0 penilaian0% menganggap dokumen ini bermanfaat (0 suara)
48 tayangan13 halaman
Hadis tentang tangisan Nabi Muhammad SAW karena kematian cucunya diteliti menggunakan metode common link oleh Juynboll. Ditemukan bahwa periwayat utama yang bertanggung jawab atas penyebaran hadis tersebut adalah Asim bin Sulaiman al-Ahwal. Analisis sanad menunjukkan lima periwayat yang memiliki peran dalam penyebaran hadis tersebut.
Deskripsi Asli:
Teroi penelitian riwayat hadis yang dikembangkan oleh G.H.A. Juynn Boll
Hadis tentang tangisan Nabi Muhammad SAW karena kematian cucunya diteliti menggunakan metode common link oleh Juynboll. Ditemukan bahwa periwayat utama yang bertanggung jawab atas penyebaran hadis tersebut adalah Asim bin Sulaiman al-Ahwal. Analisis sanad menunjukkan lima periwayat yang memiliki peran dalam penyebaran hadis tersebut.
Hadis tentang tangisan Nabi Muhammad SAW karena kematian cucunya diteliti menggunakan metode common link oleh Juynboll. Ditemukan bahwa periwayat utama yang bertanggung jawab atas penyebaran hadis tersebut adalah Asim bin Sulaiman al-Ahwal. Analisis sanad menunjukkan lima periwayat yang memiliki peran dalam penyebaran hadis tersebut.
NIM. 80100316003 Junyboll berasumsi bahwa tidak pernah ditemukan metode yang sukses secara ilmiah untuk membuktikan kesejarahan penisbatan hadis kepada Nabi. Selaian itu menurutnya, metode kritik isnad yang digunakan oleh para ulama hadis memiliki beberapa kelemahan: Pertama, metode kritik isnad baru berkembang pada priode yang relatif sangat lambat. Kedua, isna>d hadis, sekalipun berstatus s}ah}i>h}, dapat di palsukan secara keseluruhan dengan mudah. Ketiga, tidak diterapkannya kriteria yang tepat untuk memeriksa matan hadis. Dalam fenomena ini Juynboll mengajukan solusi dengan menggunakan metode common link dan metode analisis isna>d. Cara kerja dari teori Common Link ini adalah: a) menentukan hadis yang akan diteliti; b) Menelusuri hadis dalam berbagai koleksi hadis; c) Menghimpun seluruh isnad hadis; d) Menyusun dan merekonstruksi seluruh jalur isnad dalam satu bundel isnad (pohon/diagram sanad); dan e) Mendeteksi Common Link, periwayat yang dinilai paling bertanggung jawab atas penyebaran hadis. Jaringan-jaringan berbagai sanad yang sudah terpampang dalam kumpulan isnad bundle construction sebagaimana yang dirilis dari Kutub al- sittah dan selainnya maka kemudian dianalisis sedemikian rupa dengan metode yang ada, untuk mencari siapa orang yang pertama kali membuat matan hadis tersebut. Juynboll menetapkan syarat yang ketat supaya seorang perawi dapat dikatakan sebagai common link dan partial common link, syarat tersebut adalah: a) Mempunyai lebih dari pada satu murid yang masing-masing dinamakan partial common link; dan b) Masing-masing partial common link tersebut pula harus mempunyai murid lebih dari pada satu, begitu seterusnya sehingga masa ulama pengumpulkan hadis. Dalam Analysis Matan Hadis Juynboll mengajukan beberapa langkah yaitu: a) Mencari matan yang sejalan.; b) Mengidentifikasi common link yang terdapat pada matan yang sejalan.; c) Menentukan common link yang tertua.; dan d) Menentukan bagian teks yang sama dalam semua hadits yang sejalan. Hadis yang dipilih untuk diteliti dengan metode common link adalah hadis Usamah bin Zayd dia berkata: عوهُ ت ِإلَ ْي ِه ِإ ْحدَى بَنَا ِت ِه ت َ ْد ُ سل َ ْ سلَّ َم فَأ َ ْر َ علَ ْي ِه َو َ صلَّى َّ َّللاُ َ ُكنَّا ِع ْندَ النَّ ِبي ِ َ ار ِج ْع ِإلَ ْي َها سو ِل ْ لر ُ ت فَقَا َل ِل َّ ص ِبيًّا لَ َها أ َ ْو ا ْبنًا لَ َها ِفي ْال َم ْو ِ َوت ُ ْخ ِب ُرهُ أ َ َّن َ س ًّمى ش ْيءٍ ِع ْندَهُ ِبأ َ َج ٍل ُم َ طى َو ُك ُّل َ فَأ َ ْخ ِب ْر َها أ َ َّن ِ َّّلِلِ َما أ َ َخذَ َولَهُ َما أ َ ْع َ ت لَتَأ ْ ِتيَنَّ َهاس َم ْ سو ُل فَقَا َل ِإنَّ َها قَ ْد أ َ ْق َ الر ُ ب فَعَادَ َّ ص ِب ْر َو ْلت َ ْحت َ ِس ْ فَ ُم ْر َها فَ ْلت َ ْ عبَادَة َ َو ُمعَاذُ ب ُْن س ْعدُ ب ُْن ُ ام َمعَهُ َ سلَّ َم َوقَ َ علَ ْي ِه َو َ صلَّى َّ َّللاُ َ ي َ ام النَّ ِب ُّقَا َل فَقَ َ سهُ تَقَ ْعقَ ُع َكأ َنَّ َها ِفي َ شنَّ ٍة ي َونَ ْف ُ ت َمعَ ُه ْم فَ ُر ِف َع ِإلَ ْي ِه ال َّ ص ِب ُّ طلَ ْق ُ َجبَ ٍل َوا ْن َ َّللاِ قَا َل َه ِذ ِه َر ْح َمةٌ َجعَلَ َها سو َل َّ س ْعدٌ َما َهذَا يَا َر ُ ع ْينَاهُ فَقَا َل لَهُ َ ت َ ض ْفَفَا َ الر َح َما َء. َّللاُ ِم ْن ِعبَا ِد ِه ُّ ب ِعبَا ِد ِه َو ِإنَّ َما يَ ْر َح ُم َّ َّللاُ ِفي قُلُو ِ َّ Hadis sebagaimana yang disebutkan matannya di atas setelah dikonfirmasikan ke dalam kitab Tuh}fat al- Asyra>f bi Ma’rifat al-At}ra>f karya al-Mizzi>y., I, No. 98, ditemukan informasi bahwa hadis tersebut merupakan informasi yang disampaikan oleh ‘Abd Rah}ma>n bin Mall/Mull Abu> ‘Us\ma>n dari Usa>mah bin Zaid yang terkonfirmasi ke dalam beberapa kitab koleksi hadis, yaitu: a) Al-Bukha>ri> (kh) 23/23, 1; b) Muslim (m): II, h. 635; c) Abu> Da>wud (d); d) Al- Nasa> ' i> (s); dan e) Ibn Ma>jah (q). Informasi tersebut juga –sebagaimana hasil penelusuran Juynboll – terkonfirmasi pula ke dalam kitab koleksi hadis tertua, yaitu: a) Musnad Al-T{aya>lisi> (T}ay) No. 626; b) Mus}annaf ‘Abd al-Razza>q (‘Azq), III, h. 551; dan c) Mus}annaf Ibn Abi> Syaibah (IASh)., III, h. 392. Berdasarkan hasil takhri>j (pengumpulan data) hadis di atas, tampak bahwa, hadis yang sedang diteliti ini memiliki 17 jalur periwayatan, dengan perincian: al-Bukhari> memiliki 6 (enam) jalur sanad, yaitu: a) melalui ‘Abda>n – ‘Abdullah b. al-Muba>rak ; melalui Muh}ammad b. Muqa>til – ‘Abdullah b. al- Muba>rak ; melalui H{ajja>j b. Minha>l – Sy’bah b. al-H{ajja>j; melalui H{afs} b. ‘Umar – Syu’bah; melalui Abu> al-Nu’ma>n Muhammad b. Fad}l – Hamma>d b. Zaid; Mu>sa b. Isma>’i>l – Abd al-Wa>hid b. Ziya>d. Muslim memiliki 3 (tiga) jalur sanad, yaitu : a) melalui Abu> Ka>mil al- Jah}dari> (Fud}ail b. H{usain b. T{alh}ah) – H{amma>d b. Zaid; b) melalui Muh}ammad b. ‘Abdullah b. Numair – Muh}ammad b. Fud}ail; c) melalui Abdullah b. Muhammad b. Abi> Syaibah – Muhammad b. Khazim Abu> Mu’a>wiyah Abu> Da>wu>d memiliki satu jalur riwayat, yaitu: melalui Abu> al-Wali>d al- T{aya>lisi> (Hisya>m b. ‘Abd al-Malik) – Syu’bah b. al-H{ajja>j Al-Nasa>’i> memiliki satu jalur riwayat, yaitu : melalui Suwaid b. Nas}r – Abdullah b. al-Muba>rak Ibn Ma>jah memiliki satu jalur riwayat, yaitu: melalui Muhammad b. Abd al- Malik – Abd al-Wa>h}id b. Ziya>d Abu> Da>wud al-T{aya>lisi> memiliki 2 jalur riwayat, yaitu : a) melalui Syu’bah – ‘A<s}im; b) S|a>bit Abu> Zaid – ‘A<s}im ‘Abd al-Razza>q memiliki dua jalur riwayat, yaitu : a) Melalui Ma’mar; bin Ra>syid – ‘A<s}im; b) Melalui Sufya> al-S|awri> - ‘A<s\im Ibn Abi> Syaibah memliki satu jalur periwayatan sebagaiman yang diterima oleh Muslim darinya, yaitu melalui Abu> Mu‘a>wiyah Kesemua jalur sanad (isna>d strand) tersebut di atas, mengarah atau bermuara kepada satu orang periwayat, yakni ‘A<s}im bin Sulaima>n al-Ah}wal dengan sanadnya dari Abu> Us\ma>n ‘Abd al-Rah}ma>n b. al- Rabi>‘, dari Usa>mah bin Zaid. Dengan demikian dapat diketahui secara pasti (clear) bahwa yang bertindak sebagai common link (periwayat utama yang bertanggungjawab atas penyebaran riwayat hadis) adalah ‘A<s}im bin Sulaima>n al-Ah}wal, atau dalam istilah Juynboll “clear CL”. Untuk memperjelas otentitas riwayat hadis melalui analisis isna>d berdasarkan metode common link, maka perlu untuk dibuatkan diagram bundle isna>d (skema sanad gabunga) bagi hadis yang sedang diteliti Pada hadis yang sedang diteliti ini, ‘A<s\im bin Sulaima>n al-Ah}wal (w. 142 H) berposisi sebagai common link murni (clear CL), disebabkan karena dia memiliki 9 (sembilan) orang murid yang telah menerima riwayat hadis tentang tangisan Rasulullah Saw disebabkan karena kewafatan salah seorang cucunya, mereka adalah: 1) Syu’bah; 2) Isra>’i>l; 3)‘Abd al-Wa>h}id bin Ziya>d; 4)H{amma>d bin Zaid; 5) Abdullah bin al-Muba>rak; 6) Abu> Mu‘a>wiyah; 7) Muhammad bin Fud}ayl; 8) Sufya>n al-S|awri>y; dan 9) Ma‘mar. Hanya jalur 5 (lima) jalur sanad dari 17 jalur sanad yang telah ditemukan yang dapat dinyatakan sebagai sanad yang bertanggungjawab atas penyebaran hadis tersebut yang disebut sebagai Partial Common Link (PCL) yaitu: 1) Sy’bah dengan 5 (lima) orang murid, yaitu: al-T{aya>lisi>; Gunda>r; H{ajja>j bin Minha>l; H{afs} bin ‘Umar, dan Abu> al-Wali>d.; 2) ‘Abdullah bin al- Muba>rak dengan 3 (tiga) murid, yaitu: ‘Abda>n; Muh}ammad bin Muqa>til; dan Suwaid bin Nas}r.; 3) H{amma>d bin Zaid dengan 2 (dua) orang murid, yaitu: Muh}ammad bin al-Fad}l dan Abu> Ka>mil.; 4) ‘Abd al-Wa>h}id bin Ziya>d dengan 2 (dua) orang murid, yaitu: Mu>sa> bin Isma>‘il dan Muh}ammad bin ‘Abd al-Malik.; dan 5) Abu> Mu‘a>wiyah dengan 2 (dua) orang murid, yaitu: Ibn Abi> Syaibah dan Ah}mad bin H{anbal. Anak yang sedang sakit atau meninggal sebagaimana yang tersebutkan dalam teks hadis, kemungkinan antara salah satu dari empat cucu Nabi Saw: 1) ‘Ali> bin Abi> al-‘A<s} bin al-Rabi>‘, anak tersebut merupakan personifikasi yang controversial dalam hubungannya dengan teks hadis, sebab dia memiliki umur yang panjang dan menyaksikan terjadi proses fath{ makkah dan dia hidup hingga ba>ligh. Ibn H{ajar dalam al- Is}a>bah meriwayatkan sejarah hidup ‘Ali> bin Abi> al-‘A<s} bin al- Rabi>‘ yang merupakan putra dari hasil pernikahan antara Zaynab putri Nabi Saw dengan Abu> al-‘A<s} bin al-Rabi>‘. ; 2) Uma>mah (terkadang pula disebut dengan Umaymah) putri Zaynab binti Rasulillah. Putri Zaynab ini juga hidup dengan selamat, sebab putri Zaynab inilah yang digendong oleh Nabi Saw dalam keadaan shalat sebagaimana yang tersebutkan dalam al-muwat}t}a’ karya Ima>m Ma>lik.; 3) ‘Abdullah bin ‘Ùs\ma>n bin ‘Affa>n yang merupakan putra dari hasil pernikahan Ruqayyah bint Rasulillah Saw dengan ‘Us\ma>n bin ‘Affa>n; dan 4) Putra Fa>t}imah yang bernama Muh}assin bin ‘Ali> bin Abi> T{a>lib. Dalam penuturan Ibn H{ajar dalam al-Is}abah bahwa putra Fa>t}imah tersebut diduga keras sebagai anak yang wafat tersebut, sehingga Rasulullah Saw meneteskan air mata karenanya. Pada bagian dalam hubungannya dengan hadis adalah problematika tentang tangisan Nabi Saw atas wafatnya salah seorang yang dicintainya. Sebab masalah tentang menangisi kewafatan salah seorang anggota kelurga dalam diskursus hukum Islam, merupakan perkara yang diperdebatkan. Kesimpulan : hadis tidak dapat dipertanggungjawabkan kesejarahannya sampai kepada Nabi Saw, sebab cucu Nabi Saw yang wafat sebagaimana yang terdeskripsikan dalam hadis tidak dapat diidentifikasi secara pasti khususnya cucu Nabi Saw dari putri beliau Zaynab yang dianggap sebagai ibu dari anak (putra/putri) yang wafat tersebut (key figure in the text of tradition). Dengan demikian, maka jelas bahwa yang bertanggungjawab atas terbentuknya struktur lafaz} dari hadis yang sedang dikaji dan penyebarannya adalah ‘A<s}im bin Sulaima>n al- Ah}wal dan kemungkinan terbentuk dan tersebarnya antara tahun 141-143 H / 758-760 M.