Anda di halaman 1dari 9

PENGARUH RASIO METANOL DAN TEGANGAN ARUS

ELEKTROLISIS TERHADAP YIELD BIODIESEL DARI


MINYAK JELANTAH
Rosdiana Moeksin*, M. Zaki Shofahaudy, Dyah Pratiwi Warsito
*
Jurusan Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sriwijaya
Jl. Raya Indralaya-Prabumulih KM. 32 Indralaya Ogan Ilir (OI) 30662
Email: rosmoeksin@yahoo.co.id

Abstrak

Biodiesel merupakan bahan bakar alternatif yang dapat diperoleh dari minyak tumbuhan, lemak hewan
atau minyak bekas oleh karena itu biodiesel digolongkan sebagai bahan bakar yang dapat diperbarui.
Secara umum, biodiesel dibuat dari reaksi transesterifikasi, yakni reaksi alkohol dengan trigliserida
membentuk metil ester dan gliserol dengan bantuan katalis basa. Dalam pembuatan biodiesel ini
digunakan bahan baku minyak jelantah yang berasal dari pecel lele di sekitar wilayah Indralaya,
kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan.dengan kadar FFA yang didapatkan yaitu sebesar 1,9 % sehingga
langsung dilakukan proses transesterifikasi dengan menggunakan metode elektrolisis. Penelitian ini
dilakukakan dengan mereaksikan 100 mL minyak jelantah dan metanol dengan bantuan katalis NaOH 1%
dan campuran NaCl (0,56wt%) dan aquadest (2 %wt). Pada tahap transesterifikasi dilakukan variasi
tegangan listrik dengan variasi 6 V, 9 V, dan 12 V serta rasio volume metanol 20%, 30% dan 40%.
Melalui percobaan ini didapatkan yield biodiesel yang paling tinggi pada variasi tegangan listrik 12 V dan
rasio volume metanol 20% yaitu sebesar 38,3%.

Kata kunci: Biodiesel, metanol, elektrolisis, minyak jelantah.

Abstract

Biodiesel is an alternative fuel that can be derived from plant oils, animal fats or used oil, therefore it is
classified as a biodiesel fuel that is renewable. In general, biodiesel is made from the transesterification
reaction, it is the reaction of alcohols with the triglycerides to form methyl esters and glycerol with the
aid from an alkaline catalyst. In the production of biodiesel used waste cooking oil from “pecel lele”
sellers around Indralaya region, Ogan Ilir regency, South Sumatra with FFA levels were obtained in the
amount of 1.9% so instantly made a transesterification process using electrolysis. This experiment used
100 ml of cooking oil and methanol with catalyst 1% NaOH and NaCl mixture (0,56 wt%) and distilled
water (2% wt). In the transesterification stage, the voltage variation varies from 6 V, 9 V, to 12 V as well
as methanol volume ratio from 20%, 30% to 40%. Through these experiments, the highest yield obtained
is on the 12 V power supply voltage and methanol volume ratio is 20% equals to 38,3%.

Keywords: Biodiesel, methanol, electrolysis, used cooking oil.

1. PENDAHULUAN Kementrian Energi dan Sumber Daya


Kebutuhan diesel Indonesia saat ini Mineral menyatakan bahwa sisa cadangan
mencapai 170 juta barrel/tahun. Pemenuhan minyak bumi Indonesia yang dapat dieksploitasi
diesel nasional dilakukan dengan suplai dari hanya 3,7 miliar barel dan diproyeksikan akan
dalam negeri dan kegiatan impor. Jenis diesel habis sekitar 10 tahun lagi. Apabila hanya
yang disuplai didominasi dengan bahan dasar mengandalkan minyak bumi sebagai suplai
minyak bumi dan tidak sedikit juga produsen bahan baku diesel, Indonesia akan menjadi
dalam negeri memperoleh bahan dasar ini pengimpor dalam pemenuhan kebutuhan
melalui kegiatan impor. pelumas nasional. Oleh karena itu, Pemerintah
mengeluarkan kebijakan energi nasional melalui

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 23, Januari 2017 Page | 39


Peraturan Presiden Republik Indonesia No. 5 linoleat
tahun 2006 tentang pengembangan sumber Metil
13,0 3,68 292,46
energi alternatif sebagai pengganti bahan bakar linolenat
minyak. (sumber: Clement,1996)
Biodiesel merupakan bahan bakar
alternatif yang dapat diperoleh dari minyak Standar Biodiesel
tumbuhan, lemak hewan atau minyak bekas Dari peraturan pengujian biodiesel
melalui transesterifikasi dengan alkohol. berdasarkan peraturan Dirjen migas No.
Biodiesel dapat digunakan sebagai campuran 002/P/DM/MIGAS/1979 tanggal 25 mei 1979
bahan bakar tanpa modifikasi ulang mesin tentang spesifikasi bahan bakar minyak dan gas
diesel. Biodiesel dapat ditulis B20 yang berarti dan standar pengujian SNI (Standart Nasional
dalam bahan bakar tersebut terdapat kandungan Indonesia) dapat dianalisa:
biodiesel 20% dan minyak solar 80% (Siswani, 1) Angka Setana
dkk., 2012). Bahan baku biodiesel berasal dari Angka Setana adalah parameter yang
minyak tumbuhan atau lemak hewan, oleh digunakan untuk menentukan kualitas
karena itu biodiesel digolongkan sebagai bahan pembakaran bahan bakar diesel. Angka setana
bakar yang dapat diperbarui. merupakan indikasi kemudahan bahan bakar
menyala ketika diinjeksikan kedalam mesin
Biodiesel
Biodiesel merupakan bahan bakar (Setyawardhani, dkk., 2010). Angka Setana
dari biodiesel sebesar minimal 51 sedangkan
alternatif yang dapat diperoleh dari minyak
tumbuhan, lemak hewan atau minyak bekas standar dari solar sebesar 48, berarti angka
setana biodiesel 1,05 kali lebih tinggi daripada
melalui esterifikasi dengan alkohol. Nama
biodiesel telah disetujui oleh Department of solar. Pada mesin diesel udara dimampatkan
Energy (DOE), Environmental Protection sampai tekanan 30 sampai 40 kg/cm2, akibat
pembakaran maka tekanan yang ada di dalam
Agency (EPA) dan American Society of Testing
ruang bakar mencapai 60 sampai 65 kg/cm 2.
Material (ASTM). Biodiesel dapat digunakan
Disini diharapkan tidak terjadi nyala yang
tanpa modifikasi ulang mesin diesel. Biodiesel
lambat agar kenaikan tekanan tidak terlalu
dapat ditulis B20 yang berarti dalam bahan
bakar tersebut terdapat kandungan biodiesel tinggi. Kenaikan tekanan yang terlalu tinggi
20% dan minyak solar 80% (Siswani, dkk., akan menyebabkan detonasi.
2012). Pada bahan bakar biodiesel yang
memiliki angka setana 46,95 berarti bahan
Bahan baku biodiesel berasal dari minyak
bakar tersebut mempunyai kecenderungan
tumbuhan atau lemak hewan, oleh karena itu
biodiesel digolongkan sebagai bahan bakar yang menyala pada campuran 46,95 bagian normal
dapat diperbarui. Pada dasarnya semua minyak angka setana dan 53,05 bagian methyle
naphtalene. Apabila dilihat dari angka setana
nabati atau lemak hewan dapat digunakan
biodiesel yaitu 51 maka dapat digolongkan
sebagai bahan baku pembuatan biodiesel.
Banyak penelitian yang telah dilakukan untuk sebagai bahan bakar mesin diesel jalan cepat
mendapatkan bahan baku alternatif yang dapat (mesin diesel jalan cepat pada angka cetane 40
dikembangkan secara luas sebagai bahan baku sampai 70). Semakin tinggi angka setananya
pembuatan biodiesel. Biodiesel berasal minyak semakin cepat pembakaran maka semakin
sawit, minyak jelantah, minyak jarak, dan baik efisiensi termodinamisnya, sedangkan
semakin rendah angka setananya maka
minyak kedelai.
semakin rendah kualitas penyalaan karena
Tabel 1. Sifat-sifat Fisik Terukur Beberapa dibutuhkan suhu nyala yang tinggi.
Metil Ester 2) Kinematic Viscosity
Viskositas Standar Kinematik viscosity dari
Angka Berat
Metil Ester kinematic biodiesel adalah sebesar 2,3-6 cSt. Jika harga
setana molekul
(cSt) viskositas terlalu tinggi maka akan besar
Metil laurat 60,8 1,69 214,35 kerugian gesekan di dalam pipa, kerja pompa
Metil akan berat, penyaringannya sulit dan
73,5 2,28 242,34
miristat kemungkinan kotoran ikut terendap besar,
Metil serta sulit mengabutkan bahan bakar.
74,3 3,23 270,46
palmitat Sebaliknya jika viskositas terlalu rendah
Metil berakibat pelumasan yang tipis, jika dibiarkan
75,6 4,32 298,51
stearate terus menerus akan mengakibatkan mesin
Metil oleat 55,0 5,79 296,49 mengalami keausan dan dapat merusak mesin.
Metil 33,0 4,47 294,48 3) Spesific Gravity

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 23, Januari 2017 Page | 40


Spesific gravity biodiesel adalah bebas
perbandingan antara kerapatan biodiesel dengan
Gliserol total %massa maks. 0,24
kerapatan air yang diukur pada tekanan dan
temperatur standar. Specific gravity dari (Sumber: Badan Standardisasi Nasional, 2015)
biodiesel masih masuk dalam kisaran solar yaitu Minyak Goreng Bekas (Minyak Jelantah)
antara 0,82-0,95. Dari pengujian spesific gravity Minyak jelantah adalah minyak goreng
pada 600oF ini juga dapat ditentukan oAPI yang telah digunakan untuk penggorengan dan
(Wahyuni, dkk., 2015). dikategorikan sebagai limbah karena dapat
Biodiesel memiliki banyak keunggulan merusak lingkungan dan dapat menimbulkan
dibandingan bahan bakar diesel yaitu: sejumlah penyakit apabila dikonsumsi (Majid,
a) Biodiesel mempunyai karakteristik dkk., 20012). Selama proses penggorengan
yang hampir sama dengan minyak minyak mengalami reaksi degradasi yang
diesel, sehingga dapat langsung dipakai disebabkan oleh panas, udara, dan air, sehingga
pada motor diesel tanpa melakukan mengakibatkan terjadinya reaksi oksidasi,
modifikasi yang signifikan dengan hidrolisis, dan polimerisasi (Yustinah, 2011).
resiko kerusakan yang sangat kecil. Bila ditinjau dari komposisi kimia, minyak
b) Biodiesel memberikan efek pelumasan jelantah mengandung senyawa-senyawa bersifat
yang lebih baik daripada minyak diesel karsinogenik, yang terjadi selama proses
konvensional. Bahkan satu persen penggorengan. Jadi jelas bahwa pemakaian
penambahan biodiesel dapat minyak jelantah yang berkelanjutan dapat
meningkatkan pelumasan hampir 30 merusak kesehatan manusia karena
persen. Hasil percobaan membuktikan mengandung senyawa karsinogen dan akibat
bahwa jarak tempuh 15.000.000 mil, selanjutnya dapat mengurangi kecerdasan.
biodiesel memberikan konsumsi bahan Penggunaan minyak jelantah yang sudah
bakar, HP, dan torsi yang hampir sama berulang kali mengandung zat radikal bebas
dengan minyak diesel konvensional. yang bersifat karsinogenik seperti peroksida,
c) Biodiesel dapat diperbarui dan siklus epoksida, dan lain-lain. Pada percobaan
karbonnya yang tertutup tidak terhadap binatang, konsumsi makanan yang
menyebabkan pemanasan global. kaya akan gugus peroksida menimbulkan
Analisa siklus kehidupan berbagai macam penyakit, seperti kanker usus.
memperlihatkan bahwa emisi CO2 Kandungan FFA dan air di dalam minyak
secara keseluruhan berkurang sebesar bekas berdampak negatif terhadap reaksi
78% dibandingkan dengan mesin transesterifikasi, karena metil ester dan gliserol
diesel yang menggunakan bahan bakar menjadi susah untuk dipisahkan. Minyak goreng
petroleum. bekas lebih kental dibandingkan dengan minyak
Tabel 2. Syarat Mutu Biodiesel segar disebabkan oleh terbentuknya asam lemak
jenuh pada saat terjadinya proses penggorengan.
Parameter Satuan Nilai Berat molekul dan angka iodin menurun
Massa jenis kg/m3 850-890 sementara berat jenis dan angka penyabunan
Viskositas semakin tinggi. Tabel 2.. menunjukkan bahwa
mm2/s (cSt) 2,3-6,0
kinematik kandungan hampir semua asam yang ada di
Angka setana min. 51 dalam minyak goreng bekas lebih tinggi
o dibandingkan dengan di dalam minyak goreng
Titik nyala C min. 100
o
segar.
Titik kabut C maks. 18
Tabel 3. Perbandingan Kandungan Asam
Air dan
%vol Maks. 0,05 Lemak dalam Bunga Matahari,
sedimen
Temperatur Minyak Kedelai, dan Minyak
o
C maks. 360 Jelantah
distilasi
Abu Minyak
%massa maks. 0,02 Asam Minyak Minyak
tersulfatkan Bunga
lemak Kedelai Jelantah
ppm-m Matahari
Belerang maks. 100 Lauric - - 9,95
(mg/kg)
ppm-m Myristic 0,06 0,07 0,19
Fosfor Maks. 10 Palmitic 5,68 10,87 8,90
(mg/kg)
Palmitoleic 0,14 0,10 0,22
Angka asam mg-KOH/g maks. 0,8
Searic 3,61 3,66 3,85
Gliserol %massa maks. 0,02 Oleic 34,27 23,59 30,71

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 23, Januari 2017 Page | 41


Linoleic 54,79 53,86 54,35 biasanya melibatkan sel elektrokimia yang
Linonelic 0,07 6,49 0,27 menerapkan prinsip reaksi redoks (reduksi-
Arachidic 0,25 0,37 0,29 oksidasi) dalam aplikasinya.
Gidoleic 0,13 0,22 0,18 Reaksi elektrokimia melibatkan
Bahenic 0,69 0,45 0,61 perpindahan elektron-elektron bebas dari suatu
(Sumber: Mahreni, dkk, 2010) logam kepada komponen di dalam larutan atau
media. Pengukuran daya gerak listrik (DGL)
Metanol suatu sel elektrokimia dalam jangkauan suhu
Metanol juga dikenal sebagai metil alkohol tertentu dapat digunakan untuk menentukan
adalah senyawa kimia dengan rumus kimia
nilai-nilai termodinamika reaksi yang
CH3OH. Ia merupakan bentuk alkohol paling
berlangsung serta koefisien aktifitas dari
sederhana. Pada keadaan atmosfer metanol elektrolit yang terlibat. Sel elektrokimia adalah
berbentuk cairan yang ringan, mudah menguap, alat yang digunakan untuk melangsungkan
tidak berwarna, mudah terbakar, dan beracun perubahan di atas. Dalam sebuah sel, energi
dengan bau yang khas. Metanol digunakan listrik dihasilkan dengan jalan pelepasan
sebagai bahan pendingin anti beku, pelarut,
elektron pada suatu elektroda (oksidasi) dan
bahan bakar dan sebagai bahan aditif bagi
penerimaan elektron pada elektroda lainnya
industri etanol (Wahyuni, dkk., 2015). (reduksi). Elektroda yang melepaskan elektron
Gugus hidroksil (-OH) pada alkanol dinamakan anoda sedangkan elektroda yang
mengakibatkan sifat polar dari molekul alkanol
menerima elektron dinamakan katoda. Jadi
dan memberikan kemampuan untuk membentuk sebuah sel elektrokimia selalu terdiri:
ikatan hidrogen. Ikatan hidrogen yang dimiliki
a) Anoda, elektroda tempat
alkanol memudahkannya larut dalam air. Rantai berlangsungnya reaksi oksidasi.
alkil pada alkohol yang semakin pendek dan b) Katoda, elektroda tempat
bercabang akan meningkatkan kelarutan. Ikatan
berlangsungnya reaksi reduksi.
hidrogen antar molekul alkanol meningkatkan
c) Larutan elektrolit, larutan ionik dapat
titik didih alkohol. Alkohol yang memiliki alkil menghantarkan arus, larutan ionik
pendek dan sedikit gugus –OH berwujud cairan
dianggap seperti resistor dalam suatu
encer pada suhu kamar, semakin banyak gugus sirkuit maka ukuran dari sifat-sifat
–OH yang dimiliki makawujudnya semakin larutan adalah tahanan (R) mengikuti
mengental ataau bahkan berbentuk padatan. hukum Ohm.
Indentifikasi jenis alkanol dapat dilakukan
Aplikasi lain yang tidak kalah pentingnya
dengan reaksi logam alkali, contohnya dengan
dari metode elektrokimia dan sekarang sedang
menggunakan natrium dan kalium. Reaksi yang marak dikembangkan oleh para peneliti adalah
terjadi adalah reaksi reduksi-oksidasi. Logam elektrosintesis. Teknik/metode elektrosintesis
alkali dioksidasi menjadi ion positif, sedangkan
adalah suatu cara untuk mensintesis atau
gugus –OH pada alkanol direduksi menjadi gas memproduksi suatu bahan yang didasarkan pada
H2. Semakin pendek rantai atom karbon pada teknik elektrokimia. Pada metode ini terjadi
senyawa alkanol maka kereaktifannya terhadap perubahan unsur/senyawa kimia menjadi
logam alkali makin besar. Kereaktifan senyawa senyawa yang sesuai dengan yang diinginkan.
alkanol dapat dilihat dari banyaknya gas H2 Penggunaan metode ini memiliki berbagai
yang dihasilkan pada reaksi dengan logam keuntungan seperti peralatan yang diperlukan
alkali.
sangat sederhana, yakni terdiri dari dua/tiga
Sifat fisik:
batang elektroda yang dihubungkan dengan
Freezing point/melting point : -98oC sumber arus listrik, potensial elektroda dan
Boiling point (760mmHg) : 64.7oC rapat arusnya dapat diatur sehingga selektivitas
Flash point : 11oC dan kecepatan reaksinya dapat ditempatkan
o
Viskositas (20 C) : 0,55 Cp
pada batas-batas yang diinginkan melalui
pengaturan besarnya potensial listrik serta
Elektrokimia tingkat polusi sangat rendah dan mudah
Elektrokimia adalah ilmu yang dikontrol.
mempelajari aspek elektronik dan reaksi kimia Dari keuntungan yang ditawarkan
(Roseno,dkk., 2010). Elemen yang digunakan menyebabkan teknik elektrosintesis lebih
dalam reaksi elektrokimia dikarakterisasikan
menguntungkan dibandingkan metode sintesis
dengan banyaknya elektron yang dimiliki,
secara konvensional, yang sangat dipengaruhi
dengan kata lain elektrokimia adalah ilmu yang oleh tekanan, suhu, katalis dan konsentrasi.
mempelajari hubungan antara perubahan Selain itu proses elektrosintesis juga
(reaksi) kimia dengan kerja listrik, yang dimungkinkan untuk dilakukan pada tekanan

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 23, Januari 2017 Page | 42


atmosfer dan pada suhu antara 100-900oC tidak bereaksi dengan zat elektroaktif dan tidak
terutama untuk sintesis senyawa organik, mengalami elektrolisis.
sehingga memungkinkan penggunaan materi
yang murah. 2. METODOLOGI PENELITIAN
Prinsip dari metode elektrosintesis Penelitian ini dilakukan di Laboratorium
didasarkan pada penerapan teori-teori Fisika Dasar-Laboratorium Dasar Bersama
elektrokimia biasa. Baik teknik elektrosintesis Universitas Sriwijaya, Laboratorium Analisa
maupun metode sintesis secara konvensional, dan Instrumen Jurusan Teknik Kimia Fakultas
mempunyai variabel-variabel yang sama seperti Teknik Universitas Sriwijaya, Laboratorium
suhu, pelarut, pH, konsentrasi reaktan, metode Graha Pertamina Universitas Sriwijaya.
pencampuran dan waktu. Akan tetapi
perbedaannya, jika di elektrosintesis Variabel Yang Diteliti
mempunyai variabel tambahan yakni variabel 1) Variabel tetap adalah volume minyak
listrik dan fisik seperti elektroda, jenis elektrolit, jelantah, waktu reaksi, jumlah katalis
lapisan listrik ganda, materi/jenis elektroda, NaOH, jarak elektroda dan kecepatan
jenis sel elektrolisis yang digunakan, media putaran.
elektrolisis dan derajat pengadukan pada proses 2) Variabel berubah terdiri dari rasio metanol
elektrolisis tersebut. Pada dasarnya semua jenis dan tegangan listrik.
sel elektrolisis termasuk elektrosintesis selalu
berlaku hukum Faraday yakni: Alat
a) Jumlah perubahan kimia yang terjadi 1) Grafit katoda
dalam sel elektrolisis, sebanding dengan 2) Grafit anoda
muatan listrik yang dilewatkan di dalam 3) Magnetic stirrer
sel tersebut. 4) Power supply
b) Jumlah muatan listrik sebanyak 96.500 5) Oven
coulomb akan menyebabkan perubahan 6) Hotplate
suatu senyawa sebanyak 1,0 gram 7) Corong pemisah
ekivalen. 8) Gelas beker
Dalam metode elektrosintesis penting 9) Gelas ukur
untuk memahami reaksi yang terjadi pada 10) Neraca analitis
elektroda. Di dalam sel elektrolisis akan terjadi
perubahan kimia pada daerah sekitar elektroda, Bahan
karena adanya aliran listrik. Jika tidak terjadi 1) Minyak jelantah
reaksi kimia, maka elektroda hanya akan 2) Metanol
terpolarisasi, akibat potensial listrik yang 3) NaOH
diberikan. Reaksi kimia hanya akan terjadi 4) Aquadest
apabila ada perpindahan elektron dari larutan 5) NaCl
menuju ke elektroda disebut dengan proses 6) N-Hexane
oksidasi, sedangkan pada katoda akan terjadi
aliran elektron dari katoda menuju ke larutan
disebut dengan proses reduksi (Roseno,dkk.,
2010).
Metode elektrosintesis telah banyak
dimanfaatkan oleh para peneliti dalam
mensintesis senyawa organik (elektrosintesis
organik). Untuk sintesis bahan organik,
didasarkan pada reaksi penggabungan,
substitusi, siklisasi dan reaksi eliminasi yang
diikuti pengaturan kembali secara elektrokimia.
Ini berbeda dengan metode secara konvensional
yang memakai dasar reduksi aldehid, oksidasi
alkohol, reduksi senyawa nitro dan oksidasi
senyawa sulfur. Kesulitan yang timbul selama
elektrosintesis organik yakni apabila zat antara
yang diinginkan memiliki kestabilan yang
rendah, cara mengatasinya adalah dengan
menyediakan zat perangkap (trapping agent) di
dalam larutan dengan syarat zat perangkap ini

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 23, Januari 2017 Page | 43


Prosedur Penelitian Proses Elektrolisis
1) Atur selector switch pada posisi tegangan
DC dan pilih batas ukur dari tegangan
yang akan diukur.
2) Sambungkan kabel positif dari power
supply ke AVO meter dan kabel negatif ke
grafit anoda.
3) Sambungkan kabel dari AVO meter ke
grafit katoda.
4) Campurkan NaOH (1%wt dari minyak)
dan metanol hingga seluruh NaOH terlarut.
Jumlah metanol divariasikan yaitu 20%v,
30%v, dan 40%v dari minyak jelantah.
5) Campurkan NaCl (0,56wt% dari minyak)
dan aquadest (2 %wt dari minyak) hingga
seluruh NaCl larut.
6) Campurkan metanol dan NaOH serta
larutan garam (NaCl dan aquadest)
kedalam 150 mL minyak jelantah didalam
beker gelas.
7) Larutan di elektrolisis dengan
menggunakan grafit sebagai katoda dan
anoda dan dialirkan arus listrik sebesar 6
V, 9 V, 12 V dengan jarak elektroda 1,5
cm selama 4 jam dan diaduk dengan
menggunakan magnetic stirrer dengan
kecepatan putaran 30 rpm.
Gambar 1. Diagram alir prosedur penelitian
8) Setelah itu diamkan selama 24 jam dan
Persiapan Bahan Baku pisahkan biodiesel yang dihasilkan dengan
1) Siapkan peralatan penyaringan vakum menggunakan corong pemisah.
2) Letakkan kertas saring diatas corong 9) Biodiesel yang dihasilkan kemudiah dicuci
buchner dengan menggunakan aquadest yang telah
3) Tuang minyak jelantah kedalam corong dipanaskan hinggu suhu 50oC.
buchner 10) Diamkan sampai terbentuk dua lapisan
4) Hidupkan pompa vakum, tunggu proses kembali kemudia pisahkan dengan
penyaringan selesai hingga semua minyak menggunakan corong pemisah. Lakukan
jelantah tersaring gal ini beberapa kali hingga hasil cucian
5) Simpan minyak jelantah yang telah terakhir terlihat bersih.
disaring ke botol bahan baku 11) Masukkan biodiesel kedalam oven dengan
suhu 110oC selama 2 jam untuk
Proses Analisa Bahan Baku mengurangi kadar air.
1) Timbang minyak jelantah sebanyak 5 12) Analisa biodiesel yang dihasilkan.
gram, tuang kedalam Erlemeyer
2) Tambahkan 50 mL NaOH kedalam 3. HASIL DAN PEMBAHASAN
minyak Jelantah lalu diaduk Pengujian Kadar Free Fatty Acid (FFA) Pada
3) Panaskan campuran hingga suhu 40oC, Bahan Baku Minyak Jelantah
setelah itu tambahkan 2 tetes indikator PP Dalam pembuatan biodiesel ini digunakan
4) Lakukan titrasi dengan larutan NaOH 0,1N bahan baku minyak jelantah yang berasal dari
sampai campuran berubah warna merah pecel lele di sekitar wilayah Indralaya
muda dan tidak hilang selama 30 detik. Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan. Kadar
5) Hitung asam lemak bebas (%FFA) dari FFA di uji dengan menggunakan NaOH 1 M
minyak jelantah dengan rumus berikut ini: dan indikator phenolptalain. Kadar FFA minyak
jelantah yang didapatkan yaitu sebesar 1,9 %.
%FFA = Jika nilai FFA<2% maka proses esterifikasi
tidak perlu dilakukan (ramadhas dkk ,2015).
Proses esterifikasi diperlukan untuk
mengurangai kadar asam lemak bebas yang

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 23, Januari 2017 Page | 44


terkandung didalam bahan baku karena Gambar 2. Pengaruh Tegangan Listrik
mempengaruhi yield biodiesel yang dihasilkan, terhadap yield biodiesel
Dengan menggunakan proses elektrolisis
Tabel 4. Karateristik minyak jelantah yield biodiesel paling tinggi didapatkan pada
Parameter Hasil Standar Standar tegangan listrik 12 V dengan yield biodiesel
Analisa minyak Biodiesel yang dihasilkan 35 mL. Tegangan minimal yang
goreng diperlukan pada proses pembentukan gas klorin
Kadar FFA (%) 1,9 Maksimall Maksimal adalah 2,19 V yang dihitung berdasarkan reaksi
0,3 l 0,8 yang terjadi pada katoda dan anoda. Semakin
Viskositas 80,55 - 2,3 -6,0 tinggi tegangan listrik yang digunakan maka
kinematika semakin besar pula gas klorin yang dihasilkan.
(cSt) Ion hidroksil (OH-) yang dihasilkan juga
Massa jenis 0,912 - 850- akan semakin bertambah seiring dengan
(g/cm3) 890 naiknya tegangan listrik yang digunakan pada
proses elektrolisis. Ion metoksida dapat
Pembuatan Biodiesel Dengan Menggunakan terbentuk ketika metanol bereaksi dengan ion
Metode Elektrolisis hidroksil sehingga dengan naiknya tegangan
Minyak jelantah di proses menjadi listrik maka ion metoksida yang terbentuk akan
biodiesel dengan menggunakan metode semakin banyak dan yield biodiesel yang
elektrolisis dengan variasi tegangan listrik dan dihasilkan akan semakin banyak. Berdasarkan
rasio metanol. Elektroda yang digunakan pada percobaan didapatkan yield biodiesel yang
proses elektrolisis ini adalah grafit. Grafit paling banyak pada tegangan listrik 12 V yaitu
merupakan elektroda inert, yang sering 38,3%.
digunakan jika tidak diinginkan terjadinya Tabel 5. Karakteristik biodiesel dengan variasi
reaksi pada katoda dan anoda. Jarak elektroda tegangan listrik
diatur sejauh 1,5 cm dikarenakan jarak antar SNI
elektroda mempengaruhi jumlah arus listrik Parameter 6V 9V 12 V
Biodiesel
yang terjadi selama proses elektrolis. Angka Minimal
Katalis yang digunakan pada proses 84,30 80,30 87,30
cetana 51
elektrolisis ini adalah NaOH. NaOH
Viskositas
dicampurkan terlebih dahulu dengan CH3OH kinematika 2,3 -6,0 44,65 43,81 43,28
hingga tercampur secara sempurna. Ion (cSt)
metoksida dapat terbentuk ketika CH3OH Massa
bereaksi dengan ion hidroksil yang dapat dilihat
jenis 850-890 683 877 904
pada persamaan (1) dan ion metoksida memiliki
(g/cm3)
sifat nukleofilik dan akan menyerang gugus
karbonil pada molekul trigliserida untuk Viskositas kinematika biodiesel yang
membentuk gliserol. Selama proses elektrolisis dihasilkan tidak sesuai dengan standar SNI akan
terbentuk gelembung-gelembung gas pada tetapi viskositas kinematika yang dihasilkan
anoda dan katoda. Dimana pada anoda yaitu gas semakin menurun dengan meningkatnya
klorin dan katoda gas hidrogen. tegangan listrik yang digunakan. Viskositas
yang tinggi atau fluida masih lebih kental akan
Pengaruh Tegangan Listrik Terhadap Yield mengakibatkan kecepatan aliran akan lebih
Biodiesel lambat sehingga proses derajat atomisasi bahan
45 bakar akan terlambat pada ruang bakar. Jika
Yield Biodiesel (%)

40 harga viskositas terlalu tinggi maka akan besar


35 kerugian gesekan di dalam pipa, kerja pompa
30
25
akan berat, penyaringannya sulit dan
20 kemungkinan kotoran ikut terendap besar, serta
15 sulit mengabutkan bahan bakar. Viskositas
10 minyak nabati lebih tinggi dibandingkan diesel,
5 sehingga harus diturunkan. Tingginya viskositas
0
6 9 12
biodiesel yang dihasilkan dipengaruhi oleh
tingginya viskositas minyak jelantah yang
Tegangan Listrik (Volt) digunakan.
Densitas biodiesel yang dihasilkan tidak
semua yang memenuhi standar SNI. Ada yang

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 23, Januari 2017 Page | 45


dibawah standar, ada yang diatas standar SNI. SNI
Parameter 20%v 30%v 40%v
Densitas biodiesel yang masuk kedalam SNI Biodiesel
ada pada tegangan listrik 9 V yaitu 877 gr/cm3. Angka Minimal
Densitas biodiesel dipengaruhi oleh panjang 87,3 87,8 84,4
cetana 51
rantai asam lemak penyusunnya. Densitas yang Viskositas
tinggi menunjukkan metil ester yang dihasilkan kinematika 43,28 42,69 17,09 2,3 -6,0
masih memiliki rantai asam lemak yang (cSt)
panjang. Minyak jelantah memiliki kandungan Massa
asam lineolat yang tinggi. Asam lineolac 850-
jenis 904 904 686
890
termasuk kedalam asam lemak rantai panjang (g/cm3)
sehingga minyak jelantah biasanya memiliki
densitas yang tinggi. Berdasarkan hasil analisa biodiesel yang
Berdasarkan hasil analisa biodiesel yang dihasilkan dari proses elektrolisis memiliki
dihasilkan dari proses elektrolisis memiliki angka setana yang sudah masuk kedalam
angka setana yang sudah masuk kedalam Standar Nasional Indonesia (SNI) dan yang
Standar Nasional Indonesia (SNI) dan yang paling tinggi pada persen volume 20%.
paling tinggi pada tegangan listrik 12 V yaitu Viskositas kinematika masih belum memenuhi
87. Pada biodiesel angka setana dipengaruhi standar SNI. Nilai viskositasnya 43,28 cSt,
oleh komponen asam lemak penyusunnya. Metil 42,69 cSt, dan 17,09 cSt untuk penggunaan
linoleat memiliki angka setana yaitu 33 dan 20%v, 30%v, dan 40%v. Tingginya viskositas
minyak jelantah memiiki kandungan asam biodiesel yang dihasilkan dipengaruhi oleh
lineoleat sebesar 54,35%. tingginya viskositas minyak jelantah yang
digunakan dan reaksi transesterifikasi yang
Pengaruh rasio metanol terhadap yield terjadi belum sempurna sehingga viskositas
biodiesel kinematika biodiesel yang dihasilkan belum
45 bisa memenuhi standar.
Yield Biodiesel (%)

40
35 4. KESIMPULAN
30 1) Minyak jelantah yang masih mengandung
25 trigliserida dan kandungan FFAnya <2%
20 dapat dielektrolisis dengan metanol untuk
15 membentuk biodisel.
10 2) Semakin tinggi rasio metanol yang
5 digunakan maka akan semakin kecil yield
0 biodiesel yang didapatkan karena masih
20 30 40
banyaknya metanol yang tidak bereaksi
Rasio Metanol (%) 3) Semakin tinggi tegangan arus yang
digunakan pada proses elektrolisis maka
Gambar 3. Pengaruh rasio metanol terhadap semakin banyak yield biodiesel yang
yield biodiesel didapatkan.
Dengan menggunakan proses elektrolisis
yield biodiesel paling tinggi didapatkan pada DAFTAR PUSTAKA
volume metanol 20% yaitu 38,3%. Dengan Arita, S., dkk. 2008. Produksi Biodiesel dari
semakin tingginya rasio volume metanol yang Minyak Jelantah dengan Menggunakan
ditambahkan pada proses elektrolisis maka yield Reaksi 2 Tahap (Esterifikasi dan Trans-
biodiesel yang dihasilkan akan semakin rendah. esterifikasi). Jurnal Teknik Kimia, No. 4,
Semakin banyak metanol yang digunakan maka Vol. 15.
akan semakin banyak pula metanol excess yang Badan standardisasi Nasional. 2015. Biodiesel
dihasilkan pada produknya. Metanol excess (SNI 7182:2015). Jakarta: BSN
pada saat settling akan membentuk lapisan pada Clements, L. D. 1996. Blending Rules for
bagian atas minyak. Metanol excess terbentuk Formulating Biodiesel Fuel.Proceedings of
karena tidak seluruh metanol beraksi dengan the 3rd Liquid Fuels Conference.
trigliserida dalam minyak jelantah. Titik Nashville: USA.
optimum dari rasio mol trigliserida terhadap Mahreni, dkk. 2010. Produksi Biodisel dari
methanol adalah 1:5. Minyak Jelantah Menggunakan Katalis
Asam padat (Nafion/SiO2). Jurnal Eksergi
Tabel 6. Karakteristik biodiesel dengan variasi Vol. X (2).
metanol

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 23, Januari 2017 Page | 46


Nasikin, M., dkk. 2002. Paditif Peningkatan
Angka Setana Bahan Bakar Sola yang
Disintesis dari Minyak Kelapa. Makara,
Teknologi, Vol. 6, No. 2.
Prihandana, R., dkk. 2006. Menghasilkan
Biodiesel Murah. Jakarta: AgroMedia
Pustaka.
Putra R.S., dkk. 2015. Conversion of Methyl
Ester from Used Cooking Oil: the Combi-
ned Use of Electrolysis Process and Chito-
san Energy Procedia 65. 309–316.
Roseno, E. N. 2010. Produksi Gas Klorin
Melalui Proses Elektrolisis sebagai
Desinfektan. Jurnal Jurusan Teknik
Lingkungan, Fakultas Teknik Sipil dan
Perencanaan Intitut Teknologi Sepuluh
Nopember.
Setiyo, D. 2012. Elektromediasi Perairan
Tercemar: 2. Penggunaan Grafit pada
Elektrodekolorisasi Larutan Remazol
Black B. Jurnal Jurusan Kimia Fakultas
Sains dan Matematika Universitas
Diponegoro.
Siswani, E. D., dkk. 2012. Sistensis dan
Karateristik Biodiesel dari Minyak
Jelantah pada Berbagai Waktu dan Suhu.
Prosiding Seminar Nasional Penelitian,
Pendidikan dan Penerapan MIPA, Fakultas
MIPA, Universitas Negeri Yogyakarta.
Wahyuni, S., dkk. 2015. Pengaruh Suhu Proses
dan Lama Pengendapan terhadap Kualitas
Biodiesel dari Minyak Jelantah. Pillar of
Physics
Yuniwati, M., dan Amelia, A. K. 2009. Kinetika
Reaksi Pembuatan Biodiesel dari Minyak
Goreng Bekas (Jelantah) dan Metanol de-
ngan Katalisator KOH. Jurnal Teknologi,
Vol. 2, No. 2, Hal: 130-136

Jurnal Teknik Kimia No. 1, Vol. 23, Januari 2017 Page | 47

Anda mungkin juga menyukai