Anda di halaman 1dari 22

TUGAS MANDIRI

Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Mandiri


Mata Kuliah Studi Hadits

Oleh:

BIMA ALNUR
11655103386

KELAS : III C

JURUSAN TEKNIK ELEKTRO


FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)
SULTAN SYARIF KASIM (SUSKA)
RIAU
2017

1
A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang
Hadis merupakan salah satu dasar pengambilan hukum Islam setelah al-
Quran. Sebab hadis mempunyai posisi sebagai penjelas terhadap makna yang
dikandung oleh teks suci tersebut. Apalagi, banyak terdapat ayat-ayat yang masih
global dan tidak jelas Maknanya sehingga seringkali seorang mufassir memakai
hadis untuk mempermudah pemahamannya.
Seiring dengan perkembangan ulumul hadis, maka terdapat beberapa
kalangan yang serius sebagai pemerhati hadis. Hal ini tidak lain bertujuan untuk
mengklasifikasikan hadis dari aspek kualitas hadis baik ditinjau dari segi matan
hadis maupun sanad hadis. Sehingga dapat ditemukan hadis-hadis yang layak
sebagai hujjah dan hadis yang tidak layak sebagai hujjah.
Posisi hadis sebagai sumber hukum. Tidak lain karena adanya kesesuaian
antara hadis dengan teks suci yang ditranmisikan kepada Nabi Muhammad. Bisa
juga dikatakan bahwa hadis merupakan wahyu Tuhan yang tidak dikodifikasikan
dalam bentuk kitab sebab lebih banyak hasil dari proses berpikirnya Nabi dan
hasil karya Nabi. Akan tetapi bukan berarti hadis adalah al-Quran.
Dengan alasan itu maka selayaknya hadis mendapat perhatian yang khusus
bagi tokoh cendekiawan Muslim selain studi al-Quran. Agar khazanah ajaran
islam benar-benar mengakar dengan melakukan kontektualisasi terhadap realitas
dimana hadis itu hadir.

2. Rumusan Masalah
2.1. Bagaimana cara mengetahui takhrij hadits?
2.2. Bagaimana cara mengklasifikasi hadits?
2.3. Bagaimana metode pemahaman hadits?

3. Tujan
3.1. Mengetahui takhrij hadits
3.2. Mengetahui klasifikasi hadits
3.3. Mengetahui metode pemahaman hadits

2
B. TAKHRIJ HADITS

1. Mengetahui Matan Hadits


Penulis mengetahui matan hadits pada sebuah Khutbah Jum’at, dengan
keterangan sebagai berikut;
Nama Pembicara : Abdul Ahad
Bilal : Jefri Afandin
Kegiatan : Khutbah Jum’at
Judul : Shalat Mencegah Keji dan Mungkar
Waktu & Tempat : Jum’at 15 Desember 2017(12.30 WIB) / Mesjid Imam
Bonjol Pekanbaru
Dalam Khutbahnya, Ustad Abdul Ahad menyampaikan sebuah terjemahan
hadist sebagai berikut;

“Shalat Tepat Pada Waktunya”


Hadis ini diriwayatkan oleh beberapa ulama hadis. Antara lain oleh Al-
Bukhari, Muslim, An-Nasa’i, At-Tirmidzi, Ahmad dan Ad-Darimi.

2. Hadits Lengkap
Berikut ini adalah hadits yang telah penulis temukan melalui aplikasi
pencarian hadits lidwa pusaka, dengan keterangan sebagai berikut;

Sumber : Tirmidzi
Kitab : Berbakti dan Menyambung Silaturrahim
Bab : Lain2
No. Hadist : 1820

‫ع ْن ْال َو ِلي ِد ب ِْن‬َ ِ ‫ع ْن ْال َم ْسعُودِي‬ َ ‫ار ِك‬ َ َ‫َّللا ب ُْن ْال ُمب‬
ِ َّ ُ‫ع ْبد‬ َ ‫َحدَّثَنَا أ َ ْح َمدُ ب ُْن ُم َح َّم ٍد أ َ ْخ َب َرنَا‬
َّ ‫صلَّى‬
ُ‫َّللا‬ َ ِ‫َّللا‬ َّ ‫سو َل‬ُ ‫سأ َ ْلتُ َر‬ َ ‫ع ْن اب ِْن َم ْسعُو ٍد َقا َل‬ َ ِ ‫ش ْي َبانِي‬ َّ ‫ع ْن أ َ ِبي َع ْم ٍرو ال‬ َ ‫ْال َعيْزَ ِار‬
‫ص ََلة ُ ِل ِميقَاتِ َها قُ ْلتُ ث ُ َّم َماذَا‬ َّ ‫ض ُل قَا َل ال‬ َ ‫ي ْاْل َ ْع َما ِل أ َ ْف‬ ُّ َ ‫َّللاِ أ‬
َّ ‫سو َل‬ ُ ‫سلَّ َم فَقُ ْلتُ يَا َر‬ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َ
‫َّللاِ ث ُ َّم‬
َّ ‫س ِبي ِل‬ َ ‫َّللاِ قَا َل ْال ِج َهاد ُ ِفي‬َّ ‫سو َل‬ ُ ‫َّللاِ قَا َل بِ ُّر ْال َوا ِلدَي ِْن قُ ْلتُ ث ُ َّم َماذَا يَا َر‬ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫يَا َر‬
‫سى‬ َ
َ ‫سل َم َولَ ْو ا ْست َزَ ْدتُهُ لَزَ ادَنِي قَا َل أبُو ِعي‬ َّ َ ‫علَ ْي ِه َو‬ َّ ‫صلى‬
َ ُ‫َّللا‬ َّ ِ َّ ‫سو ُل‬
َ ‫َّللا‬ ُ ‫ع ِني َر‬ َ ‫ت‬ َ ‫س َك‬ َ
‫ي‬ َّ
ُّ ِ‫ص ِحي ٌح َر َواهُ الش ْيبَان‬ َ ‫سن‬ٌ ٌ
َ ‫اس َو ُه َو َحدِيث َح‬ ٍ َ‫س ْعد ُ ب ُْن إِي‬ َ ُ‫ي ا ْس ُمه‬ َّ
ُّ ِ‫ع ْم ٍرو الش ْيبَان‬ َ ‫َوأبُو‬ َ
‫ع ْن‬ َ ‫ِيث ِم ْن َغي ِْر َو ْج ٍه‬ ْ
ُ ‫ي َهذَا ال َحد‬ ْ
َ ‫ع ْن ال َو ِلي ِد ب ِْن ال َعيْزَ ِار َوقَ ْد ُر ِو‬ ْ َ ‫اح ٍد‬ ِ ‫غي ُْر َو‬ َ ‫ش ْع َبةُ َو‬
ُ ‫َو‬
‫ع ْن اب ِْن َم ْسعُود‬ َ ِ ‫ش ْيبَانِي‬ َّ ‫أ َ ِبي َع ْم ٍرو ال‬

3
Terjemahannya:
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Muhammad, telah mengabarkan
kepada kami Abdullah bin Mubarak dari Al Mas'udi dari Al Walid bin Al 'Aizar
dari Abi Amru Asy Syaibani dari Ibnu Mas'ud ia berkata; Aku pernah bertanya
kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Wahai Rasulullah, amalan
apakah yang paling mulia?" beliau menjawab: "Shalat tepat pada waktunya."
Aku bertanya lagi, "Kemudian apakah lagi wahai Rasulullah?" beliau menjawab:
"Kemudian berbakti kepada kedua orang tua." Aku bertanya lagi, "Apa lagi
wahai Rasulullah?" beliau menjawab: "Kemudian berjihad di jalan Allah." Lalu
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diam, sekiranya aku bertanya lagi,
niscaya beliau akan menjawabnya. Abu Isa berkata; Abu Amr Asy Syaibani
namanya adalah Sa'd bin Iyas. Dan ini adalah hadits hasan shahih, dan telah
diriwayatkan pula oleh Asy Syaibani dan Syu'bah serta lebih dari satu orang rawi
dari Al Walid bin Al Aizar. Hadits ini juga telah diriwayatkan oleh lebih dari satu
jalur dari Abu Amr Asy Syaibani dari Ibnu Mas'ud.

Sumber : Bukhari
Kitab : Waktu-waktu shalat
Bab : Keutamaan shalat pada waktunya
No. Hadist : 496

‫ش ْع َبةُ قَا َل ْال َو ِليد ُ ب ُْن ْال َعيْزَ ِار أَ ْخبَ َرنِي‬
ُ ‫ع ْب ِد ْال َم ِل ِك قَا َل َحدَّثَنَا‬ َ ‫َحدَّثَنَا أَبُو ْال َو ِلي ِد ِهشَا ُم ب ُْن‬
َ ‫َار إِلَى دَ ِار‬
‫ع ْب ِد‬ َ ‫ب َه ِذ ِه الد َِّار َوأَش‬ ُ ‫اح‬ َ ‫ي يَقُو ُل َحدَّثَنَا‬
ِ ‫ص‬ َّ ‫ع ْم ٍرو ال‬
َّ ‫ش ْيبَا ِن‬ َ ‫س ِم ْعتُ أَبَا‬ َ ‫قَا َل‬
‫علَى‬ َ ُ ‫ص ََلة‬ َّ ‫ي ْال َع َم ِل أ َ َحبُّ ِإلَى‬
َّ ‫َّللاِ قَا َل ال‬ ُّ َ ‫سلَّ َم أ‬
َ ‫علَ ْي ِه َو‬
َ ُ‫َّللا‬َّ ‫صلَّى‬ َ ‫ي‬ َّ ‫سأ َ ْلتُ النَّ ِب‬ َ ‫َّللاِ قَا َل‬َّ
‫َّللاِ قَا َل َحدَّثَنِي‬ َ ‫ي قَا َل ْال ِج َهاد ُ فِي‬
َّ ‫س ِبي ِل‬ ٌّ َ ‫ي قَا َل ث ُ َّم ِب ُّر ْال َوا ِلدَي ِْن قَا َل ث ُ َّم أ‬ ٌّ َ ‫َو ْقتِ َها قَا َل ث ُ َّم أ‬
‫ِب ِه َّن َولَ ْو ا ْست َزَ ْدتُهُ لَزَ ادَ ِني‬

Terjemahannya:
Telah menceritakan kepada kami Abu Al Walid Hisyam bin 'Abdul Malik berkata,
telah menceritakan kepada kami Syu'bah berkata, telah mengabarkan kepadaku
Al Walid bin Al 'Aizar berkata, Aku mendengar Abu 'Amru Asy Syaibani berkata,
"Pemilik rumah ini menceritakan kepada kami -seraya menunjuk rumah 'Abdullah
- ia berkata, "Aku pernah bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
"Amal apakah yang paling dicintai oleh Allah?" Beliau menjawab: "Shalat pada
waktunya." 'Abdullah bertanya lagi, "Kemudian apa kagi?" Beliau menjawab:
"Kemudian berbakti kepada kedua orangtua." 'Abdullah bertanya lagi,
"Kemudian apa kagi?" Beliau menjawab: "Jihad fi sabilillah." 'Abdullah berkata,
"Beliau sampaikan semua itu, sekiranya aku minta tambah, niscaya beliau akan
menambahkannya untukku."

4
3. Skema Mata Rantai Sanad Hadits
Sanad adalah sandaran yang dapat dipercaya atau kaki bukti (menurut
bahasa). Sedangkan menurut istilah sanad adalah yang menghubungkan matan
atau teks hadist kepada Nabi Muhammad saw. Artinya,sanad adalah rangkaian
rawi yang mengantarkan matan hingga kepada Nabi Muhammad saw.

Berikut dilampirkan jalur sanad dari hadits riwayat Tirmidzi no.1820 :

 Tirmidzi no.1820 urutan sanad perawi 1

Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallm

Abdullah bin Mas'ud


bin ghafil bin habib

Sa'ad bin Iyas

Al Walid bin Al 'Ayzar


bin Huraits

Abdur Rahman bin


'Abdullah bin 'Utbah bin
'Abdullah bin Mas'ud

Abdullah bin Al
Mubarak bin Wadlih

Ahmad bin Muhammad


bin Musa

5
 Tirmidzi no.1820 urutan sanad perawi 2

Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallm

Abdullah bin Mas'ud


bin ghafil bin habib

Sa'ad bin iyas

Al Walid bin Al 'Ayzar


bin Huraits

Sulaiman bin Abi


Sulaiman Fairuz

 Tirmidzi no.1820 urutan sanad perawi 3

Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallm

Abdullah bin Mas'ud bin


Ghafil bin Habib

Sa'ad bin Iyas

Al Walid bin Al 'Ayzar


bin Huraits

Syu'bah bin Al Hajjaj bin


Al Warad

6
Berikut dilampirkan jalur sanad dari hadits riwayat Bukhari no.496 :
 Bukhari no.496 urutan sanad perawi 1

Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallm

Abdullah bin Mas'ud bin


Ghafil bin Habib

Sa'ad bin Iyas

Al Walid bin Al 'Ayzar


bin Huraits

Syu'bah bin Al Hajjaj bin


Al Warad

Hisyam bin 'Abdul


Mallik

Keterangan:
: Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam

: Sahabat, ialah orang yang bertemu rasulullah sahallahu'alaihi wa


sallam dan ia seorang muslim sampai akhir hayatnya.

: Tsiqah/ Mutqin/`Adil, ialah Perawi yang mempunyai sifat `adil dan


kuat hafalannya.
: Tsiqah Tsiqah atau Tsiqah Hafidz, ialah Perawi yang mempunyai
kredibilitas yang tinggi, yang terkumpul pada dirinya sifat adil dan
hafalannya sangat kuat.
: Shaduq, buruk hapalannya = Perawai yang jujur terhadap apa yang
dibertiakan, tetapi ia memiliki hapalan yang buruk dan sering keliru
dalam periwayatan

7
4. Urutan Sebagai Perawi dan Sanad
- Tirmidzi no.1820 urutan sanad perawi 1
Urutan Urutan
NO Nama Perawi Hadits
Sebagai Perawi Sebagai Sanad
Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil Perawi I Sanad VI
1
bin Habib

2 Sa'’ad bin Iyas Perawi II Sanad V

Al Walid bin Al ‘Ayzar bin Perawi III Sanad IV


3 Huraits

Abdur Rahman bin ‘Abdullah bin Perawi IV Sanad III


4
‘Utbah bin ‘Abdullah bin Mas’ud

Abdullah bin Al Mubarak bin Perawi V Sanad II


5
Wadlih

Ahmad bin Muhammad bin Perawi VI Sanad I


6
Musa
7 Tirmidzi Perawi VII Mukharrij Hadits

- Tirmidzi no. 1820 urutan sanad perawi 2


Urutan Urutan
NO Nama Perawi Hadits
Sebagai Perawi Sebagai Sanad
Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil Perawi I Sanad IV
1
bin Habib

2 Sa'’ad bin Iyas Perawi II Sanad III

Al Walid bin Al ‘Ayzar bin Perawi III Sanad II


3 Huraits

Sulaiman bin Abi Sulaiman Perawi IV Sanad I


4
Fairuz

5 Tirmidzi Perawi V Mukharrij Hadits

8
- Tirmidzi no. 1820 urutan sanad perawi 3
Urutan Urutan
NO Nama Perawi Hadits
Sebagai Perawi Sebagai Sanad
Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil Perawi I Sanad IV
1
bin Habib

2 Sa'’ad bin Iyas Perawi II Sanad III

Al Walid bin Al ‘Ayzar bin Perawi III Sanad II


3 Huraits

Syu’bah bin Al Hajjaj bin Al Perawi IV Sanad I


4
Warad

5 Tirmidzi Perawi V Mukharrij Hadits

- Bukhari no.496 urutan sanad perawi 1


Urutan Urutan
NO Nama Perawi Hadits
Sebagai Perawi Sebagai Sanad
Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil Perawi I Sanad V
1
bin Habib

2 Sa’ad bin Iyas Perawi II Sanad IV

Al Walid bin Al ‘Ayzar bin Perawi III Sanad III


3 Huraits

Syu’bah bin Al Hajjaj bin Al Perawi IV Sanad II


4
Warad

5 Hisyam bin ‘Abdul Malik Perawi V Sanad I

6 Bukhari Perawi VI Mukharrij Hadits

9
B.KLASIFIKASI HADITS

1. Berdasarkan Dari Kuantitas Periwayatan

Hadits ditinjau dari segi jumlah rawi atau banyak sedikitnya perawi yang

menjadi sumber berita, maka dalam hal ini pada garis besarnya hadits dibagi

menjadi dua macam, yakni hadits mutawatir dan hadits ahad.

Dan hadits Tirmidzi no.1820 dan Bukhari no.496 ini termasuk pada hadis
mutawatir karena jumlah pemberitaannya mencapai jumlah pemberita hadis
mutawatir yaitu melebihi jumlah perawinya. Dimana menentukan hadits
mutawatir sekurang kurangnya jumlah perawinya 4 orang.

2. Berdasarkan Dari Kwalitasnya

Perlu kita ketahui ketika hadits tersebut dapat dikatakan Shahih,Hasan,


atau Dho’if . jika mendapati ketentuan masing-masing kualitas terpenuhi. Tiap-
tiap perowi akan di pertanyakan integritasnya.

Berikut integritas rowi-rowinya dari hadits yang kita dapatkan yaitu hadits
Tirmidzi no.1820 dan Bukhari no.496 :

Nama Rowi Biografi Komentar Ulama


Abdullah bin Mas’ud bin  Nama Lengkap : Sahabat ialah orang yang
Ghafil bin Habib Abdullah bin bertemu rasulullah
Mas'ud bin Ghafil sahallahu'alaihi wa sallam
bin Habib dan ia seorang muslim
 Kalangan : sampai akhir hayatnya.
Shahabat
 Kuniyah : Abu
'Abdur Rahman
 Negeri semasa
hidup : Kufah
 Wafat : 32 H

10
Sa’’ad bin Iyas  Nama Lengkap : Perawi yang mempunyai
Sa'ad bin Iyas sifat `adil dan kuat
 Kalangan : Tabi'in hafalannya
kalangan tua
 Kuniyah : Abu
'Amr
 Negeri semasa
hidup : Kufah
 Wafat : 96 H

Al Walid bin Al ‘Ayzar  Nama Lengkap : Perawi yang mempunyai


bin Huraits Al Walid bin Al sifat `adil dan kuat
'Ayzar bin Huraits hafalannya
 Kalangan : Tabi'in
kalangan biasa
 Kuniyah :
 Negeri semasa
hidup : Kufah
 Wafat :

Abdur Rahman bin  Nama Lengkap : Shaduq,buruk hapalannya


‘Abdullah bin ‘Utbah bin Abdur Rahman = Perawi yang jujur
‘Abdullah bin Mas’ud bin 'Abdullah bin terhadap apa yang
'Utbah bin dibertiakan, tetapi ia
'Abdullah bin memiliki hapalan yang
Mas'ud buruk dan sering keliru
 Kalangan : Tabi'ut dalam periwayatan
Tabi'in kalangan
tua
 Kuniyah :
 Negeri semasa
hidup : Kufah

11
 Wafat : 160 H

Abdullah bin Al Mubarak  Nama Lengkap : Tsiqah Tsiqah atau


bin Wadlih Abdullah bin Al Tsiqah Hafidz, ialah
Mubarak bin Perawi yang mempunyai
Wadlih kredibilitas yang tinggi,
 Kalangan : Tabi'ut yang terkumpul pada
Tabi'in kalangan dirinya sifat adil dan
pertengahan hafalannya sangat kuat.
 Kuniyah : Abu
'Abdur Rahman
 Negeri semasa
hidup : Himash
 Wafat : 181 H

Ahmad bin Muhammad  Nama Lengkap : Tsiqah Tsiqah atau


bin Musa Ahmad bin Tsiqah Hafidz, ialah
Muhammad bin Perawi yang mempunyai
Musa kredibilitas yang tinggi,
 Kalangan : Tabi'ul yang terkumpul pada
Atba' kalangan tua dirinya sifat adil dan
 Kuniyah : Abu Al hafalannya sangat kuat.
'Abbas
 Negeri semasa
hidup : Himsh
 Wafat : 238 H

Sulaiman bin Abi  Nama Lengkap : Perawi yang mempunyai


Sulaiman Fairuz Sulaiman bin Abi sifat `adil dan kuat
Sulaiman Fairuz hafalannya
 Kalangan : Tabi'in
kalangan biasa
 Kuniyah : Abu

12
Ishaq
 Negeri semasa
hidup : Kufah
 Wafat : 138 H

Syu’bah bin AL Hajjaj  Nama Lengkap : Tsiqah Tsiqah atau


bin Al Warad Syu'bah bin Al Tsiqah Hafidz, ialah
Hajjaj bin Al Perawi yang mempunyai
Warad kredibilitas yang tinggi,
 Kalangan : Tabi'ut yang terkumpul pada
Tabi'in kalangan dirinya sifat adil dan
tua hafalannya sangat kuat.
 Kuniyah : Abu
Bistham
 Negeri semasa
hidup : Bashrah
 Wafat : 160 H

Hisyam bin ‘Abdul  Nama Lengkap : Sahabat ialah orang yang


Mallik Hisyam bin bertemu rasulullah
'Abdul Mallik sahallahu'alaihi wa sallam
 Kalangan : dan ia seorang muslim
Shahabat sampai akhir hayatnya.
 Kuniyah : Abu Al
Walid
 Negeri semasa
hidup : Bashrah
 Wafat : 227 H

Dari Tabel di atas kita sangat jelas melihat dari hadits Tirmidzi no.1820
dan Bukhari no.496 dengan rowi-rowi nya tersebut semua nya memiliki sifat adil,
hafalanya yang kuat. Tetapi terdapat seorang perawi yang memiliki hapalan yang
buruk dan sering keliru dalam periwayatan. Dan terdapat 2 sahabat Rasullulah
yang bernama Abdullah bin Mas’ud bin ghafil bin habib dan Hisyam bin ‘Abdul

13
Mallik Beliau adalah orang yang bertemu rasulullah sahallahu'alaihi wa sallam
dan ia seorang muslim sampai akhir hayatnya.

Hadits tersebut adalah shahih dan sesuai dengan ketentuan-ketetuan shahih


yang mana ketentuan shahih adalah sebagi berikut

A. Sanadnya bersambung.
B. Perawinya bersifat adil.
C. Perawinya bersifat dhobith/ Sempurna ingatanya.
D. Tidak Syadz /Hadits itu tidak menyelisihi.
E. Tidak Ilat/tidak Cacat.

Pengertian Hadits shahih

Kata shahih dalam Bahasa di artikan sehat dan antonimnya dari kata as-
saqim yang berarti orang sakit, dan menurut istilah shahih adalah hadits-hadits
yang sesuai dengan ketentuanya yaitu Sanadnya bersambung.,Perawinya bersifat
adil,Perawinya bersifat dhobith/ Sempurna ingatanya,Tidak Syadz /Hadits itu
tidak menyelisihi.,Tidak Ilat/tidak Cacat.

3. Pembagian Hadits berdasarkan penyandaran Hadits

Pembagian yang terakhir adalah melihat Hadits dari segi penyandarannya,


kepada siapa hadits itu disandarkan. Hadits dengan melihat tinjauan ini, terbagi
menjadi empat, yaitu Hadits marfu’, Hadits mauquf, Hadits maqthu’ dan hadits
qudsi.

Hadits Tirmidzi no.1820 dan Bukhari no.496 termasuk kedalam hadits


marfu’ karena disandarkannya ia kepada yang memiliki kedudukan tinggi, yaitu
Rasulullah shallallaahu ‘alaihi wasallam dan hadit marfu’ ini terbagi dua yaitu
marfu’ sharih(marfu’ haqiqy) yaitu hadits yang disandarkan secara tegas kepada
Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam dan hadits marfu’ ghairu sharih (marfu’
hukmy) yaitu hadits yang tidak disandarkan secara tegas kepada Rasulullah
shallallahu ‘alaihi wasallam. Dan hadits ini termasuk kepada hadits marfu’
sharih(marfu’ haqiqy) karna disandarkan secara tegas. Hadits marfu’
sharih(marfu’ haqiqy) ini termasuk pada marfu’qauly(perkatan).

14
C.PEMAHAMAN HADITS

1. Pemahaman Hadits Sesuai Dengan Petunjuk Al-Qur’an

Dari hadist Tirmidzi no.1820 dan Bukhari no.496 menyebutkan bahwa


amalan paling mulia adalah shalat tepat pada waktunya. Wajib bagi setiap muslim
mengerjakan shalat tepat pada waktunya.Memelihara shalat berarti mengerjakan
tepat pada waktunya. Sebagaimana firman Allah Subhanahu wata’ala:

[103 :‫َت َعلَى ْال ُمؤْ ِم ِنينَ ِكتَابًا َم ْوقُوتًا[النساء‬


ْ ‫ص ََلة َ َكان‬
َّ ‫ِإ َّن ال‬
"Sesungguhnya shalat itu adalah kewajiban yang ditentukan waktunya atas
orang-orang yang beriman.” [QS. An Nisaa’: 103]
Memelihara shalat kebalikannya adalah menelantarkan dan menyia-
nyiakannya, maka barangsiapa yang menunda pelaksanaannya keluar dari
waktunya berarti telah menelantarkannya dan tidak memeliharanya.

Allah Subhanahu wata'ala berfirman :

َ ‫ص ََلةِ ْال ُو ْس‬


[238 :‫طى [البقرة‬ ِ ‫صلَ َوا‬
َّ ‫ت َوال‬ ُ ِ‫َحاف‬
َّ ‫ظوا َعلَى ال‬
"Peliharalah segala shalat (mu), dan (peliharalah) shalat wusthaa." [Al Baqarah
(2):238]
Menyia-nyiakan shalat maksudnya adalah menundanya hingga keluar dari
waktunya.

Allah Subhanahu wata'ala berfirman :

َ ‫ص ََلتِ ِه ْم‬
[5 ،4 :‫سا ُهونَ [الماعون‬ َ ‫فَ َو ْي ٌل ِل ْل ُم‬
َ ‫ص ِلينَ * الَّذِينَ ُه ْم َع ْن‬
"Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang
lalai dari shalatnya," [Al Maa'uun (107):4 & 5]

Ini menunjukkan keagungan sholat, bahwasanya sholat merupakan


kewajiban melekat, yang tidak terlepas bagi seorang muslim bagaimanapun
keadaannya.

15
2. Pemahaman Hadits Secara Tematik-Korelatif

A. Pemahamman secara Tematik

Pada hadits Tirmidzi no 1820 dan Bukhari no.496 secara tematik dapat
kita ambil beberapa hadits yang setema yaitu :

-Hadits Muslim no. 1027 :

َّ ‫ف ب ُْن ِهش ٍَام َحدَّثَنَا َح َّمادُ ب ُْن زَ ْي ٍد قَا َل ح و َحدَّثَنِي أَبُو‬


ِ‫الربِيع‬ ُ َ‫َحدَّثَنَا َخل‬
ِ ‫ي قَ َاَل َحدَّثَنَا َح َّمادٌ َع ْن أ َ ِبي ِع ْم َرانَ ْال َج ْونِي‬ ُّ ‫ام ٍل ْال َج ْحدَ ِر‬ ِ ‫ي َوأَبُو َك‬ َّ
ُّ ِ‫الز ْه َران‬
‫ت َع ْن أ َ ِبي ذَ ٍر قَا َل‬ ِ ‫ام‬ ِ ‫ص‬ َّ ‫َع ْن َع ْب ِد‬
َّ ‫َّللاِ ب ِْن ال‬
َّ ‫ت َعلَي َْك أ ُ َم َرا ُء يُ َؤ ِخ ُرونَ ال‬
‫ص ََلة َ َع ْن‬ ْ َ‫ت ِإذَا َكان‬ َ ‫ْف أ َ ْن‬
َ ‫َّللاِ َكي‬
َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫قَا َل ِلي َر‬
َ ‫ص ََلة‬ َّ ‫ص ِل ال‬ َ ‫ص ََلة َ َع ْن َو ْقتِ َها قَا َل قُ ْلتُ فَ َما تَأ ْ ُم ُرنِي قَا َل‬ َّ ‫َو ْقتِ َها أ َ ْو يُ ِميتُونَ ال‬
ٌ‫ص ِل فَإِنَّ َها لَ َك نَافِلَة‬
َ َ‫ِل َو ْقتِ َها فَإ ِ ْن أ َ ْد َر ْكت َ َها َم َع ُه ْم ف‬
‫ف َع ْن َو ْقتِ َها‬ ٌ َ‫َولَ ْم يَ ْذ ُك ْر َخل‬
Telah menceritakan kepada kami Khalaf bin hisyam telah menceritakan kepada
kami Hammad bin Zaid katanya (dan diriwayatkan dari jalur lain) telah
menceritakan kepadaku Abu Rabi' Az Zahrani dan Abu Kamil Al Jahdari,
keduanya berkata; telah menceritakan kepada kami Hammad dari Abu Imran Al
Jauni dari Abdullah bin Shamit dari Abu Dzar, katanya; Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam bertanya kepadaku; "Bagaimana pendapatmu jika engkau
dipimpin oleh para penguasa yang mengakhirkan shalat dari waktunya, atau
meninggalkan shalat dari waktunya?" Abu Dzar berkata; aku menjawab; "Lantas
apa yang anda perintahkan kepadaku?" Beliau bersabda; "Lakukanlah shalat
tepat pada waktunya, jika kamu mendapati bersama mereka, maka lakukanlah
lagi, sebab hal itu dihitung pahala shalat sunnah bagimu." Dan Abu Hurairah
tidak menyebutkan kalimat "Tertinggal dari waktunya."

-Haditst Ahmad no.3776 :

َ‫سي ُْن ب ُْن ُم َح َّم ٍد قَ َاَل َحدَّثَنَا ِإ ْس َرائِي ُل َع ْن أ َ ِبي إِ ْس َحاق‬ َ ‫َحدَّثَنَا َي ْح َيى ب ُْن آدَ َم َو ُح‬
‫َّللاِ قَا َل‬
َّ ‫ع ْب ِد‬ َ ‫عبَ ْيدَة َ َع ْن‬ ُ ‫ص َوأَبِي‬ ِ ‫َع ْن أَبِي ْاْل َ ْح َو‬
ُ ‫ص ََلة‬
َّ ‫ض ُل فَقَا َل ال‬ َ ‫ي ْاْل َ ْع َما ِل أ َ ْف‬ ُّ َ ‫سلَّ َم أ‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َع َل ْي ِه َو‬ َّ ‫سو َل‬
َ ِ‫َّللا‬ ُ ‫سأ َ ْلتُ َر‬
َ
‫َّللاِ َولَ ْو ا ْست َزَ دْتُ لَزَ ادَ ِني قَا َل‬َّ ‫س ِبي ِل‬ ْ ْ
َ ‫ِل َو ْق ِت َها َو ِب ُّر ال َوا ِلدَي ِْن َوال ِج َهادُ ِفي‬
ُ‫سي ٌْن ا ْست َزَ ْدتُه‬
َ ‫ُح‬
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Adam dan Husain bin Muhammad
keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Isra`il dari Abu Ishaq dari

16
Abu Al Ahwash dan Abu Ubaidah dari Abdullah ia berkata; Aku bertanya kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam; Amalan apakah yang paling afdlal?
Beliau menjawab: "Shalat tepat pada waktunya, berbakti kepada kedua orang tua
dan berjihad fi sabilillah." Seandainya aku meminta tambah, tentu beliau akan
menambahnya. Husain berkata; Aku meminta tambahan kepada beliau.

-Hadits Darimi no.1198 :

‫ي َحدَّث َ ِني‬ ُّ ‫ار‬ ِ ‫ص‬ َ ‫ان ْاْل َ ْن‬ ِ ‫الر ْح َم ِن هُ َو اب ُْن النُّ ْع َم‬ َّ ُ‫أ َ ْخبَ َرنَا أَبُو نُعَي ٍْم َحدَّثَنَا َع ْبد‬
‫ب قَا َل‬ ٍ ‫ي َع ْن أَبِي ِه َع ْن َك ْع‬ ُّ ‫ار‬ِ ‫ص‬ َ ‫ع ْج َرة َ ْاْل َ ْن‬ ُ ‫ب ب ِْن‬ ِ ‫س ْعدُ ب ُْن إِ ْس َحقَ ب ِْن َك ْع‬ َ
‫س ْب َعةٌ ِمنَّا‬ َ ‫سلَّ َم َون َْح ُن فِي ْال َم ْس ِج ِد‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫َّللا‬َّ ‫سو ُل‬ ُ ‫خ ََر َج َعلَ ْينَا َر‬
‫ث َ ََلثَةٌ ِم ْن َع َر ِبنَا َوأ َ ْربَعَةٌ ِم ْن َم َوا ِلينَا أ َ ْو أ َ ْربَ َعةٌ ِم ْن َع َربِنَا َوث َ ََلثَةٌ ِم ْن َم َوا ِلينَا‬
‫س‬َ َ‫ض ُح َج ِر ِه َحتَّى َجل‬ ِ ‫سلَّ َم ِم ْن َب ْع‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ‫ي‬ ُّ ‫قَا َل فَخ ََر َج َعلَ ْينَا النَّ ِب‬
‫ص َب ِع ِه فِي‬ْ ِ ‫ت ِبإ‬ َ ‫ص ََل ِة قَا َل فَنَ َك‬ َّ ‫ار ال‬ ُ ‫ظ‬ َ ‫س ُك ْم هَا ُهنَا قُ ْلنَا ا ْن ِت‬ ُ ‫ِإلَ ْينَا فَقَا َل َما يُ ْج ِل‬
‫سهُ فَقَا َل ه َْل ت َ ْد ُرونَ َما يَقُو ُل َربُّ ُك ْم‬ َ ْ‫سا َعةً ث ُ َّم َرفَ َع إِلَ ْينَا َرأ‬ َ ‫س‬ َ ‫ض َونَ َك‬ ِ ‫ْاْل َ ْر‬
َ َ‫ص ََلة َ ِل َو ْقتِ َها فَأَق‬
‫ام‬ َّ ‫صلَّى ال‬ َ ‫سولُهُ أ َ ْعلَ ُم قَا َل ِإنَّهُ يَقُو ُل َم ْن‬ َّ ‫قَا َل قُ ْلنَا‬
ُ ‫َّللاُ َو َر‬
‫ص ََلة َ ِل َو ْقتِ َها َولَ ْم‬ َّ ‫ص ِل ال‬ َ ُ‫ي َع ْهدٌ أ ُ ْد ِخلُهُ ْال َجنَّةَ َو َم ْن لَ ْم ي‬ َّ َ‫َحدَّهَا َكانَ لَهُ ِب ِه َعل‬
ُ‫ار َو ِإ ْن ِشئْتُ أ َ ْدخ َْلتُه‬ َ َّ‫يُ ِق ْم َحدَّهَا لَ ْم َي ُك ْن لَهُ ِع ْندِي َع ْهدٌ ِإ ْن ِشئْتُ أ َ ْدخ َْلتُهُ الن‬
َ‫ْال َجنَّة‬
Telah mengabarkan kepada kami Abu Nu'aim telah menceritakan kepada kami
'Abdurrahman -yaitu Ibnu An Nu'man Al Anshari-, telah menceritakan kepadaku
Sa'ad bin Ishaq bin Ka'ab bin 'Ujzah Al Anshari dari Ayahnya dari Ka'ab ia
berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah keluar menemui kami
sedang kami bertujuh tengah berada di masjid, tiga di antara kami adalah orang
Arab dan yang empat adalah bekas budak-budak kami, atau empat di antara kami
adalah orang Arab, dan yang tiga adalah bekas budak-budak kami." Ka'ab,
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian keluar dari salah satu
kamarnya dan duduk di dekat kami, lalu beliau bertanya: "Apa yang membuat
kalian duduk-duduk di sini (masjid)?" maka kami menjawab, "Menunggu shalat."
Ka'ab berkata, "Beliau menggaris-garis tanah dengan jari beliau, beliau sedikit
mengangguk-anggukkan kepala kemudian mengangkatnya memandang kami,
beliau lantas bersabda: 'Apakah kalian mengetahui apa yang sedang dikatakan
oleh Rabb kalian? ' Ka'ab berkata, "Kami menjawab: "Allah dan Rasul-Nya yang
lebih tahu." Beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah berfirman: 'Barangsiapa
menunaikan shalat tepat pada waktunya lalu menjaga batas-batasnya, maka
dengan perbuatannya ini Aku telah menjanjikan untuknya untuk memasukkannya
ke dalam surga. Dan barangsiapa tidak mengerjakan shalat tepat pada waktunya
dan menjaga batas-batasnya maka tidak ada janji dari-Ku, jika Aku berkehendak
maka Aku akan masukkan ia ke neraka, dan jika Aku kehendaki (pula) akan Aku
masukkan ia ke dalam surga'."

17
B. Pemahamman secara korelatif
Dan secara Korelatif keterkaitan hadits. Hadits Muslim no.1027, hadits
Ahmad no.3776, dan hadtis Darimi no.1198 di atas dengan hadits Tirmidzi no.
1820 dan Bukhari no.496 adalah kelima hadits tersebut di pandang salaing
menguatkan karna saling menganjurkan dan menyruh untuk shalat tepat pada
waktunya.

3. Pemahaman Hadits Secara Tekstual


A. Pemahaman secara tekstual
Pemahaman hadits Tirmidzi no.1820 dan Bukhari no.496 secara tekstual
dapat kita uraikan teks demi teks sebagai berikut :

ُ ‫سلَّ َم فَقُ ْلتُ يَا َر‬


‫سو َل‬ َّ ‫صلَّى‬
َ ‫َّللاُ َعلَ ْي ِه َو‬ َ ِ‫َّللا‬ َّ ‫سو َل‬ ُ ‫سأ َ ْلتُ َر‬
َ ‫َع ْن اب ِْن َم ْسعُو ٍد قَا َل‬
‫ص ََلة ُ ِل ِميقَاتِ َها‬
َّ ‫ض ُل قَا َل ال‬َ ‫ي ْاْل َ ْع َما ِل أ َ ْف‬
ُّ َ ‫َّللاِ أ‬
َّ
dari Ibnu Mas'ud ia berkata; Aku pernah bertanya kepada Rasulullah shallallahu
'alaihi wasallam, "Wahai Rasulullah, amalan apakah yang paling mulia?" beliau
menjawab: "Shalat tepat pada waktunya."

Dari potongan hadits diatas, dapat kita simpulkan bahwa amalan paling
mulia adalah shalat tepat pada waktunya. Shalat merupakan kewajiban yang
ditentukan waktunya. Shalat fardhu 5 kali sehari semalam telah disyari’atkan oleh
Allah Subhanahu wata'ala menjadi kewajiban bagi setiap mukmin. Shalat fardhu
yang dikerjakan dengan ikhlas semata-mata mengharap ridha Allah Subhanahu
wata'ala dan ditunaikan tepat pada waktunya maka akan dapat menghantarkan
dirinya dicintai oleh Allah Subhanahu wata'ala.

4. Pengujian Hadits dengan Kebenaran Ilmiah


Menurut pengamatan para ahli mengenai waktu shalat. Setiap
perpindahan/peralihan waktu shalat sebenarnya bersamaan dengan terjadinya
perubahan tenaga alam yang bisa diukur dan dirasakan melalui perubahan warna
alam. Fenomena perubahan warna alam ini tidak asing bagi penggemar dan
praktisi fotografi/video/film juga dalam industri cahaya/lampu,percetakan,
astrofisika dan lain-lain karena ada istilah suhu/temperatur warna (color

18
temperature) dimana kalau siang itu bluish (kebiru-biruan) dan kalau sore itu
reddish(kemerah-merahan)- Suhu warna biasanya menggunakan satuan Kelvin
(K) sebagai perangkat pengukurannya.

-Waktu Subuh
Pada waktu subuh, alam berada dalam spectrum warna biru muda yang
bersesuaian dengan frekuensi tiroid (kelenjar gondok). Dalam ilmu Fisiologi
(Ilmu Faal-salah satu dari ilmu biologi yang mempelajari berlangsungnya sistem
kehidupan) tiroid mempunyai pengaruh terhadap sistem metabolisma tubuh
manusia. Warna biru muda juga mempunyai rahasia tersendiri berkaitan dengan
rejeki dan cara berkomunikasi. Mereka yang masih tertidur nyenyak pada waktu
Subuh akan menghadapi masalah rejeki dan komunikasi. Mengapa? Karena tiroid
tidak dapat menyerap tenaga biru muda di alam ketika roh dan jasad masih
tertidur. Pada saat azan subuh berkumandang, tenaga alam ini berada pada
tingkatan optimum. Tenaga inilah yang kemudian diserap oleh tubuh kita
terutama pada waktu ruku dan sujud.

-Waktu Zuhur
Alam berubah menguning dan ini berpengaruh kepada perut dan sistem
pencernaan manusia secara keseluruhan. Warna ini juga punya pengaruh terhadap
hati. Warna kuning ini mempunyai rahasia berkaitan dengan keceriaan seseorang.
Jadi bagi mereka yang selalu ketinggalan atau melewatkan shalat Zuhur berulang
kali akan menghadapi masalah dalam sistem pencernaan serta berkurang
keceriaannya.

-Waktu Ashar
Alam berubah lagi warnanya menjadi jingga/oranye (warna antara merah
dan kuning). Hal ini berpengaruh cukup signifikan terhadap organ tubuh yaitu
prostat ( kelenjar eksorin pada pria jantan, fungsi utamanya adalah untuk
mengeluarkan dan menyimpan sejenis cairan yang menjadi dua pertiga bagian
dari air mani), rahim , ovarium/ indung telur (kelenjar kelamin wanita) , dan testis
(kelenjar kelamin jantan) yang merupakan sistem reproduksi secara keseluruhan.

19
Warna oranye di alam juga mempengaruhi kreativitas seseorang. Orang yang
sering ketinggalan waktu Asar akan menurun daya kreativitasnya. Disamping itu
organ-organ reproduksi ini juga akan kehilangan tenaga positif dari warna alam
tersebut.

-Waktu Magrhib
Warna alam kembali berubah menjadi merah. Sering pada waktu ini kita
mendengar banyak nasehat orang tua agar tidak berada di luar rumah. Nasehat
tersebut ada benarnya karena pada saat Maghrib tiba, spektrum warna alam
selaras dengan frekuensi jin dan iblis. Pada waktu ini jin dan iblis amat
bertenaga(powerful) karena mereka bergema atau ikut bergetar dengan warna
alam. Mereka yang sedang dalam perjalanan sebaiknya berhenti sejenak dan
mengerjakan shalat Maghrib terlebih dahulu. Hal ini lebih baik dan lebih selamat
karena pada waktu ini banyak gangguan (interferensi-interaksi antar gelombang
dalam satu daerah-bisa membangun dan merusak) atau terjadi tumpang-tindih dua
atau lebih gelombang yang berfrekuensi sama atau hampir sama dan bisa
menimbulkan fatamorgana yang bisa mengganggu mata(penglihatan) kita.

-Waktu Isya
Selanjutnya pada waktu ini warna alam berubah menjadi nila (indigo) dan
selanjutnya menjadi gelap. Waktu Isya mempunyai rahasia ketenteraman dan
kedamaian yang frekuensinya sesuai dengan sistem kontrol otak. Mereka yang
sering ketinggalan waktu Isya akan sering merasa gelisah. Untuk itulah ketika
alam mulai diselimuti kegelapan, kita dianjurkan untuk mengistirahatkan tubuh
ini. Dengan tidur pada waktu ini, keadaan jiwa kita berada pada gelombang Delta
dengan frekuensi dibawah 4HZ (Hertz adalah satuan ukur untuk frekuensi) dan
seluruh sistem tubuh memasuki waktu rehat.

Selepas tengah malam, alam mulai bersinar kembali dengan warna-warna


putih, merah jambu dan kemudian ungu. Perubahan warna ini selaras dengan
kelenjar pineal (badan pineal atau “mata ketiga”, sebuah kelenjar endokrin pada
otak)kelenjar pituitary (hipofisis), thalamus(struktur simetris garis tengah

20
dipasangkan dalam otak vertebrata termasuk manusia dan fungsinya mencakup
sensasi menyampaikan, rasa khusus dan sinyal motor ke korteks serebral, bersama
dengan pengaturan kesadaran, tidur dan kewaspadaan) dan
hypothalamus(hipotalamus-bagian otak yang terdiri dari sejumlah nucleus dengan
berbagai fungsi yang sangat peka terhadap steroid, glukokortikoid, glukosa dan
suhu). Maka sebaiknya kita bangun lagi pada waktu ini untuk mengerjakan shalat
malam(tahajud).

21
D. PENUTUP
1. Kesimpulan

Dengan adanya analisa hadits kita jadi tahu mana yang hadits shahih,
hasan, dhaif dan mana yang merupakan hadits palsu, tidah hanya sekedar
menerima tanpa adanya pembuktian. Hal ini juga dapat meningatkan keyakinan
kita terhadap hadits.
Adapun pendapat penulis mengenai shalat tepat pada waktunya dalam
makalah ini adalah bahwa shalat tepat pada waktunya merupakan amalan paling
mulia. Shalat merupakan kewajiban yang ditentukan waktunya. Shalat fardhu 5
kali sehari semalam telah disyari’atkan oleh Allah Subhanahu wata'ala menjadi
kewajiban bagi setiap mukmin. Shalat fardhu yang dikerjakan dengan ikhlas
semata-mata mengharap ridha Allah Subhanahu wata'ala dan ditunaikan tepat
pada waktunya maka akan dapat menghantarkan dirinya dicintai oleh Allah
Subhanahu wata'ala.

2. Saran

Pemakalah menyadari bahwa penyusunan makalah takhrij hadits tentang


shalat tepat pada waktunya ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu penulis
mengharapkan kritik dan saran yang membangun demi perbaikan atau
penyempurnaannya.

22

Anda mungkin juga menyukai