Anda di halaman 1dari 3

HADITS TAWAKAL

 Dalam hal ini, Tawakkal bagian dari keikhlasan dan optimism, berdasar pada Hadits Imam al-
Bukhari, No.5991:
‫س ِعي ِد ْب ِن ُجبَ ْي ٍر فَقَ ا َل‬
َ ‫صيْنَ بْنَ َع ْب ِد ال َّر ْح َم ِن قَا َل ُك ْنتُ قَا ِعدًا ِع ْن َد‬
َ ‫س ِمعْتُ ُح‬ َ ‫ش ْعبَةُ قَا َل‬ ُ ‫ق َح َّدثَنَا َر ْو ُح بْنُ ُعبَا َدةَ َح َّدثَنَا‬ُ ‫س َحا‬ْ ‫َح َّدثَنِي ِإ‬
‫ست َْرقُونَ َواَل‬ْ َ‫ب ُه ْم الَّ ِذينَ اَل ي‬
ٍ ‫سا‬ َ ‫سلَّ َم قَا َل يَد ُْخ ُل ا ْل َجنَّةَ ِمنْ ُأ َّمتِي‬
َ ‫س ْبعُونَ َأ ْلفًا بِ َغ ْي ِر ِح‬ َ ‫صلَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬ ُ ‫س َأنَّ َر‬
َ ِ ‫سو َل هَّللا‬ ٍ ‫عَنْ ا ْب ِن َعبَّا‬
‫َيتَطَيَّرُونَ َو َعلَى َربِّ ِه ْم يَتَ َو َّكلُون‬
Artinya: Telah menceritakan kepadaku [Ishaq] telah menceritakan kepada kami [Rauh bin
Ubadah] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah], dia berkata; saya mendengar [Hushain bin
Abdurrahman] dia berkata; saya berdiri di samping [Sa'id bin Jubair] lalu dia berkata; dari [Ibnu
Abbas] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam bersabda: Ada tujuh puluh ribu
orang dari umatku yang masuk surga tanpa hisab, yaitu yang tidak meminta diruqyah
(pengobatan dengan jampi-jampi, atau mantera), tidak berfirasat sial karena melihat burung dan
hanya bertawakkal kepada Tuhan mereka. (Imam al-Bukhari, No.5991).

 Penjelasan Hadits
Abu ‘Isa Tirmidzi mengatakan bahwa hadits ini. Hadits ini sekaligus menunjukkan bahwa yang
disebut tawakkal berarti melakukan usaha, bukan hanya sekedar menyandarkan hati pada Allah.
Karena burung saja pergi di pagi hari untuk mengais rezeki. Maka tentu manusia yang berakal
tentu melakukan usaha, bukan hanya bertopang dagu menunggu rezeki turun dari langit.
Sebagaimana dijelaskan pula oleh Ibnu Hajar Al-Atsqalani rahimahullah ketika membahas
tidaklah hewan melata di muka bumi melainkan Allah yang beri rezeki, lantas beliau berkata,
“Bukanlah yang dimaksud meninggalkan sebab lalu berpangku tangan pada makhluk lain supaya
bisa mendapatkan rezeki. Sikap malas-malasan seperti ini yang enggan berusaha bertolak
belakang dengan maksud tawakkal. Imam Ahmad pernah ditanya mengenai seseorang yang
cuma mau duduk-duduk saja di rumahnya atau hanya berdiam di masjid. Ia berkata, “Aku tidak
mau bekerja sedikit pun dan hanya mau menunggu sampai rezekiku datang.” Imam Ahmad pun
berkata, “Orang ini benar benar bodoh. Padahal Nabi shalallahu ‘alaihi wa sallam bersabda -
sebagaimana hadits burung di atas- disebutkan bahwa burung saja bekerja dengan berangkat di
pagi hari. Para sahabat nabi yang mulia pun berdagang dan bekerja dengan hasil kurma mereka.
Merekalah sebaik-baik teladan.” (Fathul Bari, 11:306).1
 Sanad
َ ‫صيْنَ بْنَ َع ْب ِد ال َّر ْح َم ِن قَا َل ُك ْنتُ قَا ِعدًا ِع ْن َد‬
‫س ِعي ِد ْب ِن ُجبَ ْير‬ َ ‫ش ْعبَةُ قَا َل‬
َ ‫س ِمعْتُ ُح‬ ُ ‫ق َح َّدثَنَا َر ْو ُح بْنُ ُعبَا َدةَ َح َّدثَنَا‬ ْ ‫َح َّدثَنِي ِإ‬
ُ ‫س َحا‬
Artinya: Telah menceritakan kepadaku [Ishaq] telah menceritakan kepada kami [Rauh bin
Ubadah] telah menceritakan kepada kami [Syu'bah], dia berkata; saya mendengar [Hushain bin
Abdurrahman] dia berkata; saya berdiri di samping [Sa'id bin Jubair] lalu dia berkata; dari [Ibnu
Abbas].
 Matan
‫ب ُه ْم الَّ ِذينَ اَل‬
ٍ ‫سا‬ َ ‫س لَّ َم قَ ا َل يَ د ُْخ ُل ا ْل َجنَّةَ ِمنْ ُأ َّمتِي‬
َ ‫س ْبعُونَ َأ ْلفً ا بِ َغ ْي ِر ِح‬ َ ‫ص لَّى هَّللا ُ َعلَ ْي ِه َو‬
َ ِ ‫س و َل هَّللا‬ ُ ‫س َأنَّ َر‬
ٍ ‫فَقَ ا َل عَنْ ا ْب ِن َعبَّا‬
‫ست َْرقُونَ َواَل يَتَطَيَّرُونَ َو َعلَى َربِّ ِه ْم يَتَ َو َّكلُون‬
ْ َ‫ي‬
Artinya: saya mendengar [Hushain bin Abdurrahman] dia berkata; saya berdiri di samping [Sa'id
bin Jubair] lalu dia berkata; dari [Ibnu Abbas] bahwasanya Rasulullah shallallahu 'alaihi
wasallam bersabda: Ada tujuh puluh ribu orang dari umatku yang masuk surga tanpa hisab, yaitu
yang tidak meminta diruqyah (pengobatan dengan jampi-jampi, atau mantera), tidak berfirasat
sial karena melihat burung dan hanya bertawakkal kepada Tuhan mereka.
 Rawi
Periwayat hadist dari tingkatan mudawwin: Imam Bukhori

 Kritik Rawi

Dalam kaidah kesahihan hadis dinyatakan bahwa syarat hadis yang dinilai sahih apabila
memenuhi lima kriteria,2 yakni; Apabila sanad hadis bersambung mulai dari mukharrij-nya
sampai kepada Nabi, seluruh perawi pada jalur sanad tersebut bersifat adil, seluruh perawi
bersifat ḍābiṭ, tidak terdapat syāż, tidak terdapat ‘illah.
Dengan kriteria di atas dapat dinilai tingkat kualitas suatu hadis. Apabila suatu hadis memenuhi
semua kriteria tersebut maka ia dinilai sahih namun bila salah satu kriteria tidak terpenuhi maka
akan dinilai daif. Untuk mengetahui kualitas persambungan sanad dan keadilan serta keḍābiṭan
para perawinya dilakukan penelitian tentang biografi perawi. Berikut akan dipaparkan mengenai
1
https://www.daaruttauhiid.org/tawakal-seperti-burung/
2
Menurut Dubhi al-Salih, Sahih dalah hadits musnad yang bersambing sanadnya dengan perawi yang adil lagi dabit
dari perawi yang dil lagi adil pula. Semua perawi tersebut sampai kepada Nabi atau Sahabat atau Tabi’in dan tidak
terdapat syaz serta illah. Lihat Subhi al-Sahih, Ulum al-Hadits wal MUatalahu (Baerut : Dar Ulum Li Malayin 1988, h.
145)
biografi perawi hadis yang menjadi fokus penelitian. Hadis Riwayat Bukhari : 5991 ( hadis
tentang Tawakkal sebagai bentuk keikhasan dan optimisme ). Dilihat dari sanad hadistnya, hadis
ini memiliki jalur sanad sebagai berikut:

No Nama Perawi Urutan Sanad Shighat


1 Ibnu Abbas Periwayat I Sanad I ‫ع َْن‬
2 Hasan Bin Abdurrahman Periwayat II Sanad II َ َ‫ق‬
‫ال‬
3 Syu’bah Bin al Hajjaj Periwayat III Sanad III ‫َح َّدثَنَا‬
4 Rukh Bin Ubadah Periwayat IV Sanad IV َ‫َح َّدثَن‬
5 Ishaq Bin Yasar Periwayat V Sanad V َ‫َح َّدثَن‬

Kebersambungan sanadnya adalah Bukhari (194 – 256 H) , Nama lengkap : Abu Abdillah
Muhammad bin Ismail bin Ibrahim Al-Bukhari, Ishaq bin Yasar ( Wafat 222 H ), Rukh Bin
Ubadah ( Wafat 170 H ), Syu’bah bin al- Hajjaj bin Saurad. ( Wafat 160 H ), Hasan Bin
Abdurrahman (Wafat 96 H), Ibnu Abbas ( Wafat 68 H ). Mengenai sanad dalam hadis ini, sudah
dapat dikatakan memiliki syarat hadis yang shahih. Dimana semua sanadnya bersambung karena
jika dilihat dari identitas perawinya misalnya dilihat dari tahun wafatnya, maka dapat dikatakan
bahwa masing-masing perawinya ada kemungkinan untuk saling bertemu. Sehingga bila
diperhatikan dari kualitas Sanad menunjukkan hadis tersebut sanadnya bersambung, perawinya
daya hafalnya cukup tinggi, terhindar dari adanya illat/kecatatan. Dengan demikian sanad hadis
tersebut berkualitas Shahih.

Anda mungkin juga menyukai