Anda di halaman 1dari 28

Maryam Miskah Nurhaya

Qurrota A Salsabila Farikha M


(2121701) (21211710) (21211741)
Contoh penerapan konsep
Syadz dan Illat sebagai
instrumen kritik hadis

Literatur terkait
Syadz dan Illat

Pengertian Syadz
dan Illat
Menurut Imam Baiquni yaitu segala sesuatu yang mana seorang rawi siqah
bertentangan dalam periwayatannya dengan rawi yang lebih
banyak/jemaat nya, maka hadis tersebut dinamakan hadis Syadz.

Syadz secara Bahasa berati menyendiri. Adapun secara istilah, diambil


dari pendapat Imam Syafi'i adalah "Hadis yang syadz itu bukanlah riwayat
seorang rawi siqah yang menyendiri dalam periwayatannya, yang dikatakan
syadz itu Ketika ada perawi yang siqah meriwayatkan suatu hadis yang
menyelisihi periwayatan hadis yang lain, yang lebih siqah dari dia”
Penyendirian perawi siqah dalam
1 periwayatan (infiradu Rawi)

Riwayat tersebut menyelisihi


2 periwayatan perawi lain yang
lebih unggul (Mukhalaf)
Langkah-Langkah Untuk Mengetahui ke-Syadz-an
pada
Sanad Suatu Hadist menurut Syuhudi Ismail
Langkah 1 Langkah 2 Langkah 3

Menyimpulkan hasil
penelitian, apabila seluruh
periwayat bersifat tsiqat dan
Menghimpun semua Para periwayat dari ternyata ada seorang
hadist yang memiliki seluruh sanad yang periwayat yang sanadnya
menyalahi sanad-sanad
kesamaan telah dihimpun, yang lainnya (yang juga
tema (makna) kemudian diteliti tsiqat), maka sanad yang
kualitasnya. menyalahi itu disebut sanad
syadz, sedangkan sanad
lainnya (yang diunggulkan)
disebut sanad mahfuzh.
Untuk mengetahui ke-syadz-an pada matan hadis,
peneliti bisa terlebih dahulu memperhatikan
keberadaan matan yang menjadi obyek kajian.
Apakah matan hadis yang diteliti mengandung
kejanggalan (keganjilan) atau tidak. Keganjilan
dimaksud adalah kemungkinan adanya penyendirian
pada redaksi matan, yang redaksi matan tersebut
berbeda dari sejumlah matan yang ada.
Langkah-langkah sistematis di atas, memang
tidak mudah dilakukan oleh mereka yang
belum berpengalaman. Untuk memudahkan
penelusuran, penelitian terhadap ke-syadz-
an suatu hadis dapat juga dibantu dengan
menelisiki komentar-komentar atau
penjelasan para ulama hadis, khususnya
dalam kitab-kitab syarah hadis atau kitab-
kitab ulumul hadis pada umumnya.
‫َحَّد َثَنا اْبُن ِبي ُع َم َر َحَّد َنا ُس َي اُن َع ْن َع ْم ِرو ْبِن ِديَناٍر َع ْن‬
‫ْف‬ ‫َث‬ ‫َأ‬
‫َع ْه ِد َرُس وِل ِهَّللا‬ ‫ىَل‬ ‫َت‬
‫َرُج َم ا َع‬ ‫اًل‬ ‫َّن‬‫َأ‬ ‫ْن‬ ‫َة‬
‫َع ْو َس َج َع اْبِن َع َّباٍس‬
‫ْع َط اُه‬‫َأ‬ ‫َف‬ ‫ُه‬ ‫َق‬ ‫َت‬ ‫َأ‬ ‫اَّل‬ ‫ًث‬ ‫ْع‬ ‫َل‬ ‫َّل‬ ‫َل‬
‫ُهَّللا َع ْي ِه َوَس َم َو ْم َيَد َو اِر ا ِإ َع ْب ًدا ُه َو ْع‬ ‫ىَّل‬ ‫َص‬
‫الَّنِبُّي َص ىَّل ُهَّللا َع َلْي ِه َوَس َّلَم ِم يَراَثُه‬
Telah menceritakan kepada kami [Ibnu Abu 'Umar]; telah
menceritakan kepada kami [Sufyan] dari ['Amr bin Dinar] dari
['Ausajah] dari [Ibnu 'Abbas] bahwasanya seorang lelaki meninggal
pada zaman Nabi shallallahu 'alaihi wasallam dan dia tidak
meninggalkan seorangpun ahli waris kecuali seorang hamba yang
telah dia merdekakan, lalu Nabi Shallallaahu 'alaihi wa sallam
memberinya (hambanya) harta warisannya.
Hadis di atas memiliki banyak jalur sanad, dua di
antaranya dapat dijelaskan berikut ini:
Jalur Sanad pertama: riwayat Turmidzi, dari Sufyan
bin ‘Uyainah, dari ‘Amr bin Dinar, dari Ausajah, dari
Ibnu Abbas. Pada jalur sanad ini, riwayat Ibnu
‘Uyainah didukung oleh muttabi’ antara lain: Ibnu
Juraij dan para periwayat lainnya.
Jalur Sanad kedua: riwayat Baihaqiy, dari Hammad
bin Zaid, dari Amr bin Dinar, dari Ausajah, tetapi
tidak menyebutkan Ibnu Abbas.
Kualitas masing-masing rawi di atas termasuk dalam kategori
tsiqat. Abu Hatim mengemukakan: yang mahfudz (termasuk
hadis maqbul) adalah hadis Sufyan bin ‘Uyainah. Sementara
Hammad bin Zaid kendati ia adalah orang yang bersifat adil
dan dhabit. Akan tetapi, karena periwayatan Hammad bin Zaid
berlawanan dengan periwayatan Ibnu Uyainah yang lebih rajih
dan didukung oleh periwayat lain (muttabi).Dengan demikian,
hadis dengan sanad yang kedua adalah marjuh dan disebut
hadis syadz. Secara redaksional lafal dan makna hadis yang
diriwiyatkan oleh semua jalur sanad hadis di atas tidak ada
perbedaan atau pertentangan. Yang terjadi hanyalah
perlawanan dalam penerimaan hadis dari gurunya,
sebagaimana yang terjadi pada jalur sanad Hammad bin Zaid.
Secara bahasa 'illat bermakna penyakit, aib,
cacat, dan bisa juga berarti sebab. Adapun
secara istilah yang dikemukakan oleh ahli hadits :

‫ سبب خفي يقدح في صحة الحديث وظاهره‬:‫العلة‬


‫السالمة منه‬
Sebab yang tersembunyi yang tidak Nampak, yang
bisa mengurangi keshahihan hadist, secara dzahir
selamat dari kecacatan.
'Illat adalah suatu sebab samar yang yang
bisa merusak ke-shahih-an suatu hadits.

Dari definisi di atas maka 'illat menurut kalangan


ahli hadits harus memenuhi dua syarat yaitu:

a. Samar dan tersembunyi


b. Dapat merusak ke-shahih-an hadits
Maka jika tidak terdapat satu di antara dua syarat di
atas misalkan 'illat-nya jelas dan tidak merusak ke-
shahih-an hadits maka ketika itu tidak dinamakan 'illat
secara isthilahan.
Seperti yang disebutkan di dalam kitab Manhaj Dzawy
an-Nazhor tentang 'illah yaitu sebab-sebab yang
samar yang merusak ke-shahih-an hadits karena
adanya sebab-sebab tersebut padahal hadits tersebut
tampak selamat dari luarnya. Dan hal ini hanya dapat
diketahui oleh ahli yang memang sudah mendalami.
Untuk mengetahul 'illat, hadis terlebih dahulu ditelusuri dari
berbagai buku induk hadis dengan sanad lengkap (takhrij).
Setelah itu, dibandingkan antara satu dan lainnya, baik dari
segi sanad maupun matan. Dilihat pula perbedaan para
periwayat, seperti ke-dhabith-an dan keteguhan mereka.
Jika ada cacat yang tersimpan,berarti hadis mu'allal. Al-
Khathib Abu Bakar mengatakan bahwa metode untuk
mengetahui 'illah hadis adalah menghimpun semua sanad,
menelaah perbedaan para periwayat, serta membandingkan
hafalan dan ke-dhabith- an mereka."
‫َث‬ ‫َق‬
‫حدثنا ُبو ا َع َّباِس ُم َحَّم ُد ْبُن َيْع ُق وَب اَل ‪َ :‬نا ُم َحَّم ُد ْبُن‬ ‫ْل‬ ‫َأ‬
‫َق‬ ‫ُن‬ ‫َث‬
‫ِإْس َحاَق الَّص َغ اِني َق اَل ‪َ ،‬ق اَل ; َنا َحَّجاُج ْب ُم َحَّم ٍد اَل ‪،‬‬
‫َأ‬
‫َق اَل اْبُن ُجَرْيٍج َع ْن ُم وَس ْبُن ُع ْق َبَت َع ْن ُس َه ْي ِل ْبَن ِبي‬
‫َق‬ ‫َة‬ ‫َأ‬
‫َص اِلٍح َع ْن ِبيِه َع ْن ِبي ُه َرْيَر َع ِن الَّنِبِّي صم اَل ‪َ :‬م ْن‬ ‫َأ‬
‫َي ْو َم ‪:‬‬ ‫ُق‬ ‫ْن‬‫َأ‬ ‫َق‬
‫اَل ْب َل‬ ‫َق‬ ‫َف‬ ‫ُه‬ ‫ُت‬ ‫ْغ‬‫َل‬ ‫ْث‬ ‫َك‬
‫َج َس َم ْجِلًس ا َرِف ْي ِه‬ ‫َل‬
‫َأ‬
‫ُس ْب َحاَنَك الَّلُه ْم َو ِبَحْم ِد َك اَل ِإَلَه ِإاَّل ْنَت اْس َت ْغ ِف ُرَك‬
‫َل‬ ‫ْغ‬ ‫َل‬
‫َو ُتْو ُب ِإ ْي َك ِإَأل ِف َر ُه َم ا َك اَن ِفي مْجلِس ِه ذلك‬ ‫َأ‬
“Telah memberitakan kepada kami Abu al-'Abbas Muhammad ibn
Ya'-qub, telah memberitakan kepada kami Muhammad ibn Ishaq
al- Şaganiy. Dia (al-Şaganiy) berkata, telah memberitakan kepada
kami Hajjaj ibn Muhammad. Dia (Hajjaj) menyatakan, telah berkata
Ibn Jurayj, (riwayat berasal) dari Suhayl ibn Abiy Şalih, dari
ayahnya, dari Abiy Hurayrah, dari Nabi saw., sabdanya, "Barang
siapa yang duduk di suatu majlis yang di dalamnya banyak
kegaduhan, kemudian sebelum berdiri dia mengucapkan
'Subhanaka allahumma wa bi hamdika la ilaha illa Anta astagfiruka
wa atubu ilayka (Mahasuci Engkau ya Allah dan dengan puji-Mu,
tidak ada Tuhan kecuali Engkau, aku mohon am pun dan bertobat
ke hadirat-Mu), maka dia diampuni dosanya selama dia berada
dalam majlis itu."
Pernilaian al-Hakim didasarkan pada hasil
penelitian al-Bukhariy. Menurut al-Bukhariy,
Musa ibn 'Uqbah tidak pernah mendengar atau
menerima hadis dari Suhayl ibn Abiy Şalih.
Periwayat yang menerima hadis dari Suhayl
ialah Musa ibn Isma'il. Karenanya, hadis di atas
sanadnya mengandung cacat atau illat. Dalam
hal ini terputus sanadnya antara musa ibn
uqbah dengan suhayl ibn abiy salih.
Aan Supian. “Konsep Syadz Dan Aplikasinya Dalam Menentukan Kualitas
Hadis” 8, no. 2 (Desember 2015).

“Ilmu Illah Hadits.” InHANA TV, 2022. https://youtu.be/o7KbuIz-nss?si=-


k0qkR-FHTO7tBMu.

M. Syuhudi Ismail. Kaedah Keshahihan Sanad Hadis Telaah Kritis Dan


Tinjauan Dengan Pendekatan Ilmu Sejarah. 2nd ed. Jakarta: PT. bulan
bintang, 1992.
“Ulumul Hadits Hadits Syadz Dan Hadis Maqlub.” Sinyal Islam Indonesia,
2022. https://youtu.be/lEKV6VHvwCQ?si=9EXvRDVVlUREfBKb.

Yahya Muhammad. Ulumul Hadis, 2016.

Anda mungkin juga menyukai