beliau masuk Islam saat muda dan pada usia 26 tahun, ia hijrah ke Madinah menyusul Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallam. Saat itu Rasulullah telah memenangkan Perang Khaibar.
• Di Madinah, Beliau tinggal di Masjid Nabawi, Beliau memfokuskan diri untuk mulazamah bersama Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam. Ia selalu hadir ketika Rasulullah mengajar di Masjid Nabawi. Dan ia selalu
mengikuti ke mana pun Rasulullah pergi.

• Dalam waktu singkat, Abu Hurairah mendengar demikian banyak hadits dari Rasulullah. Dengan
keistimewaannya yang tak pernah lupa hadits sejak didoakan Rasulullah, ia menjadi sahabat yang paling
banyak meriwayatkan hadits. Meskipun hanya menjumpai Rasulullah 4 tahun, Abu Hurairah telah
meriwayatkan 5.347 hadits.
MAKNA HADITS

• Husn )‫ ) حسن‬artinya adalah kebaikan. Bisa juga bermakna kesempurnaan.


• Laa ya’niih )‫ ) ال يعنيه‬artinya adalah tidak bermanfaat. Baik manfaat di dunia maupun manfaat di
akhirat. Bisa pula bermakna sia-sia.

• Hadits ini pendek tetapi maknanya dalam dan mengandung pelajaran yang sangat luas. Para ulama
mengistilahkan dengan jawami’ul kalim )‫ )جوامع الكلم‬yakni kalimat yang singkat dan padat, namun
maknanya luas

• Di antara tanda kebaikan islam dan kesempurnaan iman seseorang adalah meninggalkan perkara
yang sia-sia. Perkara yang tidak bermanfaat baginya, baik di dunia maupun di akhirat.
1. MEMBANGUN MASYARAKAT MULIA

• Hadits ini menunjukkan bahwa Islam • Sebaliknya, masyarakat yang tidak produktif, masyarakat yang
ingin membangun masyarakat mulia. menyibukkan waktu untuk hal-hal yang tidak bermanfaat, adalah
Masyarakat yang dipenuhi dengan masyarakat yang merugi. Sebagaimana Terdapat di Surat Al Ashr:
kebaikan di dunia, yang kemudian
mengantarkan kepada kebaikan di
ْ َ ‫الصال َحات َو َت َو‬ ُ َ ُ َ َ َّ َّ ُ َ َ ْ ْ َّ ْ
ْ ‫وال َع‬
akhirat. ‫اص ْوا ِبال َح ِق‬ ِ ِ َّ ‫ ِإال ال ِذين آ َمنوا َوع ِملوا‬. ‫اْلن َسان ل ِفي خ ْسر‬
ِ ِ ِ ‫ن‬‫إ‬ . ‫ر‬ ‫ص‬
َ ‫َو َت َو‬
َّ ‫اص ْوا ب‬
‫الص ْب ِر‬
• Ciri utama masyarakat mulia adalah ِ
masyarakat yang menggunakan Demi masa. Sesungguhnya manusia itu benar-benar dalam
waktunya untuk hal-hal yang kerugian, kecuali orang-orang yang beriman dan mengerjakan amal
bermanfaat dan menjauhi perbuatan saleh dan nasehat menasehati supaya mentaati kebenaran dan
yang sia-sia. Masyarakat yang nasehat menasehati supaya menetapi kesabaran. (QS. Al Ashr: 1-3)
produktif.
2. PRINSIP MANAJEMEN WAKTU

Hadits ini mengajarkan prinsip manajemen waktu, yakni hanya mengisi waktu dengan hal-hal
bermanfaat. Dan sebaliknya, hadits ini mengajarkan kita untuk meninggalkan hal-hal yang tidak
bermanfaat, karena islam sangat menghargai waktu.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Imam Hasan Al-Banna:

‫الواجبات أكثر من األوقات‬


(Kewajiban lebih banyak dari waktu yang tersedia)
Maka, semakin banyak menyia-nyiakan waktu, semakin banyak pula kewajiban yang ditinggalkan
3. MUSLIM ITU MENJAGA DIRI

Islam mengajarkan agar seorang muslim menjaga diri agar tidak melakukan hal yang sia-sia. Apalagi
kalau itu merugikan orang lain. Sebagaimana sabda Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam:

ُْ
ْ ُ َّ َ ‫امل َهاج ُ َم ْ َه َج َ َ َن‬ َ ُْ ُْ
‫َللا َعن ُه‬ ‫ َو ِ ر ن رما هى‬، ‫امل ْس ِل ُم َم ْن َس ِل َم امل ْس ِل ُمون ِم ْن ِل َسا ِن ِه َو َي ِد ِه‬

“Seorang muslim adalah orang yang muslim lainnya selamat dari lisan dan tangannya. Dan seorang
muhajir adalah orang yang meninggalkan apa yang Allah larang baginya.” (HR. Bukhari)
4. TANDA KUAT DAN LEMAHNYA IMAN

Hadits arbain nawawi ke-12 ini menunjukkan bahwa meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat
merupakan tanda sempurnanya iman. Mahfum mukhalafah-nya adalah: menyibukkan diri dengan
hal-hal yang tidak bermanfaat merupakan tanda lemahnya iman.

َ َ َ َّ َ َ ُ َّ َ َ َ ْ َ َ َ َ َّ ُ ُ َ َ َ َ َّ َ ْ ْ ْ َ ُ َ ْ َ َ َ َ َ ْ َ ْ ُ َ َ ُ ُ َ َ َ ْ ََ ْ َ
‫ى‬
‫ أوال تد ِر فلعله تكلم ِفيما ال‬-‫صلى هللا عليه وسلم‬- ‫َللا‬ ‫ل‬
ِ ‫ فقال رسو‬.‫س ب ِن م ِالك قال تو ِفى رجل ِمن أصح ِاب ِه فقال يع ِنى رجل أب ِشر ِبالجن ِة‬ ِ َ ‫عن أن‬
َ
ُ ‫َي ْعنيه أ ْو َبخ َل ب َما ال َي ْن ُق‬
‫ص ُه‬ ِ ِ ِ ِ
Dari Anas bin Malik, ia berkata, seorang laki-laki dari kalangan sahabat nabi meminta nasehat kepada
beliau, kabarkan apa yang bisa memasukkan surga. Maka Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam
bersabda, “Apakah engkau tidak tahu, seseorang terhalang dari surga karena mengucapkan kata-kata
yang tidak bermanfaat atau bakhil terhadap apa yang tak mengurangi hartanya.”(HR. Tirmidzi)
5. JALAN KESELAMATAN

• Tidaklah sebuah perkara akan berakibat mencelakakan manusia, kecuali Allah haramkan perkara
itu. Tidaklah suatu perbuatan menjerumuskan ke dalam kehancuran, kecuali Allah larang
perbuatan itu.

• Meninggalkan perkara yang tidak bermanfaat adalah jalan keselamatan. Sebab, ketika seseorang
bisa meninggalkan sesuatu yang tidak bermanfaat, maka ia juga pasti bisa meninggalkan yang
haram
َ َ َ ‫ال َأ ْمس ْك َ َ ْ َ َ َ َ َو ْ َ َ ْ َ َ ْ ُ َ َ ْابك َع َلى‬ َ ُ َ َّ َ َّ َ ُ َ َ ُ ْ ُ َ َ َ ْ َ َ ْ ُ ْ َ
‫خ ِطيئ ِتك‬ ِ ‫َللا ما النجاة ق َ ِ عليك ِلسانك لَسعك بَتك و‬ ِ ‫عن عقبة ب ِن ع ِامرقال قلت يا رسول‬
Dari Uqbah bin Amir, ia mengatakan, aku bertanya: Ya Rasulullah, apakah jalan keselamatan itu?
Beliau bersabda: “Jagalah lisanmu, hendaklah rumahmu membuatmu merasa lapang (artinya:
betahlah untuk tinggal di rumah), dan menangislah karena dosa-dosamu.” (HR. Tirmidzi)
6. PENTINGNYA TAZKIYATUN NAFS

• Hadits Arbain Nawawi ke-12 ini juga menunjukkan betapa pentingnya tazkiyatun nafs, yaitu
pentingnya membersihkan hati. Dan di antara tanda hati yang bersih adalah meninggalkan hal-hal
yang tidak bermanfaat baginya.

• Sebaliknya, ketika seseorang menyibukkan diri dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, itu
merupakan tanda hatinya tidak bersih. Sebab ia jauh dari Allah Subhanahu wa Ta’ala.

• Hasan Al Bashri rahimahullah mengatakan, “Tanda bahwa Allah berpaling dari seseorang adalah
jika seorang hamba menyibukkan diri dengan hal-hal yang tak bermanfaat.”
• Kudran I berkaian dengan
hal-hal penting dan juga
mendesak; kuadran II berisi hal-
hal penting tapi tidak mendesak;
kuadran III berisi hal-hal tidak
penting namun mendesak; dan
kuadran IV berisi hal-hal tidak
penting dan juga tidak
mendesak

Anda mungkin juga menyukai