Anda di halaman 1dari 5

RESUME

ILMU HADIS RIWAYAH

(Asbabul Wurud Hadits)

Disusun Oleh :

M Ikhsan Pangestu (201200067)

Dosen pengampu:
Ahmad Farid Wajdi, MA

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021/2022
ASBABUL WURUD HADITS

A. Pengertian Asbabul Wurud Hadits

Asbab wurud al-hadits merupakan susunan idafah, yang terdiri dari tiga unsur kata, yaitu
asbab, wurud dan al-hadis. Asbab adalah bentuk jam‘(fulral) dari sabab, yang berarti dengan
al-habl (tali), saluran yang artinya dijelaskan sebagai segala yang menghubungakan satu
benda dengan benda lainnya sedangakan menurut istilah adalah: “Segala sesuatu yang
mengantarkan pada tujuan”. Ada juga yang mendifinisikan dengan: suatu jalan menuju
terbentuknya suatu hukum tanpa ada pengaruh apapun dalam hukum itu. Sedangkan kata
wurud bisa berarti sampai, muncul dan mengalir seperti: “Air yang memancar atau air yang
mengalir

Dengan demikian, secara sederhana asbab al-wurud dapat diartikan sebagai sebab-sebab
datangnya sesuatu. Karena istilah tersebut biasa dipakai dalam diskursus ilmu hadis, maka
asbab al- wurud dapat diartikan sebagai sebab-sebab atau latar belakang (background)
munculnya suatu hadis.

B. Macam macam Asbabul Wurud Hadits


Menurut al-Suyuti, asbab al-wurud dapat dikatagorikan menjadi tiga macam, yaitu:

1. Sebab yang berupa ayat Alquran. Maksudnya, ayat Alquran itu menjadi penyebab Nabi
saw. mengeluarkan sabdanya. Contohnya antara lain firman Allah swt. yang berbunyi :

Artinya : “Orang-orang yang beriman, dan mereka tidak mencampur adukkan iman mereka
dengan kedzaliman, mereka itulah orang- orang yang mendapat keamanan dan mereka itu
orang-orang yang mendapatkan petunjuk” (Q.S. al-An‘am: 82)

2. Sebab yang berupa hadis. Maksudnya, pada waktu itu terdapat suatu hadis namun
sebagian sahabat merasa kesulitan memahaminya, maka kemudian muncul hadis lain yang
memberikan penjelasan terhadap hadis tersebut. Contoh hadis yang berbunyi :

“Sesungguhnya Allah SWT memiliki para malaikat di bumi, yang dapat berbicara melalui
mulut manusia mengenai kebaikan dan keburukan seseorang”. (HR. al-Hakim)

Dengan demikian, yang dimaksud dengan para malaikat Allah di bumi yang menceritakan
tentang kebaikan atau keburukan seseorang adalah para sahabat atau orang-orang yang
mengatakan bahwa jenazah ini baik dan jenazah itu jahat.
3. Sebab yang berupa keterkaitan, yang berkaitan dengan para pendengar di kalangan
sahabat. Sebagai contoh adalah persoalan yang berkaitan dengan sahabat Syuraid ibn
Suwaid al-Saqafi. Pada waktu Fath Makkah (pembukaan kota makkah) beliau pernah datang
kepada Nabi saw. seraya berkata: “Saya bernazar akan shalat di Bait al-Maqdis”. Mendengar
pernyataan sahabat tersebut, lalu Nabi berssabda: “Shalat di sini, yakni Masjid al-Haram itu
lebih utama”. Nabi saw. lalu bersabda: “Demi zat yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya,
seandainya kamu shalat di sini (Masjid al-Haram) maka sudah mencukupi bagimu untuk
memenuhi nazarmu”. Kemudian Nabi saw., bersabda lagi: “Shalat di Mesjid ini, yaitu Masjid
alHaram itu lebih utama daripada seratus ribu kali shalat di selain al-Masjid al-Haram.

C. Contoh-contoh Asbabul Wurud Hadits

1. Hadits yang sebab tidak disebutkan dalam hadits tersebut tetapi disebutkan pada jalan
(thuruq) hadits yang lain, misalnya hadits yang menerangkan niat dan hijrah yang
diriwayatkan oleh Umar ra :

‫َح َّد َثَنا اْلُح َم ْيِد ُّي َع ْبُد ِهَّللا ْبُن الُّز َبْيِر َقاَل َح َّد َثَنا ُس ْفَياُن َقاَل َح َّد َثَنا َيْح َيى ْبُن َسِع يٍد اَأْلْنَص اِر ُّي َقاَل َأْخ َبَرِني ُمَحَّم ُد ْبُن ِإْبَر اِهيَم الَّتْيِمُّي‬
‫َأَّنُه َسِمَع َع ْلَقَم َة ْبَن َو َّقاٍص الَّلْيِثَّي َيُقوُل َسِم ْع ُت ُع َم َر ْبَن اْلَخ َّطاِب َرِض َي ُهَّللا َع ْنُه َع َلى اْلِم ْنَبِر َقاَل َسِم ْع ُت َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا‬
‫َع َلْيِه َو َس َّلَم َيُقوُل ِإَّنَم ا اَأْلْع َم اُل ِبالِّنَّياِت َو ِإَّنَم ا ِلُك ِّل اْم ِر ٍئ َم ا َنَو ى َفَم ْن َكاَنْت ِهْج َر ُتُه ِإَلى ُد ْنَيا ُيِص يُبَها َأْو ِإَلى اْمَر َأٍة َيْنِكُح َها َفِه ْج َر ُتُه‬
‫ِإَلى َم ا َهاَجَر ِإَلْيِه‬

Artinya: “Saya mendengar Umar bin Khatthab berkata di atas mimbar: “saya mendengar
Rasulullah saw bersabda: ”Sesungguhnya amal-amal perbuatan itu hanyalah menurut
niatnya masing-masing. Maka barang siapa yang hijrahnya karena untuk mendapatkan
keduniaan atau perempuan yang bakal dinikahinya, maka hijrahnya itu hanya kepada apa
yang diniatkannya saja.”

Asbabul Wurud dari hadits tersebut di atas ditemukan pada hadits dibawah ini, yang
artinya:

Az-Zubair bin Bakkar mengatakan di dalam kitab Akhbar al-Madinah , bahwa telah
menceritakan kepadaku Muhammad ibnu al-Hasan, dari Muhammad ibn Talhah ibnu Abdur
Rahman dari Musa ibnu Nuhammad ibnu Ibrahim ibn al Harits, dari ayahnya yang
mengatakan bahwa ketika Rasulullah saw tiba di Madinah, sahaba-sahabatnya terserang
penyakit demam di Madinah. Kemudian datanglah seorang laki-laki, lalu ia mengawini
seorang perempuan muhajirah. Kemudian Rasulullah saw duduk di atas mimbarnya dan
bersabda: “Hai manusia, sesungguhnya amal-amal perbuatan itu hanyalah menurut niatnya
–sebanyak tiga kali-. Maka barangsiapa yang niat hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya,
berarti dia berhijrah kepada Allah dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang niat hijrahnya
karena duniawi, maka dia akan mencarinya; atau karena wanita, maka dia akan
melamarnya. Maka sesungguhnya hijrah seseorang itu hanyalah kepada apa yang dia
niatkan dalam hijrahnya.”

2. Namun ada pula matan hadits yang timbul tanpa Sabab al Wurud atau timbul dengan
sendirinya. Sebagaimana contoh:

‫ َأْبِش ُروا َو َأِّم ـُلوا‬: ‫َع ْن َع ْم رو ْبِن َعْو ٍف ْاَألْنَص اِر ى َرِض ى ُهللا َع ْنُه َأَّن َر ُسْو َل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل ِلَألْنَص اِرَذ اَت َيْو ٍم‬
‫ َفَتَنـاَفُسوا َك َم ا‬، ‫ َو َلِكِّنى َأْخ َش ى َأْن ُتْبَس َط الُّد ْنَيـا َع َلْيُك ْم َك َم ا ُبِس َطْت َع َلى َم ْن َك اَن َقْبَلُك ْم‬، ‫ َفَوِهللا َم ا اْلَفْقُر َأْخ َش ى َع َلْيُك ْم‬، ‫َم اَيُسُّر ُك ْم‬
]4[ )ِ‫ (ُم َّتَفٌق َع َلْيه‬. ‫ َفُتْهِلُكُك ْم َك َم ا َأْهَلَك ْتُهْم‬، ‫َتَنـاَفُسوَها‬

Artinya: Dari ‘Amru Bin ‘Auf Al Anshary, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda kepada
orang-orang Anshar pada suatu hari: Bergembiralah kamu sekalian, nescaya kamu akan
mendapati apa yang kamu inginkan; Demi Allah, bukanlah kefakiran yang lebih aku takuti
(menimpa) kamu, tetapi aku takut (kalau) dunia ini dibentangkan keatas kamu (diberi
kekayaan dan dimurahkan rezeki) sebagaimana dia telah dibentangkan keatas orang-orang
sebelum kamu; maka kamupun berlumba-lumba (mencari) nya dunia) sebagaimana mereka
berlumba-lumba dengannya, lalu duniapun memusnahkan kamu sebagaimana dia
memusnahkan mereka. (Muttafaq ‘Alaihi) [4]

D. Cara Mengetahui Asbab Wurud al-Hadits

1. Melalui riwayat hadis Nabi, baik diungkapkan secara tegas dalam hadis itu sendiri atau
dalam hadis yang lain maupun dalam bentuk isyarat atau indikasi saja. Hal tersebut
diperoleh melalui riwayat-riwayat yang secara integral merekam peristiwa, pertanyaan atau
segala sesuatu yang melatarbelakangi ucapan atau sikap Nabi saw, baik secara tegas
maupun tersirat.
2. Melalui informasi (aqwal) Shahabah, riwayat-riwayat yang disandarkan pada shahabah,
mengingat mereka hidup, berinteraksi dan melihat sebagian besar peristiwa-peristiwa yang
terjadi bersama Nabi saw.

3. Melalui ijtihad,Proses ijtihad pada umumnya dilakukan dengan melakukan takhrij hadis,
untuk mencari segala informasi terkait dengan tema yang dikaji.

Sumber Rujukan :

http://journal.uin-alauddin.ac.id › asbabulwurudalhadits article/

https://islam.nu.or.id Sumber-sumber Asbab Wurud Hadits/

Anda mungkin juga menyukai