Anda di halaman 1dari 7

TAFSIR YANG DINISBATKAN KEPADA IBNU ‘ARABI

Makalah Ini Disusun Guna Memenuhi Tugas Kelompok

Mata Kuliah: Madzahib at-Tafsir

Dosen Pengampu: K.H Mustahal Lc.MIS

Disusun oleh :

Wahid Hidayat : 40020034

Ahid Nailun Ni’am : 40020037

Ahmad Khoirun Nasikhin :400200

PROGRAM STUDI TAFSIR WA ‘ULUMUHU

MA’HAD ‘ALY AL IMAN BULUS PURWOREJO INDONESIA

1442-1443 H
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Al-Qur’an merupakan sumber syariat pertama, bagi umat Nabi Muhammad SAW,
sebagai pedoman untuk menjalani kehidupan yang fana’ ini.
Untuk itu, perlu bagi umat islam mengetahui isi dalam Al-Qur’an. Dengan tafsir insyaAllah
bisa menunjukan suatu gambaran ini dalam Al-Qur’an.
Oleh sebab itu kami akan mencoba menjelaskan tentang TAFSIR YANG DINISBATKAN
KEPADA IBNU ‘ARABI

B. Rumusan Masalah
1. Apa itu tafsir yang dinisbatkan kepada ibnu ‘arabi ?
C. Tujuan
1. Mengetahui tafsir yang dinisbatkan kepada ibnu ‘arabi
BAB II

PEMBAHASAN

TAFSIR YANG DINISBATKAN KEPADA IBNU ‘ARABI

Kitab ini dicetak menjadi dua jilid didalamnya terdapat fotnote keterangan kitab 'aroisul
bayan fi hakoikil quran karya Abu Muhammad bin Abu Nasr Asyairozi As Sufi kedua alinan ini
dinisbatkan sebagai tafsir karya Ibnu Al 'Arobi, sebagian dari masyarakat membenarkan penisbatan
tersebut serta meyakini bahwa tafsir tersebut adalah karya Ibnu Al Arabi dan sebagian yang lainnya
mengingkarinya tetapi mereka malah mengira bahwa tafsir tersebut adalah karya abdurrazzaq Al
kosani, tafsir tersebut dinisbatkan kepada Ibnu Al 'Arobi Karena untuk memberikan kesenangan
Kepada beliau diantara masyarakat dan untuk memashurkan beliau sebagian dari masyarakat yang
lain yaitu Al Marhum Syaikh Muhammad 'Abduh dalam muqodimah tafsir beliau yang mengutip dari
Al Marhum Syaikh Rosyid Ridlo dari pembelajaran beliau, dengan riwayat bil ma'na dan Syaikh
Muhammad 'abduh letakkan kutipan tersebut dalam muqodimah tafsir al manar yang yang berisikan
tentang wajah-wajah Tafsir Yang Terhitung dalam tafsir isyari kemudian Syekh Muhammad Abduh
berkata : "menurut kalangan masyarakat ada tafsir yang didalamnya terdapat keserupaan kalam
batinah dengan kalam sufiyah diantaranya yaitu tafsir yang dinisbatkan kepada Syekh Al Akbar
Muhyiddin Ibnu Arabi namun itu bukan karya beliau melainkan karya Syekh Al khurasani Al Batin
As Syahiri.

Namun disini mushonif tetap setuju dengan pendapat yang mengatakan bahwa tafsir ini
adalah karya Syekh Al Qosani karena beberpa alasan

1. Semua salinan yang tertulis dinisbatkan kepada Imam Al Qosani, dan berpegangan pada salinan
yang sudah ditulis itu lebih quat karena hal tersebut adalah Asal dimana salinan yang dicetak itu
mengambil dari salinan yang tertulis

2. Dalam tafsir surat al-qosos

ِ ‫ك ِمنَ ٱل َّر ْه‬


‫ب‬ َ ‫َاح‬ َ ‫ۖ وٱضْ ُم ْم إِلَ ْي‬
َ ‫ك َجن‬ َ

dari kitab ini aku mendengar dari Guruku Nuruddin Abdul Somad dalam syuhudil wahdah
wamaqomil fana' ...

Nuruddin di sini adalah Nuruddin Abdul Somad Annatnazi Nazi al-ashfihani yang wafat pada akhir
kurunke-7 beliau adalah guru dari Abdul Rozak Al Qasani yang wafat pada tahun 730 Hijriyah dan
tidak masuk akal apabila Nuruddin 'Abdusshomad Anatnazi yang wafat pada akhir kurun ke-7
Hijriyah menjadi guru dari Ibnu Arabi yang wafat pada tahun 638 Hijriyah

1. Kata pengantar dan metode tafsir


Didalam tafsir ini Mualif ngumpul kan antara Tafsir sufi an nadhori dan tafsir al-isyari serta
tidak menampilkan kalam tentang Tafsir dhohir

Adapun penafsiran tafsir Sufi Anda Duri kebanyakan menetapi madzhab wahdatul wujud dan
madzhab tersebut adalah madzhab yang memeiliki pengaruh terjelek dalam tafsir al quran,

penafsiran dari tafsir isyari mayoritas dalam kitab ini tidak bisa dipahami maknanya, Syaikh Husain
Adz dzahabi pun tidak bisa menemukan dalam hubungan ayat dan lafadnya yang mengarah ke tafsir
isyari, jikalau muallif bisa jelas dalam mengungkapkan kalamnya atau mengumpulkan tafsir dohir
dengan tafsir batin maka akan mudahlah suatu perkara, namun beliau tidak melakukanya sama sekali
dan ini adalah salah satu hal yang menjadikan kitab terkunci serta menjadi sebab Al Ustad Al Imam
berkata tentang Al qosyani "dia adalah batini" mungkin pernyataan tersebut bisa di terima karena
memang penafsiranya serupa dengan batiniyyah akan tetapi Tarikh rojul memberi saksi bahwa dia
adalah seorang ahli sufi yang ahli zuhud dan wara' kalau kita amati dari sisi batiniyyah yaitu memang
beliau batiniyah dalam menafsirkan akan tetapi dalam muqodimah kitabnya di sebutkan beliau tetap
mengakui yang dhohir.

Contoh tafsir isyari

ِ ‫ت من ءامن ِمْنهم بِٱللَّ ِه وٱلْيوِم ْٱلء‬


‫اخ ِر ۖ قَ َال َو َمن َك َفَر فَأ َُمتِّعُهُۥ قَلِياًل‬ ِ ِ ِ ِّ ‫قَ َال إِ ْب َٰر ِۦه ُم َر‬
َ َْ َ ُ َ َ َ ْ َ ‫ٱج َع ْل َٰه َذا َبلَ ًدا ءَامنًا َو ْٱر ُز ْق أ َْهلَهُۥ م َن ٱلث ََّم َٰر‬
ْ ‫ب‬
ِ ِ ِ ِ ِ ْ ‫مُثَّ أ‬
ُ‫س ٱلْ َمصري‬
َ ‫َضطَُّرهُٓۥ إىَل ٰ َع َذاب ٱلنَّار ۖ َوبْئ‬

(Al Baqarah 2:126)

Dan (ingatlah) ketika Ibrahim berdoa: "Ya Tuhanku, jadikanlah dada ini penghalang hati, negeri yang
aman sentosa dari mengalirnya sifat nafsu dan tipu daya musuh yang terlaknat, dan disambarlah jin
yang kuat badanya dan berikanlah rezeki dari buah-buahan ma'rifat ruh dan hikmahnya dan cahaya-
cahayanya.

Tafsir yang mendasari wahdatul wujuh

ِ َ‫اطالً سبحان‬
Didalam surat ali Imran ayat 191 allah berfirman : ‫النَّا ِر‬ ‫اب‬ َ َ ْ ُ ِ َ‫ت َهذا ب‬
َ ‫ك فَقنَا َع َذ‬ َ ‫َربَّنَآ َما َخلَ ْق‬
“Ya Tuhan kami, tiadalah Engkau menciptakan ini dengan sia-sia, Maha Suci Engkau, maka
peliharalah kami dari siksa neraka”.

Ibn Arabi dan madzhabnya dalam tafsir al qur’anul karim

Biografi ibn arabi :

Ibn arabi adalah abu bakar Muhyiddin muahmmad bin ali bin muahammad bin ahmad bin
Abdullah al hatami, al to’I, al andalusi, yang dikenal sebagai ibn arabi, tanpa kata sandang yang pasti,
sebagaimana orang-orang timur menyebutnya demikian. Perbedaan antara dirinya dan abu bakar ibn
arabi, penulis ketentuan al qur’an. Orang-orang barat ibnu arabi dikenal sebagai ibn arabi dengan alif
dan lam, sebagaimana dia dikenal di Andalusia sebagai ibn saraqa.

Lahir di Persia tahun 560 H kemudian pindah ke sevilla tahun 568 H. Dan dia tinggal di sana
selama sekitar tiga puluh tahun, di mana dia belajar pengetahuan dari banyak syaikh sampai
bintangnya muncul, dan penyebutannya naik, dan pada tahun 598 H dia bermigrasi ke Timur dan
mengelilingi banyak negara. , memasuki syam, Mesir, Mosul, Asia Kecil, dan Mekah. Dan yang
terakhir, ia melemparkan tongkatnya dan menetap di Damaskus, dan meninggal di sana pada tahun
638 H, dan dimakamkan disana.

Ibn Arabi antara musuh-musuhnya dan murid-muridnya

Ibn Arabi adalah syekh para Sufi pada masanya, dan dia memiliki pengikut, yang sangat
mengaguminya, sampai mereka menyebutnya di antara mereka sendiri sebagai Syekhul akbar, dan
orang yang mengenal Tuhan. Dia juga memiliki musuh yang membencinya, dan mereka menuduhnya
kafir dan sesat, karena beragama dengan wahdatul wujuh. Dan karena artikel-artikel ilusi yang
dikeluarkan olehnya, yang tampaknya membawa semua makna kafir dan zindiq, ada salah seorang
yang takjub dengan Ibn Arabi yaitu Mujdin Muhammad ibn Yaqoub al-Shirazi al-Fairuzabadi, penulis
kamus, dan dia menulis sebuah buku yang membelanya, sebagai tanggapan atas Ridadiin al khiyath
yang menulis akidah Ibn Arabi dan menuduhnya kafir. Kamaluddiin al-Zamalkani, salah satu syekh
besar al-Sham, Sheikh Salahuddin al-Safadi, dan al-Hafiz al-Suyuti, yang menulis sebuah buku dalam
pembelaannya yang berjudul “tambihul ghobi ala tanzihi ibn arabi” Sirajudin al-Balqini, Taqiyudin
Ibn al-Subki, dan lain-lain.

Posisi ilmiyahnya

Keahlian Ibn Arabi tidak terbatas pada ilmu tasawuf, tetapi dia unggul dalam banyak ilmu,
dan dia memiliki pengetahuan arkeologi dan Sunnah. Dia mengambil ceramah dari sekelompok
cendekiawannya, dan dia adalah seorang penyair dan penulis, dan karena itu dia menulis komposisi
untuk beberapa raja Barat. Ini telah mencapai tingkat ijtihad dan istimbat.

Madzhab Ibn Arabi tentang wahdatul wujuh

Adapun madzhabnyanya tentang wahdatul wujuh,ibn arabi berpendapat bahwa wujud secara
hakikat adalah satu. Sesuatu yang terbilang dan banyak tergantung dari penangkapan panca indra,
beliau mengemukakan wahdatul wujud dengan wahdatul adyan, tidak ada perbedaan baik yang
samawi maupun yang tidak, karena semua agama menyembah tuhan yang esa dan agung. Menurut
pandangan mereka puncak hakikat dari ibadah seorang hamba kepada tuhannya ialah menyatakan
keesaan tuhannya Adzatiyah. Adapun suatu perkara yang batil dari ibadah adalah membatasi tuhannya
ke satu tempat dan menamainya tuhan.
Madhzhab imam ibnu ‘arobi

Dalam tafsir, Madzhab imam ibn ‘arabi berdasarkan teori wahdatil wujud sebagaimana
dengan apa yang mereka percaya.

Aspek pertama ialah aspek pengaruh akan madzhab wadatil wujud,

Dalam beberapa hal kita sering menjumpai kesewenang-wenangan dalam mentakwil ayat, degan
tujuannya agar ayat tersebut disesuaikan dengan pengaruh madzhab yang mereka anut. Oleh sebab itu,
seluruh metode yang mereka gunakan tidak sesuai dengan apa yang seharusnya dilakukan oleh
seorang ahli tafsir.

Aspek kedua ialah aspek al-Faidu ar-Rabbani

Dapat terdeteksi mengenai ketidak benaran mereka dalam tafsir, yang mana mereka mengakui setiap
hal yang dikatakan ahli hakikat mengenai makna isyari al-Quran merupakan hal yang dikehendaki
Allah swt. begitu juga, mereka juga mengaku bahwa ahli sufi merupakan orang yang paling berhak
dalam menafsirkan al-Quran dikarenakan ahli sufi meruapakan orang yang langsung belajar kepada
Allah swt.

Contoh tafsir sufi yang berdasarkan teori sufi nadori

Dalam surah nuh ayat 25 yang berbunyi:

ِٰ ِ ِ ِ ِ ِ ‫مِم‬
َ ْ‫ َّا َخطْيۤٔـٰٰٔت ِه ْم اُ ْغ ِر ُق ْوا فَاُ ْدخلُ ْوا نَ ًارا ۙە َفلَ ْم جَي ُد ْوا هَلُ ْم ِّم ْن ُد ْون اللّه اَن‬.
25 ‫ص ًارا‬

Artinya; Disebabkan kesalahan-kesalahan mereka, mereka ditenggelamkan lalu dimasukkan


ke neraka, maka mereka tidak mendapat penolong selain Allah.

Ditafsirkan dengan kesalahan yang menyebabkan mereka masuk pada lubang terdalam ilmu
sehingga menjadikan mereka tercengang, sehingga mereka dimasukkan kedalam neraka selamanya
dan tidak menemukakn penolong selain Allah swt. karena Allah swt adalah satu-satunya sumber
penolong mereka

Contoh tafsir isyari :

ٌ ‫ت بِهَا هّٰللا ُ ۗاِ َّن هّٰللا َ لَ ِطي‬


16 ‫ْف َخبِ ْي ٌر‬ ِ ْ‫ض يَأ‬
ِ ْ‫ت اَوْ فِى ااْل َر‬
ِ ‫ص ْخ َر ٍة اَوْ فِى السَّمٰ ٰو‬ َ َ‫ك ِم ْثق‬
َ ‫ال َحبَّ ٍة ِّم ْن َخرْ د ٍَل فَتَ ُك ْن فِ ْي‬ ُ َ‫ي اِنَّهَٓا اِ ْن ت‬
َّ َ‫ ٰيبُن‬.

Artinya; (Lukman berkata), ”Wahai anakku! Sungguh, jika ada (sesuatu perbuatan) seberat
biji sawi, dan berada dalam batu atau di langit atau di bumi, niscaya Allah akan memberinya
(balasan). Sesungguhnya Allah Mahahalus, Mahateliti.

Mentafsirkan kata ‫ صفخة‬dengan bagi orang-orang yang hatinya keras serta tidak ada belas
kasih dengan sesama makhluk
Contoh tafsir dzohir

Dimana jalan yang dimaksud adalah jalan yang dianut oleh ibn ‘arabi bukan jalan Allah swt,
dan bahkan dalam mengikutinya dilakukan dengan istiqomah. Kemudian mereka melarang
pengikutnya untuk mengambil metode bahkan syariat para pendahulu mereka kecuali jika didalamnya
terdapat syariat yang sesuai dengan keyakikan kita

Anda mungkin juga menyukai