Oleh:
BIMA ALNUR
11655103386
KELAS : III C
1
A. PENDAHULUAN
1. Latar Belakang
Hadis merupakan salah satu dasar pengambilan hukum Islam setelah al-
Quran. Sebab hadis mempunyai posisi sebagai penjelas terhadap makna yang
dikandung oleh teks suci tersebut. Apalagi, banyak terdapat ayat-ayat yang masih
global dan tidak jelas Maknanya sehingga seringkali seorang mufassir memakai
hadis untuk mempermudah pemahamannya.
Seiring dengan perkembangan ulumul hadis, maka terdapat beberapa
kalangan yang serius sebagai pemerhati hadis. Hal ini tidak lain bertujuan untuk
mengklasifikasikan hadis dari aspek kualitas hadis baik ditinjau dari segi matan
hadis maupun sanad hadis. Sehingga dapat ditemukan hadis-hadis yang layak
sebagai hujjah dan hadis yang tidak layak sebagai hujjah.
Posisi hadis sebagai sumber hukum. Tidak lain karena adanya kesesuaian
antara hadis dengan teks suci yang ditranmisikan kepada Nabi Muhammad. Bisa
juga dikatakan bahwa hadis merupakan wahyu Tuhan yang tidak dikodifikasikan
dalam bentuk kitab sebab lebih banyak hasil dari proses berpikirnya Nabi dan
hasil karya Nabi. Akan tetapi bukan berarti hadis adalah al-Quran.
Dengan alasan itu maka selayaknya hadis mendapat perhatian yang khusus
bagi tokoh cendekiawan Muslim selain studi al-Quran. Agar khazanah ajaran
islam benar-benar mengakar dengan melakukan kontektualisasi terhadap realitas
dimana hadis itu hadir.
2. Rumusan Masalah
2.1. Bagaimana cara mengetahui takhrij hadits?
2.2. Bagaimana cara mengklasifikasi hadits?
2.3. Bagaimana metode pemahaman hadits?
3. Tujan
3.1. Mengetahui takhrij hadits
3.2. Mengetahui klasifikasi hadits
3.3. Mengetahui metode pemahaman hadits
2
B. TAKHRIJ HADITS
2. Hadits Lengkap
Berikut ini adalah hadits yang telah penulis temukan melalui aplikasi
pencarian hadits lidwa pusaka, dengan keterangan sebagai berikut;
Sumber : Tirmidzi
Kitab : Berbakti dan Menyambung Silaturrahim
Bab : Lain2
No. Hadist : 1820
ع ْن ْال َو ِلي ِد ب ِْنَ ِ ع ْن ْال َم ْسعُودِي َ ار ِك َ ََّللا ب ُْن ْال ُمب
ِ َّ ُع ْبد َ َحدَّثَنَا أ َ ْح َمدُ ب ُْن ُم َح َّم ٍد أ َ ْخ َب َرنَا
َّ صلَّى
َُّللا َ َِّللا َّ سو َلُ سأ َ ْلتُ َر َ ع ْن اب ِْن َم ْسعُو ٍد َقا َل َ ِ ش ْي َبانِي َّ ع ْن أ َ ِبي َع ْم ٍرو ال َ ْال َعيْزَ ِار
ص ََلة ُ ِل ِميقَاتِ َها قُ ْلتُ ث ُ َّم َماذَا َّ ض ُل قَا َل ال َ ي ْاْل َ ْع َما ِل أ َ ْف ُّ َ َّللاِ أ
َّ سو َل ُ سلَّ َم فَقُ ْلتُ يَا َر َ علَ ْي ِه َو َ
َّللاِ ث ُ َّم
َّ س ِبي ِل َ َّللاِ قَا َل ْال ِج َهاد ُ ِفيَّ سو َل ُ َّللاِ قَا َل بِ ُّر ْال َوا ِلدَي ِْن قُ ْلتُ ث ُ َّم َماذَا يَا َر َّ سو َل ُ يَا َر
سى َ
َ سل َم َولَ ْو ا ْست َزَ ْدتُهُ لَزَ ادَنِي قَا َل أبُو ِعي َّ َ علَ ْي ِه َو َّ صلى
َ َُّللا َّ ِ َّ سو ُل
َ َّللا ُ ع ِني َر َ ت َ س َك َ
ي َّ
ُّ ِص ِحي ٌح َر َواهُ الش ْيبَان َ سنٌ ٌ
َ اس َو ُه َو َحدِيث َح ٍ َس ْعد ُ ب ُْن إِي َ ُي ا ْس ُمه َّ
ُّ ِع ْم ٍرو الش ْيبَان َ َوأبُو َ
ع ْن َ ِيث ِم ْن َغي ِْر َو ْج ٍه ْ
ُ ي َهذَا ال َحد ْ
َ ع ْن ال َو ِلي ِد ب ِْن ال َعيْزَ ِار َوقَ ْد ُر ِو ْ َ اح ٍد ِ غي ُْر َو َ ش ْع َبةُ َو
ُ َو
ع ْن اب ِْن َم ْسعُود َ ِ ش ْيبَانِي َّ أ َ ِبي َع ْم ٍرو ال
3
Terjemahannya:
Telah menceritakan kepada kami Ahmad bin Muhammad, telah mengabarkan
kepada kami Abdullah bin Mubarak dari Al Mas'udi dari Al Walid bin Al 'Aizar
dari Abi Amru Asy Syaibani dari Ibnu Mas'ud ia berkata; Aku pernah bertanya
kepada Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, "Wahai Rasulullah, amalan
apakah yang paling mulia?" beliau menjawab: "Shalat tepat pada waktunya."
Aku bertanya lagi, "Kemudian apakah lagi wahai Rasulullah?" beliau menjawab:
"Kemudian berbakti kepada kedua orang tua." Aku bertanya lagi, "Apa lagi
wahai Rasulullah?" beliau menjawab: "Kemudian berjihad di jalan Allah." Lalu
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam diam, sekiranya aku bertanya lagi,
niscaya beliau akan menjawabnya. Abu Isa berkata; Abu Amr Asy Syaibani
namanya adalah Sa'd bin Iyas. Dan ini adalah hadits hasan shahih, dan telah
diriwayatkan pula oleh Asy Syaibani dan Syu'bah serta lebih dari satu orang rawi
dari Al Walid bin Al Aizar. Hadits ini juga telah diriwayatkan oleh lebih dari satu
jalur dari Abu Amr Asy Syaibani dari Ibnu Mas'ud.
Sumber : Bukhari
Kitab : Waktu-waktu shalat
Bab : Keutamaan shalat pada waktunya
No. Hadist : 496
ش ْع َبةُ قَا َل ْال َو ِليد ُ ب ُْن ْال َعيْزَ ِار أَ ْخبَ َرنِي
ُ ع ْب ِد ْال َم ِل ِك قَا َل َحدَّثَنَا َ َحدَّثَنَا أَبُو ْال َو ِلي ِد ِهشَا ُم ب ُْن
َ َار إِلَى دَ ِار
ع ْب ِد َ ب َه ِذ ِه الد َِّار َوأَش ُ اح َ ي يَقُو ُل َحدَّثَنَا
ِ ص َّ ع ْم ٍرو ال
َّ ش ْيبَا ِن َ س ِم ْعتُ أَبَا َ قَا َل
علَى َ ُ ص ََلة َّ ي ْال َع َم ِل أ َ َحبُّ ِإلَى
َّ َّللاِ قَا َل ال ُّ َ سلَّ َم أ
َ علَ ْي ِه َو
َ َُّللاَّ صلَّى َ ي َّ سأ َ ْلتُ النَّ ِب َ َّللاِ قَا َلَّ
َّللاِ قَا َل َحدَّثَنِي َ ي قَا َل ْال ِج َهاد ُ فِي
َّ س ِبي ِل ٌّ َ ي قَا َل ث ُ َّم ِب ُّر ْال َوا ِلدَي ِْن قَا َل ث ُ َّم أ ٌّ َ َو ْقتِ َها قَا َل ث ُ َّم أ
ِب ِه َّن َولَ ْو ا ْست َزَ ْدتُهُ لَزَ ادَ ِني
Terjemahannya:
Telah menceritakan kepada kami Abu Al Walid Hisyam bin 'Abdul Malik berkata,
telah menceritakan kepada kami Syu'bah berkata, telah mengabarkan kepadaku
Al Walid bin Al 'Aizar berkata, Aku mendengar Abu 'Amru Asy Syaibani berkata,
"Pemilik rumah ini menceritakan kepada kami -seraya menunjuk rumah 'Abdullah
- ia berkata, "Aku pernah bertanya kepada Nabi shallallahu 'alaihi wasallam,
"Amal apakah yang paling dicintai oleh Allah?" Beliau menjawab: "Shalat pada
waktunya." 'Abdullah bertanya lagi, "Kemudian apa kagi?" Beliau menjawab:
"Kemudian berbakti kepada kedua orangtua." 'Abdullah bertanya lagi,
"Kemudian apa kagi?" Beliau menjawab: "Jihad fi sabilillah." 'Abdullah berkata,
"Beliau sampaikan semua itu, sekiranya aku minta tambah, niscaya beliau akan
menambahkannya untukku."
4
3. Skema Mata Rantai Sanad Hadits
Sanad adalah sandaran yang dapat dipercaya atau kaki bukti (menurut
bahasa). Sedangkan menurut istilah sanad adalah yang menghubungkan matan
atau teks hadist kepada Nabi Muhammad saw. Artinya,sanad adalah rangkaian
rawi yang mengantarkan matan hingga kepada Nabi Muhammad saw.
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallm
Abdullah bin Al
Mubarak bin Wadlih
5
Tirmidzi no.1820 urutan sanad perawi 2
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallm
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallm
6
Berikut dilampirkan jalur sanad dari hadits riwayat Bukhari no.496 :
Bukhari no.496 urutan sanad perawi 1
Rasulullah shallallahu
‘alaihi wasallm
Keterangan:
: Rasulullahshallallahu ‘alaihi wasallam
7
4. Urutan Sebagai Perawi dan Sanad
- Tirmidzi no.1820 urutan sanad perawi 1
Urutan Urutan
NO Nama Perawi Hadits
Sebagai Perawi Sebagai Sanad
Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil Perawi I Sanad VI
1
bin Habib
8
- Tirmidzi no. 1820 urutan sanad perawi 3
Urutan Urutan
NO Nama Perawi Hadits
Sebagai Perawi Sebagai Sanad
Abdullah bin Mas’ud bin Ghafil Perawi I Sanad IV
1
bin Habib
9
B.KLASIFIKASI HADITS
Hadits ditinjau dari segi jumlah rawi atau banyak sedikitnya perawi yang
menjadi sumber berita, maka dalam hal ini pada garis besarnya hadits dibagi
Dan hadits Tirmidzi no.1820 dan Bukhari no.496 ini termasuk pada hadis
mutawatir karena jumlah pemberitaannya mencapai jumlah pemberita hadis
mutawatir yaitu melebihi jumlah perawinya. Dimana menentukan hadits
mutawatir sekurang kurangnya jumlah perawinya 4 orang.
Berikut integritas rowi-rowinya dari hadits yang kita dapatkan yaitu hadits
Tirmidzi no.1820 dan Bukhari no.496 :
10
Sa’’ad bin Iyas Nama Lengkap : Perawi yang mempunyai
Sa'ad bin Iyas sifat `adil dan kuat
Kalangan : Tabi'in hafalannya
kalangan tua
Kuniyah : Abu
'Amr
Negeri semasa
hidup : Kufah
Wafat : 96 H
11
Wafat : 160 H
12
Ishaq
Negeri semasa
hidup : Kufah
Wafat : 138 H
Dari Tabel di atas kita sangat jelas melihat dari hadits Tirmidzi no.1820
dan Bukhari no.496 dengan rowi-rowi nya tersebut semua nya memiliki sifat adil,
hafalanya yang kuat. Tetapi terdapat seorang perawi yang memiliki hapalan yang
buruk dan sering keliru dalam periwayatan. Dan terdapat 2 sahabat Rasullulah
yang bernama Abdullah bin Mas’ud bin ghafil bin habib dan Hisyam bin ‘Abdul
13
Mallik Beliau adalah orang yang bertemu rasulullah sahallahu'alaihi wa sallam
dan ia seorang muslim sampai akhir hayatnya.
A. Sanadnya bersambung.
B. Perawinya bersifat adil.
C. Perawinya bersifat dhobith/ Sempurna ingatanya.
D. Tidak Syadz /Hadits itu tidak menyelisihi.
E. Tidak Ilat/tidak Cacat.
Kata shahih dalam Bahasa di artikan sehat dan antonimnya dari kata as-
saqim yang berarti orang sakit, dan menurut istilah shahih adalah hadits-hadits
yang sesuai dengan ketentuanya yaitu Sanadnya bersambung.,Perawinya bersifat
adil,Perawinya bersifat dhobith/ Sempurna ingatanya,Tidak Syadz /Hadits itu
tidak menyelisihi.,Tidak Ilat/tidak Cacat.
14
C.PEMAHAMAN HADITS
َ ص ََلتِ ِه ْم
[5 ،4 :سا ُهونَ [الماعون َ فَ َو ْي ٌل ِل ْل ُم
َ ص ِلينَ * الَّذِينَ ُه ْم َع ْن
"Maka kecelakaanlah bagi orang-orang yang shalat, (yaitu) orang-orang yang
lalai dari shalatnya," [Al Maa'uun (107):4 & 5]
15
2. Pemahaman Hadits Secara Tematik-Korelatif
Pada hadits Tirmidzi no 1820 dan Bukhari no.496 secara tematik dapat
kita ambil beberapa hadits yang setema yaitu :
َسي ُْن ب ُْن ُم َح َّم ٍد قَ َاَل َحدَّثَنَا ِإ ْس َرائِي ُل َع ْن أ َ ِبي إِ ْس َحاق َ َحدَّثَنَا َي ْح َيى ب ُْن آدَ َم َو ُح
َّللاِ قَا َل
َّ ع ْب ِد َ عبَ ْيدَة َ َع ْن ُ ص َوأَبِي ِ َع ْن أَبِي ْاْل َ ْح َو
ُ ص ََلة
َّ ض ُل فَقَا َل ال َ ي ْاْل َ ْع َما ِل أ َ ْف ُّ َ سلَّ َم أ َّ صلَّى
َ َّللاُ َع َل ْي ِه َو َّ سو َل
َ َِّللا ُ سأ َ ْلتُ َر
َ
َّللاِ َولَ ْو ا ْست َزَ دْتُ لَزَ ادَ ِني قَا َلَّ س ِبي ِل ْ ْ
َ ِل َو ْق ِت َها َو ِب ُّر ال َوا ِلدَي ِْن َوال ِج َهادُ ِفي
ُسي ٌْن ا ْست َزَ ْدتُه
َ ُح
Telah menceritakan kepada kami Yahya bin Adam dan Husain bin Muhammad
keduanya berkata; Telah menceritakan kepada kami Isra`il dari Abu Ishaq dari
16
Abu Al Ahwash dan Abu Ubaidah dari Abdullah ia berkata; Aku bertanya kepada
Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam; Amalan apakah yang paling afdlal?
Beliau menjawab: "Shalat tepat pada waktunya, berbakti kepada kedua orang tua
dan berjihad fi sabilillah." Seandainya aku meminta tambah, tentu beliau akan
menambahnya. Husain berkata; Aku meminta tambahan kepada beliau.
ي َحدَّث َ ِني ُّ ار ِ ص َ ان ْاْل َ ْن ِ الر ْح َم ِن هُ َو اب ُْن النُّ ْع َم َّ ُأ َ ْخبَ َرنَا أَبُو نُعَي ٍْم َحدَّثَنَا َع ْبد
ب قَا َل ٍ ي َع ْن أَبِي ِه َع ْن َك ْع ُّ ارِ ص َ ع ْج َرة َ ْاْل َ ْن ُ ب ب ِْن ِ س ْعدُ ب ُْن إِ ْس َحقَ ب ِْن َك ْع َ
س ْب َعةٌ ِمنَّا َ سلَّ َم َون َْح ُن فِي ْال َم ْس ِج ِد َّ صلَّى
َ َّللاُ َعلَ ْي ِه َو َ َِّللاَّ سو ُل ُ خ ََر َج َعلَ ْينَا َر
ث َ ََلثَةٌ ِم ْن َع َر ِبنَا َوأ َ ْربَعَةٌ ِم ْن َم َوا ِلينَا أ َ ْو أ َ ْربَ َعةٌ ِم ْن َع َربِنَا َوث َ ََلثَةٌ ِم ْن َم َوا ِلينَا
سَ َض ُح َج ِر ِه َحتَّى َجل ِ سلَّ َم ِم ْن َب ْع َّ صلَّى
َ َّللاُ َعلَ ْي ِه َو َ ي ُّ قَا َل فَخ ََر َج َعلَ ْينَا النَّ ِب
ص َب ِع ِه فِيْ ِ ت ِبإ َ ص ََل ِة قَا َل فَنَ َك َّ ار ال ُ ظ َ س ُك ْم هَا ُهنَا قُ ْلنَا ا ْن ِت ُ ِإلَ ْينَا فَقَا َل َما يُ ْج ِل
سهُ فَقَا َل ه َْل ت َ ْد ُرونَ َما يَقُو ُل َربُّ ُك ْم َ ْسا َعةً ث ُ َّم َرفَ َع إِلَ ْينَا َرأ َ س َ ض َونَ َك ِ ْاْل َ ْر
َ َص ََلة َ ِل َو ْقتِ َها فَأَق
ام َّ صلَّى ال َ سولُهُ أ َ ْعلَ ُم قَا َل ِإنَّهُ يَقُو ُل َم ْن َّ قَا َل قُ ْلنَا
ُ َّللاُ َو َر
ص ََلة َ ِل َو ْقتِ َها َولَ ْم َّ ص ِل ال َ ُي َع ْهدٌ أ ُ ْد ِخلُهُ ْال َجنَّةَ َو َم ْن لَ ْم ي َّ ََحدَّهَا َكانَ لَهُ ِب ِه َعل
ُار َو ِإ ْن ِشئْتُ أ َ ْدخ َْلتُه َ َّيُ ِق ْم َحدَّهَا لَ ْم َي ُك ْن لَهُ ِع ْندِي َع ْهدٌ ِإ ْن ِشئْتُ أ َ ْدخ َْلتُهُ الن
َْال َجنَّة
Telah mengabarkan kepada kami Abu Nu'aim telah menceritakan kepada kami
'Abdurrahman -yaitu Ibnu An Nu'man Al Anshari-, telah menceritakan kepadaku
Sa'ad bin Ishaq bin Ka'ab bin 'Ujzah Al Anshari dari Ayahnya dari Ka'ab ia
berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah keluar menemui kami
sedang kami bertujuh tengah berada di masjid, tiga di antara kami adalah orang
Arab dan yang empat adalah bekas budak-budak kami, atau empat di antara kami
adalah orang Arab, dan yang tiga adalah bekas budak-budak kami." Ka'ab,
"Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam kemudian keluar dari salah satu
kamarnya dan duduk di dekat kami, lalu beliau bertanya: "Apa yang membuat
kalian duduk-duduk di sini (masjid)?" maka kami menjawab, "Menunggu shalat."
Ka'ab berkata, "Beliau menggaris-garis tanah dengan jari beliau, beliau sedikit
mengangguk-anggukkan kepala kemudian mengangkatnya memandang kami,
beliau lantas bersabda: 'Apakah kalian mengetahui apa yang sedang dikatakan
oleh Rabb kalian? ' Ka'ab berkata, "Kami menjawab: "Allah dan Rasul-Nya yang
lebih tahu." Beliau bersabda: "Sesungguhnya Allah berfirman: 'Barangsiapa
menunaikan shalat tepat pada waktunya lalu menjaga batas-batasnya, maka
dengan perbuatannya ini Aku telah menjanjikan untuknya untuk memasukkannya
ke dalam surga. Dan barangsiapa tidak mengerjakan shalat tepat pada waktunya
dan menjaga batas-batasnya maka tidak ada janji dari-Ku, jika Aku berkehendak
maka Aku akan masukkan ia ke neraka, dan jika Aku kehendaki (pula) akan Aku
masukkan ia ke dalam surga'."
17
B. Pemahamman secara korelatif
Dan secara Korelatif keterkaitan hadits. Hadits Muslim no.1027, hadits
Ahmad no.3776, dan hadtis Darimi no.1198 di atas dengan hadits Tirmidzi no.
1820 dan Bukhari no.496 adalah kelima hadits tersebut di pandang salaing
menguatkan karna saling menganjurkan dan menyruh untuk shalat tepat pada
waktunya.
Dari potongan hadits diatas, dapat kita simpulkan bahwa amalan paling
mulia adalah shalat tepat pada waktunya. Shalat merupakan kewajiban yang
ditentukan waktunya. Shalat fardhu 5 kali sehari semalam telah disyari’atkan oleh
Allah Subhanahu wata'ala menjadi kewajiban bagi setiap mukmin. Shalat fardhu
yang dikerjakan dengan ikhlas semata-mata mengharap ridha Allah Subhanahu
wata'ala dan ditunaikan tepat pada waktunya maka akan dapat menghantarkan
dirinya dicintai oleh Allah Subhanahu wata'ala.
18
temperature) dimana kalau siang itu bluish (kebiru-biruan) dan kalau sore itu
reddish(kemerah-merahan)- Suhu warna biasanya menggunakan satuan Kelvin
(K) sebagai perangkat pengukurannya.
-Waktu Subuh
Pada waktu subuh, alam berada dalam spectrum warna biru muda yang
bersesuaian dengan frekuensi tiroid (kelenjar gondok). Dalam ilmu Fisiologi
(Ilmu Faal-salah satu dari ilmu biologi yang mempelajari berlangsungnya sistem
kehidupan) tiroid mempunyai pengaruh terhadap sistem metabolisma tubuh
manusia. Warna biru muda juga mempunyai rahasia tersendiri berkaitan dengan
rejeki dan cara berkomunikasi. Mereka yang masih tertidur nyenyak pada waktu
Subuh akan menghadapi masalah rejeki dan komunikasi. Mengapa? Karena tiroid
tidak dapat menyerap tenaga biru muda di alam ketika roh dan jasad masih
tertidur. Pada saat azan subuh berkumandang, tenaga alam ini berada pada
tingkatan optimum. Tenaga inilah yang kemudian diserap oleh tubuh kita
terutama pada waktu ruku dan sujud.
-Waktu Zuhur
Alam berubah menguning dan ini berpengaruh kepada perut dan sistem
pencernaan manusia secara keseluruhan. Warna ini juga punya pengaruh terhadap
hati. Warna kuning ini mempunyai rahasia berkaitan dengan keceriaan seseorang.
Jadi bagi mereka yang selalu ketinggalan atau melewatkan shalat Zuhur berulang
kali akan menghadapi masalah dalam sistem pencernaan serta berkurang
keceriaannya.
-Waktu Ashar
Alam berubah lagi warnanya menjadi jingga/oranye (warna antara merah
dan kuning). Hal ini berpengaruh cukup signifikan terhadap organ tubuh yaitu
prostat ( kelenjar eksorin pada pria jantan, fungsi utamanya adalah untuk
mengeluarkan dan menyimpan sejenis cairan yang menjadi dua pertiga bagian
dari air mani), rahim , ovarium/ indung telur (kelenjar kelamin wanita) , dan testis
(kelenjar kelamin jantan) yang merupakan sistem reproduksi secara keseluruhan.
19
Warna oranye di alam juga mempengaruhi kreativitas seseorang. Orang yang
sering ketinggalan waktu Asar akan menurun daya kreativitasnya. Disamping itu
organ-organ reproduksi ini juga akan kehilangan tenaga positif dari warna alam
tersebut.
-Waktu Magrhib
Warna alam kembali berubah menjadi merah. Sering pada waktu ini kita
mendengar banyak nasehat orang tua agar tidak berada di luar rumah. Nasehat
tersebut ada benarnya karena pada saat Maghrib tiba, spektrum warna alam
selaras dengan frekuensi jin dan iblis. Pada waktu ini jin dan iblis amat
bertenaga(powerful) karena mereka bergema atau ikut bergetar dengan warna
alam. Mereka yang sedang dalam perjalanan sebaiknya berhenti sejenak dan
mengerjakan shalat Maghrib terlebih dahulu. Hal ini lebih baik dan lebih selamat
karena pada waktu ini banyak gangguan (interferensi-interaksi antar gelombang
dalam satu daerah-bisa membangun dan merusak) atau terjadi tumpang-tindih dua
atau lebih gelombang yang berfrekuensi sama atau hampir sama dan bisa
menimbulkan fatamorgana yang bisa mengganggu mata(penglihatan) kita.
-Waktu Isya
Selanjutnya pada waktu ini warna alam berubah menjadi nila (indigo) dan
selanjutnya menjadi gelap. Waktu Isya mempunyai rahasia ketenteraman dan
kedamaian yang frekuensinya sesuai dengan sistem kontrol otak. Mereka yang
sering ketinggalan waktu Isya akan sering merasa gelisah. Untuk itulah ketika
alam mulai diselimuti kegelapan, kita dianjurkan untuk mengistirahatkan tubuh
ini. Dengan tidur pada waktu ini, keadaan jiwa kita berada pada gelombang Delta
dengan frekuensi dibawah 4HZ (Hertz adalah satuan ukur untuk frekuensi) dan
seluruh sistem tubuh memasuki waktu rehat.
20
dipasangkan dalam otak vertebrata termasuk manusia dan fungsinya mencakup
sensasi menyampaikan, rasa khusus dan sinyal motor ke korteks serebral, bersama
dengan pengaturan kesadaran, tidur dan kewaspadaan) dan
hypothalamus(hipotalamus-bagian otak yang terdiri dari sejumlah nucleus dengan
berbagai fungsi yang sangat peka terhadap steroid, glukokortikoid, glukosa dan
suhu). Maka sebaiknya kita bangun lagi pada waktu ini untuk mengerjakan shalat
malam(tahajud).
21
D. PENUTUP
1. Kesimpulan
Dengan adanya analisa hadits kita jadi tahu mana yang hadits shahih,
hasan, dhaif dan mana yang merupakan hadits palsu, tidah hanya sekedar
menerima tanpa adanya pembuktian. Hal ini juga dapat meningatkan keyakinan
kita terhadap hadits.
Adapun pendapat penulis mengenai shalat tepat pada waktunya dalam
makalah ini adalah bahwa shalat tepat pada waktunya merupakan amalan paling
mulia. Shalat merupakan kewajiban yang ditentukan waktunya. Shalat fardhu 5
kali sehari semalam telah disyari’atkan oleh Allah Subhanahu wata'ala menjadi
kewajiban bagi setiap mukmin. Shalat fardhu yang dikerjakan dengan ikhlas
semata-mata mengharap ridha Allah Subhanahu wata'ala dan ditunaikan tepat
pada waktunya maka akan dapat menghantarkan dirinya dicintai oleh Allah
Subhanahu wata'ala.
2. Saran
22