Anda di halaman 1dari 38

1.

AQIDAH

A. PENGERTIAN AQIDAH
Secara bahasa:
pertama, menunjukkan adanya ikatan antara dua belah pihak dimana satu sama lainnya
saling menerima, Qs. 9: 111.
kedua, janji dua pihak yang berkonsekuensi untuk ditunaikan,Qs. 5:1.
ketiga, ikatan yang dilakukan secara sadar dan deklaratif, Qs. 36:25.
keempat, ikatan-ikatan yang terdiri dari beberapa unsur demi tujuan tertentu,Qs. 113: 4.
Secara terminologis:
sebagai ikatan yang terjadi antara dua belah pihak yang diikrarkan secara sadar dan
deklaratif dengan beberapa unsur yang harus dipenuhi dan ditunaikan untuk mencapai
tujuan tertentu.
B. PEMBAGIAN AQIDAH BERIKUT ANASIR DAN WASILAHNYA

1. Pembagian Aqidah

a. Aqidah Islamiyyah
Penamaan bagi aqidah yang benar dengan sebutan AqidahIslamiyyah berlandaskan
pada pemahaman makna kata Islam yang berasal dari kata aslama yang mengandung
arti ketundukan/kepatuhanQs. 4:125, total/paripurnaQs. 39:29, dan
keselamatan/kedamaianQs. 8:61.
Sehingga Aqidah Islamiyyah adalah aqidah yang diyakini dan dilaksanakan dengan
ketundukan/kepatuhan secara totalitas/paripurna demi tercapainya
keselamatan/kedamaian.

b. Aqidah Jahiliyyah
Secara kontekstual jahil memiliki beberapa arti tergantung pada lawan katanya. Jahil
akan berarti bodoh atau tidak mengetahui bila dilawan-artikan dengan kata ‘alim. Jahil
akan berarti ceroboh, emosional bila dilawan-artikan dengan kata halim. Sedangkan
jahil akan berarti melawan, parsial, bila dihadapkan dengan kata salim.

1
Sehingga Aqidah jahiliyyah adalah aqidah yang diyakini dan dilaksanakan dengan
kebodohan/ceroboh/emosional secara parsial (kacau, berantakan) yang membawa
perpecahan/kehancuran.
Inilah aqidah yang salah atau disebut aqidah yang bathil.

Jenis-jenis Jahiliyyah
1. Dzannal Jahiliyah(Kejahiliyahan di bidang Aqidah),Qs. Ali Imran [3]: 154, Qs. Al-Fath
[48]: 12.
Lawannyaadalah dzannal haq (yaqin berjumpa dengan Allah), Qs. Al-Baqarah [2]:
46, 249.
2. Hukmul Jahiliyah(Kejahiliyahan di bidang Politik),Qs. Al-Ma’idah [5]: 50.
Lawannya adalah hukum Allah yakni al-Qur’an, Qs. Al-Ma’idah [5]: 50, Qs. Al-Ra’d
[13]: 37.
3. Tabarruj Jahiliyah(Kejahiliyahan di bidang Ekonomi dan Sosial),Qs. Al-Ahzab [33]:
33.
Lawannya adalah ta’affuf (menahan/menjaga diri),Qs. 2: 273; 24: 60
4. Hamiyyatul Jahiliyah(Kejahiliyahan di bidang Militer), Qs. Al-Fath [48]: 26.
Lawannyaadalah sakinah, Qs. 9: 25-26.

2. Anasir (Unsur-Unsur) Aqidah


a. Rububiyyah

1) Rububiyyah Allah
‫ني‬ ِ ِّ ‫احْل م ُد لِلَّ ِه ر‬
َ ‫ب ال َْعالَم‬ َ َْ
Segala puji bagi Allah, (Rabb) Tuhan semesta alam. Qs. Al-Fatihah [1]: 2
ِّ ‫قُ ْل َأعُوذُ بَِر‬
ِ ‫ب الن‬
‫َّاس‬
Katakanlah: "Aku berlindung kepada (Rabb) Tuhan (yang memelihara dan
menguasai) manusia. Qs. Al-Naas [114]: 1
Aqidahrububiyyah Allah adalah meyakini bahwa Allah sebagai satu-satunya Rabb
(Maha Pencipta, Pengatur, Pemelihara, Maha Penjamin logistik atau rezeki,
Penjamin keamanan, Maha Pendidik dan Pengajar) serta mengimani secara yakin
bahwa Allah sebagai Rabb, hanya ditangan-Nya-lah kewenangan mutlak/absolut
membuat aturan, undang-undang/hukum.
Qs. Al-Mu’minuun [23]: 86,88,91,116
Qs. Al-Zumar [39]: 6
Berdasarkan pada uraian di atas, maka nyatalah bahwa Allah adalah Rabb al
‘Alamin dan Rabbin-Nas. Oleh karena itu, pengakuan manusia terhadap Allah
sebagai pangatur dirinya, harus mengakui al-Qur`an, al-hadits dan Produksyura
sebagai aturan yang hanya boleh mengatur dirinya. Hal ini karena ketiga aturan
tersebut merupakan satu kesatuan yang tak terpisahkan. Taat kepada Allah berarti
harus taat kepada Rasul, taat kepada Rasul berarti harus taat pula kepada aturan
Uli al-Amr.
Inilah makna pengakuan tauhid la Rabba illallah. Artinya, ia harus menafikan
(menolak, menjauhi dan memerangi) segala bentuk hukum, ideologi, produk
hukum, perundang-undangan dan adat-istiadat yang tidak dibangun berdasarkan
tuntunan Allah.

2
2) Rububiyyah al-thaghut
Al-thaghut secara bahasa berarti melampaui batasQs. 20:24, bertindak sewenang-
wenangQs. 89: 11, berbuat curang, sombong Qs. 5: 64.
Rububiyyah dengan makna penciptaan, diakui pula oleh orang-orang musyrikQs.
Yunus [10]: 31.

‫اَأْلم َر فَ َس َي ُقولُو َن اللَّهُ َف ُق ْل َأفَاَل‬ ِ ِّ‫ت وخُيْ رِج الْمي‬


ِ ِ ِ ِ ‫اَأْلر‬ ِ َّ ‫قُ ل من ي رزقُ ُكم ِمن‬
ْ ‫ت م َن احْلَ ِّي َو َم ْن يُ َد ِّبُر‬
َ َ ُ َ ِّ‫ِج احْلَ َّي م َن ال َْمي‬
ُ ‫ص َار َو َم ْن خُيْ ر‬
َ ْ‫الس ْم َع َواَأْلب‬
َّ ‫ك‬ُ ‫ض ََّأم ْن مَيْل‬ ْ ‫الس َماء َو‬ َ ْ َُْ ْ َ ْ
‫َتَّت ُقو َن‬
Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezki kepadamu dari langit dan bumi, atau
siapakah yang Kuasa (menciptakan) pendengaran dan penglihatan, dan siapakah
yang mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari
yang hidup dan siapakah yang mengatur segala urusan?" Maka mereka akan
menjawab: "Allah". Maka Katakanlah "Mangapa kamu tidak bertakwa kepada-
Nya)?"
Rububiyyah al-thaghut secara khusus yang dimaksud lebih ditekankan kepada sisi
rububiyyah tasyri’iyyah (kewenangan membuat aturan-aturan hukum dan
perundang-undangan) karena sandaran rububiyyah al-thaghut dalam membuat
aturan (undang-undang) bersumber pada al-hawa (kecenderungan yang negatif
dan subjektif)..
Rububiyyah al-thaghut adalah lawan darirububiyyah Allahsebagaimana kasus
Fir’aun.

ْ ‫ال َأنَا َربُّ ُك ُم‬


‫اَأْلعلَى‬ َ ‫َف َق‬
(Seraya) Fir‘aun berkata:"Akulah (Rabb) Tuhanmu yang paling tinggi". Qs. Al-Nazi’at
[79]: 24
b. Mulkiyyah

1) Mulkiyyah Allah
‫ك َي ْوِم الدِّي ِن‬
ِ ِ‫مال‬
َ
(Malik) yang menguasai di hari Pembalasan.
Qs. Al-Fatihah [1]: 4
ِ ِ‫مل‬
ِ ‫ك الن‬
‫َّاس‬ َ
(Malik) Raja manusia.Qs. Al-Naas [114]: 2
MulkiyyahAllah di bumi diproyeksikan dalam bentuk lembaga risalah (lembaga
negara) yang kedudukannya menempati maqam nubuwwah, yakni suatu struktur
lembaga pemerintahan hukum Allah yang sah, diamanahkan kepada orang beriman
(Uli al-Amr) sebagai syahid atas manusia dan kelak dimintai
pertanggungjawabannya di hadapan al-Malik al-Haqq.

2) Mulkiyyah al-thaghut
ِ ‫ك ِمصر وه ِذ ِه اَأْلْنهار جَتْ ِري ِمن حَتْيِت َأفَاَل تُب‬ ِ َ َ‫َونَ َادى فِْر َع ْو ُن يِف َق ْو ِم ِه ق‬
‫صُرو َن‬ ْ ْ َُ َ َ َ ْ ُ ‫س يِل ُمْل‬
َ ‫ال يَا َق ْوم َألَْي‬
Dan Fir'aun berseru kepada kaumnya (seraya) berkata: "Hai kaumku, Bukankah
kerajaan Mesir ini kepunyaanku dan (bukankah) sungai-sungai ini mengalir di
bawahku; Maka Apakah kamu tidak melihat(nya)?Qs. Al-Zukhruf [43]: 51.
Mulkiyyah al-thaghut berarti meyakini adanya raja, pemimpin yang ditaati dan
diikuti selain Allah, mengakui ada kedaulatan dan kerajaan yang dibangun dan
ditegakkan di luar ketentuan Allah. Setiap upaya yang dilakukan untuk

3
membangun kepemimpinanthaghut dan menafikan, menolak, menjauhi serta
memerangi kepemimpinan Islam merupakan bagian dari keimanan kepada
mulkiyyah al-thaghut.
c. Uluhiyyah

1) UluhiyyahAllah
‫ني‬ ِ َ َّ‫اك َنعب ُد وِإي‬ ‫ِإ‬
ُ ‫اك نَ ْستَع‬ َ ُ ْ َ َّ‫ي‬
Hanya Engkaulah yang kami sembah, dan hanya kepada Engkaulah kami meminta
pertolongan.
Qs. Al-Fatihah [1]: 5
ِ ‫ِإلَِه الن‬
‫َّاس‬
(Ilah) sembahan manusia.Qs. Al-Naas [114]: 3
Kata Ilah dalam bahasa arab mengandung arti ma’bud dan musta‘an.
Makna Ilahjuga berarti memuat rasa cinta, pengharapan dan penghambaan. Oleh
karena itu, apa saja akan dilakukan demi yang dicintai dengan harapan mencapai
ridha-Nya, termasuk pelaksanaan rububiyyah Allah di mulkiyyah Allah.
Wujudnya adalah sekelompok manusia yang beriman kepada Allah  yang
menjalankan hukum dan program Allah di lembaga yang diridhai Allah. Maka
keyakinan ini akan memberikan dampak menyelamatkan eksistensi kehidupan
manusia di bawah naungan ridha dan rahmat Allah . Tatanan kehidupan yang
terbentuk merupakan wujud nyata keseimbangan dan keserasian terhadap
sunnatullah dan sunnaturrasul.

2) Uluhiyyah al-thaghut
‫ني‬ِ ِ َ ‫ال لَِئ ِن اخَّتَ ْذت ِإهَل ا َغ ِ ي َأَلجعلَن‬
َ ‫َّك م َن ال َْم ْس ُجون‬ َْ ‫َ ً رْي‬ َ َ‫ق‬
Fir'aun berkata: "Sungguh jika kamu menyembah (Ilah) Tuhan selain aku, benar-
benar aku akan menjadikan kamu salah seorang yang dipenjarakan".
Qs. Al-Syu’araa [26]: 29
ِ ِ ِ ‫ِ ِإ ِإ‬ ِ ِّ‫ت لَ ُكم ِم ْن ِإلٍَه َغرْيِ ي فَ َْأوقِ ْد يِل يَا َه َاما ُن َعلَى الط‬ ِ ِ َ َ‫وق‬
َ ِ‫وسى َوِإيِّن َأَلظُنُّهُ م َن الْ َكاذب‬
‫ني‬ َ ‫ص ْر ًحا لَ َعلِّي َأطَّل ُع ىَل لَه ُم‬
َ ‫اج َع ْل يِل‬
ْ َ‫ني ف‬ ْ ُ ‫ال ف ْر َع ْو ُن يَا َأيُّ َها ال َْمُأَل َما َعل ْم‬ َ
Dan berkata Fir'aun: "Hai pembesar kaumku, aku tidak mengetahui Tuhan bagimu
selain aku. Maka bakarlah Hai Haman untukku tanah liat kemudian buatkanlah
untukku bangunan yang tinggi supaya aku dapat naik melihat (ilah) Tuhan Musa,
dan sesungguhnya aku benar-benar yakin bahwa dia termasuk orang-orang
pendusta".
Qs. Al-Qashash [28]: 38
Uluhiyyah al-thaghut berarti meyakini adanya Ilah di luar Allah sebagai tempat
memuat rasa cinta, pengharapan dan penghambaan. Secara korelatif merupakan
setiap bentuk penerapan rububiyyah al-thaghut di mulkiyyah al-thaghut.
3. Wasilah (Sarana) Penerapan Aqidah
Anasir (unsur-unsur) aqidah yang tiga itu memiliki wasilah(sarana-sarana) yaitu shirath,
sabil dan thariq/shaf.
‫اه ُدوا يِف َسبِيلِ ِه لَ َعلَّ ُك ْم ُت ْفلِ ُحو َن‬
ِ ‫يا َأيُّها الَّ ِذين آمنوا َّات ُقوا اللَّه وابتغُوا ِإلَي ِه الْو ِسيلَةَ وج‬
ََ َ ْ َْ َ َ َُ َ َ َ
Hai orang-orang yang beriman, bertakwalah kepada Allah dan carilah jalan yang
mendekatkan diri kepada-Nya, dan berjihadlah pada jalan-Nya, supaya kamu mendapat
kemenanagn. Qs. Al-Maidah [5]: 35
Shirath,sabil dan thariq, ketiganya menurut bahasa memiliki arti yang sama (sinonim).
Akan tetapi menurut tuntunan mempunyai perbedaan makna satu dengan lainnya.

4
Shirathadalah sarana di dalam Rububiyyah. Sabil sarana di dalam Mulkiyyah, dan
Thariq/Shaf sarana di dalam Ubudiyyah atau Uluhiyyah.

a. Wasilah Aqidah Islamiyyah


Rabb adalah isme Allah . Allah menurunkan al-Qur’an menjadi materi hukumsebagai
shirath al-mustaqim(petunjuk)saranauntuk rububiyyah Allah.
ِ ِ
‫يم‬ ْ َ‫ِإ َّن اللَّهَ َريِّب َو َربُّ ُك ْم ف‬
ٌ ‫اعبُ ُدوهُ َه َذا صَرا ٌط ُم ْستَق‬
Sesungguhnya Allah, (Rabb) Tuhanku dan (Rabb) Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia.
Inilah jalan yang lurus". Qs. Ali Imran [3]: 51.
Qs. Al-An’am [6[: 126, 161
Al-Malik adalah asma bagi Allah . Allah menciptakanakwan(alam semesta)
menjadimateri tempatsebagai sabilullah (daar/negara) sarana untuk mulkiyyah Allah.

ُ َ‫ب َعلَْي ُك ُم ال ِْقت‬


‫ال َأاَّل تُ َق اتِلُوا قَ الُوا َو َم ا لَنَ ا َأاَّل‬ ِ ‫ِإ‬ َ َ‫َس بِ ِيل اللَّ ِه ق‬
َ ‫ال َه ْل َع َس ْيتُ ْم ْن ُكت‬
‫ث لَنَ ا َملِ ًك ا نُ َقاتِ ل يِف‬
ْ ْ ‫وس ى ِإ ْذ قَ الُوا لِنَيِب ٍّ هَلُ ُم ْاب َع‬ ِ ِ ‫َأمَل َت ر ِإىَل الْمِإَل ِمن بيِن ِإس راِئ‬
َ ‫يل م ْن َب ْع د ُم‬َ َْ َ ْ َ َ ْ
ِِ ِ ِ ‫ال َت َولَّْوا ِإاَّل قَلِياًل‬
ُ َ‫ب َعلَْي ِه ُم ال ِْقت‬ ِ‫نُ َقاتِل يِف سبِ ِيل اللَّ ِه وقَ ْد ُأخ ِرجنَا ِمن ِديا ِرنَا وَأبنَاِئنَا َفلَ َّما ُكت‬
َ ‫يم بِالظَّالم‬
‫ني‬ ٌ ‫مْن ُه ْم َواللَّهُ َعل‬ َ َْ َ ْ ْ ْ َ َ َ
Apakah kamu tidak memperhatikan pemuka-pemuka Bani Israil sesudah Nabi Musa,
yaitu ketika mereka berkata kepada seorang Nabi mereka: "Angkatlah untuk kami
seorang raja supaya kami berperang (di bawah pimpinannya) di jalan Allah". Nabi
mereka menjawab: "Mungkin sekali jika kamu nanti diwajibkan berperang, kamu tidak
akan berperang". mereka menjawab: "Mengapa kami tidak mau berperang di jalan Allah,
padahal sesungguhnya kami telah diusir dari anak-anak kami?". Maka tatkala perang
itu diwajibkan atas mereka, merekapun berpaling, kecuali beberapa saja di antara
mereka, dan Allah Maha mengetahui siapa orang-orang yang zalim.
Qs. Al-Baqarah [2]: 246
Al-Ilah atau al-Ma’bud adalah asma’ Allah . Allah menciptakan manusia menjadi
materi personilyang beribadah kepada Allahsebagai thariq al-mustaqim(ummat/jama’ah)
sarana untuk uluhiyyahAllah.
‫ص ِّدقًا لِ َما َبنْي َ يَ َديْ ِه َي ْه ِدي ِإىَل احْلَ ِّق َوِإىَل طَ ِر ٍيق ُم ْستَ ِقي ٍم‬ ِ ِ ِ ِ ‫ِإ‬
َ ‫قَالُوا يَا َق ْو َمنَا نَّا مَس ْعنَا كتَابًا ُأنْ ِز َل م ْن َب ْعد ُم‬
َ ‫وسى ُم‬
Mereka berkata: "Hai kaum kami, sesungguhnya kami telah mendengarkan kitab (al-
Quran) yang telah diturunkan sesudah Musa yang membenarkan kitab-kitab yang
sebelumnya lagi memimpin kepada kebenaran dan kepada jalan yang lurus.Qs. Al-
Ahqaaf [46]: 30

5
b. Wasilah Aqidah Jahiliyyah
Begitu pula aqidah jahiliyyah mempunyai wasilah (sarana).
Shirat al-jahim sebagai sarana rububiyyah al-thaghut, al-hawa (hawa nafsu) menjadi
materi hukumnya.
)23( ‫اط اجْلَ ِحي ِم‬ ِ ‫) ِمن د‬22( ‫اح ُشروا الَّ ِذين ظَلَموا و َْأزواجهم وما َكانُوا يعب ُدو َن‬
ِ ‫ون اللَّ ِه فَاه ُدوهم ِإىَل ِصر‬
َ ُْ ْ ُ ْ ُْ َ ََ َُْ َ َ ُ َ ُ ْ
(Kepada malaikat diperintahkan): "Kumpulkanlah orang-orang yang zalim beserta teman
sejawat mereka dan sembahan-sembahan yang selalu mereka sembah, selain Allah;
maka tunjukkanlah kepada mereka jalan ke neraka.Qs. Al-Shaffat [37]: 22-23
Sabil al-thaghut sebagai sarana mulkiyyah al-thaghut, daar al-jahiliyyah menjadi materi
tempat untuk beribadah.
‫ضعِي ًفا‬ ِ َ‫وت َف َقاتِلُوا َأولِياء الشَّيط‬
ِ َ‫ان ِإ َّن َكي َد الشَّيط‬
َ ‫ان َكا َن‬
ِ ُ‫الَّ ِذين آمنُوا ي َقاتِلُو َن يِف سبِ ِيل اللَّ ِه والَّ ِذين َك َفروا ي َقاتِلُو َن يِف سبِ ِيل الطَّاغ‬
ْ ْ ْ ََْ َ ُ ُ َ َ َ ُ َ َ
Orang-orang yang beriman berperang di jalan Allah, dan orang-orang yang kafir
berperang di jalan thaghut, sebab itu perangilah kawan-kawan syaitan itu, karena
sesungguhnya tipu daya syaitan itu adalah lemah.Qs. Al-Nisa [4]: 76
Thariq al-jahannam sebagai sarana uluhiyyah al-thaghut, manusia yang mengingkari
Allah sebagai materi personil yang mengabdi kepada thaghut.
)169( ‫ك َعلَى اللَّ ِه يَ ِس ًريا‬ ِ ِ ‫) ِإاَّل طَ ِريق جهنَّم خالِ ِد‬168( ‫ِإ َّن الَّ ِذين َك َفروا وظَلَموا مَل ي ُك ِن اللَّه لِي ْغ ِفر هَل م واَل لِيه ِديهم طَ ِري ًقا‬
َ ‫ين ف َيها َأبَ ًدا َو َكا َن َذل‬
َ َ َ ََ َ ْ ُ َ ْ َ َ ُْ َ َ ُ َْ ُ َ ُ َ
Sesungguhnya orang-orang yang kafir dan melakukan kezaliman, Allah sekali-kali tidak
akan mengampuni (dosa) mereka dan tidak (pula) akan menunjukkan jalan kepada
mereka, kecuali jalan ke neraka Jahannam; mereka kekal di dalamnya selama-lamanya.
dan yang demikian itu adalah mudah bagi Allah.Qs. Al-Nisa [4]: 168-169

C. PENGERTIAN IBADAH DAN PEMBAGIANNYA


Pengertian ibadah adalah segala apa saja yang diridhai dan disukai al-Ma’bud
(Allah/thaghut), baik perkataan atau perbuatan, zhahir maupun bathin.”
1. Ibadah Kepada Allah
ِ ‫وما خلَ ْقت اجْلِ َّن واِإْل نْس ِإاَّل لِيعب ُد‬
‫ون‬ ُْ َ َ َ ُ َ ََ
Dan aku tidak menciptakan jin dan manusia melainkan supaya mereka mengabdi
kepada-Ku. Qs. Al-Dzariyat [51]: 56
‫ين الْ َقيِّ َم ِة‬ ِ ِ‫الز َكاةَ وذَل‬ ِ ِِ ِ ِ
ُ ‫كد‬َ َ َّ ‫يموا الصَّاَل ةَ َويُْؤ تُوا‬
ُ ‫ِّين ُحَن َفاءَ َويُق‬ َ ‫َو َما ُأمُروا ِإاَّل لَي ْعبُ ُدوا اللَّهَ خُمْلص‬
َ ‫ني لَهُ الد‬
Padahal mereka tidak disuruh kecuali supaya menyembah Allah dengan memurnikan
ketaatan kepada-Nya dalam (menjalankan) agama yang lurus, dan supaya mereka

6
mendirikan shalat dan menunaikan zakat; dan yang demikian Itulah agama yang lurus.
Qs. Al-Bayyinah [98]: 5
Qs. Al-Tawbah [9]: 31
Qs. Al-Quraisy [106] : 3-4
Ibadah kepada Allah adalah segala apa saja yang diridhai dan disukai Allah, baik
perkataan atau perbuatan, zhahir maupun bathin.”
Ketentuan ibadah harus ikhlashdan senantiasa ber-uswah kepada Rasulullah.
Ikhlash adalah tuntas dan kaffah (menyeluruh), semua aturan atau rububiyyah, baik
yang berhubungan dengan ideologi, politik, ekonomi, sosial, budaya, hukum,
pertahanan dan keamanan harus dilaksanakan dalam kehidupan nyata di lembaga
karunia Allah, tidak hanya sebatas pengakuan saja.
Sebagai contoh adalah pelaksanaan hukuman pidana. Hukum pidana merupakan
salah satu rububiyyahAllah yang harus dilaksanakan sebagai konsekuensi dari
ikhlashdalam din dan hal itu tidak bisa dilaksanakan tanpa aparatur penegak hukum.
Aparatur penegak hukum seperti ini adalah hal yang tidak terpisahkan dengan sebuah
Negara Karunia Allah.
Ibadah harus mutaba’ah dan ber-uswah kepada Rasulullah, seluruh pelaksaannya
harus mengikuti ketetapan Rasulullah sebagai pemimpin baik melalui perkataan
atau perbuatannya. Sebagai pemimpin tentu akan menetapkan mana yang harus
dilaksanakan dan mana yang tidak boleh dilaksanakan.
Pelaksanaan ketiga unsur tersebut berarti dengan melaksanakan segala hal yang
menjadi keputusan Allah, Rasul dan Uli al-Amrminkum dalam lingkup lembaga yang
telah mendapat legalitas secara syar’i sehingga segala ‘amaliyyahnya bernilai ibadah
kepada Allah.
Walhasil, hakikat ibadah kepada Allah adalah dengan melaksanakan rububiyyah Allah
yang meliputi al-Qur`an, al-hadits dan produk syur a, di mulkiyyah-Nya dalam rangka
menegakkan uluhiyatullah.
Inilah aplikasi dari ikhlash dan uswah wa mutaba’ah. Oleh karenanya, setiap
kebijakan dan program lembaga pemerintahan Allah di bumi hari ini adalah dalam
rangka merealisasikan pengabdian hanya kepada Allah, sehingga melaksanakannya
termasuk ibadah.
2. Ibadah Kepada Thaghut
َّ ‫َأض ُّل َع ْن َس َو ِاء‬
‫السبِ ِيل‬ َ ‫وت ُأولَِئ‬
َ ‫ك َشٌّر َم َكانًا َو‬
ِ ِ ِ
َ ‫ب َعلَْيه َو َج َع َل مْن ُه ُم الْقَر َد َة َواخْلَنَا ِز َير َو َعبَ َد الطَّا ُغ‬
ِ ِ ِ ِ
َ ‫قُ ْل َه ْل ُأَنبُِّئ ُك ْم بِ َشٍّر ِم ْن َذل‬
َ ‫ك َمثُوبَةً عْن َد اللَّه َم ْن لَ َعنَهُ اللَّهُ َو َغض‬
Katakanlah: "Apakah akan aku beritakan kepadamu tentang orang-orang yang lebih
buruk pembalasannya dari (orang-orang fasik) itu disisi Allah, Yaitu orang-orang yang
dikutuki dan dimurkai Allah, di antara mereka (ada) yang dijadikan kera dan babi dan
(orang yang) menyembah thaghut?". mereka itu lebih buruk tempatnya dan lebih tersesat
dari jalan yang lurus. Qs. Al-Maidah [5]: 60
Ibadah kepada thaghut adalah melaksanakan rububiyyah thaghut di mulkiyyah thaghut
dalam rangka menegakkan uluhiyyah al-thaghut.
Semua aturan hidup mereka yang bersumber dari hawa nafsu, tentu tidak bisa
dilaksanakan kecuali di wilayahnya, sehingga pada akhirnya kerangka sistem yang
dibangun adalah dalam rangka uluhiyyah kepada thaghut. Inilah hakikat dari ibadah
kepada thaghut.
Pelaksanaan ketiga aspek rububiyyah, mulkiyyah dan uluhiyyah akan memperoleh
hasil yang sesuai manakala ketiganya dilaksanakan secara integral. Dengan kata lain
ketiga hal tersebut satu dengan lainnya tak terpisahkan. Penerapan rububiyyah Allahdi

7
mulkiyyah Allah oleh para pengabdi thaghut (uluhiyyah al-thaghut) menjadi tidak
bernilai. Para hamba Allah (uluhiyyah Allah) yang menerapkan rububiyyah Allah tetapi
di mulkiyyah al-thaghut, setiap amalnya akan tertolak. Demikian pula, para hamba
Allah (uluhiyyah Allah) yang menerapkan rububiyyah al-thaghut di mulkiyyah Allah.
Dengan demikian, pencampuran salah satu saja dari ketiga unsur tersebut antara
sudut yang satu (Allah) dengan sudut yang lain (thaghut) dikategorikan dalam
kemusyrikan, yang pada hakikatnya merupakan bentuk pengabdian kepada thaghut.
‫اب َومِبَا ُكْنتُ ْم تَ ْد ُر ُسو َن‬ ِ ‫ون اللَّ ِه ولَ ِكن ُكونُوا ربَّانِيِّ مِب‬
َ َ‫ني َا ُكْنتُ ْم تُ َعلِّ ُمو َن الْكت‬َ َ ْ َ ُ ْ ًَ ِ ‫ول لِلن‬
ِ ‫َّاس ُكونُوا ِعبادا يِل ِمن د‬ َ ‫ْم َوالنُُّب َّوةَ مُثَّ َي ُق‬
َ ‫اب َواحْلُك‬
ِ ِ ِ
َ َ‫َما َكا َن لبَ َش ٍر َأ ْن يُْؤ تيَهُ اللَّهُ الْكت‬
Tidak wajar bagi seseorang manusia yang Allah berikan kepadanya al-kitab, hukum
dan kenabian, lalu Dia berkata kepada manusia: "Hendaklah kamu menjadi
penyembah-penyembahku bukan penyembah Allah." akan tetapi (dia berkata):
"Hendaklah kamu menjadi orang-orang rabbani, karena kamu selalu mengajarkan Al
kitab dan disebabkan kamu tetap mempelajarinya. Qs. Ali Imran [3]: 79.
ِ ِ ‫هِب‬ ‫هِب‬ ِ ‫هِب‬ ‫ِإ‬ ِ ِ َّ ‫ُأولَِئ‬
َ ‫ْم َوالنُُّب َّو َة فَ ْن يَ ْك ُفْر َا هَُؤ اَل ء َف َق ْد َو َّكْلنَا َا َق ْو ًما لَْي ُسوا َا ب َكاف ِر‬
‫ين‬ َ ‫اب َواحْلُك‬
َ َ‫اه ُم الْكت‬
ُ َ‫ين آَتْين‬
َ ‫ك الذ‬ َ
Mereka Itulah orang-orang yang telah Kami berikan al-kitab, hukum dan kenabian jika
orang-orang (Quraisy) itu mengingkarinya, maka sesungguhnya Kami akan
menyerahkannya kepada kaum yang sekali-kali tidak akan mengingkarinya. Qs. Al-
An’am [6]: 89.
‫ني‬ ِ ِ ‫ْكتاب واحْل كْم والنُّب َّو َة ورز ْقنَاهم ِمن الطَّيِّب‬
ِ ‫ولََق ْد آَتينَا بيِن ِإسراِئ‬
َ ‫اه ْم َعلَى ال َْعالَم‬
ُ َ‫ضْلن‬
َّ َ‫ات َوف‬َ َ ْ ُ َ َ َ ُ َ َ ُ َ َ َ ‫يل ال‬ َ َْ َ ْ َ
Dan sesungguhnya telah Kami berikan kepada Bani Israil al- kitab (Taurat), kekuasaan
dan kenabian dan Kami berikan kepada mereka rezki-rezki yang baik dan Kami
lebihkan mereka atas bangsa-bangsa (pada masanya). Qs. Al-Jaatsiyah [45]: 16
Setiap rasul senantiasa menyeru untuk beribadah kepada Allah saja dan menjauhi
beribadah kepada Thaghut. Karena ketika saat itu tidak beribadah kepada Allah,
otomatis ketika itu ia sedang beribadah kepada Thaghut.
ِ ِ ِ‫ممْنح َّقْتعلَي ِهالضَّاللَةُفَ ِسريواْف‬ ِ َّ ‫اجتَنِبُواْالطَّاغُوتَ َف ِمْن ُه‬ ٍ َّ ‫ولََق ْدبع ْثنَافِي ُك‬
َ ِ‫ياَألرض َفانظُُرواْ َكْي َف َكانَ َعاقبَةُال ُْم َك ِّذب‬
‫ني‬ ْ ُ ْ َ َ َّ ‫ممْن َه َدىاللّ ُه َومْن ُه‬ ْ ‫ُأِّلمة َّر ُسوالًَأنِا ْعبُ ُدواْالل َّه َو‬ ََ َ
Dan sungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan):
"Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu", maka di antara umat itu ada
orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang
yang telah pasti kesesatan baginya . Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan
perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul). Qs.
Al-Nahl [16]: 36

D. ALLAH MINDED 100%


Kata kunci dalam aqidahislamiyyah yang menjadi pusat dari segala pembahasan adalah
ketauhidan kepada Allah. Dalam pandangan aqidahislamiyyah segala sesuatu tidak
dapat dilepaskan dari makna relasional Allah. Karena bagaimanapun Allah adalah figur
sentral dari tauhid. Segala pola hidup haruslah senantiasa diukur dengan ismullah,
sehingga setiap gerak langkah dalam kehidupan ini tidak terlepas dari koridor ketaatan
kepada Allah.
Untuk lebih memudahkan pemahaman dasar terhadap kedudukan Allah dalam
kehidupan manusia, salah satunya dengan cara mengenal Allah dalam I’tiqad
Mutakallim Wahid, yaitu:

8
1) ‫الَ َمطْلُ ْو َب ِإالَّ ِاهلل‬
artinya tidak ada yang dicari, diharapkan dan diperlukan dalam hidup ini, kecuali
rahmat dan ridha Allah. Aqidahislamiyyah dibangun dengan tujuan meraih keridhaan
Allah sebagaimana Qs. al-Baqarah [2]: 207, namun hanya sebagian orang saja yang
hidupnya senantiasa mencari mardhatillah. Mereka inilah orang-orang beriman yang
ber-Islam secara totalitas dan sekali-kali tidak mengikuti arahan-arahan syetan. Arah
dan sikap bagi sebagian orang ini tidaklah bercabang, melainkan hanya satu yaitu
mardhatillah. Apapun godaannya tidak akan merubah kiblat perjuangan.
2) ‫الَ َم ْق ُص ْو َد ِإالَّ ِاهلل‬
artinya tidak ada yang dituju dalam hidup ini, kecuali hanya melaksanakan tugas
Iqamah al-dinyang merupakan tugas berkesinambungan dari semenjak dahulu kala
hingga hari akhir nanti, tugas yang berat tapi suci yang diemban oleh hamba-hamba
Allah terpilih sebagaimana ditegaskan dalam Qs. al-Syura` [42]: 13.
Dikatakan sebagai tugas berat tapi suci karena penegakannya mendapatkan tantangan
dan perlawanan sengit dari kaum musyrikin musuh-musuh Allah sehingga dengan
derasnya tantangan tersebut tidak sedikit di antara mereka yang berguguran, terpental
dari medan juang ini. Dengan demikian perlawanan ini menjadi bukti bahwa apa yang
didakwahkan adalah kebenaran karena adanya kesesuaian dengan sunnnatullah dan
sunnah al-rasul. Sedangkan suci karena sejatinya kita sedang berkhidmat kepada
Allah.

3) ‫الَ َم ْعُب ْو َد ِإالَّ ِاهلل‬


artinya tidak ada yang wajib diibadahi dengan haq dalam hidup ini, melainkan Allah,
mensucikan iman dan tauhid dari setiap tahayyul, bid’ah (di luar keputusan), churafat,
dan kepercayaan jahiliyyah lainnya. Dengan kata lain ungkapan di atas dapat
dipahami bahwasanya tidak ada ibadah dalam hidup ini melainkan hanya dengan
melaksanakan program-program dan ketetapan Allah, ketetapan Rasulullahdan
ketetapan Uli al-amri. Pelaksanaan program sebagai wujud nyata amal shalih seorang
hamba terhadap Rabbnya.
4) ‫الَ َم ْو ُج ْو َد ِإالَّ ِاهلل‬
artinya tidak ada yang diwujudkan dalam hidup ini, kecuali (din) Allah. Tiada sesuatu
yang wujud mutlak melainkan hanya Allah belaka, Ia-lah Dzat yang wajibul wujud.
Ungkapan tersebut dapat diterjemahkan dengan terwujudnya mulkiyyatullah di muka
bumi.

Keyakinan kepada Allah akan memberikan makna dan wujud sebagai berikut:
1. Sanggup dan mampu melaksanakan setiap perintah-Nya dan menjauhi setiap
larangan-Nya, tanpa kecuali dan tanpa tawar-menawar;
2. Mendahulukan dan mengutamakan pelaksanaan perintah-perintah Allah, daripada
sesuatu di luarnya; dan
3. Mendasarkan setiap tingkah laku dan amalnya atas Wahdaniyat Allah, tegasnya
atas Tauhid sejati, dan tidak atas alasan, pertimbangan dan dalil apapun, atau
dengan kata lain: “Allah minded 100%.

9
2. SYARI’AH

A. PENGERTIAN SYARI’AH
Secara bahasa artinya jalan menuju mata air (Diin)
Cara mengambilnya dengan Fiqh.
Produknya untuk dijadikan hukum (batas).
Secara istilah Syari'at Islam berarti jalan, aturan, pedoman atau sistem hidup Islam,
disebut juga Rububiyyah Allah, ia adalah sarana konsepsional dan merupakan salah satu
unsur/bagian dari dinul Islam.
Syari'at Islam diciptakan oleh Allah secara global, adapun petunjuk pelaksanaannya
ditetapkan oleh para Rasul, sejak Nabi Adamsampai Rasulullah Muhammad , dan
pelaksanaanya di tanfidz oleh Ulil Amri minkum.
Syari'at Thaghut berarti jalan, aturan, pedoman atau sistem hidup Thaghut, disebut
juga Rububiyyah thaghut, ia adalah sarana konsepsional dan merupakan salah satu
unsur/bagian dari dinul bathil.
B. SYARI’AH SEBAGAI APLIKASI AQIDAH

1) Qs. Al-Jaatsiyah Qs [45]: 18


ِ َّ ِ ِ ْ ‫اك َعلَى َش ِر َيع ٍة ِمن‬
َ ‫اَأْلم ِر فَاتَّب ْع َها َواَل َتتَّب ْع َْأه َواءَ الذ‬
‫ين اَل َي ْعلَ ُمو َن‬ َ َ َ‫مُثَّ َج َعْلن‬
Kemudian Kami jadikan kamu berada di atas suatu syariat (peraturan) dari urusan
(agama itu), Maka ikutilah syariat itu dan janganlah kamu ikuti hawa nafsu orang-orang
yang tidak mengetahui.

2) Qs. Al-Syura’ Qs [42]: 13


‫وه ْم ِإلَْي ِه‬ ِ ِِ ِ ِ ِ ‫صى بِِه نُوحا والَّ ِذي َأوحينا ِإلَيك وما و َّ ِ ِ ِإ‬ َّ ‫ع لَ ُك ْم ِم َن الدِّي ِن َما َو‬
َ ‫ِّين َواَل َتَت َفَّرقُوا في ه َكُب َر َعلَى ال ُْم ْش ِرك‬
ُ ُ‫ني َم ا تَ ْدع‬ ُ ‫يس ى َأ ْن َأق‬
َ ‫يم وا ال د‬ َ ‫وس ى َوع‬
َ ‫يم َو ُم‬
َ ‫صْينَا ب ه ْب َراه‬ َ َ َ َ ْ ََْ ْ َ ً َ ‫َشَر‬
ِ ِ ‫ِإ‬ ِ ِ ‫ِإ‬
ُ ‫اللَّهُ جَيْتَيِب لَْيه َم ْن يَ َشاءُ َوَي ْهدي لَْيه َم ْن يُن‬
‫يب‬
Dia telah mensyari'atkan bagi kamu tentang agama apa yang telah diwasiatkan-Nya
kepada Nuh dan apa yang telah Kami wahyukan kepadamu dan apa yang telah Kami
wasiatkan kepada Ibrahim, Musa dan Isa Yaitu: Tegakkanlah agama dan janganlah

10
kamu berpecah belah tentangnya. Amat berat bagi orang-orang musyrik agama yang
kamu seru mereka kepadanya. Allah menarik kepada agama itu orang yang
dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada (agama)-Nya orang yang kembali
(kepada-Nya).
C. SETIAP UMAT PUNYA SYARI’AH MASING-MASING
ِ ِ ِ ِ ِ ‫مِب‬ ِ ِ ِ ‫ْكتَاب بِاحْل ِّق مص ِّدقًا لِما ب ي َدي ِه ِمن ال‬
ِ َ‫ْكت‬ ِ َ ‫وَأْنزلْنَا ِإلَي‬
ً ‫اح ُك ْم َبْيَن ُه ْم َا َأْنَز َل اللَّهُ َواَل َتتَّبِ ْع َْأه َواءَ ُه ْم َع َّما َج اءَ َك م َن احْلَ ِّق ل ُك ٍّل َج َعْلنَ ا مْن ُك ْم ش ْر َعةً َومْن َه‬
‫اج ا‬ ْ َ‫اب َو ُم َهْيمنًا َعلَْيه ف‬ َ ْ َ َ ‫ك ال َ َ ُ َ َ َنْي‬ ْ َ َ
‫ات ِإىَل اللَّ ِه َمْر ِج ُع ُك ْم مَجِ ًيعا َفُينَبُِّئ ُك ْم مِبَا ُكْنتُ ْم فِ ِيه خَت ْتَلِ ُفو َن‬
ِ ‫اح َدةً ولَ ِكن لِيبلُو ُكم يِف ما آتَا ُكم فَاستبِ ُقوا اخْل ير‬
َ َْ َْ ْ َ ْ َ َْ ْ َ
ِ ‫و‬ َّ ُ َ ‫ع‬ ‫جَل‬ ‫ه‬َّ
َ ً ْ َ َ ُ َ‫َولَ ْو َشاء‬
‫ة‬ ‫ُأم‬ ‫م‬ ‫ك‬ ‫ل‬ ‫ل‬ ‫ال‬
Qs. Al-Maidah [5]: 48. dan Kami telah turunkan kepadamu Al Quran dengan membawa
kebenaran, membenarkan apa yang sebelumnya, Yaitu Kitab-Kitab (yang diturunkan
sebelumnya) dan batu ujian terhadap Kitab-Kitab yang lain itu; Maka putuskanlah perkara
mereka menurut apa yang Allah turunkan dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu
mereka dengan meninggalkan kebenaran yang telah datang kepadamu. Untuk tiap-tiap
umat diantara kamu, Kami berikan aturan dan jalan yang terang. Sekiranya Allah
menghendaki, niscaya kamu dijadikan-Nya satu umat (saja), tetapi Allah hendak menguji
kamu terhadap pemberian-Nya kepadamu, Maka berlomba-lombalah berbuat kebajikan.
hanya kepada Allah-lah kembali kamu semuanya, lalu diberitahukan-Nya kepadamu apa
yang telah kamu perselisihkan itu.
Contoh :

1. Nabi Adam 
1) Syari’at perkawinan silang putra-putri Nabi Adam.
2) Syari’at berkorban,Qs. Al-Maidah [5]: 27.
3) Syari’at penguburan jenazah putra Nabi Adam, Qs. Al-Maidah [5]:31.
2. Nabi Nuh 
1) Syari’at berdakwah kepada tauhidullah, Qs. Al-A’raf [7]: 59.
2) Syari’at pemutusan nasab jika nasab biologis tidak menjadi kader idologis, Qs.
Huud [11]: 46.
3. Nabi Ibrahim
1) Syari’at berkorban, Qs. Shaffat 37]: 107.
2) Syari’at khitan.
3) Syariat haji, Qs. Al-Hajj [22]: 27-28.
4. Nabi Musa 
1) Syari’at bertaubat kepada Allah karena menyembah anak lembu dengan
membunuh diri sendiri, Qs. Al-Baqarah [2]: 54.
2) Syari’at
menjadikan rumah-rumah sebagai tempat shalat dan mendirikan
shalat, Qs. Yunus [10]: 87.
5. Nabi Zakaria  shalat dua waktu pagi dan petang, Qs. Ali Imran [3]: 41.
6. Maryam ibu Nabi Isa berpuasa bukanlah dengan menahan diri daripada makan dan
minum, tetapi dengan tidak berbicara,Qs. Maryam [19]: 26.
7. Nabi Isa
Syariat membenarkan kitab sebelumnya yaitu Taurat dan memberi kabar gembira
dengan datangnya nabi setelahnya yaitu Rasulullah Muhammad  dengan membawa
risalah Al-Qur’an, Qs. Al-Shaaf [61]: 6.

Syari’at yang ada pada setiap Nabi walaupun tata caranya berbeda adalah shalat dan
zakat.

11
Syari'at Rasul yang terdahulu akan dimansukh (dihapus) apabila diutus seorang Rasul
yang baru dengan syari'at yang baru juga. Kecuali syari'at Nabi Muhammad yang
kekal hingga hari kiamat karena tidak lagi Nabi diutus setelahRasulullah .

D. PRINSIP – PRINSIP SYARI’AH


1. Tidak menyulitkan (‫)َعَدُم الَْحَرِج‬
ِ ِ
َ ‫يض ا َْأو َعلَى َس َف ٍر فَع َّدةٌ م ْن َأيَّ ٍام‬
ُ‫ُأخ َر يُِري ُد اللَّه‬ ً ‫ص ْمهُ َو َم ْن َك ا َن َم ِر‬
ِ ِ ِ ٍ
ْ ‫َّاس َو َبِّينَ ات م َن اهْلُ َدى َوالْ ُف ْرقَان فَ َم ْن َش ِه َد مْن ُك ُم الش‬
ُ َ‫َّهَر َفْلي‬ ِ ‫ضا َن الَّ ِذي ُأنْ ِز َل فِ ِيه الْ ُق ْرآ ُن ُه ًدى لِلن‬
َ ‫َش ْهُر َر َم‬
‫ْملُوا الْعِ َّد َة َولِتُ َكِّب ُروا اللَّهَ َعلَى َما َه َدا ُك ْم َولَ َعلَّ ُك ْم تَ ْش ُكُرو َن‬
ِ ‫يد بِ ُكم الْعسر ولِتُك‬
َ َ ْ ُ ُ ُ ‫ب ُك ُم الْيُ ْسَر َواَل يُِر‬
ِ
(Beberapa hari yang ditentukan itu ialah) bulan Ramadhan, bulan yang di dalamnya
diturunkan (permulaan) Al-Qur’an sebagai petunjuk bagi manusia dan penjelasan-
penjelasan mengenai petunjuk itu dan pembeda (antara yang hak dan yang
bathil).karena itu, barangsiapa di antara kamu hadir (di negeri tempat tinggalnya) di
bulan itu, maka hendaklah ia berpuasa pada bulan itu, dan barangsiapa sakit atau
dalam perjalanan (lalu ia berbuka), maka (wajiblah baginya berpuasa), sebanyak hari
yang ditinggalkannya itu, pada hari-hari yang lain. Allah menghendaki kemudahan
bagimu, dan tidak menghendaki kesukaran bagimu.dan hendaklah kamu mencukupkan
bilangannya dan hendaklah kamu mengagungkan Allah atas petunjuk-Nya yang
diberikan kepadamu, supaya kamu bersyukur.Qs. Al-Baqarah [2]: 185.
Qs. Al-Baqarah [2]:286 ; Qs.Al-Haj [22]: 78

2. Berangsur angsur (‫)الَّتَدُرُج فِي التَّْشِرْيِع‬


ٍ ‫َّاس علَى مك‬
‫ْث َونََّزلْنَاهُ َتْن ِزياًل‬ ِ
ُ َ ِ ‫َو ُق ْرآنًا َفَر ْقنَاهُ لَت ْقَرَأهُ َعلَى الن‬
Dan Al Quran itu telah Kami turunkan dengan berangsur-angsur agar kamu
membacakannya perlahan-lahan kepada manusia dan Kami menurunkannya bagian
demi bagian.Qs. Al-Isra’ [17]: 106
‫لََت ْر َكنُب َّ طََب ًقا َع ْن طَبَ ٍق‬
Sesungguhnya kamu melalui tingkat demi tingkat (dalam kehidupan). Qs. Al-Insyiqaaq
[84]: 19
3. Mewujudkan kemaslahatan (‫)ِلَأْجِل الَْمْصَلَحِة‬
‫ت َو َم ا َت ْوفِ ِيقي ِإاَّل بِاللَّ ِه‬ ِ ‫ال ي ا َق وِم َأرَأيتم ِإ ْن ُكْنت علَى بِّين ٍة ِمن ريِّب ورزقَيِن ِمْن ه ِر ْزقً ا حس نا وم ا ُأِري ُد َأ ْن‬
ُ ‫اس تَطَ ْع‬ ْ ‫ُأخ ال َف ُك ْم ِإىَل َم ا َأْن َه ا ُك ْم َعْن هُ ِإ ْن ُأِري ُد ِإاَّل اِإْل‬
ْ ‫ص اَل َح َم ا‬ َ َ َ ًَ َ ُ َََ َ ْ َ َ َ ُ ْ ُْ َ ْ َ َ َ‫ق‬
‫يب‬ ِ ِ ‫َعلَْي ِه َتو َّكْل ُ ِإ‬
ُ ‫ت َو لَْيه ُأن‬ َ
Syu'aib berkata: "Hai kaumku, bagaimana pikiranmu jika aku mempunyai bukti yang
nyata dari Tuhanku dan dianugerahi-Nya aku dari pada-Nya rezki yang baik (patutkah
aku menyalahi perintah-Nya)? dan aku tidak berkehendak menyalahi kamu (dengan
mengerjakan) apa yang aku larang, aku tidak bermaksud kecuali (mendatangkan)
perbaikan selama aku masih berkesanggupan, dan tidak ada taufik bagiku melainkan
dengan (pertolongan) Allah. hanya kepada Allah aku bertawakkal dan hanya kepada-
Nya-lah aku kembali.Qs. Huud [11]: 88.
Qs.Thaha [20]: 1-3 ; Qs. Muhammad [47]: 5
E. TUJUAN DITERAPKAN SYARIAH(‫الشِريْعَِة‬
َّ ‫اصُد‬
ِ ‫)َمَق‬

1. Secara umum
Kemaslahatan bagi manusia dengan memelihara kebutuhan dharuriyat dan
menyempurnakan kebutuhan hajiyatsertatahsiniyat mereka.

2. Secara khusus
a. ‫( ِحْفُظ ِّالدِين‬menjaga agama)

12
‫ُه َو الَّ ِذي َْأر َس َل َر ُسولَهُ بِاهْلَُدى َو ِدي ِن احْلَ ِّق لِيُظْ ِهَرهُ َعلَى الدِّي ِن ُكلِّ ِه َولَ ْو َك ِر َه ال ُْم ْش ِر ُكو َن‬
Dialah yang telah mengutus RasulNya (dengan membawa) petunjuk (Al-Qur’an) dan
agama yang benar untuk dimenangkanNya atas segala agama, walaupun orang-
orang musyrikin tidak menyukai.Qs.Al-Tawbah [9]: 33.
Qs. 61: 9 ; Qs. 48: 28 Qs. 42: 13
b. ‫س‬
ِ ‫ظ النَْف‬
ُ ‫(ِحْف‬menjaga jiwa)
ِ
ٍ ‫وف وَأداء ِإلَي ِه بِِإحس‬ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ‫ص ُ يِف‬ ِ ِ ِ َّ
‫ان‬ َ ْ ْ ٌ َ َ ‫اص الْ َقْتلَى احْلُ ُّر ب احْلُِّر َوال َْعْب ُد بال َْعْب د َواُأْلْنثَى ب اُأْلْنثَى فَ َم ْن عُف َي لَ هُ م ْن َأخي ه َش ْيءٌ فَاتِّبَ اعٌ ب ال َْم ْعُر‬ َ ‫ب َعلَْي ُك ُم الْق‬ َ ‫يَا َأيُّ َه ا الذ‬
َ ‫ين َآمنُ وا ُكت‬
‫يم‬ ِ ‫ذَلِك خَت ْ ِفيف ِمن ربِّ ُكم ورمْح ةٌ فَم ِن اعت َدى بع َد ذَلِك َفلَه ع َذ‬
ٌ ‫اب َأل‬ٌ َ ُ َ ْ َ َْ َ َ َ َ ْ َ ْ ٌ َ
Hai orang-orang yang beriman, diwajibkan atas kamu qishaash berkenaan dengan
orang-orang yang dibunuh; orang merdeka dengan orang merdeka, hamba dengan
hamba, dan wanita dengan wanita. Maka Barangsiapa yang mendapat suatu
pema'afan dari saudaranya, hendaklah (yang mema'afkan) mengikuti dengan cara
yang baik, dan hendaklah (yang diberi ma'af) membayar (diat) kepada yang memberi
ma'af dengan cara yang baik (pula). yang demikian itu adalah suatu keringanan dari
Tuhan kamu dan suatu rahmat. Barangsiapa yang melampaui batas sesudah itu,
Maka baginya siksa yang sangat pedih. Qs. Al-Baqarah [2]: 178.
Qs. 2: 216 ; Qs. 66: 6
c. ‫( ِحْفُظ َالعْقِل‬menjaga akal)
ِ ‫ك يبنِّي اللَّه لَ ُكم اآْل ي‬ِ ِ ِ ‫ك َع ِن اخْلَ ْم ِر َوال َْمْي ِس ِر قُ ْل فِي ِه َم ا ِإمْثٌ َكبِ ريٌ َو َمنَ افِ ُع لِلن‬
‫ات لَ َعلَّ ُك ْم‬ َ َ‫َّاس َوِإمْثُُه َم ا َأ ْكَب ُر ِم ْن َن ْفعِ ِه َم ا َويَ ْس َألُون‬
َ ُ ُ ُ َُ َ ‫ك َم ا َذا يُْنف ُق و َن قُ ِل ال َْع ْف َو َك َذل‬ َ َ‫يَ ْس َألُون‬
‫َتَت َف َّك ُرو َن‬
Mereka bertanya kepadamu tentang khamar dan judi. Katakanlah: "Pada keduanya
terdapat dosa yang besar dan beberapa manfaat bagi manusia, tetapi dosa
keduanya lebih besar dari manfaatnya". dan mereka bertanya kepadamu apa yang
mereka nafkahkan. Katakanlah: " yang lebih dari keperluan." Demikianlah Allah
menerangkan ayat-ayat-Nya kepadamu supaya kamu berfikir.Qs. 2: 219
Qs. 17: 36
d. ‫( ِحْفُظ النَْسِب‬menjaga keturunan)
ً ‫ين لَ ْو َتَر ُكوا ِم ْن َخْل ِف ِه ْم ذُِّريَّةً ِض َعافًا َخافُوا َعلَْي ِه ْم َفْليََّت ُقوا اللَّهَ َولَْي ُقولُوا َق ْواًل َس ِد‬
‫يدا‬ ِ َّ ‫ولْيخ‬
َ ‫ش الذ‬َ ََْ
Dan hendaklah takut kepada Allah orang-orang yang seandainya meninggalkan
dibelakang mereka anak-anak yang lemah, yang mereka khawatir terhadap mereka.
oleh sebab itu hendaklah mereka bertakwa kepada Allah dan hendaklah mereka
mengucapkan Perkataan yang benar.Qs.Al-Nisa [4]: 9.
Qs. 17: 32 ; Qs. 24: 2; Qs. 49: 13

e. ‫( ِحْفُظ ْالَمِال‬menjaga harta)


ِ ‫اط ِل َوتُ ْدلُوا هِبَا ِإىَل احْلُ َّك ِام لِتَْأ ُكلُوا فَ ِري ًقا ِم ْن َْأم َو ِال الن‬
‫َّاس بِاِإْل مْثِ َوَأْنتُ ْم َت ْعلَ ُمو َن‬ ِ ‫واَل تَْأ ُكلُوا َأموالَ ُكم بينَ ُكم بِالْب‬
َ ْ َْ ْ َ ْ َ
Dan janganlah sebahagian kamu memakan harta sebahagian yang lain di antara
kamu dengan jalan yang bathil dan (janganlah) kamu membawa (urusan) harta itu
kepada hakim, supaya kamu dapat memakan sebahagian daripada harta benda
orang lain itu dengan (jalan berbuat) dosa, Padahal kamu mengetahui.Qs.Al-Baqarah
[2]: 188.
Qs. 4: 29; Qs. 5: 38; Qs. 9: 103 ; Qs. 59: 7

F. APLIKASI
1. Tathbiq al-syari’ah

13
Tahapan dalam penetapan hukum, aplikatifnya berdasarkan kronologis tertib nuzul
al-Qur’an pada masa Rasulullah .
Tathbiqus Syari’ahatau aplikasi syari’ah di lndonesia, mesti merujuk kepada “Uswah
Risalah” Nabi Muhammad dalam upaya merealisir pesan-pesan normatif wahyu
tersebut dalam kehidupan umat.

Dalam perspektif Nubuwwah, “Tasyri’ al-Ahkam al-’Amali” atau ayat-ayat yang


berkaitan dengan “hukum-hukum syari’ah” diturunkan secara bertahap mulai
periodesasi Makkiyyah dan disempurnakan pada periodesasi Madaniyyah termasuk
pelaksanaannya.

Contoh tahapan dalam penetapan hukum :


a. Sejarah Shalat
Perintah shalat turun pada periodesasi Makkiyyah.
1) Shalat dua waktu pagi dan petang dengan jumlah masing-masing dua raka’at.
Qs. Al-A’raf [7]: 205.
2) Shalat tiga waktu. Qs. Huud [11]: 114.
3) Shalat lima waktu, perintah shalat saat Rasulullah  Isra’ Mi’raj. Qs. Al-Isra’
[17]: 1.

Pemindahan Qiblat
1) Saat di Makkah arah qiblat shalat adalah Al-Quds (Masjid al-Aqsha) di Palestina.
Rasulullah saat shalat di posisi menghadap Ka’bah (Masjidil Haram) yang lurus
menghadap Masjid al-Aqsha.
2) Saat Rasulullah di Madinah arah qiblat shalat masih ke Masjid al-Aqsha.
3) Setelah berlangsung sekitar 17 bulan terjadi pemindahan arah qiblat pada
bulan Rajab tahun kedua hijriyyah dari Al-Quds (Masjid al-Aqsha) ke Ka’bah
(Masjidil Haram). Tempat pemindahan arah qiblat dikenal dengan Masjid
Qiblatain. Qs. Al-Baqarah [2]: 144
4) Selanjutnya setelah peristiwa tersebut arah qiblat shalat adalah Ka’bah (Masjidil
Haram).
b. Qurban
Qurban (Udhiyyah) yaitu penyembelihan hewan qurban, perintah ini turun di
periodesasi Makkiyyah Qs. Al-Kautsar. Namun pelaksanaannya pada periodesasi
Madaniyyah.

c. Tahapan pembentukan Qiyadah lslamiyah


1) Syakhsiyyah, pembentukan diri manusia secara individu.Qs. Al-Muddasir [74]: l-
7.Rasulullah da’wah kepada individu-individu yang terdekat dengan beliau.
Khadijah istri beliau, Ali bin Abi Thalib (saudara sepupu), Abu Bakar (sahabat
karib masa kanak-kanak), Zaid bin Haritsah (budak kemudian menjadi anak
angkat), Ummu Aiman (pengasuh).
2) Usrah(keluarga), komunitas yang terdiri dari beberapa individu yang
dikendalikan oleh kepala rumah tangga.Baitul Khadijah, nama itu dikenal
sebagai cover bahwa urusan di rumah Khadijah adalah urusan dagang karena
Khadijah adalah saudagar kaya.Rumah yang lain yaitu Baitul Abu Bakar.
Qs. Yunus [10]: 87

14
3) Ummah, membangun komunitas atas dasar aqidah Islamiyyah yang membantu
agar dapat bergerak ke arah tujuan yang diharapkan atas dasar kepemimpinan
yang sama. Dibentuk Daarul Arqam, Qs. Al-Nahl [16]: 68.
4) Qawum, suprimasi Islam terwujud di tingkat domistik Jazirah Arab
denganFathu Makkah dan Futuhat Jazirah Arab. Qs. Al-Fath [48]: 1-7
5) Al-Naas,Islam secara hegemonik kekuasaannya mendunia “Khilafah Fil-Ardhi”.

d. Hukum Khamr
Termuat dalam 4 (empat) Surat al-Qur’an, dan diturunkan secara gradual empat
tahap :
1) Qs. An-Nahl [16]: 67. Ayat pertama diturunkan pada periode Makkiyyah (pra
Hijrah).
2) Qs. Al-Baqarah [2]: 219dan
3) Qs. Al-Nisa [4]: 43, kedua ayat ini diturunkan pada periode Madaniyyah pra
Futuh.
4) Qs. Al-Maidah [5]: 90, diturunkan pada periode Madaniyyah pasca Futuh
Makkah

e. Hukum Riba
Termuat dalam 4 (empat) Surat al-Qur’an, dan diturunkan secara gradual empat
tahap :
a) Qs. Al-Ruum [30]: 38-39, diturunkan di-Periode Makkiyyah (pra hijrah).
b) Qs. Al-Nisa [4]: 160-161, dan,
c) Qs. Ali ‘Imran [3]: 130, diturunkan pada Periode Madaniyyah pra Futuh.
d) Qs. Al-Baqarah [2]: 275-279, diturunkan pada Periode Madaniyyah pasca Futuh
Makkah.

2. Fiqh al-waqi’
Secara bahasafiqh berarti mengerti, memahami, mengetahui, sedangkan al-waqi'
berarti kejadian, peristiwa, dan realita atau kenyataan.

Jadi Fiqh al-waqi’ adalah suatu pemahaman terhadap hukum-hukum Allah  di dalam
al-Qur’an dan sunnah Rasulullah , yang diterapkan pada suatu peristiwa atau
masalah yang muncul dalam kehidupan sehari-hari.

Mengenal sebuah realita dengan tujuan agar sampai kepada hukum syariat adalah
sangat penting dan merupakan suatu kewajiban.

Landasan fiqh al-waqi’ adalah :


1) Al-Qur’an
2) Al-Sunnah
3) Sirah Nabawiyyah
Pelaksanaan hukum syari’at (al-Qur’an dan al-sunnah) berdasarkan pertimbangan
ataukondisi :
1) Makkah fi waqtil harbi
2) Madinah fi waqtil harbi

15
3) Madinah fi waqtil amni

Contoh:
1) Sanksi hukum bagi mereka yang melanggar, terbagi menjadi 3 bagian, yaitu:
hudud, qishash, dan ta’zir. Namun realitanya sebelum sarana dan prasarana
terpenuhi maka sangsi hukum tersebut belum bisa dilaksanakan, dan
keputusan hukum diserahkan kepada Ulil Amri.
2) Sistem perbankan hari ini yang masih ada unsur riba, sedangkan hampir
semua orang terlibat transaksi dengan bank, maka meminimalisir dan
membersihkan dari praktek riba dengan tidak memakan bunga bank.

3. QIYADAH

A. PENGERTIAN QIYADAH
Qiyadah berasal dari kata‫اد‬
َ َ‫ ق‬- ‫ َي ُقوْ ُد‬- ‫ادًة‬
َ َ‫ِقي‬
qaada-yaquudu-qiyadatan artinya menuntun atau memimpin.
Dalam literature istilah kepemimpinan meliputi: imam, khalifah, amir, wali dan shultan.
Apapun sebutannya maknanya adalah satu, yaitu kepemimpinan yang memerintah dengan
syari’at Allah dan sunnah Nabi-Nya.

B. URGENSI QIYADAH DALAM ISLAM


1. Kisah pertama manusia dalam al-Qur’an berbicara tentang kepemimpinan.
Pertarungan antara Adam selaku Khalifah dengan Iblis selaku thaghut.
‫ث ِش ْئتُ َما َواَل‬ ِ ِ ‫ِإاَّل ِإ‬ ِ ‫ِ ِئ‬
ُ ‫ك اجْلَنَّةَ َوكُاَل ِمْن َه ا َر َغ ًدا َحْي‬
َ ‫ت َو َز ْو ُج‬ َ ْ‫اس ُك ْن َأن‬
ْ ‫آد ُم‬
َ ‫) َو ُقْلنَا يَا‬34( ‫ين‬
ِ
َ ‫استَكَْبَر َو َكا َن م َن الْ َكاف ِر‬
ْ ‫يس َأىَب َو‬
‫آِل‬
َ ‫اس ُج ُدوا َد َم فَ َس َج ُدوا بْل‬ ْ ‫َوِإ ْذ ُقْلنَا لْل َماَل َكة‬
‫ض ُم ْس َت َقٌّر َو َمتَ اعٌ ِإىَل‬ ٍ ‫ض ُك ْم لَِب ْع‬ ِِ ‫مِم‬ ِِ ِ َّ ‫َت ْقَربَ ا َه ِذ ِه‬
ْ ‫ض َع ُد ٌّو َولَ ُك ْم يِف‬
ِ ‫اَأْلر‬ ُ ‫َأخَر َج ُه َم ا َّا َكانَ ا في ه َو ُقْلنَ ا ْاهبِطُ وا َب ْع‬ َّ ‫) فَ ََأزهَّلَُم ا‬35( ‫ني‬
ْ َ‫الش ْيطَا ُن َعْن َه ا ف‬ َ ‫الش َجَرةَ َفتَ ُكونَ ا م َن الظَّالم‬
)36( ‫ني‬ ٍ ‫ِح‬
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada Para Malaikat: "Sujudlah kamu kepada
Adam," Maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia
Termasuk golongan orang-orang yang kafir.
Dan Kami berfirman: "Hai Adam, diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan
makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik dimana saja yang kamu
sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu Termasuk
orang-orang yang zalim.
Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu[38] dan dikeluarkan dari
Keadaan semula dan Kami berfirman: "Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh
bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup
sampai waktu yang ditentukan."Qs. Al-Baqarah [2]:34-36
Qs. 7:11-25 ; Qs. 20:115-123

16
2. Kisah Ulul ‘Azmi
a. Nabi Nuh 
1) Musuh : al-Mala’ (Darmasil/Banu Rasib)
2) Hijrah : Bahtera, Bukit Judi Qs. 11:41
‫يم‬ ِ ‫وقَااَل ر َكبواْفِيهابِس ِماللّ ِهمجراهاومرساهاِإنَّربِّيلَغَ ُف‬
ٌ ‫ور َّرح‬
ٌ َ َ َ ُْ َ َ َ ْ َ ْ َ ُ ْ َ
Dan Nuh berkata: "Naiklah kamu sekalian ke dalamnya dengan menyebut
nama Allah di waktu berlayar dan berlabuhnya." Sesungguhnya Tuhanku
benar-benar Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. Qs. Huud [11]:41
Bismillah pertama ketika naik bahtera sebagai darul hijrah dan,
Bismillah kedua ketika berlabuh di bukit Judi untuk membentuk kota
Tsamanin sebagai teritorial dakwah.
3) Qiyadah :membangun kota Tsamanin dan mencetak kader ideologis dari
tiga puteranya yaitu Sam (kulit putih), Ham (berkulit hitam), Yafit (berkulit
merah dan coklat). Nuh  berdoa untuk anak keturunan Sam menjadi nabi-
nabi dan rasul, keturunan Yafit menjadi raja-raja, dan dari keturunan Ham
agar menjadi abdi dari keturunan Yafit dan Sam.

b. Nabi Ibrahim (Negeri Ur/Iraq)


1) Musuh : al-Mala’ (Namruz)
2) Hijrah :Hebron, Damaskus, Palestina, Mesir, Makkah, Yordania (Madyan)
3) Qiyadah :
a) Membangun ulang Ka’bah sebagai calon pusat dakwah, membangun
masjid al-Aqsa di Palestina.
b) Membentuk struktur dan mencetak kader yang disebar ke empat tempat,
yaitu Luth  ke Sodom, Ishaq di Syam(Palestina), Ismail  ke Makkah,
Madyan  ke Yordania(Madyan).

c. Nabi Musa 
1) Musuh : al-Mala’ (Fir’aun)
2) Hijrah: Madyan, Palestina
3) Qiyadah: Memiliki struktur al-jamaah: Musa  sebagai pemimpin tertinggi,
penasehat Syuaeb dan Khidir, wazir Harun, dan sekretaris Yusa  bin
Nun. Mengangkat 12 naqib (pemimpin) bani Israil.
ْ ‫الز َكاةَ َو َآمنتُمرِب ُ ُسلِ َيو َعَّز ْرمُتُومُهْ َوَأْقَر‬
‫ضتُ ُماللّ َه َق ْرضاً َح َسناًُأَّل َكفَِّرن ََّعن ُك ْم‬ َّ ‫ِّيم َع ُك ْملَِئْنَأقَ ْمتُ ُم‬
َّ ‫الصالَةَ َوآَتْيتُ ُم‬ ‫ِإ‬ ِ َ ‫ولََق ْدَأخ َذاللّه ِميثَا َقبنِيِإسراِئيلَوبع ْثنَ ِامنهما ْثَنيع‬
َ ‫ش َرنَقيباً َوقَااَل للّ ُه ن‬ َ ْ ُ ُ ََ َ َْ َ ُ َ َ
ِ َ َ ْ َ َ َ َ َ ُ ‫ُألد ِخلَنَّ ُك ْم َجنَّاتٍتَ ْج ِرميِنتَ ْحتِ َهااَألْن َه‬
‫اءالسبِ ِيل‬ ‫و‬ ‫س‬ َّ
‫ل‬
َّ َ َ َ ْ َ َ ْ‫ض‬ ‫د‬ ‫ق‬ ‫ف‬ ‫م‬ ‫ك‬
ُ ‫ن‬‫م‬ِ ‫ك‬
َ ‫ل‬ ‫ذ‬ ‫د‬ ‫ع‬ ‫ب‬ ‫ر‬ ‫ف‬ ‫ك‬
َ ‫ن‬‫م‬ ‫ف‬‫ار‬ ْ ‫َسيَِّئاتِ ُك ْم َو‬

“Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan
telah Kami angkat diantara mereka 12 orang pemimpin dan Allah berfirman:
"Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat
dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu
mereka dan kamu pinjamkan kepada Allah pinjaman yang baik sesungguhnya
Aku akan menutupi dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan
ke dalam surga yang mengalir air didalamnya sungai-sungai. Maka
barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah
tersesat dari jalan yang lurus”.Qs. Al-Maidah [5]:12

17
Qs 7:160

d. Nabi Isa 
1) Musuh : Gubernur Romawi di Palestina (Herodes)
2) Hijrah : Mesir
3) Qiyadah: Membentuk kader inti 12 Hawariyyin (sesuai jumlah suku Bani
Israil) dan tim 70.

C. DASAR – DASAR QIYADAH DALAM ISLAM


1. Muslim terikat dengan muslim yang lain.
ِِ ِ ‫ومن َأحسن َقواًل مِم َّن دعا ِإىَل اللَّ ِه وع ِمل حِل‬
َ ‫صا ًا َوقَ َال ِإنَّيِن م َن ال ُْم ْسلم‬
‫ني‬ َ َ ََ ََ ْ ْ ُ َ ْ ْ ََ
Siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang menyeru kepada Allah,
mengerjakan amal yang saleh, dan berkata: "Sesungguhnya aku termasuk orang-orang
yang menyerah diri?" QS. Fushilat [41]: 33.

2. Qiyadah berfungsi sebagai lembaga dakwah.


‫ك ُه ُم ال ُْم ْفلِ ُحو َن‬ ِ
َ ‫َولْتَ ُك ْن ِمْن ُك ْم َُّأمةٌ يَ ْد ُعو َن ِإىَل اخْلَرْيِ َويَ ُْأمُرو َن بِال َْم ْعُروف َو َيْن َه ْو َن َع ِن ال ُْمْن َك ِر َوُأولَِئ‬
Dan hendaklah ada di antara kamu segolongan umat yang menyeru kepada kebajikan,
menyuruh kepada yang ma'ruf dan mencegah dari yang munkar,merekalah orang-orang
yang beruntung.Qs. Ali Imran[3[:104.
Qs. Ali Imran[3[:110

Tugas khairu ummah ta’muruna bil ma’ruf wa tanhauna ‘anil mungkar, dan berfungsi
sebagai:
a. Umatan Wasathan (sebagai saksi manusia)
Qs. 2:143
b. Umatan Qaimatan (sebagai pelaksana ketetapan)
Qs. 3:113
c. Umatan Wahidah (sebagai pemegang kebenaran)
Qs. 2:213
3. Kepemimpinan harus terstruktur.
ِ ‫اب وِإنَّه لَغَ ُف‬
ِ ِ ‫ك س ِر‬ ‫ِإ‬ ِ ٍ ‫ِئ‬ ِ
‫يم‬
ٌ ‫ور َرح‬
ٌ ُ َ ‫يع الْع َق‬ ُ َ َ َّ‫ض َد َر َجات ليَْبلَُو ُك ْم يِف َما آتَا ُك ْم َّن َرب‬
ٍ ‫ض ُك ْم َف ْو َق َب ْع‬ ِ ‫اَأْلر‬
َ ‫ض َو َرفَ َع َب ْع‬ ْ ‫ف‬ َ ‫َو ُه َو الَّذي َج َعلَ ُك ْم َخاَل‬
Dan Dia lah yang menjadikan kamu penguasa-penguasa di bumi dan Dia meninggikan
sebahagian kamu atas sebahagian (yang lain) beberapa derajat, untuk mengujimu
tentang apa yang diberikan-Nya kepadamu. Sesungguhnya Tuhanmu amat cepat
siksaan-Nya dan Sesungguhnya Dia Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.Qs 6:165.

4. Konsekuensi dalam merespon Qiyadah,Qs.Al-Tiin [95]:4-8.


Bagi yang amanah akan mendapat pahala yang tiada terputus, yang tidak amanah
akan dikembalikan kepada derajat terendah.

D. PRINSIP-PRINSIP QIYADAH DALAM ISLAM


1. Berdiri di atas al-Haq,Qs. 48:28.
2. Furqan, Qs. 8:41. (pemerintah)
3. Al-wala’ wal bara’,Qs. 2:256.
4. Hijrah,Qs. 2:218 ; Qs. 8:72-75 ; Qs. 9:20
5. Bai’at,Qs. 9:111 ; Qs. 48:10
6. Tashdiq mushadiq,Qs. 3:81; Qs. 61:6
7. Tadarruj fil harakah wa tasyri,Qs. 2:106 ; Qs.17:106

18
E. PENERAPAN QIYADAH
ِ ‫تَ ُك و ُن النُُّب َّوةُ فِي ُك ْم َم ا َش اءَ اللَّهُ َأ ْن تَ ُك و َن مُثَّ َي ْر َف ُع َه ا ِإ َذا َش اءَ َأ ْن َيْر َف َع َه امُثَّ تَ ُك و ُن ِخاَل فَةٌ َعلَى ِم ْن َه‬
َّ‫و ِة َفتَ ُك و ُن َم ا َش اءَ اللَّهُ َأ ْن تَ ُك و َن مُثَّ َي ْر َف ُع َه ا ِإ َذا َش اءَ اللَّهُ َأ ْن َي ْر َف َع َه ا مُث‬%َّ ‫اج الن ُُّب‬
ً‫تَ ُكو ُن ُم ْل ًكا َعاضًّا َفيَ ُكو ُن َما َشاءَ اللَّهُ َأ ْن يَ ُكو َن مُثَّ َيْر َفعُ َها ِإذَا َشاءَ َأ ْن َي ْر َف َع َها مُثَّ تَ ُكو ُن ُم ْل ًكا َج ْب ِريَّا َفتَ ُكو ُن َما َشاءَ اللَّهُ َأ ْن تَ ُك و َن مُثَّ َي ْر َفعُ َه ا ِإذَا َش اءَ َأ ْن َي ْر َف َع َه ا مُثَّ تَ ُك و ُن ِخاَل فَة‬
‫ت‬ ِ ِ ‫َعلَى ِم ْن َه‬
َ ‫اج النُُّب َّوة مُثَّ َس َك‬
HR Ahmad. Dari Nu’man bin Basyir dari Hudzaifah bin al-Yaman, berkata: Rasulullah,
bersabda: “Masa kenabian itu berada di tengah-tengah kalian, adanya atas kehendak
Allah, kemudian Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya.
Selanjutnya adalah masa Khilafah yang mengikuti jejak kenabian (Khilafah ’ala
minhaj an-nubuwwah), adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah mengangkatnya
apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya. Selanjutnya masa kerajaan yang
menggigit (Mulkan ’Adhan), adanya atas kehendak Allah, kemudian Allah
mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya. Setelah itu, masa
kerajaan yang memaksa (Mulkan Jabriyyan), adanya atas kehendak Allah, kemudian
Allah mengangkatnya apabila Dia menghendaki untuk mengangkatnya. Selanjutnya adalah
masa Khilafah yang mengikuti jejak kenabian (Khilafah ’ala minhaj an-
nubuwwah). Kemudian beliau (Nabi) diam,”
Dari hadits akhir zaman tersebut terbagi lima masa kepemimpinan :
1. Nubuwwah (Rasulullah Muhammad  selama 23 tahun)
2. Khilafah ’ala minhaj nubuwwah (30 tahun 631-661dipimpin para khalifah Rasyidah)
Abu Bakar 2 tahun, Umar 10 tahun, Usman 12 tahun, Ali 5,5 tahun, Hasan 0,5 tahun.
3. Mulkan ’Adhan (kerajaan yang menggigit/zalim)
a. Umawiyyah (661-750 di Arab/Damaskus dan 756-1031 di Cordoba/Spanyol
dengan khalifah Abdurrahman Ad-Dakhil) Khalifah pertama Muawiyah bin Abu
Sufyan, yang terkenal Umar bin Abdul Aziz.
b. Abbasiyyah (750-1517 di Kufah, Baghdad, Ar-Raqqah, Samarra, Kairo). Khalifah
pertama As-Saffah dan terakhir Al-Mutawakkil.
4. Mulkan Jabriyyah (kerajaan yang memaksa/diktator)
a. Turki Usmani (1299-1924) Sultan pertama Osman I dan terakhir Mehmed VI,
dengan ibu kota Konstantinopel.
b. Safawi (Iran) 1501-1736 Pemimpin awal Ismail I dan terakhir Nader Afshar
c. Mughal (India) 1526-1857 Pemimpin kaisar Babur dan Bahadur Shah II
5. Khilafah ’ala minhaj nubuwwah (Rintisan).

4. DAULAH

A. PENGERTIAN DAULAH
Daulah dari kata‫ال‬
َ ‫َد‬- ‫يدْوُل‬
ُ - ‫َدْولًَة‬
daala–yaduulu–daulatan yang berarti berubah-ubah, bergulir, perguliran kekuasaan.
Sedangkan kata ‫َدَاوَل‬- ‫ ُيَدا ِو ُل‬- ‫ُمَدَاولًَة‬
daawala-yudaawilu-mudaawalatan berarti mempergulirkan.

Menurut istilah, daulah dalam makna negara adalah sekelompok masyarakat yang
mendiami wilayah tertentu dengan hukum tertentu yang ditegakkan, serta mempunyai
kedaulatan/kekuasaan.

B. LANDASAN DAN CAKUPAN DAULAH

19
1. Qs Ali-Imran [3]: 140 tentang perguliran politik militer
ِِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ ِ
َ ‫اءواللّ ُهالَحُي بُّالظَّالم‬
‫ني‬ َ َ‫ِإنيَ ْم َس ْس ُك ْم َقْر ٌح َف َق ْد َم َّسالْ َق ْو َم َق ْرمٌحِّْثلُ ُه َوت ْل َكاأليَّ ُامنُ َدا ِول َُه َاب ْينَالنَّاس َولَي ْعلَ َماللّ ُهالَّذين‬
َ ‫آمنُواَْو َيتَّخ َذمن ُك ْم ُش َه َد‬
Jika kamu (pada perang Uhud) mendapat luka, maka sesungguhnya kaum (kafir) itupun
(pada perang Badar) mendapat luka yang serupa. Dan masa (kejayaan dan
kehancuran) itu Kami pergilirkan diantara manusia (agar mereka mendapat
pelajaran). dan supaya Allah membedakan orang-orang yang beriman (dengan orang-
orang kafir) supaya sebagian kamu dijadikan-Nya (gugur sebagai) syuhada' . Dan Allah
tidak menyukai orang-orang yang zalim.

2. Qs. Al-Hasyr [59]: 7 tentang perguliran ekonomi sosial


‫واو َّات ُقوااللَّ َهِإنَّاللَّ َه َش‬ ِ ‫السبِيلِ َكياَل ي ُكونَ ُدولَةًبيناَأْل ْغنِي‬ِ ِِ ِِ ِ ِ ِ ‫َّماَأفَاءاللَّهعلَىرسوهِلِ ِمْن اِل‬
َ ‫انت ُه‬
َ ‫وه َو َما َن َها ُك ْم َعْن ُه َف‬
ُ ‫الر ُسولَُف ُخ ُذ‬
َّ ‫اءمن ُك ْم َو َماآتَا ُك ُم‬َ َ َْ َ ْ َّ ‫َأه لْ ُقَرى َفللَّ ِه َول َّلر ُسول َولذيالْ ُقْربَ َىوالْيَتَ َام َىوال َْم َساكين َوابْن‬ْ ُ َ َُ
ُ ‫ِد‬
ِ ‫يدالْعِ َق‬
‫اب‬
Apa saja harta rampasan (fai-i) yang diberikan Allah kepada RasulNya (dari harta
benda) yang berasal dari penduduk kota-kota maka adalah untuk Allah, untuk
Rasul, kaum kerabat, anak-anak yatim, orang-orang miskin dan orang-orang yang
dalam perjalanan, supaya harta itu jangan beredar di antara orang-orang
kaya saja di antara kamu. Apa yang diberikan Rasul kepadamu, maka terimalah.
Dan apa yang dilarangnya bagimu, maka tinggalkanlah. Dan bertakwalah kepada
Allah. Sesungguhnya Allah amat keras hukumannya

C. ANASIR DAULAH
(1) Kekuatan
1. Kekuatan yang asli, yang murni, yang mutlak
Kekuatan asli, murni dan mutlak adalah kekuatan yang diturunkan Allah
kepada manusia atau makhluk yang manapun juga menurut kehendak-Nya
semata. Datangnya kekuatan itu merupakan karunia yang dapat diperoleh
terlepas dari usaha dan ikhtiar manusia. Dengan kekuatan-Nyalah Ia menguasai
seluruh alam yang gaib maupun yang bathin, yang dhahir maupun yang
bersahaja. Oleh karena itu dalam berusaha melakukan tugas wajib suci
hendaknya masing-masing diri mujahid menanamkan dalam dirinya hanya Allah
lah yang Maha Kuat dan hanya kepada-Nyalah kita bergantung dan
bertawakkal.
Meyaqini qadha, qadar, ajal yang telah ditentukan dan ditetapkan Allah.

2. Yang wajib dikasabi, diikhtiyarkan, diusahakan


(1) A. Ruhani

20
Kekuatan ruhani adalah kekuatan yang tumbuh dari pada Iman dan
Tauhidullah. Kekuatan yang serupa itu terletak pada kebulatan niat dan
tekad yang berlandaskan atas kepercayaan yang penuh pada
wahdaniyatullah, tegasnya mendasarkan segala usahanya atas dasar
kesucian semata, atas dasar hukum dan peraturan-Nya, tidak di luar itu.

B. Jiwa membaja
Maksudnya adalah jiwa yang penuh dengan ideologi Islam yang bulat dan
sempurna yang tidak tercampur dengan ideologi yang lain di luar itu. Jiwa
yang membaja adalah jiwa yang merdeka diwujudkan dengan keluhuran
budi dan kebaikan akhlak, tercermin dari:
a. Sikap progresif adalahberani bertindak, berani melakukan kewajiban
dengan tidak mengingat banyak pertimbangan yang dapat mengurangi
tegaknya keadilan Alah.
b. Istiqomah dalam melaksanakan segala kewajiban, meghadapi segala
kejadian dan peristiwa di setiap masa dan dimanapun.
c. Sifat yang lainnya yang patut menjadi hiasan jiwa seorang mu’min
mujahid yang sejati.

(2) A. Tenaga Alam


Seperti kekuatan air, tanah, gunung, listrik, radio, dll
B. Tenaga Masyarakat atau tenaga rakyat
a. Kesadaran agama
b. Kesadaran bernegara
c. Dan lain-lain sesadaran
C. Tenaga Teknik
Wajibnya menyempurnakan kelengkapan kita dalam melakukan wajib suci
terutama sekali yang mengenai kelengkapan perang.
D. Tenaga Ekonomi
Bukan hanya merupakan perkuatan tenaga kita sendiri, melainkan juga
segala usaha untuk mematahkan segala saluran yang dapat
memperpanjang nyawa musuh
E. Tenaga politik
Yang diperlukan adalah tenaga politik revolusioner dan progresif yang
sanggup membimbing jamaah di masa perjuangan.

(2) Kekuasaan
1. Politik (menjadi kader politis)
2. Militer (berlatih kekuatan fisik dan keahlian militer)
3. Ekonomi (Kemandirian ekonomi)
4. Sosial (menjalin ukhuwah Islamiyah, berbaur dengan masyarakat, membuat
floating mass, membuat cover dakwah)

(3) Kemerdekaan
Jika hal tersebut diatas (kekuatan, kekuasaan) telah terpenuhi bagi umat Islam
bangsa Indonesia, maka hal kemerdekaan tidak perlu dipersoalkan dengan sendirinya
kemerdekaan akan menjadi milik umat Islam bangsa Indonesia. Kemerdekaan yang
dimaksudkan adalah kemerdekaan sejati yakni:

21
1. Kemerdekaan diri adalah seseorang memiliki jiwa merdeka dalam melakukan
pengabdianNya kepada Allah .
2. Kemerdekaan agama adalah berlakunya hukum Allahdengan sempurna tanpa
halangan dan rintangan.
3. Kemerdekaan Negara adalah terlepasnya penjajahan, perbudakan, perbuatan
sewenang-wenang dari kalangan tertentu kepada seluruh rakyatnya tanpa
terkecuali.

Kemerdekaan sejati dicapai ketika ada harmonisasi antara kemerdekaan diri,


kemerdekaan agama dan kemerdekaan negara.

D. DAULAH SEBAGAI NEGARA


1. Syarat-syarat negara
a. Aqidah/ideologi/tatanan hukum (al-Qur’an, sunnah Rasulullah , sunnah para
pemimpin, dan hukum-hukum turunan).
b. Pemimpin (Rasulullah , khalifah pelanjutnya)
c. Masyarakat (muhajirin, anshar, dan seluruh rakyat yang mengakui eksistensi
negara)
d. Teritorial (secara bertahap disesuaikan dengan proses disetiap tahapan al-Jama’ah)
e. Kedaulatan (sejatinya apa yang ditakdirkan Allah . Memiliki kemampuan
mengelola al-Jama’ah baik kedalam atau keluar).
2. Tahapan negara
a. Syakhsiyyah
Syakhsiyah merupakan unsur terkecil dari komunitas politik, wujud konkritnya
adalah diri manusia secara individu.
b. Usrah
Usrah adalah sebuah komunitas yang terdiri dari beberapa individu yang
dikendalikan oleh kepala rumah tangga. Secara singkat usrah biasanya
diterjemahkan sebagai keluarga.
c. Ummah
Ummah adalah sekelompok manusia yang semua individunya bersepakat dalam
aqidah yang sama dan masing-masing membantu agar dapat bergerak ke arah
tujuan yang diharapkan atas dasar kepemimpinan yang sama.
d. Qawum
Qawum pada awalnya memiliki makna yang lebih luas bila dibandingkan dengan
ummah. Dari sisi aqidah qawum tidak terikat oleh satu aqidah, tetapi hanya diikat
oleh kepentingan yang sama yaitu membela negara.
e. Al-Nas
Kata al-Nas adalah kata yang digunakan untuk menunjukan komunitas politik
yang terbesar karena al-Nas adalah manusia secara umum. Keberadaan al-Nas
melampaui batas-batas negara.

5. SIRAH NABAWIYAH

A. FASE MAKKAH
1. Legalitas Kerasulan
‫ُألم ِة‬ ِِ ِ ُ ‫اِب ِشر يا حُم َّم ُد ! َأنْت رس‬
َ ْ‫ول اهلل ِإيَل َهذه ا‬ َُ َ َ َ ْ ْ
"Gembiralah ya Muhammad! Engkau adalah Rasulullah bagi umat ini".
Tugas pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad setelah pengangkatan adalah
Qs. Al-Alaq ayat 1-5.

22
2. Dakwah sirriyah
a. Dakwah keluarga inti
Setelah bi’tsah Muhammad sebagai Rasulullah, beliau lalu berdakwah kepada ahl
al-bayt yaitu Khadijah binti Khuwailid (istri), Ali bin Abi Thalib (sepupu), Zaid bin
Haritsah (anak angkat), dan Ummu Aiman (ibu asuh), serta menjadikan Bayt
Khadijah sebagai basis dakwah.
b. Dakwah kalangan terdekat
Setelah berdakwah kepada penghuni rumah, beliau mulai berdakwah kepada
kalangan dekatnya secara tertutup pada 3 tahun pertama. Dengan masuk Islam-
nya Abu Bakar, yang mempunyai kemampuan relationshipnya mampu mengajak
beberapa orang diantaranya Utsman bin Affan, Zubair bin Awwan, Abdurrahman
bin Auf, Sa’ad bin Abi Waqqash, Thalhah bin Ubaidillah, dan Abu Ubaidah bin al-
Jarrah. Merekalah yang dikenal dengan sebutan al-Sabiqun al-Awwalun. Pada tiga
tahun pertama ini, para pengikut Rasulullah  berjumlah 39 orang.
c. Membentuk buyut dan markas perjuangan
Buyut yang digunakan untuk pembinaan diantaranya bait Khadijah, bait Abu
Bakar, dan bait Fathimah binti al-Khaththab.
d. Membangun ukhuwah dan kontribusi ekonomi
Kronologis turunnya wahyu secara bertahap menekankan kesadaran solidaritas
antar anggota al-Jamaah dalam bidang ekonomi sosial dengan cara menyisihkan
sebagian hartanya. Bagi yang tidak memiliki simpati dan empati dalam bidang
ekonomi disebut bakhil yang secara konotatif sebagai Thagut. Kadang pula disebut
mubadzir yang identik dengan saudaranya syaithan.
Untuk menyelamatkan hasil dakwah terutama para budak dari cengkraman serta
siksaan tuannya, maka dibutuhkan dana yang tidak sedikit, sehingga harus ada
donatur yang siap mengorbankan hartanya sebagai bentuk ukhuwah.
3. Dakwah jahriyyah
Setelah 3 tahun Rasulullah berdakwah dengan sembunyi-sembunyi, kemudian
Allah memerintahkan Rasulullah untuk berdakwah dengan terang-terangan. Sesuai
dengan arahan wahyu yang diterima maka Rasulullah mengingatkan keluarga.
Setelah diturunkannya Qs. Al-Hijr [15]: 94-95 serta Qs. Al-Syu’ara [26]: 214-216
Rasulullah  mulai melakukan dakwah secara terbuka,hal itu dimulai dari kalangan
kerabat terdekat dengan mengumpulkan Bani Hasyim dan Bani Abdul Muthalib.
Materi dakwah Rasulullah adalah Qs. Al-A’raf [7]: 158
ِ‫اُأْلمي الَّ ِذي ي ْؤ ِمن بِاللَّ ِه و َكلِماتِ ه‬ ِِ ِ ِ ِ ِ ِ
ُ ‫ول اللَّ ِه ِإلَْي ُك ْم مَجِ ًيع ا الَّذي لَ هُ ُمْل‬
َ َ ُ ُ ِّ ِّ ِّ ‫يت فَ آمنُوا بِاللَّه َو َر ُس وله النَّيِب‬
ُ ‫ض اَل ِإلَ هَ ِإاَّل ُه َو حُيْيِي َومُي‬
ِ ‫اَأْلر‬
ْ ‫الس َم َاوات َو‬
َّ ‫ك‬ ُ ‫َّاس ِإيِّن َر ُس‬
ُ ‫قُ ْل يَ ا َأيُّ َه ا الن‬
‫َواتَّبِ ُعوهُ لَ َعلَّ ُك ْم َت ْهتَ ُدو َن‬
Katakanlah: "Hai manusia sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu semua,
yaitu Allah Yang mempunyai kerajaan langit dan bumi; tidak ada Tuhan (yang berhak
disembah) selain Dia, Yang menghidupkan dan mematikan, maka berimanlah kamu
kepada Allah dan Rasul-Nya, Nabi yang ummi yang beriman kepada Allah dan kepada
kalimat-kalimat-Nya (kitab-kitab-Nya) dan ikutilah dia, supaya kamu mendapat
petunjuk."
4. Konsekuensi perjuangan Islam
a. Pembunuhan karakter
1) Disebut majnun, Qs. Al-Hijr [15]:6.
ِّ ‫وقَالُوا يَا َأيُّ َها الَّ ِذي نُِّز َل َعلَْي ِه‬
َ ‫الذ ْك ُر ِإن‬
‫َّك لَ َم ْجنُو ٌن‬ َ
Mereka berkata: "Hai orang yang diturunkan al- Qur’an kepadanya,
Sesungguhnya kamu benar-benar orang yang gila.

2) Tukang sihir dan penduta, Qs. Shad [38]: 4.

23
ِ ِ َ َ‫وع ِجبوا َأ ْن جاءهم مْن ِذر ِمْنهم وق‬
ٌ ‫ال الْ َكاف ُرو َن َه َذا َساحٌر َك َّذ‬
‫اب‬ َ ْ ُ ٌ ُ ْ َُ َ ُ ََ
Dan mereka heran karena mereka kedatangan seorang pemberi peringatan
(Rasul) dari kalangan mereka; dan orang-orang kafir berkata: "Ini adalah
seorang ahli sihir yang banyak berdusta".

3) Penyair, Qs. Shaffat [37]: 36.


ِ ‫وي ُقولُو َن َأِئنَّا لَتَا ِر ُكو آهِل تِنَا لِ َش‬
ٍ ُ‫اع ٍر جَمْن‬
‫ون‬ َ ََ
Dan mereka berkata: "Apakah sesungguhnya kami harus meninggalkan
sembahan-sembahan kami karena seorang penyair gila?"

4) Abtar, Qs. Al-Kautsar [108]: 3.


‫اَأْلبَت ُر‬ َ ‫ِإ َّن َشانَِئ‬
ْ ‫ك ُه َو‬
Sesungguhnya orang-orang yang membenci kamu dialah yang terputus.

5) Guru ’Ajam, Qs. Al-Nahl [16]: 103.


ِ ِ ِ
‫ني‬ ْ ‫َّه ْم َي ُقولُو َن ِإمَّنَا يُ َعلِّ ُمهُ بَ َشٌر ل َسا ُن الَّذي يُْل ِح ُدو َن ِإلَْي ِه‬
ٌ ِ‫َأع َج ِم ٌّي َو َه َذا ل َسا ٌن َعَريِب ٌّ ُمب‬ ُ ‫َولََق ْد نَ ْعلَ ُم َأن‬
Dan sesungguhnya Kami mengetahui bahwa mereka berkata: "Sesungguhnya
al-Qur’an itu diajarkan oleh seorang manusia kepadanya (Muhammad)".
Padahal bahasa orang yang mereka tuduhkan (bahwa) Muhammad belajar
kepadanya bahasa 'Ajam, sedang al-Qur’an adalah dalam bahasa Arab yang
terang.

b. Siksaan fisik
Pihak musuh dalam hal ini Quraisy Makkah tidak berhenti untuk terus
mengganggu Rasulullah dan para sahabat, termasuk orang yang akan masuk
Islam pun mereka halangi dengan berbagai cara bahkan sampai disiksa.
 Bilal bin Rabah disiksa oleh Umayah bin Khalaf, lalu dibeli oleh Abu Bakar.
 Ammar bin Yasir budak bani Makhzum bersama bapak dan ibunya (Sumayyah)
disiksa oleh orang musyrik yang dipimpin oleh Abu Jahal. Kemudian Yasir
meninggal dan Sumayyah ditikam oleh Abu Jahal dengan tombak, dialah wanita
pertama yang mati syahid. Ammar dipaksa kembali kafir.
ِ ِ ِ ‫ان ولَ ِكن من َشرح بِالْ ُك ْف ِر ص ْدرا َفعلَي ِهم َغض‬
ِ ِ ‫ِئ‬ ‫ِ ِ ِ ِ ِإ ِِ ِإ‬
‫يم‬ ٌ ‫ب م َن اللَّه َوهَلُ ْم َع َذ‬
ٌ ‫اب َعظ‬ ٌ َ ْ َْ ً َ َ َ ْ َ ْ َ َ‫َم ْن َك َفَر باللَّه م ْن َب ْعد ميَانه اَّل َم ْن ُأ ْك ِر َه َو َقْلبُهُ ُمطْ َم ٌّن باِإْل مي‬
Barangsiapa yang kafir kepada Allah sesudah dia beriman (dia mendapat
kemurkaan Allah), kecuali orang yang dipaksa kafir padahal hatinya tetap tenang
dalam beriman (dia tidak berdosa), akan tetapi orang yang melapangkan
dadanya untuk kekafiran, maka kemurkaan Allah menimpanya dan baginya
azab yang besar. Qs. Al-Nahl [16]: 106.

Langkah selanjutnya yang diambil oleh Rasulullah dalam rangka menghadapi


berbagai tekanan itu, beliau melarang orang-orang Muslim menampakkan
keislamannya, baik berupa perkataan maupun perbuatan. Tetapi Rasulullah
sendiri tidak mengurangi aktivitas dakwahnya ditengah-tengah orang musyrik.
Seiring dengan bertambahnya hasil dakwah, dan untuk kelangsungan perjuangan
ketika itu, maka dibutuhkan tempat yang lebih luas dari buyut, sehingga untuk
kegiatan pembinaan dan konsolidasi di pusatkan di rumah al-Arqam bin Abi al-
Arqam. Untuk selanjutnya diresmikan dengan sebutan Dar al-Arqam.
c. Hijrah ke Habasyi tahap 1 dan 2

24
Rasulullah  memerintahkan kaum muslimin untuk berhijrah ke Habasyah.
Habasyah dipilih karena dipimpin Raja Najasyi  beragama Nasrani yang bijaksana
dan adil. Kaum muslimin berhijrah secara diam-diam menggunakan kapal. 
Hijrah ke Habasyah dilakukan dua kali. Hijrah pertama diikuti 12 orang dipimpin
Utsman bin Madh’un dan yang kedua sekitar 80 orang tidak termasuk wanita dan
anak-anak dipimpin Ja’far bin Abi Thalib.
d. Embargo ekonomi sosial
Kaum muslimin Bani Hasyim dan Bani Muthalib mendapatkan pemboikotan dalam
bidang sosial dan ekonomi di lembah Syi-ib. Pemboikotan ini disepakati oleh para
petinggi Quraisy melalui sebuah piagam. Peristiwa ini terjadi selama tiga tahun
antara tahun ketujuh sampai kesepuluh kenabian. Pada masa ini Rasulullah 
beserta keluarganya mengalami masa yang sulit akibat kekurangan bahan pangan.
Akhirnya pemboikotan ini berakhir setelah tiga tahun lamanya bani Hasyim dan
bani Muthalib terisolir, karena beberapa petinggi Quraisy memandang bahwa dalam
kesepakatan tersebut telah terjadi pelanggaran hak asasi manusia, dan setelah
diberitahukan oleh Abu Thalib tentang mimpi Rasulullah  yang menggambarkan
telah rusaknya piagam pemboikotan tersebut.
e. Jebakan kompromistis
Pada periode ini terdapat berbagai upaya diplomatis dari pihak kafir Quraisy dalam
rangka membujuk Rasulullah  agar menghentikan dakwahnya. Diantaranya
melalui tawaran jabatan, harta, dan wanita. Namun, semua tawaran itu ditolaknya.
Rasulullah  secara tegas menyatakan lebih baik dirinya hancur daripada harus
meletakkan tugas suci memenangkan Islam.

5. Peristiwa Thaif
Masih pada tahun yang sama, Rasulullah  pergi ke Thaif untuk berdakwah dalam
rangka membentuk daerah basis. Namun, perlakuan penduduk Thaif kepada beliau
justru sangat ironis, dengan mengejek dan melempari dengan batu. Sehingga Thaif
pun tidak layak untuk dijadikan daerah basis ketika itu.
6. Pengembangan dakwah ke berbagai bani
Pada musim haji tahun 10 kenabian,Rasulullah berdakwah kepada kabilah-kabilah
seperti Bani Kinda, Bani Kalb, Bani Hanifa, dan Bani Amir bin Sha’sha’ ah yang
kesemuanya menolak ajakan beliau. Dalam kesempatan itu pula Rasulullahjuga
mendatangi kabilah-kabilah lain untuk mengajak pada Islam, sampai akhirnya
disambut oleh kaum dari Khazraj.
7. Bai’at Aqabah
Ketika musim haji tiba masih di tahun kesepuluh kenabian, Rasulullah  berhasil
mendakwahi enam orang penduduk Yatsrib keturunan Khazraj sehingga mereka
masuk Islam. Peristiwa tersebut adalah Bai’at al-‘Aqabah al-Ula (perjanjian Aqabah
yang pertama).Keenam orang yang berasal dari Yatsrib tersebut pun mendakwahkan
Islam di tempat asal mereka.
Memasuki tahun kesebelas kenabian, tepatnya bulan Rajabkeenam orang tersebut
datang kembali ke Makkah guna menemui Rasulullah . Saat itu jumlah mereka yang
datang terdiri dari 10 orang berasal dari suku Khazraj dan 2 orang dari suku Aus.
Mereka bertemu beliau di bukit Aqabah. Disana beliau mengambil janji dari mereka
untuk menjauhi larangan Allah  dan tidak durhaka kepada Rasulullah  dalam hal
kebaikan, isi janji tersebut sebagaimana tertuang dalam Qs. Al-Mumtahanah [60]:
12yang kemudian dikenal dengan peristiwa Bai’at al-‘Aqabah al-Tsani (perjanjian
Aqabah yang kedua).

25
Dalam rangka menyebarkan dakwah Islam di Yatsrib, Rasulullah  mengutus Mush’ab
bin Umair dan Abdullah bin Ummi Maktum untuk mendampingi umat Islam Yatsrib.
8. Isra’ mi’raj
Pada tahun kedua belas kenabian pada tanggal 27 Rajabterjadi peristiwa besar
berkenaan dengan Isra` dan Mi’raj Rasulullah .
Masih pada tahun yang sama, pada musim haji 70 orang lebih penduduk Yatsrib yang
telah masuk Islam terdiri dari 62 laki-laki dari suku Khazraj, 11 laki-laki dari suku
Aus, serta 2 perempuan dari suku Khazraj bertemu dengan Rasulullah  di bukit
Aqabah. Pada kesempatan itu beliau kembali mengambil janji setia dengan poin janji
setia yang lebih tegas dalam hal ketaatan guna memenangkan Islam. Peristiwa ini
kemudian dikenal dengan Bai’at al-‘Aqabah al-Tsalits (perjanjian Aqabah ketiga).
Setelah melakukan perjanjian, Rasulullah  melantik 12 orang yang terdiri dari 9 dari
suku Khazraj dan 3 dari suku Aus sebagai petugas yang bertanggung jawab di Yatsrib.

9. Prosesi hijrah
Setelah peristiwa tersebut, maka Yatsrib telah layak dijadikan sebagai daerah basis
Islam. Oleh karena itu, sejak saat itu kaum muslimin Makkah mulai berhijrah secara
bertahap ke Yatsrib. Inilah akhir periode Makkah

B. FASE MADINAH
1. Persiapan darul hijrah
Setelah didahului oleh para sahabat secara bertahap, Rasulullah  pun berhijrah ke
Yatsrib bersama Abu Bakar pada bulan Rabi’ul Awwal tahun ke 13 kenabian.
2. Quba: Konsolidasi dan titik tolak
Peristiwa hijrah ini memulai babak baru dalam periodesasi perjalanan kerasulan
Muhammad . Sebelum memasuki kota Yatsrib, beliau singgah terlebih dahulu di
Quba pada tanggal 12 Rabi’ul Awwal selama sepuluh hari dan mendirikan sebuah
masjid yang akhirnya dikenal dengan nama Masjid Quba.
3. Umirtu biqaryatin ta’kulul qura
a. Merubah Yatsrib menjadi Madinah
Setibanya di Yatsrib, beliau melakukan penggantian nama Yatsrib menjadi Madinah
al-Nabi/Madinah al-Rasul.
b. Membangun Masjid
Di Yatsrib Rasulullah  bertempat di rumah Abu Ayyub di sana pula beliau
mendirikan sebuah masjid yang dikenal dengan nama Masjid Nabawi atau Masjid
al-Rasul. Di masjid tersebutlah beliau mendirikan pusat pemerintahan Islam
Madinah. Di beranda masjid tersebut, beliau menjadikan asrama pemondokan bagi
para muhajirin yang tuna wismaserta menghimpun mereka guna bertugas khusus
dalam memperdalam al-din. Para penghuni pondok ini kemudian dikenal dengan
nama Ahl al-Shufah.

c. Muakhat
Pada permulaan periode Madinah, Rasulullah  melakukan konsolidasi internal
dengan memberlakukan program muakhat, yaitu mempersaudarakan antara kaum
muhajirin dengan kaum anshar.
d. Merintis ekonomi
Secara bertahap Rasulullah  merintis ekonomi syariah dengan membersihkan
sistem perekonomian Yahudi. Titik tolaknya pasca kemenangan Perang Badar, dan
kedua ketika seorang wanita Muslimah dilecehkan di pasar Bani Qainuqa.

26
Akibatnya terjadi perkelahian antara orang Yahudi dan orang Muslim yang
membantu wanita tersebut dan berujung pada pengusiran Bani Qainuqa dari
Madinah.

e. Membuat Piagam Madinah tahap awal


Setelah mendirikan masjid dan memberlakukan muakhat, beliau membuat
perjanjian dengan penduduk Madinah yang dikenal dengan nama Konstitusi
Madinah (al-Shahifah al-Madinah). Perjanjian tersebut tidak hanya berisi
kesepakatan antar kaum muslimin saja, tetapi juga dengan penduduk Madinah
dari kalangan Yahudi. Dalam perjanjian tersebut menyepakati hak dan kewajiban
bersama dalam Negara Islam di bawah kepemimpinan Rasulullah .
4. Perang antara Haq dan bathil
a. Perang Badar
Memasuki tahun kedua hijrahpada hari Jumat tanggal 17 Ramadhanterjadi
pertempuran besar pertama antara kaum muslimin Madinah dengan kaum
musyrikin Makkah di Badar. Peristiwa tersebut dinamakan Perang Badar al-Kubra
dan pada hari tersebut dinyatakan dalam al-Qur`an sebagai yaumal-furqan,
yaumal-taqal-jam’an (hari bertemunya dua pasukan).
Kaum muslimin Madinah berkekuatan 313 personilterdiri dari 82 muhajirin dan
231 ansharberhasil mengalahkan pasukan musyrikin Makkah yang berkekuatan
mencapai 1000 personil.
Pada peristiwa tersebut kaum muslimin berhasil menewaskan tokoh penting
Quraisy Uthbah bin Rabi’ah dan Abu Jahal bin Hisyam.
b. Perang Bani Qainuqa
Pada akhir bulan Syawal tahun kedua hijrah, Rasulullah  melakukan pengusiran
kaum Yahudi Bani Qainuqa dari wilayah hukum Madinah. Hal ini dikarenakan
mereka telah berkhianat terhadap perjanjian yang telah disepakati bersama.

c. Perang sawiq
Pada bulan Dzulhijjah tahun kedua hijrah, Abu Sufyan bin Harb bersama 200
orang pasukannya dengan berbekal sawiq(tepung gandum yang dicampur kurma
atau gula)mendatangi kaum Yahudi Bani Nadhir guna memprovokasi melawan
Rasulullah . Setelah mendapat dukungan dari salah seorang petinggi Bani Nadhir;
Salam bin Misykam, mereka mendekati kota Madinah, lalu membunuh dua orang
petani muslim serta membakar habis rumah-rumah dan kebun kurma mereka.
Mendengar berita tersebut Rasulullah  bersama pasukannya langsung melakukan
pengejaran. Namun, beliau mendapati mereka telah melarikan diri dan
meninggalkan banyak sawiq.
d. Perang Uhud
Perang Uhudterjadi pada bulan Syawal tahun ketiga hijrah, pasukan musyrikin
Quraisy yang dipimpin Abu Sufyan bin Harb berjumlah 3000 personil.
Rasulullah  bersama para tentara Islam berkekuatan 1000 prajurit. Di tengah
perjalanan 300 prajurit di bawah komando Abdullah bin Ubay melakukan desersi
sehingga pasukan tentara Islam tinggal 700 prajurit.
Rasulullah  menempatkan 50 prajurit khusus pemanah di atas bukit Uhud yang
dipimpin Abdullah bin Jubair. Setelah pecahnya perang, akibat indisipliner atas
perintah Rasulullah, 40 pasukan pemanah turunmengambil ghanimah. Hal ini
dimanfaatkan Khalid bin Walid melakukan manuver serangan balik serta berhasil
membobol benteng pertahanan tentara Islam. Akibatnya, pasukan muslimin
mengalami tekanan hebat serta kerugian yang besar, 70 tentara Islam tercatat

27
sebagai syuhada diantaranya adalah Hamzah bin Abdul Muthalib, Mush’ab bin
Umair, Abdullah bin Jahsy, Abdullah bin Jubair, serta Abu Dujanah.
e. Perang Bani Nadzir
Pada tahun keempat hijrah, Rasulullah  dan pasukan tentara Islam pergi ke
perkampungan Yahudi Bani Nadhir di dekat Quba guna melakukan pengusiran,
karena mereka mengkhianati perjanjian damai dengan adanya upaya pembunuhan
terhadap Nabi  oleh salah seorang diantara mereka.
Kaum muslimin mengepung perkampungan mereka selama 20 malam.Karena
merasa kepayahan dalam pengepungan, mereka akhirnya meninggalkan kota
Madinah dan sebagian besar lari ke Khaibar.
f. Perang Ahzab
Pada bulan Syawwal tahun kelima hijrah, kembali terjadi pertempuran besar antara
kaum muslimin Madinah berhadapan dengan pasukan sekutu (ahzab) mencapai
10.000 personil, sementara pasukan muslimin Madinah mencapai 3000 personil.
Melalui usulan Salman al-Farisi, Rasulullah  membuat parit (khandaq) dengan
ukuran parit, panjang 5.544m, lebar 4,62m, dan kedalaman 3,234msebagai bentuk
pertahanan perang Madinah.
Tanpa melalui kontak senjata yang hebat, berkat pertolongan Allah  serta
kejeniusan strategi militer dan intelijen Rasulullah , pasukan sekutu pun
akhirnya tercerai-berai dan kembali pulang ke tempatnya masing-masing dengan
tangan hampa.
5. Hudaibiyah
Pada bulan Dzulqa’idah tahun keenam hijrah, Rasulullah  beserta 1400 umat Islam
Madinah hendak melakukan perjalanan untuk melaksanakan haji ke Baitullah.
Namun di Hudaibiyah umat Islam tertahan karena ada informasi usaha penghadangan
oleh musyrikin Quraisy.
Rasulullah akhirnya mengutus Utsman bin Affan untuk memberikan penjelasan
kepada penduduk Makkah bahwa kedatangan mereka ke Makkah untuk berhaji,
bukan berperang. Setibanya di Makkah Utsman ditawan oleh pihak Quraisy dalam
waktu tiga hari, sehingga umat Islam menyangka bahwa telah terjadi sesuatu dengan
Utsman. Maka, Rasul pun mengumpulkan kaum muslimin untuk melakukan
bai’atdikenal dengan bai’at al-ridhwandalam rangka membela Utsman. Akan tetapi,
Utsman kembali dengan selamat.
Melihat sikap heroik yang ditunjukkan umat Islam dalam peristiwa bai’at tersebut,
para petinggi Quraisy mengutus seorang diplomat bernama Suhail bin Amr untuk
mengadakan perjanjian dengan Rasulullah . Perjanjian tersebut dikenal dengan nama
Perjanjian Hudaibiyah (Sulhu al-Hudaibiyah). Poin-poin penting perjanjian tersebut
diantaranya: mengadakan gencatan senjata selama 10 tahun, warga Makkah yang ke
Madinah harus dikembalikan, warga Madinah yang ke Makkah tidak dikembalikan,
tahun ini kaum muslimin dilarang masuk Makkah, dan pada tahun depan kaum
muslimin diperbolehkan masuk Makkah selama 3 hari dengan pedang tersarung.
6. Umrah qadha
Pada bulan Dzulqa’dah tahun ketujuh hijrah, Rasulullah  bersama 2000 umat Islam
Madinah melakukan Umratul-Qadha (umrah pengganti), karena tertunda sejak setahun
yang lalu. Dalam perjalanan ini mereka dapat menunaikan umrah secara aman.
7. Futuhat
a. Fathu Makkah
Pada tahun kedelapan hijrah, pihak musyrikin Makkah melanggar salah satu poin
Perjanjian Hudaibiyah, berupa bantuan militer kepada Bani Bakar (sekutu Makkah)

28
untuk menyerang Bani Khuza’ah (sekutu Madinah). Maka selesailah masa
Perjanjian Hudaibiyah yang seharusnya berlaku selama sepuluh tahun.
Tanggal 18 Ramadhan tahun kedelapan hijrah Rasulullah  bersama dengan
10.000 umat Islam berangkat ke Makkah dalam rangka membebaskan Makkah dari
kungkungan jahiliyyah. Dengan tanpa kekerasan pasukan Islam berhasil masuk ke
Makkah dan menguasainya, bahkan Abu Sufyan bin Harb menyatakan diri masuk
Islamberkat tolong dan kurnia Allah . Peristiwa kemenangan Islam di tanah Hijaz
ini dikenal dengan peristiwa Fathu Makkah.
b. Perang Hunain
Pada tahun yang sama Rasulullah  harus menghadapi pasukan sekutu yang
terdiri dari kaum Hawazin, Bani Tsaqif, Bani Jusyam, Bani Bakar, Bani Hilal, dan
para pendukungnya (seluruhnya berjumlah 20.000 atau 30.000 personil di bawah
komando umum Malik bin Auf). Pasukan sekutu berkumpul di Hunain dalam
rangka menggempur umat Islam.
Rasulullah  mempersiapkan 12.000 prajurit, 2000 diantaranya merupakan orang
yang baru masuk Islam (al-Thulaqa’)dan berangkat ke Hunain pada tanggal 9
Syawal. Pada peperangan ini pasukan tentara Islam sempat kocar-kacir karena
merasa congkak melihat pasukannya yang berjumlah besar, tapi berkat
pertolongan Allah  jualah serta keperwiraan yang ditunjukkan Rasulullah 
selaku panglima berhasil memukul mundur pasukan musuh.
c. Perang Thaif
Setelah perang Hunain, pasukan Islam menuju ke Thaif yang menjadi benteng kuat
bagi Bani Tsaqif. Pada penyerangan ke Thaif pasukan Islam menggunakan senjata
manjanik (semacam alat pelontar batu) dan dabbabah (semacam kendaraan yang
berperisai yang dapat dimasuki orang-orang yang hendak melakukan penyerangan
menembus benteng). Karena begitu kokohnya benteng yang dimiliki Bani Tsaqif,
pasukan Islam pun menghentikan pengepungan. Namun, pada akhirnya Malik bin
Auf yang merupakan panglima perang kaum Hawazin menerima dakwah Islam dan
menyatakan diri masuk Islam.
d. Perang Tabuk
Bulan Rajab tahun kesembilan hijrah, Rasulullah  menerima laporan mengenai
persiapan pasukan Romawi yang mengumpulkan 40.000 prajuritnya untuk
menyerang umat Islam. Merespon laporan tersebut, Rasulullah  mempersiapkan
prajurit yang terdiri dari pasukan berkuda dan pasukan unta. Mereka pun
berangkat ke Tabuk dalam rangka menyambut tantangan Romawi, walaupun
ketika itu sedang musim paceklik.Sesampainya di Tabuk pasukan Islam tidak
menemui pasukan Romawi yang dikabarkan akan menggempur itu. Mereka hanya
mendapati penduduk setempat yang akhirnya bersedia tunduk pada Madinah
dengan membayar jizyah.

6. SIRAH HARAKAH

A. SELAYANG PANDANG
1. Masuk Islam di Indonesia.
2. Jaman kejayaan : Aceh, Wali Songo, Ternate, Tidore, Cirebon, Banten.
3. Jaman keruntuhan : masa penjajahan, perang Padri, perang Diponegoro, Teuku Umar,
geger Cilegon (ki Wasid).

B. HARAKAH ISLAM DI INDONESIA ABAD KE-20


1. Pendahuluan 1905 s/d 1912

29
 Tahun 1905:
 Terbentuk SDI
 Berdirinya Jamiat al-Khair di Jakarta (Pendirinya adalah Sayid Muhammad al-
Fachir bin Abdurahman al-Masjhur )
 Berdirinya Matla’ul Anwar di Menes Pandeglang (K.H Yasin dan K.H Shaleh)

 Tahun 1907:
 SDI mendapat perhatian dari kalangan Keraton dan golongan Arab.

 Tahun 1908
 Terjadi perselisihan antara pedagang pribumi dengan Tionghoa, akibat adu
domba pihak Belanda, hal ini dilakukan oleh Belanda untuk menghambat
kemajuan SDI.
 Berdirinya Budi Utomo

 Tahun 1911
 SDI di bekukan oleh Belanda
 Terjadi demo mogok kerja secara besar-besaran di Surakarta, maka SDI di
bekukan oleh Belanda, karena dituduh sebagai aktor intelektual dan penggerak
demo tersebut. Untuk mempertahankan perjuangan tersebut Saman Hudi
selaku ketua SDI mengundang Raden Mas Tirto Adisuryo dari jawa bagian Barat
dan Cokroaminoto dari Jawa bagian Timur untuk diajak musyawarah
menindaklanjuti nasib SDI. Maka lahirlah SI berikut AD ART pada tgl 9
Nopember 1911

2. Jaman qauliyah atau hissi 1912 s/d 1923


 Tgl 10-9-1912
SI di ajukan oleh Cokro ke hadapan Notaris yang bernama B.Terkuile, dan Cokro
sebagai pimpinan SI. Maksud SI yaitu dengan mengingat syarat-syarat Agama
Islam, dan hanya dengan daya upaya yang tidak melanggar Wet-wet (undang-
undang) Negeri, tidak melanggar Adat-adat yang baik, dan tidak melanggar
ketertiban umum, tujuan;
a. Memajukan perdagangan
b. Menolong anggota yang mendapat kesusahan, bukan karena salahnya
sendiri dan tidak dengan sengaja.
c. Memajukan kecerdasan budi pekerti, dan keperluan penghidupan orang
Bumiputera
d. Menghilangkan pikiran yang menyalahi Agama Nabi Muhammad saw, dan
memajukan peri kehidupan menurut jalan agama itu.

 Tahun 1912
Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Yogyakarta pada tanggal 18
November 1912

 Tahun 1914 bulan Mei:


Berdirinya ISDV (pendiri Henk Sneevliet) yang bertujuan untuk menyebarkan
ideologi Marxis.

 Tahun 1915:

30
Berdirinya organisasi Al-Irsyad (pendirinya para pedagang)

 Tahun 1916
Mulai muncul ke permukaan konflik antara SI Putih (poros Surabaya) dengan SI
Merah (poros Semarang).

 Tahun 1917
Untuk pertama kali di rumuskan tafsir asas dan program tandzim.

 Tahun 1918
SI mengirim Cokro dan Abdul Mu’is masuk menjadi Volksraad.

 Tahun 1919
Terjadi peristiwa Garut, H. Hasan menentang peraturan Belanda tentang pajak
panen. Ini dianggap sebagai gerakan pemberontakan yang dilakukan oleh SI
Afdeling B (Cabang).

 Tahun 1920
Cokro sebagai ketua SI terseret dalam peristiwa Garut, setelah di adakan
penyidikan oleh Belanda, Cokro di vonis satu tahun penjara.

 Tahun 1921
Mulai ada suara untuk mengeluarkan SI merah dari keanggotaan SI, dan sudah
mulai dibicarakan masalah untuk keluar dari Volksraad.

 Tahun 1921
Kongres Al-Islam Pertama tgl 31/10 s/d 2/11 di Cirebon hasilnya:
 mengurangi bahaya perselisihan tentang soal-soal furu’ dan khilafiyah
 mengusahakan tercapainya persatuan aliran dan kerjasama diantara kaum
muslimin terhadap agama Islam (PAN Islamisme).

 Tahun 1922
Kongres Al-Islam Kedua
bertujuan merapatkan persatuan dan persaudaraan diantara pemuka-pemuka dan
perhimpunan-perhimpunan Islam di Indonesia .

 Tahun 1922
Usaha Cokro Untuk menengahi pemahaman sosialisme dengan menulis buku ;
“Islam dan Sosialisme”.

3. Jaman fi’liyah atau ma’nawi 1923 s/d 1930


 Tahun 1923
Kongres SI ke-7 pada tanggal 17-20 Februari diadakan di Madiun, Kongres ini
memutuskan :
1. Memberlakukan disiplin partai terhadap PKI.
2. Menetapkan sikap Non Cooperatif terhadap pemerintah Belanda.
3. Mengganti SI menjadi PSIHT.
4. Memperbaharui Bai’at.

31
 Tahun 1923
Berdirinya PERSIS di Bandung pada tgl 12/9 pendirinya KH. A Hasan

 Tahun 1924
PSIHT resmi keluar dari Volksraad.

 Tahun 1924 s/d 1931


Mulai ikut serta dalam menjalankan usaha-usaha untuk meneruskan Estapeta
Khilafah.

 Tahun 1924
Runtuhnya ke Khilafahan Turki Utsmani pada tgl 3 Maret dengan Khalifah terahir
sulthan Abdul Majid II

 Tahun 1924
Syarif Husein selaku Amir Mekah membentuk dewan Khilafah yang terdiri dari 9
0rang Sayid ditambah 19 orang perwakilan dari berbagai daerah (Negara).
Sedangkan dari Indonesia mendapatkan jatah 2 orang. Dewan khilafah ini gagal
karena Syarif Husein digulingkan oleh Ibnu Sa’ud.

 Tahun 1925
Direncanakan penyelenggaraan kongres dunia Islam untuk membicarakan masalah
khilafah di Kairo, dengan mengundang perwakilan dari seluruh ummat Islam.
Dalam kaitan menyongsong kongres ini, maka pada tgl 8-11 Agustus 1924 di
Surabaya diselenggarakan kongres al-Islam III untuk memilih utusan. Maka
terpilihlah:
1. H.Fahrudin (dari unsur Muhamadiyah dan CSI).
2. Surya Pranoto (CSI dan Sarekat Pekerja).
3. Abdul Wahab (dari perkumpulan agama).
Rencana konggres di Kairo ini kemudian di batalkan dengan alasan :
1. Masih berkecamuknya perang di Hijaz.
2. Belum jelasnya beberapa negeri Islam atas seluk beluk kongres.
3. Kesibukan Mesir dalam menghadapi pemilu dalam negeri.

 Tgl 13-19 Juni 1926


Kongres dunia Islam di Kairo baru terlaksana, kongres ini di galakkan oleh Raja
Fu’ad. Beberapa peserta kongres merupakan undangan pribadi. Sedangkan dari
Indonesia Hadir H. Abdullah Ahmad dan H. Rosul.
Hasil kongres ;
1. Mengakui betapa pentingnya arti Khilafah bagi umat Islam
2. Mengakui pula bahwa Khilafah dalam arti sebenarnya hanya terdapat pada
zaman klasik.
3. Hampir mustahil menegakkan tahta khilafah kembali.
4. Sebaiknya melepaskan gagasan ini.
 1 Juni 1926
Di Mekah diselenggarakan pula suatu kongres khilafah atas prakarsa Raja Ibnu
Sa’ud. Indonesa diwakili oleh :
1. H.O.S. Cokro Aminoto (CSI)

32
2. K.H. Mas Mansur (Muhamadiyah).
Penunjukan ini hasil dari kongres Islam IV di Jogja tgl 21-27 Agustus 1925 dan
kongres al-Islam V di Bandung tgl 6-2-1926. Dengan alasan Ibnu Sa’ud anti bid’ah,
maka pada akhirnya H.Abdul Wahab selaku perwakilan dari perkumpulan agama
tidak diikutsertakan sebagai utusan. Karena bagaimanapun dimata CSI dan
Muhammadiyah perkumpulan agama banyak melakukan bid’ah. Reaksi
perkumpulan agama terhadap keputusan tersebut adalah dengan membentuk
komite merempug Hijaz, dan komite ini mengutus utusannya sendiri ke Makkah.
Tetapi Ibnu Sa’ud mengabaikan rekomendasi mereka. Pada akhirnya komite
merempug Hijaz ini membentuk organisasi yang bernama NU.
Hasil kongres di Mekah antara lain :
1. Berusaha meningkatkan derajat Ulama Islam.
2. Merumuskan tata tertib kongres berikutnya.

 Tahun 1927
Berlangsung kongres II di Mekah, Indonesia di wakili oleh Agus Salim, hasil dari
pertemuan ini diantaranya :
1. Bagaimana memperbaiki hijaz.
2. Berdiri organisasi al-Anshar al-Haramain.

4. Jaman i’tiqadi atau ma’ani 1930 s/d 1949


 Tahun 1930
PSII menuntut dihapuskannya kerja paksa terjadi bentrok antara PSII dengan
Indonesische Study Club dll Pertarungan antara Cokro melawan Dr Sutomo. PSII
keluar dari PPPKI (Permufakatan Perhimpunan-Perhimpunan Politik Kebangsaan
Indonesia).

 Tahun 1931
Mufti Yerusalem Haji Amin al-Husaini dalam rangka mensukseskan perjuangan
Palestina, menyerukan agar di selenggarakannya kongres dunia Islam. Utusan dari
Indonesia adalah Abdul Kahar Mudzakkir, hasilnya terbentuk organisasi Muktamar
Alam Islami (sekarang OKI).

 Tahun 1931
PSII menyikapi peristiwa aksi Italia di Tripoli dengan memboikot produk Italia
karena ada tulisan penghinaan terhadap Rasulullah. Kongres PSII tahun 1931 di
Surabaya memutuskan supaya program Azas PSII diberi keterangan yang jelas
sehingga dapat menciptakan suatu cita-cita atau Idiologi PSII dalam pembentukan
Daulah sepanjang ajaran Rasulullah dan menurut perintah Allah yang terkandung
didalam al-Quran.

 Tahun 1936
Ditulis sikap Hijrah PSII. Pada zaman ini PSII secara kuantitas berkurang, tetapi
secara kualitas meningkat. Hal ini akan terlihat di masa yang akan datang. Maka
keluarlah Agus Salim membentuk PSII penyadar, karena tidak setuju dengan sikap
hijrah.

 Tahun 1938
Abi Kusno selaku ketua PSII membatalkan pemberlakuan konsep hijrah, karena Abi
Kusno membawa PSII bergabung dengan GAPI.

33
 Tahun 1938
Kartosuwiryo membentuk KPK PSII.

 Tahun 1939
Kartosuwiryo membentuk Institut Suffah.

 Tahun 1942
Institut Suffah di bubarkan oleh Jepang.

 Tahun 1947
SMK ditawari menjadi Mentri Muda Pertahanan Republik Indonesia.

 Tgl 7-10 Februari 1948


Diadakan konfrensi Cisayong, hasilnya ;
1. Perlu adanya konsolidasi kekuatan ummat Islam Bangsa Indonesia dalam
satu wadah.
2. Mendirikan TII
3. Pembubaran terhadap seluruh organisasi yang ada di Jawa Barat.
4. Menetapkan Majlis Islam sebagai wadah satu-satunya yang syah.
5. Pemimpin pertama Majlis Islam diketuai oleh SMK.

Langkah-langkah yang diambil


1. Mendidik rakyat agar masuk menjadi warga Negara Islam.
2. Memberikan penerangan bahwa Islam tidak bisa dimenangkan dengan
pledisit/referendum.
3. Membentuk daerah basis.
4. Memproklamasikan berdirinya NII.
5. Memperkuat NII keluar dan kedalam,
Kedalam; Memberlakukan hukum Islam dengan seluas-luasnya dan
sesempurna-sempurnanya.
Keluar; Meneguhkan identitas, sehingga mampu berdiri sejajar dengan
negara-negara lain.
6. Membantu perjuangan muslim di Negara-negara lain, sehingga mereka
segera bisa melaksanakan wajib sucinya sebagai hamba Allah yang
menegakkan hukum Allah di bumi Allah.
7. Bersama negara-negara Islam yang lain membentuk Dewan Imamah dunia
untuk memilih seorang khalifah dan tegaklah khilafah di bumi.

 Tgl 17-2-1948
Perang pertama TII melawan TNI dan Belanda.

 Pada tanggal 1-3 Maret 1948 M, syura diselenggarakan di Cipeundeuy dengan


keputusan: menetapkan SM. Kartosuwiryo sebagai Imam atas usulan H. Sulaeman
dan H. Sobari, diputuskan oleh KH. Ghazali Tusi.

 Syura selanjutnya diselenggarakan pada tanggal 1-5 Mei 1948 M di Cijoho, dengan
keputusan:
1. Pembentukan Dewan Imamah
2. Pembentukan Dewan Fatwa
3. Membagi daerah menjadi D1, D2, dan D3

34
4. Menyusun Qanun Azasi
Pada tanggal 27 Agustus 1948 M, Qanun Azasi diundangkan. Lalu pada tanggal 7
Agustus 1949 M diproklamirkan berdirinya Negara Islam Indonesia.

Jelaslah bahwa NII didirikan berdasarkan syura siyasah umat Islam bangsa
Indonesia.

7. MALIYAH
(Urgensi Ekonomi dalam Risalah Ilahiyah)

A. Rizki Allah
ٍ ِ‫ضاَل ٍل ُمب‬ ِ َّ ‫قُل من يرزقُ ُكم ِمن‬
‫ني‬ َ ‫ض قُ ِل اللَّهُ َوِإنَّا َْأو ِإيَّا ُك ْم لَ َعلَى ُه ًدى َْأو يِف‬
ِ ‫اَأْلر‬
ْ ‫الس َم َاوات َو‬ َ ْ ُ َْ ْ َ ْ
Katakanlah: "Siapakah yang memberi rezeki kepadamu dari langit dan dari bumi?"
Katakanlah: "Allah", dan Sesungguhnya Kami atau kamu (orang-orang musyrik), pasti
berada dalam kebenaran atau dalam kesesatan yang nyata.Qs. Saba’ [34]: 24

B. Antara syukur dan kufur


‫يدنَّ ُك ْم َولَِئ ْن َك َف ْرمُتْ ِإ َّن َع َذايِب لَ َش ِدي ٌد‬
َ ‫َوِإ ْذ تََأذَّ َن َربُّ ُك ْم لَِئ ْن َش َك ْرمُتْ َأَل ِز‬
Dan (ingatlah juga), tatkala Tuhanmu memaklumkan; "Sesungguhnya jika kamu bersyukur,
pasti Kami akan menambah (nikmat) kepadamu, dan jika kamu mengingkari (nikmat-Ku),
Maka Sesungguhnya azab-Ku sangat pedih".Qs. Ibrahim [14]: 7.

‫ض ِل َريِّب لِيَْبلَُويِن َأَأ ْش ُك ُر َْأم َأ ْك ُفُر َو َم ْن َش َكَر فَِإمَّنَا يَ ْش ُكُر لَِن ْف ِس ِه َو َم ْن‬ َ َ‫ك َفلَ َّما َرآهُ ُم ْستَ ِقًّرا ِعْن َدهُ ق‬
ْ َ‫ال َه َذا ِم ْن ف‬ َ ‫يك بِِه َقْب َل َأ ْن َي ْرتَ َّد ِإلَْي‬
َ ُ‫ك طَْرف‬ َ ِ‫اب َأنَا آت‬ ِ ‫ال الَّ ِذي ِعْن َده ِعْلم ِمن ال‬
ِ َ‫ْكت‬
َ ٌ ُ َ َ‫ق‬
ٌ‫َك َفَر فَِإ َّن َريِّب َغيِن ٌّ َك ِرمي‬
Berkatalah seorang yang mempunyai ilmu dari AI Kitab: "Aku akan membawa singgasana
itu kepadamu sebelum matamu berkedip". Maka tatkala Sulaiman melihat singgasana itu
terletak di hadapannya, iapun berkata: "Ini Termasuk kurnia Tuhanku untuk mencoba aku
Apakah aku bersyukur atau mengingkari (akan nikmat-Nya). dan Barangsiapa yang
bersyukur Maka Sesungguhnya Dia bersyukur untuk (kebaikan) dirinya sendiri dan
Barangsiapa yang ingkar, Maka Sesungguhnya Tuhanku Maha Kaya lagi Maha Mulia".Qs.
Al-Naml [27]: 40.

C. Harta
1. Cara memperoleh
a. Memiliki keyakinan bahwa Allah akan melimpahkan rizki.
b. Mencari pekerjaan halal adalah tanggungjawab individu.
c. Rizki pribadi tergantung usaha pribadi sendiri.
d. Bekerja secara sungguh-sungguh.
e. Bekerja untuk menjaga kehormatan diri.
2. Cara penggunaan
a. Menjadi pribadi yang disiplin, jujur dan hemat.
b. Mengutamakan kebutuhan pokok (pangan, sandang dan papan).
c. Memenuhi kebutuhan sesuai kemampuan.
d. Pandai membersihkan diri dan hartanya.
e. Memiliki empati sosial.
f. Tidak menumpuk-numpuk harta.
3. Hak orang lain sama dengan kewajiban pribadi.
‫يم‬ِ ِ‫خ ْذ ِمن َأمواهِلِم ص َدقَةً تُطَ ِّهرهم وتَُز ِّكي ِهم هِب ا وصل علَي ِهم ِإ َّن صاَل تَك س َكن هَل م واللَّه مَس‬
ٌ ‫يع َعل‬
ٌ ُ َ ْ ُ ٌ َ َ َ ْ ْ َ ِّ َ َ َ ْ َ ُُْ َ ْ َْ ْ ُ
Ambillah zakat dari sebagian harta mereka, dengan zakat itu kamu membersihkan dan
mensucikan[659] mereka dan mendoalah untuk mereka. Sesungguhnya doa kamu itu

35
(menjadi) ketenteraman jiwa bagi mereka. dan Allah Maha mendengar lagi Maha
mengetahui. Qs. Al-Tawbah [9]: 103.

D. Zakat Infaq Shadaqah


ِ ِ ‫ِ ِإاَّل‬ ِ ِ ً‫واَل يْن ِف ُقو َن َن َف َقة‬
ْ ُ‫ب هَلُ ْم ليَ ْج ِز َي ُه ُم اللَّه‬
‫َأح َس َن َما َكانُوا َي ْع َملُو َن‬ َ ‫صغ َري ًة َواَل َكب َري ًة َواَل َي ْقطَ ُعو َن َواديًا ُكت‬
َ ُ َ
Dan mereka tiada menafkahkan suatu nafkah yang kecil dan tidak (pula) yang besar dan
tidak melintasi suatu lembah, melainkan dituliskan bagi mereka (amal saleh pula) karena
Allah akan memberi Balasan kepada mereka yang lebih baik dari apa yang telah mereka
kerjakan.Qs. Al-Tawbah [9]: 121.

‫ين َأْن َف ُق وا ِم ْن َب ْع ُد َوقَ اَتلُوا و ُكاًّل‬ ِ َّ ِ ِ ِ ِ


َ َ ‫َأعظَ ُم َد َر َج ةً م َن الذ‬
ْ ‫ك‬ َ ‫ض اَل يَ ْس تَ ِوي ِمْن ُك ْم َم ْن َأْن َف َق ِم ْن َقْب ِل الْ َفْت ِح َوقَاتَ َل ُأولَِئ‬
ِ ‫اَأْلر‬
ْ ‫الس َم َاوات َو‬ ُ ‫َو َم ا لَ ُك ْم َأاَّل تُْنف ُق وا يِف َس بِ ِيل اللَّ ِه َوللَّ ِه ِم َري‬
َّ ‫اث‬
‫مِب‬
ٌ‫َو َع َد اللَّهُ احْلُسْىَن َواللَّهُ َا َت ْع َملُو َن َخبِري‬
Dan mengapa kamu tidak menafkahkan (sebagian hartamu) pada jalan Allah, Padahal
Allah-lah yang mempusakai (mempunyai) langit dan bumi? tidak sama di antara kamu
orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang sebelum penaklukan (Makkah). mereka
lebih tingi derajatnya daripada orang-orang yang menafkahkan (hartanya) dan berperang
sesudah itu. Allah menjanjikan kepada masing-masing mereka (balasan) yang lebih baik.
dan Allah mengetahui apa yang kamu kerjakan. Qs. Al-Hadid [57]: 10

)10( ‫) فَ َسُنيَ ِّس ُرهُ لِْل ُع ْسَرى‬9( ‫ب بِاحْلُسْىَن‬


َ ‫) َو َك َّذ‬8( ‫اسَت ْغىَن‬
ِ ِ
ْ ‫) َو ََّأما َم ْن خَب َل َو‬7( ‫) فَ َسُنيَ ِّس ُرهُ لْليُ ْسَرى‬6( ‫َّق بِاحْلُسْىَن‬
َ ‫صد‬َ ‫) َو‬5( ‫َأعطَى َو َّات َقى‬
ْ ‫فَ ََّأما َم ْن‬
Adapun orang yang memberikan (hartanya di jalan Allah) dan bertakwa,dan
membenarkan adanya pahala yang terbaik (syurga), maka Kami kelak akan
menyiapkan baginya jalan yang mudah.
Dan adapun orang-orang yang bakhil dan merasa dirinya cukup,serta mendustakan
pahala terbaik, maka kelak Kami akan menyiapkan baginya (jalan) yang sukar. Qs. Al-
Lail [92[: 5-10

ِ ِ ِِ ‫ِإ‬ ِ ‫ِإ‬ ِ ِ َّ ‫ني وابْن‬ ِ ِ ِ


)27( ‫ورا‬ ً ‫ين َكانُوا ْخ َوا َن الشَّيَاطني َو َكا َن الشَّْيطَا ُن لَربِّه َك ُف‬ َ ‫) َّن ال ُْمبَ ِّذر‬26( ‫السب ِيل َواَل تُبَ ِّذ ْر َتْبذ ًيرا‬ َ َ َ ‫َوآت َذا الْ ُق ْرىَب َحقَّهُ َوالْم ْسك‬
ِ ِ
َ َّ‫) ِإ َّن َرب‬29( ‫ورا‬
‫ك‬ ً ‫وم ا حَمْ ُس‬ َ ‫) َواَل جَتْ َع ْل يَ َد َك َم ْغلُولَةً ِإىَل ُعنُق‬28( ‫ورا‬
ً ُ‫ك َواَل َتْب ُس طْ َها ُك َّل الْبَ ْس ط َفَت ْق ُع َد َمل‬ ً ‫وه ا َف ُق ْل هَلُ ْم َق ْواًل َمْي ُس‬
َ ‫ك َت ْر ُج‬ َ ِّ‫ض َّن َعْن ُه ُم ابْتِغَاءَ َرمْح ٍَة ِم ْن َرب‬
َ ‫َوِإ َّما ُت ْع ِر‬
ِ ِ ِ ِ ِ
)30( ‫الر ْز َق ل َم ْن يَ َشاءُ َوَي ْقد ُر ِإنَّهُ َكا َن بِعبَاده َخبِ ًريا بَص ًريا‬ ِ ِّ ‫ط‬ ُ ‫َيْب ُس‬
Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya, kepada orang miskin
dan orang yang dalam perjalanan dan janganlah kamu menghambur-hamburkan (hartamu)
secara boros.
Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudara-saudara syaitan dan syaitan itu
adalah sangat ingkar kepada Tuhannya.
Dan jika kamu berpaling dari mereka untuk memperoleh rahmat dari Tuhanmu yang kamu
harapkan, Maka Katakanlah kepada mereka Ucapan yang pantas.
Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenggu pada lehermu dan janganlah kamu
terlalu mengulurkannya karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal.
Sesungguhnya Tuhanmu melapangkan rezki kepada siapa yang Dia kehendaki dan
menyempitkannya; Sesungguhnya Dia Maha mengetahui lagi Maha melihat akan hamba-
hamba-Nya. Qs. Al-Isra [17] 26-30

E. Selayang pandang pengelolaan ZIS pada masa para Nabi.


Setiap Nabi dan Rasul Allah diutus tidak sedikitpun meminta upah dalam dakwahnya.
Upah mereka hanya dari Allah sebagaimana dalam 9 ayat menyebutkan, yaitu :
‫ني‬ ِ ِّ ‫وما َأسَألُ ُكم علَي ِه ِمن َأج ٍر ِإ ْن َأج ِري ِإاَّل علَى ر‬
َ ‫ب ال َْعالَم‬ َ َ َ ْ ْ ْ ْ َ ْ ْ ََ

36
Dan aku sekali-kali tidak minta upah kepadamu atas ajakan-ajakan itu; Upahku tidak
lain hanyalah dari Tuhan semesta alam. Qs. Al-Syu’araa [26]: 109.
Qs. Al-Syu’araa [26]: 127, 145, 164, 180, Qs. Yunus [10]: 72, Qs. Huud [11]: 29, 51, Qs.
Saba’ [34]: 47.

 Nabi Adam  dengan berdasar al-huda, Adam  memberlakukan risalah qurban untuk
mengontrol kadar aqidah ummatnya. Risalah qurban diberlakukan kepada
keturunannya sebagai sebuah simbol ekspresi rasa syukur dan apresiasi dari nikmat
yang telah diberikan oleh Allah .
 Nabi Yusuf saat menta’wilkan mimpi sang al-malik, Yusuf  dengan keikhlasan
yang luar biasa menjelaskan maksud dari mimpi tersebut seraya menjelaskan langkah
strategis yang harus diambil oleh al-malik.
Setelah menduduki jabatan bendahara negara, Yusuf  segera mengambil langkah-
langkah strategis untuk mengantisipasi kemungkinan krisis ekonomi negara. Konsep
dasarnya adalah hasil ta’wil Yusuf  atas mimpi al-malik. Yusuf  kemudian
merumuskan program ekulognya berupa:
o Melakukan cocok tanam selama tujuh tahun berturut-turut.
o Merubah tekhnis panen demi keawetan yang dipanen, yaitu dengan hasil panen
tetap dibiarkan di tangkainya, kecuali sedikit untuk dikonsumsi.
o Mendirikan sentral logistik, untuk mengatur penggunaannya.
o Menekan budaya konsumtif, demi terjaganya keseimbangan antara supply and
demand.
Dengan program seperti ini pada gilirannya tidak hanya mampu menanggulangi krisis
pangan di Mesir saja, tetapi lebih jauh lagi mampu menjadikan Mesir sebagai sentral
logistik yang mampu memenuhi kebutuhan pangan setidaknya di benua Asia dan
Afrika.
 Kisah Sulaiman  mengisyaratkan bahwa tatkala harta itu dikelola atas dasar
kepentingan tauhidullah maka tidak akan pernah berkurang bahkan berkembang
dengan luar biasa. Kekuatan ekonomi yang besar akan memudahkan langkah dalam
berdakwah.
 Pelajaran yang perlu dicerna secara aplikatif dari kisah ini adalah kebesaran al-
Jama’ah tidak dapat dipisahkan dari keberhasilan pengelolaan maliyyah secara benar
berdasarkan konsep dasar tauhidullah. Al-Jama’ah memiliki kewenangan controlling
terhadap prilaku ekulog masyarakatnya agar senantiasa menjaga keseimbangan dan
harmonisasi al-Jama’ah itu sendiri.

37
38

Anda mungkin juga menyukai