Anda di halaman 1dari 3

NAMA : Gina Fikria

NIM : 17640008
JURUSAN : FISIKA
UAS Al-Qur’an dan Hadits

Hadis 1

“ َ‫ي ع َْن عُرْ َوة‬ ُّ ‫اق أَ ْخبَ َرنَا َم ْع َم ٌر َع ِن‬


ِّ ‫الز ْه ِر‬ َ َ‫َح َّدثَنَا ُم َح َّم ُد بْنُ َرافِ ٍع َو َع ْب ُد بْنُ ُح َم ْي ٍد قَا َل َع ْب ٌد أَ ْخبَ َرنَا َوق‬
ِ ‫ال اِبْنُ َرافِ ٍع َح َّدثَنَا َع ْب ُد ال َّر َّز‬
َ ِ‫َار َو ُخل‬
‫ق آ َد ُم ِم َّما‬ ٍ ‫ج ِم ْن ن‬ ِ ‫ان ِم ْن َم‬
ٍ ‫ار‬ ُّ ‫ق ْال َج‬ ٍ ُ‫ت ْال َمالَئِ َكةُ ِم ْن ن‬
َ ِ‫ور َو ُخل‬ ِ َ‫صلَّى هللاُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ُخلِق‬َ ِ‫ال َرسُوْ ُل هللا‬ َ َ‫ ق‬:‫ت‬ ْ َ‫ع َْن عَائِ َشةَ قَال‬
‫صفَ لَ ُك ْم‬ ِ ‫ُو‬

Telah menceritakan kepada kami Muhammad Bin Rafi’ Abdu Bin Humaid, berkata Abdu: Telah
mengkabarkan kepada kami, sedangkan ibnu Rafi’ berkata: Telah menceritakan kepada kami
Abdurrazak telah mengkhabarkan kepada kami Ma’mar dari az-Zuhri dari Urwah dari ‘Aisyah
R.A Berkata : “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda: “Malaikat diciptakan dari
cahaya, jin diciptakan dari api yang menyala-nyala dan Adam diciptakan dari sesuatu yang telah
disebutkan (ciri-cirinya) untuk kalian” .(Shahih Muslim 2996-60).

Sanad hadist : Telah menceritakan kepada kami Muhammad Bin Rafi’ Abdu Bin Humaid, berkata
Abdu: Telah mengkabarkan kepada kami, sedangkan ibnu Rafi’ berkata: Telah menceritakan
kepada kami Abdurrazak telah mengkhabarkan kepada kami Ma’mar dari az-Zuhri dari Urwah
dari ‘Aisyah R.A Berkata : “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wassalam bersabda:
Matan hadist : “Malaikat diciptakan dari cahaya, jin diciptakan dari api yang menyala-nyala dan
Adam diciptakan dari sesuatu yang telah disebutkan (ciri-cirinya) untuk kalian”
Rawi hadist : Iman Muslim

Hadis ini memiliki penguat yaitu:


1. Shahih Bukhari 50
2. Sunan Abu Daud 2892
3. Sunan Nasai 4377
4. Sunan Nasai 5614
5. Sunan Ibnu Majah 2005
6. Sunan Ibnu Majah 3974
7. Musnad Ahmad 17645
8. Musnad Ahmad 17649
9. Musnad Darimi 2419
Dilihat dari segi kualitas perawinya, para perawi mendapatkan penilaian yang baik dari para ulama.
Menurut para ulama kritikus hadis, mereka adalah perawi yang ṡiqah (adil dan ḍhābit). Dan juga tidak
ditemukan syaẓ (tidak bertentangan dengan jalur periwayatan yang lebih kuat) dan terhindar dari ‘illat
(kecacatan). Jadi hadis-hadis ini derajatnya ialah hadis maqbūl.
Sanad hadis riwayat Muslim, adDarimi, Ahmad bin Hambal dan an-Nasa’i ini muttaṣil (bersambung) dan
tidak terjadi inqiṭā’ (keterputusan), hal ini dapat dilihat dari adanya hubungan antara guru dan murid pada
masing-masing perawi. Dan tidak terjadi keterputusan antara satu generasi dengan generasi yang lainnya
dan mereka hidup semasa. Dapat dilihat dari proses tahammul wal adā’nya menggunakan “haadaṡanā,
akhbaranā dan anbaanā” yang mengindikasikan bahwa mereka bertemu langsung. Sekalipun terdapat ‘an
yang belum dapat dipastikan apakah bertemu langsung atau tidak langsung.

Hadis 2

ِ ‫ُول هَّللا‬ ُ ‫ب ع َْن َح ْمزَ ةَ ْب ِن َع ْب ِد هَّللا ِ ب ِْن ُع َم َر أَ َّن ا ْبنَ ُع َم َر قَا َل َس ِمع‬
َ ‫ْت َرس‬ ٍ ‫ْث قَا َل َح َّدثَنِي ُعقَ ْي ٌل ع َْن ا ْب ِن ِشهَا‬ُ ‫َح َّدثَنَا َس ِعي ُد بْنُ ُعفَي ٍْر قَا َل َح َّدثَنِي اللَّي‬
ِ ‫ْت فَضْ لِي ُع َم َر ْبنَ ْالخَ طَّا‬ ُ ‫اري ثُ َّم أَ ْعطَي‬ ْ َ‫ي يَ ْخ ُر ُج فِي أ‬ َّ ِّ‫ْت َحتَّى إِنِّي أَل َ َرى الر‬
ُ ‫َرب‬ ُ
ُ ِ‫ال بَ ْينَا أَنَا نَائِ ٌم أت‬
َ َ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ق‬
‫ب‬ ِ َ‫ظف‬ ِ ‫َح لَبَ ٍن فَش‬
ِ ‫يت بِقَد‬ َ
ْ ْ ‫هَّللا‬ ْ
‫ رواه البخارى‬.. ‫قَالوا فَ َما أوَّلتَهُ يَا َرسُو َل ِ قَا َل ال ِعل َم‬َ ُ

Terjemah: Telah menceritakan kepada kami Sa’id bin ‘Ufair berkata, Telah menceritakan kepadaku
Al Laits berkata, Telah menceritakan kepadaku ‘Uqail dari Ibnu Syihab dari Hamzah bin Abdullah
bin Umar bahwa Ibnu Umar berkata: aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: “Ketika aku tidur,
aku bermimpi diberi segelas susu lalu aku meminumnya hingga aku melihat pemandangan yang
bagus keluar dari kuku-kukuku, kemudian aku berikan sisanya kepada sahabat muliaku Umar bin
Al Khathab”. Orang-orang bertanya: “Apa ta’wilnya wahai Rasulullah Saw.?” Beliau menjawab:
“Ilmu”. (HR. Bukhari)

Kuning = Sanad
Merah = Matan
Biru = Rawi
Dilihat dari segi kualitas perawinya, para perawi mendapatkan penilaian yang baik dari para ulama.
Menurut para ulama kritikus hadis, mereka adalah perawi yang ṡiqah (adil dan ḍhābit). Dan juga tidak
ditemukan syaẓ (tidak bertentangan dengan jalur periwayatan yang lebih kuat) dan terhindar dari ‘illat
(kecacatan). Jadi hadis-hadis ini derajatnya ialah hadis maqbūl.
Sanad hadis riwayat Muslim, adDarimi, Ahmad bin Hambal dan an-Nasa’i ini muttaṣil (bersambung) dan
tidak terjadi inqiṭā’ (keterputusan), hal ini dapat dilihat dari adanya hubungan antara guru dan murid pada
masing-masing perawi. Dan tidak terjadi keterputusan antara satu generasi dengan generasi yang lainnya
dan mereka hidup semasa. Dapat dilihat dari proses tahammul wal adā’nya menggunakan “haadaṡanā,
akhbaranā dan anbaanā” yang mengindikasikan bahwa mereka bertemu langsung. Sekalipun terdapat ‘an
yang belum dapat dipastikan apakah bertemu langsung atau tidak langsung.
Hadis ini memiliki rujukan sebagai berikut:
1. Shahih Bukhari, 
2. Shahih Muslim, 
3. Sunan Abu Daud, 
4. Sunan al-Tirmidzi, 
5. Sunan al-Nasa'i, dan 
6. Sunan Ibn Majah.
Hadis 3

‫ار ع َْن أَبِي َرافِ ٍع أَ َّن‬ ٍ ‫س ع َْن َز ْي ِد ْب ِن أَ ْسلَ َم ع َْن َعطَا ِء ْب ِن يَ َس‬ ٍ َ‫ك ب ِْن أَن‬ ِ ِ‫ب ع َْن َمال‬ ٍ ‫ح أَ ْخبَ َرنَا ابْنُ َو ْه‬ ٍ ْ‫َح َّدثَنَا أَبُو الطَّا ِه ِر أَحْ َم ُد بْنُ َع ْم ِرو ب ِْن َسر‬
‫ض َي ال َّر ُج َل بَ ْك َرهُ فَ َر َج َع إِلَ ْي ِه‬ ْ َ َ َ
ِ ‫ص َدقَ ِة فَأ َم َر أبَا َرافِ ٍع أ ْن يَق‬ َّ ‫ت َعلَ ْي ِه إِبِ ٌل ِم ْن إِبِ ِل ال‬¡ْ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم ا ْستَ ْسلَفَ ِم ْن َر ُج ٍل بَ ْكرًا فَقَ ِد َم‬َ ِ ‫َرسُو َل هَّللا‬
‫ب َح َّدثَنَا خَالِ ُد بْنُ َم ْخلَ ٍد ع َْن ُم َح َّم ِد‬ ٍ ‫ضا ًء َح َّدثَنَا أَبُو ُك َر ْي‬
َ َ‫اس أَحْ َسنُهُ ْم ق‬ ِ َّ‫ال أَ ْع ِط ِه إِيَّاهُ إِ َّن ِخيَا َر الن‬ َ َ‫ال لَ ْم أَ ِج ْد فِيهَا إِاَّل ِخيَارًا َربَا ِعيًا فَق‬َ َ‫أَبُو َرافِ ٍع فَق‬
ُ ‫صلَّى هَّللا‬
َ ِ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو َسلَّ َم قَا َل ا ْستَ ْسلَفَ َرسُو ُل هَّللا‬ ِ ‫ار ع َْن أَبِي َرافِ ٍع َموْ لَى َرس‬
َ ِ ‫ُول هَّللا‬ ٍ ‫ْت زَ ْي َد ْبنَ أَ ْسلَ َم أَ ْخبَ َرنَا َعطَا ُء بْنُ يَ َس‬
¡ُ ‫ب ِْن َج ْعفَ ٍر َس ِمع‬
‫ضا ًء‬ َ ‫هَّللا‬ َّ َ ْ ْ َّ
َ َ‫َعلَ ْي ِه َو َسل َم بَكرًا بِ ِمثلِ ِه َغ ْي َر أنهُ قَا َل فَإِ َّن َخ ْي َر ِعبَا ِد ِ أحْ َسنُهُ ْم ق‬
Telah menceritakan kepada kami Abu At Thahir Ahmad bin Amru bin Sarh(1) telah mengabarkan kepada
kami Ibnu Wahb(2) dari Malik bin Anas(3) dari Zaid bin Aslam(4) dari Atha' bin Yasar(5) dari Abu
Rafi'(6), bahwa Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pernah meminjam unta muda kepada seorang laki-
laki, ketika unta sedekah tiba, maka beliau pun memerintahkan Abu Rafi' untuk membayar unta muda
yang dipinjamnya kepada laki-laki tersebut. Lalu Abu Rafi' kembali kepada beliau seraya berkata, "Aku
tidak mendapatkan unta muda kecuali unta yang sudah dewasa." Beliau bersabda: "Berikanlah kepadanya,
sebaik-baik manusia adalah yang paling baik dalam membayar hutang." Telah menceritakan kepada kami
Abu Kuraib(7) telah menceritakan kepada kami Khalid bin Makhlad(8) dari Muhammad bin Ja'far(9) saya
mendengar Zaid bin Aslam(4) mengabarkan kepada kami 'Atha bin Yasar(11) dari Abu Rafi'(6) bekas
budak Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam, dia berkata, "Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam
pernah meminjam unta muda …", seperti hadis di atas, hanya saja (disebutkan bahwa) beliau bersabda:
"Sesungguhnya sebaik-baik hamba Allah adalah yang paling baik dalam pembayaran (hutang)."

Hadis ini memiliki penguat sebagai berikut:


1. Shahih Bukhari 2217
2. Sunan Abu Daud 2904
3. Sunan Tirmidzi 1239
4. Sunan Ibnu Majah 2276
5. Musnad Ahmad 8542
6. Musnad Ahmad 9203
7. Musnad Ahmad 25928
8. Muwatho Malik 1185

Anda mungkin juga menyukai