Anda di halaman 1dari 17

RESUME

ILMU HADITS RIWAYAH


“ ASBABUL WURUD HADIS ”

Dosen Pengampu: Ahmad Farid Wajdi, MA

Oleh

Dwi Lestari (201200057)

KELAS 2B
PRODI PENDIDIKAN AGAMA ISLAM
FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2020/2021
ASBABUL WURUD AL-HADITS

1. Pengertian
Para ahli bahasa mengartikan kata sabab dengan fathah pada sin dan ba’ sebagai
tali. Dalam kitab Lisan Al-Arab disebutkan bahwa penggunaan kata ini untuk makna
tersebut merupakan dialek Hudzail. Ibnu Manzhur memilih makna sebagai segala sesuatu
yang dijadikan perantara yang lain. Selanjutnya para ahli definisi bahasa
menggunakannya untuk makna segala sesuatu yang dijadikan wasilah kepada tujuan yang
diupayakan. Sedangkan ulama syariat mendefinisikan “ sebagai jalan untuk mencapai
hukum tanpa menimbulkan pengaruh terhadapnya. Adapun mengenai kata wurud, para
ulama’ mengatakan bahwa lafaz wurud dan mawarid berarti “pancaran atau air yang
dialirkan”. Menurut as-suyuthi, secara terminologi asbabul wurud diartikan sebagai
berikut :

‫أنه ما يكون طريقا لتحديد المراد من الحديث من عموم أو حصوص أو إطالق أوتقييد أونسخ أونحو ذالك‬

“Sesuatu yang menjadi thoriq (metode) untuk menentukan suatu Hadis yang bersifat
umum, atau khusus, mutlak atau muqayyad, dan untuk menentukan ada tidaknya naskh
(pembatalan) dalam suatu Hadis”

Jika dilihat secara kritis, sebenarnya difinisi yang dikemukakan As-Suyuthi lebih
mengacu kepada fungsi asbabul wurud al-Hadis, yakni untuk menentukan takhsis
(pengkususan) dari yang ‘am (umum), membatasi yang mutlak, serta untuk menentukan
ada tidaknya naskh mansukh dalam Hadis dan lain sebagainya.1

Jadi dapat disimpulkan bahwa asbabul wurud adalah konteks historisitas, baik
berupa peristiwa-peristiwa atau pertanyaan atau lainnya yang terjadi pada saat hadis itu
disampaikan oleh Nabi SAW. Ia dapat berfungsi sebagai pisau analisis untuk menentukan
apakah hadis itu bersifat umum atau khusus, mutlaq atau muqayyad, naskh atau mansukh

1
Dikutip dari https://tahdits.wordpress.com/2013/01/08/asbabul-wurud/ pada tanggal 29 mei 2021
dan lain sebagainya. Asbabul wurud al-hadist merupakan suatu ilmu pengetahuan yang
membicarakan tentang sebab-sebab Nabi Muhammad SAW menuturkan sabdanya
dikarenakan adanya peristiwa atau pertanyaan dari para sahabatnya.

2. Macam-macam
Menurut Imam As-Suyuthi asbabul wurud al-hadits dapat dikategorikan menjadi 3
macam, yaitu:2
 Sebab yang berupa ayat al-quran. Artinya al-quran menjadi sebab Nabi Muhammad
SAW mengeluarkan sabdanya. Adakalanya Pesan Tuhan yang masih umum
diwahyukan pada Muhammad SAW pada waktu tertentu membutuhkan penafsiran
yang lebih spesifik melalui pengamalan Nabi yang berupa hadis. Maka dalam studi
Al Quran ada disiplin metode penafsiran penafsiran Al Quran dengan hadis. Hal ini
untuk memberikan penjabaran yang rinci. Jadi, salah satu objek yg menjadikan hadis
itu muncul adalah Firman Allah. Sebagai contoh ketika Allah berfirman pada surat al
An’am ayat 82:
‫ٰۤل‬
‫َاَّلِذ ْيَن ٰا َم ُنْو ا َو َلْم َيْلِبُس ْٓو ا ِاْيَم اَنُهْم ِبُظْلٍم ُاو ِٕىَك َلُهُم اَاْلْم ُن َو ُهْم ُّم ْهَتُد ْو َن‬
“Orang-orang beriman yang tidak mencampurkan keimanan mereka dengan
kezholiman, mereka itulah yang mendapat keamanan dan merekalah yang diberi
petunjuk.“.
kemudian terjadi perselisihan sahabat nabi yang mempersalahkan apa yang dimaksud
dengan kata dhulmun (kezholiman) pada ayat tersebut. Ada yang mengartikannya
dengan al-jaur (aniaya) dan mujawatul hadd (melanggar aturan). Singkat cerita Nabi
mengeluarkan sabdanya bahwa yang dimaksud oleh kata tersebut adalah as-syirk
(menyekutukan Tuhan) seperti yang tertera pada surat Luqman ayat 13:

‫ِاَّن الِّش ْر َك َلُظْلٌم َع ِظ ْيٌم‬


“Sesungguhnya syirik (menyekutukan Allah) sungguh merupakan kezholiman yang
paling besar.”

2
Imam As-Suyuthi, Asbabul Wurud: Sebab-Sebab Munculnya Hadits Nabi
 Sebab yang berupa hadits. Artinya pada waktu itu terdapat suatu hadits namun
Sebagian sahabat kesulitan memahaminya, maka kemudian muncullah hadits lain
yang memberikan penjelasan terhadap hadits tersebut. Maka kemudian hadis lain
muncul dalam rangka memberikan penjelasan terhadap hadis yang belum dipahami
sahabat tadi. Tentunya penjelasan hadis berikutnya lebih spesifik dan memberikan
penjelasan yang bisa ditangkap oleh para pendengar.

 Sebab yang berupa perkara yang berkaitan dengan para pendengar di kalangan
sahabat. Demikian pula dengan kalangan para sahabat. Saat mereka mempunyai
permasalahan dalam kehidupan masyarakat dan beragama. Lantas kemudian
menghadap kepada Rasulullah SAW mencari duduk persoalan dan sebuah solusi.
Maka apa yang dijawab Rasul dapat berupa hadis untuk memberikan solusi dari
permasalahan sahabat.

3. Contoh
 Contoh yang pertama
Hadits yang di riwayatkan oleh Imam Bukhari ini mempunyai sebab yang disebutkan
dalam hadits itu sendiri. Hadits ini menjelaskan tentang al-Quran turun dengan tujuh huruf
(dialek).

‫َح َّد َثَنا َع ْبُد ِهَّللا ْبُن ُيوُسَف َأْخ َبَر َنا َم اِلٌك َع ْن اْبِن ِشَهاٍب َع ْن ُعْر َو َة ْبِن الُّز َبْيِر َع ْن َع ْبِد الَّرْح َمِن ْبِن َع ْبٍد اْلَقاِر ِّي َأَّنُه َقاَل َسِم ْع ُت ُع َم َر‬

‫ْبَن اْلَخ َّطاِب َرِض َي ُهَّللا َع ْنُه َيُقوُل َسِم ْع ُت ِهَش اَم ْبَن َحِكيِم ْبِن ِح َزاٍم َيْقَر ُأ ُسوَر َة اْلُفْر َقاِن َع َلى َغْيِر َم ا َأْقَر ُؤَها َو َك اَن َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى‬

‫ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َأْقَر َأِنيَها َوِكْدُت َأْن َأْع َج َل َع َلْيِه ُثَّم َأْمَهْلُتُه َح َّتى اْنَصَر َف ُثَّم َلَّبْبُتُه ِبِرَداِئِه َفِج ْئُت ِبِه َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬

‫َفُقْلُت ِإِّني َسِم ْع ُت َهَذ ا َيْقَر ُأ َع َلى َغْيِر َم ا َأْقَر ْأَتِنيَها َفَقاَل ِلي َأْر ِس ْلُه ُثَّم َقاَل َلُه اْقَر ْأ َفَقَر َأ َقاَل َهَك َذ ا ُأْنِز َلْت ُثَّم َقاَل ِلي اْقَر ْأ َفَقَر ْأُت َفَقاَل‬

‫َهَك َذ ا ُأْنِز َلْت ِإَّن اْلُقْر آَن ُأْنِز َل َع َلى َس ْبَعِة َأْح ُر ٍف َفاْقَر ُء وا ِم ْنُه َم ا َتَيَّس َر‬

Telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin Yusuf telah mengabarkan kepada kami Malik
dari Ibnu Syihab dari 'Urwah bin Az Zubair dari 'Abdurrahman bin 'Abdul Qariy bahwa dia
berkata, aku mendengar 'Umar bin Al Khaththob radhiallahu'anhu berkata, aku mendengar
Hisyam bin Hakim bin Hizam membaca surah Al-Furqan dengan cara yang berbeda dari yang
aku baca sebagaimana Rasulullah ‫ ﷺ‬membacakannya kepadaku dan hampir saja aku mau
bertindak terhadapnya namun aku biarkan sejenak hingga dia selesai membaca. Setelah itu aku
ikat dia dengan kainku lalu aku giring dia menghadap Rasulullah ‫ ﷺ‬dan aku katakan, "Aku
mendengar dia membaca Al-Qur'an tidak sama dengan aku sebagaimana Anda membacakannya
kepadaku". Maka beliau berkata, kepadaku, "Bawalah dia kemari". Kemudian beliau berkata,
kepadanya, "Bacalah". Maka dia membaca. Beliau ‫ ﷺ‬kemudian bersabda, "Begitulah
memang yang diturunkan". Kemudian beliau berkata kepadaku, "Bacalah". Maka aku membaca.
Beliau ‫ ﷺ‬bersabda, "Begitulah memang yang diturunkan. Sesungguhnya Al-Qur'an
diturunkan dengan tujuh huruf, maka bacalah oleh kalian mana yang mudah". ( HR. Bukhari no
2241)

 Contoh yang kedua


Didalam hadis ini menjelaskan tentang perintah memperbagus atau memperbaiki shalat.
Hadis ini di riwayatkan oleh Imam Muslim dan mempunyai sebab yang disebutkan dalam hadits
itu sendiri.

‫َح َّد َثَنا َأُبو ُك َر ْيٍب ُمَحَّم ُد ْبُن اْلَع اَل ِء اْلَهْم َداِنُّي َح َّد َثَنا َأُبو ُأَس اَم َة َع ْن اْلَوِليِد َيْع ِني اْبَن َك ِثيٍر َح َّد َثِني َسِع يُد ْبُن َأِبي َسِع يٍد‬

‫اْلَم ْقُبِر ُّي َع ْن َأِبيِه َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َقاَل‬

‫َص َّلى ِبَنا َر ُسوُل ِهَّللا َيْو ًم ا ُثَّم اْنَصَر َف َفَقاَل َيا ُفاَل ُن َأاَل ُتْح ِس ُن َص اَل َتَك َأاَل َيْنُظُر اْلُمَص ِّلي ِإَذ ا َص َّلى َكْيَف ُيَص ِّلي َفِإَّنَم ا‬

‫ُيَص ِّلي ِلَنْفِسِه ِإِّني َوِهَّللا ُأَلْبِص ُر ِم ْن َو َر اِئي َك َم ا ُأْبِص ُر ِم ْن َبْيِن َيَدَّي‬

Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib Muhammad bin al-'Ala' al-Hamdani telah
menceritakan kepada kami Abu Usamah dari al-Walid, yaitu Ibnu Katsir telah
menceritakan kepadaku Sa'id bin Abi Sa'id al-Maqburi dari bapaknya dari Abu Hurairah
radhiallahu'anhu dia berkata, "Rasulullah shalat mengimami kami pada suatu hari,
kemudian beliau berpaling seraya bersabda, 'Wahai fulan, tidakkah kamu memperbagus
shalatmu, tidakkah seorang yang shalat mencermati apabila dia shalat, bagaimana dia
shalat. Dia shalat adalah untuk dirinya sendiri. Demi Allah, aku melihat dari arah
belakangku sebagaimana aku melihat dari arah depanku'." ( HR Muslim no 642)
4. Fungsi
 Menentukan adanya adanya takhshish hadits yang bersifat umum.
 Membatasi pengertian hadits yang masih mutlak.
 Men-tafshil (memerinci) hadits yang masih bersifat global.
 Menentukan ada tidaknya nashikh mansukh dalam suatu hadits.
 Menjelaskan ‘illah (sebab-sebab) ditetapkannya suatu hukum.
 Menjelaskan maksud suatu hadits yang masih musykil (sulit dipahami atau
janggal)3

5. Cara-cara mengetahui sebab-sebab lahirnya hadits


Cara mengetahui sebab wurudnya hadits yaitu dengan melihat aspek riwayat atau
sejarah yang berkaitan dengan peristiwa wurudnya hadits. Menurut As-suyuthi ada tiga
metode dalam mengetahui asbabul wurud:
 Dengan mengetahui sebab yang berupa ayat Al-Quran.
 Sebab yang berupa hadits itu sendiri.
 Sebab yang berupa sesuatu yang berkaitan dengan para pendengar dikalangan
sahabat.4
Ada pun sasaran dalam mempelajari ilmu ini adalah Setiap hadits yang secara tegas
mempunyai asbabul wurud.

3
Dikutip dari https://tahdits.wordpress.com/2013/01/08/asbabul-wurud/ pada tanggal 29 mei 2021
4
Dikutip dari https://tahdits.wordpress.com/2013/01/08/asbabul-wurud/ pada tanggal 29 mei 2021
MAKALAH
ASBABUL WURUD HADIST
Dosen pengampu:
Ahmad Farid Wajdi, MA

Nama: TUTUT YULIANA


NIM : 201200060
Kelas : PAI 2B

JURUSAN PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


FAKULTAS TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA
SAIFUDDIN JAMBI
ASBABUL WURUD HADIST

1. PENGERTIAN ASBABUL WURUD HADIST

Secara Etimologis asbab al-wurud merupakan susunan idhafat yang berasal dari
gabungan kata asbab dan al-wurud. Kata asbab merupakan bentuk jamak dari kata sabab
yang berarti tali atau penghubung, yakni segala sesuatu yang lain, atau penyebab terjadinya
sesuatu. Sedangkan kata wurud merupakan bentuk masdar dari kata warada-yaridu-wurudan,
yang berarti datang atau samapai kepada sesuatu. Sehingga asbab al-wurud disini dapat
diartikan sebagai sebab-sebab datangnya atau keluarnya hadits nabi.

Ilmu asbab al-wurud adalah ilmu yang menjelaskan sebab-sebab keluarnya Hadits, baik
berupa peristiwa atau keadaan yang terjadi, waktu maupun karena ada pertanyaan. Sehingga
dapat memahami kejelasan hadits baik dari segi umum dan khusus, mutlaq atau muqayyad, atau
untuk menentukan ada tidaknya naskh (penghapusan) dalam suatu hadits.
Cara mengetahui asbabul wurud suatu hadits adalah dengan cara mendengar dari
sahabat yang menjadi saksi kejadian munculnya satu hadits. Asbabul wurud ini bersangkutan
kepada konteks sosial, karena pada penyampaian hadits itu menentukan kepada siapa hadits itu
diberikan. Asbabul wurud adalah satu alat untuk mengetahui apakah hadits yang diberikan
bersifat kesuluruhan atau khusus. Hadis sendiri itu dua tipe, yang pertama, memiliki sebab, dan
yang kedua tidak memiliki sebab, hadist yang datang tanpa memiliki sebab itu lebih banyak dari
hadis yang ada unsur sebab. Karena memang nabi di utus untuk mengembangkan agama tanpa
harus menunggu ada sebab.http://ushuluddin.uin-suka.ac.id/id/kolom/detail/291/memahami-
hadis-dengan-tinjauan-ilmu-asbab-al-wurud5

2. PENDAPAT ULAMA MENGENAI ASBABUL WURUD ALHADIST


Pengertian asbab al-wurud yang dapat kita ambil dari beberapa pakar hadits:
 Menurut Hasby Ash-Shiddieqy asbab al-wurud adalah:

5
Dikutip dari books.google.co.id. Pendapat Para Ulama Mengenai Asbabul Wurud Hadist dari
https://books.google.co.id/books?
id=I5HZAAAAMAAJ&q=0endapat+para+ulama+mengenai+asbabul+wurud+hadist&dq=0endapat+para+ulama+men
genai+asbabul+wurud+hadist&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjJ_PSlgvXwAhXC6XMBHdKxBMkQ6AEwAHoECAQQAw
pada 29 Mei 2021.
Ilmu yang menerangkan sebab-sebab nabi menurunkan sabdanya dan masa-
masanya Nabi menurunkan itu.
 Menurut Imam Jalaluddin Abdurrahman al-Sayuti pada kitabnya Al-Luma’ fi Asbab al-
Wurud al-Hadits:
Sesuatu yang menjadi jalan untuk menentukan maksud suatu hadits yang bersifat
umum atau khusus, mutlaq atau muqayyad, atau untuk menentukan ada tidaknya naskh
(penghapusan) dalam suatu hadits, atau yang semisal dengan hal itu.
 Ibnu Hamzah Al-Husaini al-Hanafi Ad-Damsyiqi mendefinisikan:
Ilmu yang menerangkan sebab-sebab dari masa Nabi menuturkan sabdanya. Atau
ilmu yang mengkaji ttentang hal-hal yang terjadi di saat hadits di sampaikan, berupa
peristiwa atau pertanyaan, yang hal itu dapat membantu atau menentukan maksud suatu
hadits yang bersifat umum atau khusus, mutlaq atau muqayyad, atau untuk menentukan
ada tidaknya naskh (penghapusan) dalam suatu hadits, atau yang semisal dengan hal itu.6

3. CONTOH ASBABUL WURUD HADIST

‫َح َّد َثَنا َم ْح ُم وٌد َيْع ِني اْبَن َغْياَل َن َقاَل َأْخ َبَر َنا َع ْبُد الَّر َّز اِق َقاَل َأْخ َبَر ِني اْبُن ُج َر ْيٍج َقاَل َأْخ َبَر ِني‬
‫َناِفٌع َقاَل َح َّد َثَنا َع ْبُد ِهَّللا ْبُن ُع َم َر َأَّن َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ُش ِغ َل َع ْنَها َلْيَلًة َفَأَّخ َر َها َح َّتى َر َقْد َنا‬
‫ِفي اْلَم ْس ِج ِد ُثَّم اْسَتْيَقْظ َنا ُثَّم َر َقْد َنا ُثَّم اْسَتْيَقْظ َنا ُثَّم َخ َر َج َع َلْيَنا الَّنِبُّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم ُثَّم َقاَل َلْيَس َأَح ٌد‬
‫ِم ْن َأْهِل اَأْلْر ِض َيْنَتِظ ُر الَّص اَل َة َغ ْيُر ُك ْم َو َك اَن اْبُن ُع َم َر اَل ُيَباِلي َأَقَّد َم َها َأْم َأَّخ َر َها ِإَذ ا َك اَن اَل َيْخ َش ى َأْن‬
‫َيْغ ِلَبُه الَّنْو ُم َع ْن َو ْقِتَها َو َك اَن َيْر ُقُد َقْبَلَها َقاَل اْبُن ُج َر ْيٍج ُقْلُت ِلَع َطاٍء َو َقاَل َسِم ْع ُت اْبَن َعَّباٍس َيُقوُل َأْعَتَم‬
‫َر ُسوُل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َلْيَلًة ِباْلِع َش اِء َح َّتى َر َقَد الَّناُس َو اْسَتْيَقُظوا َو َر َقُدوا َو اْسَتْيَقُظوا َفَقاَم ُع َم ُر‬
‫ْبُن اْلَخ َّطاِب َفَقاَل الَّص اَل َة َقاَل َع َطاٌء َقاَل اْبُن َعَّباٍس َفَخ َر َج َنِبُّي ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َك َأِّني َأْنُظُر‬
‫ِإَلْيِه اآْل َن َيْقُطُر َر ْأُسُه َم اًء َو اِض ًعا َيَد ُه َع َلى َر ْأِس ِه َفَقاَل َلْو اَل َأْن َأُش َّق َع َلى ُأَّمِتي َأَلَم ْر ُتُهْم َأْن ُيَص ُّلوَها‬
‫َهَك َذ ا َفاْسَتْثَبُّت َع َطاًء َكْيَف َو َض َع الَّنِبُّي َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َع َلى َر ْأِس ِه َيَد ُه َك َم ا َأْنَبَأُه اْبُن َعَّباٍس َفَبَّد َد‬
‫ِلي َع َطاٌء َبْيَن َأَص اِبِع ِه َشْيًئا ِم ْن َتْبِد يٍد ُثَّم َو َض َع َأْطَر اَف َأَص اِبِع ِه َع َلى َقْر ِن الَّر ْأِس ُثَّم َض َّمَها ُيِم ُّر َها‬

6
Dikutip dari www.scribd.com. Pengertian Asbabul Wurud dan Sejarah Perkembangannya dari
https://www.scribd.com/doc/267661813/pengertian-asbabul-wurud-dan-sejarah-perkembanganya-pdf pada
tanggal 29 Mei 2021
‫َك َذ ِلَك َع َلى الَّر ْأِس َح َّتى َم َّس ْت ِإْبَهاُم ُه َطَر َف اُأْلُذ ِن ِمَّم ا َيِلي اْلَو ْج َه َع َلى الُّص ْد ِغ َو َناِحَيِة الِّلْح َيِة اَل ُيَقِّص ُر‬
‫َو اَل َيْبُطُش ِإاَّل َك َذ ِلَك َو َقاَل َلْو اَل َأْن َأُش َّق َع َلى ُأَّمِتي َأَلَم ْر ُتُهْم َأْن ُيَص ُّلوا َهَك َذ ا‬
Telah menceritakan kepada kami Mahmud -yaitu Ibnu Ghailan- berkata, telah mengabarkan
kepada kami Abdurrazaq berkata, telah mengabarkan kepadaku Ibnu Juraij berkata, telah
mengabarkan kepadaku Nafi' berkata, telah menceritakan kepada kami 'Abdullah bin 'Umar,
bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah suatu malam disibukkan dengan urusan
sehingga mengakhirkan shalat 'Isya. Dan karenanya kami tertidur di dalam masjid. Lalu kami
terbangun, lalu tertidur, lalu terbangun lagi hingga akhirnya Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam keluar menemui kami seraya bersabda: ""Tidak ada seorangpun dari penduduk bumi
yang menunggu shalat seperti ini selain kalian."" Dan Ibnu 'Umar tidak mempermasalahkan
apakah Beliau memajukannya atau mengakhirkan. Pelaksanakaannya. Dan Ibnu Umar tidur
dahulu sebelum shalat Isya. Ibnu Juraij berkata, ""Aku bertanya kepada 'Atha', lalu dia berkata,
""Aku mendengar Ibnu 'Abbas berkata, ""Pernah suatu malam Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam mengakhirkan shalat 'Isya hingga banyak orang tertidur, kemudian mereka terbangun,
lalu tertidur lagi, kemudian terbangun lagi."" 'Umar bin Al Khaththab lalu berdiri dan berkata,
""Shalat."" 'Atha' berkata, Ibnu 'Abbas, ""Maka Nabi shallallahu 'alaihi wasallam kemudian
keluar dengan meletakkan tangan pada kepala, seakan aku melihat rambut beliau basah
meneteskan air. Beliau kemudiaan bersabda: ""Seandainya tidak memberatkan ummatku, niscaya
aku akan perintahkan mereka melaksanakan shalat 'Isya seperti waktu sekarang ini."" Aku (Ibnu
Juraij) kemudian menanyakan kepada 'Atha untuk memastikan kenapa Nabi shallallahu 'alaihi
wasallam meletakkan tangannya di kepalanya seabgaimana yang diberitakan oleh Ibnu 'Abbas.
Maka 'Atha merenggangkan sedikit jari-jarinya kemudian meletakkan ujung jarinya di atas sisi
kepala, kemudian ia menekannya sambil menggerakkan ke sekeliling kepala hingga ibu jarinya
menyentuh ujung telinga yang dimulai dari pelipis hingga pangkal jenggot. Dia melakukannya
tidak pelan juga tidak cepat, kecuali sedang seperti itu. Lalu Beliau bersabda: ""Seandainya tidak
memberatkan ummatku, niscaya aku akan perintahkan mereka melaksanakan shalat seperti
waktu sekarang ini.""

‫ "إني ألبصر من ورائي كما أبصر‬:‫ قال رسول هللا صلى هللا عليه وسلم‬:‫عن أبي هريرة قال‬
‫"من بين يدي‬
Dari Abu Hurairah radhiyallahu 'anhu berkata, Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda:”Sesungguhnya aku benra-benar melihat dari arah belakangku,
sebagaimana aku melihat dari depan.”(HR. Muslim kitab ash-Shalat)

Sebabnya adalah Nabi shallallahu 'alaihi wasallam shalat pada suatu hari, lalu
beliau pergi, maka beliau shallallahu 'alaihi wasallam bersabda:”Wahai Fulan, kenapa
engkau tidak membaguskan shalatmu? Apakah seseorang ketika hendak shalat tidak
memperhatikan bagaimana shalatnya, karena sesungguhnya dia shalat untuk dirinya
sendiri, sungguh aku benar-benar melihat dari arah belakangku.”

‫َح َّد َثَنا َأُبو ُك َر ْيٍب ُمَحَّم ُد ْبُن اْلَع اَل ِء اْلَهْم َداِنُّي َح َّد َثَنا َأُبو ُأَس اَم َة َع ْن اْلَوِليِد َيْع ِني اْبَن َك ِثيٍر َح َّد َثِني َسِع يُد ْبُن َأِبي‬
‫َسِع يٍد اْلَم ْقُبِر ُّي َع ْن َأِبيِه َع ْن َأِبي ُهَر ْيَر َة َقاَل‬
‫َص َّلى ِبَنا َر ُسوُل ِهَّللا َيْو ًم ا ُثَّم اْنَصَر َف َفَقاَل َيا ُفاَل ُن َأاَل ُتْح ِس ُن َص اَل َتَك َأاَل َيْنُظُر اْلُمَص ِّلي ِإَذ ا َص َّلى َكْيَف ُيَص ِّلي‬
‫َفِإَّنَم ا ُيَص ِّلي ِلَنْفِسِه ِإِّني َوِهَّللا ُأَلْبِص ُر ِم ْن َو َر اِئي َك َم ا ُأْبِص ُر ِم ْن َبْيِن َيَدَّي‬

Telah menceritakan kepada kami Abu Kuraib Muhammad bin al-'Ala' al-Hamdani telah
menceritakan kepada kami Abu Usamah dari al-Walid, yaitu Ibnu Katsir telah menceritakan
kepadaku Sa'id bin Abi Sa'id al-Maqburi dari bapaknya dari Abu Hurairah radhiallahu'anhu dia
berkata, "Rasulullah shalat mengimami kami pada suatu hari, kemudian beliau berpaling seraya
bersabda, 'Wahai fulan, tidakkah kamu memperbagus shalatmu, tidakkah seorang yang shalat
mencermati apabila dia shalat, bagaimana dia shalat. Dia shalat adalah untuk dirinya sendiri.
Demi Allah, aku melihat dari arah belakangku sebagaimana aku melihat dari arah depanku'." 7

Sumber Referensi :
https://www.alsofwah.or.id/cetakhadits.php?id=231

7
Dikutip dari www.alsofwah.or.id. Cetak Hadist dari https://www.alsofwah.or.id/cetakhadits.php?id=231 Pada
tanggal 29 Mei 2020.
https://www.scribd.com/doc/267661813/pengertian-asbabul-wurud-dan-sejarah-
perkembanganya-pdf
https://books.google.co.id/books?
id=I5HZAAAAMAAJ&q=0endapat+para+ulama+mengenai+asbabul+wurud+hadist&dq=0enda
pat+para+ulama+mengenai+asbabul+wurud+hadist&hl=id&sa=X&ved=2ahUKEwjJ_PSlgvXw
AhXC6XMBHdKxBMkQ6AEwAHoECAQQAw

RESUME
ILMU HADIS RIWAYAH

(Asbabul Wurud Hadits)

Disusun Oleh :

M Ikhsan Pangestu (201200067)

Dosen pengampu:
Ahmad Farid Wajdi, MA

PENDIDIKAN AGAMA ISLAM


TARBIYAH DAN KEGURUAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI SULTAN THAHA SAIFUDDIN JAMBI
2021/2022
ASBABUL WURUD HADITS
A. Pengertian Asbabul Wurud Hadits

Asbab wurud al-hadits merupakan susunan idafah, yang terdiri dari tiga unsur kata, yaitu
asbab, wurud dan al-hadis. Asbab adalah bentuk jam‘(fulral) dari sabab, yang berarti dengan al-
habl (tali), saluran yang artinya dijelaskan sebagai segala yang menghubungakan satu benda
dengan benda lainnya sedangakan menurut istilah adalah: “Segala sesuatu yang mengantarkan
pada tujuan”. Ada juga yang mendifinisikan dengan: suatu jalan menuju terbentuknya suatu
hukum tanpa ada pengaruh apapun dalam hukum itu. Sedangkan kata wurud bisa berarti
sampai, muncul dan mengalir seperti: “Air yang memancar atau air yang mengalir
Dengan demikian, secara sederhana asbab al-wurud dapat diartikan sebagai sebab-sebab
datangnya sesuatu. Karena istilah tersebut biasa dipakai dalam diskursus ilmu hadis, maka
asbab al- wurud dapat diartikan sebagai sebab-sebab atau latar belakang (background)
munculnya suatu hadis.

B. Macam macam Asbabul Wurud Hadits


Menurut al-Suyuti, asbab al-wurud dapat dikatagorikan menjadi tiga macam, yaitu:
1. Sebab yang berupa ayat Alquran. Maksudnya, ayat Alquran itu menjadi penyebab Nabi saw.
mengeluarkan sabdanya. Contohnya antara lain firman Allah swt. yang berbunyi :

Artinya : “Orang-orang yang beriman, dan mereka tidak mencampur adukkan iman mereka
dengan kedzaliman, mereka itulah orang- orang yang mendapat keamanan dan mereka itu
orang-orang yang mendapatkan petunjuk” (Q.S. al-An‘am: 82)
2. Sebab yang berupa hadis. Maksudnya, pada waktu itu terdapat suatu hadis namun sebagian
sahabat merasa kesulitan memahaminya, maka kemudian muncul hadis lain yang memberikan
penjelasan terhadap hadis tersebut. Contoh hadis yang berbunyi :

“Sesungguhnya Allah SWT memiliki para malaikat di bumi, yang dapat berbicara melalui mulut
manusia mengenai kebaikan dan keburukan seseorang”. (HR. al-Hakim)
Dengan demikian, yang dimaksud dengan para malaikat Allah di bumi yang menceritakan
tentang kebaikan atau keburukan seseorang adalah para sahabat atau orang-orang yang
mengatakan bahwa jenazah ini baik dan jenazah itu jahat.
3. Sebab yang berupa keterkaitan, yang berkaitan dengan para pendengar di kalangan sahabat.
Sebagai contoh adalah persoalan yang berkaitan dengan sahabat Syuraid ibn Suwaid al-Saqafi.
Pada waktu Fath Makkah (pembukaan kota makkah) beliau pernah datang kepada Nabi saw.
seraya berkata: “Saya bernazar akan shalat di Bait al-Maqdis”. Mendengar pernyataan sahabat
tersebut, lalu Nabi berssabda: “Shalat di sini, yakni Masjid al-Haram itu lebih utama”. Nabi saw.
lalu bersabda: “Demi zat yang jiwaku berada dalam kekuasaan-Nya, seandainya kamu shalat di
sini (Masjid al-Haram) maka sudah mencukupi bagimu untuk memenuhi nazarmu”. Kemudian
Nabi saw., bersabda lagi: “Shalat di Mesjid ini, yaitu Masjid alHaram itu lebih utama daripada
seratus ribu kali shalat di selain al-Masjid al-Haram.8

C. Contoh-contoh Asbabul Wurud Hadits

1. Hadits yang sebab tidak disebutkan dalam hadits tersebut tetapi disebutkan pada jalan
(thuruq) hadits yang lain, misalnya hadits yang menerangkan niat dan hijrah yang diriwayatkan
oleh Umar ra :

‫َح َّد َثَنا اْلُح َم ْيِد ُّي َع ْبُد ِهَّللا ْبُن الُّز َبْيِر َقاَل َح َّد َثَنا ُس ْفَياُن َقاَل َح َّد َثَنا َيْح َيى ْبُن َسِع يٍد اَأْلْنَص اِر ُّي َقاَل َأْخ َبَرِني ُمَحَّم ُد ْبُن ِإْبَر اِهيَم الَّتْيِمُّي َأَّنُه‬

‫َسِمَع َع ْلَقَم َة ْبَن َو َّقاٍص الَّلْيِثَّي َيُقوُل َسِم ْع ُت ُع َم َر ْبَن اْلَخ َّطاِب َرِض َي ُهَّللا َع ْنُه َع َلى اْلِم ْنَبِر َقاَل َسِم ْع ُت َر ُسوَل ِهَّللا َص َّلى ُهَّللا َع َلْيِه َو َس َّلَم‬
‫َيُقوُل ِإَّنَم ا اَأْلْع َم اُل ِبالِّنَّياِت َو ِإَّنَم ا ِلُك ِّل اْم ِر ٍئ َم ا َنَو ى َفَم ْن َكاَنْت ِه ْج َر ُتُه ِإَلى ُد ْنَيا ُيِص يُبَها َأْو ِإَلى اْمَر َأٍة َيْنِكُح َها َفِه ْج َر ُتُه ِإَلى َم ا َهاَجَر‬
‫ِإَلْيِه‬

Artinya: “Saya mendengar Umar bin Khatthab berkata di atas mimbar: “saya mendengar
Rasulullah saw bersabda: ”Sesungguhnya amal-amal perbuatan itu hanyalah menurut niatnya
masing-masing. Maka barang siapa yang hijrahnya karena untuk mendapatkan keduniaan atau
perempuan yang bakal dinikahinya, maka hijrahnya itu hanya kepada apa yang diniatkannya
saja.”

Asbabul Wurud dari hadits tersebut di atas ditemukan pada hadits dibawah ini, yang artinya:

Az-Zubair bin Bakkar mengatakan di dalam kitab Akhbar al-Madinah , bahwa telah
menceritakan kepadaku Muhammad ibnu al-Hasan, dari Muhammad ibn Talhah ibnu Abdur
Rahman dari Musa ibnu Nuhammad ibnu Ibrahim ibn al Harits, dari ayahnya yang mengatakan
bahwa ketika Rasulullah saw tiba di Madinah, sahaba-sahabatnya terserang penyakit demam
di Madinah. Kemudian datanglah seorang laki-laki, lalu ia mengawini seorang perempuan
muhajirah. Kemudian Rasulullah saw duduk di atas mimbarnya dan bersabda: “Hai manusia,
sesungguhnya amal-amal perbuatan itu hanyalah menurut niatnya –sebanyak tiga kali-. Maka

8
Dikutip dari journal.uinalauddin.ac.id . Asbabul Wurud Alhadist dari http://journal.uin-alauddin.ac.id ›
asbabulwurudalhadits article/ pada tanggal 30 Mei 2021.
barangsiapa yang niat hijrahnya kepada Allah dan Rasul-Nya, berarti dia berhijrah kepada Allah
dan Rasul-Nya. Dan barangsiapa yang niat hijrahnya karena duniawi, maka dia akan
mencarinya; atau karena wanita, maka dia akan melamarnya. Maka sesungguhnya hijrah
seseorang itu hanyalah kepada apa yang dia niatkan dalam hijrahnya.”

2. Namun ada pula matan hadits yang timbul tanpa Sabab al Wurud atau timbul dengan
sendirinya. Sebagaimana contoh:

‫ َأْبِش ُروا َو َأِّم ـُلوا‬: ‫َع ْن َع ْم رو ْبِن َعْو ٍف ْاَألْنَص اِر ى َرِض ى ُهللا َع ْنُه َأَّن َر ُسْو َل ِهللا َص َّلى ُهللا َع َلْيِه َو َس َّلَم َقاَل ِلَألْنَص اِرَذ اَت َيْو ٍم‬
‫ َفَتَنـاَفُسوا َك َم ا‬، ‫ َو َلِكِّنى َأْخ َش ى َأْن ُتْبَس َط الُّد ْنَيـا َع َلْيُك ْم َك َم ا ُبِس َطْت َع َلى َم ْن َك اَن َقْبَلُك ْم‬، ‫ َفَوِهللا َم ا اْلَفْقُر َأْخ َش ى َع َلْيُك ْم‬، ‫َم اَيُسُّر ُك ْم‬
]4[ )ِ‫ (ُم َّتَفٌق َع َلْيه‬. ‫ َفُتْهِلُكُك ْم َك َم ا َأْهَلَك ْتُهْم‬، ‫َتَنـاَفُسوَها‬

Artinya: Dari ‘Amru Bin ‘Auf Al Anshary, sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda kepada orang-
orang Anshar pada suatu hari: Bergembiralah kamu sekalian, nescaya kamu akan mendapati
apa yang kamu inginkan; Demi Allah, bukanlah kefakiran yang lebih aku takuti (menimpa)
kamu, tetapi aku takut (kalau) dunia ini dibentangkan keatas kamu (diberi kekayaan dan
dimurahkan rezeki) sebagaimana dia telah dibentangkan keatas orang-orang sebelum kamu;
maka kamupun berlumba-lumba (mencari) nya dunia) sebagaimana mereka berlumba-lumba
dengannya, lalu duniapun memusnahkan kamu sebagaimana dia memusnahkan mereka.
(Muttafaq ‘Alaihi) [4]

D. Cara Mengetahui Asbab Wurud al-Hadits

1. Melalui riwayat hadis Nabi, baik diungkapkan secara tegas dalam hadis itu sendiri atau
dalam hadis yang lain maupun dalam bentuk isyarat atau indikasi saja. Hal tersebut diperoleh
melalui riwayat-riwayat yang secara integral merekam peristiwa, pertanyaan atau segala
sesuatu yang melatarbelakangi ucapan atau sikap Nabi saw, baik secara tegas maupun tersirat.

2. Melalui informasi (aqwal) Shahabah, riwayat-riwayat yang disandarkan pada shahabah,


mengingat mereka hidup, berinteraksi dan melihat sebagian besar peristiwa-peristiwa yang
terjadi bersama Nabi saw.
3. Melalui ijtihad,Proses ijtihad pada umumnya dilakukan dengan melakukan takhrij hadis,
untuk mencari segala informasi terkait dengan tema yang dikaji. 9

Sumber Rujukan :

http://journal.uin-alauddin.ac.id › asbabulwurudalhadits article/

https://islam.nu.or.id Sumber-sumber Asbab Wurud Hadits/

9
Dikutip dari Islam.nu.or.id. Sumber Sumber Asbab Wurud Hadist dari https://islam.nu.or.id Sumber-sumber
Asbab Wurud Hadits/ pada tanggal 30 Mei 2021

Anda mungkin juga menyukai