Anda di halaman 1dari 13

Oleh

Muhammad Zulkarnain Mubhar


NIM. 80100316003
 Junyboll berasumsi bahwa tidak pernah
ditemukan metode yang sukses secara ilmiah
untuk membuktikan kesejarahan penisbatan
hadis kepada Nabi. Selaian itu menurutnya,
metode kritik isnad yang digunakan oleh para
ulama hadis memiliki beberapa kelemahan:
Pertama, metode kritik isnad baru berkembang
pada priode yang relatif sangat lambat.
Kedua, isna>d hadis, sekalipun berstatus
s}ah}i>h}, dapat di palsukan secara keseluruhan
dengan mudah.
Ketiga, tidak diterapkannya kriteria yang tepat
untuk memeriksa matan hadis. Dalam fenomena
ini Juynboll mengajukan solusi dengan
menggunakan metode common link dan metode
analisis isna>d.
 Cara kerja dari teori Common Link ini
adalah:
 a) menentukan hadis yang akan diteliti;
 b) Menelusuri hadis dalam berbagai koleksi
hadis;
 c) Menghimpun seluruh isnad hadis;
 d) Menyusun dan merekonstruksi seluruh
jalur isnad dalam satu bundel isnad
(pohon/diagram sanad); dan
 e) Mendeteksi Common Link, periwayat
yang dinilai paling bertanggung jawab atas
penyebaran hadis.
 Jaringan-jaringan berbagai sanad yang sudah
terpampang dalam kumpulan isnad bundle
construction sebagaimana yang dirilis dari Kutub al-
sittah dan selainnya maka kemudian dianalisis
sedemikian rupa dengan metode yang ada, untuk
mencari siapa orang yang pertama kali membuat
matan hadis tersebut.
 Juynboll menetapkan syarat yang ketat supaya
seorang perawi dapat dikatakan sebagai common
link dan partial common link, syarat tersebut adalah:
 a) Mempunyai lebih dari pada satu murid yang
masing-masing dinamakan partial common link; dan
 b) Masing-masing partial common link tersebut pula
harus mempunyai murid lebih dari pada satu, begitu
seterusnya sehingga masa ulama pengumpulkan
hadis.
 Dalam Analysis Matan Hadis Juynboll
mengajukan beberapa langkah yaitu:
 a) Mencari matan yang sejalan.;
 b) Mengidentifikasi common link yang
terdapat pada matan yang sejalan.;
 c) Menentukan common link yang tertua.;
dan
 d) Menentukan bagian teks yang sama
dalam semua hadits yang sejalan.
‫‪ Hadis‬‬ ‫‪yang dipilih untuk diteliti dengan‬‬
‫‪metode common link adalah hadis Usamah‬‬
‫‪bin Zayd dia berkata:‬‬
‫عوهُ‬ ‫ت ِإلَ ْي ِه ِإ ْحدَى بَنَا ِت ِه ت َ ْد ُ‬ ‫سل َ ْ‬ ‫سلَّ َم فَأ َ ْر َ‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫صلَّى َّ‬
‫َّللاُ َ‬ ‫ُكنَّا ِع ْندَ النَّ ِبي ِ َ‬
‫ار ِج ْع ِإلَ ْي َها‬ ‫سو ِل ْ‬ ‫لر ُ‬ ‫ت فَقَا َل ِل َّ‬ ‫ص ِبيًّا لَ َها أ َ ْو ا ْبنًا لَ َها ِفي ْال َم ْو ِ‬ ‫َوت ُ ْخ ِب ُرهُ أ َ َّن َ‬
‫س ًّمى‬ ‫ش ْيءٍ ِع ْندَهُ ِبأ َ َج ٍل ُم َ‬ ‫طى َو ُك ُّل َ‬ ‫فَأ َ ْخ ِب ْر َها أ َ َّن ِ َّّلِلِ َما أ َ َخذَ َولَهُ َما أ َ ْع َ‬
‫ت لَتَأ ْ ِتيَنَّ َها‬‫س َم ْ‬ ‫سو ُل فَقَا َل ِإنَّ َها قَ ْد أ َ ْق َ‬ ‫الر ُ‬ ‫ب فَعَادَ َّ‬ ‫ص ِب ْر َو ْلت َ ْحت َ ِس ْ‬ ‫فَ ُم ْر َها فَ ْلت َ ْ‬
‫عبَادَة َ َو ُمعَاذُ ب ُْن‬ ‫س ْعدُ ب ُْن ُ‬ ‫ام َمعَهُ َ‬ ‫سلَّ َم َوقَ َ‬ ‫علَ ْي ِه َو َ‬ ‫صلَّى َّ‬
‫َّللاُ َ‬ ‫ي َ‬ ‫ام النَّ ِب ُّ‬‫قَا َل فَقَ َ‬
‫سهُ تَقَ ْعقَ ُع َكأ َنَّ َها ِفي َ‬
‫شنَّ ٍة‬ ‫ي َونَ ْف ُ‬ ‫ت َمعَ ُه ْم فَ ُر ِف َع ِإلَ ْي ِه ال َّ‬
‫ص ِب ُّ‬ ‫طلَ ْق ُ‬ ‫َجبَ ٍل َوا ْن َ‬
‫َّللاِ قَا َل َه ِذ ِه َر ْح َمةٌ َجعَلَ َها‬ ‫سو َل َّ‬ ‫س ْعدٌ َما َهذَا يَا َر ُ‬ ‫ع ْينَاهُ فَقَا َل لَهُ َ‬ ‫ت َ‬ ‫ض ْ‬‫فَفَا َ‬
‫الر َح َما َء‪.‬‬ ‫َّللاُ ِم ْن ِعبَا ِد ِه ُّ‬ ‫ب ِعبَا ِد ِه َو ِإنَّ َما يَ ْر َح ُم َّ‬ ‫َّللاُ ِفي قُلُو ِ‬ ‫َّ‬
 Hadis sebagaimana yang disebutkan matannya di atas
setelah dikonfirmasikan ke dalam kitab Tuh}fat al-
Asyra>f bi Ma’rifat al-At}ra>f karya al-Mizzi>y., I, No.
98, ditemukan informasi bahwa hadis tersebut
merupakan informasi yang disampaikan oleh ‘Abd
Rah}ma>n bin Mall/Mull Abu> ‘Us\ma>n dari Usa>mah
bin Zaid yang terkonfirmasi ke dalam beberapa kitab
koleksi hadis, yaitu: a) Al-Bukha>ri> (kh) 23/23, 1; b)
Muslim (m): II, h. 635; c) Abu> Da>wud (d); d) Al-
Nasa> ' i> (s); dan e) Ibn Ma>jah (q).
 Informasi tersebut juga –sebagaimana hasil penelusuran
Juynboll – terkonfirmasi pula ke dalam kitab koleksi
hadis tertua, yaitu: a) Musnad Al-T{aya>lisi> (T}ay) No.
626; b) Mus}annaf ‘Abd al-Razza>q (‘Azq), III, h. 551;
dan c) Mus}annaf Ibn Abi> Syaibah (IASh)., III, h. 392.
 Berdasarkan hasil takhri>j (pengumpulan data) hadis di atas, tampak bahwa,
hadis yang sedang diteliti ini memiliki 17 jalur periwayatan, dengan perincian:
 al-Bukhari> memiliki 6 (enam) jalur sanad, yaitu: a) melalui ‘Abda>n –
‘Abdullah b. al-Muba>rak ; melalui Muh}ammad b. Muqa>til – ‘Abdullah b. al-
Muba>rak ; melalui H{ajja>j b. Minha>l – Sy’bah b. al-H{ajja>j; melalui
H{afs} b. ‘Umar – Syu’bah; melalui Abu> al-Nu’ma>n Muhammad b. Fad}l –
Hamma>d b. Zaid; Mu>sa b. Isma>’i>l – Abd al-Wa>hid b. Ziya>d.
 Muslim memiliki 3 (tiga) jalur sanad, yaitu : a) melalui Abu> Ka>mil al-
Jah}dari> (Fud}ail b. H{usain b. T{alh}ah) – H{amma>d b. Zaid; b) melalui
Muh}ammad b. ‘Abdullah b. Numair – Muh}ammad b. Fud}ail; c) melalui
Abdullah b. Muhammad b. Abi> Syaibah – Muhammad b. Khazim Abu>
Mu’a>wiyah
 Abu> Da>wu>d memiliki satu jalur riwayat, yaitu: melalui Abu> al-Wali>d al-
T{aya>lisi> (Hisya>m b. ‘Abd al-Malik) – Syu’bah b. al-H{ajja>j
 Al-Nasa>’i> memiliki satu jalur riwayat, yaitu : melalui Suwaid b. Nas}r –
Abdullah b. al-Muba>rak
 Ibn Ma>jah memiliki satu jalur riwayat, yaitu: melalui Muhammad b. Abd al-
Malik – Abd al-Wa>h}id b. Ziya>d
 Abu> Da>wud al-T{aya>lisi> memiliki 2 jalur riwayat, yaitu : a) melalui
Syu’bah – ‘A<s}im; b) S|a>bit Abu> Zaid – ‘A<s}im
 ‘Abd al-Razza>q memiliki dua jalur riwayat, yaitu : a) Melalui Ma’mar; bin
Ra>syid – ‘A<s}im; b) Melalui Sufya> al-S|awri> - ‘A<s\im
 Ibn Abi> Syaibah memliki satu jalur periwayatan sebagaiman yang diterima
oleh Muslim darinya, yaitu melalui Abu> Mu‘a>wiyah
 Kesemua jalur sanad (isna>d strand) tersebut di atas,
mengarah atau bermuara kepada satu orang periwayat,
yakni ‘A<s}im bin Sulaima>n al-Ah}wal dengan
sanadnya dari Abu> Us\ma>n ‘Abd al-Rah}ma>n b. al-
Rabi>‘, dari Usa>mah bin Zaid. Dengan demikian dapat
diketahui secara pasti (clear) bahwa yang bertindak
sebagai common link (periwayat utama yang
bertanggungjawab atas penyebaran riwayat hadis)
adalah ‘A<s}im bin Sulaima>n al-Ah}wal, atau dalam
istilah Juynboll “clear CL”. Untuk memperjelas
otentitas riwayat hadis melalui analisis isna>d
berdasarkan metode common link, maka perlu untuk
dibuatkan diagram bundle isna>d (skema sanad
gabunga) bagi hadis yang sedang diteliti
 Pada hadis yang sedang diteliti ini, ‘A<s\im bin Sulaima>n al-Ah}wal (w. 142
H) berposisi sebagai common link murni (clear CL), disebabkan karena dia
memiliki 9 (sembilan) orang murid yang telah menerima riwayat hadis tentang
tangisan Rasulullah Saw disebabkan karena kewafatan salah seorang cucunya,
mereka adalah: 1) Syu’bah; 2) Isra>’i>l; 3)‘Abd al-Wa>h}id bin Ziya>d;
4)H{amma>d bin Zaid; 5) Abdullah bin al-Muba>rak; 6) Abu> Mu‘a>wiyah;
7) Muhammad bin Fud}ayl; 8) Sufya>n al-S|awri>y; dan 9) Ma‘mar.
 Hanya jalur 5 (lima) jalur sanad dari 17 jalur sanad yang telah ditemukan yang
dapat dinyatakan sebagai sanad yang bertanggungjawab atas penyebaran hadis
tersebut yang disebut sebagai Partial Common Link (PCL) yaitu: 1) Sy’bah
dengan 5 (lima) orang murid, yaitu: al-T{aya>lisi>; Gunda>r; H{ajja>j bin
Minha>l; H{afs} bin ‘Umar, dan Abu> al-Wali>d.; 2) ‘Abdullah bin al-
Muba>rak dengan 3 (tiga) murid, yaitu: ‘Abda>n; Muh}ammad bin Muqa>til;
dan Suwaid bin Nas}r.; 3) H{amma>d bin Zaid dengan 2 (dua) orang murid,
yaitu: Muh}ammad bin al-Fad}l dan Abu> Ka>mil.; 4) ‘Abd al-Wa>h}id bin
Ziya>d dengan 2 (dua) orang murid, yaitu: Mu>sa> bin Isma>‘il dan
Muh}ammad bin ‘Abd al-Malik.; dan 5) Abu> Mu‘a>wiyah dengan 2 (dua)
orang murid, yaitu: Ibn Abi> Syaibah dan Ah}mad bin H{anbal.
 Anak yang sedang sakit atau meninggal sebagaimana yang tersebutkan
dalam teks hadis, kemungkinan antara salah satu dari empat cucu Nabi
Saw: 1) ‘Ali> bin Abi> al-‘A<s} bin al-Rabi>‘, anak tersebut merupakan
personifikasi yang controversial dalam hubungannya dengan teks hadis,
sebab dia memiliki umur yang panjang dan menyaksikan terjadi proses
fath{ makkah dan dia hidup hingga ba>ligh. Ibn H{ajar dalam al-
Is}a>bah meriwayatkan sejarah hidup ‘Ali> bin Abi> al-‘A<s} bin al-
Rabi>‘ yang merupakan putra dari hasil pernikahan antara Zaynab putri
Nabi Saw dengan Abu> al-‘A<s} bin al-Rabi>‘. ; 2) Uma>mah
(terkadang pula disebut dengan Umaymah) putri Zaynab binti Rasulillah.
Putri Zaynab ini juga hidup dengan selamat, sebab putri Zaynab inilah
yang digendong oleh Nabi Saw dalam keadaan shalat sebagaimana yang
tersebutkan dalam al-muwat}t}a’ karya Ima>m Ma>lik.; 3) ‘Abdullah
bin ‘Ùs\ma>n bin ‘Affa>n yang merupakan putra dari hasil pernikahan
Ruqayyah bint Rasulillah Saw dengan ‘Us\ma>n bin ‘Affa>n; dan 4)
Putra Fa>t}imah yang bernama Muh}assin bin ‘Ali> bin Abi> T{a>lib.
Dalam penuturan Ibn H{ajar dalam al-Is}abah bahwa putra Fa>t}imah
tersebut diduga keras sebagai anak yang wafat tersebut, sehingga
Rasulullah Saw meneteskan air mata karenanya.
 Pada bagian dalam hubungannya dengan hadis adalah
problematika tentang tangisan Nabi Saw atas wafatnya
salah seorang yang dicintainya. Sebab masalah tentang
menangisi kewafatan salah seorang anggota kelurga
dalam diskursus hukum Islam, merupakan perkara yang
diperdebatkan.
 Kesimpulan : hadis tidak dapat dipertanggungjawabkan
kesejarahannya sampai kepada Nabi Saw, sebab cucu
Nabi Saw yang wafat sebagaimana yang terdeskripsikan
dalam hadis tidak dapat diidentifikasi secara pasti
khususnya cucu Nabi Saw dari putri beliau Zaynab yang
dianggap sebagai ibu dari anak (putra/putri) yang wafat
tersebut (key figure in the text of tradition). Dengan
demikian, maka jelas bahwa yang bertanggungjawab atas
terbentuknya struktur lafaz} dari hadis yang sedang dikaji
dan penyebarannya adalah ‘A<s}im bin Sulaima>n al-
Ah}wal dan kemungkinan terbentuk dan tersebarnya
antara tahun 141-143 H / 758-760 M.

Anda mungkin juga menyukai