Anda di halaman 1dari 14

HADIS KEUTAMAAN ABU BAKAR ASH-SHIDDIQ RA.

DAN UMAR BIN KHATHTHAB RA.

MAKALAH TAKHRIJ AL-HADITS

Diajukan Oleh:

Ulil Azmi
(190303056)

Mahasiswa Fakultas Ushuluddin dan Filsafat


Program Studi Ilmu Al-Qur’an dan Tafsir
Mata Kuliah : Takhrij al-Hadits

FAKULTAS USHULUDDIN DAN FILSAFAT


UNIVERSITAS ISLAM NEGERI AR-RANIRY
DARUSSALAM - BANDA ACEH
2021 M / 1442 H
A. Pendahuluan
Sebagaimana diketahui bahwa pengertian dari takhrij al-hadits adalah
penunjukan tempat sebuah hadis dalam kitab sumbernya yang asli yang disertai
sanadnya dengan menjelaskan kualitasnya bila diperlukan. Takhrij al-hadits sangat
penting dalam kajian ilmu hadis. Tanpa melakukan takhrij al-hadits, peneliti hadis
tidak bisa menemukan suatu hadis yang lengkap keterangannya, seperti letak hadis
di kitab induk hadis, beragam silsilah riwayat hadis, dan perbedaan redaksi hadis.
Terdapat beberapa urgensi bagi seorang peneliti hadis dalam melakukan kegiatan
takhrij al-hadits.
Pertama, takhrij al-hadits membantu mengantarkan seseorang menemukan hadis
di dalam kitab yang asli lengkap dengan sanad dan matannya. Terkadang hadis
disampaikan atau ditulis secara tidak lengkap, baik sanad maupun matannya. Dalam
hal tertentu, orang yang mendengar atau membaca hadis tersebut perlu mengetahui
kutipan hadis secara lengkap untuk beberapa kepentingan. Takhrij al-hadits juga
mengantarkan seseorang untuk menemukan versi-versi hadis yang beragam. Kedua,
Melalui takhrij al-hadits akan diketahui mana hadis yang maqbul dan mana hadis
yang mardud. Kualitas hadis sangat menentukan dalam memahami ajaran Islam.
Ulama telah mengklasifikasikan hadis dalam kategori maqbul (diterima) dan
mardud (ditolak) sebagai dalil. Ketiga, kegiatan takhrij al-hadits adalah kegiatan
yang dilakukan dengan maksud memperoleh ajaran Islam yang murni dari Nabi
Muhammad saw.
Selain itu, faktor penting dilakukan takhrij al-hadits juga dikarenakan dengan
adanya takhrij al-hadits, akan diketahui keadaan-keadaan riwayat hadis, seperti
muwafaqah atau mukhalafah-nya dengan riwayat-riwayat lainnya. Hal tersebut
sangat penting dalam proses penyeleksian hadis shahih atau dha’if. Tujuan dan
manfaat takhrij al-hadits lainnya adalah:
1) Memperkenalkan sumber-sumber hadis, kitab-kitabnya dan para perawinya.
2) Menambah perbendaharaan sanad hadis melalui kitab-kitab yang dirujuk.
3) Memperjelas keadaan sanad.
4) Memperjelas kualitas suatu hadis.
5) Memperjelas para perawi hadis yang samar.
6) Menghilangkan keraguan dan kekeliruan yang dilakukan oleh periwayat.

1
Melacak letak suatu hadis tidak semudah melacak ayat Al-Qur’an. Dalam
melakukan kegiatan takhrij al-hadits, setidaknya diperlukan tiga macam kitab
sebagai referensinya, yaitu kitab kamus hadis, kitab sumber hadis dan kitab rijal al-
hadits. Kitab kamus hadis yang biasa digunakan dalam kegiatan takhrij al-hadits
meliputi al-Jami’ al-Shaghir fi Ahadits al-Basyir al-Nadzir, al-Mu’jam al-Mufahras
li Alfazh al-Hadits al-Nabawi dan Miftah Kunuz al-Sunnah. Di makalah ini,
penyusun akan menggunakan kitab al-Jami’ al-Shaghir fi Ahadits al-Basyir al-
Nadzir sebagai kamus dalam melacak hadis.
Selanjutnya, setelah ditemukan keberadaan hadis melalui kitab kamus hadis,
maka akan dilakukan pencarian hadis di kitab sumber hadis. Kitab-kitab sumber
hadis antara lain adalah al-kutub al-tis’ah (Shahih al-Bukhari, Shahih Muslim,
Sunan Abu Daud, Sunan al-Tirmidzi, Sunan al-Nasa’i, Sunan Ibnu Majah, Musnad
Ahmad, al-Muwaththa’ Malik, dan Sunan al-Darimi) dan kitab sumber hadis
lainnya. Di makalah ini, penyusun hanya akan melacak hadis dari al-kutub al-tis’ah
dan al-Mu’jam al-Shaghir saja.
Setelah dilakukan pelacakan terhadap hadis dari kitab-kitab sumber hadis, maka
akan diberikan penjelasan terhadap para periwayat hadis. Proses tersebut dapat
dilakukan dengan menggunakan kitab rijal al-hadits. Dengan mengikuti rangkaian
proses takhrij al-hadits tersebut, diharapkan akan didapatkan kesimpulan tentang
kualitas hadis.

B. Takhrij al-Hadits Melalui Kitab al-Jami’ al-Shaghir


Berikut hadis tentang keutamaan Abu Bakar ash-Shiddiq Ra. dan Umar bin
Khaththab Ra. yang akan di-takhrij:

‫ َحدَّثَنَا‬: ‫ال‬َ َ‫ ق‬، ‫س‬ ٍ ‫ُّوس بْ ُن بَ ْك ِر بْ ِن ُخنَ ْي‬


ِ ‫ َحدَّثَنَا َع ْب ُد الْ ُقد‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬، ‫اس ِط ُّي‬
ِ ‫ب صالِح بن ا ْْلَي ثَِم الْو‬
َ ْ ُ ْ ُ َ ٍ ‫َحدَّثَنَا أَبُو ُش َع ْي‬
‫ أَبُو بَ ْك ٍر‬:‫اَّللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‬
َّ ‫صلَّى‬ َِّ ‫ول‬
َ ‫اَّلل‬ ُ ‫ال َر ُس‬ َ َ‫ ق‬: ‫ال‬َ َ‫ ق‬، ‫ َع ْن أَبِ ِيه‬، َ‫ َع ْن َع ْو ِن بْ ِن أَِِب ُج َح ْي َفة‬، ‫ك بْ ُن ِمغْ َوٍل‬ ُ ِ‫َمال‬
ِ ِ ِ ِِ
‫ني‬ َ ِ‫ إََِّّل النَّبِي‬،‫ين‬
َ ‫ني َوال ُْم ْر َسل‬ َ ‫ني َو ْاْلخ ِر‬
ِ ‫وعُمر َسيِ َدا ُك ُه‬
َ ‫ول أ َْه ِل ا ْْلَنَّة م َن ْاْل ََّول‬ َُ َ
Telah menceritakan kepada kami oleh Abu Syu’aib Shalih bin al-Haitsam al-
Wasithi, ia berkata: Telah menceritakan kepada kami oleh Abd al-Quddus bin Bakr
bin Khunais, ia berkataa: Telah menceritakan kepada kami oleh Malik bin
Mighwal, dari ‘Aun bin Abi Juhayfah, dari ayahnya, ia berkata: Telah bersabda
Rasulullah saw.: Abu Bakr dan Umar adalah dua orang pemimpin bagi orang-

2
orang dewasa penduduk surga dari kalangan terdahulu maupun yang kemudian,
selain para Nabi dan Rasul.

Dalam kitab al- Jami’ al-Shaghir fi Ahadits al-Basyir al-Nadzir, Imam as-
Suyuthi menyajikan kemudahan dalam mencari hadis. Melacak hadis menggunakan
kitab ini dilakukan dengan menggunakan lafaz pertama dari hadis tersebut. Kitab al-
Jami’ al-Shaghir fi Ahadits al-Basyir al-Nadzir tersebut mengurutkan hadis-hadis
sesuai abjad Arab dan hanya memberikan keterangan kitab sumber hadis beserta
perawi tertingginya saja.
Setelah dicari hadis tentang keutamaan Abu Bakar ash-Shiddiq Ra. dan Umar
bin Khaththab Ra. tersebut, penyusun menemukannya pada halaman 11 dengan
nomor hadis 68. Berikut kutipan teks dari kitab al-Jami’ al-Shaghir fi Ahadits al-
Basyir al-Nadzir:

‫ – أبو بكر وعمر سيدا كهول أهل اْلنة من اْلولني واْلخرين إَّل النبيني واملرسلني‬٦٨
1
‫(حم ت ه) عن علي (ه) عن أِب جحيفة (ع) والضياء يف املختارة عن أنس (طص) عن جابر وعن أِب سعيد‬

Keterangan:
Untuk menemukan hadis tersebut, penyusun menggunakan lafaz pertama dari
hadis tersebut, yaitu ‫أبو‬, lalu penyusun menemukannya seperti kutipan di atas. Imam
as-Suyuthi menggunakan beberapa singkatan dalam penyajian kitabnya. Dari hasil
pencarian tersebut terdapat beberapa singkatan. Rinciannya adalah sebagai berikut.
a) Dalam Musnad Ahmad bin Hanbal, Sunan al-Tirmidzi dan Sunan Ibnu Majah
dengan perawi tertinggi adalah Ali bin Abi Thalib Ra.
b) Dalam Sunan Ibnu Majah dengan perawi tertinggi adalah Abi Juhaifah Ra.
c) Dalam Musnad Abu Ya’la al-Mawshili dengan perawi tertinggi adalah Anas bin
Malik Ra.
d) Dalam al-Mu’jam al-Shaghir, karya ath-Thabrani dengan perawi tertinggi
adalah Jabir Ra. dan Abu Sa’id al-Khudhri Ra.

Langkah selanjutnya yang dilakukan adalah mencari hadis tersebut dari kitab-
kitab sumber hadis yang telah ditunjukkan oleh kitab al-Jami’ al-Shaghir fi Ahadits

1
As-Suyuthi, al-Jami’ al-Shaghir fi Ahadits al-Basyir al-Nadzir (Beirut: Dar al-Kutub al-
Ilmiyyah, 2004), hlm. 11.

3
al-Basyir al-Nadzir. Namun, penyusun tidak memaparkan keseluruhannya.
Penyusun hanya mencari hadis tersebut yang termuat di dalam al-kutub al-tis’ah dan
al-Mu’jam al-Shaghir saja. Namun, dalam kitab al-Mu’jam al-Shaghir, penyusun
tidak menemukannya dalam riwayat Jabir Ra. dan Abu Sa’id al-Khudhri Ra. karena
kesulitan dalam pencariannya, tetapi penyusun menemukannya dalam riwayat Anas
bin Malik Ra. dan penyusun juga akan menuliskannya. Hasil yang ditemukan adalah
sebagai berikut.

1) Musnad Ahmad bin Hanbal


Penyusun menggunakan kitab cetakan Dar as-Salam, Riyadh, tahun 2013.
Penyusun menemukan hadis tersebut dalam bagian Musnad Ali bin Abi Thalib,
halaman 62 dengan nomor hadis 602. Kutipan hadisnya sebagai berikut.

َِّ ‫ َعن َعب ِد‬- ‫ ي ع ِِن الْيم ِام َّي‬- ‫ حدَّثَنَا عُمر بن يونُس‬، ‫اس ِط ُّي‬
‫اَّلل بْ ِن‬ ِ
ِ ‫ ح َّدثَِِن و ْهب بن ب ِقيَّةَ الْو‬،‫اَّلل‬
ْ ْ ََ َْ َ ُ ُ ْ َُ َ َ َ ُْ ُ َ َ َّ ‫َحدَّثَنَا َع ْب ُد‬
‫ت ِع ْن َد‬ ُ ‫ ُك ْن‬: ‫ال‬
َ َ‫ ق‬،ُ‫اَّللُ َع ْنه‬ ِ ‫ َعن َعلِ ٍي ر‬، ‫ َعن أَبِ ِيه‬، ‫ ح َّدثَِِن أَِِب‬، ‫ َع ِن ا ْْلس ِن بْ ِن َزيْ ِد بْ ِن حس ٍن‬، ‫عُمر الْيم ِام ِي‬
َّ ‫ض َي‬ َ ْ ْ َ ََ ََ ََ ََ
‫ول أ َْه ِل ا ْْلَنَّ ِة‬ ِ ‫ َه َذ‬،‫ َي َعلِ ُّي‬:‫ال‬
ِ ‫ان َسيِ َدا ُك ُه‬ ِ ‫اَّلل َعلَْي ِه وسلَّم فَأَقْبل أَبو ب ْك ٍر وعُمر ر‬
َّ ‫ض َي‬
َ َ ‫ فَ َق‬،‫اَّللُ َع ْن ُه َما‬ َ َُ َ َ ُ َ َ َ َ َ َُّ ‫صلَّى‬ َ ‫َّب‬ ِ ِ‫الن‬
2 ِ
‫ني‬ َ ِ‫َو َشبَ ِاِبَا بَ ْع َد النَّبِي‬
َ ‫ني َوال ُْم ْر َسل‬

2) Sunan Ibnu Majah


Penyusun menggunakan kitab cetakan ar-Risalah, Damaskus, tahun 2009.
Penyusun menemukan hadis tersebut dalam dua tempat. Pertama, penyusun
menemukannya dalam bagian al-muqaddimah, bab fadhail ashab Rasulillah saw.
(keutamaan Sahabat Rasulullah saw.), tentang keutamaan Abu Bakr ash-Shiddiq Ra,
halaman 77, dengan nomor hadis 95. Kutipan hadisnya sebagai berikut.

ِ ‫ َع ِن ا ْْلا ِر‬، ‫الش ْعِ ِب‬


،‫ث‬ َ َّ ‫ َع ِن‬، ‫اس‬ ٍ ‫ َع ْن فِ َر‬، ‫س ِن بْ ِن عُ َم َارَة‬ َ َ‫ َع ِن ا ْْل‬، ‫ َحدَّثَنَا ُس ْفيَا ُن‬:‫ال‬ َ َ‫ ق‬، ‫ام بْ ُن َع َّما ٍر‬ ُ‫ش‬ َ ‫َحدَّثَنَا ِه‬
ِ ِِ ِ ‫ أَبُو بَ ْك ٍر وعُمر َسيِ َدا ُك ُه‬:‫اَّللُ َعلَْي ِه و َسلَّم‬
َّ ‫صلَّى‬ َِّ ‫ول‬ َ َ‫ ق‬، ‫َع ْن َعلِ ٍي‬
َ ‫ول أ َْه ِل ا ْْلَنَّة م َن ْاْل ََّول‬
‫ني‬ َُ َ َ َ َ ‫اَّلل‬ ُ ‫ال َر ُس‬ َ َ‫ ق‬: ‫ال‬
‫ ََّل ُُتِْ ِْب ُُهَا ََي َعلِ ُّي َما َد َاما َحيَّ ْني‬،‫ني‬ ِ ِ
َ ِ‫ إََِّّل النَّبِي‬،‫ين‬
3 ِ
َ ‫ني َوال ُْم ْر َسل‬ َ ‫َو ْاْلخ ِر‬

Kedua, ditemukan dalam bagian dan bab yang sama, halaman 78 dengan nomor
hadis 100. Kutipan hadisnya sebagai berikut.
2
Ahmad bin Hanbal, Musnad al-Imam Ahmad ibn Hanbal (Riyadh: Dar as-Salam, 2013), hlm.
62.
3
Ibnu Majah, Sunan ibn Majah (Damaskus: ar-Risalah, 2009), hlm. 77.

4
‫ال ‪َ :‬ح َّدثَنَا‬
‫س ‪ ،‬قَ َ‬ ‫ُّوس بْ ُن بَ ْك ِر بْ ِن ُخنَ ْي ٍ‬
‫ال‪َ :‬حدَّثَنَا َع ْب ُد الْ ُقد ِ‬‫اس ِط ُّي ‪ ،‬قَ َ‬
‫ب صالِح بن ا ْْلَي ثَِم الْو ِ‬
‫َحدَّثَنَا أَبُو ُش َع ْي ٍ َ ُ ْ ُ ْ َ‬
‫اَّللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‪ :‬أَبُو بَ ْك ٍر‬
‫صلَّى َّ‬ ‫ول َِّ‬
‫اَّلل َ‬ ‫ال َر ُس ُ‬
‫ال ‪ :‬قَ َ‬ ‫ك بْ ُن ِمغْ َوٍل ‪َ ،‬ع ْن َع ْو ِن بْ ِن أَِِب ُج َح ْي َفةَ ‪َ ،‬ع ْن أَبِ ِيه ‪ ،‬قَ َ‬
‫َمالِ ُ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬
‫ين‪ ،‬إََِّّل النَّبِيِ َ‬
‫ني َو ْاْلخ ِر َ‬
‫وعُمر َسيِ َدا ُك ُه ِ‬
‫ول أ َْه ِل ا ْْلَنَّة م َن ْاْل ََّول َ‬
‫‪4‬‬
‫ني‬
‫ني َوال ُْم ْر َسل َ‬ ‫َ َُ‬

‫‪3) Sunan at-Tirmidzi‬‬


‫‪Penyusun menggunakan kitab cetakan ar-Risalah, Damaskus, tahun 2011.‬‬
‫‪Penyusun menemukan hadis tersebut dalam tiga tempat. Pertama, penyusun‬‬
‫‪menemukannya dalam bab-bab manaqib tentang Rasulullah saw, bagian manaqib‬‬
‫‪Abu Bakr ash-Shiddiq Ra., halaman 1212 dengan nomor hadis 3664. Kutipan‬‬
‫‪hadisnya sebagai berikut.‬‬

‫ِ‬
‫ال‬
‫ال‪ :‬قَ َ‬ ‫س قَ َ‬ ‫ال‪َ :‬حدَّثَنَا ُُمَ َّم ُد بْ ُن َكثِ ٍري ‪َ ،‬ع ِن ْاْل َْوَزاع ِي ‪َ ،‬ع ْن قَ تَ َ‬
‫اد َة ‪َ ،‬ع ْن أَنَ ٍ‬ ‫اح الْبَ َّز ُار ‪ ،‬قَ َ‬‫الصبَّ ِ‬
‫س ُن بْ ُن َّ‬ ‫َحدَّثَنَا ا ْْلَ َ‬
‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫اَّلل َعلَْي ِه وسلَّم ِْلَِِب ب ْك ٍر‪ ،‬وعُمر‪َ :‬ه َذ ِ‬ ‫ول َِّ‬
‫ين‪ ،‬إََِّّل النَّبِيِ َ‬
‫ني‬ ‫ني َو ْاْلخ ِر َ‬
‫ان َسيِ َدا ُك ُه ِ‬
‫ول أ َْه ِل ا ْْلَنَّة م َن ْاْل ََّول َ‬ ‫َ َ ََ‬ ‫ََ َ‬ ‫صلَّى َُّ‬ ‫اَّلل َ‬ ‫َر ُس ُ‬
‫ِ ‪5‬‬ ‫ِ‬
‫ني ََّل ُُتِْ ِْب ُُهَا ََي َعل ُّي‬
‫َوال ُْم ْر َسل َ‬

‫‪Kedua, ditemukan dalam bagian dan bab yang sama, halaman 1212 dengan‬‬
‫‪nomor hadis 3665. Kutipan hadisnya sebagai berikut.‬‬

‫ني ‪َ ،‬ع ْن َعلِ ِي‬ ‫سِْ‬ ‫ِ‬


‫الزْه ِر ِي ‪َ ،‬ع ْن َعل ِي بْ ِن ا ْْلُ َ‬ ‫ي ‪َ ،‬ع ِن ُّ‬ ‫ِبََن ال َْولِي ُد بْ ُن ُُمَ َّم ٍد ال ُْم َوقَّ ِر ُّ‬ ‫َحدَّثَنَا َعلِ ُّي بْ ُن ُح ْج ٍر ‪ ،‬قَ َ‬
‫ال‪ :‬أَ ْخ ََ‬
‫صلَّى َّ‬ ‫ول َِّ‬ ‫اَّللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم إِ ْذ طَلَ َع أَبُو بَ ْك ٍر َوعُ َم ُر‪ ،‬فَ َق َ‬ ‫صلَّى َّ‬ ‫ول َِّ‬ ‫ت َم َع ر ُس ِ‬ ‫بْ ِن أَِِب طَالِ ٍ‬
‫اَّللُ‬ ‫اَّلل َ‬ ‫ال َر ُس ُ‬ ‫اَّلل َ‬ ‫ال‪ُ :‬ك ْن ُ َ‬ ‫ب قَ َ‬
‫ني‪ََ ،‬ي َعلِ ُّي ََّل ُُتِْ ِْب ُُهَا‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫َعلَْي ِه وسلَّم‪َ :‬ه َذ ِ‬
‫ين إََِّّل النَّبِيِ َ‬
‫ني َو ْاْلخ ِر َ‬ ‫ول أ َْه ِل ا ْْلَنَّة م َن ْاْل ََّول َ‬ ‫ان َسيِ َدا ُك ُه ِ‬
‫‪6‬‬
‫ني َوال ُْم ْر َسل َ‬ ‫ََ َ‬

‫‪Ketiga, ditemukan dalam bagian dan bab yang sama, halaman 1213 dengan‬‬
‫‪nomor hadis 3666. Kutipan hadisnya sebagai berikut.‬‬

‫الش ْعِ ِب ‪َ ،‬ع ِن‬‫ال‪ :‬ذَ َك َرهُ َد ُاو ُد ‪َ ،‬ع ِن َّ‬‫ال‪َ :‬حدَّثَنَا ُس ْفيَا ُن بْ ُن عُيَ ْي نَةَ ‪ ،‬قَ َ‬ ‫َّوَرقِ ُّي ‪ ،‬قَ َ‬ ‫ِ ِ‬
‫يم الد ْ‬ ‫وب بْ ُن إبْ َراه َ‬ ‫َحدَّثَنَا يَ ْع ُق ُ‬
‫ِ‬ ‫ِِ‬ ‫ال‪ :‬أَبُو بَ ْك ٍر‪ ،‬وعُمر َسيِ َدا ُك ُه ِ‬ ‫اَّللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم‪ ،‬قَ َ‬
‫صلَّى َّ‬ ‫ث ‪َ ،‬ع ْن َعلِ ٍي ‪َ ،‬ع ِن النِ ِ‬ ‫ا ْْلا ِر ِ‬
‫ول أ َْه ِل ا ْْلَنَّة م َن ْاْل ََّول َ‬
‫ني‬ ‫َ َُ‬ ‫َّب َ‬ ‫َ‬
‫ِ ‪7‬‬ ‫ِ‬ ‫ِ‬
‫ني‪ََّ ،‬ل ُُتِْ ِْب ُُهَا ََي َعل ُّي‬ ‫ين‪َ ،‬ما َخ ََل النَّبِيِ َ‬
‫ني َوال ُْم ْر َسل َ‬ ‫َو ْاْلخ ِر َ‬

‫‪4‬‬
‫‪Ibnu Majah, Sunan ibn Majah, hlm. 78.‬‬
‫‪5‬‬
‫‪At-Tirmidzi, Sunan al-Tirmidzi (Damaskus: ar-Risalah, 2011), hlm. 1212.‬‬
‫‪6‬‬
‫‪At-Tirmidzi, Sunan al-Tirmidzi, hlm. 1212.‬‬
‫‪7‬‬
‫‪At-Tirmidzi, Sunan al-Tirmidzi, hlm. 1213.‬‬

‫‪5‬‬
‫‪4) Al-Mu’jam al-Shaghir‬‬
‫‪Penyusun menggunakan kitab cetakan Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, Beirut, tahun‬‬
‫‪1983. Penyusun menemukan hadis tersebut dalam bab mim, dengan awalan nama‬‬
‫‪Muhammad, halaman 77 dengan nomor hadis 976. Kutipan hadisnya sebagai‬‬
‫‪berikut.‬‬

‫ِ‬ ‫سةَ الْبَ َّز ُار‪ ،‬بِ َك ْف ِريَّةَ‪َ ،‬حدَّثَنَا ُُمَ َّم ُد بْ ُن َكثِ ٍري َّ‬
‫الص ْن َع ِانُّ‪َ ،‬حدَّثَنَا اْل َْوَزاع ُّي‪َ ،‬ع ْن قَ تَ َ‬
‫ادةَ‪،‬‬ ‫َْحَ َد بْ ِن َع ْن بَ َ‬
‫َحدَّثَنَا ُُمَ َّم ُد بْ ُن أ ْ‬
‫ِ ‪8‬‬ ‫صلَّى هللاُ َعلَْي ِه و َسلَّم‪ :‬أَبُو بَ ْك ٍر‪ ،‬وعُمر َسيِ َدا ُك ُه ِ‬ ‫ال رس ُ ِ‬ ‫س بْ ِن مالِ ٍ‬
‫ول أ َْه ِل ا ْْلَنَّة‬ ‫َ َُ‬ ‫َ َ‬ ‫ول هللا َ‬ ‫ال‪ :‬قَ َ َ ُ‬ ‫ك‪ ،‬قَ َ‬ ‫َع ْن أَنَ ِ َ‬

‫‪C. Skema Sanad Hadis‬‬

‫رسول هللا ﷺ‬

‫علي بن أِب طالب‬ ‫انس بن مالك‬ ‫أِب جحيفة‬


‫اْلسن بن علي‬ ‫علي بن اْلسني‬ ‫اْلارث‬ ‫قتادة‬ ‫عون بن أِب جحيفة‬

‫زيد بن اْلسن‬ ‫الزهري‬ ‫الشعب‬ ‫اْلوزاعي‬ ‫مالك ين مغول‬

‫اْلسن بن زيد‬ ‫الوليد بن ُممد املوقري‬ ‫فراس‬ ‫داود‬ ‫ُممد بن كثري‬ ‫عبد القدوس بن بكر بن خنيس‬

‫عبد هللا بن عمر اليمامي‬ ‫علي بن حجر‬ ‫اْلسن بن عمارة‬ ‫اْلسن بن الصباح البزار‬ ‫أبو شعيب صا بن اْليثم الواس ي‬

‫عمر بن يونس‬ ‫سفيان‬

‫وهب بن بقية الواس ي‬ ‫هشام بن عمار‬ ‫يعقوب بن إبراهيم الدورقي‬

‫أْحد بن حنبل‬ ‫ال مذ‬ ‫ابن ماجة‬

‫‪D. Penilaian Terhadap Para Periwayat Hadis‬‬


‫‪Berikut penilaian terhadap para perawi hadis dari jalur Ibnu Majah.‬‬

‫‪8‬‬
‫‪Ath-Thabrani, al-Mu’jam al-Shaghir 2 (Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1983), hlm. 77.‬‬

‫‪6‬‬
1. Abu Juhaifah
a. Biografi
Nama asli beliau adalah Wahb bin Abdullah. Dikatakan juga bahwa nama beliau
adalah Wahb bin Wahb. Beliau termasuk golongan Sahabat kecil. Dikatakan bahwa
saat Rasulullah saw. wafat, beliau belum menginjak usia baligh. Beliau menetap di
Kufah dan membuat kediaman di sana.9
Abu Bakar bin Abi Syaibah mengatakan bahwa Abu Juhaifah meninggal setelah
Abu Abdurrahman as-Salami. Al-Waqidi mengatakan bahwa Abu Juhaifah
meninggal pada masa pemerintahan Bisyr bin Marwan. Selain itu, ada juga yang
berpendapat bahwa beliau meninggal pada tahun 74 H. Beliau meninggal di Kufah.
b. Guru-gurunya
Beliau mengambil hadis dari Rasulullah saw., Bara’ bin ‘Azib dan Ali bin Abi
Thalib.
c. Murid-muridnya
Di antara yang mengambil hadis dari beliau adalah Isma’il bin Abi Khalid, al-
Hakam bin ‘Utaibah, Ziyad bin Zaid al-A’sam, Salamah bin Kuhayl, ‘Amir asy-
Sya’bi, ‘Ali bin al-Aqmar, ‘Aun bin Abi Juhaifah, Abu Ishaq as-Sabi’i dan Abu
‘Umar al-Munabbihi.

2. ‘Aun bin Abi Juhaifah


a. Biografi
Nama lengkap beliau adalah ‘Aun bin Abi Juhaifah as-Suwai al-Kufi. Beliau
merupakan anak dari Abu Juhaifah Wahb bin Abdullah. Beliau tinggal di Kufah..10
b. Guru-gurunya
Beliau mengambil hadis dari Abdurrahman bin Sumair, Abdurrahman ats-
Tsaqafi, Malik bin Shuhar, Mikhnaf bin Sulaim, Muslim bin Riyah, al-Mundzir bin
Jarir al-Bajali dan ayah beliau, Abu Juhaifah as-Suwai.
c. Murid-muridnya
Di antara yang mengambil hadis dari beliau adalah Idris bin Yazid al-Audi,
Asy’ats bin Sawwar, Khalid az-Zayyat, Raqabah bin Mashqalah, Zubair bin ‘Adi,
Sa’ad bin Sulaiman, Sa’id bin Masruq, Sufyan ats-Tsauri, Syu’bah bin al-Hajjaj,

9
Al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi Asma’ al-Rijal Juz 31 (Beirut: ar-Risalah, 1983), hlm. 133.
10
Al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi Asma’ al-Rijal Juz 22 (Beirut: ar-Risalah, 1983), hlm. 447.

7
Shadaqah bin Abi ‘Imran, ‘Ali bin al-Aqmar, Malik bin Mighwal, Mis’ar bin
Kidam, al-Haitsam bin Habib, dll.
d. Penilaian Ulama
Ishaq bin Manshur, Abu Hatim ar-Razi dan an-Nasai mengatakan bahwa beliau
adalah tsiqah

3. Malik bin Mighwal


a. Biografi
Nama beliau adalah Malik bin Mighwal bin ‘Ashim bin Gharbah bin Hurtsah
bin Juraih bin Bajilah bin al-Harits bin Shuhaibah bin Anmar. Beliau tinggal di
Kufah. Abu Nu’aim dan Abu Bakr bin Abi Syaibah mengatakan bahwa beliau
meninggal pada tahun 159 H.11
b. Guru-gurunya
Beliau mengambil hadis dari banyak orang. Di antaranya adalah Junaid, al-
Harits bin Hashirah, Hushain bin Abdurrahman, al-Hakam bin ‘Utaibah, Zubaid bin
al-Harits al-Yammi, az-Zubair bin ‘Adi, Simak bin Harb, Thalhah bin Musharrif,
‘Ashim bin Abu an-Nujud, ‘Amir asy-Sya’bi, ‘Abdullah bin Buraidah,
‘Abdurrahman bin al-Aswad, ‘Abdurrahman bin Sa’id ‘Atha’ bin Abi Rabah,
‘Athiyyah al-‘Aufi, ‘Aun bin Abi Juhaifah, Qais bin Muslim, Muhammad bin
Suqah, Muqatil bin Basyir, Manshur bin al-Mu’tamir, Nafi’ Maula bin ‘Umar al-
Walid bin al-‘Aizar, Abu Ishaq as-Sabi’i, Abu Hashin al-Asadi dan Abu as-Safar al-
Hamdani.
c. Murid-muridnya
Di antara yang mengambil hadis dari beliau adalah Isma’il bin Zakaria, Hajjaj
bin Nushair al-Fasathithi, Abu Usamah Hammad, bin Usamah, Khalid bin al-Harits,
Khallad bin Yahya, Rabi’ bin Yahya, ‘Abd al-Quddus bin Bakr bin Khunais,
Sufyan bin ‘Uyainah Syu’bah bin al-Hajjaj, Abdullah bin al-Mubarak Abdullah bin
Numair, Yahya bin Adam, Muhammad bin Sabiq, dll.
d. Penilaian Ulama
Para ulama mengatakan bahwa beliau adalah perawi yang tsiqah. Di antaranya
adalah Abu Thalib, Ishaq bin Manshur, Abu Hatim an-Nasai dan Abu Nu’aim.

11
Al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi Asma’ al-Rijal Juz 27 (Beirut: ar-Risalah, 1983), hlm. 161-162.

8
Ulama lain juga memuji beliau. Di antaranya adalah al-‘Ajali, ath-Thabrani dan
Abdullah bin Ahmad bin Hanbal.

4. Abd al-Quddus bin Bakr bin Khunais


a. Biografi
Nama beliau adalah Abd al-Quddus bin Bakr bin Khunais al-Kufi. Kuniah
beliau adalah Abu al-Jahm. Beliau merupakan saudara dari Khunais bin Bakr bin
Khunais dan Zaid bin Bakr bin Khunais. Beliau tinggal di Kufah.12
b. Guru-gurunya
Beliau mengambil hadis dari ayahnya, Bakr bin Khunais, Habib Sulaim al-
‘Absi, Hajjaj bin Arathah, Thalhah bin ‘Amr al-Makki, Malik bin Mighwal dan
Hisyam bin ‘Urwah.
c. Murid-muridnya
Di antara yang mengambil hadis dari beliau adalah Ibrahim bin Musa al-Farra’,
Ahmad bin Hanbal, Ahmad bin Mani’, Shalih bin al-Haitsam al-Wasithi dan Abu
al-Fadhl al-Mughirah bin Ma’mar.
d. Penilaian Ulama
Para ulama juga memberikan kesan positif terhadap beliau, seperti Abu Hatim
dan Ibnu Hibban. Abu Hatim mengatakan la ba’sa bihi, sementara Ibnu Hibban
memasukkan beliau dalam kitab ats-Tsiqat.

5. Shalih bin al-Haitsam al-Wasithi


a. Biografi
Nama beliau adalah Abu Syu’aib Shalih bin al-Haitsam al-Wasithi ash-Shairafi
ath-Thahhan.13
b. Guru-gurunya
Beliau mengambil hadis dari Ibrahim bin Rustum an-Naisaburi, al-Marwazi,
Tsauban bin Sa’id al-‘Abbadani, Sa’id bin Sulaiman al-Wasithi, Syadz bin Fayyadh
al-Yasykari, Abd al-Quddus bin Bakr bin Khunais, Fudhail bin ‘Iyadh dan Abu
al-Mughirah an-Nadhr bin Isma’il.
c. Murid-muridnya

12
Al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi Asma’ al-Rijal Juz 18 (Beirut: ar-Risalah, 1983), hlm. 235.
13
Al-Mizzi, Tahdzib al-Kamal fi Asma’ al-Rijal Juz 13 (Beirut: ar-Risalah, 1983), hlm. 104-105.

9
Di antara yang mengambil hadis dari beliau adalah Ibnu Majah, Aslam bin Sahl
al-Wasithi, Abdullah bin Ahmad, ‘Ali bin al-Husain dan Muhammad bin Hamzah
al-Ashbahani.
d. Penilaian Ulama
Para ulama mengatakan bahwa beliau adalah orang yang jujur. ‘Ali bin al-
Husain bin al-Junaid mengatakan bahwa beliau adalah shaduq.

6. Ibnu Majah

E. Kesimpulan Kualitas Hadis


Berdasarkan penilaian hadis ini dari para ulama, secara keseluruhan dapat kita
lihat bahwa hadis ini shahih. Meskipun dari beberapa jalur sanad terdapat periwayat
yang lemah menurut ulama hadis, seperti dari jalur Ali bin Abi Thalib. Dalam jalur
sanad dari Ali bin Abi Thalib, terdapat al-Harits yang mendapatkan predikat dha’if
dari ulama hadis, bahkan ada yang mendustakannya. Akan tetapi, dari Abu Juhaifah,
jalur sanadnya berpredikat hasan. Tidak ada periwayat yang dha’if di dalamnya.
Pendapat ulama tentang periwayat dari jalur Abu Juhaifah ini antara lain tsiqah, la
ba’sa bihi dan shaduq.

10
DAFTAR PUSTAKA

Al-Hadi, Abd al-Mahdi ibn Abd al-Qadir. Thuruq Takhrij Hadits Rasulillah Shallallahu
‘Alaihi wa Sallam. Agouza: Maktabah al-Iman, 2012.

Al-Mizzi. Tahdzib al-Kamal fi Asma’ al-Rijal. Beirut: ar-Risalah, 1983.

As-Suyuthi. al-Jami’ al-Shaghir fi Ahadits al-Basyir al-Nadzir. Beirut: Dar al-Kutub al-
Ilmiyyah, 2004.

Ath-Thabrani. al-Mu’jam al-Shaghir. Beirut: Dar al-Kutub al-Ilmiyyah, 1983.

At-Tirmidzi. Sunan al-Tirmidzi. Damaskus: ar-Risalah, 2011.

Hanbal, Ahmad bin. Musnad al-Imam Ahmad ibn Hanbal. Riyadh: Dar as-Salam, 2013.

Majah, Ibnu. Sunan ibn Majah. Damaskus: ar-Risalah, 2009.

Qamarullah, Muhammad. ‘Metode Takhrij Hadits dalam Menakar Hadits Nabi’ dalam
Jurnal El-Ghiroh, No. 2, (2016), hlm. 23-34.

11
Kode-kode dalam al-Jami’ al-Shaghir fi Ahadits al-Basyir al-Nadzir

Anda mungkin juga menyukai