1. Takhrij Hadis
kitab yang memuat hadis-hadis tentang larangan mencabut uban. Peneliti telah
Hadis 2821.
Kitâb al-Zayyinah bab al-Nahî ‘an Natfi al-Syaib Nomor Hadis 5068.
26
27
e. 212 ,210 ,207 ,206 ,179 2 – حمyang terdapat dalam Musnad Ahmad
pada 5 kitab, yaitu: (1) Sunan Abî Dawud, (2) Sunan al-Tirmidzî, (3) Sunan al-
Nasâ`î, (4) Sunan Ibnu Mâjah, dan (5) Musnad Ahmad bin Hanbal, dan tidak saya
temukan dalam riwayat imam al-Bukhârî dan Muslim, dengan rincian sebagai
berikut:
1) Sunan Abî Dawud dalam kitab Sunannya Kitâb al-Tarjil bab Fî Natfi
4) Sunan Ibnu Mâjah dalam kitab Sunannya kitab al-Adab bab Natfu al-
periwayatan
Dikeluarkan oleh Imam Abû Dâwûd pada kitab sunannya kitab al-Tarjil
A.J. Wensinck, al-Mu’jam al-Mufahras li Alfādz al-Hadits al-Nabawī, juz III (Leiden:
1
َع ْن َع ْم ِرو بْ ِن،اقَ َع ْن ُُمَ َّم ِد بْ ِن إِ ْس َح،ُ َحدَّثَنَا َعْب َدة:ال َ َحدَّثَنَا َه ُارو ُن بْ ُن إِ ْس َح
َ َ ق،ُّاق اهلَْم َد ِاِن
ِ َ َ وق،ب ِ ِ ِ َّ َن النَِِّب صلَّى ِِ ِِ ٍ ُش َعْي
ور
ُ ُ إنَّهُ ن:ال َ اَّللُ َعلَْيه َو َسلَّ َم نَ َهى َع ْن نَْتف الشَّْي َ َّ َّ أ، َع ْن َجده، َع ْن أَبيه،ب
اح ٍد َع ْن َع ْم ِرو بْ ِن
ِ و َغ ِْي و،ث ِِ
َ ْ َ الر ْْحَ ِن بْ ِن احلَار َّ ي َع ْن َعْب ِد َ يث َح َس ٌن قَ ْد ُرِو ٌ َه َذا َح ِد.الْ ُم ْسلِ ِم
صحيح: ] [حكم األلباِن3.ب ٍ ُش َعْي
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Hârûn bin Ishâq al-Hamdânî
telah menceritakan kepada kami 'Abdah dari Muhammad bin Ishâq dari 'Amr bin
Syu'aib dari Ayahnya dari Kakeknya bahwa Nabi SAW melarang mencabuti
rambut uban, beliau bersabda: "Sesungguhnya uban itu cahaya bagi seorang
muslim." Abu Isa berkata; Hadits ini hasan, telah diriwayatkan dari
‘Abdurrahman bin al-Hârts dan yang lainnya dari 'Amr bin Syu'aib”.
Abû Dâwud Sulaimân bin al-Asy’ats al-Sajastânī, Sunan Abî Dâwûd, Juz 4, 136., lihat
2
juga Abû Dâwûd Sulaimân bin al-Asy’ats bin Ishâq bin Basyīr bin Syaddâd bin ‘Amar al-Azdî al-
Sijistânî, Sunan Abî Dâwûd, Juz 6 (Beirut: Dâr al-Risâlah al-‘Âlamiyah, 1430), 266.
3
Muhammad bin ‘Îsâ bin saurah bin Mûsâ bin al-Dhahhâk al-Tirmidzî, al-Jâmi’ al-Kabîr
Sunan al-Tirmidzî, Juz 4 (Beirut: Dâr al-Gharb al-Islâmî, 1998), 422.
4
Abû ‘Abdi al-Rahman Ahmad bin Syu’aib bin Alî al-Khurâsânî al-Nasâî, al-Sunan al-
Shugrâ Linnasâî, Juz 8 (Halb: Maktab al-Mathbû’ât al-Islâmiyah, 1406), cet. 2, 136.
29
Dikeluarkan oleh Imam Ibnû Mâjah pada kitab sunannya kitab al-Adab
َع ْن َع ْم ِرو بْ ِن ،اقَ َع ْن ُُمَ َّم ِد ابْ ِن إِ ْس َح، َحدَّثَنَا َعْب َدةُ بْ ُن ُسلَْي َما َن،ََحدَّثَنَا أَبُو بَ ْك ِر بْ ُن أَِِب َشْي بَة
،ب ِ ف الشَّْي ِ نَْت َع ْن- اَّللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم
َّ صلَّى
َ - اَّلل
َِّ ول
ُ نَ َهى َر ُس:ال َ َ ق،ِ َع ْن أَبِ ِيه َع ْن َج ِده،ب ٍ ُش َعْي
[حكم األلباِن] حسن صحيح5"ور الْ ُم ْؤِم ِن ُ ُ"ه َو ن
ُ :ال َ ََوق
Artinya: Telah menceritakan kepada kami Abû Bakar bin Abî Syaibah
telah menceritakan kepada kami 'Abdah bin Sulaimân dari Muhammad bin Ishâq
dari 'Amr bin Syu'aib dari ayahnya dari kakeknya dia berkata; "Rasulullah SAW
melarang mencabut uban, dan beliau bersabda: "Dia adalah cahaya bagi orang-
orang beriman."
ِاَّلل
َّ ول َ َب َع ْن أَبِ ِيه َع ْن َج ِدهِ ق
ُ ال نَ َهى َر ُس ٍ اق َع ْن َع ْم ِرو بْ ِن ُش َعْي َ َخبَ َرََن ُُمَ َّم ُد بْ ُن إِ ْس َح ُ َحدَّثَنَا يَِز
ْ يد أ
ًاْل ْس َالِم َشْي بَة
ِْ اب ر ُجل ِِف
ٌ َ َ ال َما َش َ َور الْ ُم ْؤِم ِن َوق
ُ ُال ُه َو ن َ َب َوق ِ ف الشَّْي ِ اَّلل َعلَْي ِه وسلَّم َعن نَْت
ْ َ ََ َُّ صلَّى َ
7
.ٌت لَهُ ِِبَا َح َسنَة ِ ِ
ْ َت َعْنهُ ِبَا َسيِئَةٌ َوُكتب
ِ ِ َّ إَِّال رفَعه
ْ َاَّللُ ِبَا َد َر َج ًة َوُُمي َُ َ
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Yazîd telah mengkhabarkan
kepada kami Muhammad bin Ishâq dari 'Amr bin Syu'aib dari bapaknya dari
kakeknya, ia berkata; bahwa Rasulullah SAW telah melarang untuk mencabut
uban, dan beliau bersabda: "Dia adalah cahaya bagi seorang mu`min." beliau
5
Abû ‘Abdillâh Muhammad bin Yazîd al-Qazwainî, Sunan Ibn Mâjah al-Arnûthi, Juz 4
(Beirut: Dâr al-Risâlah al’âlamiyah, 1430), 667-668.
6
Abû ‘Abdillâh Ahmad bin Muhamad bin Hanbal, Musnad al-Imâm Ahmad bin Hanbal
Juz 2 (tt: tp, 1398), 206.
7
Ahmad bin Hanbal, Musnad al-Imâm Ahmad bin Hanbal Juz 2, 207.
30
bersabda lagi, "Tidaklah seseorang dalam Islam yang tumbuh padanya satu helai
uban kecuali dengannya Allah akan mengangkat derajatnya, dihapuskan darinya
kesalahannya dan ditulis baginya kebaikkan".
َّ صلَّى
ُاَّلل
َِّ ول
َ اَّلل ُ ال َر ُس َ َب َع ْن أَبِ ِيه َع ْن َج ِد ِه ق
َ َال ق ٍ ث َع ْن َع ْم ِرو بْ ِن ُش َعْي ٌ يل َحدَّثَنَا لَْي ِ ِ
ُ َحدَّثَنَا إ ْْسَاع
ب لَهُ ِِبَا ِ َِّ ِ ِ ِ ِ ٍِ ِ ِِ ِ َعلَْي ِه وسلَّم َال تَْنتِ ُفوا الشَّْي
َ يب َشْي بَةً ِف ْاْل ْس َالم إال ُكت
ُ ور الْ ُم ْسلم َما م ْن ُم ْسلم يَش ُ ُب فَإنَّهُ ن َ َ ََ
9 ِ
.ٌط َعْنهُ ِِبَا َخطيئَة َّ َحسنَةٌ َوُرفِ َع ِِبَا َد َر َج ًة أ َْو ُح
َ
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Isma'îl telah menceritakan
kepada kami Laits dari 'Amr bin Syu'aib dari bapaknya dari kakeknya, ia berkata;
bahwa Rasulullah SAW bersabda: "Janganlah kalian mencabut uban karena
sesungguhnya ia adalah cahaya seorang muslim. Tidaklah seorang muslim
beruban di dalam Islam kecuali dengannya akan dituliskan baginya satu
kebaikan, dan dengannya ia akan diangkat satu derajat, serta dengannya pula
akan dihapuskan darinya satu kesalahan".
َّ ب َع ْن أَبِ ِيه َع ْن َج ِد ِه أ
َن ٍ يد بْن َج ْع َف ٍر َع ْن َع ْم ِرو بْ ِن ُش َعْي ِ ِ ْ احلن ِفي حدَّثَنا عبد
ُ احلَم ُ َْ َ َ ُّ ََْ َحدَّثَنَا أَبُو بَ ْك ٍر
اْل ْس َالِم
ِْ ب َشْي بَةً ِِف ِ ِ ال َال تَْنتِ ُفوا الشَّْي َ َاَّللُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق َِّ ول
َ ور الْ ُم ْسل ِم َم ْن َشا
ُ ُب فَإنَّهُ ن َ َّ صلَّى َ اَّلل َ َر ُس
10
.ًاَّللُ لَهُ ِِبَا َح َسنَ ًة َوَكفََّر َعْنهُ ِِبَا َخ ِطيئَةً َوَرفَ َعهُ ِِبَا َد َر َجة
َّ ب َ ََكت
Artinya: “Telah menceritakan kepada kami Abû Bakr al-Hanafî telah
menceritakan kepada kami ‘Abdul Hamîd bin Ja'far dari 'Amr bin Syu'aib dari
bapaknya dari kakeknya, ia berkata; bahwa Rasulullah SAW bersabda:
"Jangalah kalian mencabut uban, karena sesungguhnya ia adalah cahaya bagi
8
Ahmad bin Hanbal, Musnad al-Imâm Ahmad bin Hanbal Juz 2, 212.
9
Ahmad bin Hanbal, Musnad al-Imâm Ahmad bin Hanbal Juz 2, 179.
10
Ahmad bin Hanbal, Musnad al-Imâm Ahmad bin Hanbal Juz 2, 210.
31
seorang muslim, barangsiapa tumbuh padanya sehelai uban di dalam Islam maka
dengannya Allah akan menuliskan untuknya satu kebaikan, menghapus darinya
satu kesalahan dan mengangkatnya dengan satu derajat".
2. Kualitas Hadis
Tujuan pokok penelitian hadis, baik dari segi sanad maupun matn, adalah
untuk mengetahui kualitas hadis yang diteliti. Kualitas hadis sangat perlu
yang kualitasnya tidak memenuhi syarat tidak dapat digunakan sebagai hujjah.
Pemenuhan syarat itu diperlukan karena hadis merupakan salah satu sumber
mengemukakan pendapat dari para ulama yang telah menelitinya secara akurat.
Pertama, Hadis yang diriwayatkan oleh Imam Abû Dâwûd pada kitab
sunannya kitab al-Tarjil bab Fî Natfi al-Syaib Nomor Hadis 4202, hadis ini
dinilai hasan shahîh oleh al-Albani,11 karena riwayat Muhammad bin ‘Ajlân yang
sunannya kitab al-Adab bab Mâ jâ`a Fî al-Nahyi ‘an Natfi al-Syaib Nomor Hadis
sunannya Kitâb al-Zayyinah bab al-Nahî ‘an Natfi al-Syaib Nomor Hadis 5068,
11
Abû Dâud Sulaimân bin al-Asy’ats bin Ishâq bin Basyîr bin Syaddâd ibn ‘Amr al-Azdī
al-Sijistânî, Sunan Abî Dâwud, Juz 4 (Beirut: al-Maktabah al-‘Ashriyyah, t.th), 85.
12
Muhammad bin ‘îsâ bin saurah ibn Mûsâ bin al-Dhahhâk al-Tirmidzî, Sunan al-
Tirmidzî, Juz 5 (Mesir: Syirkah Maktabah wa Mathba'ah Musthafâ al-Bâb al-Halabî, 1395), cet. 2,
125.
32
hadis ini dinilai Hasan shahîh oleh al-Albani, 13 karena riwayat ‘Abdil ‘Azîz bin
Keempat, Hadis yang diriwayatkan imam Ibnu Mâjah pada kitab sunannya
kitab al-Adab bab Natfu al-Syaib Nomor Hadis 3721, hadis ini dinilai Hasan
shahîh oleh al-Albani,14 karena riwayat Muhammad bin Ishâq yang dinilai Shadûq
oleh al-‘Asqâlanî
Kelima, Hadis yang diriwayatkan oleh Ahmad bin Hanbal pada kitab
musnad Ahmad bin Hanbal, dalam Musnad ‘Abdullah bin ‘Amr halaman dan
nomor hadis 206 (6924), 207 (6937), hadis ini dinilai Hasan shahîh oleh Syu’aib
al-Arna`ûth karena riwayat Muhammad bin Ishâq yang dinilai Shadûq oleh al-
‘Asqâlanî, nomer hadis 212 (6989) sanadnya Hasan hadis ini dinilai shahîh
lighairih oleh Syu’aib al-Arna`ûth karena riwayat ‘Abdu al-Rahman bin al-Zinâd
dan ‘Abdi al-Rahman bin al-Harits yang dinilai Shadûq oleh al-‘Asqâlanî, nomer
hadis 210 (6962) sanadnya Hasan hadis ini dinilai shahîh lighairih oleh Syu’aib
al-Arna`ûth karena riwayat ‘Abdu al-Hamîd bin Ja’far yang dinilai Shadûq oleh
al-‘Asqâlanî, dan nomer hadis 179 (6672) hadis ini dinilai shahîh lighairih oleh
Syu’aib al-Arna`ûth karena riwayat Laits bin Abî Sulaim yang dinilai Shadûq oleh
pada masing-masing kitab hadis tersebut dapat diambil kesimpulan bahwa hadis
13
Abû ‘Abdi al-Rahman Ahmad bin Syu’aib bin Alî al-Khurâsânî al-Nasâ`î, al-Sunan al-
Kubrâ, Juz 8 (Beirut: Muassasah al-Risalah, 1421), 323.
14
Abū ‘Abdillâh Muhammad ibn Yazīd al-Qazwainī, Sunan Ibn Mâjah al-Arnūthi, Juz 4,
667-668.
15
Ahmad bin Hanbal, Musnad al-Imâm Ahmad bin Hanbal, juz 11 (Beirut: Muassasah al-
Risâlah, 2001), 253-254, 550, 568, 521, dan 529.
33
tentang Larangan Mencabut Uban ini kualitasnya hasan shahîh, namun karena
didukung dengan jalur lain maka hadis tersebut menjadi shahih lighairih.
Uban ini, maka ditemukan beberapa titik persamaan dan perbedaannya, berikut
perinciannya:
a. Persamaan
ب ِ
َ الَ تَْنت ُفوا الشَّْي
Seperti riwayat Abû Dâwûd dan Imâm Ahmad bin Hanbal halaman hadis
hadis 212.
207.
dan 210.
34
210.
b. Perbedaan
- Abû Dâwûd dan Imâm Ahmad bin Hanbal halaman hadis 179, dan
210: َّيب
ْالش َ َلا تَْنتِ ُفوا
- Nasâ`î, Tirmidzî dan Imâm Ahmad bin Hanbal halaman hadis 212: نا اهى
ِ الشْي
ب َّ فِ َعن نَْت
ْ
- Ahmad bin Hanbal halaman hadis 212: س اَلَِم ِور إ
َاْل إ ُ ُإِنَّهُ ن
- Tirmidzî dan Imâm Ahmad bin Hanbal halaman hadis 179 dan 210: ُإِنَّه
َورَال ُإم إسلِ ِم
ُ ُن
- Ibnu Mâjah dan Imâm Ahmad bin Hanbal halaman hadis 207: َ ور
ُ ُُه َو ن
َال ُإم إؤِم ِن
- Abû Dâwûd: ام َِة ِ
وراَياَ إو امَالإقيا ا
ً ُن
- Seperti riwayat Abû Dâwûd dan Imâm Ahmad bin Hanbal halaman
- ِخ
Ahmad bin Hanbal halaman hadis 179: ٌطيئَة َ ط َعْنهُ ِِبَا
َ ُح
ِ و اك َفرَعْنه ِِبا خ
Ahmad bin Hanbal halaman hadis 210: طيئَ ًة
- َ َ َُ َ ا
- Ahmad bin Hanbal halaman hadis 207: َسيِئاة
ا ت َعْنهُ ِِبَا
ََو ُُِميا إ
- Imâm Ahmad bin Hanbal halaman hadis 207 dan 210: ج ًة
َ َد َر َاّللُ َِِبَا
َ ُارفا اعه
- Imâm Ahmad bin Hanbal halaman hadis 179: ٌجة
َ َد َر َُرَفِ ا
َع ِِبَا
kapasitas Nabi tatkala hadits itu terjadi kapan dan apa sebab hadits itu terjadi;
Hadits Nabi yang dipahami secara Kontekstual menunjukkan bahwa ternyata ada
hadits yang sifatnya universal, dan ada yang temporal dan local. 16
psikologi, dan sejarah menjadi sangat penting karena penerapan ajaran Islam yang
16
Arifuddin Ahmad, Paradigma Baru Memahami Hadis Nabi: Refleksi Pemikiran
Pembaharuan Prof. Dr. Muhammad Syuhudi Ismail, 204.
17
Holistic artinya pendekatan terhadap suatu fenomena atau masalah dengan memandang
fenomena masalah itu sebagai satu kesatuan yang utuh. Lihat M. Dahlan dkk, Kamus induk Istilah
Ilmiyah (Surabaya: Target Press, 2003), 289.
36
1. Pendekatan Historis
dari al-Khallâl;
اْلَ ِامع الْ َكبِْي َعن طَارق بن حبيب أَن حجاما أَخذ من َشا ِرب النَِِّب صلى هللا َعلَْي ِه ْ َسببه َك َما ِِف
ال من َ ََوسلم فَ َرأى شيبَة ِِف حليته فَأَهوى إِلَْي َها ليأخذها فَ ْأمسك النَِِّب صلى هللا َعلَْي ِه َوسلم يَده َوق
19
.َشاب فَذكره
Artinya: Sebab turunnya sebagaimana disebutkan dalam kitab al-Jami’ dari
riwayat Thariq bin Habib, Sewaktu tukang Hijamah hendak menghijamah dia
melihat di kepala (dalam riwayat lain di janggut) Rasul sehelai uban, maka
diangkat tangannya lalu dia hendak mencabut uban tersebut tetapi Rasul
menahan tangan orang itu sambil bersabda: “Barangsiapa yang tumbuh uban di
kepalanya sedang dia dalam keadaan Islam maka baginya cahaya di hari
kiamat”.
At-Thabrânî dan al-Bazzâr mengeluarkan hadis dari riwayat Fudalah bin
‘Ubaid;
18
Arifuddin Ahmad, Paradigma Baru Memahami Hadis Nabi: Refleksi Pemikiran
Pembaharuan Prof. Dr. Muhammad Syuhudi Ismail, 205-206.
19
Burhânuddîn ibn Hamzah al-Husainî dan Ibrâhîm bin Muhammad bin Muhammad
kamâluddîn, al-Bayân wa al-Ta’rîf fî Asbâb Wurûd al-Hadîts al-Syarif, Juz 2 (Beirut: Dâr al-Kitâb
al-‘Arabî, t.th), 222., lihat juga Muhammad bin ‘Alî bin Muhammad bin ‘Abdullâh al-Syaukânî al-
Yamanî, Nailu al-Authâr, Juz 1 (Mesir: Dâr al-Hadits, 1413), 150-151.
37
kepala dan bagian lain dari anggota badan kita merupakan sebab memperoleh
pahala, dan diisyaratkan pula bahwa membenci uban dengan mencabutinya berarti
2. Pendekatan Psikologis
beruban di dalam Islam adalah baginya nur di hari kiamat”. Maka ketika itu
Abû al-Qâsim Sulaimân bin Ahmad bin Ayûb al-Lakhmî al-Thabrani, al-Mu’jam al-
20
Kabîr, juz 18 (Qahirah: Maktabah ibnu Taimiyah, 1415), 308., lihat juga Nûruddîn ‘Alî bin Abî
Bakr bin Sulaimân al-Hisyamî, Kasyf al-Astâr ‘an Zawâ`id al-Bazzâr, juz 3 (Beirut: Muassasah
al-Risâlah, 1399), 371.
21
M. Syafi’i Hadzami, Fatwa-Fatwa Muallim: Taudhîhul Adillah, Jilid 6 (Jakarta:
Kompas Gramedia, 2010), 381.
22
Nizar Ali, Memahami Hadis Nabi Metode dan Pendekatannya, 113.
38
Maka Nabi bersabda, “siapa yang mau, silahkan mencabut nur-nya”. Dalam
hadis ini disebutkan bahwa “Sesungguhnya banyak orang yang mencabuti uban”
Dengan sebab inilah ada kemungkinan bahwa larangan tersebut disampaikan pada
mencabut uban dari janggut atau uban dari rambut yang tumbuh di wajah, maka
hadits yang menjelaskan bahwa Nabi SAW melaknat orang yang melakukan al-
dalam pandangan. 24
a. Mazhab Hanbali
Muhammad ibn Shālīh al-‘Utsaimīn, juz 11 (Riyādh: Dār al-Tsarayā, 1419), cet. 1, 123.
24
Abdul Wahab Abdussalam Thawilah, Adab Berpakaian dan Berhias, terj. Abu Uwais &
Andi Syahril (Jakarta: Pustaka al-Kautsar, 2014), 370., lihat juga Syeikh Salîim bin ‘Ied al-Hilâlî,
Ensiklopedia Larangan: Menurut al-Qur’an dan al-Sunnah, Jilid. 3, Terj. Abu Ihsan al-Atsari
(Bogor: Pustaka Imam al-Syafi’i, 2005), 251.
39
‘Amr bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya bahwasanya Rasulullah SAW
bagi seorang muslim tidaklah seorang muslim tumbuh uban padanya dalam Islam
Kecuali dengannya Allah SWT akan menuliskan satu kebaikan dan dihapuskan
darinya satu kesalahan serta ditinggikan derajatnya”. Dan dari riwayat Ka’ab bin
b. Mazhab Maliki
Ahmad bin Ghânam bin Sâlim al-Nafrâwî dalam kitab al-Fawâkih al-
Dawânî ‘Ala Risâlah ibn Abî Zaid al-Qayrawânî dan Abû al-Walîd al-Qurthubî
limasâi`l al-Mustakhrijah,berkata:
c. Mazhab Hanafi
25
‘Abd al-‘Azîz al-Muhammad al-Salmân, al-As`ilah wa al-Ajwibah al-Fiqhîyah al-
Maqrûnah bi al-Adillah al-Syar’îyah, Juz 1 (T.tp: t.p, 1412), cet. 10, 19.
26
Ahmad bin Ghânam bin Sâlim bin Mahnan Syihâbuddîn al-Nafrâwî al-Azharî al-Mâlikî,
al-Fawâkih al-Dawânî ‘Ala Risâlah ibn Abî Zaid al-Qayrawânî, Juz 2 (Beirut: Dâr al-Fikr, 1415),
307., lihat juga Abû al-Walîd Muhammad bin Ahmad bin Rasyad al-Qurthubî, al-Bayân wa al-
Tahshîl wa al-Syarh wa al-Taujîh wa al-Ta’lîl limasâi`l al-Mustakhrijah, Juz 17 (Beirut: Dâr al-
Gharb al-Islâmî, 1408), 399.
40
d. Mazhab Syâfi’î
bin Syuaib dari bapaknya dari kakeknya dari Nabi saw beliau bersabda: “Jangan
kalian mencabut uban karena uban itu adalah cahaya orang muslim kelak di hari
kiamat”. Ini adalah hadist hasan yang telah diriwayatkan oleh Abu Dâwud al-
Tirmidzî, Nasâ`î, dan lainnya dengan sanad hasan. Al-Tirmidzî berkata: ‘Bahwa
hadits ini adalah hadits hasan. Para ulama dari madzhab kami (madzhab syafi’i)
berpendapat bahwa makruh mencabut uban. Pandangan ini ditegaskan oleh al-
Seandainya dikatakan haram mencabut uban karena adanya larangan yang jelas
maka mungkin saja. Dan tidak ada perbedaan hukum kemakruhannya antara
27
Ahmad bin Muhammad bin Ismâ’îl al-Thahthâwî al-Hanafî, Hâsyiyah al- al-Thahthâwî
‘Ala Marâqî al-Falâh Syarh Nûr al-Îdhâh (Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmîyah, 1418), 526.
28
Abî Zakariyâ Muhyîddîn bin Syarof al-Nawawî, al-Majmû’ Syarh al-Muhadzdzab
lisysyairâzî, juz 1 (Jaddah: Maktabah al-Irsyâd, 2008), 344.
41
mencabut uban karena uban itu cahaya orang muslim di hari Kiamat”
berpandangan mencabut uban adalah makruh, pandangan ini dianut oleh empat
madzhab.30
Dalam Surat Hud pesan intinya adalah istiqomah dan balasan atas
Rasul sangat memikirkan tentang keadaan umatnya nanti, maka pesan inti surat
yang lainnya menjelaskan tentang kiamat dan hari akhirat. Surat-surat inilah yang
29
Syamsuddîn Muhammad bin Ahmad al-Khathîb al-Syarbînî, Mughnî al-Muhtâj ila
Ma’rifati Ma’ânî Alfâdz al-Minhâj, Juz 1 (Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmîyah, 1415), 407.
30
Abdul Wahab Abdussalam Thawilah, Adab Berpakaian dan Berhias, terj. Abu Uwais &
Andi Syahril, 370.
31
Muhammad Nashiruddin al-Albani, Shahih Sunan Tirmidzi: Seleksi Hadis Shahih dari
kitab Sunan Tirmidzi, terj. Fakhturrazi, Jilid 3 (Jakarta: Pustaka Azzam, 2013), 546.
42
Maka, biarkanlah jika uban yang sudah pasti tumbuh itu kelak atau telah
menghiasi kepala kita. Selama kita berada dalam golongan orang beriman dan
berjuang dalam keimanan. kita tidak perlu terlalu menghiraukan tumbuhnya uban
Dari Ibnu Sîrîn, dia mengatakan, “Anas bin Mâlik pernah ditanya,
“Apakah Rasulullah SAW pernah menyemir rambut beliau?’” Anas bin Mâlik
menjawab bahwa dia belum pernah melihat uban pada rambut beliau Ibnu Idrîs
“Para ulama berselisih pendapat mengenai maksud perkataan “sedikit” pada hadis
di atas, Ada yang menyatakan, adalah uban Rasulullah berjumlah sembilan belas
dan ada mengatakan dua puluh. Menurut Abû al-Qâsim dalam (Kitâb asy-Syaib)
dari riwayat Anas ada berjumlah lima belas dan menurut Ibnu Sa’id ada tujuh
belas atau delapan belas. Dalam hadits lain yang diriwayatkan al-Haitsam bin
Dahr bahwa jumlah rambut uban Rasulullah saw itu ada tiga puluh. Sedangkan
dalam hadits yang diriwayatkan Jâbir bin Samurah ra menyatakan, bahwa tidak
ada uban di kepala dan jenggot Rasulullah saw kecuali hanya beberapa helai
32
https://id-id.facebook.com/marawis.alkahfi/posts/522050514508450 (Diakses tanggal
21 Novermber 2015).
33
Imam al-Nawawi, Syarh Shahih Muslim, terj. Fathoni Muhammad dkk, Jilid 10
(Jakarta: Darus Sunnah, 2011), 878.
43
rambut uban yang terdapat di belahan kepalanya, sehingga ketika rambut Beliau
Dalam riwayat Anas yang lain dikatakan bahwa uban Rasulullah saw
apakah riwayat di atas benar atau tidak adalah adanya kesepakatan bahwa
Rasulullah Shallallahu alaihi wasallam beruban. jumlah yang paling sedikit adalah
tidak lebih dari sepuluh sebagaimana terdapat dalam riwayat Jâbir bin Samurah ra.
Sedang Jumlah yang paling banyak terdapat dalam riwayat al-Haitsam bin Dahr,
diantara mereka yang mewarnai rambut dengan warna lain hingga mencabutnya.
Itu semua tidak lain agar uban tidak lagi muncul di kepala.
dipuja. Maka tidak usah heran jika aneka salon perawatan tubuh ada dimana-
34
Abû Muhammad Mahmûd bin Ahmad bin Mûsâ bin Ahmad bin Husain al-Hanafî,
‘Umdah al-Qârî Syarh Shahih al-Bukhârî, Juz 22 (Beirut: Dâr Ihyâ` al-Turâts al-‘Arabî, t.th), 48.
35
Ahmad bin Muhammad bin Hanbal, Musnad Imam Ahmad: Syarah Hamzah Ahmad al-
Zain, terj. Team al-Sidqi, Jilid 11, 600.
44
mana, mulai dari kota besar hingga pelosok desa. Penggunanya pun bermacam-
macam, ada dari kalangan atas seperti artis atau pejabat. Ada pula dari rakyat
Merawat tubuh agar tampil indah dan menawan tentu tidak salah. Allah
ُّ يل َُِي
ب َ َصلَّى هللاُ َعلَْي ِه َو َسلَّ َم ق
ِ َّ إِ َّن...." ال ِ ِ ِ ٍ ِ ِ
ٌ اَّللَ ََج َ َِّب
َ َع ْن َعْب ُدهللا بْن َم ْسعُ ْود َرض َي هللاُ َعْنهُ َعن الن
36
."ال َ اْلَ َم
ْ
Artinya: “Sungguh Allah itu indah dan menyukai keindahan” (HR.
Muslim). Tetapi, merawat tubuh bagi kaum beriman jangan sampai keluar dari
rambu agama.
Padahal jika kita tahu hikmah dan keutamaan dibalik rambut beruban
niscaya tidak akan pernah mencabutnya dari kepala. Bukannya terlalu membesar-
Muslim bin Hajjâj Abû al-Hasan al-Qusyairî al-Naisâbûrî, Sahih Muslim, Juz. 1
36
tidak ada bagi orang-orang yang zalim seorang penolongpun”. (Q.S. Al-
Fâthir/35: 37).
Ibnu Katsir menerangkan dalam kitab tafsirnya, bahwa para ulama tafsir
seperti Ibnu Abbâs dan yang lainnya, menjelaskan bahwa maksud Sang Pemberi
Karena secara umum uban muncul di usia senja atau saat seseorang mulai
menua. Jadilah uban itu sebagai pengingat manusia bahwa ia berada dipenghujung
kehidupan dunia, menanti tamu yang pasti datang dan tak disangka-sangka. Nabi
akan dekatnya kita kepada ajal. Meskipun kematian itu merupakan hak Allah dan
Orang muslim yang beruban akan lebih bermakna jika dengan uban
tersebut membuat seorang berfikir dan sadar bahwa kehidupannya di dunia ini
tidak lama lagi. Sedangkan kehidupan selanjutnya yaitu alam akhirat lebih kekal
38
Muhammad Nasib al-Rifa’i, Kemudahan dari Allah: Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, terj.
Syihabuddin, jilid 3 (Jakarta: Gema Insani Press, 1999), 973.
39
Muhammad ibn ‘īsâ bin saurah bin Mūsâ bin al-Dhahhâk al-Tirmidzī, Sunan al-
Tirmidzī, Juz 5, 553.
46
dan abadi . Yang satu hari di sana sama dengan lima puluh ribu tahun di dunia.
Dengan begitu ketamakan terhadap harta dunia akan berkurang dan angan-angan
40
الزهد ِف الدنيا قصر االمل ليس أبكل الغليظ وال لبس العباء
Artinya: “Zuhud terhadap dunia akan menupuskan Angan-angan kosong.
Ia tak lagi berlebihan dalam hal makanan dan pakaian.”
Ibnu Abid Dunya meriwayatkan dengan sanadnya. Bakr bin Abdillâh al-
Muzanîy berkata,
beruban akan menyibukkan diri dengan hak-hak Allah SWT yang belum
Banyak hadis yang menjelaskan bahwa uban akan menjadi cahaya bagi
Dari ‘Amr bin Syu'aib dari Bapaknya dari Kakeknya ia berkata, bahwa
40
Abû ‘Abdillâh Sufyân bin Sa’îd Masrûq al-Tsaurî al-Kûfî, Tafsir al-Tsaurî (Beirut: Dâr
al-Kutub al-‘Alamiyah, 1403), 17.
41
Abû Bakr ‘Abdillâh bin Muhammad bin ‘Ubaid bin Sufyân bin Qais al-Baghdâdî al-
Umawî al-Qurasyî, Qashru al-Aml (Beirut: Dâr ibn Hazm, 1417), 82.
47
َّد َحدَّثَنَا ُس ْفيَا ُن الْ َم ْع ََن َع ْن ابْ ِن َع ْجالَ َن َع ْن َع ْم ِرو بْ ِن َ َحدَّثَنَا ُم َس َّد ٌد َحدَّثَنَا ََْي ََي ح
ٌ وحدَّثَنَا ُم َسد
يب ِ ٍِ ِ ِ ِ َّ اَّللِ صلَّى َ َب َع ْن أَبِ ِيه َع ْن َج ِد ِه ق
ٍ ُش َعْي
ُ ب َما م ْن ُم ْسلم يَش َ اَّللُ َعلَْيه الَ تَْنت ُفوا الشَّْي َ َّ ول ُ ال َر ُس َ َال ق
42 ِ ِ
.ورا يَ ْوَم الْقيَ َامة ْ َال َع ْن ُس ْفيَا َن إِالَّ َكان
ً ُت لَهُ ن َ َاْل ْسالَِم ق
ِْ َشْي بَةً ِِف
Betapa luar biasanya keutamaan uban bagi umat muslim pada hari dimana
semua orang hanya memikirkan dirinya sendiri, kita yang beruban akan
mendapatkan cahaya naungan dari Allah SWT, namum sebaliknya orang yang
bahwa Saya pernah mendengar seorang wanita cantik mengatakan, “pria yang
tampan itu, dengan hiasan uban di kepalanya, lebih memantapkan hati”.44 Uban
diperintahkan oleh Allah SWT untuk menghormati seseorang yang sudah tua
42
Abū Dâud Sulaimân bin al-Asy’ats bin Ishâq bin Basyīr bin Syaddâd bin ‘Amar al-Azdī
al-Sijistânī, Sunan Abī Dâud, Juz 6, 266.
43
Muhammad bin ‘īsâ bin saurah bin Mūsâ bin al-Dhahhâk al-Tirmidzī, al-Jâmi’ al-Kabīr
Sunan al-Tirmidzī, Juz 4, 422.
44
M. Syafi’i Hadzami, Fatwa-Fatwa Muallim: Taudhîhul Adillah, Jilid 6, 381.
48
45
.هللا إِ ْكَر َام ِذي الشَّْي بَ ِة الْ ُم ْسلِ ِم
ِ إِ َّن ِمن إِج َال ِل
ْ ْ
Artinya: “Sesunguhnya termasuk dari pengagungan kepada Allah ialah
menghormati orang muslim yang sudah beruban (orang tua).”
majelis, bersikap sopan dan santun kepadanya dan berusaha menjadi pendengar
yang baik ketika dia berbicara, serta mengambil faidah dari lika-liku kehidupan
Dalam riwayat lain dijelaskan, dari Sa’id bin Musayyib, beliau berkata:
Abū Dâud Sulaimân bin al-Asy’ats bin Ishâq bin Basyīr bin Syaddâd bin ‘Amar al-Azdī
45
al-Sijistânī, Sunan Abī Dâud, Juz 7 (Beirūt: Dâr al-Risâlah al-‘Âlamiyah, 1430), 212.
46
Abū Dâud Sulaimân bin al-Asy’ats bin Ishâq bin Basyīr bin Syaddâd bin ‘Amar al-Azdī
al-Sijistânī, Sunan Abī Dâud, Juz 7, 213., Lihat juga Muhammad Asyraf bin Amîr bin ‘Alî bin
Haidar, ‘Aun al-Ma’bûd Syarh Sunan Abî Dâwud wa Ma’ah Hâsyiyah ibn al-Qayyim, Juz 13
(Beirut: Dâr al-Kutub al-‘Ilmîyah, 1415), 132.
47
Mâlik bin Anas bin Mâlik bin ‘Âmir al-Ashbahî al-Madanî, Muwatha` al-Imâm Mâlik,
Juz 2 (Beirut: Dâr Ihyâ` al-Turâts al-‘Arabî, 1406), 922.